PERSEPSI REPORTER KAMPUS TENTANG KONGLOMERASI MEDIA TELEVISI(Studi Pada Reporter Tetap Bestari UMM)
PERSEPSI REPORTER KAMPUS TENTANG
KONGLOMERASI MEDIA TELEVISI
(Studi Pada Reporter Tetap Bestari UMM)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S -1) Ilmu
Komunikasi
Lia Amelia Martin
201010040311013
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
Lembar Pengesahan
KATA PENGANTAR
Bismillahhirahmaanirrahiim
Alhamdulillahirobbilalamin, sujud syukur peneliti panjatkan karena dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “PERSEPSI REPORTER
KAMPUS
TENTANG KONGLOMERASI MEDIA TELEVISI (Studi Pada Reporter Tetap
Bestari UMM) dengan tepat waktu dan tanpa hambatan suatu apapun.
Dengan segala kerendahan hati, ucapan terima kasih yang tak terhingga,
wajib saya berikan kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan rizki berupa kesehatan untuk Penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sesuai dengan target. Untuk
Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi panutan umat Islam, sehingga
Penulis dapat membuat skripsi sesuai dengan akidah ilmu yang bermanfaat.
2. Kedua orangtua Penulis, Ibu Maryatin yang selalu mendukung dan
mendoakan Penulis, dan Bapak Marjito, SH yang selalu mendukung juga
memberikan masukan atau nasehatnya. You’are the best parents for me.
3. Pembimbing 1, Bapak Nurudin M.Si dan Pembimbing 2, Ibu Widiya
Yutanti M.A yang telah membimbing Penulis dari pertama pembuatan
proposal, hingga skripsi ini selesai. Terima kasih atas ilmu yang bermanfaat
ini, Bapak, Ibu.
4. Dosen Penguji 1, Ibu Frida Kusumastuti, Dra, M.Si, dan Dosen Penguji 2,
Ibu Arum Martikasari M.Med.Kom.
5. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi UMM, Bapak Sugeng Winarno, S.Sos.
M.A.
6. Teman-teman Kos Bukit Cemara Tujuh A4, Dwiyan Putri PH, Devi
Febrianti, Galuh Nurita, Swilanda Prihardini, Milatina A, Nurisna K,
Dyandy Dio P, dan Andina Safitri. Terima kasih atas semangat dan
dukungan kalian yang berhasil menyokong Penulis untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman-teman yang hebat, Mahpudin dan Yogie Prasetyo Adi. Terima kasih
atas masukan-masukan untuk skripsi ini, dan juga nasehat yang telah
diberikan kepada Penulis.
8. Keluarga besar Bestari UMM. Terima kasih, sudah memberi ilmu yang
bermanfaat, telah memberi kebersamaan yang indah, dan juga pengalaman
yang tak terlupakan selama di Bestari UMM. Terima kasih juga untuk
Nurisna Kurniawati, Aulia Risqi, Herdyani Kusumasari, dan Revina Violet
telah bersedia menjadi subjek untuk penelitian ini.
9. Keluarga besar jurusan Ilmu Komunikasi UMM angkatan 2010. Terima
kasih untuk Fariany Widi, Yanuar Mulia, Sheila Soraya, Putri Lia, Ignes
Kharisma, dan Hesti Setiawardani. Juga untuk keluarga besar iKom A.
Sampai jumpa dilain kesempatan.
10. Teman-teman di Fakultas Kedokteran UMM angkatan 2010. Terima kasih
untuk Nurul Atika Azzahra, Siti Khoirun Nisak, Devita Ari Pratiwi,
Muhammad Mustamik Sunayya, dan Galih Radityo Prabowo.
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Berita Acara Bimbingan Skripsi
Lembar Pernyataan Orisinalitas
ABSTRAKSI (Bahasa Indonesia)
ABSTRAKSI (BahasaInggris)
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
xii
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
8
C. Tujuan Penelitian
8
D. Manfaat Penelitian
8
1. Manfaat
Akademis
9
2. Manfaat
Praktis
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
10
A.IPersepsi
10
A.1.1 Persepsi: DefinisidanProsesnya
10
A.1.2TeoriPersepsi
13
B.2 Konglomerasi Media
14
B.2.1 PengertianKonglomerasi Media
14
B.2.2BentukKepemilikan Media
15
B.2.3 TipeKepemilikan Media
16
B.2.4KonsentrasiKepemilikan
17
B.2.5DampakKonglomerasi Media
19
C.3Media Televisi
24
C.3.1IndustriTelevisi
24
C.3.2Peran Media Televisi
25
C.3.3ManajemenPenyiaran Media Televisi
27
BAB III METODE PENELITIAN
29
A.1 Pendekatan Penelitian
29
A.2 Tipe Penelitian
29
A.3 Fokus Penelitian
30
A.4Subjek Penelitian
30
A.5 Teknik Pengumpulan Data
31
A.6 Teknik Analisis Data
31
A.7 Uji Validitas Data
32
BAB IV GAMBARAN UMUM INFORMAN &BESTARI UMM
34
A. Profil Informan
34
B. Sejarah Bestari UMM
35
C. Logo Bestari UMM
37
D. Lokasi Penelitian
37
E. Struktur Keredaksian Bestari UMM
38
F. Sistematika Kinerja Bestari UMM
40
G. Rubrik Bestari UMM
40
H. Reporter Bestari UMM
43
I. Fasilitas Bestari UMM
44
J. Ragam Kegiatan Bestari UMM
44
BAB V PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN
47
A. Pengetahuan Subjek Tentang Strukturalisasi & Konsentrasi
Media Besar di Indonesia
47
B. Persepsi Reporter KampusTentangKonglomerasi
Pada Media Televisi
C. Konglomerasi Pada Media Televisi
53
56
D. Konglomerasi Media Televisi Berdampak
Pada Isi Media
60
E. Program dari Media Televisi yang Dipengaruhi
oleh Adanya Konglomerasi Media
62
F. Konglomerasi Media di Indonesia
65
G. Dampak Baik dan Buruk dari Konglomerasi Media
66
BAB VI PENUTUP
71
A. Kesimpulan
71
B. Saran
72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar1.1 : Proses Persepsi
10
Gambar1.2 :PetaKonsentrasi Media di Indonesia
23
Gambar1.3 :PetaKonsentrasiTelevisi di Indonesia
24
DAFTAR BAGAN
Bagan1.1 :Konglomerasri Media ElektronikPadaTelevisi
20
Bagan1.2 :StrukturKeredaksianBestari UMM
40
DAFTAR TABEL
Tabel1.1 :SifatFisikJenis Media
28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1 :TabelPenentuanSubjek
75
Lampiran2 : Draft Pertanyaan
77
Lampiran3 :TabelAnalisis Data
78
Lampiran4 :Tabel Data WawancaraPenelitian
82
DaftarPustaka
Dari Buku :
Baran, J Stanley. 2008. PengantarKomunikasi Massa Melek Media
danBudaya. Jakarta: Erlangga.
