BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu
3.1.1. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pusat Riset Impak dan Keretakan
Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan. Dalam penelitian ini, yang dimulai dari pembuatan alat Uji Jatuh Bebas untuk
pengujian helmet sepeda motor dengan mengacu standard pengujian helmet sepeda motor yang dibuat pada bengkel Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan P4TK Medan. Selanjutnya analisa data eksperimental menggunakan software DAQ For Helmet Impact Testing untuk mengolah data
akusisi yang diperoleh dari Loadcell. 3.1.2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 enam bulan yang dimulai dari bulan Mei sd Nopember 2011.
Universitas Sumatera Utara
3.2. Bahan dan Metode Penelitian
3.2.1. Bahan
Penelitian ini menggunakan bahan helmet sepeda motor non standard pada gambar 3.1. yang masih banyak digunakan pengendara sepeda motor di Sumatera
Utara khususnya di kota Medan. Peneliti mengasumsikan bahwa helmet jenis ini belum memenuhi kategori standard, karena tidak terdapat label maupun sticker uji
standard SNI yang ditempel pada helmet.
a b
c d
a. tampak depan, b. tampak samping, c tampak belakang, dan d. tampak atas Gambar 3.1. Helmet sepeda motor non-standard.
3.2.2. Peralatan
Pada penelitian ini digunakan beberapa peralatan antara lain: 1. Alat Uji Jatuh Bebas; 2. Alat Pengukur
Energi dan gaya Impak
Loadcell pada gambar 3.2. Keterangan Gambar :
6. Frame base
7. Support table
8. Loadcell
9. Teflon base
10. Bottom base
11. Ball end penetrator
12. Anvill support
13. Anvil
14. Helmet
15. Test rig
16. Pipa luncur
6 9
11 10
Universitas Sumatera Utara
Alat impak benda jatuh bebas pada gambar 3.2. dibuat pada bengkel Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan P4TK Medan
dan disesuaikan dengan jenis kebutuhan penelitian ini. Alat pengukur energi dan gaya impak benda jatuh bebas loadcell adalah
sebuah sensor gaya yang bekerja menggunakan strain gage full bridge dengan tahanan SG 350 ohm alat yang dapat merekam beban impak seperti yang terlihat pada
gambar 3.3. Gambar 3.2. Perangkat Alat Uji Jatuh Bebas
1 2
3 5
7 8
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.3. Alat Pengukur Energi dan Gaya Impak Loadcell Kemampuan alat ini dapat menerima beban dan mengukur gaya impak hingga 30.000
kg, dan untuk penggunaan alat ini sudah mendapatkan sertifikat kalibrasi dari Komite Akreditasi Nasional untuk 20.000 kg.
3.2.3. Metode
Penelitian dilakukan terdiri dari beberapa tahapan pekerjaan, mulai dari pembuatan peralatan uji jatuh bebas serta perlengkapannya. Adapun rincian tahapan
kegiatannya adalah dimulai dari pembuatan alat uji jatuh bebas dan pembuatanalat pengukur beban dan gaya impak.
3.2.3.1. Pembuatan Alat Uji Jatuh Bebas
Universitas Sumatera Utara
A. Pembuatan Rangka Alat Uji, tahapan pembuatannya adalah sebagai berikut:
1. Potong besi batangan profil U sepanjang 1 satu meter sebanyak 2 buah.
2. Potong besi batangan profil U sepanjang ½ meter sebanyak 3 buah.
3. Dua batang untuk dudukan meja pengujian dan yang sebatang untuk dudukan
pipa penyangga dan pipa luncur. 4.
Lalu kelima batang tersebut di las sehingga membentuk rangka huruf H. 5.
Untuk dudukan batang penyangga dan pipa luncur jatuh, dilas pada kedua sisi kanan dan kiri rangka bawah alat uji.
