BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Mesin-Mesin Fluida/ Mud Pump

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Teori Mesin-Mesin Fluida
Mesin-mesin fluida adalah mesin yang dapat mengubah energi mekanis

poros menjadi energi fluida atau sebaliknya mengubah energi fluida (potensial dan
kinetis) menjadi energi mekanis poros. fluida yang dimaksudkan disini adalah
fluida yang berbentuk cairan, uap, gas. (Basic Mechanic Course PT. Intraco Penta,
Tbk. : 2008).
Mesin fluida dapat dibedakan atas 2 (dua) yaitu sebagai berikut:
a. Mesin Kerja
Mesin kerja adalah kelompok mesin

fluida

yang

berfungsi


untukmengubah energi mekanis poros menjadi energi fluida dalam bentuk
energi potensial.
Yang dimaksud dalam mesin kerja adalah sebagai berikut:
1. Pompa
2. Kipas angin
3. Compressor
4. Mesin Tenaga
b. Mesin tenaga
Mesin tenaga adalah mesin fluida yang berfungsi mengubah energy
potensial fluida menjadi energi.

Yang dimaksud dengan mesin tenaga yaitu sebagai berikut:
1. Kincir angin
2. Kincir air
3. Turbin uap
4. Turbin air

2.2


Pompa(Pump)
Secara umum pompa dapat diartikan sebagai alat yang bekerja secara

mekanis, yang memiliki fungsi untuk memindahkan/mengalirkan suatu zat cair
(fluida) dari suatu tempat ketempat yang lain. pompa lumpur (mud pump) bekerja
dengan memindahkan cairan (fluida) secara langsung dari sisi hisap ke sisi keluar.
karakteristik dari pompa ini adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kapasitas yang yang besar.
b. Memiliki tekanan yang tinggi.
c. Biaya pengopersian yang relatif tinggi.
d. Masa penggunaan pompa yang cukup lama.

Energi yang diberikan kepada fluida berupa dorongan piston yang dengan
sendirinya menghasilkan peningkatan tekanan terhadap fluida untuk dapat
berpindah.(Manual Book Duri Training Center : 2004).

2.2.1

Pompa Tekanan Statis
Pompa tekanan statis adalah proses perubahan bentuk energi mekanis


menjadi hidrolik pada fluida kerja dengan perantara tekanan statis. dibawah ini

merupakan macam–macam pompa yang termasuk pompa tekanan statis adalah
sebagai berikut:
a. Pompa Torak
Pompa ini mempunyai bagian utama berupa pengisap atau sekat
(difragma) yang bergerak bolak balik dalam silinder. hal ini bertujuan untuk
dapat mengalirkan fluida kerja secara

kontiniu kesatu arah dan untuk

pengaturan aliran fluida. pompa ini dilengkapi dengan katup-katup, dimana
fluida bertekanan rendah di hisap melalui katup isap keruang silinder/liner.
kemudian ditekan oleh torak hingga tekanan naik dan sanggup mengalirkan
fluida keluar melalui katup keluar.
b. Pompa Putar
Pompa putar adalah pompa yang bagian utamanya berupa rotor yang
bergerak berputar dirumah pompa, dimana fluida kerja dihisap melalui sisi
hisap kemudian dikurung antar rotor dan rumah pompa.kemudian didorong

kesisi tekan dengan gerakan putar sehingga tekanan statisnya akan naikdan
sanggup mengalirkan fluida melalui katup tekan.

2.2.2

Pompa Tekanan Dinamis
Pada pompa ini pemindahan fluida terjadi karena yang disebabkan faktor

dinamis yaitu gaya sentrifugal, karena timbulnya gaya tersebut maka fluida
mengalir dari tengah impeller melalui saluran diantara
tersebut.

sudut-sudut impeller

Fluida yang keluar ditampung oleh saluran yang berbentuk spiral dan
saluran keluar melalui alat pemercik (nozzle) pompa ini disebut juga dengan
“Rotor Dynammic Turbo Pump” karena karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Fluida mengalir secara berlanjut melalui saluran yang diberikan energi
mekanis.
b. Gaya yang dihasilkan adalah gaya sentrifugal.

c. Mempunyai bagian utama terdiri dari poros saluran impeller, rumah spiral
dan nozzle.
d. Head tekanan fluida menjadi lebih tinggi, demikian juga head kecepatan
karena mengalami percepatan.
e. Fluida yang keluar dari impeller akan dipercikkan oleh nozzle.

