HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

  ISSN : Print 2089-0834

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN

BAHASA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

1 2 1 Igut Sulasmini , Dera Afiyanti , Muhammad Khabib Burhanudin Iqomah 1 2 Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Semarang

  

Email: khabib.ners @yahoo.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Perkembangan bahasa adalah kemampuan anak untuk berkomunikasi, mengungkapkan

  perasaan, atau menyampaikan ide/keinginan. Pola asuh orang tua yang tepat akan mengoptimalkan perkembangan bahasa anak. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan bahasa pada anak usia 3-4 tahun di Play Group Ananda Purin Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Metode: Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasi dan pendekatan Cross-Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua dan anak-anak usia 3-4 tahun. Menggunakan total sampling, diperoleh 31 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Dalam menghubungkan penelitian ini menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan bahasa (ρ=0,004 ;

  

  =0,05). Dari hasil analisa data dapat diketahui bahwa ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan bahasa pada anak usia 3-4 tahun. Diskusi: Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menganalisis faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak yang belum dipelajari di penelitian sekarang ini. Faktor-faktor tersebut adalah komunikasi, interaksi, stimulasi, perkembangan motorik anak dan intelegensi anak.

  Kata kunci: Pola asuh orang tua, Perkembangan bahasa

ABSTRACT

Introduction: Language development is the ability to communicate, express feelings, orconveyan idea.

  

The right parenting pattern will optimalized the child'slanguage development. Purpose: The purpose

of this research was toanalyze correlation between relationship with language development children

aged 3-4 yearsin the Play Group Ananda Purin Patebon Kendal District. Methods: The design of this

research was a descriptive correlation. The populations were all parents and children aged 3-4 years.

Using Total Sampling, it was obtained 31 respondents who fulfilled inclution criteria. Result: The

result of this studi was statistically significan cerelationship between parenting pattern with language

development (ρ=0.004 ; =0.05). Trend analysis with qualitative approach showed that a relationship

between parenting pattern was language development in children aged 3-4 years. Discussion: The

researched suggests that to analyze other factors that affect the development of children's language

that has not been studied in the current research. These factors are communication, interaction,

stimulation, motor development of children and child intelligence.

  Keywords: Parenting parents, Language development

  53

  PENDAHULUAN

  Keluarga terutama orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya pengembangan pribadi dan bahasa anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pengasuhan tentang nilai-nilai kehidupan yang baik merupakan salah satu mempersiapkan anak untuk menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat dalam bersosialisasi terutama dalam berbahasa dengan lingkungan. Orang tua merupakan sarana dan prasarana anak untuk memenuhi kebutuhan perkembangan bahasa anak (Yusuf, 2011).

  Perkembangan bahasa anak dapat terlihat sejak anak usia 6 bulan dan terus berkembang pesat di masa balita. Namun tidak sedikit orang tua keliru menilai perkembangan bahasa anak. Oleh sebab itu, sebagai orang tua haruslah peka terhadap kata-kata yang digunakan anak sebagai pertumbuhan bahasanya. Hasil riset tentang perkembangan bahasa anak di Indonesia menunjukkan bahwa sebanyak 17-20% anak menderita masalah perkembangan bahasa, emosi dan perilaku (Basoeki, 2009 dalam Hasinudin,2010). Menurut profil kesehatan indonesia tahun 2008, di Indonesia terdapat 19.971.366 dimana sebanyak 27% balita terdapat gangguan pertumbuhan, sekitar 4-5% balita mengalami gangguan bicara dan bahasa. Perkembangan bahasa anak dapat dipengaruhi oleh faktor- faktor kesehatan, intelegensi, status sosial ekonomi, jenis kelamin, dan hubungan keluarga (Yusuf, 2011).

  Hubungan keluarga merupakan proses interaksi dan berkomunikasi dengan lingkungan keluarga, terutama denga orangtua yang memberikan contoh berbahasa pada anak dan hubungan yang penuh perhatian dan kasih sayang serta memfasilitasi perkembangan bahasa anak. Hubungan yang tidak sehat bisa berupa sikap orang tua yang kasar, kurang kasih sayang atau kurang perhatian dan contoh dalam berbahasa yang baik kepada anak. Hubungan yang tidak sehat ini mengakibatkan perkembangan bahas anak cenderung akan mengalami stagnasi atau kelainan seperti: gagap dalam berbicara, tidak jelas dalam mengungkapkan kata-kata, merasa tajut mengungkapkan pendapat, dan berkata kasar atau tidak sopan (Yusuf, 2011).

