modul 4 depag03

Modul 4
PERKEMBANGAN FISIK DAN PSIKOMOTORIK
SANTRI DI MADRASAH IBTIDAIYAH
A. PENDAHULUAN
Perkembangan

yang

paling

nampak

adalah

perkembangan

fisik

dan

psikomotorik karena tertampilkan dan menjadi perilaku yang kasat mata.

Perkembangan fisik dan psikomotorik tertampilkan dalam bentuk kesehatan tubuh
dan keterampilan melakukan berbagai aktivitas fisik. Karakteristik perilaku yang
paling menonjol pada periode santri adalah belajar dan bermain. Pada saat santri
bermain penggunaan kekuatan fisik dan keterampilan motorik sangat diperlukan.
Dengan kata lain perkembangan fisik dan psikomotorik teraktualisasi pada saat
santri terlibat dalam aktivitas bermain. Santri di madrasah ibtidaiyah berada pada
masa anak. Perkembangan fisik dan psikmotorik menjadi menonjol karena santri
belajar berbagai permainan.
Kemampuan fisik dan kesehatan merupakan salah satu prasyarat seseorang dapat
mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran. Keterampilan-keterampilan
akademik yang diperlukan dalam belajar juga berprasyarat penguasaan keterampilan
psikmotorik. Kemampuan santri untuk menulis sangat tergantung pada koordinasi
motorik. Kecepatan menulis tergantung pada penguasaan motorik halus.
Materi perkembangan fisik dan psikomotorik merupakan materi lanjutan
dalam memahami santri secara utuh. Pada modul dipaparkan konsep perkembangan
fisik, praksis pemahaman perkembangan fisik, konsep perkembangan psikmotorik
dan praksis pemahaman perkembangan psikomotorik.
Setelah

mempelajari


modul

ini

diharapkan

anda

memahami

perkembangan fisik dan psikomotorik santri di madrasah ibtidaiyah. Pemahaman
terhadap perkembangan fisik dan psikmotorik santri diharapkan membuat anda
dapat memahami mengapa santri melakukan berbagai aktivitas fisik dan
psikomotorik, intervensi pendidikan dan pembelajaran apa yang diperlukan
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 1

untuk mendorong pencapaian tugas perkembangan pada aspek fisik dan
psikmotorik. Secara khusus anda diharapkan dapat :

1. Mendeskripsikan perkembangan fisik santri di madrasah ibtidaiyah
2. Mendeskripsikan masalah perkembangan fisik yang dihadapi santri di
madrasah ibtidaiyah
3. Memberikan contoh kebutuhan lingkungan perkembangan untuk
memfasilitasi perkembangan fisik santri di madrasah ibtidaiyah
4. Mengidentifikasi kematangan perkembangan fisik santri di madrasah
ibtidaiyah
5. Menganalisa pengaruh kematangan fisik terhadap kesiapan belajar
6. Mendeskrpsikan perkembangan psikomotorik santri di madrasah
ibtidaiyah
7. Mendeskripsikan

masalah

perkembangan

psikomotorik

yang


dihadapi santri di madrasah ibtidaiyah
8. Memberikan contoh kebutuhan lingkungan perkembangan untuk
memfasilitasi perkembangan psikomotorik santri di madrasah
ibtidaiyah
9. Mengidentifikasi kematangan perkembangan psikomotorik santri di
madrasah ibtidaiyah
10. Menganalisa pengaruh kemantangan psikomotorik terhadap kesiapan
belajar
Pencapaian

kemampuan

yang

diharapkan

memerlukan

dukungan


pemahaman anda terhadap modul konsep dasar perkembangan. Modul konsep
dasar perkembangan memberikan dasar pemahaman individu sebagai individu
yang sedang berkembang. Karakteristik perkembangan tertampilkan pada aspekaspek perkembangan. Salah satu aspek perkembangan adalah perkembangan
fisik dan psikomotorik.
Modul terdiri dari dua kegiatan belajar. Pada kegiatan belajar 1 (satu)
disajikan paparan tentang perkembangan fisik santri di madrasah ibtidayah.

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 2

Secara khusus memaparkan tentang potensi perkembangan fisik, masalah pada
perkembangan fisik, tugas perkembangan aspek perkembangan fisik, kebutuhan
lingkungan perkembangan yang dapat memfasilitasi perkembangan fisik,
kematangan perkembangan fisik santri di madrasah ibtidaiyah dan pengaruh
kematangan fisik terhadap kesiapan belajar.
Pada bagian 2 (dua) dipaparkan perkembangan psikomotorik santri di
madrasah ibtidaiyah. Secara khusus membahas potensi perkembangan
psikomotorik, masalah pada perkembangan psikomotorik, tugas perkembangan
pada aspek perkembangan psikomotorik di madrasah ibtidaiyah, kebutuhan
lingkungan perkembangan yang memfasilitasi


perkembangan psikomotorik,

kematangan perkembangan psikomotorik santri di madrasah ibtidaiyah dan
pengaruh kematangan aspek perkembangan psikomotorik terhadap kesiapan
belajar.
Hubungan antar bahasan divisualisasikan dalam peta konsep sebagai
berikut :

Pemahaman terhadap paparan modul ini dapat dicapai bila anda mempelajari
modul ini dengan memperhatikan petunjuk belajar sebagai berikut :
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 3

a. Bacalah paparan modul dengan seksama dari mulai bagian pendahuluan
hingga rangkuman.
b. Pergunakan glosarium untuk memahami arti kata atau konsep yang
dirasakan belum dikenal atau sulit dipahami.
c. Bila diperlukan cari sumber bacaan tambahan yang ada dalam daftar
rujukan untuk memperoleh pengayaaan pemahaman

d. Kerjakan tugas-tugas yang ada dalam modul sehingga anda secara
praksis paham konsep yang disajikan
e. Setelah selesai membaca paparan dan mengerjakan tugas, kerjakan tes
formatif
f. Periksa hasil pekerjaan anda berdasarkan kunci, hitung berapa nilai anda.
Jika nilai anda kurang dari standar, lihat pada bagian mana anda kurang,
lalu baca kembali paparan modul, dan cobalah mengulang menjawab
pertanyaan tes formatif kembali. Pafahami penjelasan jawaban yang
benar pada kunci jawaban.