Pada jenis pompa tekanan dinamis dapat diambil sebagai contoh yaitu
pompa sentrifugal itu sendiri. Pompa sentrifugal adalah pompa tekanan dinamis
yang menggunakan konsep kecepatan tekan untuk menaikkan fluida kerja dimana
pada porosnya merupakan tempat kedudukan impeller yang dilengkapi dengan
sudu – sudu di putar oleh motor penggerak di selubungi oleh rumah pompa.
Dimana tekanan fluida naik akibat adanya gaya sentrifugal yang diberikan pada
kerja tersebut. Gaya ini timbul di sebabkan impeller yang terpasang pada poros
berputar sehingga menimbulkan kecepatan arah radian dari aliran fluida tersebut.
Setelah fluida keluar impeller di tampung pada volute maka terjadi perubahan
velocity head menjadi presure head dan mampu menekan aliraan fluida keluar
volute (casing). untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.1 Pompa Sentrifugal (http://e.product.litbang.com)


2.3

Pompa Lumpur (Mud Pump)
Pompa lumpur dikategorikan kepada positive displancement pump,cara

kerja dari pompa lumpur adalah dengan pemindahan secara langsung dari saluran
hisap ke saluran tekan.saluran hisap dibuat agar dapat menyediakan tekanan fluida
ke pompa secara terus menerus dalam jumlah yang banyak, sedangkan saluran
tekan dibuat sesederhana mungkin dan dihindari pemakaian elbow, valve yang
banyak serta perubahan ukuran pipa yang besar akan mengakibatkan getaran yang
besar. (Manual Book Mud Pump Ideco T-500 & T-800 : 2002)
Energi yang diberikan adalah dorongan yang menghasilkan peningkatan
pada tekanan. Adapun gambar pompa lumpur jenis triplex dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

Gambar 2.2 Mud pump Ideco T-800 (http://Image.Tradevu.com)

Jenis pompa yang digunakan pada unit pengeboran ada dua macam, yaitu :
1. Pompa duplex (double acting)
Pompa duplex adalah salah satu pompa lumpur, memiliki sistem kerja

pompa duplex sama dengan pompa triplex. perbedaan pompa ini hanyalah
pada banyaknya piston yang digunakan dan posisi piston terletak pada sisi
depan dan belakang crankshaft.

Gambar 2.3 Pompa Duplex (Manual book Mud Pump T-800)

Cara kerja pompa duplex (double acting) yaitu :
Pompa ini memiliki 2 (dua) piston torak dan pada setiap piston
memiliki pasangan 4 buah valve (katup). valve 1 dan 3 merupakan valve
tekan sedangkan 2 dan 4 merupakan valve hisap. pompa ini bekerja ganda
(double acting) yang artinya grakan piston pompa kedepan ataupun
kebelakang akan senantiasa menghasilkan pendorongan cairan. gerakan
piston pompa ini biasanya relatif lambat sehingga lumpur mengalir dari
tangki masuk kedalam pompa sewaktu langkah hisap cukup mengalir
dengan baik tanpa diberi tenaga bantuan pompa atau lumpur mengalir
sendiri karena perbedaan tinggi permukaan lumpur dan pompa.