  Pakar emotional intelligence dari Radani Edutainment, Hanny Muchtar Darta, mengatakan bahwa pengaruh pola asuh orang tua mempunyai dampak besar pada kehidupan anak dikemudian hari. Sebenarnya, semua orangtua mempunyai tujuan yang sangat baik untuk anaknya, namun kebanyakan orangtua tidak memahami dampak jangka panjang akibat dari pola asuh yang tidak tepat. Pola asuh terdiri dari pola asuh otoriter, demokratis, dan permisif. Pada prinsipnya pola pengasuhan yang tepat adalah otoritatif atau demokratis. Yang dimaksud dengan pengasuhan otoritatif atau demokratis adalah pola pengasuhan dimana orang tua mendorong anak untuk menjadi mandiri, tetapi tetap memberikan batasan-batasan atau aturan serta mengontrol perilaku dan bahasa anak. Orang tua bersikap hangat, mengasuh dengan penuh kasih sayang serta penuh perhatian. Orang tua juga memberikan ruang kepada anak untuk membicarakan apa yang mereka inginkan atau harapkan dari orang tuanya.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah Play Group Ananda Purin Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal yang dilakukan pada tangal 17 September di peroleh data pada tahun ajaran 2012-2013 jumlah murid sebanyak 51 anak terdiri dari 2 kelas yaitu kelas KB1 sebanyak 12 anak dan kelas KB2 sebanyak 39 anak. Anak yang usianya 2-3 tahun sebanyak 9,8%, anak yang usianya 3-4 tahun sebanyak 66,6 %, anak usia 4-5 tahun sebanyak 23,5% dan anak yang ditunggui orang tuanya sebanyak 20%, anak yang ditunggui pengasuh sebanyak 35% dan anak yang dijemput 45%.

  Berdasarkan wawancara terhadap 5 dari 10 orang tua murid didapat data kebanyakan orangtua memberikan pola asuh berupa kebebasan anak untuk mengungkapkan sesuatu. Semua anak-anak pada dasarnya mempunyai masalah massing-masing, tetapi di

  Play Group Ananda Purin Kendal ada

  beberapa masalah pada anak usia 3-4 tahun yaitu sekitar 4 dari 10 anak usia 3-4 tahun belum mampu menyebutkan kata-kata yang seharusnya, pada anak usia 3-4 tahun anak sudah mempunyai bendahara kata sekitar 700- 1200 dan anak kesulitan memahami isi bicara orang lain, anak suka menggunakan kata-kata nakal yang tabu (kata kotor), anak susah mengekspresikan sesuatu (seperti panas- dingin, besar-kecil), anak masih susah pola asuh orang tua dengan perkembangan merangkai kata menjadi kalimat (berbicara bahasa pada anak usia 3-4 tahun di Play Group rumit dan sopan), kebanyakan anak berbicara Ananda Purin Kecamatan Patebon Kabupaten pada dirinya sendiri dan penguasaan anak akan Kendal. Populasi dalam penelitian adalah arti bahasa masih sedikit. semua orang tua dan anak-anak usia 3-4 tahun di Play Group Ananda Purin Kecamatan

  Patebon Kabupaten Kendal. Menggunakan

  METODE

  total sampling, diperoleh 31 responden yang penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi memenuhi kriteria inklusi. Dalam dengan pendekatan Cross-Sectional. Penelitian menghubungkan penelitian ini menggunakan ini dilaksanakan bulan januari-febuari 2013 Di uji Chi-Square.

  Playgroup Ananda Purin Kecamatan Patebon

  Kabupaten Kendal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan antara

  HASIL

  1. Gambaran Umum Karakteristik Responden

  A. Umur Ibu

Tabel 1.

  

Gambaran responden berdasarkan umur ibu (n = 31)

Variabel Mean SD Min-Max 95% Cl Umur ibu (tahun) 28,84 2,49 24-34 27,92-29,75

  Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa estimasi interval dapat disimpulkan bahwa umur ibu rata-rata adalah 28,84 tahun (95% CI 95% diyakini bahwa rata-rata umur ibu adalah : 27,92-29,75), dengan standar deviasi 2,49 diantara 27,92 sampai dengan 29,75 tahun dan tahun. Umur termuda adalah 24 tahun dan mayoritas ibu berumur 28 tahun. umur tertua adalah 34 tahun. Dari Hasil

  b. Umur Anak

Tabel 2.

