INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK DITINJAU DARI THEORY PLANNED BEHAVIOR PADA WAJIB PAJAK BERPROFESI ENTREPRENEUR

INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK
DITINJAU DARI THEORY PLANNED BEHAVIOR
PADA WAJIB PAJAK BERPROFESI ENTREPRENEUR

SKRIPSI

Oleh :
Muhammad Ridhani Muslim
201210230311031

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK
DITINJAU DARI THEORY PLANNED BEHAVIOR
PADA WAJIB PAJAK BERPROFESI ENTREPRENEUR

SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Oleh :
Muhammad Ridhani Muslim
201210230311031

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh :
Muhammad Ridhani Muslim
Nim : 201210230311031
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada Tanggal, 19 Januari 2016
Dinyatakan memenuhi syarat sebagai kelengkapan
memperoleh gelar sarjana (S1) Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang
SUSUNAN DEWAN PENGUJI :

Ketua/Pembimbing I,

Sekretaris/Pembimbing II

Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si

Tri Muji Ingarianti S.Psi, M.Psi

Anggota I

Anggota II

Muhammad Shohib S.Psi, M.Si

Adhyatman Prabowo, S.Psi, M.Psi

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Dra. Tri Dayakisni, M.Si.


i

SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Muhammad Ridhani Muslim

NIM

: 201210230311031

Fakultas / Jurusan

: Psikologi / Psikologi

Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang


Menyatakan bahwa skripsi / karya ilmiah yang berjudul :
Intensi Kepatuhan Membayar Pajak Ditinjau Dari Theory Planned Behavior Pada Wajib
Pajak Berprofesi Entrepreneur
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam
bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.
2. Hasil tulisan karya ilmiah/ skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak
Bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini
tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang
berlaku.

Mengetahui

Malang, 25 Januari 2016

Ketua Program Studi,

Yang Menyatakan,


Yuni Nurhamida, S.Psi. M.Si.

Muhammad Ridhani Muslim

ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Intensi Kepatuhan
Membayar Pajak Ditinjau Dari Theory Planned Behavior Pada Wajib Pajak Berprofesi
Entrepreneur”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di
Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan dan motivasi
dari berbagai pihak yang turut mendukung tersusunnya skripsi ini. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua penulis Abdul Rasyid dan Mardasiah yang telah memberikan dukungan
dalam segala aspek mulai awal perkuliahan sampai teselesaikannya skripsi ini.
2. Dra.Tri Dayakisni, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Malang.

3. Ibu Yuni Nurhamida S.Psi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberi arahan
dan bimbingan pada penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Tri Muji Ingarianti, M.Psi selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberi arahan
dan bimbingan pada penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Diana Savitri Hidayati, M.Psi selaku dosen wali yang telah mendukung sejak awal
perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Para Bapak dan Ibu pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
yang telah memberikan banyak ilmu pada penulis selama ini.
7. Saudara-saudari penulis, Kak Noor Hasniah Jamil, Ading Khatimatul Husna, Ading
Muhammad Ridho, yang menjadi motivasi penulis, dan memberikan doa kepada penulis.
8. Praditri Sagacici Anja Santoso yang telah memberikan dukungan semangat, motivasi, dan
doa serta dukungan aspek lainya untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi.
9. Keluarga tercinta, Mama Aluh Hamdah, Julak Hilal, Acil Mujai, dan Paman Kani, yang
memberikan dukungan doa dan materi selama perkuliahan.
10. Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A 2012 terlebih untuk Indra Setiaka,
Bhimo Surya Putra, Dyah Ayu Candra, dan Taufiq Eko Purwantoro yang selalu
memberikan semangat, keceriaan, rasa kekeluargaan dan doa untuk penulis. Semoga
cepat menyusul menyelesaikan skripsinya.
11. Teman-teman Lab. Infokom UMM yang membantu doa, dukungan pengalaman, dan
bantuan-bantuan lain dalam mengerjakan skripsi

12. Teman-teman KM2 Malang dan Asrama Murakata Gagah Malang yang memberikan
keceriaan, kebersamaan, semangat dan doa untuk kelancaran skripsi penulis.
13. Kantor Pajak Pratama Malang Utara, yang telah membantu bekerjasama, dan para
karyawan serta wajib pajak yang membantu pelaksanaan turun lapang.

iii

14. Semua pihak yang telibat membantu, mendoakan dan memberi dukungan terhadap
penulis, yang tidak bisa disebutkan satu per satu oleh penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak
kekurangan, sehingga kritik dan saran sebagai perbaikan dalam skripsi ini sangat penulis
harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti
khususnya bagi para pembaca.

Malang, 2 Januari 2016
Penulis

Muhammad Ridhani Muslim

iv


DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... vii
ABSTRAK................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 6
Sikap .................................................................................................................................................... 6
Norma Subjektif .................................................................................................................................. 6
Perceived Behavioral Control ............................................................................................................. 6
Intensi Kepatuhan ................................................................................................................................ 7
Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behavior)................................................................... 8
Pajak (Tax) .......................................................................................................................................... 9
Entrepreneur Wajib Pajak ................................................................................................................... 9
Sikap, Norma Subjektif, Perceived Behavioral Control dan Intensi Kepatuhan Membayar Pajak .. 10
Hipotesa............................................................................................................................................. 12


METODE PENELITIAN ...................................................................................................... 12
Rancangan Penelitian ........................................................................................................................ 12
Subjek Penelitian ............................................................................................................................... 12
Variabel dan Instrumen Penelitian .................................................................................................... 13
Prosedur dan Analisa Data Penelitian ............................................................................................... 14

HASIL PENELITIAN............................................................................................................ 15
DISKUSI ................................................................................................................................. 16
SIMPULAN DAN IMPLIKASI ............................................................................................ 18
REFERENSI ........................................................................................................................... 19
v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penyampaian SPT Tahunan KPP Pratama Malang Utara ........................................ 2
Tabel 2. Rancangan Penelitian ............................................................................................. 12
Tabel 3. Kategorisasi Tingkat Pada Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral
Control .................................................................................................................................. 15
Tabel 4 : Hasil Analisis Uji Pengaruh Antara TPB dengan Intensi Kepatuhan (Regresi