6. Pada keempat sudut dipasang Plat setebal 10 mm sebanyak 4 buah masing -
masing berfungsi sebagai baut penahan tracker atau penahan tegaknya batang penyangga. Rangka alat uji jatuh bebas seperti pada gambar 3.4. yang dipakai
pada penelitian ini dibuat sedemikian kokoh agar tidak mengalami masalah pada saat dilakukan penarikan test rig sesuai dengan jarak pengimpakan yang
kita inginkan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.4. Rangka Bawah
7. Lalu selanjutnya kita memotong besi Plat 2 buah sepanjang 25 cm yang
berfungsi untuk dudukan Loadcell 8.
Potong besi batangan profil U sepanjang ½ meter sebanyak 1 buah 9.
Untuk dudukan batang penyangga dan pipa luncur jatuh, dilas pada kedua sisi kanan dan kiri rangka bawah alat uji.
10. Pada tengah rangka atas gambar 3.5. kita pasangkan sebuah katrol
aluminium yang berfungsi sebagai katrol penarik test rig sehingga akan menghasilkan rangka atas seperti pada gambar 3.6.
Gambar 3.5. Rangka Atas
Gambar 3.6. Katrol Pada Rangka Atas
Universitas Sumatera Utara
B. Pembuatan Pipa Penyangga dan Pipa Luncur, tahapan pembuatannya adalah
sebagai berikut:
Gambar 3.7. Batang Penyangga 1.
Potong pipa segi empat 40 x 60 mm sebanyak 2 dua buah dengan panjang masing-masing 5 lima meter.
2. Lalu dilaskan cincin tempat kaitan tracker sebanyak 4 empat buah di
masing-masing sisi sekitar 1 meter dari batang bawah sehingga menjadi batang penyangga seperti pada gambar 3.7.
Gambar 3.8. Pipa Luncur
Universitas Sumatera Utara
3. Selanjutnya potong pipa stainless sepanjang 5 lima meter sebanyak 2
buah yang berfungsi sebagai batang luncur pada gambar 3.8. 4.
Pada batang luncur bagian bawah dipasangkan pegas dengan ukuran diameter dalam 5 cm dan tinggi 45 cm serta diameter kawat pegas 6 mm
yang berfungsi sebagai peredam hentakan pada saat pengujian berlangsung pada gambar 3.9..
Gambar 3.9. Pegas Peredam
5. Selanjutnya dipasangkan kerangka bawah dan kerangka atas tepat
disamping batang penyangga. 6.
Lalu ikatkan keempat tracker pada baut agar dapat dibongkar pasang. C. Pembuatan Test Rig, tahapan pembuatannya adalah sebagai berikut:
a. Potong pipa steam diameter 2 ½ inch dengan panjang 100 seratus mm
sebanyak 2 buah, lalu bubut dalam pipa steam menjadi diameter 51 lima puluh satu mm.
Universitas Sumatera Utara
b. Pipa Bushing dengan diameter 1 inch ditempel pada dinding bagian atas, ±
20 dua puluh mm dari atas. Lalu gabungkan pipa bushing membentuk +, lalu pasang besi As sepanjang 130 mm sebagai gantungan pemegang
helm, dan juga penghubung antara kedua pipa. c.
Bor kedua pipa bushing yang berukuran 1 inch kemudian di buat ulir untuk memasang baut, kemudian hubungkan dengan kedua As.
d. Masukkan rangkaian tersebut pada kedua pipa
Gambar 3.10. Test Rig 7.
Pembuatan headform terlebih dahulu kita potong plat dengan ketebalan 6 enam mm dengan diameter 250 mm.
8. Lalu potong plat strip dengan panjang ± 100 mm yang kita bentuk setengah
lingkaran., kemudian las pada plat membentuk kontur dalam helm. 9.
Setelah itu potong besi beton berdiameter 10 mm dan dilas ke plat strip sebagai penahan plat strip yang membentuk kontur helm tersebut.
10. Selanjutnya potong 1 satu buah plat 6 mm dengan ukuran 100 x 100 mm dan
ikatkan ball joint pada bagian atas plat dengan menggunakan baut.
