Panduan Promosi Kesehatan Rumah Sakit
D
KATA PENGANTA'R
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) merupakan komitmen global yang
sudah diputuskan oleh organisasi kesehatan sedunia (WHO) untuk dilaksanakan
dan dikembangkan di seluruh dunia , termasuk Indonesia.
PKRS sebaga i strategi dan teknologi yang fokus penggarapannya pada perilaku
dan lingkungannya dengan segala determinannya dapat berperan positif hingga
dapat memberi'kan kontribusinya terhadap upaya peningkatan citra rumah sakit.
Buku pedoman ini disusun dengan tujuan untuk membantu petugas pengelola
dan pelaksana PKRS dalam mempersiapkan dan menyelenggarakan kegiatan
PKRS . Hal ini seiring dengan upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia
di bidang promosi kesehatan .
lsi buku ini merupakan penyempurnaan konsep dari WHO serta perkembangan
masalah promosi kesehatan di Indonesia dan merujuk panduan PKRS yang
pernah diterbitkan sebelumnya.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada tim penyusun yang
telah bekerja keras sehingga dapat menyelesaikan buku ini.
Mudah-mudahan buku ini bermanfaat , saran dan kritik untuk sempurnanya buku
ini sangat kami harapkan .
S,-
...セ@
ュOセャ
..
「Gセ@
Jrld
r
Jakarta , Desember 2003
Kepala Pusat Promosi Kesehatan
\b:--
Drs. Dachroni , MPH
NIP 140025019
DAFTAR lSI
Kata Pengantar
Daftar lsi
Bab
... ........ ... ....... .... .. .. ..... ........ .... ..... ... ............ ... ............ ... ..... ..i
..... ..... ... .. .. .............. ... .... ........ .. ......... ..... ........ ......... ........ ...iii
Pendahuluan
A. Latar Belakang ........ ..
B. Pengertian ..
........ .... ..... ...... .. ...... ...... . . . 1
........ .. ...... ..... ..... .. ......2
Bab
II
Visi . Misi. TUJuan dan Sasaran
A. Visi .. ... ... .... ........ .... .. ... . ..... .......... ... ........... . .... ...... .... .. 4
B. Misi .. .... ...... .... ... ..... .... .... ........ ... ... .... ............... .... .. ... .. .. . 4
C . Tujuan ..... ... ... ......... .. ........ ............. ........ .. ........ .. ....... .. ...... .4
D. Sasaran .... ........... ...... .......... ... ... .... .... .. .... .. ...... ... .. .. .... .... ...4
Bab
III
Kebijakan. Strategi dan Area PKRS
A. Kebijakan ..... .. ... ... .... ....... ........ .... ......... ...... ........ ........... .... 8
8 . Strategl.. .... .... ...... ............... .... .. .......... ...... ......... ..... ...8
C . Area Promosi Kesehatan Rumah Sakit .. ......... ........ .. .... 1
Bab
IV
Ruang Li ngkup dan Lokasi Kegiatan PKRS
A. Ruang Lingkup kegiatan PKRS .. ..... .................. ............. 13
B. Lokasi Kegiatan PKRS ...... ..... ..... ... ..... .................... ... .... ..14
Bab
V
Langkah-Langkah Pengelolaan PKRS
A. Persiapan .... ... .. ...... .... ............... ... ..... .... .............. ...... ...... 15
B. Penyusunan Rencana Promosi ..... ... ................. ........ ... . .. 18
C. Pelaksanaan Promosi .. ......... .................. ........................ ..19
D. Pe mantauan , Pembinaan dan Eval uasi. ... ...... ................ .. 20
E. Pencatatan dan Pela pora n .. ... .... ......... ... .... ................... ..20
Bab
VI
Faktor-fa kto r Penghambat dan Penentu Keberhasilan PKRS
A. Faktor Penghambat ..... ................................ ................. 2 2
B. Faktor Penentu Keberhasilan PKRS ... .......... .. ..... ......... 23
Bab
VII
Indikator keberhasilan PKRS ......... ........... ... ....... ........ ....... .. ..25
iii
Bab
VIII
Lampiran :
Penutup ........ .
BAB I
PENDAHULUAN
.. ... .. ..... .. .. .. ...... 26
1. Standar Promosi Kesehatan Rumah Sakit
2. Pesan , Metode dan Media Penyuluhan
A.
LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan saat ini dilandasi dengan Paradigma Sehat.
Paradigma Sehat adalah cara pandang , pola pikir atau pola pembangunan
kesehatan yang bersifat hotistik , melihat masalah kesehatan dipengaruhi
oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor dan upayanya lebih diarahkan
pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan , bukan hanya
penyembuhan orang sa kit atau pemulihan kesehatan . Salah satu wujud
Paradigma Sehat adalah Promosi Kesehatan .
Secara makro, Paradigma Sehat b erarti pembangunan semua faktor harus
memperhatikan semua dampa'k di bidang kesehatan , paling tidak harus
memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan lingkungan
sehat. Secara mikro Paradigma Sehat berarti pembangunan kesehatan
lebih menekankan pada upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya ,kuratif dan rehabilitatif.
Sesuai Paradigma Sehat ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 , yaitu
gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup
dalam lingkungan sehat, mempunyai perilaku sehat, mampu
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil merata serta memiliki
derajat kesehatan yang optimal. Salah satu institusi yang berperan dalam
mencapai tujuan tersebut adalah rumah sakit.
Efektivitas suatu pengobatan selain dipengaruhi oleh kual itas pelayanan
kesehatan , sikap serta keterampilan petugasnya , juga dipengaruhi oleh
lingkungan , sikap dan pola hidup pasien dan keluarganya . Selain itu juga
dipengaruhi kerja sama yang positif antara petugas kesehatan dengan pasien
dan keluarganya . Apabila pasien dan keluarga mempunyai pengetahuan
tentang cara-cara penyembuhan dan pencegahan penyakit, serta mau
dan mampu berpartisipasi secara positif, maka hal ini sangat membantu
penyembuhan pasien yang bersangkutan.
iv
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yang dahulu dikenal dengan istilah
Penyu ol uhan Kesehatan Rumah Sa kit berusaha mengembangkan
pemahaman pasien dan keluarganya tentang penyakit yang diderita pasien,
serta hal-hal yang perlu dan dapat dilakukan oleh keluarga , untuk membantu
penyembuhan dan mencegah terserang kembali oleh penyakit yang sama.
Dalam hal ini Promosi Kesehatan Rumah Sakit berusaha menggugah
kesadaran serta minat pasien dan keluar·ganya untuk berperan secara positif
dalam penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu p romosi
kesehatan harus merupakan bag ian yang tak terpisahkan dari' upaya
pelayanan kesehatan di rumah sakit , karena dengan PKHS upaya
penyembuhan akan leb ih berhasil.
Rumah sakit mempunyai peran yang besar untuk menyebarkan informasi
kesehatan, pengembangan sikap dan perubahan perilaku kepada pasien,
keluarga pasien, masyarakat di lingkungan rumah sakit, dan juga kepada
petugasnya. Rumah sakit juga merupakan institusi yang dapat memberi
keteladanan dalam budaya hidup bersih dan sehat serta kebersihan
lingkungan .
2.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah upaya promosi kesehatan yang
dilakukan oleh petugas rumah sakit untuk masyarakat di rumah sakit
dan masyarakat di lingkungan sekitar rumah sa kit.
"A Health Promoting Hospital is A Hospital that Seeks to Incorporate
the Concepts, Values and Standards of Health Promotion Into The
Organizational Structure and Culture of The Hospital ".
Dalam pengertian promosi kesehatan rumah sa kit ini ada beberapa hal
yang dapat dicatat, yaitu :
a.
Proses yang memungkinkan pasien , pengu njung, dan petugas
rumah sakit serta masyarakat sekitarnya dapat hidup sehat .
b.
Melakukan upaya promosi kese hatan dalam rumah sakit maupun
di luar rumah sakit serta lingkungan sehat di sekitar rumah sa kit.
Berdasarkan pemikiran terse but di atas maka PKRS perlu dikembangkan .
Selanjutnya agar perkembangan tersebut lebih terarah , maka disusunlah
buku pedoman ini , untuk dapat dijadikan panduan atau acuan bagi pengelola dan pelaksana PKRS dan pengelola program lainnya , sehingga
penyelenggaraan PKRS dapat dilakukan dengan sebaikbaiknya , sesuai
dengan situasi dan permasalahan setempat.
B.
2
PENGERTIAN
1. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah suatu upaya membudayakan individu,
kelompok dan masyarakat untuk memelihara , meningkatkan dan
melindungi kesehatan , melalui peningkatan pengetahuan , kemauan dan
kemampuan , serta mengembangkan iklim yang mendukung , yang
dilakukan dariloleh dan untuk masyarakat, sesuai dengan sosial budaya
dan kondisi setempat.
3
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
A. VIS I PKRS
Visi adalah prediksi harapan atau gambaran tentang keadaan yang akan
datang, yang dikaitkan dengan peran organisasi tertentu. Dalam hal ini
maka visi PKRS adalah : Mewujudkan "rumah sakit yang sehat" dimana
masyarakat rumah sakit di lingkungan rumah sakit hidup dengan peri/aku
yang bersih dan sehat, serta da/am lingkungan yang sehat pula.
B. MISI PKRS
1. Mengupayakan adanya kebijakan rumah sakit yang mendukung promosikesehatan di rumah sa kit yang meliputi wadah dan sarana .
2. Mengembangkan iklim atau suasana yang kondusif bagi terselenggaranya kegiatan promosi kesehatan di rumah sakit.
3. Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk berperilaku
hidup bersih dan sehat bagi warga dan lingkungan rumah sakit.
C. TUJUAN
Tujuan diselenggarakannya PKRS adalah memberdayakan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan melalui
peningkatan pengetahuan , kemauan dan kemampuan yang dilakukan dari,
oleh dan untuk masyarakat di lingkungan rumah sa kit, dalam rangika
mewujudkan rumah sakit yang sehat.
D. SASARAN
Sasaran dalam kegiatan PKRS adalah individu, kelompok atau masyarakat,
yang selanjutnya lebih tepat disebut sebagai' "Mitra" di lingkungan RS.
Sasaran atau "Mitra" PKRS meliputi :
1. SASARAN PRIMER ( MITRA LANGSUNG)
Dalam PKRS , sasaran sekaligusjuga mitra, karena kegiatan PKRS
seharusnya dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Sasaran
primer atau mitra langsung terutama adalah para pasien atau penderita
yang sedang sakit dan dirawat di rumah sakit beserta keluarganya .
Selengkapnya sebagai berikut :
4
1.1. Penderita yang sedang sakit akut
Penderita sakit akut adalah mereka yang sangat memerlukan
perhatian untuk dibantu/diselamatkan dari ancaman maut/penderitaannya.
Dalam hal ini promosi ditujukan kepada keluarga penderita agar
dapat membantu penyembuhan pasien atau memberikan ketenangan kepada pasien.
1.2. Penderita yang sedang dalam penyembuhan
Mereka adalah kelompok yang ingin cepat sembuh dan tidak ingin
terkena lagi penyakit yang sama pada masa yang akan datang .
