HUBUNGAN ANTARA POLA TIDUR DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN) DI SDN NGIJO 3 KARANGPLOSO

(1)

HUBUNGAN ANTARA POLA TIDUR DENGAN

PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA SEKOLAH (6-12

TAHUN) DI SDN NGIJO 3 KARANGPLOSO

SKRIPSI

Oleh : QORINA ILMA

NIM.09060019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2013


(2)

(3)

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Qorina Ilma

NIM : 09060019

Program Studi : Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Hubungan Antara Pola Tidur dengan Perkembangan Emosi Anak Usia Sekolah (6-12 tahun) di SDN Ngijo 3 Karangploso

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 23 Oktober 2013 Yang Membuat Pernyataan,

Qorina Ilma NIM. 09060019


(5)

iv

Jadikan perintah pada dirimu

sendiri

Bisa karena biasa

Jadikan pengalaman orang lain

sebagai pengalaman untuk dirimu


(6)

v

Bukan pelangi namanya jika hanya ada warna merah. Bukan hari namanya jika hanya ada siang yang panas. Semua itu adalah warna hidup yang harus dijalani dan dinikmati. Meski terasa berat, namun manisnya hidup justru akan terasa, apabila semuanya bisa dilalui dengan baik.

Sebuah harapan berakar keyakinan dari perpaduan hati yang memiliki keteguhan. Walaupun didera oleh cobaan dan membutuhkan perjuangan panjang demi cita-cita yang tak mengenal kata usai. Setitik harapan itu telah kuraih, namun sejuta harapan masih kuimpikan dan ingin kugapai. Kupersembahkan Karya kecil ini untuk orang-orang tersayang, , ,

1. Ibu (Kus Kumala) dan Bapak (Hendro). Yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan anak-anaknya, yang selalu memberiku harapan, kebahagiaan, cinta dan kasih sayangnya yang diberikan dengan ikhlas tanpa pamrih. Terimakasih bapak dan ibu, tanpa kalian aku tidak bisa hadir ke dunia ini. Tanpa kalian, aku tidak bisa belajar mengenai hidup ini, dan tanpa kalian aku tidak akan pernah memiliki obsesi untuk selalu membuat bapak dan ibu bangga. Aku akan selalu membuat kalian bahagia. Semua usaha dan jerih payah aku lakukan kemarin, hari ini, dan nanti dipersembahkan hanya untuk kalian berdua. I love you. . .


(7)

vi

2. Untuk adik-adikku, Zuhal Azmi & Fahmi Zaidan. Yaaahh meskipun kalian berdua sering buat emosi dan marah. Tapi karena canda tawa kalian berdua buat rasa sedih ini hilang. Buat Zuhal makasih yaa atas supportnya. Mbak Sayang kalian berdua.

3. Tak lupa saya ucapkan banyak-banyak terimakasih kepada dosen pembimbing saya, Bu Nurul Mahmudati, meskipun agak susah bertemu dengan ibu hanya 2 minggu sekali bisa bertemu tapi ibu selalu meluangkan waktu untuk bimbingan, terimakasih atas bimbingan ibu selama ini. Dan buat Bu Nur Aini terima kasih juga sudah menyempatkan waktu untuk membimbing saya dan juga terimakasih karena ibu seudah menjadi pendengar setia keluh kesah selama penelitian ini, motivasi dan semangat dari ibu yang membuat saya bisa melakukan penelitian ini. Terimaksih atas bimbingannya selama ini, tanpa ibu-ibu pembimbing skripsi ini tidak dapat terselesaikan.

4. Untuk temanku Yeni, Fitria dan Rumy yang sering aku repotin, terima kasih yaa karena kalian sudah bantuin aku meskipun kalian sendiri juga sibuk, heheheh ;-) terima kasih teman.

5. Buat temen-temen seperjuangan anik, nindy, wenny, ira, riga, ADP, supri & yudi. Ingat ngumpul bareng kalian di taman bahas + curhat soal skripsi dan nungguin dosen. fighting buat qt semua semoga sukses,,, amiiinnnnnn!!!!!!