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 4

B.I. KEGIATAN BELAJAR I
PERKEMBANGAN FISIK SANTRI
DI MADRASAH IBTIDAIYAH
Pada saat kita berada di sekitar madrasah ibtidaiyah pada saat jam masuk
sekolah, istirahat ataupun pulang sekolah kita akan melihat santri-santri dengan
berbagai berbagai bentuk dan ukuran tubuh. Santri-santri yang kecil, mungil,
gemuk, tinggi, kurus, langsing. Santri-santri kelas rendah nampak sangat jauh

berbeda dengan santri-santri kelas tinggi, mereka nampak begitu kecil dibanding
kakak kelasnya yang telah duduk di kelas enam. Santri-santri melakukan aktivitas
yang beragam, yang paling nampak menonjol santri-santri bergembira bermain
bersama teman-temannya. Kondisi ini menunjukkan santri-santri mengalami
perkembangan fisik dan psikomotorik.
Tubuh manusia merupakan struktur organisma yang kompleks dengan
perubahan sistem organ. Pembentukan organ secara sempurna dimulai pada periode
pranatal. Perkembangan fisik terus berkembang hingga mencapai kematangan pada
setiap periode perkembangan. Bagaimana perkembangan fisik santri yang berada di
madrasah ibtidaiyah ?, simaklah paparan dibawah ini.
1. Potensi Perkembangan Fisik
Aspek perkembangan fisik merupakan perkembangan organ. Organ
penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lain adalah
otak. Otak sangat penting bagi kehidupan manusia. Otak merupakan pusat
kontrol seluruh sistem organ, otot, dan syaraf. Otak juga merupakan pusat fungsi
kemanusiaan. Perilaku manusia dipengaruhi oleh apa yang mengisi ruang-ruang
otak.
Para ahli neurologi dan psikologi menyatakan otak adalah raksasa yang
tidur. Potensi yang dimiliki manusia karena keberadaan otak sangat besar. Otak
disebut juga sebagai alat. Alat bagi manusia untuk melakukan fungsi

kemanusiaan. Alat dapat digunakan dengan optimal msantriala manusia
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 5

memiliki

pengetahuan

tentang

alat

tersebut,

tahu

bagaimana

cara


mempergunakan, dan apa yang harus dilakukan agar alat dapat dipergunakan.
Berjalan, berbicara, berlari, terseyum, semua perilaku dan perubahan
perilaku manusia diatur oleh otak. Pada awal kehidupan manusia berasal dari
satu sel dan sembilan bulan kemudian dilahirkan dengan otak dan sistem
nervous yang memiliki 100 bilyun neuron. Neuron adalah sel yang memproses
informasi. Perkembangan otak berlangsung dramatik pada dua tahun pertama
kehidupan individu.
Satu sel otak (neuron) terdiri dari inti sel (nucleus) dan sel tubuh dengan
dilengkapi dendrit dan axon. Dendrit (cabang) menerima informasi dari neuron
lain. Axon adalah sel yang besar (dahan) yang mentrasfer (menyampaikan)
informasi. Pada Axon terdapat myelin sheath yang memungkinkan terjadinya
meilinisasi. Meilinisasi adalah proses penyelubungan neuron dengan materi
berlemak (mylelin) yang memungkinkan terjadinya komunikasi yang lebih cepat
antar sel. Komunikasi antar sel membuat koneksitas yang tinggi dan kompleks
pada sel-sel otak sehingga kapasitas otak untuk berfungsi berkembang dengan
pesat.
Pertumbuhan pesat otak dari sejak semester ke tiga dalam kandungan
hingga usia empat tahun merupakan potensi dasar yang penting bagi
perkembangan fungsi syaraf. Perkembangan otak yang cepat memfasilitasi
perkembangan sensori, motoris dan kognitif. Pada usia 4 – 8 tahun

perkembangan otak mencapai 75 % bagian otak orang dewasa, sehingga usia ini
disebut dengan usia emas.
Pengalaman yang diperoleh santri karena interaksi dengan lingkungan –
termasuk didalamnya perlakuan orang dewasa- membentuk pertumbuhan dan
perkembangan otak. Proses Plastisitas atau kemampuan memodifikasi otak
melalui pengalaman memiliki efek permanen terhadap kemampuan sistem syaraf
pusat untuk belajar dan menyimpan informasi. Dengan kata lain pola atau sistem
pengolahan dan penyimpanan informasi dapat tercipta karena individu
mempergunakan otaknya dalam kehidupan kesehariannya.

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 6

Pemahaman terhadap otak dan kemampuan untuk mempergunakan otak
menjadikan individu mampu melakukan akselerasi belajar. Potensi otak dapat
tergambarkan sebagai berikut :
a. Otak disebut dengan 3in1 3 again otak pada satu keutuhan. Otak
manusia terdiri atas otak : 1) the brain stem disebut juga reptilian
brain, otak yang mengatur fungsi dasar untuk hidup, meliputi antara
lain mengatur sel syaraf pusat, hubungan antara syarat, otot dan
gerakan motorik, sistem respirasi, sistem pencernaan, sistem kerja
jantung, dan yang lainnya; 2) the limbic system atau mammalian
brain, otak yang mengatur emosi, memori, sex dan kesehatan; 3) the
neocortex atau thingking brain, otak yang mengatur kemampuar
berpikir, belajar dan mengingat apapun
b. Otak terbagi dalam dua belahan (two minds), yaitu belahan otak
kanan, yang mengatur dan mengembangkan potensi pada musik,
gambar, warna, imajinasi, kreativitas dan belahan otak kiri yang
mengatur dan mengembangkan logika, kata, bahasa, matematika,
akademik.
c. Otak memiliki 4 gelombang (brain waves), yaitu beta gelombang
yang berhubungan dengan kemampuan berkonsentrasi, alpha
gelombang yang mengatur tidur dan istirahat/ relax, theta gelombang
yang mengatur emosi, dan delta gelombang yang berhubungan
dengan ide
d. 8 kapasitas intelegensi (eight intelligences) yaitu : linguistic, logical/
mathematic/visual, musical, bodly-kinesthetic, interpersonal/ social,
intrapersonal dan naturalist. Kapasitas intelegensi mempengrauhi
gaya belajar individu.
e. Berdasarkan bagian otak juga menunjukkan potensi pada 3
kecerdasan, yaitu : 1) kecerdasan rasional yang berkembang pada
cortex cerebri, 2) kecerdasan emosional yang berkembang pada
system limbic dan, 3) kecerdasan spiritual yang berkembang pada
lobus temporalis
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 7

Menurut Kuhlen dan Thompson (Hurlock, 1956 dalam Syamsu 2004)
perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu (1) sistem syaraf, yang
sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi; (2) otot-otot, yang
mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik; (3) kelenjar
endokrin yang menghasilkan hormon-hormon sehingga individu siap melakukan
suatu fungsi tertentu atau menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru,
seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu
kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan (4) struktur
fisik/ tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proporsi.
Kelenjar endokrin terdiri atas : (1) Pituitary yang menghasilkan hormon
pertumbuhan dan berfungsi mengatur pertumbuhan sel-sel tubuh sejak konsepsi
hingga periode remaja serta hormon pemicu yang berfungsi merancang atau
memicu kelenjar endokrin lain seperti ovarium dan testes untuk mengeluarkan
hormonnya; (2) thyroid, menghasilkan hormon thyroxine yang berfungsi
mempengaruhi pertumbuhan otak dan pengaturan pertumbuhan fisik pada
periode santri; (3) testes, menghasilkan hormone testosterone, bertanggung
jawab terhadap berkembangnya sistem reproduksi pada laki-laki; (4) ovarium,
menghasilkan hormon estrogen progesterone, bertanggung jawab terhadap
sistem reproduksi pada perempuan; dan (5) adrenal, menghasilkan hormon
androgen adrenal, berfungsi menstimulasi berkembangnya otot dan tulang.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada masa santri sekolah atau di
madrasah ibtidaiyah cenderung lambat jika dibandingkan pertumbuhan dan
perkembangan pada tahap perkembangan bayi dan kanak-kanak. Pertumbuhan
dan perkembangan fisik terus berlangsung sehingga kita dapat membedakan dan
melihat perubahan fisik santri pada saat mulai masuk di kelas satu hingga berada
di kelas enam.
Rata-rata tinggi badan santri bertambah 5,08 – 7,62 cm setiap tahun.
Berat badan santri bertambah rata-rata 2,27 – 3,175 kg pertahun.