Oleh karenanya mereka merupakan kelompok sasaran yang tepat,
dengan pesanpesan tentang penyakitnya, cara penyembuhan dan
pencegahan .
1.3 Penderita dengan penyakit kronis
Penderita dengan penyakit kronis adalah penderita yang karena
sifat penyakitnya, dapat bertindak agresif, apatis, atau menarik diri.
Penyakit kronis dapat memberikan pengaruh fisik dan psikis yang
tidak diharapkan terhadap penderita yang selanjutnya akan
memberikan pengaruh sosial dan ekonomi dalam kehidupannya.
Keadaan seperti ini perlu memperoleh perhatian yang cermat dari
petugas promosi kesehatan di rumah sakit.
1.4. Keluarga Pasien dan Pengunjung
Keluarga pasien dan pengunjung adalah mereka yang sangat peduli
dengan kesembuhan pasien.
Peran yang diharapkan dari mereka ini adalah untuk membantu
kesembuhan pasien serta untuk menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat bagli d'i ri sendiri dan keluarganya di rumah .
1.5 Masyarakat di lingkungan rumah sakit
Masyarakat di lingkungan rumah sakit, misalnya petugas kantin
atau pedagang lainnya adalah mereka yang seharihari berada di
lingkungan rumah sakit.
5
Peran yang diharapkan dari mitra ini adalah untuk mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga lingkungan rumah
sakit yang sehat.
2.
SASARAN SEKUNDER (MITRA ANTARA)
Sasaran sekunder atau mitra antara adalah sasaran/mitra yang
mempunyai pengaruh, baik langsung maupun tidak langsung kepada
sasaran primer, seperti petugas rumah sakit, kelompok profesi, dll.
2.1 Petugas Rumah Sakit
Petugas rumah sakit adalah semua staf RS baik
yang bertugas di bidang teknils maupun
3.
SASARAN TERSIER (MITRA PENENTU)
Sasaran tersier atau mitr a penentu adalah sasaran/mitra yang
mempunyai pengaruh dan dukungan besar, baik berupa dana,
kebijakan maupun dukungan lainnya.
Mereka itu adalah : Direktur rumah sakit, para pengambil keputusan
yang erat kaitannya dengan perumahsakitan, penyandan g dana
baik dalam maupun luar negeri, dsb.
Peran yang diharapkan dari mitra penentu adalah untuk mem-
berikan dukungan kebijakan peraturan dan sumber daya termasuk
dana, serta memberi contoh/ketauladanan perilaku hidup bersih
dan sehat di rumah sa kit.
administratif. Mereka ini diharapkan dapat
melaksanakan PKRS yang diintegrasikan dengan
bidang tugas masingmasing.
2.2 Kelompok Profesi Kesehatan
Kelompok profesi kesehatan adalah kelompok seperti :
Ikatan Dokter Indonesia, Persatuan Dokter Gigi Iindonesia,
Ikatan Bidan Indonesia, Persatuan Perawat Nasional
Indonesia, Perkumpulan Pendidik Promosi Kesehatan
Masyarakat Indonesia dan sebagainya. Mereka ini
diharapkan dapat memberikan dukungan khususnya
sumber daya manusia dan masukan teknis terhadap
pelaksanaan PKRS.
2.3 Organisasi Sosial/Kemasyarakatan
Organisasi sosial kemasyarakatan/lembaga
swadaya masyarakat (LSM), organisasi
perumahsakitan, sektor swasta, dll. juga
diharapkan dapat memberikan dukungan
khususnya sumber daya, terhadap pelaksanaan
PKRS.
6
7
BAB III
KEBIJAKAN, STRATEGI DAN AREA P,K RS
A. KEBIJAKAN PKRS
Kebijakan penyelenggaraan promosi kesehatan rumah sa kit adalah sebagai
berikut:
• Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) difokuskan pad a upaya
pemberdayaan masyarakat rumah sa kit untuk berperilaku hidup bersih
dan sehat .
• PKRS merupakan upaya pelayanan rumah sakit yang menekankan upaya
promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sa kit.
• PKRS dilakukan secara edukatif/persuasif, dan praktis, dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan informasi dan melakukan edukasi
(proses pembelajaran) .
• PKRS dilakukan dari , oleh dan untuk masyarakat rumah sakit, secara
kemitraan dan berkesinambungan .
• PKRS dilakukan sesua i dengan sosial budaya dan kondisi masyarakat
setempat.
B. STRATEGI PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
Oalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat rumah sakit
diperlukan kemampuan dan peran aktif petugaspetugas rumah sakit dalam
melaksanakan promosi kesehatan .
Adapun strategi yang perlu dilakukan yaitu advokasi (advocacy) , bina suasana
(social support) dan pemberdayaan/gerakan masyarakat (Empowerment) .
1. Advokasi (advocacy)
• Advokasi adalah upaya secara sistimatis untuk mempengaruhi
pembuatipenentu kebijakan agar proaktif dan mendukung berbagai
kegiatan PKRS.
• Pendekatan ini terutama ditujukan kepada para pimpinan atau pengambil
keputusan, seperti direktur rumah sa kit, Kepala URF atau pejabat baik
di pusat, provinsi maupun kabupatenlkota yang seca ra fungsional
8
maupun struktural memb,ina rumah sakit, baik rumah sakit daerah
maupun pusat.
Tujuannya adalah agar para pemimpin atau
pengambil keputusan mengupayakan kebijakan
atau peraturan yang berorientasi sehat , serta
memberikan dukungan, kemudahan,
pengayoman , bimbingan dan ketauladanan baik
berupa arahan , petunjuk, peraturan tertulis, dukungan dana maupun
dukungan moril.
• Pendekatan kepada para pemimpin in i dapat dilakukan dengan cara
audiensi, konsultasi, memberikan laporan, pertemuan atau rapat kerja ,
lokakarya , dsb .
LangkahIangkah kegiatan Advokasi
a. Tentukan sasaran yang akan diadvokasi.
b. Siapkan informasi tentang Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
c. Tentukan kesempatan dimana dan kapan melakukan advokasi Promosi
Kesehatan Rumah Sakit.
d. Lakukan advokasi dengan komunikasi yang baik.
e. S i mpulkan dan sepakati hasil dari advokasi tersebut.
f. Tindak lanjuti hasil kesepakatan tersebut serta sosialisasikan kepada
petugas atau pihak lain .
2. Bina Suasana (Social Support)
• Bina suasana adalah upaya penggalangan kemitraan antar berbagai
kelompok masyarakat untuk menciptakan suasana yang mendukung
penyelenggaraan PKRS .
• Pendekatan 'ini ditujukan kepada kelompok sasaran sekunder,seperti
petugas kesehatan di rumah sakit, organisasi profesi kesehatan (101,
IBI, PPNI , dsb.) termasuk organisasi perumahsakitan, lembaga swadaya
masyarakat yang peduli rumah sakit, para pembuat opini di masyarakat
dan media massa.
• Tujuan pendekatan ini adalah agar kelompok sasaran sekunder dapat
mengembangkan atau menciptakan suasana yang mendukung
dilaksanakannya PKRS.
9
':.E.C; fill r\. I \
• Caranya antara lain ; melalui diskusi kelompok, lokakarya, seminar,
studi banding , pelatihan, dsb
e. Memberikan pelayanan yang bersifat ramah dan memuaskan pasien
dan memberikan informasi yang diperlukan bagi keluarga .
Langkah-Iangkah kegiatan Bina Suasana.
a. Mengkaji dan menetapkan sasaran sekunder secara rinci dan tepat.
Untuk lebih jelasnya ketiga strategi tersebut dapat dilihat dalam tabel
di bawah ini :
b. Menganalisis dan mendisain metoda dan teknik keg iatan dukungan
bina suasana seperti pelatihan, orientasi, sosialisasi demonstrasi dll,
sesuai dengan kebutu han sasaran.
c. Memantapkan dan melaksanakan metoda dan teknik bina suasana.
d. Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan bersama lintas
unitunit yang ada di rumah sakit serta dinas kesehatan setempat.
e. Menyusun laporan serta menyajikannya kepada pihakpihak yang
berkepentingan
3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Adalah upaya proaktif untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan
kemampuan individu dan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
dan menciptakan lingkungan yang sehat.
Pendekatan ini ditujukan kepada seluruh kelompok sasaran primer
di rumah sakit meliputi baik penderita, keluarganya , dan masyarakat
umum secara ind ividu , kelompok maupun massa.
Tujuannya agar kelompok sasaran meningkat pengetahuannya ,
kesadaran maupun kemampuannya sehingga dapat berperilaku
positif dalam bidang kesehatan.
Cara yang dapat dilakukan adalah dengan penyuluhan perorangan ,
penyuluhan kelompok, membuat gerakan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat dengan melakukan kegi'atan bersama untuk memprakti kkan
perilaku hidup bersih dan sehat dsb.
Langkah-Iangkah Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
a. Mengadakan pertemuan dengan kelompokkelompok penderita
(Kelompok jantung, Diabetes, Ashma dll).
b. Mengadakan pertemuan dengan kelompok keluarga pasien .
Primer:
Pasien ,
Keluarga,
masyarakat
di lingkungan
RS.
Gerakan
masyarakat/
Empowerment
Meningkatkan
Penyuluhan
pengetahuan,
perorangan,
kelompok, dan
kesadaran dan
kemampuan pasien
massa
dan keluarga untuk • Melalui media
(cetak, filml
berperilaku positit
terhadap kesehatan
elektronik)
memberi contoh.
I
L
sekunder : 1 Bina suasana/
sosial Support
Petugas RS ,
Protesi , LSM
Tersier:
Direktur,
Donor,
Sektor
terkait.
L
Pendekatan
pimpinan/
Advokasi
• Terciptanya suasana • Seminar
yang mendukung,
Lokakarya
Opini/norma.
Studi banding
Pendekatan
perorangan
Pendekatan
kelompok.
• Dukungan
• Peraturan
• Arahan
• Audiensi
Konsultasi
Pertemuan
Laporan
• dsb.
c. Mengembangkan pesanpesan promotif dan preventif sesuai dengan
kondisi setempat.
d. Mengadakan pelayanan yang berorientasi sehat, termasuk dalam
hal ini pelayanan promotif dan preventif.
10
11
•
c.
AREA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
Promosi Kesehatan Rumah Sakit secara umum mempunyai 5 area atau
ruang lingkup sbb. :
1. Mengembangkan kebijakan yang mendukung promosi kesehatan di RS
(Healthy public policy).
2. Mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang kondusif atau
memungkinkan masyarakat termotivasi menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat (creative partnership and supportive environment).
3. Memperkuat kegiatan masyarakat. yaitu memberikan bantuan terhadap
kegiatan yang sudah berjalan di masyarakat lingkungan rumah sa kit
sehingga lebih dapat berkembang dan berperan aktif dalam pembangunan kesehatan (strengthen community action).
4. Meningkatkan keterampilan petugas PKRS dalam rangka pemberdayaan
masyarakat (increase individual's skill) .
5. Mengarahkan pelayanan kesehatan di RS lebih berorientasi pada promotif
dan preventif dari pada pengobatan dan pemulihan kesehatan .