6. Buat temen-temen PSIK A 2009 yang g bisa sebutin satu-satu terima kasih banyak kalian sudah menjadi keluarga besarqu selama kurang lebih 4 tahun ini kita bersama.


(8)

vii

7. Buat adek kost uda’, icus, farida dan dian. Terima kasih

sudah support & mendengar keluh kesahq selama dikos. Miss you all, , , 

8. Dan tak lupa buat guru-guru di SDN Ngijo 3 Karangploso, terimakasih banyak telah membantu penelitian ini hingga terselasaikan, tanpa bantuan dari ibu guru semua penelitian ini tidak bisa berjalan dengan lancar,,

Tanpa kalian semua karya ini tidak ada apa-apanya. . . terima kasih banyak.


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji Syukur Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Hubungan Antara Pola Tidur dengan Perkembangan Emosi Anak Usia Sekolah (6-12 tahun) di SDN Ngijo 3 Karangploso”. Tugas Akhir Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan dengan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak dengan hati yang tulus kepada :

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Terima kasih atas masukan dan semua ilmu yang telah diberika dan juga dedikasinya terhadap ilmu keperawatan.

3. Ibu Dr. Nurul Mahmudati, M.Kes sebagai pembimbing I yang telah memberikan arahan dan masukan yang sangat berguna selama proses penyusunak skripsi ini. 4. Ibu Nur Aini, S.Kep. Ns. M.Kep sebagai pembimbing II yang banyak

memberikan arahan dan masukan untuk mencapai kesempurnaan hasil skripsi. 5. Ibu Sukati, S.Pd selaku kepala sekolah SDN Ngijo III Karangploso.

6. Orang tua dan Keluarga yang selalu mendoakan dan memberika motivasi kepada penulis untuk kelancaran dalam mengerjakan skripsi sampai menempuh akhir pendidikan.


(10)

x

7. Para Siswa SDN Ngijo III Karangploso yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga untuk mengisi kuesioner penelitian.

8. Semua dosen PSIK UMM yang telah mengajar, mendidik dan membimbing selama masa menempuh pendidikan di UMM.

9. Semua TU FIKES yang telah memberika pelayanan terbaik.

10. Semua teman – teman FIKES khususnya PSIK 2009, terima kasih atas kerjasama dan menjadi teman seperjuangan selama menempuh pendidikan. 11. Semua pihak yang telah banyak membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak

bisa disebutkan satu persatu.

Penulis mohon maaf apabila melakukan tindakan yang kurang berkenan. Semoga langkah kita semua selalu mendapatkan ridho Allah SWT sehingga mencapai kebaikan yang kita cita-citakan, Aamiin.

Malang, 23 Oktober 2013


(11)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Lembar Pernyataan Keaslian ... iv

Motto ... v

Lembar Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... ix

Intisari ... xi

Abstrak ... xii

Daftar Isi ... xiii

Daftar Tabel ... xvi

Daftar Gambar ... xvii

Daftar Grafik ... xviii

Daftar Lampiran ... xix

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan ... 5

1.4.2 Bagi Peneliti ... 5

1.4.3 Bagi Keperawatan ... 5

1.5 Keaslian Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Konsep Tidur ... 8


(12)

xiv

2.1.2 Fisiologi Tidur ... 9

2.1.3 Siklus Tidur ...13

2.1.4 Fungsi Tidur ...16

2.1.5 Dampak Kurang Tidur...18

2.1.6 Pola Tidur ...19

2.1.7 Faktor yang Mempengaruhi Tidur ...24

2.2 Perkembangan Emosi ...28

2.2.1 Konsep Emosi ...28

2.2.2 Tahap Perubahan Emosi ...29

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Emosi ...30

2.2.4 Dampak Gangguan Emosi ...32

2.2.5 Pengukuran Emosi ...33

2.3 Hubungan Antara Pola Tidur Dengan Perkembangan Emosi Anak Usia Sekolah ...36

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 39

3.1 Kerangka Konsep ...39

3.2 Penjelasan Kerangka Konsep ...40

3.3 Hipotesis ...41

BAB IV METODE PENELITIAN ... 42

4.1 Desain Penelitian ...42

4.2 Populasi, Sampel dan Sampling ...42

4.2.1 Populasi ...42

4.2.2 Sampel ...42

4.2.3 Sampling ...42

4.3 Variabel Penelitian ...43

4.3.1 Variabel Independen (Bebas) ...43

4.3.2 Variabel Dependen (Terikat) ...43

4.4 Definisi Operasional ...43

4.5 Tempat Penelitian ...43

4.6 Waktu Penelitian ...43


(13)

