MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang
MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGANPOJOK
KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota
Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang
Oleh: Eri Yurianto ( 02220310 )
Communication Science
Dibuat: 20070828 , dengan 3 file(s).
Keywords: Paguyuban
Televisi lokal saat ini bukan lagi hal yang baru bagi masyarakat di
Indoensia. Di Jawa Timur (Jatim) misalnya, ada telvisi lokal Jawa Pos Televisi
(JTV) yang disebutsebut sebagai pioneer dalam dunia pertelevisian lokal di
Jatim. Khususnya adalah salah satu program acara paket berita berbahasa
daerah Jawa Timuran (Malangan/Suroboyoan), Pojok Kampung. Menariknya,
tayangan berbahasa daerah ini justru disiarkan di tengah masyarakat Jatim yang
memiliki pluralitas tinggi, dengan banyaknya masyarakat pendatang dari daerah
lain yang notabene belum tentu mengerti bahasa Jawa Timuran itu sendiri..
Salah satu daerah di Jatim yang memiliki kriteria di atas adalah Malang.
Khususnya di sini terkait banyaknya masyarakat pendatang, dengan tolok ukur
jumlah mahasiswa, baik di universitas negeri maupun swasta. Salah satu
mahasiswa pendatang tersebut adalah mahasiswa dari ekskaresidenan
Banyumas seperti kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara
(mahasiswa Banyumasan).
Kemudian terkait tayangan Pojok Kampung yang menggunakan bahasa
Jawa Timuran (Malangan/Suroboyoan), menjadi menarik ketika dikontraskan
dengan mahasiswa Banyumasan dengan bahasa Ngapaknya yang berbeda
dengan bahasa Jawa Timuran ini. Karena dari situ muncul motif yang
mendasari mahasiswa Banyumasan dalam menyaksikan tayangan Pojok
Kampung di JTV, sesuai kebutuhan yang ingin dipenuhi dan dipuaskannya.
Berangkat dari fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut
tentang bagaimana motif mahasiswa Banyumasan di Malang menyaksikan
tayangan Pojok Kampung di JTV dengan melakukan studi pada anggota
Paguyuban Mahasiswa Banyumasan (PAMAS) di Malang.
Adapun tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif, dengan metode kualitatif. Informan penelitian ini adalah mahasiswa
anggota PAMAS Malang yang pernah menyaksikan tayangan Pojok Kampung di
JTV. Penentuan informan dalam penelitian ini ditetapkan dengan melakukan pra
survey. Sedangkan dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
uses and gratification, yaitu teori tentang penggunaan dan pemuasan kebutuhan.
Hasil analisis dari penelitian ini menjelaskan bahwa, ada tiga motif utama
(domain) mahasiswa Banyumasan dalam menyaksikan tayangan Pojok Kampung
di JTV. Sedangkan berdasarkan analisis taksonomi diperoleh temuan motif yang
lebih khusus dari masingmasing domain tersebut. Antara lain pertama, dari
motif adanya kebutuhan akan informasi lokal Jawa Timur ditemukan motif
yang lebih khusus seperti: karena berdomisili di wilayah Jawa TimurMalangdan
ingin menambah wawasan keJawa Timuran. Kedua adalah dari motif
adanya kebutuhan akan sarana belajar bahasa Jawa Timuran ditemukan motif
yang lebih khusus seperti: ingin mempelajari logat Jawa Timuran dan ingin
mempelajari kosakata/istilahistilah bahasa Jawa Timuran. Dan ketiga, dari
motif adanya kebutuhan akan hiburan ditemukan motif yang lebih khusus
seperti: karena penggunaan bahasa Jawa Timuran, karena adanya pantun dan
karena lingkungan.
Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya pola atau alur
pengerucutan dari motif yang bersifat umum menjadi motif yang lebih khusus.
Artinya, alasan informan menyaksikan tayangan Pojok Kampung dalam
penelitian ini berawal dari dorongandorongan (motif) yang bersifat umum
kemudian mengerucut kepada yang sifatnya lebih khusus sebagaimana telah
disebutkan sebelumnya. Dimana hal itu tercermin dari data primer (hasil
wawancara) dari informan penelitian.
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini yaitu, pada dasarnya
mahasiswa Banyumasan atau anggota PAMAS Malang merupakan khalayak
yang aktif dalam menyaksikan tayangan Pojok Kampung di JTV. Hal itu terlihat
dari motifmotif yang diungkapkan, dimana motifmotif tersebut sesuai dengan
kebutuhan dan kepuasan yang ingin dicapai masingmasing informan dari
tayangan Pojok Kampung di JTV.
Realita di atas sesuai dengan asumsi teori uses and gratification, sehingga
diharapkan untuk selanjutnya agar mahasiswa Banyumasan dan mahasiswa
lainnya, khususnya anggota PAMAS Malang, dapat lebih memenuhi dan
memuaskan kebutuhannya masingmasing terkait motif mereka menyaksikan
tayangan Pojok Kampung di JTV. Diharapkan juga, dengan lebih terpenuhi dan
terpuaskannya kebutuhan informan tersebut, akan berdampak positif dalam
mendukung setiap kegiatannya baik dalam bidang akademis, organisasi maupun
sosialisasi dan interaksi.
KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota
Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang
Oleh: Eri Yurianto ( 02220310 )
Communication Science
Dibuat: 20070828 , dengan 3 file(s).
Keywords: Paguyuban
Televisi lokal saat ini bukan lagi hal yang baru bagi masyarakat di
Indoensia. Di Jawa Timur (Jatim) misalnya, ada telvisi lokal Jawa Pos Televisi
(JTV) yang disebutsebut sebagai pioneer dalam dunia pertelevisian lokal di
Jatim. Khususnya adalah salah satu program acara paket berita berbahasa
daerah Jawa Timuran (Malangan/Suroboyoan), Pojok Kampung. Menariknya,
tayangan berbahasa daerah ini justru disiarkan di tengah masyarakat Jatim yang
memiliki pluralitas tinggi, dengan banyaknya masyarakat pendatang dari daerah
lain yang notabene belum tentu mengerti bahasa Jawa Timuran itu sendiri..
Salah satu daerah di Jatim yang memiliki kriteria di atas adalah Malang.
Khususnya di sini terkait banyaknya masyarakat pendatang, dengan tolok ukur
jumlah mahasiswa, baik di universitas negeri maupun swasta. Salah satu
mahasiswa pendatang tersebut adalah mahasiswa dari ekskaresidenan
Banyumas seperti kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara
(mahasiswa Banyumasan).
Kemudian terkait tayangan Pojok Kampung yang menggunakan bahasa
Jawa Timuran (Malangan/Suroboyoan), menjadi menarik ketika dikontraskan
dengan mahasiswa Banyumasan dengan bahasa Ngapaknya yang berbeda
dengan bahasa Jawa Timuran ini. Karena dari situ muncul motif yang
mendasari mahasiswa Banyumasan dalam menyaksikan tayangan Pojok
Kampung di JTV, sesuai kebutuhan yang ingin dipenuhi dan dipuaskannya.
Berangkat dari fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut
tentang bagaimana motif mahasiswa Banyumasan di Malang menyaksikan
tayangan Pojok Kampung di JTV dengan melakukan studi pada anggota
Paguyuban Mahasiswa Banyumasan (PAMAS) di Malang.
Adapun tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif, dengan metode kualitatif. Informan penelitian ini adalah mahasiswa
anggota PAMAS Malang yang pernah menyaksikan tayangan Pojok Kampung di
JTV. Penentuan informan dalam penelitian ini ditetapkan dengan melakukan pra
survey. Sedangkan dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
uses and gratification, yaitu teori tentang penggunaan dan pemuasan kebutuhan.
Hasil analisis dari penelitian ini menjelaskan bahwa, ada tiga motif utama
(domain) mahasiswa Banyumasan dalam menyaksikan tayangan Pojok Kampung
di JTV. Sedangkan berdasarkan analisis taksonomi diperoleh temuan motif yang
lebih khusus dari masingmasing domain tersebut. Antara lain pertama, dari
motif adanya kebutuhan akan informasi lokal Jawa Timur ditemukan motif
yang lebih khusus seperti: karena berdomisili di wilayah Jawa TimurMalangdan
ingin menambah wawasan keJawa Timuran. Kedua adalah dari motif
adanya kebutuhan akan sarana belajar bahasa Jawa Timuran ditemukan motif
yang lebih khusus seperti: ingin mempelajari logat Jawa Timuran dan ingin
mempelajari kosakata/istilahistilah bahasa Jawa Timuran. Dan ketiga, dari
motif adanya kebutuhan akan hiburan ditemukan motif yang lebih khusus
seperti: karena penggunaan bahasa Jawa Timuran, karena adanya pantun dan
karena lingkungan.
Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya pola atau alur
pengerucutan dari motif yang bersifat umum menjadi motif yang lebih khusus.
Artinya, alasan informan menyaksikan tayangan Pojok Kampung dalam
penelitian ini berawal dari dorongandorongan (motif) yang bersifat umum
kemudian mengerucut kepada yang sifatnya lebih khusus sebagaimana telah
disebutkan sebelumnya. Dimana hal itu tercermin dari data primer (hasil
wawancara) dari informan penelitian.
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini yaitu, pada dasarnya
mahasiswa Banyumasan atau anggota PAMAS Malang merupakan khalayak
yang aktif dalam menyaksikan tayangan Pojok Kampung di JTV. Hal itu terlihat
dari motifmotif yang diungkapkan, dimana motifmotif tersebut sesuai dengan
kebutuhan dan kepuasan yang ingin dicapai masingmasing informan dari
tayangan Pojok Kampung di JTV.
Realita di atas sesuai dengan asumsi teori uses and gratification, sehingga
diharapkan untuk selanjutnya agar mahasiswa Banyumasan dan mahasiswa
lainnya, khususnya anggota PAMAS Malang, dapat lebih memenuhi dan
memuaskan kebutuhannya masingmasing terkait motif mereka menyaksikan
tayangan Pojok Kampung di JTV. Diharapkan juga, dengan lebih terpenuhi dan
terpuaskannya kebutuhan informan tersebut, akan berdampak positif dalam
mendukung setiap kegiatannya baik dalam bidang akademis, organisasi maupun
sosialisasi dan interaksi.