(reorient health services).
BAB IV
RUANG llNGKUP DAN LOKAS. KEGIATAN
A. RUANG LlNGKUP KEGI'ATAN PKRS
1. Rumah Sakit Sebagai Tempat Asuhan Pasien dan Klien Lain
Menyiapkan dan mensosialisasikan aturan dasar tentang hak pasien
Survai kepuasan pasien dan pelanggan
Pelayanan atau pendampingan PKRS
Pelayanan dukungan pasien
Kenyamanan pasien dan klien
2. Rumah Sakit Sebagai Tempat Kerja yang Sehat
Mengadakan unit keselamatan
Survai kesehatan kerja
Program perbaikan lingkungan fisik
Jaminan gizi dan makanan yang sehat bagi karyawan RS
Tempat kerja yang bebas dari obat terlarang
Keamanan dan kenyamanan bekerja bagi staf RS
3.
Rumah Sakit dalam Kaitan dengan Komunitas yang Lebih Luas
Dukungan atas upayaupaya promosi kesehatan yang ada di
lingkungan RS
Menyelenggarakan promosi kesehatan
12
.......
13
BABV
LANGKAH-LANGKAH PENGELOLAAN PKRS
Memprakarsai kampanye kesehatan
.
Memberi pelayanan keluar terhadap kelompokkelompok masyarakat
yang tak mampu
B.
LOKASI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN
Ada empat lokasi kegiatan PKRS , yaitu :
Oi masyarakat
Oi ruang terbuka
Oi saat pelayanan
Di klinik edukasi
RUMAH SAIK IT
Oapat dilihat dalam tabel seperti di bawah ini :
PROMOSI
ICESEHATAN
DI MASYARAKAT
Massa
Media massa
Penjangkauan
masyarakat di
institusi
kesehatan
Penjangkauan
masyarakat di
sekolah
Penjangkauan
masyaraka t di
tempat k e rja
RUANGUMUM
&TER8UKA
• Ruang rawat
inap
• Ruang tunggu
Administrasi
Rawat jalan
• Salazar
• Kelas terbuka
PELAYANAN
Pelayanan
Rawat jalan
• Rawat inap
• Farmasi
• Preoperasi
• Penunjang
KUNIK EDUKASI
Preventif & promotif
check up,
pengobatan
dan rehabilitasi
A.
PERSIAPAN
1. Pendekatan kepada direktur rumah sakit.
Pada fase ini inisiator PKRS menyusun langkahIangkah untuk
mendapatkan dukungan dari direktur rumah sakit, jajaran direksi
maupun pihakpihak yang ter,kait dengan penyelenggaraan PKRS .
Untuk itu data atau fakta tentang konsep, manfaat atau keuntungan
apabila RS menyelenggarakan PKRS perlu dipersiapkan.
Pendekatan kepada direktur RS maupun ーゥィ。ォ
セ ーゥィ。ォ@
terkait dapat
dilakukan dengal1 tatap muka langsung berupa "lobby" atau
konsultasi . Oapat pula dalam bentuk rapat, seminar atau pendekatan lain yang sesuai .
Oalam meyakinkan direktur RS inisiator dapat mencari dukungan
dari pihak lain yang mempunyai kredibilitas .
Hasil dari kegiatan ini pihak terkait dan direktur rumah sakit
mendukung PKRS diselenggarakan, selanjutnya direktur rumah
sakit menerbitkan surat keputusan (SK), organisasi penyelenggara
PKRS yang dilengkapi dengan tugas dan fungsinya secara jelas .
Kegiatan lobby ini mungkin hanya satu kali, atau bahkan tidak perlu
bila direktur rumah sakit yang memerintahkan terselenggaranya
PKRS. Akan tetapi mung kin pula harus dilakukan beberapa kali.
Oalam wadah (organisasi) tersebut ditunjuk satu orang koordinator.
Koordinator dan tim selanjutnya mengadakan pertemuan untuk
menyatukan pendapat tentang konsep PKRS. Pada beberapa
rumah sakit sudah dikembangkan wadah "struktural" berupa instalasi
PKRS tetapi beberapa rumah sakit masih menganggap perlu ada
koordinator pada setiap bagian/SMF/instalasi.
Susunan organisasi tersebut bervar,iasi sesuai kondisi rumah sakit.
2. Sosialisasi PKRS
Setelah mempunyai kesamaan persepsi tentang PKRS, tim
koordinasi menyebarluaskan informasi tetang PKRS dan rencana
14
...... .
15
kerjanya kepada seluruh staf rumah sakit, mulai dari tingkat tinggl.
menengah sampai staf paling rendah.
Penyampaian informasi ini dapat dilakukan bersamasama atau
bertahap memanfaatkan pertemuan rutin rumah sakit (misal : pada
upacara bendera)
Fasilitas tersebut dapat dicapai secara bertahap , bahkan pada
tahap awal mungkin belum ada sekretariat yang permanen dan
menggunakan alatalat dari salah satu bag ian di rumah sakit.
b.
Oengan kegiatan ini diharapkan seluruh staf mempunyai persepsi
yang sama dan memberikan dukungan penyelenggaraan PKRS .
Selain adanya persamaan persepsi dan
dukungan seluruh staf sebaiknya memahami
pula perannya dalam penyelenggaraan
PKRS.
3.
Persiapan Dana
Pada tahap awal , dana diharapkan dari
pihak rumah sakit sendiri. Selanjutnya dana
dapat juga didapat dari pihak lain yang merupakan mitra kerja
rumah sakit.
Pada tahap selanjutnya PKRS dapat menghasilkan uang misalnya
dari biaya konseling , kelompok yang ingin menurunkan berat badan,
atau kelompok yang ingin berhenti merokok .
Akan tetapi pada tahap awal disarankan menggunakan kesempatan-
kesempatan kegiatan atau potensi yang telah tersedia di rumah
sa kit.
4.
5.
Persiapan Sarana
Sekretariat
a.
Salah satu fasilitas yang perlu diadakan adalah sekretariat sebagai
pusat pengendali kegiatan PKRS . Idealnya sekretariat ini merupakan
tempat ya ng perman en dengan peralatan yang
lengkap, yaitu :
Mesin ketik atau komputer
Filling kabinet
Telepon atau fax atau intercom
Oilengkapi dengan tenaga yang khusus
me ngelola sekretariat. Juga ada dana
tersedia setiap tahun untuk mengelola sekretariat.
16
セ@
Sarana
Selain sekretariat, diperlukan sarana penyuluhan. Sarana standar
PKRS meliputi :
• panel tempat memasang media
• perangkat media
• perangkat audio
• perangkat slide
• proyektor 16 mm
• sound system .
Beberapa rumah sa kit mendapatkan peralatan tersebut dari dana
RS sendir,i, APBN, APBO , sponsor, maupun dari bantuan luar negeri.
Sarana ini perlu disimpan dalam ruang khusus dilengkapi dengan
petugas yang bertanggung jawab dalam perawatan dan peng-
gunaannya . Peralatanperalatan tersebut juga tidak perlu langsung
lengkap , tetapi dapat disediakan tahap demi tahap. Apabila per-
alatan belum tersedia dapat memanfaatkan sarana dari mitra kerja
rumah sakit misal dinas kesehatan setempat.
Persiapan Tenaga Pelaksana
Selain tenaga pengelola PKRS yang ada di dalam TIM koordinasi,
diperlukan tenaga yang trampil dalam melakukan penyuluhan.
Mempersiapkan tenaga pelaksana mela"Ji pelatihan tenaga pelaksana sebaiknya merupakan kegiatan paling awal.
Kepada petugas tersebut perlu diberikan pelatihan khususnya
tentang metode dan teknik penyuluhan, juga penggunaan dan
pengembangan media .
Pelatihan diharapkan minimal 48 jam, dapat menggunakan modulmodul yang ada (misal modul pelatihan PKRS yang diterbitkan
Oitjen Yan Med , ataupun modullainnya).
Tenaga medis, para medis , non medis (mis. Satpam, tenaga administrasi , dsb .) dapat dilatih sebagai tenaga pelaksana ini. Ketram-
. .
17
pilan generiknya pelaksana, akan tetapi pesanpesan pelaksana
disesuaikan dengan keahlian dan kemampuan masingmasing
(misal satpam dapat menyampaikan pesanpesan tentang lingkungan
bersih, informasi tentang ruanganruangan atau bagian rumah sakit,
dalam gedung rumah sakit. Rencana pemantauan juga perlu disusun .
Pemantauan dilakukan terhadap frekuensi kegiatan , cakupan Uumlahl
target sasaranyang disuluh/maupun hasil promosi (perubahan
pengetahuan, sikap, maupun perilaku sasaran).
Selain rencana dalam lingkup RS , perl u pula disusun rencana untuk
setiap instalasi atau bag ian seperti di bagian mata dengan permasalah
permasalahan yang spesifik, juga pesan-pesannya (misalnya tentang
pre atau pasca operasi katarak).
dan lainlain).
Pelatihan dapat dilakukan oleh rumah sakit sendiri secara klasial
dalam satu periode waktu , akan tetapi dapat pula dilakukan bertahap misal 3 jam di siang hari setelah jam dinas . Dapat pula
mengisi pertemuan-pertemuan yang telah rutin ada dengan
pengembangan keterampilan ini.
Pelatihan dapat pula dilakukan oleh rumah sakit bekerja sama
dengan unit promosi kesehatan/dinas kesehatan setempat, dimana
fasilitator juga dapat berasal dari. rumah sakit sendiri , widyaiswara
setempat, dari dinas kesehatan setempat atau dari instansi lain
yang ada .
Diharapkan pada Satuan Medik Fungsional (SMF)/Bagian atau
instalasi yang mempunyai petugas promosi yang telah terlatih .
Kursus atau pelatihan penyegaran juga bisa dilakukan bagi mereka
yang telah lama dilatih .
B.
18
PENYUSUNAN RENCANA PROMOSI.
Setelah sarana dan tenaga promosi tersedia tim koordinasi bersama
beberapa tenaga promosi, mungkin juga mengundang aparat PKM
setempat mengadakan lokakarya menyusun rencana promosi (biasanya
rencana tahunan) .
Penyusunan rencana didahului dengan penetapan masalah yang akan
digarap aspek promosinya. Masalah yang digarap mungkin berdasarkan
penyakit terbanyak di rumah sakit, masalah nasional, masalah
administrasi , prosedur pelayanan , prosedur perawatan dll.
Selain itu perlu pula digali kesempatan, peluang maupun kelemahankelemahan yang ada agar kegiatan terse but dapat dilakukan .
Dalam rencana ini perlu ditetapkan tujuan , bentuk kegiatan , sasaran ,
pesan , metode, media , tempat promosi , pelaksananya (siapa berbuat
apa) sumber dananya dari mana , serta bagaimana memantau kegiatan
tersebut.
Promosi tidak perlu ruangan khusus tetapi dapat dilakukan dimana saja
C.
PELAKSANAAN PROMOSI.
Pada tahap ini kegiatan promosi telah mulai dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang sudah disusun .