2. Pompa Triplex (single acting)

Gambar 2.4 Pompa Triplex (Manual book Mud Pump T-800)


Cara kerja pompa triplex yaitu:
Pompa ini hanya bekerja satu arah saja yaitu pada saat gerakan
kedepan, pompa hanya menghasilkan tekanan fluida keluar, sedangkan
unutk gerakan piston kebelakang hanya menghasilkan pengisapan lumpur
dari tangki masuk keruangan liner pompa. Gerakan piston ini lebih cepat
dibandingkan dengan pompa duplex, yaitu antar 1,5 sampai 2 kali lebih
cepat, sehingga sebagai akibatnya diperlukan pengisian lumpur keruang
liner dari tangki dengan cepat pula. untuk keperluan itu pada pompa
Triplex saluran hisap senantiasa memerlukan bantuan aliran lumpur
dengan pompa sentrifugal sebagai super charging.

Dari gambar penampang pompa Duplex maupun Triplex, pompa dapat
dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu Power End dan Fluid End.
1. Power End mempunyai fungsi merubah gerakan mekanis berputar yang
berasal dari putaran motor, dirubah menjadi gerakan maju mundur secara
bergantian untuk semua piston.
2. Fluid End mempunyai fungsi untuk merubah tanaga mekanis mejadi
tenaga hidroulis dengan menghasilkan sejumlah kapasitas aliran yang
bertekanan tinggi. Berdasarkan kerja pompa ada beberapa bagian utama

dari komponen pompa lumpur adalah sebagai berikut:

a. Saluran Hisap Pompa

Gambar 2.5 Langkah Hisap (Manual book Mud Pump T-800)
Dilihat dari sisi penyediaan atau terjadinya head pada saluran
hisap, maka dibedakan atas atas dua sistem suction line:
1. Fooded suction yaitu saluran hisap yang penyaluran lumpur masuk
kedalam ruang liner pompa hanya karena gravitasi.
2.

Chargedor or super charged system yaitu sistem saluran hisap
yang pengaliran lumpur masuk kedalam ruang liner dengan
diberikan tekanan oleh pompa, tujuan diberikan tekanan saluran
hisap adalah untuk mencegah keterlambatan pengisian ruang hisap
pompa.

b. Saluran Tekan Pompa

Gambar 2.6 Langkah Tekan (Manual book Mud Pump T-800)


Saluran tekan pompa yaitu saluran lumpur yang telah diberikan
tekanan dari pergerakan piston yang bergerak maju sehingga lumpur akan
bergerak keluar yaitu pada saluran tekan atau buang.

Gambar 2.7 Penampang Fluid End dan Power End (Manual book Mud Pump
Ideco T-800)
Keterangan :
1. Lubrication line

: Saluran pelumas

2. Valve

: Katup

3. Discharge manifold

: Saluran buang


4. Liner

: Perapat Silinder

5. Cylinder block

: Blok silinder

6. Cylinder Liner

: Blok silinder

7. Piston Rod

:Batang Piston

8. Crosshead

:Crosshead

9. Conecting Rod

: Batang torak

10. Crankshaft

: Poros engkol

Jenis-jenis pompa yang digunakan pada PT.Bormindo Nusantara yaitu :
a. Merek IDECO
b. Merek NATIONAL
Salah satu spesifikasi pompa Triplex dengan merek IDECO yaitu :
7 x 9 Triplex Pump
Model No. T 800 Seri No.79
Performance Max Input 800 HP AT 150 SPM

Table 2.1 Perbandingan ukuran liner dan tekanan
No

Ukuran liner (inchi)

Tekanan (psi)

1.

7”

1828

2.

6”

2121

3.

5”

3588

4.

4”

4424

Dari tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa semakin kecil ukuran suatu liner
maka tekanan aliran fluida semakin tinggi. sedangkan cara kerja pompa lumpur
yaitu dengan cara memindahkan langsung dari hisap kesisi tekan.

2.4

Pemilihan Motor Penggerak (Paccar Engines : 2010)
Penggerak mula adalah sumber yang diberikan daya dan putaran pada

pompa sehingga pompa dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Dibawah
ini diberikan perbandingan karateristik motor penggerak sebagai pertimbangan
dalam pemilihan.

a. Motor listrik
1. Keuntungan
a.