xv

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ...46

4.9 Analisa Data ...46

4.10Etika Penelitian ...48

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 50

5.1 Karakteristik Sampel ...50

5.2 Analisis Data ...52

BAB VI PEMBAHASAN ... 54

6.1 Interpretasi Hasil dan Diskusi ...54

6.2 Keterbatasan Penelitian ...58

6.3 Implikasi untuk Keperawatan ...59

BAB VII PENUTUP ... 61

7.1 Kesimpulan ...61

7.2 Saran ...62

Daftar Pustaka ...63


(14)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ...43

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Umur ...50

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin ...51

Tabel 5.3 Tabulasi Silang Pola Tidur dengan Perkembangan Emosi ...52


(15)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Tidur ...13 Gambar 3.1 Kerangka Konsep ...39


(16)

xviii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 5.1 Pola Tidur ...51 Grafik 5.2 Perkembangan Emosi ...52


(17)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Pendahuluan dan Penelitian ...66

Lampiran 2 Surat Telah Melakukan Penelitian ...67

Lampiran 3 Surat Permohonan Menjadi Responden ...68

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Responden ...69

Lampiran 5 Kuesioner Pola Tidur ...70

Lampiran 6 Kuesioner Perkembangan Emosi...72

Lampiran 7 Skoring Uji Validitas ...74

Lampiran 8 Analisis Validitas Reliabilitas ...75

Lampiran 9 Interpretasi Validitas Reliabilitas ...79

Lampiran 10 Lembar Observasi ...81

Lampiran 11 Hasil Output Uji Chi-Square ...83


(18)

63

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. 2011. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Alimul, A. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Aman, Ruli N. (2005). Penuhi Kebutuhan Tidur. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Pendekatan Prakte. Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka

Cipta

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar

Klien. Jakarta : Salemba Medika.

Azwar. 2003. Sikap Manusia Teori Skala dan Pengukurannya Edisi 2. Jakarta: Pustaka Pelajar

Bagus, Lorenz. 1996. Kamus Filsafat. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Dahlan, M. Sopiyudin. 2013. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan (Edisi 5). Jakarta: Salemba Medika

Didik. 2010. Manfaat Tidur (online) diakses dari

http://www.harianberita.com/manfaat-tidur.html, tanggal 14 mei 2013 Goleman, Daniel. 2007. Kecerdasan Emosional. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Gujar, N., et el. 2011. Sleep Deprivation Amplifies Reactivity of Brain Reward Networks,

Biasing the Appraisal of Positive Emotional Experiences. The Journal of Neuroscience. 31(12).

Guyton, A.C. & Hall, J.E.. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. Jahja. Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana

Jumiati. 2010. Hubungan Kekerasan Orang Tua Pada Anak Dengan Perkembangan Emosi

Anak Kelas V Di SD Negeri 01 Kedung Mundu Semarang. Universitas

Muhammadiyah Semarang : Skripsi

Jusoh, Nur A.B.. 2011. Hubungan Antara Pola Tidur dan Prestasi Belajar pada Siswa SMA

Dharma Pancasila Medan. Medan : Skripsi

Lanywati. Endang. 2001. Insomnia. Yogyakarta : Kanisius


(19)

64

Mashar, Riana. 2011. Emosi Anak Usia Dini Dan Strategi Pengembangannya. Jakarta: Kencana

McKhann, Guy & Marilyn. 2010. Keep Your Brain Young. Yogyakarta : Media Pressindo

Muscari, M.E.. 2005. Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

Nadesul, Hendrawan. 2009. Resep Mudah Tetap Sehat. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Prasadja, Andreas. 2009. Ayo Bangun! Dengan Bugar karena Tidur yang Benar. Jakarta: Penerbit Hikmah

Purwanti, Endang & Widodo, Nur. 2005. Perkembangan Peserta Didik. Malang: Universitas Muhamadiyah Malang.