  

Gambaran responden berdasarkan umur anak (n=31)

Variabel Mean SD Min-Max 95% Cl Umur anak (bulan) 42,87 4,02 36-48 41,40-44,35

  Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa adalah 48 bulan. Dari Hasil estimasi interval umur anak di PlayGroup Ananda Purin dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa Kendal rata-rata adalah 42,87 bulan, dengan rata-rata umur anak adalah 41,40-44,35 bulan umur termuda adalah 36 bulan dan umur tertua dan mayoritas anak berumur 42 bulan.

  c. Pekerjaan Ibu

Tabel 3.

  

Gambaran responden berdasarkan pekerjaan ibu (n=31)

Pekerjaan Ibu Frekuensi Persentase (%)

  Swasta 6 19,4

  Wiraswasta 5 16,1

  PNS 7 22,6

  Guru 2 6,5

  Ibu Rumah Tangga 11 35,5 Jumlah

  31 100 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa mayoritas ibu mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 11 orang (35,5%).

  55 d. Pendidikan Ibu Tabel 4.

  Distribusi Frekuensi Pendidikan ibu (n=31) Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

  SMA 16 51,6 D3 9 29,0 S1 6 19,4 Jumlah 31 100 Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa mayoritas ibu berpendidikan SMA 16 orang (51,6%).

B. Hasil Analisis Univariat

  a. Pola Asuh Orang Tua Tabel 5.

  Distribusi responden berdasarkan pola asuh orang tua (n=31) Pola Asuh Orang Tua Frekuensi Persentase (%)

  Otoriter 2 6,5 Demokratis 18 58,1 Permisif 4 12,9 Campuran 7 22,6 Jumlah 31 100 Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat diketahui menunjukkan bahwa orang tua sangat bahwa pola asuh orang tua sebagian besar memperhatikan kebutuhan anak dan adalah dalam kategori demokratis yaitu mencukupinya dengan pertimbangan faktor sebanyak

  18 orang (58,1%). Hal ini kepentingan dan kebutuhan anak.

  b. Perkembangan Bahasa anak Usia 3-4 tahun Tabel 6.

  Distribusi responden berdasarkan perkembangan bahasa anak usia 3-4 tahun 20013 (n=31)

Kategori Perkembangan Bahasa Frekuensi Persentase (%)

  Normal 23 74,2

  Suspect 8 25,8

  Jumlah 31 100

  Berdasarkan Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa perkembangan bahasa anak normal yaitu sebanyak 23 responden (74,2%).

  C. Hasil Analisis Bivariat Tabel 7. Hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan bahasa pada anak usia 3-4 tahun (n=31) Perkembangan Bahasa anak OR

  Pola asuh Total p value Normal Suspect

  95% CI n % n % n % Demokratis 17 94,4 1 5,8 18 100 0,050 0,004 Non Demokratis 6 46,2 7 53,8 13 100 0,005-0,499 Jumlah 23 74,2 8 25,8 31 100

  Berdasarkan Tabel 7 di atas menunjukkan tua yang nondemokratis yang normal sebanyak bahwa hasil analisis hubungan antara pola asuh 6 (46,2%) dan yang suspect sebanyak 7 orang tua yang demokratis dengan (53,8%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p

  

  perkembangan bahasa anak didapatkan anak sebesar 0,004 < (0,05). yang normal sebanyak 17 (94,4%) dan suspect sebanyak 1 (5,8%), sedangkan pola asuh orang

  57 PEMBAHASAN Pola asuh orang tua merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab pada anak. Jika pola asuh keluarga berlangsung dengan baik maka perkembangan kepribadian anak menjadi manusia dewasa yang memiliki sikap positif terhadap agama, kepribadian yang kuat dan mandiri serta intelektual yang berkenbang secara optimal (Teviana, 2012).