Devito, Joseph. 1997. KomunikasiAntarmanusia. Jakarta: Professional
Books.
Devereux, Eoin. 2003. Understanding The Media. London: SAGE
Publication.
Kriyantono, Rachmat. 2006. TeknikPraktisRisetKomunikasi. Jakarta:
KencanaPrenada Media Group.
Ks, Usman. 2009. Ekonomi Media, PengantarKonsepdanAplikasi. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Littlejohn. 2009. TeoriKomunikasi. Jakarta: SalembaHumanika.
Moleong, Lexy. 2011. MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT.
RemajaRosdakarya
Miles danHuberman. 1992. Analisis Data Kualitatif:
BukuSumberTentangMetode-MetodeBaru (alihbahasa:
TjetjepRohendiRohidi). Jakarta: UI Press.
McQuail, Denis. 2011. TeoriKomunikasi Massa. Jakarta:
SalembaHumanika.
Morissan.2008. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana
Mosco, Vincent. 1996. The Political Economy of Communication. London:
SAGE Publication
Nurudin.1997. Televisi Agama BaruMasyarakat Modern. Malang: UMM
Press.
Peter K. Pringle, etc. 1991. Electronic Media Management. Boston: Focal
Press.
Parwito, 2008.PenelitianKomunikasiKualitatif. Yogyakarta: LKIS.
Schiller, Herbert. 1996. The Corporate Takeover of Public Expression,
Inggris: Oxford University Press.
Subiakto, Henry-Ida, Rachmah. 2012. KomunikasiPolitik, Media,
&Demokrasi.Jakarta :PrenadaKencana Media Group.
Sugiyono. 2013. MemahamiPenelitianKualitatif. Bandung: CV.
AlfabetaSunarjo,
Dari Internet:
AwalludinYusuf, “PentingnyaRegulasiTerhadapMonopolidanKonglomerasi
Media”
diaksesdarihttp://bincangmedia.wordpress.com/2010/05/31/pada 31
Mei 2010.
Launa, SIP MM, “MenyoalKonglomerasi Media” diaksesdari
http://www.medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/2012/02/20/7059
0/menyoal_konglomerasi_media/#.Uvbd4Pu1fMw , padatanggal 12
Februari 2012 pukul 14.17 WIB.
MusdalifahFachri, “LSPP:
LembagaPenyiaranTidakDapatDikuasaiSekelompok Orang”
diaksesdarihttp://www.jurnas.com/news/50050#sthash.cLh8Ta76.dp
uf, padatanggal 10 Januari 2012 pukul 22.55 WIB.
MYS, “HakAtasInformasiTerancamKonglomerasi Media”
diaksesdarihttp://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4f699f034eee
a/hak-atas-informasi-terancam-konglomerasi-media ,padatanggal 21
Maret 2012.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media massa ialah suatu alat penyampaian informasi dari sumber
kepada khalayak. Media massa selalu mengalami peningkatan. Dari yang
semula hanya berupa media cetak, kini media elektronik juga telah
mendapat tempat dihati masyarakat. Tidak hanya peningkatan, media massa
pun juga telah memiliki fungsi lain selain sebagai penyampaian informasi.
Yaitu, media massa dijadikan sebagai institusi ekonomi.
Salah satu institusi ekonomi dengan memanfaatkan keuntungan
melalui media ialah dengan adanya konglomerasi media massa. Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia, konglomerasi ialah keutuhan yang terjadi
dari bermacam-macam unsur. Maka, maksud dari konglomerasi media
massa ialah penggabungan media-media dalam kepemilikan. Masalah
konglomerasi media massa merupakan masalah yang cukup berpengaruh di
dunia media. Pasalnya, pemilik media akan mempengaruhi pola pikir
masyarakat. Peran media sebagai penyampaian informasi kini tidak berlaku
lagi, justru berperan sebagai pendukung pemilik media melakukan sesuatu,
tak terkecuali pencitraan.
Kepemilikan banyak media di satu grup bukan hanya mendatangkan
keuntungan finansial, namun juga berpotensi untuk mendominasi opini
publik karena media massa sekarang merupakan sebuah mainstream yang
1
menjadi arus informasi masyarakat di Indonesia1. Dengan adanya
konglomerasi media, pemilik media semakin gencar untuk melakukan
penggabungan pada perusahaan-perusaan mereka. Dan, semakin suksesnya
perusahaan yang mereka gabung, akan semakin memperlihatkan loyalitas
kekuasaan para pemilik media. Itu berarti, mereka juga mulai dapat
mempengaruhi opini publik dengan informasi yang disebarluaskan melalui
medianya.