Jika tenaga listrik PLN atau sumbernya lain tersedia dengan tegangan
yang sesuai di sekitar tempat tersebut motor listrik meberikan cos
yang murah.

b.

Pengoperasiannya lebih mudah.

c.

Pemiliharaan dan pengaturan mudah.

d.

Tidak menimbulkan suara dan getaran.

2. Kerugian
a. Jika listrik padam, pompa tidak dapat bekerja sama sekali.
b. Jika lokasi pompa jauh dari jaringan listrik yang ada, maka biaya
penyambungan tenaga listrik mahal.

b. Motor torak
1. Keuntungan
a.

Mudah dipindah-pindahkan.

b.

Biaya fasilitas tambahan dapat lebih renda dari pada motor listrik.

c.

Tidak bergantung dimana tempat pengoperasian.

2. Kerugian
a. Motor torak lebih berat dari pada motor listrik.
b. Getaran dan suara mesin yang sangat besar.
c. Ongkos pengoperasian besar.
d. Perawatan dan pengaturan rumit.

2.5

Lumpur (Mud)
Lumpur pada teknik pengeboran adalah fluida kerja dari proses sirkulasi

pompa, sedangkan lumpur itu sendiri terdiri dari gabungan bahan cair (liguid) dan
padat (solid) yang diaduk menjadi satu.(Ppt Migas,Cepu :2004).

Tabel 2.2 Komposisi Bahan Lumpur
Cairan

Benda padat

1. Air bersih

Gravitasi rendah (pasir, tanah
liat)

2. Air asin

Gravitasi tinggi (Barite, biji
besi, lapisan belerang)

3. Campuran

Gravitasi rendahdan tinggi

fluida
Istilah lumpur pada teknik pengeboran adalah fluida kerja dari proses
sirkulasi lumpur terdiri dari bahan liquid dan solid.
Berat jenis lumpur (mud weight) sangat besar pengaruhnya dalam
mengontrol tekanan lubang, sebab dengan menaikan berat jenis lumpur maka
tekanan lumpur akan naik pula. Dilapangan berat jenis lumpur bor ini di ukur
dengan menggunakan suatu alat yang disebut Mud Balance. Umumnya berat jenis
lumpur ini dinyatakan dalam bentuk Spesific Gravity (SG).
Spesific gravity adalah perbandingan berat jenis Lumpur dengan berat jenis air
tawar. Secara matematis dinyatakan sebagai berikut :

Lumpur pemboran merupakan faktor yang penting serta sangat
menentukan dalam mendukung kesuksesan suatu operasi pemboran. Kecepatan
pemboran, efisiensi, keselamatan dan biaya pemboran sangat tergantung pada
kinerja lumpur pemboran.
Fungsi lumpur dalam suatu operasi pemboran antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Mengangkat cutting ke permukaan.
b. Mendinginkan dan melumasi bit dan drill string.
c. Memberi dinding lubang bor dengan mud cake.
d. Menahan cutting dan material pemberat sirkulasi lumpur dihentikan.
e. Melepaskan pasir dan cutting dipermukaan.
f. Menahan sebagian berat drill pipe dan cutting (bouyancy efect).
g. Mengurangi efek negatif pada formasi.
h. Mendapatkan informasi (mud log, sampel log).
i. Media logging.

Komposisi lumpur pemboran ditentukan oleh kondisi lubang bor dan jenis
formasi yang ditembus oleh mata bor.
Ada dua hal penting dalam penentuan komposisi lumpur pemboran, yaitu :
a. Semakin ringan dan encer suatu lumpur pemboran, semakin besar laju
penembusannya.
b. Semakin berat dan kental suatu lumpur pemboran, semakin mudah untuk
mengontrol kondisi dibawah permukaan seperti masuknnya fluida formasi

bertekanan tinggi (dikenal sebagai "kick"). Bila keadaan ini tidak dapat
diatasi maka akan menyebabkan semburan liar (blowout).

