7
suatu metode klasifikasi pola dimana masing-masing unit output mewakili kelas atau kategori tertentu. Vektor bobot untuk unit output sering dinyatakan sebagai
sebuah vektor referensi yang mewakili kelas. Selama proses pembelajaran, unit output diatur dengan menyesuaikan bobot melalui pembelajaran terawasi.
Serangkaian pola pembelajaran dengan klasifikasi yang diketahui ditentukan bersama dengan vektor referensi awal. Setelah proses pembelajaran, jaringan
LVQ mengklasifikasikan vektor input dengan menugaskan ke kelas yang sama sebagai output yang memiliki vektor bobot yang paling dekat dengan vektor input
Fausett, 1994 : 187. Mengingat penyakit diabetes mellitus ini merupakan permasalahan yang
komplek dan memerlukan penanganan yang tepat, penulis akan melakukan klasifikasi menggunakan dua metode diantaranya dengan analisis diskriminan dan
model neural network Learning Vector Quantization agar mendapatkan hasil yang optimal. Berpijak dari hal tersebut, maka penulis menyusun tugas akhir ini dengan
judul “Klasifikasi Diabetes Mellitus dengan Analisis Diskriminan dan Model
Neural Network Learning Vector Quantization”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dirumuskan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana klasifikasi diabetes mellitus dengan analisis diskriminan?
2. Bagaimana klasifikasi diabetes mellitus dengan model neural network
Learning Vector Quantization?
8
3. Bagaimana hasil klasifikasi diabetes mellitus menggunakan analisis
diskriminan dan model neural network Learning Vector Quantization?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan skripsi ini adalah : 1.
Mendeskripsikan bagaimana klasifikasi diabetes mellitus dengan analisis diskriminan.
2. Mendeskripsikan bagaimana klasifikasi diabetes mellitus dengan model
neural network Learning Vector Quantization. 3.
Mendeskripsikan hasil klasifikasi diabetes mellitus menggunakan analisis diskriminan dan model neural network Learning Vector Quantization.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah : 1.
Bagi penulis sendiri, dapat menambah wawasan mengenai penggunaan metode klasifikasi analisis diskriminan dan model neural network Learning
Vector Quantization pada penyakit diabetes mellitus. 2.
Bagi pembaca dapat menambah wawasan tentang penerapan analisis diskriminan dan model neural network Learning Vector Quantization pada
kasus dalam kehidupan sehari-hari. 3.
Membantu memudahkan dalam mengenali tipe penyakit DM berdasarkan faktor risikonya dengan menggunakan metode klasifikasi analisis diskriminan
dan model neural network Learning Vector Quatization sehingga penderita penyakit diabetes mellitus mendapatkan penanganan yang tepat.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Matriks
Matriks memegang peranan penting dalam dunia statistika dan matematika. Dengan matriks penulisan persamaan matematika menjadi lebih
singkat dan efektif. Dalam bab ini dibahas mengenai matriks dan beberapa definisinya.
Definisi 1.
Sebuah matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan Anton, 1987 : 22-23. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri
dalam matriks. Ukuran ordo suatu matriks dijelaskan dengan menyatakan banyaknya baris garis horisontal dan banyaknya kolom garis vertikal yang
terdapat dalam matriks tersebut. Notasi nama matriks biasanya menggunakan huruf kapital dan cetak tebal.
Jika A adalah sebuah matriks, maka digunakan a
ij
untuk menyatakan entri atau
elemen yang terdapat di dalam baris i dan kolom j dari A. Jadi, matriks dengan
ukuran m × n beserta entri-entrinya secara umum dapat dituliskan sebagai berikut:
�
��
= �
�
11
�
12
�
21
�
22
⋯ �
1�
⋯ �
2�
⋮ ⋮
�
�1
�
�2
⋮ ⋮
⋯ �
��
� atau ��
��
�
��
Sebuah matriks dengan n baris dan n kolom dinamakan matriks kuadrat berordo n square matrix of order n, dan entri-entri a
11
, a
22
, ... , a
nn
dikatakan
berada pada diagonal utama dari A,
9
10
� �
11
�
12
�
21
�
22
⋯ �
1�
⋯ �
2�
⋮ ⋮
�
�1
�
�2
⋱ ⋮
⋯ �
��
�
Sebuah matriks berukuran m × 1 disebut sebagai vektor kolom. Sebuah matriks 1 × n disebut sebagai vektor baris Johnson Wichern, 2007 : 88.
