2 of 12
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Teknologi Informasi dan Komunikasi berkembang sangat pesat. Berbagai kejadian atau peristiwa yang terjadi didunia ini dapat diketahui
dengan cepat dari negaratempat yang letaknya berjauhan berkat kemajuan teknologi ini. Untuk mengikuti perkembangan tersebut pengguna internet
dituntut untuk menguasai sarana dan prasarana pendukung teknologi informasi dan komunikasi. Dengan lajunya gerak teknologi informasi
pembangunan, organisasi-organisasi publik maupun swasta semakin banyak yang mampu memanfaatkan teknologi informasi baru yang dapat
menunjang efektifitas, produktivitas dan efisiensi mereka. Banyak yang terlupakan atau memandang ringan pada ketiga komponen penting dalam
Teknologi Informasi, yakni perangkat manusia brainware, prosedur aturan-aturan yang berlaku didalam system dan basis data. Basis Data
sendiri merupakan representasi digital dari kenyataan fisik dan logic dari sebuah sistem.
Kebutuhan akan teknologi informasi sangatlah penting bagi pengguna banyak orang, terutama pada kebutuhan manusia akan informasi pelayanan
jasa internet. Yang sering menjadi keluhan di saat mencari data-data maupun informasi yang diperlukan untuk keperluan akan kebutuhan
pengguna internet tersebut. Sulitnya mencari data informasi tersebut bisa disebabkan oleh cara memperoleh informasi yang kurang fleksibel dan
akurat sesuai dengan yang dibutuhkan para pengguna internet. Menurut Assosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia APJII
mengungkapkan jumlah pengguna internet pada tahun 2013 mencapai 71,19 juta, meningkat 13 dibanding tahun 2012 yang mencapai sekitar 63 juta
pengguna. “Penetrasi pengguna jumlah internet terus meningkat, saat ini
3 of 12 mencapai 28 dari jumlah penduduk yang sebanyak 248 jut
a orang,” kata Ketua Umum APJII, Semuel A. Pangerapan, disela acara peluncuran “Profil
Terkini Internet Industri Indonesia ” hasil kerjasama dengan Badan Pusat
Statistik BPS, di Jakarta. Menurut Semuel meski terjadi pertumbuhan pengguna internet 2013 dalam jumlah signifikan, namun pesimis dapat
memenuhi tuntutan International Telecom Union ITU yang menargetkan bahwa 50 penduduk Indonesia harus melek internet pada tahun 2015.
“Untuk menyesuaikan tuntutan Millennium Development Goals yang juga disepakati
ITU setengah penduduk Indonesia harus terkoneksi internet,” kata Semuel. Sesuai dengan MGDs, pengguna internet di Indonesia
mencapai 107 juta pada tahun 2014, dan 139 juta pengguna pada 2015.
AntaraNews.com.
Seiring dengan peran media semakin meningkat pesat dari waktu kewaktu. Maka diperkirakan internet akan menjadi kebutuhan dominan
yang tidak terlupakan dalam kehidupan manusia pada masa mendatang. Didunia serba digital saat ini, internet bagi manusia merupakan suatu
kebutuhan. Internet memang memudahkan pelajar mendapatkan segala informasi yang berhubungan dengan dunia pendidikan, tetapi internet juga
dapat sebagi wahana yang dapat merusak moral para pelajar dengan situs- situs pornografi, kekerasan, dan hal-hal negatif lainnya. Meskipun dalam
diri mereka mengetahui antara kepentingan yang baik positif dengan buruk negatif. Namun pada akhirnya, kekuatan negatif cenderung lebih
mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku para remaja tersebut, maka utuk meminimalisirnya, usaha untuk memaksimalkan manfaat internet
sebagai media pendidikan harus lebih dilakukan karena tujuannya hendak meningkatkan mutu pendidikan sekaligus mutu pengajar, dosen serta guru
dan peserta didikpelajar dan mahasiswa yang lebih berkualitas. Dalam keseluruhan internet dalam upaya pendidikan, merupakan
aktivitas paling penting karna melalui proses itulah tujuan pendidikan akan dicapai dalam bentuk perubahan perilaku. Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No.20 Pasal 3 Tahun 2003 berbunyi: Pendidikan
4 of 12 nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman, bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab, serta Pasal 1 15 yang berbunyi: Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari
pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi, komunikasi, informasi dan media lain.