Penentuan lumpur pemboran yang digunakan dalam suatu operasi
pemboran didasarkan pada kondisi bawah permukaan dari formasi yang sedang
ditembus. Fluida pemboran yang umum digunakan dalam suatu operasi pemboran
dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Water-Base Mud
Pada lumpur pemboran jenis water-base mud, zat komponen yang
paling banyak digunakan adalah water base mud (kurang lebih 80%).
Komposisi lumpur ini terdiri dari air tawar atau air asin, clay dan chemical
additives. Komposisi ini ditentukan oleh kondisi lubang bor.

Water based mud merupakan jenis lumpur yang paling umum
digunakan karena murah, mudah penggunaanya dan membentuk "filter
cake" (kerak lumpur) yang berguna untuk lubang bor dari bahaya
gugurnya dinding lubang bor.

b. Oil - Based Mud
Digunakan pada pemboran dalam, hot holes, formasi shale, dan
sebagainya. Lumpur ini lebih mahal, tetapi akan mengurangi terjadinya
proses pengaratan (korosi) yang dapat mengakibatkan kerusakan fatal pada
rangkaian pipa bor.

c. Air or Gas - Based Mud
Keuntungan dari lumpur jenis ini terutama adalah dapat
menghasilkan laju pemboran yang lebih besar. Karena digunakan
kompressor, kebutuhan peralatan dan ruang lebih sedikit.

2.6

Sirkulasi Lumpur
Sebelum menerangkan prinsip kerja pengeboran khususnya pompa lumpur

sebagai sistim sirkulasi, ada beberapa hala yang perlu diperhatikan dipersiapkan
sehubungan dengan mendirikan RIG antara lain :
a. Permukaan tanah harus bersih dan datar.
b. Harus dekat dengan sumber air yang sangat diperlukan baik untuk
proses pengeboran.
c. Perlunya penggalian reserve pit sebagai tempat penampung rock
cutting selama proses pengeboran.

Kerja pompa pada proses pengeboran ini adalah melakukan sistim
sirkulasi yaitu semua bahan-bahan liquid dan solid akan di campur sesuai dengan
ukuran yang diinginkan, pada suatu alat Mud Mixing Hopper. Air sebagai salah
satu bahan dasar mud diambil dari water pit yang tersedia dengan mengunakan
pompa sentrifugal. Mud akan dialirkan atau ditempatkan pada mud pit. Untuk
mengalirkan mud ke mud pump dapat dilakukan dengan dua cara, pengaliran dari
sisi isap ke ruang liner yaitu dengan penyaluaran karena gaya gravitasi karena
perbedaan ketinggian ataupun menempatkan supercharge pump sebagai boster

untuk mencegah keterlambatan pengisian, mencegah knocking dan mencegah
penghisapan udara.
Pemindahan fluida berlansung dari saluran hisap ke saluran tekan atau
keluar dengan memberikan lumpur energi berupa dorongan piston secara priodic,
sehingga menghasilkan peningkatan tekanan terhadap lumpur untuk berpindah.
lumpur kemudian dialirkan melalui surface connection (stand pipe), kelly(pipa
yang meneruskan putaran ke drill string), setelah itu aliran lumpur dialirkan atau
diteruskan ke drill pipe dan drill collar. Sejalan dengan proses pengeboran maka
pompa akan mengalirkan mud ke bit (mata bor), mud akan keluar dari nozzle yang
berada pada bit.
Pada proses ini dilakukan high pressure dan tenaga hidrolik yang besar.
Tekanan yang dilakukan pompa mud akan mengangkat cutting (gerusan batubatuan), pasir dan air melawati samping dinding hole dan kemudian akan
ditampung di shale shake, yang berfungsi untuk memisahkan cutting dengan mud.
cutting akan kembali ke reserve pit, mud yang telah bersih dari gerusan batubatuan dialirkan ke mud pit, proses pendinginan mud dilakukan dengan udara luar
dan penyemprotan dengan air. Setelah lumpur berada dalam temperatur 30°c 40°c maka lumpur dipompakan kembali. Berat lumpur akan diatur sesuai arahan
dari mud engginer. Mud akan di pompakan lagi ke hole dan seterusnya (mud
melakukan sirkulasi), proses ini akan berhenti setelah pengeboran selesai.
(Manual Book Mud Pump Ideco T-500 & T-800 : 2002)