Santri

perempuan memiliki presentase lemak tubuh yang lebih tinggi dibanding dengan

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 8

santri laki-laki. Sebagian besar santri tumbuh normal, tetapi terdapat sebagian
santri yang mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik karena
berbagai faktor.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik adalah
faktor herediter dan lingkungan. Salah satu faktor herediter adalah kegagalan
tubuh memproduksi hormon pertumbuhan yang cukup. Faktor dari lingkungan
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik adalah nutrisi atau
asupan gizi dari makanan. Santri-santri pada usia sekolah pada dasarnya
memiliki citra rasa yang baik dan makan lebih banyak dibanding santri usia
raudhatul atfal. Santri membutuhkan 2.400 kalori setiap hari untuk mendukung
pertumbuhan, perkembangan fisik serta pengerahan tenaga untuk beraktivitas.
Kebutuhan kalori harus dipenuhi dari asupan gizi yang lengkap, yang
terdiri atas : makanan dengan karbohidrat pada level tinggi, sayuran, buahbuahan, biji-bijian, makanan yang mengandung gizi alami yang tinggi. Santrisantri hanya memerlukan 30% total kalorinya dari lemak dankurang dari 10%
dari lemak jenuh. Daging tidak berlemak atau makanan mengandung protein
baik protein hewani maupun nabati serta makanan yang mengandung susu harus
dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan protein, besi dan kalsium.
Implikasinya santri perlu memperoleh perhatian untuk tidak mengkonsumsi
lemak, gula dan makanan bernutrisi rendah. Makanan dengan asupan gizi tinggi
lebih sehat dibandingkan dengan vitamin buatan.
2. Masalah
Permasalahan yang berhubungan dengan perkembangan fisik pada santri
di madrasah ibtidaiyah :
a. Kondisi kesehatan
Santri-santri pada usia sekolah mengalami masalah yang berhubungan
dengan kesehatan. Penyakit yang dialami santri-santri antara lain :
1) Influenza, flu dan batuk, dan penyakit karena virus lainnya merupakan
permasalahan yang paling banyak diderita santri usia sekolah. Kondisi
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 9

pertahanan tubuh, kuman yang berterbangan pada saat santri-santri
bermain dan cara penyebaran penyakit membuat hampir sebagian besar
santri sering mengalami influenza baik pilek maupun flu/ batuk.
2) Diare, pola makan dan perilaku jajan membuat santri-santri sekolah
mudah mengalami diare
3) Keracunan makanan, ketertarikan santri-santri dengan makanan yang
dibuat beraneka warna dan bentuk membuat santri-santri mudah
mengalami keracunan dari makanan yang berbahan dasar berbahaya bagi
tubuh.
4) Penyakit saluran pernafasan dan asma, influenza yang berkepanjangan
karena dianggap biasa dan keterpaparan santri dengan asap rokok, asap
kendaran dan atau kadar udara lingkungan yang tidak sehat membuat
santri menderita menyakit saluran pernafasan.
5) Radang tenggorokan dan infeksi telinga, konsumsi makanan dengan
pelezat makanan (MSG) dan gula-gula membuat tenggorokan mudah
menjadi iritasi
6) Demam, pertahanan tubuh yang lemah membuat tubuh mengalami
demam
7) Infeksi dan alergi
8) Penyakit kulit, ketidakmampuan mengurus dan membersihkan diri
membuat santri mengalami berbagai penyakit kulit.
9) Sakit gigi, kebiasaan makan makanan berbahan dasar gula dan
ketidakteraturan dalam membersihkan gigi/ menyikat gigi membuat gigi
mengalami masalah. Pada santri-santri tertentu bermasalah dengan gigi
karena belum dapat melepaskan kebiasaan minum susu dari dot pada
malam hari.
10) Kegemukan, kegemukan bersumber dari keturunan, ketidakaktifan/
kurang bergerak, serta terlalu banyak makan atau makan makanan yang
salah. Santri cenderung makan jenis makanan yang sama dan
mengembangkan kebiasaan yang sama dengan orang di sekelilingnya.

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 10

Ketidakaktifan atau kurang bergerak merupakan faktor utama santri
menjadi kegemukan.
Santri yang terlalu asik nonton tv atau melakukan aktivitas lain yang
berhubungan dengan media elektronik membuat santri tidak aktif
bergerak. Santri perempuan cenderung lebih mengalami obesitas
dibandingkan santri laki-laki. 25 % santri, secara umum mengalami
obesitas pada usia enam tahun ke atas. 75 % nya dapat mengalami
perubahan atau tidak kegemukan lagi pada saat memasuki usia remaja
hingga dewasa. Santri yang tidak mengalami perubahan kondisi akan
terus mengalami kegemukan hingga dewasa.
Santri yang mengalami kegemukan juga mengalami penderitaan
psikologis karena ejekan teman-temannya. Ejekan-ejekan yang diterima
seringkali malah mengkompensasi dengan makan makanan yang enak
sehingga mendukung mempertahankan kegemukannya. Santri-santri
dengan kegemukan harus memperoleh bantuan apalagi menjelang
memasuki usia pubertas karena akan mempengaruhi citra dirinya.
11) Cacar
12) Campak
13) Kanker, penyakit kanker merupakan penyebab kedua kematian pada
santri-santri pada usia lima hingga empat belas tahun. Prosentase santri
yang mengalami penyakit kanker adalah : 39% santri menderita kanker
leukemia, 15% mengalami kanker otak, 54% mengalami kanker berbagai
jenis yang lain.
14) Jerawat, sakit kepala dan gangguan emosional transitoris meningkat
menjelang usia pubertas (9 – 11 tahun)
15) HIV – Aids, santri merupakan korban, terinfeksi virus HIV biasanya dari
ibu sejak dalam rahim. Santri-santri dengan kondisi HIV-Aids dapat
mengalami disfungsi sistem syaraf pusat yang dapat mempengaruhi
kemampuan untuk belajar.