Bila masih tahap "hanya menggunakan media" tanpa petugas, mediamedia mulai dipasang atau dioperasionalkan. Media tersebut perlu
diganti sesuai' pesan-pesan yang akan disampaikan pada periode waktu
tertentu (misal diganti setiap 2 atau 3 bulan).
Lebih lanjut telah dimulai ceramah-ceramah dalam kelompok besar atau
kelompok kecil , baik dalam lingkup rumah sakit maupun pada bagian
atau SMF yang ditetapkan. Diupayakan dalam ceramah-ceramah ini
digunakan media atau alat peraga agar lebih efektif.
Selain ceramah metode-metode lain mulai diselenggarakan misalnya
demonstrasi , pameran , kelompok-kelompok diskusi, dll.
Dalam pelaksanaan diupayakan adanya berbagai variasi metode agar
tidak membosankan dan lebih efektif.
Apabila sudah memungkinkan , dilakukan penyuluhan-penyuluhan
individual melalui konsultasi atau konseling . · Untuk ini dapat
ditetapkan informasi standar yang perlu didapatkan
dari masing-masing individu misal untuk pasien
prabedah informasi penting apa yang perlu
disampaikan , juga terhadap pasien
pascabedah Caesar, dsb.
Selain itu, agar kegiatan PKRS tersebut
berkembang dan memperoleh dukungan dari direktur/jajaran
direksi , pejabat pemerintahan setempat serta pihak-pihak lain yang
terkait, dilaksanakan juga advokasi atau forum-forum lainnya kepada
para mitra RS .
19
•
D.
E.
20
PEMANTAUAN, PEMBINAAN DAN EVAlUASI
Pemantauan dan pembinaan di'l akukan dalam rangka terwujudnya
koordinasi kegiatan, mengatasi masalah yang timbul, serta memelihara
kesinambungan pelaksanaan PKRS.
Pemantauan dan penilaian dilaksanakan untuk mengetahui seberapa
jauh suatu program PKRS telah berjalan dan memberikan hasil seperti
yang diharapkan terhadap perilaku pasien/keluarga pasien, atau petugas
rumah sakit serta masyarakat lingkungan rumah sa kit, atau seberapa
jauh dampak program PKRS telah tercapai.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang dirancang
sesuai dengan apa yang diinginkan . Penilaian dapat dilakukan oleh
rumah sakit yang bersangkutan, instansi terkait lainnya atau oleh lembaga
independen.
Penilaian dapat meliputi input atau proses kegiatan misalnya jumlah
tenaga terlatih , media yang telah dikembangkan, frekuensi dan jumlah
cakupan , sikap dan praktik baik masyarakat maupun petugas rumah
sakit atau dampak terhadap Length Of Stay (LOS), Bed Occupancy Rate
(BOR), penurunan komplikasi operasi, penundaan operasi dan
sebagainya .
Waktu pemantauan tentunya juga disesuaikan dengan rencana yang
ditetapkan misalnya pada saat sesudah intervensi, pad a saat tertentu
(Specified intervals), sebelum dan sesudah intervensi (setiap 3 bulan ,
6 bulan atau bulanan)
Cara melakukan pemantauan dan penilaian bisa melalui laporan rutin,
observasi, wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah (OKT),
survai cepat, dsb.
Hasil pemantauan dan penilaian kemudian diumpan balikkan ke bagianbagian dan mitra kerja rumah sakit
Pembinaan dapat dilakukan terhadap tenaga, pengembangan sarana
dan media serta materi penyuluhan. Pendekatan yang dapat dilakukan
seperti supervisi, bimbingan teknis, pelatihan, konsultasi , dsb.
serta menjangkau unitunit yang lain dengan
mutu yang makin meningkat.
Termasuk dalam upaya ini adalah
pelaporan, yang dikerjakan secara teratur
oleh petugas yang bertanggung jawab
membuat laporan promosi yang disertai
pembahasan dan tindak lanjut pelaksanaan program PKRS.
PENCATATAN DAN PElAPORAN
Pencatatan dan pelaporan ini diperlukan agar kegiatan PKRS dapat
terselenggara secara mantap , berkesinambungan dan berkembang,
21
•
BAB VI
FAKTOR..FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENENTU
KEBERHASILAN PKRS
A.
Faktor-Faktor Penghambat
1. Budaya rumah sakit
Hal ini biasanya terkait dengan faktor sosial dan budaya yang berlaku
dimana rumah sakit itu berada. Budaya ,kerja, sistem 'kekerabatan atau
kepemimpinan masyarakat yang biasa berlaku di suatu tempat yang
terkadang dapat menghambat kinerja rumah sa kit, kiranya dapat
ditanggulangi atau dipecahkan dengan lebih berpegang kepada standar
pelayanan yang sudah ba'ku.
2.
Organisasi rumah sakit
Sering dijumpai suatu rumah sakit agak sulit menyesuaikan halhal yang
baru berkembang dal'am suatu struktur organisasi yang sudah ada
seperti halnya program promosi kesehatan rumah sakit. Padahal tanpa
wadah dalam struktur agak sulit dilaksanakan atau kurang mendapat
perhatian yang serius karena tidak didukung oleh wadah dan pembagian
tugas yang jelas
3.
Sistim Pelayanan rumah sakit
Demikian pula halnya sistem pelayanan kesehatan yang masih
berorientasi kuratif dan rehabilitatif, belum mengadaptasi atau
menyesuaikan dengan paradigma baru di bidang kesehatan .
4.
Pengalaman
Pengalaman adalah guru yang paling baik, saling tukar pengalaman
bagi RS yang telah mengembangkan upaya PKRS agar upaya inovatif
dapat diterapkan.
5.
Latar belakang pendidikan petugas.
Latar belakang maupun keterampilan teknis Petugas dalam promosi
kesehatan jelas perlu karena kemampuan dan keterampilan teknis
petugas dalam promosi kesehatan menjadi faktor utama berhasil atau
gagalnya suatu program kesehatan yang dikembangkan di rumah sakit.
B.
Faktor Faktor Penentu Keberhasilan PKRS.
1. Dukungan penentu kebijakan RS
Direktur rumah sakit beserta jajaran manajemen atau direksi sangat
menentukan keberhasilan suatu program promosi kesehatan yang
dilaksanakan di rumah sakit. Dukungan nyata yang diharapkan dari
para pemimpin yaitu baik berupa dukungan kebijakan, fasilitas, dana
dan sarana kerja yang memadai.
2.
Koordinasi dan pengembangan TIM
Koordinator PKRS sangat diperlukan dalam pengelolaan program promosi
kesehatan di rumah sakit. Dengan adanya koordinator kegiatan Promosi
Kesehatan dapat dikoordinasikan antar UPF.
Di samping itu juga kelompokITim yang sudah memperoleh komitmen
dan memperoleh tugas yang telah ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit
perlu dikembangkan dan ditingkatkan kompetensi atau kinerjanya dalam
mengelola dan melaksanakan PKRS.
3.
Penyediaan sumber daya yang memadai
Ketersediaan sumberdaya seperti perangkat lunak, perangkat keras
serta petugas yang terampil mutlak diperlukan untuk menunjang kegiatan
promosi kesehatan yang dilaksanakan .
4.
Peran aktif masyarakat RS dan lingkungannya.
Keberadaan masyarakat turut mendukung sebagai faktor penentu
keberhasilan PKRS . Masyarakat yang proaktif dan peduli terhadap
kegiatan yang dilaksanakan oleh rumah sakit .karena mereka dilibatkan
dan diajak untuk bersamasama menciptakan lingkungan yang kondusif
untuk hidup sehat dan mereka diberikan pendidikan bagaimana
berperilaku hidup bersih dan sehat.
5.
Strategi KIE yang efektif
Semua kegiatan promosi kesehatan yang dilaksanakan secara terencana, terkoordinasi dan berkesinambungan secara simultan atau paralel
seperti kegiatan advokasi, bina suasana dan pemberdayaan masyarakat
diharapkan dapat mencapai tujuan seperti yang direncanakan dan
disepakati bersama .
BAB VII
INDIKATOR KEBERHASILAN PKRS
IIHhkator adalah "suatu petunjuk yang membatasi fokus perhatian dalam
'.IIi1lu penilaian", dengan rumusan yang jelas dan dapat diukur. Indikator
knberhasilan PK'RS dapat dikembangkan sendiri oleh tim pelaksana PKRS,
oIlilara lain sebagai berikut :
I . Adanya Tim pengelola PKRS
L.
:1.
4.
.).
6.
6.
Keterpaduan pelayanan kesehatan
Promosi kesehatan di rumah sakit merupakan bagian yang integral atau
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan lainnya
yang sudah ditetapkan dan dilaksanakan oleh rumah sakit. Secara
sinergis bersamasama dengan pelayanan kesehatan lainnya , PKRS
akan membawa institusi rumah sakit meningkat citranya , kinerjanya
7.
Adanya kegiatan PKRS yang berkesinambungan dan didukung oleh
sumber dana yang memadai.
Adanya sarana dan media PKRS yang memadai .
Adanya peningkatan penampilan RS yang bersih dan sehat.
Adanya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dari petugas,
pasien/pengunjung dan masyarakat sekitar RS .
Adanya dukungan dana, dukungan kebijakan dan dukungan lainnya dari
para pengambil keputusan atau penentu kebijakan RS.
Adanya forumforum komunikasi atau jejaring kemitraan .
menjadi lebih optimal.
7.
24
Penilaian yang profesional.
Untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan pelayanan PKRS yang
dilaksanakan perlu dilakukan penilaian yang obyektif yang dilaksanakan
baik oleh intern rumah sakit maupun oleh institusi di luar rumah sa kit.
Hasil evaluasi diumpanbalikkan kepada manajer, pengelola program
PKRS sebagai masukan dan bahan koreksi dan perbaikan untuk
mendatang.
pengembangan program PKRS yang lebih baik di ュ。セ@
25
BAB VIII
PENUTUP
Pedoman PKRS ini dibuat agar program promosi dapat berjalan secara efektif
dan efisien. Oi samping itu agar PKRS dapat dilaksanakan dengan lancar,
diperlukan adanya dukungan positif dari direktur rumah sakit, adanya forum
koordinasi, sarana dan media yang sesuai dengan standar minimal yang telah
ditentukan dan merr .. )Ieh dukungan dari seluruh karyawan rumah sakit, mitra
kerja di luar rumah sakit dan masyarakat.
Oengan demikian PKRS dapat membudaya di setiap rumah sakit, yang pada
gilirannya akan memberikan pelayanan yang bermutu sehingga akan meningkatkan
citra rumah sa kit, serta dapat memberi sumbangan dalam pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan dan Visi Indonesia Sehat 2010 .
LAMPIRAN 1
STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
Promosi Kesehatan Rumah Sakit merupakan salah satu pelayanan rumah sa kit.
Sehubungan dengan itu , perlu adanya Standar Pelayanan Promosi Kesehatan
Rumah Sakit.
Standar 1.
Falsafah dan Tujuan
Rumah sa kit perlu menyelenggarakan pelayanan promosi kesehatan secara
profesional yang berorientasi kepada kebutuhan RS, pasien, pengunjung dan
masyarakat ling kungan sekitar RS.