Gambar 2.8 Sistem Sirkulasi Pompa Lumpur
(Manual Book Drilling Rig :2002)

2.7

Perawatan (Maintenance)

2.7.1

Definisi Keperawatan
Perawatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk memelihara

komponen dan mengadakan perbaikan dan penggantian yang diperlukan.
kontinuitas produksi suatu perusahaan tergantung pada kerusakan mesin-mesin
yang diakibatkan oleh kurang terawatnya mesin-mesin tersebut, sehingga tidak
dapat beroperasi secara optimal.( http://digilib.petra.ac.id)

2.7.2 Tujuan Perawatan
Tujuan diperlukannya perawatan terhadap mesin adalah:
a. Mesin dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lebih panjang.
b. Proses produksi akan lebih lancer, karena tidak ada mesin yang tiba-tiba
rusak.
c. Kerusakan berat dari mesin dapat ditekan serendah mungkin.
d. Waktu pemesinan dalam produksi naik, sehingga kapasitas produksi akan
meningkat.
e. Dengan melaksanakan kegiatan perawatan secara preventive,diharapkan
dapat dicapai tingkat biaya perawatan serendah mungkin.

2.7.3

Jenis-Jenis Perawatan
Adapun jenis-jenis dari perawatan adalah sebagai berikut:

1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
Adalah jenis perawatan yang dilakukan berdasarkan pada anjuran suatu
pabrikan mesin, contohnya suatu generator diharuskan untuk melakukan
pengganian pelumas mesin setelah melewati 1000 jam kerja.

2. Perawatan Korektif (Corrective Maintenance)
Adalah jenis perawatan yang dilakukan dengan menggunakan peralatan
khusus yang dianjurkan oleh pabrikan suatu mesin seperti menggunakan
peralatan servis spesial (special service tool) atau peralatan khusus lainnya.

3. Perawatan Prediktif (Predictive Maintenance)
Adalah jenis perawatan yang dilakukan untuk memprediksikan umur suatu
mesin agar dapat mencegah kerusakan terjadi saat produksi, contohnya seperti
memproduksi komponen baru yang lebih bermutu dan umur suatu mesin dapat
diprediksi.

4. Perawatan Berjalan (Running Maintenance)
Adalah jenis perawatan yang dilakukan saat suatu mesin berada dalam
kondisi beroperasi.

5. Perawatan Setelah Terjadi Kerusakan (Breakdown Maintenance)
Adalah jenis perawatan yang dilakukan saat suatu mesin dalam kondisi
berhenti tiba-tiba saat terjadi kerusakan.

Maintenance
Preventive
Maintenance
Sytematic
Maintenance

Corrective
Maintenance

Condition-based
Maintenance

Gambar 2.9 Diagram Perawatan (Lyonner,1991)

Kecakapan atau skill didefinisikan sebagai kemampuan mengikuti cara
kerja yang ditetapkan.kecakapan dapat dibagi menjadi 4 (empat) kelompok yaitu
sebagai berikut:
a. Super Skill
Super Skill memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaanya
2. Bekerja dengan sempurna
3. Tampak seperti terlatih dengan sangat baik.
4. Tidak terkesan adanya gerakan berpikir dan merencanakan apa yang
akan dikerjakan.

b. Excellent skil
Excellent skil memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Percaya kepada diri sendiri.
2. Tampak cocok dengan pekerjaannya
3. Terlihat telah terlatih dengan baik.
4. Bekerja teliti dengan sedikit pemeriksaan.
5. Gerakan kerja tanpa gerakan salah.
6. Menggunakan peralatan dengan baik.

c. Good skill
Good skill memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Kualitas hasil kerja baik.
2. Bekerja lebih baik dari pada pekerjaan umum.