Universitas Sumatera Utara
11. Sambung dengan las ball joint dengan As berdiameter 19 sepanjang ± 150 mm
12. Sesuai standard uji, berat test rig yang dibuat adalah seberat 5 kg, sehingga
tampak pada gambar 3.10.
D. Landasan anvil 1. Anvil Bentuk Peluru, tahapan pembuatannya adalah sebagai berikut:
a. Bubut besi As dengan diameter 2 inch, membentuk radius pada salah satu
ujungnya. b.
Kemudian sambung As tersebut dengan pipa pada bagian yang tidak dibubut. Panjang antara ujung radius dengan ujung pipa ± 150 mm.
Selanjutnya sambung ujung pipa dengan plat □ 100 x 100 mm menggunakan
las tepat di tengah-tengah plat tersebut. c.
Selanjutnya potong besi As berdiameter 40 mm dengan panjang 100 mm dilas tepat dibawah plat sebagai penopang di Anvil support sehingga terlihat pada
gambar 3.11.
Gambar 3.11. Anvil Bentuk Peluru
Universitas Sumatera Utara
2. Anvil Bentuk Plat Miring, tahapan pembuatannya adalah sebagai berikut:
a. Potong plat bordes dengan ukuran 400 x 300 mm, lalu potong 1 satu buah
batang profil U dengan panjang 300 mm dan selanjutnya las profil tersebut pada bagian bawah plat bordes buat posisi plat miring.
b. Selanjutnya potong besi As berdiameter 40 mm dengan panjang 100 mm dilas
tepat dibawah plat sebagai penopang di Anvil support pada gambar 3.12.
Gambar 3.12. Anvil Bentuk Tidak Rata 3.
Anvil Bentuk Plat Rata, tahapan pembuatannya adalah sebagai berikut: a.
Potong 1 satu buah plat dengan diameter 220 mm, lalu sambungkan pada pipa yang berdiameter 5 inch dengan tinggi ± 100 mm seperti pada
gambar 3.13.
Gambar 3.13. Anvil Bentuk Rata
Universitas Sumatera Utara
4. Anvil Bentuk Setengah Lingkaran, tahapan pembuatannya adalah sebagai
berikut: a.
Plat yang dipress berbentuk setengah lingkaran dicor dengan semen dan pasir batu agar padat dan tidak ada rongga udara.
b. Selanjutnya potong besi As berdiameter 40mm dengan panjang 100 mm
Kemudian dilas tepat dibawah plat sebagai penopang di Anvil support seperti pada gambar 3.14.
Gambar 3.14. Anvil Bentuk Setengah Lingkaran 3.2.3.2. Alat Pengukur Beban Dan Gaya Impak
A. Loadcell, dengan muata sebagai berikut:
1. Alat yang terlihat pada gambar 3.15. ini berfungsi sebagai alat penerima beban dan pengukur gaya impak.
2. Merupakan sebuah sensor gaya yang bekerja menggunakan strain gage full
bridge dengan tahanan SG 350 ohm 3.
Kapasitas maksimum loadcell yang dipergunakan pada penelitian ini sebesar 30.000 kg beban statis.
Universitas Sumatera Utara
4. Loadcell yang digunakan dalam penelitian ini sudah dikalibrasi oleh
Komite Akreditasi Nasional KAN sebesar 20.000kg. 5.
Untuk pemakaian pada program DAQ sistem dikalibrasi sebesar 3.500 kg.
Gambar 3.15. Loadcell B.
Ball End Penetrator, dengan tahapan pembuatan sebagai berikut: 1.
Bubut besi As ST.37 dengan diameter 100 mm dan panjang 63 mm, membentuk radius sebesar 38 mm pada salah satu ujungnya dengan
diameter 58mm. 2.
Pada ujung yang lainnya dibubut dengan ukuran 31 mm dengan panjang 25 mm, dan tepat ditengahnya dibor dengan diameter 6 mm untuk pengetapan
M8 dengan kedalaman 15 mm .seperti pada gambar 3.16.