Kriteria :
1.1 Kegiatan promosi I
KATA PENGANTA'R
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) merupakan komitmen global yang
sudah diputuskan oleh organisasi kesehatan sedunia (WHO) untuk dilaksanakan
dan dikembangkan di seluruh dunia , termasuk Indonesia.
PKRS sebaga i strategi dan teknologi yang fokus penggarapannya pada perilaku
dan lingkungannya dengan segala determinannya dapat berperan positif hingga
dapat memberi'kan kontribusinya terhadap upaya peningkatan citra rumah sakit.
Buku pedoman ini disusun dengan tujuan untuk membantu petugas pengelola
dan pelaksana PKRS dalam mempersiapkan dan menyelenggarakan kegiatan
PKRS . Hal ini seiring dengan upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia
di bidang promosi kesehatan .
lsi buku ini merupakan penyempurnaan konsep dari WHO serta perkembangan
masalah promosi kesehatan di Indonesia dan merujuk panduan PKRS yang
pernah diterbitkan sebelumnya.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada tim penyusun yang
telah bekerja keras sehingga dapat menyelesaikan buku ini.
Mudah-mudahan buku ini bermanfaat , saran dan kritik untuk sempurnanya buku
ini sangat kami harapkan .
S,-
...セ@
ュOセャ
..
「Gセ@
Jrld
r
Jakarta , Desember 2003
Kepala Pusat Promosi Kesehatan
\b:--
Drs. Dachroni , MPH
NIP 140025019
DAFTAR lSI
Kata Pengantar
Daftar lsi
Bab
... ........ ... ....... .... .. .. ..... ........ .... ..... ... ............ ... ............ ... ..... ..i
..... ..... ... .. .. .............. ... .... ........ .. ......... ..... ........ ......... ........ ...iii
Pendahuluan
A. Latar Belakang ........ ..
B. Pengertian ..
........ .... ..... ...... .. ...... ...... . . . 1
........ .. ...... ..... ..... .. ......2
Bab
II
Visi . Misi. TUJuan dan Sasaran
A. Visi .. ... ... .... ........ .... .. ... . ..... .......... ... ........... . .... ...... .... .. 4
B. Misi .. .... ...... .... ... ..... .... .... ........ ... ... .... ............... .... .. ... .. .. . 4
C . Tujuan ..... ... ... ......... .. ........ ............. ........ .. ........ .. ....... .. ...... .4
D. Sasaran .... ........... ...... .......... ... ... .... .... .. .... .. ...... ... .. .. .... .... ...4
Bab
III
Kebijakan. Strategi dan Area PKRS
A. Kebijakan ..... .. ... ... .... ....... ........ .... ......... ...... ........ ........... .... 8
8 . Strategl.. .... .... ...... ............... .... .. .......... ...... ......... ..... ...8
C . Area Promosi Kesehatan Rumah Sakit .. ......... ........ .. .... 1
Bab
IV
Ruang Li ngkup dan Lokasi Kegiatan PKRS
A. Ruang Lingkup kegiatan PKRS .. ..... .................. ............. 13
B. Lokasi Kegiatan PKRS ...... ..... ..... ... ..... .................... ... .... ..14
Bab
V
Langkah-Langkah Pengelolaan PKRS
A. Persiapan .... ... .. ...... .... ............... ... ..... .... .............. ...... ...... 15
B. Penyusunan Rencana Promosi ..... ... ................. ........ ... . .. 18
C. Pelaksanaan Promosi .. ......... .................. ........................ ..19
D. Pe mantauan , Pembinaan dan Eval uasi. ... ...... ................ .. 20
E. Pencatatan dan Pela pora n .. ... .... ......... ... .... ................... ..20
Bab
VI
Faktor-fa kto r Penghambat dan Penentu Keberhasilan PKRS
A. Faktor Penghambat ..... ................................ ................. 2 2
B. Faktor Penentu Keberhasilan PKRS ... .......... .. ..... ......... 23
Bab
VII
Indikator keberhasilan PKRS ......... ........... ... ....... ........ ....... .. ..25
iii
Bab
VIII
Lampiran :
Penutup ........ .
BAB I
PENDAHULUAN
.. ... .. ..... .. .. .. ...... 26
1. Standar Promosi Kesehatan Rumah Sakit
2. Pesan , Metode dan Media Penyuluhan
A.
LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan saat ini dilandasi dengan Paradigma Sehat.
Paradigma Sehat adalah cara pandang , pola pikir atau pola pembangunan
kesehatan yang bersifat hotistik , melihat masalah kesehatan dipengaruhi
oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor dan upayanya lebih diarahkan
pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan , bukan hanya
penyembuhan orang sa kit atau pemulihan kesehatan . Salah satu wujud
Paradigma Sehat adalah Promosi Kesehatan .
Secara makro, Paradigma Sehat b erarti pembangunan semua faktor harus
memperhatikan semua dampa'k di bidang kesehatan , paling tidak harus
memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan lingkungan
sehat. Secara mikro Paradigma Sehat berarti pembangunan kesehatan
lebih menekankan pada upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya ,kuratif dan rehabilitatif.
Sesuai Paradigma Sehat ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 , yaitu
gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup
dalam lingkungan sehat, mempunyai perilaku sehat, mampu
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil merata serta memiliki
derajat kesehatan yang optimal. Salah satu institusi yang berperan dalam
mencapai tujuan tersebut adalah rumah sakit.
Efektivitas suatu pengobatan selain dipengaruhi oleh kual itas pelayanan
kesehatan , sikap serta keterampilan petugasnya , juga dipengaruhi oleh
lingkungan , sikap dan pola hidup pasien dan keluarganya . Selain itu juga
dipengaruhi kerja sama yang positif antara petugas kesehatan dengan pasien
dan keluarganya . Apabila pasien dan keluarga mempunyai pengetahuan
tentang cara-cara penyembuhan dan pencegahan penyakit, serta mau
dan mampu berpartisipasi secara positif, maka hal ini sangat membantu
penyembuhan pasien yang bersangkutan.
iv
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yang dahulu dikenal dengan istilah
Penyu ol uhan Kesehatan Rumah Sa kit berusaha mengembangkan
pemahaman pasien dan keluarganya tentang penyakit yang diderita pasien,
serta hal-hal yang perlu dan dapat dilakukan oleh keluarga , untuk membantu
penyembuhan dan mencegah terserang kembali oleh penyakit yang sama.
Dalam hal ini Promosi Kesehatan Rumah Sakit berusaha menggugah
kesadaran serta minat pasien dan keluar·ganya untuk berperan secara positif
dalam penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu p romosi
kesehatan harus merupakan bag ian yang tak terpisahkan dari' upaya
pelayanan kesehatan di rumah sakit , karena dengan PKHS upaya
penyembuhan akan leb ih berhasil.
Rumah sakit mempunyai peran yang besar untuk menyebarkan informasi
kesehatan, pengembangan sikap dan perubahan perilaku kepada pasien,
keluarga pasien, masyarakat di lingkungan rumah sakit, dan juga kepada
petugasnya. Rumah sakit juga merupakan institusi yang dapat memberi
keteladanan dalam budaya hidup bersih dan sehat serta kebersihan
lingkungan .
2.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah upaya promosi kesehatan yang
dilakukan oleh petugas rumah sakit untuk masyarakat di rumah sakit
dan masyarakat di lingkungan sekitar rumah sa kit.
"A Health Promoting Hospital is A Hospital that Seeks to Incorporate
the Concepts, Values and Standards of Health Promotion Into The
Organizational Structure and Culture of The Hospital ".
Dalam pengertian promosi kesehatan rumah sa kit ini ada beberapa hal
yang dapat dicatat, yaitu :
a.
Proses yang memungkinkan pasien , pengu njung, dan petugas
rumah sakit serta masyarakat sekitarnya dapat hidup sehat .
b.
Melakukan upaya promosi kese hatan dalam rumah sakit maupun
di luar rumah sakit serta lingkungan sehat di sekitar rumah sa kit.
Berdasarkan pemikiran terse but di atas maka PKRS perlu dikembangkan .
Selanjutnya agar perkembangan tersebut lebih terarah , maka disusunlah
buku pedoman ini , untuk dapat dijadikan panduan atau acuan bagi pengelola dan pelaksana PKRS dan pengelola program lainnya , sehingga
penyelenggaraan PKRS dapat dilakukan dengan sebaikbaiknya , sesuai
dengan situasi dan permasalahan setempat.
B.
2
PENGERTIAN
1. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah suatu upaya membudayakan individu,
kelompok dan masyarakat untuk memelihara , meningkatkan dan
melindungi kesehatan , melalui peningkatan pengetahuan , kemauan dan
kemampuan , serta mengembangkan iklim yang mendukung , yang
dilakukan dariloleh dan untuk masyarakat, sesuai dengan sosial budaya
dan kondisi setempat.
3
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
A. VIS I PKRS
Visi adalah prediksi harapan atau gambaran tentang keadaan yang akan
datang, yang dikaitkan dengan peran organisasi tertentu. Dalam hal ini
maka visi PKRS adalah : Mewujudkan "rumah sakit yang sehat" dimana
masyarakat rumah sakit di lingkungan rumah sakit hidup dengan peri/aku
yang bersih dan sehat, serta da/am lingkungan yang sehat pula.
B. MISI PKRS
1. Mengupayakan adanya kebijakan rumah sakit yang mendukung promosikesehatan di rumah sa kit yang meliputi wadah dan sarana .
2. Mengembangkan iklim atau suasana yang kondusif bagi terselenggaranya kegiatan promosi kesehatan di rumah sakit.
3. Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk berperilaku
hidup bersih dan sehat bagi warga dan lingkungan rumah sakit.
C. TUJUAN
Tujuan diselenggarakannya PKRS adalah memberdayakan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan melalui
peningkatan pengetahuan , kemauan dan kemampuan yang dilakukan dari,
oleh dan untuk masyarakat di lingkungan rumah sa kit, dalam rangika
mewujudkan rumah sakit yang sehat.
D. SASARAN
Sasaran dalam kegiatan PKRS adalah individu, kelompok atau masyarakat,
yang selanjutnya lebih tepat disebut sebagai' "Mitra" di lingkungan RS.
Sasaran atau "Mitra" PKRS meliputi :
1. SASARAN PRIMER ( MITRA LANGSUNG)
Dalam PKRS , sasaran sekaligusjuga mitra, karena kegiatan PKRS
seharusnya dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Sasaran
primer atau mitra langsung terutama adalah para pasien atau penderita
yang sedang sakit dan dirawat di rumah sakit beserta keluarganya .
Selengkapnya sebagai berikut :
4
1.1. Penderita yang sedang sakit akut
Penderita sakit akut adalah mereka yang sangat memerlukan
perhatian untuk dibantu/diselamatkan dari ancaman maut/penderitaannya.
Dalam hal ini promosi ditujukan kepada keluarga penderita agar
dapat membantu penyembuhan pasien atau memberikan ketenangan kepada pasien.
1.2. Penderita yang sedang dalam penyembuhan
Mereka adalah kelompok yang ingin cepat sembuh dan tidak ingin
terkena lagi penyakit yang sama pada masa yang akan datang .