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 11

b. Kecukupan asupan gizi
Permasalahan ketidakcukupan gizi atau malnutrisi merupakan masalah yang
di derita santri-santri di hampir seluruh belahan dunia. Santri dari keluarga
miskin seringkali mengalami asupan gizi yang buruk. Santri keluarga miskin
tidak hanya miskin secara ekonomi tetapi juga mengalami kemiskinan
lainnya. Ketidakcukupan gizi juga terjadi pada santri dari keluarga
menengah keatas. Penyebabnya bukan karena tidak memiliki cukup uang
untuk membeli makanan, tetapi karena mereka membeli “makanan sampah”.
Makanan sampah adalah makanan yang tidak memiliki nilai gizi yang cukup
tetapi disajikan dengan cara yang menarik hingga digemari santri-santri.
c. Ketunaan
Terdapat santri-santri yang mengalami ketunaan secara fisik. Ketunaan fisik
meliputi ketunaan fungsi penglihatan (tuna netra), ketunaan fungsi
pendengaran dan bicara (tuna rungu, bibir sumbing) serta ketunaan karena
ketidaklengkapan atau ketidakberfungsian bagian tubuh atau anggota bagian
tubuh (tuna daksa, tidak memiliki dubur, dsb).
d. Hambatan dalam membersihkan diri
Santri usia sekolah seharusnya sudah mampu menolong diri sendiri untuk
membersihkan diri setelah buang air kecil maupun buang air besar. Toilet
training atau latihan pembuangan seharusnya dituntaskan santri pada usia 2
hingga 6 tahun. Pada sebagian santri masalah yang dihadapi berkenaan
dengan

hambatan

yang

berhubungan

dengan

pembuangan

adalah

mengompol.
e. Struktur tubuh yang tidak ideal
Terdapat santri-santri yang tumbuh kerdil/ kecil atau sebaliknya sangat
besar/ seperti raksasa. Tinggi badan dan berat badan santri-santri jauh
dibawah rata-rata tinggi badan santri lain yang seumur atau satu tingkatan
kelas. Atau sebaliknya tinggi badan dan berat badan santri jauh diatas ratarata tinggi badan santri sebayanya.

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 12

3. Tugas perkembangan
Tugas perkembangan pada aspek perkembangan fisik adalah persepsi yang
positif terhadap diri dan kondisi kesehatan diri. Persepsi yang positif terhadap
diri dan kondisi kesehatan diri meliputi :
a) memberikan respon perilaku terhadap stimulasi dari lingkungan
b) pengenalan dan pemahaman bagian tubuh dan anggota bagian tubuh.
Santri harus mengenal bagian tubuh dan anggota dari bagian tubuh sehingga
santri memiliki pengetahuan tentang tubuhnya..
c) makan dan minum yang sehat yang memenuhi asupan gizi sehingga
mencapai tinggi badan, berat badan dan bentuk tubuh normal.
d) pandangan yang positif terhadap kondisi fisik (penerimaan diri terhadap
kondisi tubuh- citra diri).
Santri-santri diharapkan tidak hanya mengenal tubuhnya, pengetahuan
tentang tubuh membangun persepsi yang positif terhadap diri
e) menjaga dan memelihara kesehatan diri;
Santri belajar untuk menjaga dan memelihara kesehatan tubuh dengan
membersihkan dan merawat tubuh sehingga berada pada kondisi tubuh yang
sehat.
f) tertib BAB (buang air besar), BAK (buang air kecil) dan pembuangan gas
(kentut).
Santri mengembangkan kemampuan merasakan indikasi-indikasi tubuh
membutuhkan untuk buang air kecil, buang air besar maupun membuang
gas. Selanjutnya santri mengetahui tempat untuk melakukan pembuangan,
belajar membuang pada tempatnya secara tertib dan dengan cara yang benar
(sesuai dengan media bantu pembuatan/ bentuk toilet), serta belajar
membersihkan diri setelah melakukan pembuangan dengan berbagai media
dan alat bantu yang tersedia.
Islam memberikan perhatian yang khusus untuk permasalahan bersuci.
Buang air besar, buang air kecil maupun kentut merupakan suatu keadaan
yang menyebabkan tidak suci atau merusak kesucian yang disebut dengan
hadast. Hadast terbagi dalam hadast besar dan hadast kecil. Hadast kecil
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 13

(Hadast shughra) meliputi ; (a) segala sesuatu yang keluar dari qubul dan
dubur, seperti kencing, madziy, keluar angin dan sebagainya; (b) hilang akal
seperti karena mabuk, sakit, pingsan atau tidur lelap (kecuali tidur sambil
duduk). Bersuci dari hadas kecil adalah dengan wudhu.
Membersihkan kotoran yang keluar dari qubul atau dubur dengan maksud
untuk menghilangkan najs disebut dengan istinja. Istinja dilakukan dengan
air, namun kalau tidak mendapatkan air boleh menggunakan benda-benda
yang keras, suci dan kesat seperti batu, kayu, tembikar aau kertas pembersih
dan dilarang beristinja dengan tulang atau menggunakan benda-benda yang
licin seperti kaca. Orang-orang yang yang tidak membersihkan kemaluannya
setelah kencing kelak akan disiksa di dalam kuburnya.
Bahasan tentang membersihkan diri dari segala kotoran, baik kotoran
jasmani maupun kotoran ruhani adalah thaharah (kebersihan atau kesucian).
Firman Allah Qs Al-Baqoroh ayat 222 : “sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang tobat dan mencintai orang-orang yang bersih/ suci”.
Thaharah dikatagorikan dalam dua katagori ; (1) thaharah hissiy (thaharah
lahir) ialah thaharah yangdapat dilihat atau dirasakan oleh panca indera;
yakni membersihkan diri dari najs dan membersihkan diri dari hadats (yang
masing-masing disebut thaharah ‘ayniyyah dan thaharah hukmiyah) serta
membersihkan diri dari kotoranyang melakat/ tumbuh di badan seprti
berkhitan, mencukur buku kemaluan, memotong kumis, mencabut buku
ketiak dan memotong kuku; (2) thaharah ma’nawy (taharah batin) ialah
membersihkan diri (jiwa) dari segala dosa (maksiat) dengan jalan bertobat
(berjanji untuk tidak melakukan), membuang sifat tercela dan membangun
sifat terpuji. (Hidayat, 1989).
g) peka terhadap kondisi kesehatan.
Santri mengenal indikator-indikator kondisi ketidaksehatan fisik dan belajar
mengkomunikasikan apa yang dirasakan/ dialami pada orang tua atau orang
dewasa disekitarnya untuk memperoleh pertolongan.
4. Kebutuhan Lingkungan Perkembangan
Lingkungan perkembangan yang diharapkan adalah :
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 14

a. Lingkungan yang memfasilitasi interaksi individu dengan lingkungan. Santri
membutuhkan untuk berbuat, terlibat, mempergunakan dan memperoleh dari
hubungan dengan lingkungan. Lingkungan makhluk hidup, yaitu manusia,
hewan, tumbuhan maupun lingkungan material yaitu alam, dan benda-benda
buatan manusia. Kapasitas otak berkembang msantriala santri melakukan
berbagai akivitas untuk hidup dan menjalani kehidupan dengan berinteraksi
dengan lingkungannya. Santri harus difasiliatsi untuk berbuat dan
beraktivitas sehingga hidup, tumbuh dan berkembangs ecara fisik.
b. Lingkungan yang memperkenalkan berbagai makanan dan belajar memakan
makanan yang sehat. Santri harus mengenal berbagai aneka makanan yang
sehat dan menyehatkan bagi dirinya. Santri harus memperoleh pengelaman
untuk mencoba berbagai makanan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan
dan perkembangan. Santri-santri harus mengenal makanan berserat dan
bukan