Gambar 3.16. Ball End Penetrator C.
Anvil Support, dengan tahapan pembuatan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Bubut besi As ST.37 dengan diameter 100 mm dengan panjang 150 mm.
2. Pada sisi tepat ditengahnya dibor tembus dengan diameter 14 mm.
3. Selanjutanya di bubut dalam dengan diameter 40 mm panjang 100 mm
4. Dan disisi lainnya juga di bubut dalam dengandiameter 47 mm dengan
panjang 31 mm seperti pada gambar 3.17..
Gambar 3.17. Anvil Support
D. Ring Stopper, dengan tahapan pembuatan sebagai berikut:
1. Bubut besi Plat ST.37 dengan diameter 120 mm dengan tebal 20 mm.
2. Tepat pada sisi ditengahnya dibubut dalam dengan diameter 100,2 mm.
3. Selanjutanya di sisi sampingnya dibor dengan diameter 5 mm untuk
selanjutnya di tap dengan ulir M6 untuk baut stoppernya.
Gambar 3.18. Ring Stopper
Universitas Sumatera Utara
Pada gambar 3.19 berikut ini akan diperlihatkan susunan alat pengukur beban mulai dari Loadcell, karet peredam, Ball End Penetrator dan Anvil Support
serta Ring Stopper.
Gambar 3.19. Posisi peletakan unvil support dan loadcell
E. Teplon Base, dengan tahapan pembuatan sebagai berikut:
1. Potong Plat teplon dengan ukuran 180 mm x 130 mm dan tebal 8 mm.
2. Selanjutnya di Freis alur untuk tempat baut dengan ukuran titik sumbu
100 mm x 100 mm sebanyak 4 alur. 3.
Teplon Base ini berfungsi sebagai peredam, agar tidak terjadi kontak langsung antara Loadcell dengan Bottom base.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.20. Teplon Base F.
Bottom Base, dengan tahapan pembuatan sebagai berikut: 1.
Potong Plat ST 37 dengan ukuran 130 mm x 130 mm dan tebal 15 mm. 2.
Selanjutnya di Freis alur untuk tempat baut dengan ukuran titik sumbu 100 mm x 100 mm sebanyak 4 alur.
3. Bottom base ini berfungsi sebagai alas dasar dari perangkat alat loadcell.
Gambar 3.21. Bottom Base.
G. Sensor
1. Sensor Proximity, dengan muatan sebagai berikut:
a. Sensor pada gambar 3.22. ini adalah proximity jenis induktif dimana
sensor akan ON pada saat berdekatan dengan logam pada jarak maksimum 4 mm.
Universitas Sumatera Utara
b. Sesuai dengan spesifikasi sensor merupakan tipe NPN dan harus
mendapatkan suplay tegangan minimal 5 vdc, dipasang ke pemegang sensor.
Gambar 3.22. Sensor 2.
Pemegang Sensor, dengan tahapan pemasangan sebagai berikut: a.
Potong plat lebar 2 cm sepanjang 14 cm, kemudian dibentuk dan di Bor untuk baut skrup pengikat kebatang penyangga.
b. Kemudian skrupkan kebatang penyangga mulai dari titik 0 m, 0,5 m, 1 m
dan seterusnya sebanyak 8 sensor seperti pada gambar 3.23. c.
Untuk penentuan titik 0 m, disini mengacu pada tingginya anvil yang telah kita pasang di atas Anvil Support. Dalam hal ini dipilah anvil yang
paling tinggi yaitu anvil bentuk tidak rata.
Gambar 3.23. Pemegang Sensor
Universitas Sumatera Utara
H. DAQ Labjack U3-LV, dengan muatan sebagai berikut:
1. Alat seperti pada gambar 3.24. ini berfungsi sebagai alat untuk menangkap
signal gerak logam dengan ketinggian yang ditentukan. 2.