  Pola pengasuhan demokratis yang dimaksud merupakan pola pengasuhan dimana orang tua mengasuh anaknya dengan penuh kasih sayang serta penuh perhatian. Pada prinsipnya pola pengasuhan yang tepat adalah demokratis. Orang tua memberikan rasa aman, otonomi, dan kebebasan serta kepercayaan pada anak, menghargai pertanyaan dan gagasan anak, mendorong agar dalam mengerjakan sesuatu dilakukan dengan sebaik-baiknya, dan memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar atas prakarsanya sendiri dan memberikan rewart kepada anak, sehingga anak mendapatkan dorongan dan dukungan yang tepat untuk perkembangannya (Fatimah, 2012). Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti berpendapat bahwa proses pembentukan pola asuh orang tua yang demokratis akan dapat berlangsung dengan baik apabila didukung oleh interaksi yang baik antara orang tua dengan anak. Interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak akan dapat membantu anak untuk memecahkan masalahnya serta menambah kedekatan antara orang tua dengan anak. Demikian halnya dengan pola asuh orang tua pada penelitian ini yang sebagian besar adalah dalam kategori demokratis, menurut pendapat peneliti akan mampu membantu pembentukan sikap dan perilaku anak menjadi lebih terarah, mandiri dan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap dirinya sendiri dengan tetap memandang orang tua sebagai sosok yang dihormati dan patut untuk dijadikan teladan. Dari analisis menunjukkan bahwa perkembangan bahasa di Play Group Ananda Purin Kendal adalah dengan perkembangan bahasa normal. Perkembangan bahasa merupakan serangkaian ketrampilan dan kompetensi yang harus dicapai/dikuasai pada setiap tahap perkembangan agar anak mampu berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya salah satunya adalah perkembangan bahasa. Perkembangan bahasa paling cepat terjadi antara usia 2 sampai 5 tahun (Wong, 2009).

  Usia 3-4 tahun merupakan masa usia emas untuk mengembangkan segala kemampuan yang dimiliki anak, salah satunya adalah kemampuan bahasa (Musbikin, 2012). Dari hasil penelitian ini didapatkan perkembangan bahasa anak normal paling banyak ditemukan pada anak usia 3 tahun. Hasil penelitian ini didudukung oleh teori Wong (2008), yaitu bahwa anak mulai mampu menguasai bahasanya setelah anak berusia 3 tahun, jadi pada usia tersebut peran orang tua sangan diperlukan untuk membantu mengembangan kemampuan bahasa anak. Dengan pola asuh yang tepat dari orang tua akan membantu anak dalam mengoptimalkan perkembangan bahasanya.

  Dari hasil penelitian ini masih terdapat responden yang mempunyai perkembangan bahasa suspect, hal ini terjadi karena menurut keterangan dilapangan anak tersebut masih sulit diajak berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang tua maupun guru dan teman-teman disekolah. Mereka hanya diam ketika diajak berbicara. Kondisi tersebut sesuai dengan pendapat Vergiawan (2008), mengemukakan bahwa komunikasi dan interaksi dengan orang tua memiliki peranan yang penting dalam membuat anak mempunyai kemampuan berbahasa yang tinggi. Banyak orang tua yang tidak mengetahui bahwa berkomunikasi dengan anak akan memperbanyak perbendaharaan kata anak. Orang tua malas mengajak anaknya berbicara panjang lebar dan hanya bicara satu dua patah kata saja, itupun yang isinya intruksi dan jawaban singkat. Selain itu anak tidak pernah diberikan kesempatan untuk mengekspresikan diri sejak dini, karena orang tua terlalu memaksakan dan tidak memberikan kesempatan pada anaknya. Stimulus orang tua akan mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Berdasarkan Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa hasil analisis hubungan antara pola asuh orang tua yang demokratis dengan perkembangan bahasa anak didapatkan anak yang normal sebanyak 17 (94,4%) dan suspect sebanyak 1 (5,8%), sedangkan pola asuh orang tua yang nondemokratis yang normal sebanyak 6 (46,2%) dan yang suspect sebanyak 7 (53,8%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p sebesar 0,004 <

  

  (0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pola asuh orang tua dengan perkembangan bahasa anak usia 3-4 tahun di

  Play Group Ananda Purin Kendal. Dari hasil

  analisa diperoleh pula nilai OR = 0,050, artinya pola asuh demokratis mempunyai peluang 0,050 kali untuk perkembangan bahasa normal dibandingkan pola asuh nondemokratis. Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa semakin baik pola asuh orang tua yang diberikan pada anak maka perkembangan bahasa anak akan semakin baik.