Linier Berganda) ................................................................................................................... 15
Tabel 5 : Hasil Analisis Koefisien Pengaruh Antara, Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived
Behavioral Control Terhadap Intensi Kepatuhan ................................................................. 16

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Dan Blue Print Skala................................................................................... 21
Lampiran 2 Hasil Try Out, Uji Validitas Dan Reliablititas...................................................... 27
Lampiran 3 Output Analisa Data ............................................................................................ 39
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian .............................................................................................. 42
Lampiran 5 Data Kasar Penelitian ........................................................................................... 45
Lampiran 6 Flowchart Idea ...................................................................................................... 56

vii

INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK
DITINJAU DARI THEORY PLANNED BEHAVIOR
PADA WAJIB PAJAK BERPROFESI ENTREPRENEUR

Muhammad Ridhani Muslim
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
muslimdhani@gmail.com
Pajak memiliki peranan penting dalam pembangunan negara, dimana pembiayaan
pembangunan sebagian bersumber dari pendapatan pajak, namun masih banyak
masyarakat pada berbagai profesi yang kurang peduli dengan perilaku patuh
membayar pajak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi intensi
kepatuhan membayar pajak dengan dengan menggunakan TPB. Desain yang
digunakan kuantitatif prediktif dengan menggunakan skala sikap, norma subjektif,
dan kontrol perilaku dengan skala intensi kepatuhan membayar pajak. Jumlah
subjek sebanyak 261 entreprenuer wajib pajak yang berada di wilayah KPP
Malang Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TPB dapat digunakan untuk
memprediksi intensi kepatuhan membayar pajak. Ditunjukan dengan adanya
pengaruh yang positif dan signifikan antara sikap, norma subjektif, perceived
behavioral control dengan intensi kepatuhan membayar pajak. Prosentase
pengaruh ditunjukan dengan nilai R 0,509 dan R Square sebesar 0.259 (25,9%),
dengan besar kontribusi dari sikap adalah 0.188 β atau 13,4%, norma subjektif
sebesar 0.149 β atau 5,5%, sedangkan nilai perceived behavioral control memiliki
kontribusi sebesar 0,348 β atau 20%.
Kata kunci : Theory Of Planned Behavior, Intensi Kepatuhan Membayar Pajak
Taxes have an important role in the development of the country, where the
majority of development financing comes from tax revenue, but there are still
many people on various profession who have less concerned of taxes paymen)
behavior. The purpose of this study was to identify the intentions of compliance to
pay taxes by using the TPB. This study used predictive quantitative design by
using attitude, subjective norm, perceived behavioral control scale with scale
adherence intention to pay taxes. The number of subjects consists of 261
entreprenuer taxpayers who residing at the KPP North of Malang. The results of
this study showed that the TPB can be used to predict the intentions of compliance
to pay taxes. Showed that there is a positive influence and significant correlation
between attitude, subjective norm, perceived behavioral control and the intention
compliance of paying taxes. Percentage corellation showed with the value of R
0,509 and R Square of 0.259 (25.9%), with a large contribution of attitude is 0188
β or 13.4%, subjective norm of β 0149, or 5.5%, while the value of behavioral
control have contributed 0,348 β or 20%.
Keywords : Theory Of Planned Behavior, Intentions Of Compliance To Pay Taxes
1

2

Pajak bagi suatu masyarakat, memegang peranan penting. Pembiayaan, penyelenggaraan dan
pembangunan negara sebagian besar bersumber dari pajak. Karena peranannya yang sangat
sentral dalam negara, tentunya masyarakat dari berbagai profesi, mestinya paham tentang
pentingnya pajak serta mengerti bagaimana melaksanakan hak dan kewajibannya terkait
dengan pajak. Sejak diterapkannya sistem self assesment dalam perpajakan di Indonesia,
kunci pokoknya adalah kesadaran dan kepatuhan wajib pajak. Pada sistem self assesment
Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, melaporkan, dan
membayar sendiri kewajiban pajaknya (Ilyas, 2003).
Pelaksanaan sistem self assesment harus didukung tingkat pemahaman dan kesadaran wajib
pajak. Sayangnya di Indonesia, tingkat kesadaran dan kepatuhan tentang pajak ini sangat
rendah (Wahyudi, 2007 dalam Dianawati, 2008). Padahal dalam Undang-undang No. 28
Tahun 2007 menyatakan bahwa setiap wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas di Indonesia wajib membayar pajak (Ernawati & Syamsiah,
2013). Berikut adalah data penyampaian SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara :
Tabel 1. Penyampaian SPT Tahunan KPP Pratama Malang Utara
Tahun

Jumlah
Wajib Pajak
(Wajib SPT)

Tepat Waktu
Menyampaikan
SPT

Terlambat
Menyampaikan
SPT

Tidak
Menyampaikan SPT

2011
2012
2013
2014
2015

56.837
62.083
54.848
53.995
51.126

Jumlah
31.148
5.435
31.458
32.339
34.342

Jumlah
1.058
1.914
8.189
1.653

Jumlah
24.631
56.648
21.476
13.427
15.131

%
54,80
8,75
57,3
59,8
67.1

%
1,86
3,4
15,2
3,2

%
43,34
91,25
40,1
25
29,6

Sumber: KPP Pratama Malang Utara.
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa masih terdapat Wajib Pajak Orang Pribadi
(WPOP) yang terlambat dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT). Jumlah WPOP
yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dari tahun ke tahun juga cenderung
meningkat. Banyaknya jumlah WPOP yang terlambat dan tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT) sangat mengkhawatirkan karena dengan tidak menyampaikan SPT
menandakan bahwa WPOP tersebut tidak memenuhi kewajibannya untuk menghitung dan
membayar pajak terutangnya. Dari data tersebut maka sangat menarik bagi peneliti melahui
penelitian ini untuk melihat intensi kepatuhan untuk membayar pajak pada wajib pajak yang
ada di wilayah KPP Malang Utara pada tahun 2015 ini.
Kesadaran tentang pajak haruslah dimiliki oleh setiap warga negara yang telah memiliki
penghasilan diatas PTKP, baik orang pribadi, maupun badan sebuah perusahaan, demi
mewujudkan pembanguan yang berkemajuan bagi negara. Penelitian oleh Handayani, dkk
(2012), meneliti tentang perilaku pajak pada wajib pajak yang memiliki pekerjaan bebas atau
wajib pajak orang pribadi. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kesadaran membayar
pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas
efektifitas sistem perpajakan dan tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan
hukum secara simultan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak pada Wajib Pajak
orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Penelitian tersebut juga mejelaskan bahwa