Selain itu alat ini juga dapat merekam data Aqusisi dari Loadcell yang akan dirubah menjadi data di komputer, sehingga diperoleh hasil grafik
dari pengujian tersebut. 3.
Signal conditioning dan programable amplifier adalah rangkaian elektronik presisisi tinggi menggunakan IC AD524 dan AD584 untuk
mengkondisikan signal elektrik dari loadcell dan diperbesar sampai 1000x. Rangkaian ini dilengkapi dengan programable Excitation voltage
2,5 volt, 5 volt dan 10 volt. Tegangan masukan untuk amplifier adalah -15 vdc, 0, +15vdc. Output amplifier 0-10 vdc.
Gambar 3.24. DAQ Labjack U3-LV I.
Grounding Pengurang noise, dengan tahapan pembuatan sebagai berikut: 1.
Potong besi nako berulir sepanjang 2.85 m, bubut salah satu ujungnya membentuk tirus, hal ini akan memudahkan untuk penanaman ketanah.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.25. Alat Pengaman Listrik 2.
Selanjutnya bubut ujung yang lain untuk tempat melilitkan kabel listrik tunggal sebagai perantaraan ke alat Data Aquisisi.
3. Alat pada gambar 3.25 ini berfungsi untuk mengurangi besarnya noise dan
sekaligus pengaman listrik.
3.3. Variabel Penelitian.
Dalam penelitian helmet sepeda motor yang dikenai beban impak dengan menggunakan metode jatuh bebas ini dilakukan hanya pada helmet sepeda motor
non-standard dengan variabel yang diamati adalah sebagai berikut: 1.
Jarak pengimpakan helmet sepeda motor terhadap anvil 0,5m, 1m, 1,5m, 2m, 2,5 m, 3m, 3,5m, 4m
2. Distribusi tegangan yang terjadi pada permukaan helmet sepeda motor setelah
dikenai beban impak 3.
Besar kekuatan material helmet terhadap beban impak jatuh bebas yang diberikan.
3.4. Pengukuran Jatuh Bebas dengan Loadcell
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian in pengukuran gaya impak beban benda jatuh bebas digunakan peralatan loadcell yang dirancang dalam bentuk unit portable. Secara skematik dapat
dilihat pada gambar 3.26.
Gambar 3.26. Pengerjaan Sinyal Pengukuran Pengukuran bertujuan untuk mengetahui besar gaya impak yang diterima oleh helmet
akibat benda jatuh bebas dari variasi ketinggian tertentu. Akibat tumbukan benda jatuh bebas pada alat sensor, maka timbul gelombang
tegangan tekan compressive steress wave. Pada alat sensor gelombang akan ditangkap oleh pengolah sinyal signal conditioner dibuat perubahan tahanan listrik
ΔRR yang sebanding regangan yang diterima strain gage dengan bridge box,
selanjutnya dengan menggunakan sinyal conditioner dikonversikan dalam bentuk tegangan listrik. Sinyal-sinyal tersebut dite ruskan dalam bentuk gelombang,
kemudian ditampilkan pada penampil sinyal dalam bentuk digital dan dapat terbaca langsung. Kemudian diteruskan ke perangkat komputer yang telah dilengkapi dengan
software pengukuran DAQ For Helmet Impact Testing Software.
Peralatan loadcell ditempatkan pada bagian bawah meja perangkat benda jatuh bebas, dengan posisi dan kedudukan dapat disetel dengan mudahnya.
Alat Sensor Pengolah Data
Aquisisi DAQ Pengkondisi
Sinyal
Digital Komputer
Perangkat Loadcell
Penampil Sinyal
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.27. Posisi Penempatan Loadcell Untuk mendapatkan berapa besar beban gaya impak yang timbul dapat
dilakukan dengan langsung benda jatuh menyentuh sensor alat ukur load cell, yang hasil data program dapat dibuat grafik pada format DAQ For Helmet Impact Testing
Software.
3.5. Rancangan Kegiatan