  Pola asuh orang tua merupakan hal yang penting untuk perkembangan bahasa anak, anak yang mendapatkan pola asuh demokratis akan lebih cepat berkembang jika dibandingkan dengan anak yang diasuh dengan pola asuh non demokratis. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita atau sering disebut dengan tahap usia emas (the golden

  age). Karena pada masa ini pertumbuhan dasar

  yang mempengaruhi dan menentukan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kemandirian, kesadaran social, emosional, dan intelegensi berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan anak selanjutnya, untuk itu sangat diperlukan pola asuh orang tua yang tepat untuk anak (Wong, 2008).

  Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2009). Penelitian tersebut menjelaskan bahwa ada hubungan antara pemberian pola asuh oleh orang tua terhadap perkembangan bahasa anak prasekolah. Hasil penelitian tersebut diperkuat dengan teori yang dikemukakan oleh Friedman (1998), bahwa perkembangan bahasa pada anak dipengaruhi oleh intelegensi, perkembangan motorik, stimulasi lingkungan dan pola asuh orang tua atau interaksi orang tua dengan anak.

  Pola asuh orang tua dapat meningkatkan kemampuan komunikasi anak. Anak berkembang dalam keluarga sehingga dalam keluarga banyak didominasi oleh hubungan antara orang tua dengan anak. Komunikasi dalam keluarga menjadi faktor penting dalam perkembanganbahasa pada anak. Interaksi antara orang tua dengan anak sangat dibutuhkan oleh anak karena memberikan kasih sayang, rasa aman dan perhatian kepada anak. Interaksi yang baik antara anak dengan orang tua akan menstimulasi perkembangan bahasa anak. Stimulasi yang terarah seperti bercakap- cakap dengan feed-back yang baik antara anak dengan orang tua akan lebih cepat berkembang, dibandingkan anak yang kurang bahkan yang tidak mendapat stimulasi (Sari, 2012). Peran orang tua sangat penting untuk mengembangkan bahasa anak karena masa balita merupakan masa untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak. Anak usia ini mulai membentuk kalimat-kalimat yang lebih kompleks, meliputi ide, peristiwa, maupun informasi yang didapatnya dari lingkungan (Musbikin, 2012). Dari penelitian diatas disimpulkan bahwa semakin baik pola asuh orang tua yang diberikan pada anak maka perkembangan bahasa pada anak akan normal dan semakin kurang baik pola asuh orang tua yang diberikan pada anak maka perkembangan bahasa pada anak akan suspect.

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

  1. Pola asuh orang tua pada anak usia 3-4 tahun di Play Group Ananda Purin Kendal sebagian besar responden menerapkan pola asuh demokratis.

  2. Perkembangan bahasa pada anak usia 3-4 tahun di Play Group Ananda Purin Kendal yang paling banyak adalah perkembangan bahasa normal.

  3. Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan bahasa pada anak usia 3-4 tahun di Play Group Ananda Purin Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal.

  Saran

  Dari hasil analisis dan kesimpulan yang penulis dapatkan dalam penelitian ini, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut :

  1. Bagi guru Play Group Jakarta : EGC.

  Agar para guru Play Group Ananda Purin Handayani, Y. F. (2009). Hubungan Antara

  Kendal melakukan pendidikan sesuai

  Pola Asuh Ibu Dengan Perkembangan

  dengan perkembangan bahasa untuk

  Bahasa Pada Anak Prasekolah di TK

  mengoptimalkan perkembangan bahasa

  Aisyiah Bustanul Afthal Purwokerto sehingga anak dapat berbahasa dengan baik. Patebon Kendal. Skripsi STIKes Kendal.

  2. Bagi Masyarakat (Khususnya Orang Tua) Agar bisa lebih memperhatikan

  Hidayat, A.A.(2008). Pengantar Ilmu perkembangan anak khususnya

  Kesehatan Anak untukPendidikan

  perkembangan bahasa sehingga akan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. mengoptimal perkembangan bahasa anak dalam berinteraksi dengan lingkungan.