Konglomerasi
industri
media
dicirikan
dengan
munculnya
gelombang akuisisi dan merger oleh konglomerat media terhadap berbagai
media cetak dan elektronik sepanjang satu dekade terakhir2. Adanya
penggabungan perusahaan media, jumlah media yang di gabungkan, dan
semakin banyak terjadi konglomerasi pada media massa di Indonesia.
Akuisisi ialah pengambil-alihan sebuah perusahaan dengan membeli saham
atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. Sementara
merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu.
Menguatnya fenomena konglomerasi media (pers industri) sebagai
dampak dominasi private sektor atas institusi media kita saat ini telah
berada pada fase berbahaya karena mengancam keragaman kepemilikan, isi,
maupun suara media3. Hasil dari konglomerasi media di Indonesia, akan
mempengaruhi opini publik. Hal tersebut dikarenakan, produk dari media
Cahyadi, Ko glo erasi Media da Politik Oligarki Tempo, 21 Maret 2012.
Lau a, “IP MM, Me yoal Ko glo erasi Media diakses dari
http://www.medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/2012/02/20/70590/menyoal_konglomerasi_
media/#.Uvbd4Pu1fMw , pada tanggal 12 Februari 2012 pukul 14.17 WIB.
3
Launa, SIP MM, loc. cit
1
2
2
yang melakukan konglomerasi akan ada kemungkinan mengubah isi suatu
produk.
Direktur Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP) Hanif
Suranto mengungkapkan, pemusatan kepemilikan lembaga penyiaran
swasta akan berpotensi dimanfaatkan untuk menggiring opini publik4.
Penguasaan media, baik cetak, elektronik maupun online oleh para
konglomerat media, menurut Dedy Nur Hidayat5 ,saat ini sudah sampai
pada tahap predatorik. Konglomerasi yang memberi ancaman serius bagi
eksistensi demokrasi. Peneliti Komnas HAM, Asep Mulyana 6, berpendapat
bahwa konglomerasi media bukan hanya berdampak pada akses informasi
tetapi
juga pada kualitas informasi
yang disajikan. Jika media
mempekerjakan wartawan untuk beberapa media sekaligus, kualitas konten
informasi menjadi berkurang. Akan sulit bagi publik untuk menerima
informasi secara lengkap, beragam, dan objektif.
Apabila masalah tentang konglomerasi media massa semakin
banyak muncul, dan dapat mengganti sudut pandang masyarakat, maka
Indonesia telah dikuasai oleh pengusaha-pengusaha yang menggunakan
media untuk mengubah masyarakat. Data dari sebuah sumber menyebutkan,
bahwa di Indonesia telah banyak terjadi konglomerasi media massa
elektronik terutama pada media televisi. Diantaranya, TVOne dan ANTV
Musdalifah Fachri, LSPP: Lembaga Penyiaran Tidak Dapat Dikuasai “ekelo pok Ora g diakses
dari http://www.jurnas.com/news/50050#sthash.cLh8Ta76.dpuf, pada tanggal 10 Januari 2012
pukul 22.55 WIB.
5
Launa, SIP MM, loc. cit
6
MY“, Hak Atas I for asi Tera ca Ko glo erasi Media diakses dari
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4f699f034eeea/hak-atas-informasi-terancamkonglomerasi-media ,pada tanggal 21 Maret 2012.
4
3
dalam Viva Grup. RCTI, Global TV, MNC TV dalam MNC Grup. SCTV,
Indosiar, O-Channel, dalam Surya Citra Media. TransTV, Trans7 dalam
TransCorp, dan masih banyak lainnya7.
Pada kenyataannya pun, tahun 2006 Media Nusantara Citra (MNC)
Grup dapat meraup keuntungan Rp.4,8 triliun (32% dari total belanja iklan
TV). Kemudian Trans TV, dan Trans 7 mampu mengumpulkan keuntungan
sebesar Rp.3,4 triliun (23,2%). ANTV dan Lativi (ketika itu memperoleh
pendapatan, Rp.2,3 triliun (15%) dari total belanja iklan televisi8. Tentu hal
tersebut mengubah citra media dari yang semula menyuguhkan informasi
dan hiburan lebih berorientasi pada keuntungan.
Herbert Schiller
9
salah seorang tokoh dalam ilmu komunikasi
menggambarkan bahwa perkembangan signifikan dalam industri media dan
komunikasi global terjadi setelah Perang Dunia II. Makin lama terlihat
bahwa perusahaan-perusahaan yang dominan di Amerika maupun dunia
terkonsolidasi dalam perusahaan-perusahaan besar dengan aset yang
mencapai nilai milyaran dollar. Di antara mereka sendiri terjadi merger
antara satu perusahaan dengan perusahaan lain sehingga kekuatan kapital
mereka makin lama makin terkonsentrasi di tangan sejumlah perusahaan
baja, sementara itu trend lain yang juga terjadi dalam industri media global
adalah trend kepemilikan silang yang terjadi antara satu industri dengan
7
Ariana, Media Mass Conglomerates, diakses dari
http://www.agbnielsen.com/search/search.asp?txtQuery=indonesia+media+mass+conglomerates
+2006, pada tanggal 10 Januari 2014 pukul 21.08 WIB.
8
Ariana, loc. cit
9
Herbert Schiller, The Corporate Takeover of Public Expression, Oxford University Press, 1996,
halaman 249-264.
4
industri lainnya. Satu perusahaan bisa memiliki industri televisi, surat kabar,
radio, film, musik rekaman, telekomunikasi, sebagai satu kesatuan.