Oleh karenanya mereka merupakan kelompok sasaran yang tepat,
dengan pesanpesan tentang penyakitnya, cara penyembuhan dan
pencegahan .
1.3 Penderita dengan penyakit kronis
Penderita dengan penyakit kronis adalah penderita yang karena
sifat penyakitnya, dapat bertindak agresif, apatis, atau menarik diri.
Penyakit kronis dapat memberikan pengaruh fisik dan psikis yang
tidak diharapkan terhadap penderita yang selanjutnya akan
memberikan pengaruh sosial dan ekonomi dalam kehidupannya.
Keadaan seperti ini perlu memperoleh perhatian yang cermat dari
petugas promosi kesehatan di rumah sakit.
1.4. Keluarga Pasien dan Pengunjung
Keluarga pasien dan pengunjung adalah mereka yang sangat peduli
dengan kesembuhan pasien.
Peran yang diharapkan dari mereka ini adalah untuk membantu
kesembuhan pasien serta untuk menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat bagli d'i ri sendiri dan keluarganya di rumah .
1.5 Masyarakat di lingkungan rumah sakit
Masyarakat di lingkungan rumah sakit, misalnya petugas kantin
atau pedagang lainnya adalah mereka yang seharihari berada di
lingkungan rumah sakit.
5
Peran yang diharapkan dari mitra ini adalah untuk mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga lingkungan rumah
sakit yang sehat.
2.
SASARAN SEKUNDER (MITRA ANTARA)
Sasaran sekunder atau mitra antara adalah sasaran/mitra yang
mempunyai pengaruh, baik langsung maupun tidak langsung kepada
sasaran primer, seperti petugas rumah sakit, kelompok profesi, dll.
2.1 Petugas Rumah Sakit
Petugas rumah sakit adalah semua staf RS baik
yang bertugas di bidang teknils maupun
3.
SASARAN TERSIER (MITRA PENENTU)
Sasaran tersier atau mitr a penentu adalah sasaran/mitra yang
mempunyai pengaruh dan dukungan besar, baik berupa dana,
kebijakan maupun dukungan lainnya.
Mereka itu adalah : Direktur rumah sakit, para pengambil keputusan
yang erat kaitannya dengan perumahsakitan, penyandan g dana
baik dalam maupun luar negeri, dsb.
Peran yang diharapkan dari mitra penentu adalah untuk mem-
berikan dukungan kebijakan peraturan dan sumber daya termasuk
dana, serta memberi contoh/ketauladanan perilaku hidup bersih
dan sehat di rumah sa kit.
administratif. Mereka ini diharapkan dapat
melaksanakan PKRS yang diintegrasikan dengan
bidang tugas masingmasing.
2.2 Kelompok Profesi Kesehatan
Kelompok profesi kesehatan adalah kelompok seperti :
Ikatan Dokter Indonesia, Persatuan Dokter Gigi Iindonesia,
Ikatan Bidan Indonesia, Persatuan Perawat Nasional
Indonesia, Perkumpulan Pendidik Promosi Kesehatan
Masyarakat Indonesia dan sebagainya. Mereka ini
diharapkan dapat memberikan dukungan khususnya
sumber daya manusia dan masukan teknis terhadap
pelaksanaan PKRS.
2.3 Organisasi Sosial/Kemasyarakatan
Organisasi sosial kemasyarakatan/lembaga
swadaya masyarakat (LSM), organisasi
perumahsakitan, sektor swasta, dll. juga
diharapkan dapat memberikan dukungan
khususnya sumber daya, terhadap pelaksanaan
PKRS.
6
7
BAB III
KEBIJAKAN, STRATEGI DAN AREA P,K RS
A. KEBIJAKAN PKRS
Kebijakan penyelenggaraan promosi kesehatan rumah sa kit adalah sebagai
berikut:
• Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) difokuskan pad a upaya
pemberdayaan masyarakat rumah sa kit untuk berperilaku hidup bersih
dan sehat .
• PKRS merupakan upaya pelayanan rumah sakit yang menekankan upaya
promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sa kit.
• PKRS dilakukan secara edukatif/persuasif, dan praktis, dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan informasi dan melakukan edukasi
(proses pembelajaran) .
• PKRS dilakukan dari , oleh dan untuk masyarakat rumah sakit, secara
kemitraan dan berkesinambungan .
• PKRS dilakukan sesua i dengan sosial budaya dan kondisi masyarakat
setempat.
B. STRATEGI PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
Oalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat rumah sakit
diperlukan kemampuan dan peran aktif petugaspetugas rumah sakit dalam
melaksanakan promosi kesehatan .
Adapun strategi yang perlu dilakukan yaitu advokasi (advocacy) , bina suasana
(social support) dan pemberdayaan/gerakan masyarakat (Empowerment) .
1. Advokasi (advocacy)
• Advokasi adalah upaya secara sistimatis untuk mempengaruhi
pembuatipenentu kebijakan agar proaktif dan mendukung berbagai
kegiatan PKRS.
• Pendekatan ini terutama ditujukan kepada para pimpinan atau pengambil
keputusan, seperti direktur rumah sa kit, Kepala URF atau pejabat baik
di pusat, provinsi maupun kabupatenlkota yang seca ra fungsional
8
maupun struktural memb,ina rumah sakit, baik rumah sakit daerah
maupun pusat.
Tujuannya adalah agar para pemimpin atau
pengambil keputusan mengupayakan kebijakan
atau peraturan yang berorientasi sehat , serta
memberikan dukungan, kemudahan,
pengayoman , bimbingan dan ketauladanan baik
berupa arahan , petunjuk, peraturan tertulis, dukungan dana maupun
dukungan moril.
• Pendekatan kepada para pemimpin in i dapat dilakukan dengan cara
audiensi, konsultasi, memberikan laporan, pertemuan atau rapat kerja ,
lokakarya , dsb .
LangkahIangkah kegiatan Advokasi
a. Tentukan sasaran yang akan diadvokasi.
b. Siapkan informasi tentang Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
c. Tentukan kesempatan dimana dan kapan melakukan advokasi Promosi
Kesehatan Rumah Sakit.
d. Lakukan advokasi dengan komunikasi yang baik.
e. S i mpulkan dan sepakati hasil dari advokasi tersebut.
f. Tindak lanjuti hasil kesepakatan tersebut serta sosialisasikan kepada
petugas atau pihak lain .
2. Bina Suasana (Social Support)
• Bina suasana adalah upaya penggalangan kemitraan antar berbagai
kelompok masyarakat untuk menciptakan suasana yang mendukung
penyelenggaraan PKRS .
• Pendekatan 'ini ditujukan kepada kelompok sasaran sekunder,seperti
petugas kesehatan di rumah sakit, organisasi profesi kesehatan (101,
IBI, PPNI , dsb.) termasuk organisasi perumahsakitan, lembaga swadaya
masyarakat yang peduli rumah sakit, para pembuat opini di masyarakat
dan media massa.
• Tujuan pendekatan ini adalah agar kelompok sasaran sekunder dapat
mengembangkan atau menciptakan suasana yang mendukung
dilaksanakannya PKRS.
9
':.E.C; fill r\. I \
• Caranya antara lain ; melalui diskusi kelompok, lokakarya, seminar,
studi banding , pelatihan, dsb
e. Memberikan pelayanan yang bersifat ramah dan memuaskan pasien
dan memberikan informasi yang diperlukan bagi keluarga .
Langkah-Iangkah kegiatan Bina Suasana.
a. Mengkaji dan menetapkan sasaran sekunder secara rinci dan tepat.
Untuk lebih jelasnya ketiga strategi tersebut dapat dilihat dalam tabel
di bawah ini :
b. Menganalisis dan mendisain metoda dan teknik keg iatan dukungan
bina suasana seperti pelatihan, orientasi, sosialisasi demonstrasi dll,
sesuai dengan kebutu han sasaran.
c. Memantapkan dan melaksanakan metoda dan teknik bina suasana.
d. Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan bersama lintas
unitunit yang ada di rumah sakit serta dinas kesehatan setempat.
e. Menyusun laporan serta menyajikannya kepada pihakpihak yang
berkepentingan
3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Adalah upaya proaktif untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan
kemampuan individu dan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
dan menciptakan lingkungan yang sehat.
Pendekatan ini ditujukan kepada seluruh kelompok sasaran primer
di rumah sakit meliputi baik penderita, keluarganya , dan masyarakat
umum secara ind ividu , kelompok maupun massa.
Tujuannya agar kelompok sasaran meningkat pengetahuannya ,
kesadaran maupun kemampuannya sehingga dapat berperilaku
positif dalam bidang kesehatan.
Cara yang dapat dilakukan adalah dengan penyuluhan perorangan ,
penyuluhan kelompok, membuat gerakan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat dengan melakukan kegi'atan bersama untuk memprakti kkan
perilaku hidup bersih dan sehat dsb.
Langkah-Iangkah Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
a. Mengadakan pertemuan dengan kelompokkelompok penderita
(Kelompok jantung, Diabetes, Ashma dll).
b. Mengadakan pertemuan dengan kelompok keluarga pasien .
Primer:
Pasien ,
Keluarga,
masyarakat
di lingkungan
RS.
Gerakan
masyarakat/
Empowerment
Meningkatkan
Penyuluhan
pengetahuan,
perorangan,
kelompok, dan
kesadaran dan
kemampuan pasien
massa
dan keluarga untuk • Melalui media
(cetak, filml
berperilaku positit
terhadap kesehatan
elektronik)
memberi contoh.
I
L
sekunder : 1 Bina suasana/
sosial Support
Petugas RS ,
Protesi , LSM
Tersier:
Direktur,
Donor,
Sektor
terkait.
L
Pendekatan
pimpinan/
Advokasi
• Terciptanya suasana • Seminar
yang mendukung,
Lokakarya
Opini/norma.
Studi banding
Pendekatan
perorangan
Pendekatan
kelompok.
• Dukungan
• Peraturan
• Arahan
• Audiensi
Konsultasi
Pertemuan
Laporan
• dsb.
c. Mengembangkan pesanpesan promotif dan preventif sesuai dengan
kondisi setempat.
d. Mengadakan pelayanan yang berorientasi sehat, termasuk dalam
hal ini pelayanan promotif dan preventif.
10
11
•
c.
AREA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
Promosi Kesehatan Rumah Sakit secara umum mempunyai 5 area atau
ruang lingkup sbb. :
1. Mengembangkan kebijakan yang mendukung promosi kesehatan di RS
(Healthy public policy).
2. Mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang kondusif atau
memungkinkan masyarakat termotivasi menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat (creative partnership and supportive environment).
3. Memperkuat kegiatan masyarakat. yaitu memberikan bantuan terhadap
kegiatan yang sudah berjalan di masyarakat lingkungan rumah sa kit
sehingga lebih dapat berkembang dan berperan aktif dalam pembangunan kesehatan (strengthen community action).
4. Meningkatkan keterampilan petugas PKRS dalam rangka pemberdayaan
masyarakat (increase individual's skill) .
5. Mengarahkan pelayanan kesehatan di RS lebih berorientasi pada promotif
dan preventif dari pada pengobatan dan pemulihan kesehatan .