makanan berbahan dasar susu pada usia sekolah sehingga

memfasilitasi tumbuhnya gigi seri. Meninabobokan santri dengan makanan
berbahan dasar susu atau tidak menantang untuk dikuyah membuat gigi
paling belakang mengalami kesulitan untuk tumbuh. Terdapat banyak kasus
gigi 8 tumbuh pada usia hampir menjelang 30 tahun hingga akhirnya
memerlukan

bantuan

operasi

untuk

mengeluarkannya

atau

malah

membuangnya karena tumbuh tidak pada tempatnya.
c. Lingkungan yang memfasilitasi santri untuk memenuhi kebutuhan dasar
akan asupan gizi. Santri-santri harus makan makanan yang memenuhi
kebutuhan asupan gizi. Penyiapan makanan, pengenalan makanan dan cara
makan membuat santri memiliki kebiasaan untuk memenuhi asupan gizinya.
Sekolah perlu memperhatikan untuk menyiapkan kantin sehat. Mengawasi
makanan yang dijual para penjual makanan disekitar sekolah. Nyeri lambung
merupakan penyakit yang banyak diderita santri usia madrasah ibtidaiyah
karena makanan yang dibeli berbumbu saos.
d. Lingkungan yang memfasilitasi santri untuk hidup pada lingkungan yang
sehat. Kebiasaan sekolah untuk memeriksa kebersihan kuku, telingan dan
belakang telinga, serta rambut merupakan kebiasaan yang baik. Kontrol
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 15

terhadap lingkungan yang sehat juga harus diiringi dengan kebiasaan untuk
mencuci tangan, menggosok gigi, mempergunakan jamban/ wc sekolah serta
membuang sampah pada tempatnya. Sekolah seharusnya juga dapat
menjamin santri-santri di sekolah aman dari keterpaparan rokok dari guru
maupun orang dewasa lain disekitar santri, debu kapur yang tidak sehat,
kelas yang bersih serta benda-benda fasilitas sekolah yang aman termasuk
kondisi bangunan sekolah.
e. Lingkungan yang memfasilitasi santri belajar hidup sehat. Sekolah
diharapkan memiliki program sekolah sehat. Indikator sekolah sehat antara
lain : kelas bersih dari sampah, sampah tersimpan pada tempatnya secara
terisah antara sampah basah dan sampah kering, ventilasi ruangan kelas yang
cukup memadai, komposisi jumlah meja dan kursi dengan luas ruangan
sehingga memungkinkan santri untuk bergerak diantara meja dan kursi
secara bebas, jumlah wc/ jamban yang seimbang dengan jumlah siswa serta
dengan dukungan air untuk membersihkan diri dan membersihkan wc/
jamban secara memadai.
f. Lingkungan yang memfasilitasi jaminan kesehatan (dukungan kesehatan).
Sekolah diharapkan memiliki program jaminan kesehatan, antara lain
memiliki kotak P3K di setiap kelas, memiliki ruang kesehatan, beberapa
sekolah memiliki ruang pemeriksaan gigi, memiliki perawat atau tenaga
medis baik secara regular maupun sebagai konsultan kesehatan. Sekolah
harus terakses dengan berbagai program kesehatan dasar bagi santri dengan
puskesmas dan atau dinas kesehatan antara lain santri memperoleh imunisasi
dasar yang lengkap, pemberian vitamin, penyuluhan kesehatan, kontrol
penyakit cacingan dan kontrol terhadap pidemi lainnya. Sekolah dengan
fasilitas asrama harus memiliki pos kesehatan khusus.

5. Kematangan Perkembangan
a. santri dapat berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya
b. santri mampu menyebutkan minimal 15 bagian anggota tubuh

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 16

c. santri memakan makanan yang bergizi baik dalam kondisi sesuai aslinya
maupun dalam berbagai bentuk makanan olahan.
d. santri menerima kondisi diri/ struktur dan bentuk tubuh
e. santri mau membersihkan tubuh (mandi, keramas), membersihkan bagian
tubuh (kuku, telinga, memotong/ merapihkan anggota bagian tubuh
(memotong kuku, memotong rambut)
f. santri mampu BAB, BAK dan kentut pada tempatnya serta menolong diri
sendiri untuk membersihkan diri
g. santri mengetahui kondisi kesehatan diri serta mampu mencari pertolongan
pada saat merasakan sakit.

6. Pengaruh kematangan Fisik terhadap kesiapan belajar
a. Kondisi otak yang sehat dan dipergunakan membuat santri mampu
menyesuaikan diri dengan situasi pendidikan dan pembelajaran
b. Kondisi tubuh yang sehat memfasilitasi santri untuk berangkat ke sekolah,
mengikuti proses pembelajaran dan beraktivitas untuk mencapai hasil belajar
yang maksimal.
c. Tinggi dan berat badan yang ideal membuat santri dapat mempergunakan
fasilitas dan media pembelajaran dengan nyaman dan mudah. Contoh santri
dapat duduk nyaman pada kursi, menulis dengan baik karena tinggi
badannya dapat mencapai tinggi meja, menulsi dipapan tulis mengerjakan
tugas dari guru, menggeser atau mengangkat kursi sendiri jika diperlukan,
dan lain sebagaimanya.
d. Asupan gizi yang cukup membuat santri dapat berkonsentrasi dan menerima
materi pelajaran
e. Struktur dan bentuk tubuh yang normal membuat santri merasa diri sebagai
orang biasa pada umunya sehingga mampu mempercayai diri sendiri
f. Kemampuan untuk melakukan pembuangan dan membersihkan diri
membuat santri merasa memiliki kemampuan dan tidak mempermalukan diri
sendiri sehingga mampu menyesuaikan diri dan berinteraksi dengan
lingkungan sebaya maupun orang dewasa.
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 17

Latihan
Untuk memperoleh timbal balik dari pemahaman anda, cobalah kerjakan latihan
dibawah ini.
Soal :
1. Terdapat santri-santri yang menulis sambil berdiri tidak duduk pada saat
mengikuti pembelajaran di dalam kelas, sebagai pendidik yang memahami
perkembangan fisik santri bagaimana pandangan anda tentang hal tersebut
Untuk memudahkan anda mengerjakan tugas, silahkan baca rambu-rambu
pengerjaan latihan sebagai berikut :
1. bacalah kembali paparan materi
2. analisa persoalan berdasarkan perkiraan tinggi badan santri, tinggi kursi di
sekolah, tinggi meja kelas, tugas perkembangan, kematangan perkembangan,
dan lingkungan perkembangan
sekarang saya yakin anda dapat memberikan pandangan anda.