  Musbikin, I. (2012). Pintar Mengatasi Masalah

  3. Bagi Peneliti Lain

  Tumbuh Kembang Anak.yogyakarta :

  Diharapkan adanya tindak lanjut dari Flash Book. penelitian selanjutnya untuk dapat menganalisa faktor-faktor lain yang

  Mustofiah,E. (2009).Hubungan Antara mempengaruhi perkembangan bahasa anak

  Stimulasi Orang Tua Pada Anak Dengan

  yang belum dipelajari di penelitian sekarang

  Perkembangan Bahasa Anak Usia

  ini. Faktor-faktor tersebut adalah

  Prasekolah Di TK Tunas Mekar 05

  komunikasi, interaksi, stimulasi,

  Kalibuntu Kendal. Skripsi STIKes

  perkembangan motorik dan intelegensi Kendal. anak.

  Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : RinekaCipta.

DAFTAR PUSTAKA

  Akbar, R.& Hawadi. (2002).Psikologi Nurhayati, I. (2012). Hubungan Pola Asuh

  Perkembangan Anak Mengenal Sifat, Orang Tua Dengan Kedisiplinan Anak Bakat, dan Kemampuan Anak. Jakarta : Usia Prasekolah (3-5 Tahun) Di PAUD

  Grasindo.

  Annida Kersan Pegandon Kendal.

  Skripsi Unimus Semarang. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian :

  Suatu Penelitian Praktik.Edisi Revisi Nursalam, S., Rekawati, & Utami. (2008).

  2010. Jakarta : Rineka Cipta.

  Asuhan Keperawatan Bayi danAnak : untuk perawat dan bidan. Jakarta :

  Djaali. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Salemba Medika. Bumi Aksara.

  Riyanto, A. (2009). Pengolahan Dan Analisis Engel, J. (2008). Pengkajian Pediatrik : seri

  Data Kesehatan. Yogyakarta : pedoman praktis. (Eds : 4).Yogyakarta :

  Nuhamedika. EGC.

  Sari, D. P., Pohan, V. Y. & Shobirun. (2011). Fatimah, L. (2012). Hubungan Pola Asuh

  Hubungan Antara Komunikasi Dalam Orang Tua dengan Perkembangan Keluarga Dengan Perkembangan Anakdi R.A Darussalam Desa Sumber Bahasa Anak Usia Prasekolah Di TK Mulyo, Jogoroto, Jombang. Tunas Rimba Mranggen Demak.

  http://www.journal.unipdu.ac.id/index.ph http://ejournal.stikestelogorejo. p/seminas/article/download/163/110. Di ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/ akses pada tanggal 16 Maret 2013, jam download/47/85.Di akses pada tanggal 7

  17.34 WIB. januari 2012, jam 11.42 WIB.

  Fatimah, E. (2010). Psikologi Perkembangan : Saryono. (2010). Kumpulan Instrumen

  Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PenelitianKesehatan. Yogyakarta :

  Pustaka Setia.

  Nuhamedika. Friedman, M. ( 1998). Keperawatan Keluarga.

  59 Septiari, B. B. (2012). Mencetak Balita Cerdas KreativitasAnak.

  dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta : http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.p Nuhamedika. hp/stikes/article/download/18468/18282.

  Di akses pada tanggal 16 Maret 2013, Setiabudhi, T.&Hardywinoto. (2002). anak jam 17.10 WIB.

  unggul berotak prima. Jakarta :

  Gramedia. Virgiawan, T. (2009). Keterlambatan Bicara.http://darriltanod.blogspod.com. Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset

  Diakses pada tanggal 20 Maret 20013, Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. jam 17.40 WIB.

  Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak.

  Wahyuning, W. (2003).Mengkomunikasikan

  moral kepada anak. Jakarta : Alex Media Jakarta : EGC.

  Kompartindo. Sugiyono. (2007). Statistik Untuk Penelitian.

  Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L. & Scwwartz, P. Bandung : Alfabeta.

  (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6. Jakarta : EGC. Suririnah. (2010). Buku Pintar Mengasuh

  Batita : Panduan Bagi Orang Tua Untuk

  Yusuf, LN. S. (2011). Psikologi Perkembngan

  Merawat dan Membimbing Anak 1-3 Anak & Remaja. Bandung : Remaja Tahun Secara Sehat Dan Menyenangkan.

  Rosdakarya. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

  Teviana, F. &Yusiana, M. A. (2012). Pola

  Asuh Orang Tua Terhadap Tingkat