3

pekerjaan bebas yang dimaksud salah satunya adalah pekerjaan bebas yang dilakukan di luar
tenaga ahli seperti artis, seniman, atlet, penulis, peneliti, penceramah, dan profesional lainnya
yang bekerja secara independent, bukan sebagai karyawan.
Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas, yaitu pekerjaan yang dilakukan
oleh orang pribadi yang mempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh
penghasilan yang tidak terkait oleh suatu hubungan kerja (UU KUP, 2007). Hal ini
menyebabkan adanya kemungkinan Wajib Pajak yang melakukan pekerjaan bebas akan
menghindari kewajiban untuk membayar pajak atau bisa disebut tidak patuh terhadap pajak
(Vebrina, 2012).
Dijelaskan juga oleh Feld dan Frey (2007) bahwa perilaku kepatuhan membayar pajak
didorong oleh kontrak psikologis mengenai pajak, antara wajib pajak dengan otoritas pajak.
Seorang pekerja bebas yang tidak terikat hubungan langsung dengan otoritas pajak, hanya
memiliki kontrak atau hubungan psikologis, dalam hal kepatuhan pajak, seperti kemauan dan
kesadaran untuk patuh terhadap pajak, sehingga berpeluang besar untuk seorang yang
melakukan pekerjaan bebas untuk tidak patuh terhadap pajak. Entrepreneur yang memiliki
pengasilan diatas PTKP merupakan salah satu bagian dari profesional lainnya yang tidak
terikat yang disebut sebagai pekerja bebas, namun sudah memiliki kewajiban untuk patuh
terhadap peraturan mengenai perpajakan. Sehingga Entrepreneur merupakan salah satu
bagian dari wajib pajak yang memiliki pekerjaan bebas yang memilki peluang untuk tidak
patuh terhadap pajak. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melihat kecendrungan patuh
membayar pajak pada profesi tersebut.
Perilaku patuh dalam aspek kehidupan sangatlah erat kaitannya dengan peningkatan kualitas
diri seseorang, kepatuhan menjadi cerminan kemampuan seseorang berbaur dalam lingkungan
sosial. Salah satu kepatuhan yang saat ini menjadi penting untuk dikaji adalah mengenai
kepatuhan pajak, Kepatuhan pajak akan berperan penting untuk pembangunan kehidupan
bernegara (Diana Sari, 2013). Kepatuhan pajak telah berkembang menjadi topik penelitian
utama dalam psikologi ekonomi. Kepatuhan diukur, dari norma-norma sosial yang berlaku
dan pemikiran orang yang ada dalam pikiran seseorang ketika memenuhi pernyataan pajak
tahunan mereka (Kirchler, 2007 dalam Nicolae, 2011).
Penjelasan teoritis yang paling sering digunakan tentang fenomena yang paling umum diamati
adalah kita patuh karena pengaruh-pengaruh informasional atau normatif. Informasional
adalah dimana individu melihat orang lain sebagai sumber informasi untuk menentukan
perilaku mereka, yang dapat mendorong penerimaan pribadi di mana terdapat keyakinan
sungguh-sungguh bahwa orang lain benar. Sedangkan normatif adalah sikap dan perilaku
dituntun oleh kebutuhan untuk disukai atau diterima oleh orang lain atau lingkungan atau agar
tidak terlihat bodoh. Menunjukan kesesuaian di depan umum, namun sudut pandang tidak
selalu diterima secara pribadi. (Deutsch & Gerard, 1955 dalam Mercer & Clayton, 2012).
Kepatuhan pertama kali dipublikasikan Milgram pada tahun 1963, salah satu dari beberapa
eksperimen psikologi terkenal pada abad 20. Kepatuhan muncul bukan karena adanya
keinginan dari pelaksana perintah untuk menyesuaikan diri, tetapi lebih karena didasarkan
akan kebutuhan untuk menjadi apa yang lingkungan harapkan atau reaksi yang timbul untuk
merespon tuntutan lingkungan sosial yang ada. (Milgram, 1963 dalam Myers, 2012).
Penelitian ini akan mengkaji fenomena kepatuhan wajib pajak dengan profesi entrepreneur
dalam membayar pajak penghasilan dengan mengaplikasikan salah satu teori yang juga