Edward S. Herman dan Robert W. McChesney dalam bukunya The
Global Media: A New Missionaries to Corporate Capitalism (1997)
menunjukkan bahwa sejak pertengahan tahun 1980-an, industri media
global menunjukkan perkembangan terjadinya kapitalisasi dan industri
media yang makin lama hanya dikuasai oleh beberapa pelaku industri. Pada
buku yang lain, Rich Media, Poor Democracy: Communication Politics in
Dubious Times (1999) menyindir konglomerasi ini sebagai kondisi Rich
Media
Poor
Democracy,
meski
menguntungkan
secara
ekonomi,
konglomerasi merupakan ancaman bagi iklim demokrasi. Demokrasi
menghendaki adanya akses kepemilikan media yang merata dan tidak
terpusat segelintir orang atau sekelompok orang dengan agenda kepentingan
masing-masing.
Berkembangnya
konsentrasi
modal
juga
menunjuk
pada
perkembangan teknologi komunikasi yang makin dikuasai oleh kekuatan
modal, dan industri ini makin signifikan berkontribusi meningkatkan
pendapatan Amerika Serikat. Pada dekade akhir tahun 1980-an, industri
media dikarakteristikkan oleh munculnya gelombang akusisi dan merger.
Kepentingan utama dari merger perusahaan tersebut terkait dengan potensi
yang dapat dikembangakan perusahaan karena membuka peluang
penggabungan media cetak dan audio visual ke dalam perusahaan
multimedia. Setiap kali terjadi merger perusahaan media di dunia, nilai
5
bisnisnya semakin lama semakin tinggi, dan terus membuat rekor atas
perjanjian bisnis sebelumnya10.
Alasan peneliti mengambil penelitian tentang konglomerasi media,
karena kasus konglomerasi media menarik untuk diteliti. Konglomerasi
media, terlebih pada media elektronik yaitu televisi, merupakan kasus kecil
tapi berdampak besar bagi masyarakat. Misalnya, karena kepentingan
individu, pada media televisi, contohnya, Vivagrup (TVOne dan ANTV),
menyebutkan kasus Lumpur Lapindo ialah Lumpur Sidoarjo, bukan Lumpur
Lapindo. Hal itu dikarenakan Lapindo merupakan perusahaan milik Abu
Rizal Bakri yang juga pemilik Vivagrup. Akhirnya terjadi ketimpangan
pemberitaan.
Sementara alasan peneliti mengambil informan dari reporter Bestari,
karena Bestari merupakan lembaga pers yang menaungi mahasiswa dari
berbagai jurusan di UMM. Dari berbagai jurusan itu akan memunculkan
persepsi-persepsi yang berbeda dari masing-masing reporter. Lalu alasan
peneliti mengambil reporter tetap karena reporter tetap merupakan jenjang
tengah dalam keredaksian, dan merupakan reporter yang paling lama di
Bestari, sehingga akan ada kemungkinan mereka memahami banyak tentang
media televisi.
Dari tahun ke tahun semakin banyak perusahaan media massa yang
melakukan konglomerasi. Hal tersebut akan berdampak pada pemberitaan
Awalludi Yusuf, Pentingnya Regulasi Terhadap Monopoli dan Konglomerasi Media diakses dari
http://bincangmedia.wordpress.com/2010/05/31/ pada 31 Mei 2010.
10
6
yang disebarluaskan, juga pada kepentingan individu pemilik media.
Pentingnya kasus konglomerasi untuk diteliti, ialah untuk mengetahui
seberapa banyak audience yang mempertimbangkan konsumsi media.
Apakah media yang mereka tonton ialah media yang berkonglomerasi atau
tidak, jika iya, apakah menurut audience akan berpengaruh ke pemberitaan,
dan lain sebagainya.
Media massa hanyalah sebuah perantara yang dijadikan kendali oleh
pemiliknya. Itupun media yang melakukan konglomerasi, sementara media
yang berdiri sendiri juga hanya beberapa yang murni menyebarluaskan
informasi dan hiburan. Selebihnya, tetap berorientasi pada keuntungan.
Meskipun sebuah media massa lahir dari penggabungan, maupun berdiri
sendiri,
masih
banyak
masyarakat,
khususnya
mahasiswa
yang
mengonsumsi media massa sebagai sumber informasi. Dalam konteks para
audience mengetahui atau tidaknya informasi yang fakta dan berimbang. Di
zaman era teknologi saat ini, sudah banyak masyarakat yang melek akan
media. Maksudnya, para audience tahu mana informasi yang disuguhkan
secara benar atau tidak, hanya saja mereka tidak mempertimbangkan baik
buruknya. Baginya, apa yang disajikan media, itulah yang dikonsumsi,
sehingga hal tersebut membuat para pemilik modal semakin gila-gilaan
menggabungkan media, atau bahkan menciptakan media massa baru.
Media elektronik, contohnya televisi dipilih karena televisi
merupakan media yang banyak dilirik oleh pengusaha ataupun penguasa
untuk dijadikan institusi ekonomi atau modal bisnis. Selain itu, menurut
7
penelitian yang dilakukan oleh Deni Hardianto mahasiswa Fakultas
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, minat baca masyarakat saat ini,
terlebih mahasiswa lebih cenderung pada bacaan yang singkat, padat, dan
jelas pada televisi. Selain itu, masyarakat cenderung lebih memilih media
elektronik berupa televisi untuk mengonsumsi berita dibandingkan dengan
media cetak. Hal itu semakin menandakan bahwa media cetak kini turun
peminat dan media elektronik lebih diminati masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana persepsi Reporter
Tetap Bestari UMM tentang konglomerasi pada media televisi?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui persepsi reporter tetap Bestari UMM tentang konglomerasi
pada media televisi.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1.
Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan
keilmuan terhadap perkembangan dan pendalaman bidang Jurnalistik studi
8
Ilmu Komunikasi, khususnya pemahaman mahasiswa tentang konglomerasi
pada media televisi.
2.
Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan rekomendasi
bagi masyarakat terlebih mahasiswa untuk dapat mengonsumsi media massa
dengan baik. Juga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para pemilik
media massa untuk menggerakkan media massa pada fungsinya.
9
KONGLOMERASI MEDIA TELEVISI
(Studi Pada Reporter Tetap Bestari UMM)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S -1) Ilmu
Komunikasi
Lia Amelia Martin
201010040311013
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
Lembar Pengesahan
KATA PENGANTAR
Bismillahhirahmaanirrahiim
Alhamdulillahirobbilalamin, sujud syukur peneliti panjatkan karena dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “PERSEPSI REPORTER
KAMPUS
TENTANG KONGLOMERASI MEDIA TELEVISI (Studi Pada Reporter Tetap
Bestari UMM) dengan tepat waktu dan tanpa hambatan suatu apapun.
Dengan segala kerendahan hati, ucapan terima kasih yang tak terhingga,
wajib saya berikan kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan rizki berupa kesehatan untuk Penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sesuai dengan target. Untuk
Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi panutan umat Islam, sehingga
Penulis dapat membuat skripsi sesuai dengan akidah ilmu yang bermanfaat.
2. Kedua orangtua Penulis, Ibu Maryatin yang selalu mendukung dan
mendoakan Penulis, dan Bapak Marjito, SH yang selalu mendukung juga
memberikan masukan atau nasehatnya. You’are the best parents for me.
3. Pembimbing 1, Bapak Nurudin M.Si dan Pembimbing 2, Ibu Widiya
Yutanti M.A yang telah membimbing Penulis dari pertama pembuatan
proposal, hingga skripsi ini selesai. Terima kasih atas ilmu yang bermanfaat
ini, Bapak, Ibu.
4. Dosen Penguji 1, Ibu Frida Kusumastuti, Dra, M.Si, dan Dosen Penguji 2,
Ibu Arum Martikasari M.Med.Kom.
5. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi UMM, Bapak Sugeng Winarno, S.Sos.
M.A.
6. Teman-teman Kos Bukit Cemara Tujuh A4, Dwiyan Putri PH, Devi
Febrianti, Galuh Nurita, Swilanda Prihardini, Milatina A, Nurisna K,
Dyandy Dio P, dan Andina Safitri. Terima kasih atas semangat dan
dukungan kalian yang berhasil menyokong Penulis untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman-teman yang hebat, Mahpudin dan Yogie Prasetyo Adi. Terima kasih
atas masukan-masukan untuk skripsi ini, dan juga nasehat yang telah
diberikan kepada Penulis.
8. Keluarga besar Bestari UMM. Terima kasih, sudah memberi ilmu yang
bermanfaat, telah memberi kebersamaan yang indah, dan juga pengalaman
yang tak terlupakan selama di Bestari UMM. Terima kasih juga untuk
Nurisna Kurniawati, Aulia Risqi, Herdyani Kusumasari, dan Revina Violet
telah bersedia menjadi subjek untuk penelitian ini.
9. Keluarga besar jurusan Ilmu Komunikasi UMM angkatan 2010. Terima
kasih untuk Fariany Widi, Yanuar Mulia, Sheila Soraya, Putri Lia, Ignes
Kharisma, dan Hesti Setiawardani. Juga untuk keluarga besar iKom A.
Sampai jumpa dilain kesempatan.
10. Teman-teman di Fakultas Kedokteran UMM angkatan 2010. Terima kasih
untuk Nurul Atika Azzahra, Siti Khoirun Nisak, Devita Ari Pratiwi,
Muhammad Mustamik Sunayya, dan Galih Radityo Prabowo.
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Berita Acara Bimbingan Skripsi
Lembar Pernyataan Orisinalitas
ABSTRAKSI (Bahasa Indonesia)
ABSTRAKSI (BahasaInggris)
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
xii
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
8
C. Tujuan Penelitian
8
D. Manfaat Penelitian
8
1. Manfaat
Akademis
9
2. Manfaat
Praktis
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
10
A.IPersepsi
10
A.1.1 Persepsi: DefinisidanProsesnya
10
A.1.2TeoriPersepsi
13
B.2 Konglomerasi Media
14
B.2.1 PengertianKonglomerasi Media
14
B.2.2BentukKepemilikan Media
15
B.2.3 TipeKepemilikan Media
16
B.2.4KonsentrasiKepemilikan
17
B.2.5DampakKonglomerasi Media
19
C.3Media Televisi
24
C.3.1IndustriTelevisi
24
C.3.2Peran Media Televisi
25
C.3.3ManajemenPenyiaran Media Televisi
27
BAB III METODE PENELITIAN
29
A.1 Pendekatan Penelitian
29
A.2 Tipe Penelitian
29
A.3 Fokus Penelitian
30
A.4Subjek Penelitian
30
A.5 Teknik Pengumpulan Data
31
A.6 Teknik Analisis Data
31
A.7 Uji Validitas Data
32
BAB IV GAMBARAN UMUM INFORMAN &BESTARI UMM
34
A. Profil Informan
34
B. Sejarah Bestari UMM
35
C. Logo Bestari UMM
37
D. Lokasi Penelitian
37
E. Struktur Keredaksian Bestari UMM
38
F. Sistematika Kinerja Bestari UMM
40
G. Rubrik Bestari UMM
40
H. Reporter Bestari UMM
43
I. Fasilitas Bestari UMM
44
J. Ragam Kegiatan Bestari UMM
44
BAB V PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN
47
A. Pengetahuan Subjek Tentang Strukturalisasi & Konsentrasi
Media Besar di Indonesia
47
B. Persepsi Reporter KampusTentangKonglomerasi
Pada Media Televisi
C. Konglomerasi Pada Media Televisi
53
56
D. Konglomerasi Media Televisi Berdampak
Pada Isi Media
60
E. Program dari Media Televisi yang Dipengaruhi
oleh Adanya Konglomerasi Media
62
F. Konglomerasi Media di Indonesia
65
G. Dampak Baik dan Buruk dari Konglomerasi Media
66
BAB VI PENUTUP
71
A. Kesimpulan
71
B. Saran
72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar1.1 : Proses Persepsi
10
Gambar1.2 :PetaKonsentrasi Media di Indonesia
23
Gambar1.3 :PetaKonsentrasiTelevisi di Indonesia
24
DAFTAR BAGAN
Bagan1.1 :Konglomerasri Media ElektronikPadaTelevisi
20
Bagan1.2 :StrukturKeredaksianBestari UMM
40
DAFTAR TABEL
Tabel1.1 :SifatFisikJenis Media
28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1 :TabelPenentuanSubjek
75
Lampiran2 : Draft Pertanyaan
77
Lampiran3 :TabelAnalisis Data
78
Lampiran4 :Tabel Data WawancaraPenelitian
82
DaftarPustaka
Dari Buku :
Baran, J Stanley. 2008. PengantarKomunikasi Massa Melek Media
danBudaya. Jakarta: Erlangga.