(reorient health services).
BAB IV
RUANG llNGKUP DAN LOKAS. KEGIATAN
A. RUANG LlNGKUP KEGI'ATAN PKRS
1. Rumah Sakit Sebagai Tempat Asuhan Pasien dan Klien Lain
Menyiapkan dan mensosialisasikan aturan dasar tentang hak pasien
Survai kepuasan pasien dan pelanggan
Pelayanan atau pendampingan PKRS
Pelayanan dukungan pasien
Kenyamanan pasien dan klien
2. Rumah Sakit Sebagai Tempat Kerja yang Sehat
Mengadakan unit keselamatan
Survai kesehatan kerja
Program perbaikan lingkungan fisik
Jaminan gizi dan makanan yang sehat bagi karyawan RS
Tempat kerja yang bebas dari obat terlarang
Keamanan dan kenyamanan bekerja bagi staf RS
3.
Rumah Sakit dalam Kaitan dengan Komunitas yang Lebih Luas
Dukungan atas upayaupaya promosi kesehatan yang ada di
lingkungan RS
Menyelenggarakan promosi kesehatan
12
.......
13
BABV
LANGKAH-LANGKAH PENGELOLAAN PKRS
Memprakarsai kampanye kesehatan
.
Memberi pelayanan keluar terhadap kelompokkelompok masyarakat
yang tak mampu
B.
LOKASI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN
Ada empat lokasi kegiatan PKRS , yaitu :
Oi masyarakat
Oi ruang terbuka
Oi saat pelayanan
Di klinik edukasi
RUMAH SAIK IT
Oapat dilihat dalam tabel seperti di bawah ini :
PROMOSI
ICESEHATAN
DI MASYARAKAT
Massa
Media massa
Penjangkauan
masyarakat di
institusi
kesehatan
Penjangkauan
masyarakat di
sekolah
Penjangkauan
masyaraka t di
tempat k e rja
RUANGUMUM
&TER8UKA
• Ruang rawat
inap
• Ruang tunggu
Administrasi
Rawat jalan
• Salazar
• Kelas terbuka
PELAYANAN
Pelayanan
Rawat jalan
• Rawat inap
• Farmasi
• Preoperasi
• Penunjang
KUNIK EDUKASI
Preventif & promotif
check up,
pengobatan
dan rehabilitasi
A.
PERSIAPAN
1. Pendekatan kepada direktur rumah sakit.
Pada fase ini inisiator PKRS menyusun langkahIangkah untuk
mendapatkan dukungan dari direktur rumah sakit, jajaran direksi
maupun pihakpihak yang ter,kait dengan penyelenggaraan PKRS .
Untuk itu data atau fakta tentang konsep, manfaat atau keuntungan
apabila RS menyelenggarakan PKRS perlu dipersiapkan.
Pendekatan kepada direktur RS maupun ーゥィ。ォ
セ ーゥィ。ォ@
terkait dapat
dilakukan dengal1 tatap muka langsung berupa "lobby" atau
konsultasi . Oapat pula dalam bentuk rapat, seminar atau pendekatan lain yang sesuai .
Oalam meyakinkan direktur RS inisiator dapat mencari dukungan
dari pihak lain yang mempunyai kredibilitas .
Hasil dari kegiatan ini pihak terkait dan direktur rumah sakit
mendukung PKRS diselenggarakan, selanjutnya direktur rumah
sakit menerbitkan surat keputusan (SK), organisasi penyelenggara
PKRS yang dilengkapi dengan tugas dan fungsinya secara jelas .
Kegiatan lobby ini mungkin hanya satu kali, atau bahkan tidak perlu
bila direktur rumah sakit yang memerintahkan terselenggaranya
PKRS. Akan tetapi mung kin pula harus dilakukan beberapa kali.
Oalam wadah (organisasi) tersebut ditunjuk satu orang koordinator.
Koordinator dan tim selanjutnya mengadakan pertemuan untuk
menyatukan pendapat tentang konsep PKRS. Pada beberapa
rumah sakit sudah dikembangkan wadah "struktural" berupa instalasi
PKRS tetapi beberapa rumah sakit masih menganggap perlu ada
koordinator pada setiap bagian/SMF/instalasi.
Susunan organisasi tersebut bervar,iasi sesuai kondisi rumah sakit.
2. Sosialisasi PKRS
Setelah mempunyai kesamaan persepsi tentang PKRS, tim
koordinasi menyebarluaskan informasi tetang PKRS dan rencana
14
...... .
15
kerjanya kepada seluruh staf rumah sakit, mulai dari tingkat tinggl.
menengah sampai staf paling rendah.
Penyampaian informasi ini dapat dilakukan bersamasama atau
bertahap memanfaatkan pertemuan rutin rumah sakit (misal : pada
upacara bendera)
Fasilitas tersebut dapat dicapai secara bertahap , bahkan pada
tahap awal mungkin belum ada sekretariat yang permanen dan
menggunakan alatalat dari salah satu bag ian di rumah sakit.
b.
Oengan kegiatan ini diharapkan seluruh staf mempunyai persepsi
yang sama dan memberikan dukungan penyelenggaraan PKRS .
Selain adanya persamaan persepsi dan
dukungan seluruh staf sebaiknya memahami
pula perannya dalam penyelenggaraan
PKRS.
3.
Persiapan Dana
Pada tahap awal , dana diharapkan dari
pihak rumah sakit sendiri. Selanjutnya dana
dapat juga didapat dari pihak lain yang merupakan mitra kerja
rumah sakit.
Pada tahap selanjutnya PKRS dapat menghasilkan uang misalnya
dari biaya konseling , kelompok yang ingin menurunkan berat badan,
atau kelompok yang ingin berhenti merokok .
Akan tetapi pada tahap awal disarankan menggunakan kesempatan-
kesempatan kegiatan atau potensi yang telah tersedia di rumah
sa kit.
4.
5.
Persiapan Sarana
Sekretariat
a.
Salah satu fasilitas yang perlu diadakan adalah sekretariat sebagai
pusat pengendali kegiatan PKRS . Idealnya sekretariat ini merupakan
tempat ya ng perman en dengan peralatan yang
lengkap, yaitu :
Mesin ketik atau komputer
Filling kabinet
Telepon atau fax atau intercom
Oilengkapi dengan tenaga yang khusus
me ngelola sekretariat. Juga ada dana
tersedia setiap tahun untuk mengelola sekretariat.
16
セ@
Sarana
Selain sekretariat, diperlukan sarana penyuluhan. Sarana standar
PKRS meliputi :
• panel tempat memasang media
• perangkat media
• perangkat audio
• perangkat slide
• proyektor 16 mm
• sound system .
Beberapa rumah sa kit mendapatkan peralatan tersebut dari dana
RS sendir,i, APBN, APBO , sponsor, maupun dari bantuan luar negeri.
Sarana ini perlu disimpan dalam ruang khusus dilengkapi dengan
petugas yang bertanggung jawab dalam perawatan dan peng-
gunaannya . Peralatanperalatan tersebut juga tidak perlu langsung
lengkap , tetapi dapat disediakan tahap demi tahap. Apabila per-
alatan belum tersedia dapat memanfaatkan sarana dari mitra kerja
rumah sakit misal dinas kesehatan setempat.
Persiapan Tenaga Pelaksana
Selain tenaga pengelola PKRS yang ada di dalam TIM koordinasi,
diperlukan tenaga yang trampil dalam melakukan penyuluhan.
Mempersiapkan tenaga pelaksana mela"Ji pelatihan tenaga pelaksana sebaiknya merupakan kegiatan paling awal.
Kepada petugas tersebut perlu diberikan pelatihan khususnya
tentang metode dan teknik penyuluhan, juga penggunaan dan
pengembangan media .
Pelatihan diharapkan minimal 48 jam, dapat menggunakan modulmodul yang ada (misal modul pelatihan PKRS yang diterbitkan
Oitjen Yan Med , ataupun modullainnya).
Tenaga medis, para medis , non medis (mis. Satpam, tenaga administrasi , dsb .) dapat dilatih sebagai tenaga pelaksana ini. Ketram-
. .
17
pilan generiknya pelaksana, akan tetapi pesanpesan pelaksana
disesuaikan dengan keahlian dan kemampuan masingmasing
(misal satpam dapat menyampaikan pesanpesan tentang lingkungan
bersih, informasi tentang ruanganruangan atau bagian rumah sakit,
dalam gedung rumah sakit. Rencana pemantauan juga perlu disusun .
Pemantauan dilakukan terhadap frekuensi kegiatan , cakupan Uumlahl
target sasaranyang disuluh/maupun hasil promosi (perubahan
pengetahuan, sikap, maupun perilaku sasaran).
Selain rencana dalam lingkup RS , perl u pula disusun rencana untuk
setiap instalasi atau bag ian seperti di bagian mata dengan permasalah
permasalahan yang spesifik, juga pesan-pesannya (misalnya tentang
pre atau pasca operasi katarak).
dan lainlain).
Pelatihan dapat dilakukan oleh rumah sakit sendiri secara klasial
dalam satu periode waktu , akan tetapi dapat pula dilakukan bertahap misal 3 jam di siang hari setelah jam dinas . Dapat pula
mengisi pertemuan-pertemuan yang telah rutin ada dengan
pengembangan keterampilan ini.
Pelatihan dapat pula dilakukan oleh rumah sakit bekerja sama
dengan unit promosi kesehatan/dinas kesehatan setempat, dimana
fasilitator juga dapat berasal dari. rumah sakit sendiri , widyaiswara
setempat, dari dinas kesehatan setempat atau dari instansi lain
yang ada .
Diharapkan pada Satuan Medik Fungsional (SMF)/Bagian atau
instalasi yang mempunyai petugas promosi yang telah terlatih .
Kursus atau pelatihan penyegaran juga bisa dilakukan bagi mereka
yang telah lama dilatih .
B.
18
PENYUSUNAN RENCANA PROMOSI.
Setelah sarana dan tenaga promosi tersedia tim koordinasi bersama
beberapa tenaga promosi, mungkin juga mengundang aparat PKM
setempat mengadakan lokakarya menyusun rencana promosi (biasanya
rencana tahunan) .
Penyusunan rencana didahului dengan penetapan masalah yang akan
digarap aspek promosinya. Masalah yang digarap mungkin berdasarkan
penyakit terbanyak di rumah sakit, masalah nasional, masalah
administrasi , prosedur pelayanan , prosedur perawatan dll.
Selain itu perlu pula digali kesempatan, peluang maupun kelemahankelemahan yang ada agar kegiatan terse but dapat dilakukan .
Dalam rencana ini perlu ditetapkan tujuan , bentuk kegiatan , sasaran ,
pesan , metode, media , tempat promosi , pelaksananya (siapa berbuat
apa) sumber dananya dari mana , serta bagaimana memantau kegiatan
tersebut.
Promosi tidak perlu ruangan khusus tetapi dapat dilakukan dimana saja
C.
PELAKSANAAN PROMOSI.
Pada tahap ini kegiatan promosi telah mulai dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang sudah disusun .