4

banyak digunakan oleh beberapa peneliti terdahulu untuk mengukur kepatuhan melalui intensi
yaitu Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) yang dikemukakan oleh Icek
Ajzen yang memiliki tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif dan perceived behavioral
control. Ketiga variable tersebut sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control
yang mempengaruhi niat atau intensi berperilaku seseorang untuk melakukan atau tidak
melakukan suatu perilaku. (Khilmi, 2009).
Sebelum terjadinya suatu perilaku, ada hal yang menjadi prediktor utama dalam menentukan
perilaku, yaitu intensi. Intensi adalah niat seseorang untuk melakukan perilaku tertentu
(Dayakisni & Hudaniah, 2012). Intensi merefleksikan kesediaan individu untuk mencoba
melakukan suatu perilaku tertentu. Dalam referensi lainnya, Ajzen mengemukakan bahwa
intensi memiliki korelasi yang tinggi dengan perilaku, oleh karena itu dapat digunakan untuk
meramalkan perilaku (Ajzen, 2005 dalam Khilmi 2009). Dalam berbagai penelitian, pada
umumnya para peneliti hanya menggunakan TPB sebagai landasan teori, sebagai kerangka
kerja dan atau verifikasi teori tersebut dalam setting yang berbeda dan di tempat yang berbeda
pula, untuk kemudian menyatakan bahwa teori tersebut benar adanya. Misalnya seperti yang
dilakukan oleh Kolvereid (1996), Chiou (1998), Okun & Sloane (2002), Martin & Kulinna
(2004), Marrone (2005), Godin dkk. (1992), Higgins & Marcum (2005), Billary & Philipov
(2005), Tang & Wong (2005) dan Kouthouris & Spontis (2005) dalam (Zakarija, 2010).
Penelitian-penelitian tersebut juga menggunakan TPB untuk memprediksi intensi perilaku
tertentu sebagaimana yang dilakukan oleh penggagasnya. (Zakarija, 2010).
Adanya berbagai penelitian yang menggunakan Theory of Planned Behavior sebagai dasar
teori, menunjukkan betapa fleksibelnya teori tersebut untuk digunakan dalam berbagai bidang
kajian. Artinya, meskipun awalnya teori tersebut dicetuskan untuk memprediksi perilakuperilaku sosial, dalam kajian psikologi sosial, ternyata bisa diaplikasikan secara luas
(Zakarija, 2010). Perilaku tertentu yang dimaksud berupa tindakan patuh untuk membayar
pajak penghasilan yang menjadi kewajiban seorang wajib pajak yang berprofesi sebagai
entrepreneur.
Mustikasari (2007) melakukan penelitian tentang kepatuhan wajib pajak. Teori yang
digunakan sama seperti dengan para pendahulu yaitu Theory of Planned Behaviour dengan
variabel independen sikap, norma subjektif, dan kontrol keperilakuan yang dipersepsikan
berpengaruh terhadap niat tax professional untuk berperilaku tidak patuh. Hasil dari penelitian
adalah faktor-faktor tersebut secara signifikan dapat mempengaruhi niat untuk berperilaku
serta perilaku responden itu sendiri.
Theory of Planned Behavior menerangkan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh individu
timbul karena adanya niat untuk berperilaku. Sedangkan muncul niat berperilaku ditentukan
oleh 3 faktor penentu yaitu: (a) behavioral beliefs, yaitu keyakinan individu akan hasil dari
suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut, (b) normatif beliefs, yaitu keyakinan tentang
harapan normatif orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut, dan (c) kontrol
beliefs, yaitu keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat
perilaku yang akan ditampilkan dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang
mendukung dan menghambat perilakunya tersebut (Ajzen, 2006). Dari penjelasan tersebut
menjelaskan hal yang serupa dengan tujuan peneliti untuk mengetahui hubungan antara sikap,
norma subjektif, dan perceived behavioral control dengan intensi kepatuhan membayar pajak
pada wajib pajak yang berprofesi sebagai entrepreneur.

5

Penelitian lain yang dilakukan di luar negeri mengenai sikap terhadap pajak dengan
kepatuhan membayar pajak yang dilakukan oleh Lumumba, Migwi dan Ombara (2010) di
Kenya Afrika, menunjukan bahwa sikap wajib pajak tehadap pajak mempengaruhi kepatuhan
wajib pajak dalam pembayaran pajak. Sebagian dari mereka menganggap peraturan
pemerintah mengenai pajak bersifat tidak adil, undang-undang tentang perpajakan,
pengawasan petugas pajak, persepsi dan sikap mereka tentang denda pajak, serta
pertimbangan mereka terkait keuntungan bisnis dalam pajak juga mempengaruhi keputusan
mereka dalam membayar pajak. Penelitian ini menjadi gambaran bahwa sikap terhadap pajak
tersebut memiliki hubungan dengan tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak,
maka dari hal ini peneliti juga tertarik untuk melihat sikap wajib pajak yang berprofesi
sebagai entrepreneur tentang pajak itu sendiri dan melakukan analisa terhadap kaitannya
dengan intensi kepatuhan untuk membayar pajaknya tersebut.
Selain penelitian di atas, untuk menjelaskan kaitan antara variabel yang akan diteliti oleh
peneliti maka peneliti melihat beberapa penelitian lain yang dilakukan sebelumnya berkaitan
dengan hubungan yang terjadi antara sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control
terhadap intensi kepatuhan, seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh Khilmi (2009)
menjelasakan bahwa sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control, memiliki
pengaruh terhdap kepatuh membayar tagihan telepon rumah. Membayar tagihan telepon
rumah dengan membayar pajak memiliki karakteristik yang sama sehingga penelitian ini
menarik untuk melihat hubungan antra variable-variabel tersebut terhadap intensi kepatuhan
pajak. Kemudian Agustina (2010) juga melakukan penelitian pada perilaku wajib pajak, hasil
penelitian tersebut menjelaskan bahwa sikap, norma subjektif dan moral memiliki pengaruh
simultan yang signifikan terhadap perilaku pajak wajib pajak di KPP Pratama Serpong.
Perilaku pajak tersebut terkait dengan kepatuhan pajak wajib pajak untuk menyerahkan,
membayar dan melakukan pelaporan SPT pada petugas pajak. Dari penelitian yang dilakukan
di KPP Pratama Serpong tersebut selain menjelaskan kaitan yang sama antara hasil penelitian
dengan variabel yang akan diteliti juga membuat peneliti tertarik untuk melalukan penelitian
yang sama terkait perilaku pajak, namun peneliti menyesuaikan dengan kondisi data
kepatuhan yang dijelaskan diawal tadi, dimana penelitian ini akan dilaksanakan di KPP
Pratama Malang Utara, untuk melihat perilaku intensi kepatuhan pajak dari sikap, norma
subjektif, dan perceived behavioral control wajib pajak yang berprofesi sebagai entrepreneur.
Berdasarkan pembahasan diatas maka munculah rumusan masalah yang ingin diteliti yaitu
apakah intensi kepatuhan membayar pajak dapat diketahui dengan theory of planned behavior
dimana sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control memiliki hubungan positif
dengan intensi kepatuhan membayar pajak penghasilan pada entrepreneur wajib pajak, yang
kemudian dapat dijadikan pengetahuan bagi penulis serta pembaca dan dapat dijadikan acuan
dan sumber infomasi bagi pembaca, maupun Kantor Pelayanan Pajak untuk meningkatkan
sosialisasi yang lebih baik tentang pajak pada profesi yang membutuhkan pengetahuan lebih
tentang kepatuhan membayar pajak karena menurut Wahyudi (2007) dalam Daniawati (2008)
terdapat dua aspek perpajakan yang perlu disosialisasikan. Pertama, aspek kesadaran dan
pemahaman tentang pajak. Aspek inilah sebenarnya yang harus diarahkan kepada masyarakat
luas, baik itu wajib pajak atau bukan dalam beragam macam profesi. Dalam penelitian Devos
(2012) tentang hubungan pemberian nasehat yang giat oleh profesional pajak kepada orang
pribadi di Australia juga menunjukan adanya hubungan yang signifikan yang menyatakan
bahwa perlu dilakukan sosialisasi yang lebih giat untuk meningkatkan kepatuan membayar
pajak. Kemudian melalui beberapa hal tersebut mampu meningkatkan kepatuhan semua
warga negara dalam membayar pajak.