Rafiudin, Rahmat. 2004. Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Retnasih, Emi. 2009. Hubungan Antara Perkembangan Emosi dan Penyesuaian Sosial pada

Siswa SD Negeri Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Universitas Negeri Malang :

Skripsi

Riwidikdo, Handoko. 2012. Statistika Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Santrock, John W.. 2011. Masa Perkembangan Anak. Jakarta: Salemba Medika

Sawitri, Amalia. 2004. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar

Pada Siswa Kelas II SMU Lab School Jakarta Timur. Fakultas Psikologi Universitas

Persada Indonesia : Skripsi

Sholehah, Baitus. 2011. Hubungan Antara Insomnia dengan Kecerdasan Emosi pada Siswa

MAN Paiton Kabupaten Probolinggo. Malang : Skripsi

Stein, Mark A., et el. 2001.Sleep and Behavior Problems in School-Aged Children. Pediatric. 107(4)

Sugiyono. 2010. Biostatistik dalam Penelitian. Jakarta: CV Alphabeta Suherman. 2000. Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta: EGC


(20)

65

Sunarto. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Utomo, T.A. Tatag. 2005. Mencegah Dan Mengatasi Krisis Anak Melalui Pengembangan

Sikap Mental Orang Tua. Jakarta: Grasindo

Wahyudin, Uyu & Agustin, Mubiar. 2011. Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini: Panduan untuk Guru, Tutor, Fasilitator dan Pengelola Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung: PT Refika Aditama


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang bersifat fisiologis, atau kebutuhan paling bawah dari piramida kebutuhan dasar. Karena area aksitatori pada batang otak bagian atas, yang disebut sistem aktivasi retikular, mengalami kelelahan setelah seharian terjaga sehingga menjadi inaktif. Keadaan ini disebut teori pasif dari tidur. Percobaan penting telah mengubah pandangan ini ke teori yang lebih baru bahwa tidur disebabkan oleh proses penghambatan aktif; hal ini terbukti bahwa pemotongan batang otak setinggi regio midpontil menghasilkan otak dengan korteks yang tak pernah tertidur. Dengan kata lain, ada beberapa pusat yang terletak dibawah ketinggian midpontil pada batang otak, yang diperlukan untuk menyebabkan tidur dengan cara menghambat bagian-bagian otak lainnya (Guyton, 2007). Sebagai salah satu aktifitas sehari-hari, tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan mental. Seringkali seseorang lemah karena menggunakan energi secara berlebihan dalam aktivitasnya. Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang dan akan kembali mendapatkan tenaga serta dapat memulihkan kembali energi seseorang, membiarkan individu untuk mulai berfungsi lagi secara optimal. Ketika seseorang kurang istirahat dan tidur, mereka mudah marah, tertekan, dan lelah, serta mereka kesusahan untuk mengendalikan emosi mereka (Kozier. 2004 dalam Perry & Potter. 2006).

Aktivitas tidur yang juga merupakan suatu kegiatan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan, yang merupakan kegiatan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan jasmaniah


(22)

2

yang berbeda (Tarwoto & Wartonah, 2004). Hal ini merupakan perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Beberapa ahli berpendapat bahwa tidur diyakini dapat memulihkan tenaga karena tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan berikutnya (Potter, 2006).

Tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan yang baik dengan nutrisi yang baik dan olahraga yang cukup. Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat dan tidur. Kesehatan fisik dan emosi tergantung pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah istirahat dan tidur yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam aktivitas harian akan menurun, dan meningkatkan iritabilitas. Tercukupinya kebutuhan tidur bisa membuat seseorang aktif dan fresh dalam menjalankan aktivitasnya. Tercukupi disini lebih pada persoalan kualitas daripada kuantitas. Artinya, orang yang tidur lima jam tapi kualitasnya bagus, lebih baik daripada orang yang tidurnya tujuh jam tapi kualitasnya jelek. Kebutuhan tidur sangat tergantung usia, aktivitas, dan pekerjaan seseorang (Aman, 2005).