Bila masih tahap "hanya menggunakan media" tanpa petugas, mediamedia mulai dipasang atau dioperasionalkan. Media tersebut perlu
diganti sesuai' pesan-pesan yang akan disampaikan pada periode waktu
tertentu (misal diganti setiap 2 atau 3 bulan).
Lebih lanjut telah dimulai ceramah-ceramah dalam kelompok besar atau
kelompok kecil , baik dalam lingkup rumah sakit maupun pada bagian
atau SMF yang ditetapkan. Diupayakan dalam ceramah-ceramah ini
digunakan media atau alat peraga agar lebih efektif.
Selain ceramah metode-metode lain mulai diselenggarakan misalnya
demonstrasi , pameran , kelompok-kelompok diskusi, dll.
Dalam pelaksanaan diupayakan adanya berbagai variasi metode agar
tidak membosankan dan lebih efektif.
Apabila sudah memungkinkan , dilakukan penyuluhan-penyuluhan
individual melalui konsultasi atau konseling . · Untuk ini dapat
ditetapkan informasi standar yang perlu didapatkan
dari masing-masing individu misal untuk pasien
prabedah informasi penting apa yang perlu
disampaikan , juga terhadap pasien
pascabedah Caesar, dsb.
Selain itu, agar kegiatan PKRS tersebut
berkembang dan memperoleh dukungan dari direktur/jajaran
direksi , pejabat pemerintahan setempat serta pihak-pihak lain yang
terkait, dilaksanakan juga advokasi atau forum-forum lainnya kepada
para mitra RS .
19
•
D.
E.
20
PEMANTAUAN, PEMBINAAN DAN EVAlUASI
Pemantauan dan pembinaan di'l akukan dalam rangka terwujudnya
koordinasi kegiatan, mengatasi masalah yang timbul, serta memelihara
kesinambungan pelaksanaan PKRS.
Pemantauan dan penilaian dilaksanakan untuk mengetahui seberapa
jauh suatu program PKRS telah berjalan dan memberikan hasil seperti
yang diharapkan terhadap perilaku pasien/keluarga pasien, atau petugas
rumah sakit serta masyarakat lingkungan rumah sa kit, atau seberapa
jauh dampak program PKRS telah tercapai.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang dirancang
sesuai dengan apa yang diinginkan . Penilaian dapat dilakukan oleh
rumah sakit yang bersangkutan, instansi terkait lainnya atau oleh lembaga
independen.
Penilaian dapat meliputi input atau proses kegiatan misalnya jumlah
tenaga terlatih , media yang telah dikembangkan, frekuensi dan jumlah
cakupan , sikap dan praktik baik masyarakat maupun petugas rumah
sakit atau dampak terhadap Length Of Stay (LOS), Bed Occupancy Rate
(BOR), penurunan komplikasi operasi, penundaan operasi dan
sebagainya .
Waktu pemantauan tentunya juga disesuaikan dengan rencana yang
ditetapkan misalnya pada saat sesudah intervensi, pad a saat tertentu
(Specified intervals), sebelum dan sesudah intervensi (setiap 3 bulan ,
6 bulan atau bulanan)
Cara melakukan pemantauan dan penilaian bisa melalui laporan rutin,
observasi, wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah (OKT),
survai cepat, dsb.
Hasil pemantauan dan penilaian kemudian diumpan balikkan ke bagianbagian dan mitra kerja rumah sakit
Pembinaan dapat dilakukan terhadap tenaga, pengembangan sarana
dan media serta materi penyuluhan. Pendekatan yang dapat dilakukan
seperti supervisi, bimbingan teknis, pelatihan, konsultasi , dsb.
serta menjangkau unitunit yang lain dengan
mutu yang makin meningkat.
Termasuk dalam upaya ini adalah
pelaporan, yang dikerjakan secara teratur
oleh petugas yang bertanggung jawab
membuat laporan promosi yang disertai
pembahasan dan tindak lanjut pelaksanaan program PKRS.
PENCATATAN DAN PElAPORAN
Pencatatan dan pelaporan ini diperlukan agar kegiatan PKRS dapat
terselenggara secara mantap , berkesinambungan dan berkembang,
21
•
BAB VI
FAKTOR..FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENENTU
KEBERHASILAN PKRS
A.
Faktor-Faktor Penghambat
1. Budaya rumah sakit
Hal ini biasanya terkait dengan faktor sosial dan budaya yang berlaku
dimana rumah sakit itu berada. Budaya ,kerja, sistem 'kekerabatan atau
kepemimpinan masyarakat yang biasa berlaku di suatu tempat yang
terkadang dapat menghambat kinerja rumah sa kit, kiranya dapat
ditanggulangi atau dipecahkan dengan lebih berpegang kepada standar
pelayanan yang sudah ba'ku.
2.
Organisasi rumah sakit
Sering dijumpai suatu rumah sakit agak sulit menyesuaikan halhal yang
baru berkembang dal'am suatu struktur organisasi yang sudah ada
seperti halnya program promosi kesehatan rumah sakit. Padahal tanpa
wadah dalam struktur agak sulit dilaksanakan atau kurang mendapat
perhatian yang serius karena tidak didukung oleh wadah dan pembagian
tugas yang jelas
3.
Sistim Pelayanan rumah sakit
Demikian pula halnya sistem pelayanan kesehatan yang masih
berorientasi kuratif dan rehabilitatif, belum mengadaptasi atau
menyesuaikan dengan paradigma baru di bidang kesehatan .
4.
Pengalaman
Pengalaman adalah guru yang paling baik, saling tukar pengalaman
bagi RS yang telah mengembangkan upaya PKRS agar upaya inovatif
dapat diterapkan.
5.
Latar belakang pendidikan petugas.
Latar belakang maupun keterampilan teknis Petugas dalam promosi
kesehatan jelas perlu karena kemampuan dan keterampilan teknis
petugas dalam promosi kesehatan menjadi faktor utama berhasil atau
gagalnya suatu program kesehatan yang dikembangkan di rumah sakit.
B.
Faktor Faktor Penentu Keberhasilan PKRS.
1. Dukungan penentu kebijakan RS
Direktur rumah sakit beserta jajaran manajemen atau direksi sangat
menentukan keberhasilan suatu program promosi kesehatan yang
dilaksanakan di rumah sakit. Dukungan nyata yang diharapkan dari
para pemimpin yaitu baik berupa dukungan kebijakan, fasilitas, dana
dan sarana kerja yang memadai.
2.
Koordinasi dan pengembangan TIM
Koordinator PKRS sangat diperlukan dalam pengelolaan program promosi
kesehatan di rumah sakit. Dengan adanya koordinator kegiatan Promosi
Kesehatan dapat dikoordinasikan antar UPF.
Di samping itu juga kelompokITim yang sudah memperoleh komitmen
dan memperoleh tugas yang telah ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit
perlu dikembangkan dan ditingkatkan kompetensi atau kinerjanya dalam
mengelola dan melaksanakan PKRS.
3.
Penyediaan sumber daya yang memadai
Ketersediaan sumberdaya seperti perangkat lunak, perangkat keras
serta petugas yang terampil mutlak diperlukan untuk menunjang kegiatan
promosi kesehatan yang dilaksanakan .
4.
Peran aktif masyarakat RS dan lingkungannya.
Keberadaan masyarakat turut mendukung sebagai faktor penentu
keberhasilan PKRS . Masyarakat yang proaktif dan peduli terhadap
kegiatan yang dilaksanakan oleh rumah sakit .karena mereka dilibatkan
dan diajak untuk bersamasama menciptakan lingkungan yang kondusif
untuk hidup sehat dan mereka diberikan pendidikan bagaimana
berperilaku hidup bersih dan sehat.
5.
Strategi KIE yang efektif
Semua kegiatan promosi kesehatan yang dilaksanakan secara terencana, terkoordinasi dan berkesinambungan secara simultan atau paralel
seperti kegiatan advokasi, bina suasana dan pemberdayaan masyarakat
diharapkan dapat mencapai tujuan seperti yang direncanakan dan
disepakati bersama .
BAB VII
INDIKATOR KEBERHASILAN PKRS
IIHhkator adalah "suatu petunjuk yang membatasi fokus perhatian dalam
'.IIi1lu penilaian", dengan rumusan yang jelas dan dapat diukur. Indikator
knberhasilan PK'RS dapat dikembangkan sendiri oleh tim pelaksana PKRS,
oIlilara lain sebagai berikut :
I . Adanya Tim pengelola PKRS
L.
:1.
4.
.).
6.
6.
Keterpaduan pelayanan kesehatan
Promosi kesehatan di rumah sakit merupakan bagian yang integral atau
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan lainnya
yang sudah ditetapkan dan dilaksanakan oleh rumah sakit. Secara
sinergis bersamasama dengan pelayanan kesehatan lainnya , PKRS
akan membawa institusi rumah sakit meningkat citranya , kinerjanya
7.
Adanya kegiatan PKRS yang berkesinambungan dan didukung oleh
sumber dana yang memadai.
Adanya sarana dan media PKRS yang memadai .
Adanya peningkatan penampilan RS yang bersih dan sehat.
Adanya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dari petugas,
pasien/pengunjung dan masyarakat sekitar RS .
Adanya dukungan dana, dukungan kebijakan dan dukungan lainnya dari
para pengambil keputusan atau penentu kebijakan RS.
Adanya forumforum komunikasi atau jejaring kemitraan .
menjadi lebih optimal.
7.
24
Penilaian yang profesional.
Untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan pelayanan PKRS yang
dilaksanakan perlu dilakukan penilaian yang obyektif yang dilaksanakan
baik oleh intern rumah sakit maupun oleh institusi di luar rumah sa kit.
Hasil evaluasi diumpanbalikkan kepada manajer, pengelola program
PKRS sebagai masukan dan bahan koreksi dan perbaikan untuk
mendatang.
pengembangan program PKRS yang lebih baik di ュ。セ@
25
BAB VIII
PENUTUP
Pedoman PKRS ini dibuat agar program promosi dapat berjalan secara efektif
dan efisien. Oi samping itu agar PKRS dapat dilaksanakan dengan lancar,
diperlukan adanya dukungan positif dari direktur rumah sakit, adanya forum
koordinasi, sarana dan media yang sesuai dengan standar minimal yang telah
ditentukan dan merr .. )Ieh dukungan dari seluruh karyawan rumah sakit, mitra
kerja di luar rumah sakit dan masyarakat.
Oengan demikian PKRS dapat membudaya di setiap rumah sakit, yang pada
gilirannya akan memberikan pelayanan yang bermutu sehingga akan meningkatkan
citra rumah sa kit, serta dapat memberi sumbangan dalam pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan dan Visi Indonesia Sehat 2010 .
LAMPIRAN 1
STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
Promosi Kesehatan Rumah Sakit merupakan salah satu pelayanan rumah sa kit.
Sehubungan dengan itu , perlu adanya Standar Pelayanan Promosi Kesehatan
Rumah Sakit.
Standar 1.
Falsafah dan Tujuan
Rumah sa kit perlu menyelenggarakan pelayanan promosi kesehatan secara
profesional yang berorientasi kepada kebutuhan RS, pasien, pengunjung dan
masyarakat ling kungan sekitar RS.
Kriteria :
1.1 Kegiatan promosi I