6

Sikap
Secara spesifik, dalam planned behavior theory, sikap terhadap suatu perilaku didefinisikan
sebagai derajat penilaian positif atau negatif terhadap suatu perilaku. Sikap ditentukan oleh
belief mengenai konsekuensi positif dan atau negatif dari melakukan suatu perilaku
(behavioral beliefs) dengan nilai subjektif terhadap setiap konsekuensi berperilaku tersebut
(outcome evaluation). Secara umum, semakin individu memiliki penilaian bahwa suatu
perilaku akan menghasilkan konsekuensi positif maka individu akan cenderung
bersikap favorable terhadap perilaku tersebut, sebaliknya semakin individu memiliki
penilaian bahwa suatu perilaku akan menghasilkan konsekuensi negatif maka individu akan
cenderung bersikap unfavorable terhadap perilaku tersebut (Ajzen, 2006).
Oleh karena dalam penelitian ini objek perilaku adalah kepatuhan wajib pajak entrepreneur
untuk membayar pajak penghasilan, maka faktor pertama yang mempengaruhi intensi
perilaku adalah sikap terhadap kepatuhan membayar pajak. Sikap ini dipengaruhi oleh
keyakinan konsekuensi apa yang terjadi pada perilaku patuh, seberapa besar keyakinan akan
kemungkinan hasil yang diperoleh jika ia menampilkan perilaku patuh.
Norma Subjektif
Norma subjektif didefinisikan sebagai persepsi individu tentang tekanan sosial untuk
melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku. Subjective norm ditentukan oleh
belief individu tentang kesetujuan dan atau ketidaksetujuan rujukan seseorang maupun
kelompok yang penting bagi individu terhadap suatu perilaku (normative beliefs), dengan
motivasi untuk mematuhi rujukan tersebut (motivation to comply). Secara umum, semakin
individu mempersepsikan bahwa rujukan sosialnya merekomendasikan untuk melakukan
suatu perilaku maka individu akan cenderung merasakan tekanan sosial untuk melakukan
perilaku tersebut (Ajzen, 2006).
Norma subjektif mengacu pada harapan-harapan yang dipersepsi oleh wajib pajak berkaitan
dengan kepatuhan pelanggan untuk membayar pajak penghasilan, yang berasal dari orang
atau kelompok yang dipandang berpengaruh dan mempengaruhi perilaku kepatuhan seperti
suami atau istri, keluarga, teman atau petugas pajak. Norma subjektif wajib pajak memuat dua
aspek pokok. Aspek pertama adalah seberapa besar keyakinan akan harapan-harapan normatif
dari orang lain, bahwa orang atau kelompok yang dianggap penting akan mendukung atau
tidak mendukung yang bersangkutan untuk patuh membayar pajak. Aspek kedua adalah
seberapa besar motivasi untuk mematuhi harapan-harapan orang atau kelompok lain yang
dianggap penting tersebut.
Perceived Behavioral Control
Perceived behavioral control didefinisikan sebagai persepsi mengenai kemudahan atau
kesulitan untuk melakukan suatu perilaku. Perceived behavioral kontrol ditentukan oleh
belief mengenai faktor pendukung dan atau penghambat untuk melakukan suatu perilaku
(kontrol beliefs), dengan kekuatan perasaan akan setiap faktor pendukung ataupun
penghambat tersebut (perceived power kontrol). Secara umum, semakin individu merasakan
banyak faktor pendukung dan sedikit faktor penghambat untuk dapat melakukan suatu
perilaku, maka individu akan cenderung mempersepsikan diri mudah untuk melakukan
perilaku tersebut. (Ajzen, 2006).