C.I. RANGKUMAN
Perkembangan fisik berkenaan dengan organ tubuh, pertumbuhan fisik, syaraf,
otot, hormon, struktur dan bentuk tubuh. Organ tubuh yang paling penting
adalah otak karena mengatur semua aktivitas manusia dan menjadi alat bagi
manusia untuk menjalani kehidupan. Perkembangan fisik santri usia sekolah
madrasah ibtidaiyah berjalan lambat. Terdapat berbagai masalah berhubungan
dengan perkembangan fisik. Orang dewasa diharapkan mengembangkan
lingkungan perkembangan agar santri mencapai kematangan perkeembangan
fisik sehingga dapat mengikuti proses pembelajaran dengan lancar.

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 18

D.I. TES FORMATIF
1. perkembangan fisik adalah :
a. perubahan tinggi badan
b. perubahan bentuk tubuh
c. perubahan kekuatan fisik
d. pertumbuhan fisik individu secara keseluruhan
2. potensi otak
a. kemampuan organ tubuh pada bagian kepala yang disebut otak yang
merupakan pusat kontrol perilaku manusia
b. alat bagi manusia untuk berperilaku
c. kapasitas otak untuk memberi perintah pada tubuh
d. kemampuan otak untuk mengorganisasikan informasi dan data
3. pertumbuhan fisik santri usia sekolah
a. sangat cepat menunjukkan perubahan yang berarti
b. cenderung lambat tetapi menunjukkan perubahan yang berarti
c. berkembang pesat karena asupan suplemen makanan
d. berkembang lambat karena energi habis dipergunakan untuk beraktivitas
4. santri-santri di mdrasah ibtidaiyah dapat mengalami sakit diare karena
a. kondisi lingkungan yang buruk
b. interaksi yang sangat dekat dengan teman sebaya
c. jajan makanan sembarang

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 19

d. terlau banyak makan
5. santri-santri mengalami masalah berhubungan dengan asupan gizi karena
a. terlalu banyak makan makanan berbahan dasar gula
b. tidak mau makan
c. membeli makanan karena kemenarikan bentuk dan warna
d. orang tua makan makanan tidak bergizi
6. salah satu tugas perkembangan fisik adalah santri mengenal bagian tubuh dan
anggota bagian tubuh, maksudnya
a. santri menghafalkan nama-nama bagian tubuh dan anggota bagian tubuh
b. santri mengobservasi bagian tubuh
c. santri memperhatikan tubuh orang lain
d. santri tahu bagian tubuh dan anggota bagian tubuh serta mengetahui fungsinya
7. tugas perkembangan peka terhadap kondisi tubuh dapat tercapai msantriala
santri memiliki
a. perasaan tidak nyaman, tidak biasa atau rasa sakit pada tubuhnya
b. informasi tentang obat-obatan
c. informasi cara merawat orang sakit
d. pengalaman merasakan sakit
8. lingkungan perkembangan adalah :
a. lingkungan dimana santri tinggal
b. lingkungan dimana santri dibesarkan
c. penciptaan lingkungan sehingga santri dapat berkembang
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 20

d. pengembangan lingkungan agar santri hidup normal
9. agar santri nyaman mengikuti pembelajaran santri harus mencapai
a. kematangan proporsi tubuh
b. tinggi badan yang sempurna
c. berat badan yang proporsional
d. kekuatan fisik untuk beraktivitas
10. Santri dapat berkonsentrasi menerima materi pelajaran apabila
a. mendengarkan guru memaparkan materi
b. memperoleh asupan gizi yang cukup
c. duduk pada kursi paling depan
d. paparan guru disertai gambar-gambar lucu

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 21

B.II. KEGIATAN BELAJAR 2
PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK SANTRI DI MADRASAH IBTIDAIYAH
Santri di madrasah ibtidaiyah pada jam istirahat nampak dengan gembira
bermain bola, berlari berkerjaran, bermain petak umpet, santri perempuan bermain tali,
melompat, sebagian yang lain duduk dan memainkan bola kecil dengan beberapa buah
kerang. Terdapat santri-santri dengan berani naik ke atas pohon. Pada jam pulang
sekolah mereka berjalan riang setengah melompat, sebentar berlari pada teman-teman
pada sisi sebelah kanan dan sebentar kemudian berlari pada teman-teman pada sisi
sebelah kiri. Beberapa santri pulang dengan menggunakan sepeda. Kemampuan
beraktivitas memegang benda dengan berbagai variasi dan berjalan dengan berbagai
variasi merupakan kemampuan yang ditunjukkan karena kematangan perkembangan
psikomotorik.
1. Potensi Perkembangan Psikomotorik
Perkembangan psikomotoris berhubungan dengan kemampuan dan
keterampilan untuk melakukan aktivitas motorik. Aktivitas motorik adalah
gerakan-gerakan motorik yang dapat dilakukan bagian tubuh atau anggota
bagian tubuh. Gerakan motorik dikoordinasi dan diperintahkan oleh sistem
syaraf pusat. Gerakan motorik dapat bersifat spontan, instingtif dan mekanistis
disebut sebagai gerakan refleks karena syaraf terstimulasi dan atas perintah otak
memberikan reaksi. Gerakan motoris juga dapat bersifat terstruktur, berpola,
bertujuan dan terkoordinasi dalam suatu harmoni disebut sebagai gerakan
psikomotorik. Psikomotorik merupakan gerakan dan atau aktivitas motorik yang
diperintahkan, dikoordinasikan dan dikendalikan secara psikologis. Gerakan
motorik yang menunjukkan / menampilkan kemampuan untuk melakukan
sesuatu disebut keterampilan motorik.
Pada setiap tahapan perkembangan santri menunjukkan keterampilan
motorik. Keterampilan motorik yang dikuasai berkembang dari keterampilan
tunggal menjadi keterampian majemuk atau keterampilan yang terdiri atas
Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 22

beberapa keterampilan secara terkoordinasi, dari keterampilan yang sederhana
hingga keterampilan yang kompleks, serta dari keterampilan yang dilakukan
individual dan untuk kepentingan atau memenuhi kebutuhan diri sendiri hingga
keterampilan yang menuntut kerjasama dengan orang lain dan untuk memenuhi
kebutuhan bersama sebagai makhluk sosial untuk kepentingan umum atau
masyarakat.
Melakukan berbagai aktivitas berhubungan dengan berjalan dengan
berbagai variasi dan memegang benda dengan berbagai variasi merupakan tugas
perkembangan pada tahap perkembangan kanak-kanak atau usia satu hingga
enam tahun. Kemampuan memegang benda dengan berbagai variasi dan berjalan
dengan berbagai variasi merupakan keterampilan motoris pada tahap kanakkanak. Pada tahap santri sekolah yaitu pada saat santri berada di madrasah
ibtidaiyah keterampilan motoris tersebut dipergunakan secara fungsional untuk
belajar, bekerja dan bermain.
Keterampilan motoris terus meningkat pada saat santri berada di
madrasah ibtidaiyah. Keterampilan motoris meliputi aktivitas-aktivitas yang
berhubungan dengan motoris halus maupun motoris kasar. Keterampilan motoris
yang ditampilkan dan dikuasai santri-santri di madrasah ibtidaiyah lebih
terkoordinasi dan lancar sehingga dapat dipergunakan untuk : belajar menguasai
keterampilan-keterampilan akademik untuk belajar, belajar bermain untuk
bermain dan dalam olahraga, serta belajar menyelesaikan atau menghasilkan
karya yang menunjukkan keterampilan dengan atau tanpa mempergunakan alat.

