Pengertian Perjanjian Internasional TINJAUAN PUSTAKA
Perjanjian internasional dapat dibedakan atas tiga macam yang melaksanakannya yaitu:
16
1 Perjanjian antar kepala negara yaitu Presiden, biasanya pihak peserta
perjanjian disebut High Contracting State. Menurut praktek umumnya Kepala Negara diwakili oleh Menteri Luar Negeri atau Duta besar sebagai
pejabat yang berkuasa penuh didalam kabinet presidensial; 2
Perjanjian antar Kepala Pemerintahan pada kabinet parlementer. Umumnya pihak peserta perjanjian tetap disebut High Contracting State
dan dalam pelaksanaanya menunjuk Menteri Luar Negeri atau Duta Besar yang diberikan surat kuasa penuh;
3 Perjanjian antar negara adalah pihak-pihak perjanjian yaitu negara,
lazimnya menunjuk perjabat kuasa penuh untuk mewakilinya yaitu Menteri Luar Negeri atau Duta Besar.
d. Perjanjian internasional dilihat dari proses pembuatannya.
Berdasarkan tahap pembuatan perjanjian internasional dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
17
1 Perjanjian formal maksudnya perjanjian yang diadakan melalui 4 tahap
yaitu: a
Perundingan; b
Penandatanganan; c
Pengesahan; d
Ratifikasi. 2
Perjanjian yang hanya melewati 2 tahap yaitu:
16
Ibid, hlm. 37.
17
Ibid, hlm. 38.
a Perundingan;
b Penandatanganan.
Prosedur ini timbul dalam pengaturan hubungan internasional yang memerlukan penyelesaian cepat, jadi lebih bersifat sederhana dan untuk hal-hal
yang tidak penting. Untuk bentuk ini dipakai istilah persetujuan. e.
Perjanjian internasional dilihat dari sifat pelaksanaanya. Perjanjian internasional ini dapat dibedakan atas 2 macam yaitu:
18
1 Dispositive Treaties yang dimaksud bahwa suatu perjanjian yang
dimaksud dan tujuannya dianggap sudah tercapai dengan pelaksanaan isi perjanjian tersebut.
2 Executory Treaties yang dimaksud pelaksanaan perjanjiannya tidak
sekaligus, melainkan harus dilanjutkan terus menerus selama jangka waktu perjanjian itu berlaku.
f. Fungsi perjanjian internasional dilihat dari pembentukan hukum.
Menurut hukum internasional, fungsi perjanjian dalam pembentukan hukum merupakan bagian yang terpenting. Hal ini dikarenakan kedudukan
perjanjian sebagai sumber Hukum Internasional, dapat dibedakan sebagai berikut: 1
Law Making Treaties Perjanjian yang membentuk hukum
19
Fungsi dari perjanjian ini meletakkan ketentuan hukum bagi masyarakat internasional secara keseluruhan yang pada umumnya merupakan
perjanjian multilateral. Fungsi perjanjian ini selalu terbuka bagi pihak lain yang tadinya tidak ikut dalam perjanjian karena yang diatur adalah
18
Ibid, hlm. 39.
19
Ibid.