Notasi nama vektor menggunakan huruf kecil dan cetak tebal.
Definisi 2. Dua matriks A
m×n
= {a
ij
} dan B
m×n
= {b
ij
} dikatakan sama, ditulis A = B, jika
a
ij
= b
ij
, i = 1,2,...,m, j = 1,2,...,n. Jadi, dua matriks adalah sama jika : a.
Ukuran kedua matriks adalah sama. b.
Setiap elemen yang bersesuaian adalah sama.
Definisi 3.
Berdasarkan ukuran dan elemennya terdapat beberapa jenis matriks yaitu sebagai berikut Anton, 1987: 23-66 :
1. Matriks Bujur Sangkar Persegi
Sebuah matriks dengan n baris dan n kolom dinamakan matriks kuadrat berordo n matriks bujur sangkar.
2. Matriks Diagonal
Matriks kuadrat yang semua elemen diatas dan dibawah diagonalnya adalah nol atau elemennya berada pada diagonal utama dinamakan matriks
diagonal. 3.
Matriks Segitiga Matriks kuadrat dinamakan segitiga atas upper triangular jika semua
entri di bawah diagonal utama adalah nol. Begitu juga matriks kuadrat
11
dinamakan segitiga bawah lower triangular, jika semua entri di atas diagonal utama adalah nol. Sebuah matriks baik yang merupakan segitiga atas
maupun yang merupakan segitiga bawah dinamakan segitiga triangular. 4.
Matriks Nol Sebuah matriks yang semua elemennya sama dengan nol, dinamakan
matriks nol zero matrix. Matriks nol dinyatakan oleh 0 ; jika ukurannya penting untuk ditekankan, maka dituliskan 0
m×n
untuk matriks nol m×n. 5.
Matriks Identitas Matriks kuadrat dengan bilangan 1 terletak pada diagonal utama
dinamakan matriks satuan identity matrix dan dinyatakan dengan I. Jika ukurannya penting untuk ditekankan maka dituliskan I
n
untuk matriks satuan n × n.
6. Matriks Simetri
Matriks kuadrat yang setiap elemennya selain elemen diagonal adalah simetri terhadap diagonal utama dinamakan matriks simetri.
Matriks dapat digunakan untuk menyingkatkan kerja dalam memecahkan sistem persamaan linear. Untuk penerapan dalam hal lain, maka perlu
dikembangkan suatu ilmu hitung atau operasi matriks yang mana matriks-matriks tersebut dapat ditambahkan, dikurangkan, dan dikalikan sesuai dengan
penggunaannya. Berikut ini adalah pembahasan mengenai operasi matriks dan sifat-sifatnya menurut Kollo Rosen 2005 : 3.
12
Definisi 4. Misal terdapat matriks A dan B keduanya berukuran m × n dengan sebarang
elemen a
ij
dan b
ij
, i = 1, 2, ... , m, j = 1, 2, ... , n. Jumlah dari kedua matriks A dan B
diperoleh sebagai berikut � + � = �
��
+ �
��
� = 1, 2, … , �, � = 1, 2, … , �
Penjumlahan matriks hanya terdefinisi pada matriks yang ukurannya sama. Matriks-matriks yang ukurannya berbeda tidak dapat ditambahkan.
Definisi 5. Jika A
m×k
= {a
ij
} dan B
m×k
= {b
ij
} adalah dua matriks yang berukuran sama.
Maka selisih antara A dan B, ditulis A – B, adalah sebuah matriks C = {c
ij
} berukuran m×k diperoleh sebagai berikut
C = A – B = A + -1B
yaitu �
��
= �
��
+ −1�
��
= �
��
− �
��
, � = 1,2, … , �, � = 1,2, … , �.
Definisi 6. Hasil kali sebuah matriks A
m×n
oleh suatu skalar c adalah sebuah matriks cA berukuran m×n, dimana elemen-elemen dari A dikalikan oleh c
�� = ���
��
�. Saat membahas tentang matriks maka sudah lazim menyebut kuantitas
numerik sebagai skalar. Pada pembahasan ini semua skalar akan merupakan bilangan real.
Penjumlahan dan perkalian skalar ini memenuhi sifat utama sebagai berikut :
a. A
+ B = B + A Hukum komutatif untuk penjumlahan
13
b. A
+ B + C = A+ B + C Hukum asosiatif untuk penjumlahan
c. A
+ – 1 A = 0
d. c
1
+ c
2
A = c
1
A + c
2
A
e. cA + B = cA + cB
f. c
1
c
2
A = c
1
c
2
A Definisi 7.