3. Dapat memberi petunjuk pada pekerja lainnya.
4. Tidak memerlukan banyak pengawasan.
5. Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap.

d. Poor skill
Poor skill memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tidak bisa mengkoordinasikan tangan dan pikiran.
2. Gerakannya yang kaku.
3. Kelihatan kurang yakin dengan urutan gerkannya.
4. Terlihat tidak cocoknya dengan pekerjaannya.
5. Sering melakukan kessalahan pekerjaan.
6. Tidak adanya kepercayaan pada diri sendiri.

2.8

Peralatan Pendukung ( Manual Book Drilling Rig :2002)
Peralatan sirkulasi adalah salah satu peralatan utama yang mutlak dan

dibutuhkan pada suatu unit pemboran sumur minyak. Peralatan ini berfungsi
untuk mengsirkulasikan lumpur. Adapun peralatan – peralatan pendukung dari
pompa sehingga sistim sirkulasi dapat berjalan dengan kontiniu adalah:
1. Discharge Pulsation Dampener (Sistem Saluran Tekan)
Discharge Pulsation Dampaner berfungsi untuk meredam gelombang
tekanan lumpur yang disaluran tekan.

Gambar 2.9 Pulsation Dampener
(http://Image.china-Ogpe/ideco-mud-pump-pulsation.com)

2. Swivel
Swivel berfungsi untuk mengggantung drilling string yang memungkinkan
string berputar. Swivel juga menjadi jalanya lumpur yang dipompakan.

Gambar 2.11 Swivel (http://Rig.knowleadge.wordpress.com)

3. Travelling Block
Katrol yang bisa dinaikan dan diturunkan pada derrick.pada proses
pengeboran travelling block digunakan untuk dudukan atau pengangkat swivel
di menara atau mest.

Gambar 2.12 Travelling Block (http://Rig.Drilling.wordpress.com)

4. Mud Return line
Mud Return line Pipa dimana tempat aliran kembalinya lumpur dari dasar
lubang.

Gambar 2.13 Mud Return Line (http://Rig.Drilling.wordpress.com)
5. Shale shaker
Suatu alat yang berfungsi sebagai filtter, untuk memisahkan antara
potongan kayu-kayu atau sampah, air dan lumpur.

Gambar 2.13 Shale Shaker (http://file.seekpert.com)

6. Shale Slide
Alat memindahkan cuttings ke resserve pit.

7. Reserve pit / tank
Tempat pengumpulan cutting setelah dipisahkan dari lumpur.

8. Mud pit / tank
Tempat dimana lumpur di tempatkan sebelum sebelum dialirkan ke dasar
lubang.

Gambar 2.14 Mud Tank (http://file.mud.tank.com)

9. Mud Mixing Hopper
Alat untuk melakukan pencampuran sebelum lumpur di tempatkan di mud
pitdan di alirkan ke lubang.

10. Unit Pompa Sentrifugal
Berfungsi untuk menyuplai air dan untuk proses mixing dan proses
pendinginan lumpur dengan meggunakan elektrik motor.

Gambar 2.15 Pompa Sentrifugal (http://e.product.litbang.img/com)

11. Unit Pompa Lumpur
Perlu disediakannya 1 unit pompa cadangan, seandainya terjadi kerusakan
yang tidak bisa di atasi dengan segera dilapangan.

Gambar 2.16 Pompa Lumpur (http://Image.Tradevu.com)

12. Drill pipe
Berfungsi untuk meneruskan torsi dari kelly ke mata bor. Drill pipe juga
berfungsi untuk jalanya lumpur yang dipompakan.

Gambar 2.17 Drill Pipe (http://bal.ticnordic.com)

13. Drill collar
Berfungsi sebagai pemberat dan menegangkan drill string (pipa-pipa yang
diatasnya agar lebih stabil).

14. Bit (mata bor)
Alat yang memiliki nozzle, tempat keluarnya lumpur dan sebagai alat
pengikis dan penggerus dari batu-batuan pada lubang.

Gambar 2.17 Bit (http://DrillRig.SandServices.com)