Kebutuhan tidur setiap anak pada usia sekolah bervariasi, tetapi biasanya memiliki rentang 8-9 jam di malam hari dan 2 jam di siang hari. Beberapa ahli lain mengatakan bahwa kebutuhan tidur pada anak masa sekolah yaitu 10 jam/hari (A. Aziz Alimul, 2008), dan juga ada yang mengatakan kebutuhan tidur setiap anak pada usia sekolah bervariasi, tetapi biasanya memiliki rentang dari 8 – 9,5 jam tiap malam (Mary E. Muscari, 2005). Jumlah tidur yang diperlukan bervariasi sepanjang masa sekolah. Anak usia 6 tahun rata-rata tidur 11 sampai 12 jam semalam, sedangkan anak usia 11 tahun tidur sekitar 9 sampai 10 jam (Hockenberry dan Wilson, 2006). Pola tidur yang lebih singkat pada anak sekolah usia 11 tahun ini akan menyebabkan anak


(23)

3

akan merasakan lelah pada hari berikutnya jika mereka masih tidur terlalu malam. Pada anak usia sekolah dengan pola tidur yang kurang mereka akan mengalami perilaku yang lebih buruk. Mereka cenderung mudah marah, frustasi dan lebih sulit memusatkan perhatian. Anak akan menjadi gampang marah dan frustasi karena tubuh dan otak mereka lelah sehingga mereka juga tidak belajar maksimal.

Kekurangan tidur berdampak buruk bagi tubuh, baik bagi fisik maupun psikologis. Secara fisik, kekurangan tidur akan mengakibatkan turunnya daya tahan tubuh sehingga orang yang kurang tidur akan lebih rentan terserang virus, bahkan virus yang ringan sekalipun. Secara psikologis, kekurangan tidur menyebabkan emosi menjadi tidak stabil dan kemampuan berpikir dan berkonsentrasi berkurang. Menurut Emi Retnasih di dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan antara Perkembangan Emosi dan Penyesuaian Sosial Siswa pada SD Negeri Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Didapatkan Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SD memiliki perkembangan emosi yang masuk pada kategori tinggi dengan persentase sebesar 93,1% dan sisanya sebesar 6,9% masuk pada kategori sangat tinggi.

Beberapa orang tidak menyadari bahwa kurang tidur akan memengaruhi perilaku mereka. Contoh perilaku yang sering muncul yaitu seperti mudah marah, disorientasi (mirip dengan keadaan mabuk), sering menguap, dan bicara melantur. Jika kurang tidur telah berlangsung lama, perilaku psikotik seperti delusi dan paranoid kadang-kadang dapat berkembang. Sebagai contoh, klien melaporkan melihat benda aneh atau warna dalam ruangan (Potter, 2010). Tubuh yang kekurangan tidur secara terus menerus akan berhubungan dengan emosional seseorang yang maladaptif. Serta kurang tidur mengubah dinamika otak, reaktivitas perilaku yang bermanfaat, dan pengalaman emosional yang positif (Gujar, et al. 2011).


(24)

4

Pada penelitian ini penulis menggunakan sampel siswa kelas 5 di SDN Ngijo III Karangploso. Berdasarkan hasil observasi studi pendahuluan didapatkan hasil bahwa dari 53 siswa di kelas 5 SD, ada beberapa siswa yang mengalami dan mengeluhkan mengantuk pada saat jam pelajaran dan merasa lemas saat beraktivitas. Pada perkembangan emosi beberapas siswa pun juga kurang dalam hal pengendalian terhadap emosinya seperti : kurang semangat belajar (malas), bertengkar (berebut barang). Sehingga penulis tertarik melakukan penelitian untuk mencoba melihat apakah terdapat “hubungan antara pola tidur dengan perkembangan emosi anak usia sekolah (6 – 12) di SDN Ngijo III Karangploso”.