7

Perceived behavioral control memuat dua aspek pokok. Aspek pertama adalah seberapa besar
keyakinan akan faktor-faktor yang mungkin memudahkan atau mempersulit untuk
menampilkan perilaku kepatuhan membayar pajak. Aspek kedua adalah seberapa kuatnya
faktor-faktor yang dipersepsi oleh wajib pajak yang mungkin mempermudah atau
mempersulitnya untuk menampilkan perilaku kepatuhan.
Intensi Kepatuhan
Intensi adalah niat seseorang untuk melakukan perilaku tertentu (Dayakisni & Hudaniah,
2012). Intensi dapat direduksi oleh keyakinan (belief) dan keinginan (desire) karena gagasan
rasional untuk melakukan sesuatu tindakan dapat dinyatakan dalam keinginan dan keyakinan.
Reduksi intensi ke keyakinan dan keinginan berarti bahwa seseorang yang berniat untuk
melakukan sesuatu jika dan hanya jika ia memiliki keiginan untuk melakukannya, dan
berkeyakinan bahwa ia akan melakukannya. Intensi merefleksikan kesediaan individu untuk
mencoba melakukan suatu perilaku tertentu (Ajzen, 2006 dalam Khilmi 2009). Intensi dalam
penelitian ini adalah intensi kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajak penghasilan.
Sedangkan yang dimaksud dengan kepatuhan menurut David O. Sears, yang menerangkan
bahwa kepatuhan adalah menampilkan perilaku tertentu karena adanya tuntutan, meskipun
mereka lebih suka tidak menampilkannya. Menurut Robert A. Baron & Donn Byrne, adalah
bentuk pengaruh sosial di mana satu orang memerintahkan seseorang atau lebih untuk
melakukan sesuatu, dan mereka merekapun melakukannya. Penjelasan teoritis yang paling
sering digunakan tentang fenomena yang paling umum diamati adalah kita patuh karena
pengaruh-pengaruh informasional atau normatif. Informasional adalah dimana individu
melihat orang lain sebagai sumber informasi untuk menentukan perilaku mereka, yang dapat
mendorong penerimaan pribadi di mana terdapat keyakinan sungguh-sungguh bahwa orang
lain benar. Sedangkan normatif adalah sikap dan perilaku dituntun oleh kebutuhan untuk
disukai atau diterima oleh orang lain atau lingkungan atau agar tidak terlihat bodoh.
Menunjukan kesesuaian di depan umum, namun sudut pandang tidak selalu diterima secara
pribadi. (Deutsch & Gerard, 1955, dalam Mercer & Clayton, 2012)
Menurut Ajzen (2005) dalam Khilmi (2009) intensi merupakan anteseden dari sebuah
perilaku yang nampak. Intensi dapat meramalkan secara akurat berbagai kecenderungan
perilaku. Dalam hal ini intensi dianggap mampu menjadi anteseden yang perdiktif untuk
perilaku patuh seseorang, yaitu perilaku membayar pajak.
Untuk memberikan pengukuran pada variabel yang terkait dengan intensi, maka pengukuran
dapat dilakukan dengan memperhatikan aspek yang ada pada intensi. Menurut Fishbein dan
Ajzen (1975) dalam Saragih dan Ginting (2015) menjelaskan intensi memiliki empat aspek,
yaitu:
1. Perilaku (behavior), yaitu perilaku spesifik yang nantinya akan diwujudkan. Dalam
hal ini maka perilaku spesifik yang dikaitkan dalam pengukuran intensi adalah
perilaku patuh untuk membayar pajak penghasilan, perilaku yang dilakukan secara
spesifik oleh wajib pajak tersebut, apakah memutuskan untuk melakukan perilaku
tersebut atau tidak, atau melakukannya dengan sendiri atau bantuan orang lain, atau
melakukan pembayaran sendiri dengan memperhatikan secara detail bentuk
pembayaran yang akan dilakukan.

8

2. Sasaran (target), yaitu objek yang menjadi sasaran perilaku. Objek yang menjadi
sasaran dari perilaku spesifik dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu orang
tertentu/objek tertentu (particular object), sekelompok orang/sekelompok objek (a
class of object), dan orang atau objek pada umumnya (any object). Dalam hal
membayar pajak sasaran yang dimaksud yaitu membayar pajak penghasilan tersebut,
dengan menyiapkan segala kebutuhkan untuk melakukan perilaku tersebut, seperti
perhitungan pajak dan uang.
3. Situasi (situation), yaitu situasi yang mendukung untuk dilakukannya suatu perilaku
(bagaimana dan dimana perilaku itu akan diwujudkan). Dalam hal ini konteks situasi
yang simaksud adalah keadaan yang seperti apa yang akan dijadikan wajib pajak
untuk melakukan perilaku patuh dalam membayar pajak, apakah keadaan yang
memang mengharuskan membayar pajak, dukungan pihak lain, atau keadaan yang
memang dipilih oleh wajib pajak, misalnya membayar pada saat pengasilan kecil, dan
lain sebagainya.
4. Waktu (time), yaitu waktu terjadinya perilaku yang meliputi waktu tertentu, dalam
satu periode atau jangka waktu yang tidak terbatas. Waktu yang dimaksud dalam hal
ini adalah keputusan wajib pajak untuk melakukan pembayaran pajak pada waktuwaktu tertentu dalam satu periode atau jangka waktu yang tidak terbatas.
Pengukuran intensi yang dapat memprediksi perilaku adalah dengan memasukkan keempat
aspek intensi yaitu perilaku, target, situasi, dan waktu. Keempat aspek intensi pada penjelasan
sebelumnya tadi dapat dijadikan sebagai indkator dalam pengukuran intensi kepatuhan
membayar pajak seseorang khususnya entrepreneur wajib pajak.
Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behavior)
Theory of Planned Behavior (TPB) adalah teori yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen
yang pada awalnya adalah teori rasional. TPB adalah teori yang digunakan untuk mengukur
behavioral intention sebagai predictor behavior yang menggambarkan hubungan antara
keyakinan (beliefs), Sikap (Attitudes), perilaku (behavior) dan perceived behavior control.
Perceived behavior control merupakan keyakinan seseorang tentang sejauhmana taraf
kesulitan atau kemudahan dalam mewujudkan perilaku tertentu. Perceived behavior control
dapat mempengaruhi perilaku secara langsung, tanpa bergantung pada sikap dan norma
subjektif (Dayakisni & Hudaniah, 2012).
Sikap terhadap perilaku sebagai faktor personal, dipengaruhi oleh keyakinan individual akan
akibat jika melakukan perilaku tersebut (behavioral beliefs) dan dipertimbangkan berdasarkan
sejumlah penilaian individu akan hasil yang diperolehnya jika melakukan perilaku tersebut
(outcome evaluation). Norma subjektif sebagai faktor sosial dipengaruhi oleh sejumlah
persepsi atau keyakinan individu akan harapan sosial atau pihak lain agar ia melakukan
perilaku tersebut (normative beliefs) dan dipertimbangkan berdasarkan motivasi individu yang
bersangkutan untuk mematuhi harapan-harapan yang dirasakannya dari pihak lain (motivation
to comply). Dari model perilaku terencana di atas, secara singkat dapat dikemukakan bahwa
perilaku manusia diarahkan oleh tiga jenis pertimbangan yakni; (a) keyakinan akan
kemungkinan hasil dari perilaku dan penilaian akan hasil-hasil tersebut (behavior belief), (b)
keyakinan akan harapan normatif akan pihak lain dan motivasi untuk mematuhi harapanharapan tersebut (normative belief), dan (c) keyakinan akan tersedianya faktor-faktor yang
mungkin memudahkan atau menghalangi terlaksananya perilaku dan kekuatan yang
dipersepsi akan faktor-faktor tersebut (kontrol beliefs). Selanjutnya, keyakinan akan

