UJI POTENSI RHIZO BAKTERI TAHAN KEKERINGAN DAN KEMASAMAN SEBAGAI PUPUK HAYATI PADA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING

UJI POTENSI RHIZO BAKTERI TAHAN KEKERINGAN DAN KEMASAMAN
SEBAGAI PUPUK HAYATI PADA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING
Oleh: Waras Riono (00710053)
Agronomy
Dibuat: 2007-02-17 , dengan 3 file(s).

Keywords: Rhizobakteri, Kekeringan, Kemasaman , Podzolik
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemampuan Rhizobakteri Tahan Kekeringan dan
Kemasaman sebagai pupuk hayati pada tanah Podzolik Merah Kuning (PMK). Percobaan
dilakukan secara faktorial dengan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri atas dua faktor
dengan tiga kali ulangan. Faktor I ialah cekaman kekeringan yang terdiri atas 2 aras lengas yakni
kadar lengas 60% (L1) dan 80% dari kapasitas lapang (L2). Faktor II ialah inokulasi dengan 6
aras kombinasi inokulum dan tanpa inokulasi. Untuk mengetahui pengaruh kedua faktor terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman digunakan tanaman Kedelai Varietas Wilis sebagai tanaman
indikator. Data pengamatan yang diperoleh dari percobaan dianalisa dengan analisis ragam
sesuai rancangan acak kelompok (RAK) faktorial. Apabila terjadi pengaruh nyata dari perlakuanperlakuan yang diterapkan maka dilakukan uji jarak duncan (UJD) 5% untuk membandingkan
satu sama lain sesuai dengan pengaruh masing-masing perlakuan. Hasil analisis ragam
menunjukkan bahwa terjadi interaksi antar kedua faktor pada fase awal pertumbuhan tanaman
yakni perlakuan K5L2 (Kombinasi isolat IMRG 4-5-17-19-32-42 pada aras cekaman 80%
kapasitas lapang) memberikan pengaruh yang nyata terhadap peubah tinggi tanaman pada 14 hst,
sedangkan pada 21 hst nilai tertinggi adalah perlakuan K1L2 (Kombinasi isolat IMRG 4-5-19-30

pada aras cekaman 80% kapasitas lapang). Secara terpisah perlakuan K (kombinasi isolat IMRG)
tidak memberikan pengaruh nyata pada semua peubah yang diamati. Sedangkan pada perlakuan
L (cekaman kekeringan), kedua aras cekaman yang diterapkan berpengaruh nyata pada hampir
semua peubah yang diamati. Perlakuan L2 (kadar lengas tanah 80% dari kapasitas lapang)
memberikan nilai lebih tinggi daripada perlakuan L1 (kadar lengas tanah 60% dari kapasitas
lapang).