Perkalian matriks dengan matriks mungkin terjadi apabila jumlah kolom pada
matriks pertama sama dengan jumlah baris pada matriks kedua. Misalkan A : m×n dan B : n×r, maka hasil kali C = AB dari matriks A = a
ij
dan B = b
ij
adalah
matriks C = c
ij
berukuran m×r, dimana : �
��
= � �
��
�
��
.
� �=1
Perkalian matriks tidak komutatif pada umumnya, tetapi sifat-sifat berikut berlaku, asalkan ukuran matriks adalah dari urutan yang tepat :
a. A
BC=ABC
b. A
B+C=AB+AC
c. A+BC=AC+BC
Definisi 8. Transpose dari suatu matriks A yaitu A merupakan matriks yang diperoleh
dengan menukarkan baris-baris dan kolom-kolomnya Stevens, 2009 : 44. Baris
pertama matriks A menjadi kolom pertama dari matriks A dan baris kedua matriks A
menjadi kolom kedua dari matriks A. Secara umum, jika matriks A berukuran
14
� × �, maka ukuran dari matriks A adalah � × �. Biasanya transpose A juga dapat dinyatakan oleh A
t
. Operasi transpose memenuhi hubungan dasar berikut :
a. A
t t
= A b. A + B
t
= A
t
+ B
t
c. kA
t
= kA
t
, dengan k adalah sebarang skalar. d.
AB
t
= B
t
A
t
Definisi 9. Determinan dari matriks kuadrat berukuran k × k yaitu A = {a
ij
}, dinotasikan oleh
|A| atau detA, adalah skalar
| �| = �
�
11
, ���� � = 1
� �
1�
��
1�
�−1
1+� �
�=1
, ���� � 1
dengan A
1j
adalah matriks k – 1 × k – 1 yang diperoleh dengan menghapus
baris pertama dan kolom ke-j dari A Johnson Wichern, 2007 : 93. Demikian
juga, | �| = ∑
�
��
��
��
�−1
�+� �
�=1
, dengan baris ke-i ditempatkan di baris pertama.
Definisi 10. Matriks B sedemikian sehingga AB = BA = I dinamakan invers dari A dan
dinotasikan dengan A
-1
.Pada kenyataannya, jika BA = I atau AB = I,maka B = A
-1
,
dan hasil kali keduanya harus sama dengan I. Secara umum, invers A diperoleh dari
�
−1
= 1
| �| ���
�
15
Jika A adalah sebarang matriks n × n dan C
ij
adalah kofaktor a
ij
, maka matriks
� �
11
�
12
�
21
�
22
⋯ �
1�
⋯ �
2�
⋮ ⋮
�
�1
�
�2
⋱ ⋮
⋯ �
��
�
dinamakan matriks kofaktor A Anton, 1987 : 81. C
ij
diperoleh dari -1
i+j
M
ij
dengan M
ij
merupakan minor dari a
ij
dan didefinisikan menjadi determinan
submatriks setelah baris ke-i dan kolom ke-j dihapus dari A. Transpose dari matriks kofaktor inilah yang dinamakan dengan adjoin A dan dinotasikan dengan
adjA. Misalkan A dan B matriks kuadrat berukuran sama, dan misal mempunyai
invers, maka a.
A
-1 t
= A
t -1
b. AB
-1
= B
-1
A
-1
Determinan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut. Misalkan A dan B matriks kuadrat berukuran k × k.
a. |A| = |A
t
| b.
Jika setiap elemen dari sebuah baris atau kolom dari A adalah nol, maka |A| = 0
c. Jika ada dua baris atau kolom dari A yang identik, maka |A| = 0
d. Jika |A
| ≠ 0, maka A dikatakan nonsingular
e. Jika A nonsingular, maka |A| = 1|A
-1
| ; yaitu |A||A
-1
| = 1 f.
|AB| = |A| |B|
g. |cA| = c
k
|A|, dimana c adalah skalar.
16
Definisi 11.
Menurut Kollo Rosen 2005 : 8, vektor-vektor �
1
, �
2
, ⋯ , �
�
dikatakan bebas linear, jika persamaan
�
1
�
1
+ �
2
�
2
+ ⋯ + �
�
�
�
= 0, hanya memiliki solusi trivial, yaitu
�
1
= 0, �
2
= 0, … , �
�
= 0. Selain itu, maka dikatakan tidak bebas linear.