1.2.Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara pola tidur dengan perkembangan emosi anak usia sekolah (6-12 tahun)?

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara pola tidur dengan perkembangan emosi anak usia sekolah (6-12 tahun).

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui pola tidur pada anak usia sekolah.

2. Mengetahui perkembangan emosi pada anak usia sekolah.

3. Menganalisis hubungan antara pola tidur dengan perkembangan emosi anak usia sekolah (6-12 tahun).


(25)

5

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan bagi pembangunan institusi dalam upaya peningkatan mutu kualitas akademik siswa.

1.4.2. Bagi Peneliti

Dapat mengaplikasikan penelitian untuk mengetahui hubungan pola tidur terhadap emosional pada anak di sekolah (6-12 tahun), sehingga dapat menambah wawasan serta pengetahuan peneliti dalam memecahkan masalah secara alamiah dan analitik.

1.4.3 Bagi Keperawatan

Dapat mengaplikasikan secara langsung dan memberikan pengalaman dan menambah wawasan tentang bidang keperawatan. Serta dapat menerapkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.

1.5.Keaslian Penelitian

Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya antara lain adalah sebagai berikut :

1.5.1. Baitus Sholehah (2011), dalam penelitiannya tentang “Hubungan Antara Insomnia dengan Kecerdasan Emosi pada Siswa MAN Paiton Kabupaten

Probolinggo”. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian non -eksperimental dengan korelasional yang meneliti hubungan antar variabel dengan desain penelitian Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 150 responden siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo dengan metode total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner


(26)

6

sedangkan teknik analisa data menggunakan SPSS Versi 16 dengan uji

Spearman Rank dengan taraf signifikansi 0,01. Dengan hasil penelitian

menunjukkan ada hubungan negatif antara insomnia dengan kecerdasan emosional pada siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo. Hasil uji statistik dengan menggunakan Spearman Rank didapatkan nilai r = -0,675, t hitung = -11,127, t tabel = -2,326, jadi hasil uji t hitung berada pada daerah penolakan maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menggunakan pola tidur sebagai variabel independen dan perkembangan emosi sebagai variabel dependen. Serta menggunakan Chi Square sebagai analisa data. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak usia sekolah (6-12 tahun).

1.5.3 Nur Aini Binti Jusoh (2011), dalam penelitiannya tentang “Hubungan Antara Pola Tidur dengan Prestasi Belajar pada Siswa SMA Dharma Pancasila

Medan”. Metode pengambilan sampel adalah dengan convenient (accidental) sampling dengan jumlah sampel adalah sebanyak 85 sampel yang terdiri dalam usia 14-17 tahun. Untuk menilai pola tidur responden digunakan kuesioner pola tidur sedangkan untuk menilai prestasi belajar diambil nilai rata-rata ujian akhir semester. Hasil dari penelitian, skor pola tidur rata-rata yang didapatkan adalah 22.3 dengan standar deviasi 5.0. Nilai minimum untuk skor pola tidur adalah 14.0 sedangkan nilai maksimum adalah 38.0. Rata-rata prestasi belajar adalah 77.5 dengan standar deviasi 4.5. Nilai minimum untuk rata-rata prestasi belajar adalah 70.0 sedangkan nilai maksimum adalah 88.6. Dari hasil analisis dengan menggunakan korelasi Pearson didapatkan nilai p > 0.05 yang


(27)

7

berarti tidak ada hubungan antara pola tidur dan prestasi belajar pada siswa SMA Dharma Pancasila.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini menggunakan perkembangan emosi sebagai variabel dependen. Serta metode pengambilan sampel menggunakan total sampling. Sampel yang digunakan adalah anak usia sekolah (6-12 tahun).


(1)

yang berbeda (Tarwoto & Wartonah, 2004). Hal ini merupakan perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Beberapa ahli berpendapat bahwa tidur diyakini dapat memulihkan tenaga karena tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan berikutnya (Potter, 2006).

Tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan yang baik dengan nutrisi yang baik dan olahraga yang cukup. Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat dan tidur. Kesehatan fisik dan emosi tergantung pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah istirahat dan tidur yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam aktivitas harian akan menurun, dan meningkatkan iritabilitas. Tercukupinya kebutuhan tidur bisa membuat seseorang aktif dan fresh dalam menjalankan aktivitasnya. Tercukupi disini lebih pada persoalan kualitas daripada kuantitas. Artinya, orang yang tidur lima jam tapi kualitasnya bagus, lebih baik daripada orang yang tidurnya tujuh jam tapi kualitasnya jelek. Kebutuhan tidur sangat tergantung usia, aktivitas, dan pekerjaan seseorang (Aman, 2005).

Kebutuhan tidur setiap anak pada usia sekolah bervariasi, tetapi biasanya memiliki rentang 8-9 jam di malam hari dan 2 jam di siang hari. Beberapa ahli lain mengatakan bahwa kebutuhan tidur pada anak masa sekolah yaitu 10 jam/hari (A. Aziz Alimul, 2008), dan juga ada yang mengatakan kebutuhan tidur setiap anak pada usia sekolah bervariasi, tetapi biasanya memiliki rentang dari 8 – 9,5 jam tiap malam (Mary E. Muscari, 2005). Jumlah tidur yang diperlukan bervariasi sepanjang masa sekolah. Anak usia 6 tahun rata-rata tidur 11 sampai 12 jam semalam, sedangkan anak usia 11 tahun tidur sekitar 9 sampai 10 jam (Hockenberry dan Wilson, 2006). Pola tidur yang lebih singkat pada anak sekolah usia 11 tahun ini akan menyebabkan anak


(2)

akan merasakan lelah pada hari berikutnya jika mereka masih tidur terlalu malam. Pada anak usia sekolah dengan pola tidur yang kurang mereka akan mengalami perilaku yang lebih buruk. Mereka cenderung mudah marah, frustasi dan lebih sulit memusatkan perhatian. Anak akan menjadi gampang marah dan frustasi karena tubuh dan otak mereka lelah sehingga mereka juga tidak belajar maksimal.

Kekurangan tidur berdampak buruk bagi tubuh, baik bagi fisik maupun psikologis. Secara fisik, kekurangan tidur akan mengakibatkan turunnya daya tahan tubuh sehingga orang yang kurang tidur akan lebih rentan terserang virus, bahkan virus yang ringan sekalipun. Secara psikologis, kekurangan tidur menyebabkan emosi menjadi tidak stabil dan kemampuan berpikir dan berkonsentrasi berkurang. Menurut Emi Retnasih di dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan antara Perkembangan Emosi dan Penyesuaian Sosial Siswa pada SD Negeri Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Didapatkan Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SD memiliki perkembangan emosi yang masuk pada kategori tinggi dengan persentase sebesar 93,1% dan sisanya sebesar 6,9% masuk pada kategori sangat tinggi.

Beberapa orang tidak menyadari bahwa kurang tidur akan memengaruhi perilaku mereka. Contoh perilaku yang sering muncul yaitu seperti mudah marah, disorientasi (mirip dengan keadaan mabuk), sering menguap, dan bicara melantur. Jika kurang tidur telah berlangsung lama, perilaku psikotik seperti delusi dan paranoid kadang-kadang dapat berkembang. Sebagai contoh, klien melaporkan melihat benda aneh atau warna dalam ruangan (Potter, 2010). Tubuh yang kekurangan tidur secara terus menerus akan berhubungan dengan emosional seseorang yang maladaptif. Serta kurang tidur mengubah dinamika otak, reaktivitas perilaku yang bermanfaat, dan


(3)

Pada penelitian ini penulis menggunakan sampel siswa kelas 5 di SDN Ngijo III Karangploso. Berdasarkan hasil observasi studi pendahuluan didapatkan hasil bahwa dari 53 siswa di kelas 5 SD, ada beberapa siswa yang mengalami dan mengeluhkan mengantuk pada saat jam pelajaran dan merasa lemas saat beraktivitas. Pada perkembangan emosi beberapas siswa pun juga kurang dalam hal pengendalian terhadap emosinya seperti : kurang semangat belajar (malas), bertengkar (berebut barang). Sehingga penulis tertarik melakukan penelitian untuk mencoba melihat apakah terdapat “hubungan antara pola tidur dengan perkembangan emosi anak usia sekolah (6 – 12) di SDN Ngijo III Karangploso”.