a. Belajar menguasai keterampilan-keterampilan akademik
Pengembangan penguasaan keterampilan akademis,

pada saat di

raudhatul atfal ditunjukkan santri memegang pensil atau alat tulis lainnya untuk
membuat gambar benang kusut, huruf atau kata dengan kuat. Kekuatan
pegangan dapat kita lihat msantriala kertas dibalik maka kita dapat meraba
bentuk huruf, kadang-kadang malah sampai kertas menjadi robek. Waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas cukup lama karena santri berhati-hati

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 23

menulis untuk memperoleh bentuk huruf yang dianggap sempurna. Di madrasah
ibtidaiyah santri memegang pensil atau alat tulis dengan tiga jari dan dengan
kekuatan sedang, menuliskan rangkaian huruf dalam kata dan kalimat dengan
bentuk-bentuk yang lebih halus dan bervariasi serta dengan waktu yang cepat.
Keterampilan-keterampilan akademis yang dikuasai santri pada tingkat
pendidikan madrasah ibtidaiyah antara lain : menulis, menulis halus,
menggambar bebas, menggambar bentuk, memotong, menarik garis lurus,
membentuk, melipat, memisahkan benda, menggunting, dan mempergunakan
alat-alat pengukur.

Keterampilan akademis dipergunakan untuk mengikuti

proses pembelajaran dan menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran.
Penguasaan dan kepemilikan keterampilan akademis menentukan
keberhasilan santri dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan akademik. Contoh
untuk membantu dalam menghitung pada kelas rendah, santri dituntut untuk
terampil mempergunakan media pendukung untuk menghitung. Media
penghitung dapat berupa potongan kayu, potongan lidi atau dekak-dekak. Jika
santri tidak pandai memisahkan dan memegang potongan tersebut maka
perhitungan tidak dapat diselesaikan.

b. Belajar bermain untuk permainan dan dalam olah raga
Belajar bermain dalam olah raga ditunjukkan santri di raudhatul atfal
pada permainan menangkap bola, santri-santri melempar dan menangkap bola
secara bergantian. Dimadrasah ibtidaiyah santri mempergunakan keterampilan
menangkap dan melempar bola dalam permainan bola besar maupun bola kecil.
Permainan bola besar misalnya basket atau voli dan permainan bola kecil
misalnya kasti atau tenis meja. Santri berlari-lari dalam berbagai permainan,
memanjat untuk mengambil sesuatu, melompat dan meloncat, berenang,
bermain sepeda dan atraksi bersepeda, berseluncur dan banyak sekali
keterampilan motoris yang dipergunakan dalam bermacam permainan.

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 24

Santri-santri di madrasah ibtidaiyah merupakan jago - juara dalam
keterampilan motorik. Santri laki-laki terlibat lebih mendalam dan banyak pada
aktivitas yang menuntut keterampilan motoris dengan banyak energi. Santri lakilaki bermain dalam permainan bebas secara kelompok dengan bersemangat.
Berbagai permainan yang dimainkan yang mencakup bergulat, memukul dan
mengejar, serta seringkali disertai dengan tawa dan teriakan. Permainan ini
mencapai puncaknya pada tahap perkembangan santri sekolah atau pada saat
santri berada di madrasah ibtidaiyah. Permainan berkurang menjadi menguasaan
keterampilan aktraktif secara individual memasuki usia 11 tahun.
Santri perempuan beraktivitas lebih banyak pada aktivitas dengan
tuntutan keterampilan motoris halus. Santri-santri perempuan bermain dengan
berbagai media permainan dengan mempergunakan motorik halus untuk
memainkannya. Permainan dilakukan secara individual maupun kelompok
berhubungan dengan berbagai tugas, peran, fungsi dan atau tampilan sebagai
seorang perempuan. Merapihkan benda-benda, mencat kuku, membuat masakan,
mempergunakan berbagai peralatan kecantikan, mempergunakan berbagai
peralatan dapur dan kerumahtanggaan, menempel gambar, memasangkan gaun
pada boneka, dan banyak lagi permainan perempuan yang terkait dengan rumahrumahan. Santri perempuan juga terampil memainkan permainan yang
berhubungan dengan keterampilan motorik halus dari tangan dan atau kaki,
misalnya bermain congklak, bermain karet, loncat tinggi, maupun hulahup.

c. Belajar menyelesaikan atau menghasilkan karya yang menunjukkan
keterampilan dengan atau tanpa mempergunakan alat
Menampilkan penguasaan keterampilan untuk menghasilkan karya dan
atau mempergunakan/ memainkan alat-alat musik atau alat-alat keterampilan. Di
raudhatul atfal santri belajar meronce dari berbagai benda yang disiapkan ibu
guru. Di madrasah ibtidaiyah santri berkreasi membuat sesuatu hasil karya atau
asesoris dari berbagai media yang menurut santri dapat dibentuk, digunakan
ataupun dimodifikasi. Santri-santri membuat gelang dari lilitan benang warna-

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 25

warni, rangkaian mute atau batu-batuan atau gelang dari pita. Santri-santri
membuat peta dari bubur kertas bekas. Pada sebuah iklan air kemasan santrisantri membuat miniatur kapal terbang dari rangkaian botol air minum kemasan.
Di raudhatul atfal, santri-santri belajar membedakan bunyi dan belajar
memainkan instrument musik sederhana. Di madrasah ibtidaiyah santri belajar
memainkan instrument musik dalam satu harmoni untuk memainkan suatu
komposisi lagu. Santri belajar menguasai keterampilan untuk memainkan satu
alat/ instrumen musik tertentu. Penguasaan terhadap alat/ instrumen musik
membuat santri dapat menjadi bagian dari suatu pagelaran musik atau pagelaran
kesenian lainnya. Santri mempergunakan bagian tubuhnya untuk membuat atau
menghasilkan bunyi atau nada. Santri belajar bersuit Santri juga dapat
menciptakan instrungan mempergunakan mulut dan jari, belajar memetik atau
membunyikan jari-jari. Santri dapat juga menciptakan atau membuat instrument
musik dari berbagai peralatan sederhana yang ditemukan. Misalnya membuat
peluit dari bamboo, dan membuat tabuhan dari peralatan dapur.
Santri di madrasah ibtidaiyah juga dapat merangkai, membangun,
merakit atau membuat suatu karya tertentu dengan mempergunakan perkakas
pertukangan sederhana maupun kompleks. Santri dapat membuat berbagai
permainan dengan peralatan yang sederhana seperti

layang-layang, mobil-

mobilan dari kulit jeruk atau sandal jepit, dan senapan dari pelepah pisang.
Santri

dapat

membuat

hiasan

atau

suatu

barang fungsional

dengan

mempergunakan gergaji kecil, palu, obeng, atau amplas. Santri dapat mengolah,
mengerjakan atau memelihara tanaman atau binatang dengan mempergunakan
peralatan pertamanan atau pertanian. Santri dapat membersihkan rumput,
mencangkul ataupun memerah susu.
Keterampilan psikomotorik membuat santri menunjukkan kemampuan
diri untuk berguna. Keterlibatan santri dalam berbagai aktivitas motorik
membuat santri merasakan berkemampuan.