9

berperilaku (behavioral beliefs) menghasilkan suatu sikap terhadap perilaku tersebut yang
favorable atau unfavorable keyakinan normatif akan berdampak dalam tekanan sosial yang
dipersepsi yang dikenal dengan norma subjektif dan keyakinan kontrol akan menghasilkan
perceived behavioral control yang dipersepsi. Sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan
kontrol yang dipersepsi mengarah kepada pembentukan niat berperilaku (behavioral
intention). Akhirnya, adanya perceived behavioral control aktual tertentu yang memadai,
seseorang diharapkan untuk melaksanakan niat untuk melakukan perilaku tertentu ketika
kesempatan tersebut muncul (Ajzen, 1985 Dalam Khilmi, 2009)
Penelitian ini mengaplikasikan model TPB untuk memahami intensi berperilaku pada perilaku
kepatuhan wajib pajak entrepreneur membayar pajak penghasilan berdasarkan model TPB.
secara konseptual, intensi tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu sikap individu,
norma subjektif, perceived behavioral control.
Pajak (Tax)
Menurut R.R.A. Seligman dalam Kusuma (2013) pajak merupakan suatu pungutan yang
bersifat paksaan dari orang kepada pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
yang bertalian dengan masyarakat umum tanpa dapat ditunjukan adanya keuntungankeuntungan khusus sebagai imbalannya.
Berdasarkan Pasal 4, Undang-Undang perpajakan Nomor 38 Tahun 2008, yang menjadi objek
pajak penghasilan adalah setiap tambahan atau kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia, ataupun dari luar Indonesia, yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. (Purnawan, 2001)
Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007, Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP)
merupakan subjek pajak yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar
Indonesia yang melakukan pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang
mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan perpajakan. (Purnawan, 2001)
Entrepreneur Wajib Pajak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Entrepreneur didefinisikan sebagai orang yang
pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi,
menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta
memasarkannya. Entreprenuer merupakan pekerja bebas yang tidak terikat dengan hubungan
kerja dan entrepreneur merupakan orang pribadi yang memiliki penghasilan otoritas penuh
pada pekerjaannya, kemudian yang dimaksud wajib pajak orang pribadi dalam peraturan
pajak penghasilan adalah mereka yang menjadi subjek pajak atau telah memiliki penghasilan
diatas PTKP atau memilki NPWP yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di
luar Indonesia yang melakukan pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang
mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan perpajakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Entrepreneur wajib pajak adalah
pengusaha atau pekerja bebas yang memiliki otoritas penuh terhadap pekerjaannya yang
memiliki pengasilan diatas Pengahsilan Kena Tidak Pajak (PTKP) atau memilki Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP).

10

Sikap, Norma Subjektif, Perceived Behavioral Control dan Intensi Kepatuhan
Membayar Pajak
Pembiayaan penyelenggaraan negara sebagian besar bersumber dari pajak, pajak juga
merupakan sumber dana utama dalam melakukan pembangunan. Karena peranannya yang
sangat sentral dalam negara, tentunya masyarakat dari berbagai profesi, sebagai warga negara
mestinya memilki kesadaran tentang pentingnya pajak serta mengerti bagaimana
melaksanakan hak dan kewajibannya terkait dengan pajak. Kesadaran tentang pajak pada
hakikatnya haruslah dimiliki oleh setiap warga negara yang telah memiliki penghasilan diatas
PTKP, baik orang pribadi, maupun badan sebuah perusahaan, demi mewujudkan pembanguan
yang berkemajuan bagi negara. Dalam konteks masalah ini adalah tidak semua masyarat yang
memiliki kewajiban sebagai wajib pajak, atau mereka yang telah memilki penghasilan diatas
PTKP dan memiliki NPWP memilki kesadaran untuk patuh membayar pajak, seperti halnya
mereka yang bekerja sebagai entrepreneur yang termasuk dalam pekerjaan yang tidak terikat
langsung dengan pihak penyelenggara pekerjaan, karena termasuk pekerjaan yang bebas,
dalam penelitian sebelumnya yang diasumsikan memiliki kemungkinan untuk tidak patuh
dalam membayar pajak, selain itu entrepreneur juga diasumsikan tidak memilki kontrak
secara langsung dengan otoritas pajak, namun memilki kontrak pikologis saja dengan otoritas
penyelenggara pajak, hal tersebut mempengaruhi kepatuhan dalam membayar pajak, sehingga
entrepreneur wajib pajak tersebut dapat berpeluang untuk tidak patuh dalam membayar pajak.
Data tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam hal ini juga menunjukan adanya
permasalahan terkait kepatuhan untuk membayar pajak, sehingga hal tersebut dapat dijadkan
bahan yang menarik untuk dilakukan penelitan lanjut mengenai kaptuhan dalam membayar
pajak pada entrepreneur wajib pajak.
Perilaku patuh terhadap pajak diawali dengan intensi. Munculnya perilaku diawali dengan
sikapnya terhadap pajak tersebut terlebih dahulu, yang meliputi behavioral belief dan
evaluation of behavioral belief yang dapat menentukan perilaku seseorang dalam mengambil
keputusannya untuk melakukan perilaku tersebut, dimana individu memilkiki keyakinan
perilaku tersebut memiliki muatan positif atau negatif dan memiliki evaluasi terhadap
konsekuensi positif yang akan didapatkan dalam perilaku tersebut. Selain sikap norma
subjektif juga memilki hubungan dalam menentukan intensi berperilaku. Norma subjekif yang
terdiri dari normative belief mengenai keyakinan individu terhadap harapan orang lain untuk
melakukan perilaku, yang kemudian mempengaruhi individu untuk menerima ataupun
menolak menampilkan perilaku, serta seberapa besar keinginan untuk mengikuti pendapat
tersebut atau motivation to comply. Faktor lain yang juga memilki pengaruh dalam intensi
adalah perceived behavioral control dimana individu mempersepsi mengenai kemudahan atau
kesulitan individu dalam menampilkan perilaku membayar pajak dan diasumsikan merupakan
refleksi dari pengalaman yang telah terjadi sebelumnya serta hambatan-hambatan yang
diantisipasi dan seberapa kuat untuk mempengaruhi individu dalam memunculkan tingkah
laku, sehingga memudahkan atau menyulitkan pemunculan tingkah laku tersebut dalam hal
ini membayar pajak.
Penelitian ini akan mengkaji fenomena kepatuhan wajib pajak dengan profesi entrepreneur
dalam membayar pajak penghasilan dengan mengaplikasikan salah satu teori yang juga
banyak digunakan oleh beberapa peneliti terdahulu untuk mengukur kepatuhan melalui intensi
yaitu teori perilaku terencana. Theory of Planned Behavior menerangkan bahwa perilaku yang
ditampilkan oleh individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku. Sedangkan muncul
niat berperilaku ditentukan oleh 3 faktor penentu yaitu, behavioral beliefs, yaitu keyakinan