Devito, Joseph. 1997. KomunikasiAntarmanusia. Jakarta: Professional
Books.
Devereux, Eoin. 2003. Understanding The Media. London: SAGE
Publication.
Kriyantono, Rachmat. 2006. TeknikPraktisRisetKomunikasi. Jakarta:
KencanaPrenada Media Group.
Ks, Usman. 2009. Ekonomi Media, PengantarKonsepdanAplikasi. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Littlejohn. 2009. TeoriKomunikasi. Jakarta: SalembaHumanika.
Moleong, Lexy. 2011. MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT.
RemajaRosdakarya
Miles danHuberman. 1992. Analisis Data Kualitatif:
BukuSumberTentangMetode-MetodeBaru (alihbahasa:
TjetjepRohendiRohidi). Jakarta: UI Press.
McQuail, Denis. 2011. TeoriKomunikasi Massa. Jakarta:
SalembaHumanika.
Morissan.2008. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana
Mosco, Vincent. 1996. The Political Economy of Communication. London:
SAGE Publication
Nurudin.1997. Televisi Agama BaruMasyarakat Modern. Malang: UMM
Press.
Peter K. Pringle, etc. 1991. Electronic Media Management. Boston: Focal
Press.
Parwito, 2008.PenelitianKomunikasiKualitatif. Yogyakarta: LKIS.
Schiller, Herbert. 1996. The Corporate Takeover of Public Expression,
Inggris: Oxford University Press.
Subiakto, Henry-Ida, Rachmah. 2012. KomunikasiPolitik, Media,
&Demokrasi.Jakarta :PrenadaKencana Media Group.
Sugiyono. 2013. MemahamiPenelitianKualitatif. Bandung: CV.
AlfabetaSunarjo,
Dari Internet:
AwalludinYusuf, “PentingnyaRegulasiTerhadapMonopolidanKonglomerasi
Media”
diaksesdarihttp://bincangmedia.wordpress.com/2010/05/31/pada 31
Mei 2010.
Launa, SIP MM, “MenyoalKonglomerasi Media” diaksesdari
http://www.medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/2012/02/20/7059
0/menyoal_konglomerasi_media/#.Uvbd4Pu1fMw , padatanggal 12
Februari 2012 pukul 14.17 WIB.
MusdalifahFachri, “LSPP:
LembagaPenyiaranTidakDapatDikuasaiSekelompok Orang”
diaksesdarihttp://www.jurnas.com/news/50050#sthash.cLh8Ta76.dp
uf, padatanggal 10 Januari 2012 pukul 22.55 WIB.
MYS, “HakAtasInformasiTerancamKonglomerasi Media”
diaksesdarihttp://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4f699f034eee
a/hak-atas-informasi-terancam-konglomerasi-media ,padatanggal 21
Maret 2012.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media massa ialah suatu alat penyampaian informasi dari sumber
kepada khalayak. Media massa selalu mengalami peningkatan. Dari yang
semula hanya berupa media cetak, kini media elektronik juga telah
mendapat tempat dihati masyarakat. Tidak hanya peningkatan, media massa
pun juga telah memiliki fungsi lain selain sebagai penyampaian informasi.
Yaitu, media massa dijadikan sebagai institusi ekonomi.
Salah satu institusi ekonomi dengan memanfaatkan keuntungan
melalui media ialah dengan adanya konglomerasi media massa. Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia, konglomerasi ialah keutuhan yang terjadi
dari bermacam-macam unsur. Maka, maksud dari konglomerasi media
massa ialah penggabungan media-media dalam kepemilikan. Masalah
konglomerasi media massa merupakan masalah yang cukup berpengaruh di
dunia media. Pasalnya, pemilik media akan mempengaruhi pola pikir
masyarakat. Peran media sebagai penyampaian informasi kini tidak berlaku
lagi, justru berperan sebagai pendukung pemilik media melakukan sesuatu,
tak terkecuali pencitraan.
Kepemilikan banyak media di satu grup bukan hanya mendatangkan
keuntungan finansial, namun juga berpotensi untuk mendominasi opini
publik karena media massa sekarang merupakan sebuah mainstream yang
1
menjadi arus informasi masyarakat di Indonesia1. Dengan adanya
konglomerasi media, pemilik media semakin gencar untuk melakukan
penggabungan pada perusahaan-perusaan mereka. Dan, semakin suksesnya
perusahaan yang mereka gabung, akan semakin memperlihatkan loyalitas
kekuasaan para pemilik media. Itu berarti, mereka juga mulai dapat
mempengaruhi opini publik dengan informasi yang disebarluaskan melalui
medianya.