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 26

Menurut Cratty ( Diane E Papalia : 429) perkembangan motorik pada
jenjang pendidikan madrasah ibtidaiyah :

Usia

Perilaku motorik

6 tahun

Santri perempuan superior dalam akurasi gerakan
Santri laki-laki superior dalam gerakan yang bertenaga dan kurang
kompleks
Melompat dimungkinkan
Santri dapat bermain melempar-tangkap serta langkah yang tepat

7 tahun

Santri dapat melakukan keseimbangan satu kaki tanpa melihat
Santri dapat berjalan diatas balok keseimbangan selebar 5,08 cm
Santri dapat melompat dengan akurat ke dalam lingkaran kecil
Santri dapat melakukan dengan akurat latihan “jumping Jack”
(mainan santri berupa orang atau binatang yang sendi-sendirnya
digerakan oleh seutas tali/ permainan boneka besar)

8 tahun

Santri memiliki kekuatan gengaman 5,443 kg
Jumlah permainan yang diikuti oleh kedua jenis kelamin paling
banyak terjadi pada usia ini
Santri dapat melakukan lompatan ritmis berseling dalam pola 2-2,
2-3, atau 3-3
Santri perempuan dapat melempar bola kecil sejauh 12,19 m

9 tahun

Santri laki-laki dapat berlari 5,029 meter perdetik
Santri laki-laki dapat melempar bola kecil sejauh 21,33 m

10 tahun

Santri dapat menilai dan menangkap arah lontaran bola kecil yang
dilempar dari jauh
Santri perempuan dapat berlari 5,18 meter perdetik

11 tahun

Berdiri setelah melompat 1,52 m mungkin dilakukan oleh santri
laki-laki
Santri perempuan dengan lompatan lebih pendek 1,368 m

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 27

Kematangan perkembangan fisik mendorong kebutuhan untuk aktif.
Pendidikan dasar menuntut santri-santri duduk lebih lama dibandingkan
melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik penting bagi santri-santri untuk
menghaluskan keterampilan-keterampilan motorik yang berkembang dan
dikuasai.

Penguasaan

keterampilan

motorik

penting

untuk

menunjang

pemenuhan kebutuhan diri sendiri dan menjadi bagian dari komunitas.
Prinsip penting dalam praktik pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
adalah aktif melakukan berbagai aktivitas. Santri mengembangkan koordinasi
motorik dan mulai menampilkan berbagai manipulasi keterampilan untuk
melakukan bermacam aktivitas yang menunjukkan kemampuan yang sama
dengan orang dewasa. kompleksitas, kecekatan dan kecepatan melakukan
gerakan dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas yang berkualitas.
Keterlibatan dalam berbagai kegiatan fisik, olah raga, kesenian dan
keterampilan memberikan dampak positif dan negatif pada santri-santri.
Dampak positif meningkatkan kekuatan dan daya tahan, membantu membangun
tulang dan otot yang sehat, membantu mengontrol berat badan, mengurangi
kecemasan dan stress,

meningkatkan kelenturan tubuh, bagian tubuh atau

anggota bagian tubuh, meningkatkan kepekaan gerakan tubuh dalam
harmonisasi, meningkatkan penguasaan instrument/ peralatan, meningkatkan
kepercayaan diri, mengembangkan pengalaman, kesempatan untuk belajar
bagaimana berkompetisi, mengembangkan rasa aman, mengembangkan rasa
berkemampuan, serta mengembangkan relasi dalam kelompok dan pertemanan.
Dampak negatif terjadi msantriala aktivitas fisik dilakukan dalam bentuk
tim atau olah raga atau permainan kompetitif yang ditujukan bagi santri-santri
yang memiliki bakat pada atletik, olah raga lain, musik, seni maupun
keterampilan.
kemenangan

Pelatih dan orang tua menjadi lebih menekankan pada
dibandingkan

pada

memainkan

permainan.

Mengkritisi

keterampilan santri agar tampil sempurna sebagai pemenang bukan untuk
mampu dan menguasai keterampilan secara fungsional. Santri mengalami
kelelahan fisik hingga kecelakaan, program mengganggu program akademik,

Perkembangan Santri – Perkembangan Fisik Psikomotorik
Page 28

serta pengharapan yang tidak realistik atas kesuksesan santri. Santri
membutuhkan penghargaan atas keterlibatan dan unjuk kemampuannya.
Pencapaian prestasi harus dipandang sebagai hadiah dari penguasaan
keterampilan pada level manapun.

2. Masalah
a. Luka akibat kecelakaan
Luka akibat kecelakaan merupakan faktor utama kematian santri. Santri
pada tingkat madrasah ibtidaiyah mudah mengalami kecelakaan karena aktivitas
fisik yang dilakukan. Santri-santri merupakan penjelajah dan petualang sejati.
Rasa ingin tahu menstimulasi santri mempergunakan keterampilan motorik
untuk melakukan aktivitas untuk mencari tahu dan memecahkan masalah.
Santri-santri

dengan

senang

hati

melakukan

aktivitas

fisik

tanpa

mempertimbangkan bahaya. Kesenangan yang diperoleh dari aktivitas fisik
membuat santri mengabaikan hal-hal yang mendetail sehingga menjadi lengah.
Keberhasilan dalam melakukan aktivitas membuat santri sangat bersemangat
sehingga kadangkala santri merespon dengan terlalu bersemangat.
Luka akibat permainan dapat merupakan luka kecil yang tidak berbahaya
yang dapat ditanggulangi dengan bantuan P3K sederhana, yaitu obat merah/
betadine dengan tensoplas. Luka tergores, terjatuh, tersungkur cukup diobati di
sekolah atau di rumah. Luka juga dapat merupakan luka besar terbuka yang
memerlukan beberapa jahitan sampai dengan operasi besar. Luka seperti ini
harus diobati di klinik atau rumah sakit besar yang memiliki ruang operasi/
bedah. Keseleo dan patah tulang dapat saja terjadi. Apalagi jika santri
melakukan permainan fisik tanpa alat pelindung. Luka kecelakaan yang paling
parah terjadi karena tusukan, pukulan ataupun benturan dengan benda alat
peralatan.
Keberadaan santri yang dianggap sudah “cukup besar” membuat orang
tua atau orang dewasa disekitar santri mengurangi pengawasan. Berkurangnya

Perkembangan Santri – Perke