Definisi 12. Misalkan A merupakan sebuah matriks berukuran m × n. Rank matriks A
dilambangkan rA adalah banyaknya vektor baris atau kolom yang bebas linear dalam matriks A. Untuk matriks A berukuran m × n maka rA
≤ min m,n.
Definisi 13. Misal A = {a
ij
}, trace dari sebuah matriks A berukuran n × n, ditulis trA,
adalah jumlah dari elemen-elemen diagonal, yaitu ��� = ∑
�
�� �
�=1
Rencher, 1998 : 410.
Jika A dan B matriks n × n dan c adalah skalar.
a. tr cA = c tr A
b. tr A ± B = tr A ± tr B
c. tr AB = tr BA
d. jika
� = � �
1 ′
�
2 ′
⋮ �
� ′
� ,maka tr��
′
= ∑
�
� ′
�
� �
�=1
e. jika
� = ��
1
, �
2
, … , �
�
�, maka tr AA = ∑ �
� ′
�
� �
�=1
.
17
Definisi 14. Misal A suatu matriks kuadrat k × k dan I matriks identitas k × k, maka
skalar λ
1
, λ
2
, ... ,λ
k
yang memenuhi persamaan polinomial |A – λI| = 0 dinamakan nilai
eigen atau akar karakteristik dari matriks A. Persamaan |A – λI| = 0 sebagai
fungsi dari λ dinamakan persamaan karakteristik Johnson Wichern, 2007 : 97- 99.
Misal A suatu matriks kuadrat berukuran k × k
dan misal λ merupakan
nilai eigen dari A. Jika x
k×1
adalah vektor tak nol x
k×1
≠0
k×1
sehingga �� = ��
maka x dikatakan menjadi vektor eigen vektor karakteristik dari matriks A yang
bersesuaian dengan nilai eigen λ. Untuk menentukan vektor eigen sehingga
memiliki kesatuan panjang yaitu jika Ax = λx, maka e = � √�′�
⁄ sebagai vektor
eigen yang bersesuaian dengan λ.
B. Vektor Rata-rata Matriks Kovarian
Vektor acak adalah vektor yang elemen-elemennya terdiri dari p variabel acak dapat ditulis sebagai
�
′
= ��
1
, �
2
, … , �
�
�. Vektor rata-rata adalah vektor yang elemen-elemennya terdiri dari p rata-rata variabel acak dapat ditulis sebagai
berikut : �
� × 1 = � �
1
�
2
⋮ �
�
�
Mean dan kovarian dari p × 1 vektor acak X dapat ditetapkan sebagai
matriks Johnson Wichern, 2007 : 69-70. Nilai harapan dari setiap elemen yang terkandung dalam vektor rata-rata
� = ��, dan p variansi �
��
dan pp –
18
12 kovarian yang berbeda �
��
� � terkandung dalam matriks varian-kovarian simetris
� = �� − �� − �
′
. Secara khusus,
�� = � ��
1
��
2
⋮ ��
�
� = � �
1
�
2
⋮ �
�
� = �
dan � = �[� − �� − �′]
= � ��
�
1
− �
1
�
2
− �
2
⋮ �
�
− �
�
� �
1
− �
1
, �
2
− �
2
, ⋯ , �
�
− �
�
�
= �
⎣ ⎢
⎢ ⎡
�
1
− �
1 2
�
1
− �
1
�
2
− �
2
�
2
− �
2
�
1
− �
1
�
2
− �
2 2
⋯ �
1
− �
1
�
�
− �
�
⋯ �
2
− �
2
�
�
− �
�
⋮ ⋮
��
�
− �
�
��
1
− �
1
�
�
− �
�
�
2
− �
2
⋱ ⋮ ⋯ �
�
− �
� 2
⎦ ⎥
⎥ ⎤
= �
��
1
− �
1 2
�[�
1
− �
1
�
2
− �
2
] �[�
2
− �
2
�
1
− �
1
] ��
2
− �
2 2
⋯ �[�
1
− �
1
�
�
− �
�
] ⋯ �[�
2
− �
2
�
�
− �
�
] ⋮
⋮ �[�
�
− �
�
� − �
1
] �[�
�
− �
�
�
2
− �
2
] ⋱ ⋮
⋯ ��
�
− �
� 2
�
= �
�
11
�
12
�
21
�
22
⋯ �
1�
⋯ �
2�
⋮ ⋮
�
�1
�
�2
⋱ ⋮
⋯ �
��
�
C. Distribusi Normal Multivariat