Tercapainya tujuan dari pemanfaatan Internet bagi Pendidikan diatas akan ditentukan oleh berbagai unsur yang menunjangnya. Unsur-unsur yang
terdapat di dalamnya, yaitu: 1 pengguna, dengan segala karakteristiknya yang berusaha untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin melalui
internet; 2 tujuan, ialah sesuatu yang diharapakan setelah adanya dari pikiran mereka yang muncul untuk melakukan sesuatu; serta 3 layanan
internet, tempat mereka yang selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat belajar sehingga memungkinkan terjadinya proses pengalaman
belajar. Dari uraian diatas, tampaklah dua posisi subyek, yaitu layanan internet
sebagai wadah untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dan pengguna internet adalah sebagai penerima informasi atau pihak yang ingin
memperoleh informasi sesuai kebutuhannya. Hal ini mengimpilikasikan bahwa layanan internet dan penggunanya adalah merupakan suatu proses
interaksi antara layanan internet dan sipengguna internet yang didasari atas keingin tahuannya dalam rangka pencapaian tujuan. Penyedia layanan
internet sebagai salah satu unsur yang memiliki multiperan, yaitu tidak terbatas
hanya sebagai “penyedia” yang melakukan transfer of knowledge, dan juga sebagai pembimbing yang mendorong potensi, mengembangkan
alternatif, dan memobilisasi pengguna internet dalam menyerap informasi. Artinya, penyedia jasa layanan internet dan penggunanya masing-
masing memiliki tugas dan tanggung jawab yang kompleks terhadap pencapaian tujuan. Pengguna internet tidak hanya dituntut untuk bisa
menguasai banyak keterampilan atau memiliki ilmu tekhnik untuk bisa
5 of 12 akses internet tetapi bagaimana pengguna dapat mengambilmenyerap
informasi yang dia dapat apakah positif atau negatif tergantung kepribadiaan sipengguna internet, tetapi sipengguna juga dituntut untuk bagaimanan bisa
menampilkan kepribadian yang mampu menjadi teladan bagi sipengguna internet lainnya. Mengapa pengguna internet harus menjadi pribadi teladan
bagi pengguna lainnya? Karena kepribadian memiliki pengaruh besar terhadap perilaku pengguna internet.
Hal ini teramati pada berbagai penelitian menunjukkan bahwa saat ini penyebab terbesar dari kegagalan penerimaan sistem informasi didalam
organisasi bukan lagi disebabkan oleh kualitas teknis dari system maupun informasi yang dihasilkan akan tetapi kegagalan penerapan sistem lebih
pada aspek keperilakuannya behavioral Jodiyanto, 2007:2. Boodnar dan Hopwood 1995 menyatakan bahwa “Pengembangan Teknologi Informasi
memerlukan perencanaan dan implementasi yang hati-hati untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan, dan ini
sangat berhubungan dengan perubahan perilaku secara individual dalam melaksanakan pekerjaannya”. Penolakan terhadap sistem informasi yang
dikembangkan tersebut akan berdampak pada pemanfaatan yang rendah terhadap sistem informasi yang ada secara kontinus yang pada akhirnya
menyebabkan rendahnya return dari investasi organisasi dalam teknologi informasi Venkatesh dan Davis, 2000.
Pada penelitian ini dilakukan penelitian Improftif Improvetive research
yang bertujuan
memperbaiki, meningkatkan,
atau menyempurnakan keadaan, kegiatan, atau pelaksanaan suatu sistem,
khususnya pada pengguna internet dengan menggunkan sistem teknologi informasi yang dianggap sangat berpengaruh dan umum digunakan untuk
menjelaskan penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi. Dengan kata lain, motivasi dari penggunaan internet tampak
begitu rendah sehingga tidak memiliki motivasi belajar dalam pemanfaatan layanan internet ini ditandai oleh bentuk tingkah laku sebagai berikut: 1
beberapa pengguna merasa bahwa layanan internet hanyalah sebagai
6 of 12 pelarian, 2 bersenang-senang, dan 3 sebagai pelampiasan untuk
mengungkapkan kelesuan dan ketidakberdayaannya. Fenomena yang terjadi di lapangan sehubungan dengan motivasi
mereka dalam memanfaatkan layanan internet sebagai proses belajar menunjukkan bahwa masih dijumpai para pengguna yang menunjukkan
perilaku sebagai berikut: 1 berdiam diri dalam melakukan aktivitas mereka dalam keseharian hanya untuk update status dimedia social 2
menunjukkan sikap kurang ajar, serta 3 pertentangan. Dari survey data Assosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
APJII, tersebut ditemukan banyak hal yang menarik antara penelitian yang menyangkut industri dan rumah tanggakonsumen perorangan. Dari sisi
pemanfaatan, ternyata e-mail mengirim dan menerima menduduki posisi teratas
95,75, kedua
internet dimanfaatkan
untuk mencari
beritainformasi 78,49, ketiga mencari barangjasa 77,81, keempat informasi lembaga pemerintahan tender sebesar 65,07, kelima untuk
sosial media 61,23. Lihat Gambar dibawah:
7 of 12 Mengenai penggunaanpemanfaatan internet di sektor bisnis,
berdasarkan hasil survey diatas, menunjukkan fenomena tren posistif, dimana lebih dari 75 usaha di sektor bisnis baik di perkotaan maupun di
pedesaan menggunakan komputer. Industri pengolahan tampaknya lebih beradaptasi dalam penggunaan komputer, ditunjukkan dari tingkat
persentase yang lebih tinggi dari sektor bisnis lainnya, yaitu sekitar 77,75. Kemudian disusul hotel 74,59, dan restoranrumah makan 68,92. Hal
ini merupakan hasil rata-rata nasional yang disimpulkan dari survey seluruh responden terpilih dari 33 provinsi dan 78 kota.
Dengan hasil tersebut, maka langkah Indonesia untuk menyesuaikan tuntutan dalam pemanfaatan Internet dalam proses belajar tidak akan
berjalan dengan baik dan tujuan dari pendidikan nasional tidak akan terwujud. Oleh karena itu, peneliti memandang perlu untuk meneliti
hubungan antara layanan internet dengan motivasi belajar pengguna internet dalam proses belajar secara mandiri. Penelitian mengambil judul :
“HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INTERNET DENGAN PENGGUNA INTERNET DALAM PROSES BELAJAR SECARA
MANDIRI OTODIDAK ”
1.2 Identifikasi Masalah