Konglomerasi
industri
media
dicirikan
dengan
munculnya
gelombang akuisisi dan merger oleh konglomerat media terhadap berbagai
media cetak dan elektronik sepanjang satu dekade terakhir2. Adanya
penggabungan perusahaan media, jumlah media yang di gabungkan, dan
semakin banyak terjadi konglomerasi pada media massa di Indonesia.
Akuisisi ialah pengambil-alihan sebuah perusahaan dengan membeli saham
atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. Sementara
merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu.
Menguatnya fenomena konglomerasi media (pers industri) sebagai
dampak dominasi private sektor atas institusi media kita saat ini telah
berada pada fase berbahaya karena mengancam keragaman kepemilikan, isi,
maupun suara media3. Hasil dari konglomerasi media di Indonesia, akan
mempengaruhi opini publik. Hal tersebut dikarenakan, produk dari media
Cahyadi, Ko glo erasi Media da Politik Oligarki Tempo, 21 Maret 2012.
Lau a, “IP MM, Me yoal Ko glo erasi Media diakses dari
http://www.medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/2012/02/20/70590/menyoal_konglomerasi_
media/#.Uvbd4Pu1fMw , pada tanggal 12 Februari 2012 pukul 14.17 WIB.
3
Launa, SIP MM, loc. cit
1
2
2
yang melakukan konglomerasi akan ada kemungkinan mengubah isi suatu
produk.
Direktur Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP) Hanif
Suranto mengungkapkan, pemusatan kepemilikan lembaga penyiaran
swasta akan berpotensi dimanfaatkan untuk menggiring opini publik4.
Penguasaan media, baik cetak, elektronik maupun online oleh para
konglomerat media, menurut Dedy Nur Hidayat5 ,saat ini sudah sampai
pada tahap predatorik. Konglomerasi yang memberi ancaman serius bagi
eksistensi demokrasi. Peneliti Komnas HAM, Asep Mulyana 6, berpendapat
bahwa konglomerasi media bukan hanya berdampak pada akses informasi
tetapi
juga pada kualitas informasi
yang disajikan. Jika media
mempekerjakan wartawan untuk beberapa media sekaligus, kualitas konten
informasi menjadi berkurang. Akan sulit bagi publik untuk menerima
informasi secara lengkap, beragam, dan objektif.
Apabila masalah tentang konglomerasi media massa semakin
banyak muncul, dan dapat mengganti sudut pandang masyarakat, maka
Indonesia telah dikuasai oleh pengusaha-pengusaha yang menggunakan
media untuk mengubah masyarakat. Data dari sebuah sumber menyebutkan,
bahwa di Indonesia telah banyak terjadi konglomerasi media massa
elektronik terutama pada media televisi. Diantaranya, TVOne dan ANTV
Musdalifah Fachri, LSPP: Lembaga Penyiaran Tidak Dapat Dikuasai “ekelo pok Ora g diakses
dari http://www.jurnas.com/news/50050#sthash.cLh8Ta76.dpuf, pada tanggal 10 Januari 2012
pukul 22.55 WIB.
5
Launa, SIP MM, loc. cit
6
MY“, Hak Atas I for asi Tera ca Ko glo erasi Media diakses dari
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4f699f034eeea/hak-atas-informasi-terancamkonglomerasi-media ,pada tanggal 21 Maret 2012.
4
3
dalam Viva Grup. RCTI, Global TV, MNC TV dalam MNC Grup. SCTV,
Indosiar, O-Channel, dalam Surya Citra Media. TransTV, Trans7 dalam
TransCorp, dan masih banyak lainnya7.
Pada kenyataannya pun, tahun 2006 Media Nusantara Citra (MNC)
Grup dapat meraup keuntungan Rp.4,8 triliun (32% dari total belanja iklan
TV). Kemudian Trans TV, dan Trans 7 mampu mengumpulkan keuntungan
sebesar Rp.3,4 triliun (23,2%). ANTV dan Lativi (ketika itu memperoleh
pendapatan, Rp.2,3 triliun (15%) dari total belanja iklan televisi8. Tentu hal
tersebut mengubah citra media dari yang semula menyuguhkan informasi
dan hiburan lebih berorientasi pada keuntungan.
Herbert Schiller
9
salah seorang tokoh dalam ilmu komunikasi
menggambarkan bahwa perkembangan signifikan dalam industri media dan
komunikasi global terjadi setelah Perang Dunia II. Makin lama terlihat
bahwa perusahaan-perusahaan yang dominan di Amerika maupun dunia
terkonsolidasi dalam perusahaan-perusahaan besar dengan aset yang
mencapai nilai milyaran dollar. Di antara mereka sendiri terjadi merger
antara satu perusahaan dengan perusahaan lain sehingga kekuatan kapital
mereka makin lama makin terkonsentrasi di tangan sejumlah perusahaan
baja, sementara itu trend lain yang juga terjadi dalam industri media global
adalah trend kepemilikan silang yang terjadi antara satu industri dengan
7
Ariana, Media Mass Conglomerates, diakses dari
http://www.agbnielsen.com/search/search.asp?txtQuery=indonesia+media+mass+conglomerates
+2006, pada tanggal 10 Januari 2014 pukul 21.08 WIB.
8
Ariana, loc. cit
9
Herbert Schiller, The Corporate Takeover of Public Expression, Oxford University Press, 1996,
halaman 249-264.
4
industri lainnya. Satu perusahaan bisa memiliki industri televisi, surat kabar,
radio, film, musik rekaman, telekomunikasi, sebagai satu kesatuan.