11

individu akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut, normatif beliefs, yaitu
keyakinan tentang harapan normatif orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan
tersebut (normative beliefs and motivation to comply), dan kontrol beliefs, yaitu keyakinan
tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat perilaku yang akan
ditampilkan (kontrol beliefs) dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang mendukung
dan menghambat perilakunya tersebut. Dari penjelasan tersebut menjelaskan hal yang serupa
dengan tujuan peneliti untuk mengetahui hubungan antara sikap, norma subjektif, dan
perceived behavioral control dengan intensi kepatuhan membayar pajak pada wajib pajak
yang berprofesi sebagai entrepreneur.
Semua variabel tersebut kemudian diasumsikan sebagai bahan pertimbangan setiap individu
untuk menampilkan perilaku patuh dalam membayar pajak atau tidak. Semakin kuat faktorfaktor tersebut ada pada diri seseorang individu sebelum individu melakukan suatu perilaku
maka akan semakin kuat pula intensi individu untuk menampilkan perilaku tersebut, dalam
hal ini semakin kuat sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control seseorang maka
akan semakin kuat pula mempengaruhi intensi seseorang dalam mematuhi pajak, atau
membayar pajak. Alur pemikiran peneliti ini diilustrasikan melalui gambar berikut :

Entrepreneur
Wajib Pajak.

PATUH MEMBAYAR
PAJAK

FAKTOR

SIKAP
- Memilki keyakinan
positif akan pajak
- Keyakinan mendapat
konsekuensi positif

NORMA SUBJEKTIF
- Memiliki keyakinan
bahwa perilaku tersebut
diharapkan banyak
pihak.
- Motivasi positif
memenuhi harapan pihak
lain

PBC
- Banyak hal yang
dipersepsikan mendukung
untuk patuh, seperti, dana,
proses, waktu, d.l.l
- Meyakini kemudahan untuk
medapatkan hal yang
memudahkan tersebut.

INTENSI KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK
- Memiliki keputusan untuk membayar pajak dengan
kesadaran, perhitungan dan keterlibatan secara sadar
dan positif untuk perilaku patuh.
- Menyiapkan hal yang mendukung perilaku patuh,
dengan rapi, dan terstruktur.
- Tetap memiliki keyakinan patuh dalam berbagai
situasi, yang sesuai persyaratan.
- Tetap memiliki keyakinan patuh dalam berbagai
waktu yang sesuai persyaratan.
-

12

Hipotesa
Intensi Kepatuhan Membayar Pajak Dapat Diketahui Dengan Theory Of Planned Behavior
Dimana Sikap, Norma Subjektif, Dan Perceived behavioral control Memiliki Pengaruh
Positif Dengan Intensi Kepatuhan Membayar Pajak Penghasilan Pada Entrepreneur Wajib
Pajak
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional, dimana
peneliti mengumpulkan data skor intensi kepatuhan membayar pajak, skor sikap, norma
subjektif, dan perceived behavioral control pada entrepreneur wajib pajak. Skor beberapa
variable tersebut kemudian dijadikan data untuk dianalisis hubungan antara variable tersebut.
Rancangan Penelitian dapat digambarkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rancangan Penelitian
Skor Sikap

Skor Norma Subjektif

Xa1
Xa…
..Xan

Xb1
Xb…
…Xbn

Keterangan :
Xa1 : Skor Sikap subjek ke 1
Xan : Skor Sikap subjek ke n
Xb1 : Skor Norma Subjektif subjek ke 1
Xbn : Skor Norma Subjektif subjek ke n
Xc1 :Skor Perceived Behavioral Control
subjek ke 1

Skor Perceived
Behavioral Control
Xc1
Xc…
…Xcn

Skor Intensi Kepatuhan
Membayar Pajak
Y1
Y…
…Yn

Xcn :Skor Perceived Behavioral Control
subjek ke n
Y1 :Skor Intensi Kepatuhan Membayar Pajak
subjek ke 1
Yn :Skor Intensi Kepatuhan Membayar Pajak
subjek ke n

Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah para entrepreneur wajib pajak sejumlah 261 orang yang berada di
wilayah KPP Malang. Penentuan jumlah sampling tersebut didasarkan jumlah populasi
penelitian yaitu wajib pajak yang berprofesi entrepreneur sebanyak 7.839 orang, berdasarkan
tabel penentuan jumlah subjek penelitian oleh Issac dan Michael, dengan jumlah populasi
tersebut maka jumlah sampel penelitian adalah 261 subjek (Sugiono, 2014)
Pengambilan subjek ini digunakan dengan teknik nonprobability sampling, dimana peniliti
menentukan sendiri sampel yang digunakan untuk dijadikan penelitian berdasarkan kajian
peneliti pada rumusan masalah. Pengambilan subjek menggunakan metode purposive
sampling, dimana peneliti menentukan sampel berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh
peneliti yaitu entrepreneur wajib pajak yang ada di wilayah KPP Malang Utara.

13

Variabel dan Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, yag dimaksud dengan variabel bebas adalah Theory Of Planned Behavior
terdiri dari yang pertama (Xa) adalah Sikap. Variabel bebas kedua (Xb) adalah Norma
Subjektif dan variabel bebas yang ketiga (Xc) adalah Perceived Behavior Control.
Sedangakan variabel terikatnya (Y) adalah Intensi Kepatuhan Membayar Pajak.
Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perasaan entrpreneur wajib pajak tentang,
aktifitas, peristiwa yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau
netral) pada perilaku membayar pajak penghasilan, dari aspek belief dan outcome evaluation.
Aspek belief, yaitu keyakinan bahwa membayar pajak adalah sesuatu yang positif, dan paj