1.2.Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara pola tidur dengan perkembangan emosi anak usia sekolah (6-12 tahun)?

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara pola tidur dengan perkembangan emosi anak usia sekolah (6-12 tahun).

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui pola tidur pada anak usia sekolah.

2. Mengetahui perkembangan emosi pada anak usia sekolah.

3. Menganalisis hubungan antara pola tidur dengan perkembangan emosi anak usia sekolah (6-12 tahun).


(4)

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan bagi pembangunan institusi dalam upaya peningkatan mutu kualitas akademik siswa.

1.4.2. Bagi Peneliti

Dapat mengaplikasikan penelitian untuk mengetahui hubungan pola tidur terhadap emosional pada anak di sekolah (6-12 tahun), sehingga dapat menambah wawasan serta pengetahuan peneliti dalam memecahkan masalah secara alamiah dan analitik.

1.4.3 Bagi Keperawatan

Dapat mengaplikasikan secara langsung dan memberikan pengalaman dan menambah wawasan tentang bidang keperawatan. Serta dapat menerapkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.

1.5.Keaslian Penelitian

Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya antara lain adalah sebagai berikut :

1.5.1. Baitus Sholehah (2011), dalam penelitiannya tentang “Hubungan Antara Insomnia dengan Kecerdasan Emosi pada Siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo”. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian non-eksperimental dengan korelasional yang meneliti hubungan antar variabel dengan desain penelitian Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 150 responden siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo


(5)

sedangkan teknik analisa data menggunakan SPSS Versi 16 dengan uji Spearman Rank dengan taraf signifikansi 0,01. Dengan hasil penelitian menunjukkan ada hubungan negatif antara insomnia dengan kecerdasan emosional pada siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo. Hasil uji statistik dengan menggunakan Spearman Rank didapatkan nilai r = -0,675, t hitung =

-11,127, t tabel = -2,326, jadi hasil uji t hitung berada pada daerah penolakan

maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menggunakan pola tidur sebagai variabel independen dan perkembangan emosi sebagai variabel dependen. Serta menggunakan Chi Square sebagai analisa data. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak usia sekolah (6-12 tahun).

1.5.3 Nur Aini Binti Jusoh (2011), dalam penelitiannya tentang “Hubungan Antara Pola Tidur dengan Prestasi Belajar pada Siswa SMA Dharma Pancasila Medan”. Metode pengambilan sampel adalah dengan convenient (accidental) sampling dengan jumlah sampel adalah sebanyak 85 sampel yang terdiri dalam usia 14-17 tahun. Untuk menilai pola tidur responden digunakan kuesioner pola tidur sedangkan untuk menilai prestasi belajar diambil nilai rata-rata ujian akhir semester. Hasil dari penelitian, skor pola tidur rata-rata yang didapatkan adalah 22.3 dengan standar deviasi 5.0. Nilai minimum untuk skor pola tidur adalah 14.0 sedangkan nilai maksimum adalah 38.0. Rata-rata prestasi belajar adalah 77.5 dengan standar deviasi 4.5. Nilai minimum untuk rata-rata prestasi belajar adalah 70.0 sedangkan nilai maksimum adalah 88.6. Dari hasil analisis dengan menggunakan korelasi Pearson didapatkan nilai p > 0.05 yang


(6)

berarti tidak ada hubungan antara pola tidur dan prestasi belajar pada siswa SMA Dharma Pancasila.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini menggunakan perkembangan emosi sebagai variabel dependen. Serta metode pengambilan sampel menggunakan total sampling. Sampel yang digunakan adalah anak usia sekolah (6-12 tahun).