Edward S. Herman dan Robert W. McChesney dalam bukunya The
Global Media: A New Missionaries to Corporate Capitalism (1997)
menunjukkan bahwa sejak pertengahan tahun 1980-an, industri media
global menunjukkan perkembangan terjadinya kapitalisasi dan industri
media yang makin lama hanya dikuasai oleh beberapa pelaku industri. Pada
buku yang lain, Rich Media, Poor Democracy: Communication Politics in
Dubious Times (1999) menyindir konglomerasi ini sebagai kondisi Rich
Media
Poor
Democracy,
meski
menguntungkan
secara
ekonomi,
konglomerasi merupakan ancaman bagi iklim demokrasi. Demokrasi
menghendaki adanya akses kepemilikan media yang merata dan tidak
terpusat segelintir orang atau sekelompok orang dengan agenda kepentingan
masing-masing.
Berkembangnya
konsentrasi
modal
juga
menunjuk
pada
perkembangan teknologi komunikasi yang makin dikuasai oleh kekuatan
modal, dan industri ini makin signifikan berkontribusi meningkatkan
pendapatan Amerika Serikat. Pada dekade akhir tahun 1980-an, industri
media dikarakteristikkan oleh munculnya gelombang akusisi dan merger.
Kepentingan utama dari merger perusahaan tersebut terkait dengan potensi
yang dapat dikembangakan perusahaan karena membuka peluang
penggabungan media cetak dan audio visual ke dalam perusahaan
multimedia. Setiap kali terjadi merger perusahaan media di dunia, nilai
5
bisnisnya semakin lama semakin tinggi, dan terus membuat rekor atas
perjanjian bisnis sebelumnya10.
Alasan peneliti mengambil penelitian tentang konglomerasi media,
karena kasus konglomerasi media menarik untuk diteliti. Konglomerasi
media, terlebih pada media elektronik yaitu televisi, merupakan kasus kecil
tapi berdampak besar bagi masyarakat. Misalnya, karena kepentingan
individu, pada media televisi, contohnya, Vivagrup (TVOne dan ANTV),
menyebutkan kasus Lumpur Lapindo ialah Lumpur Sidoarjo, bukan Lumpur
Lapindo. Hal itu dikarenakan Lapindo merupakan perusahaan milik Abu
Rizal Bakri yang juga pemilik Vivagrup. Akhirnya terjadi ketimpangan
pemberitaan.
Sementara alasan peneliti mengambil informan dari reporter Bestari,
karena Bestari merupakan lembaga pers yang menaungi mahasiswa dari
berbagai jurusan di UMM. Dari berbagai jurusan itu akan memunculkan
persepsi-persepsi yang berbeda dari masing-masing reporter. Lalu alasan
peneliti mengambil reporter tetap karena reporter tetap merupakan jenjang
tengah dalam keredaksian, dan merupakan reporter yang paling lama di
Bestari, sehingga akan ada kemungkinan mereka memahami banyak tentang
media televisi.
Dari tahun ke tahun semakin banyak perusahaan media massa yang
melakukan konglomerasi. Hal tersebut akan berdampak pada pemberitaan
Awalludi Yusuf, Pentingnya Regulasi Terhadap Monopoli dan Konglomerasi Media diakses dari
http://bincangmedia.wordpress.com/2010/05/31/ pada 31 Mei 2010.
10
6
yang disebarluaskan, juga pada kepentingan individu pemilik media.
Pentingnya kasus konglomerasi untuk diteliti, ialah untuk mengetahui
seberapa banyak audience yang mempertimbangkan konsumsi media.
Apakah media yang mereka tonton ialah media yang berkonglomerasi atau
tidak, jika iya, apakah menurut audience akan berpengaruh ke pemberitaan,
dan lain sebagainya.
Media massa hanyalah sebuah perantara yang dijadikan kendali oleh
pemiliknya. Itupun media yang melakukan konglomerasi, sementara media
yang berdiri sendiri juga hanya beberapa yang murni menyebarluaskan
informasi dan hiburan. Selebihnya, tetap berorientasi pada keuntungan.
Meskipun sebuah media massa lahir dari penggabungan, maupun berdiri
sendiri,
masih
banyak
masyarakat,
khususnya
mahasiswa
yang
mengonsumsi media massa sebagai sumber informasi. Dalam konteks para
audience mengetahui atau tidaknya informasi yang fakta dan berimbang. Di
zaman era teknologi saat ini, sudah banyak masyarakat yang melek akan
media. Maksudnya, para audience tahu mana informasi yang disuguhkan
secara benar atau tidak, hanya saja mereka tidak mempertimbangkan baik
buruknya. Baginya, apa yang disajikan media, itulah yang dikonsumsi,
sehingga hal tersebut membuat para pemilik modal semakin gila-gilaan
menggabungkan media, atau bahkan menciptakan media massa baru.
Media elektronik, contohnya televisi dipilih karena televisi
merupakan media yang banyak dilirik oleh pengusaha ataupun penguasa
untuk dijadikan institusi ekonomi atau modal bisnis. Selain itu, menurut
7
penelitian yang dilakukan oleh Deni Hardianto mahasiswa Fakultas
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, minat baca masyarakat saat ini,
terlebih mahasiswa lebih cenderung pada bacaan yang singkat, padat, dan
jelas pada televisi. Selain itu, masyarakat cenderung lebih memilih media
elektronik berupa televisi untuk mengonsumsi berita dibandingkan dengan
media cetak. Hal itu semakin menandakan bahwa media cetak kini turun
peminat dan media elektronik lebih diminati masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana persepsi Reporter
Tetap Bestari UMM tentang konglomerasi pada media televisi?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui persepsi reporter tetap Bestari UMM tentang konglomerasi
pada media televisi.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1.
Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan
keilmuan terhadap perkembangan dan pendalaman bidang Jurnalistik studi
8
Ilmu Komunikasi, khususnya pemahaman mahasiswa tentang konglomerasi
pada media televisi.
2.
Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan rekomendasi
bagi masyarakat terlebih mahasiswa untuk dapat mengonsumsi media massa
dengan baik. Juga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para pemilik
media massa untuk menggerakkan media massa pada fungsinya.
9