Laju konsumsi bahan bakar

Gambar 17. Grafik kadar emisi gas C � 2 terhadap variasi perbandingan campuran pertamax plus dengan premium. Gambar 18. Grafik kadar emisi gas HC terhadap variasi perbandingan campuran pertamax plus dengan premium.

B. Pembahasan

1. Laju konsumsi bahan bakar

Pada putaran 1500 Rpm terjadi perubahan laju konsumsi bahan bakar dari tiap variabel campuran bahan bakar dari tiap variasi yang dicoba pada variasi 2,86 2,76 2,68 2,62 2,56 2,51 2,47 3,44 3,15 3,06 3,04 3,02 2,88 2,85 4,98 4,71 4,44 4,4 4,38 4,3 4,23 1 2 3 4 5 6 100 : 0 70 : 30 60 : 40 50 : 50 40 : 60 30 : 70 0 : 100 K a da r CO 2 Campuran Bahan Bakar kadar CO2 Rpm 1500 kadar CO2 Rpm 3500 kadar CO2 Rpm 5500 2349 2491 2726 2735 2813 2827 3189 194 352 397 527 528 718 802 231 280 307 328 347 365 380 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 100 : 0 70 : 30 60 : 40 50 : 50 40 : 60 30 : 70 0 : 100 K a da r H C pp m Campuran Bahan Bakar Kadar HC Rpm 1500 Kadar HC Rpm 3500 Kadar HC Rpm 5500 campuran bahan bakar dengan perbandingan 70:30 terjadi kenaikan konsumsi bahan bakar sebesar 1,90 menjadi 9,09 ccmenit, pada variasi campuran bahan bakar 60:40 terjadi kenaikan sebesar 1,76 menjadi 9,25 ccmenit, pada variasi campuran 50:50 tidak terjadi kenaikan konsumsi bahkan stabil dengan variasi sebelumnya. Pada setiap variasi campuran bahan bakar antara pertamax plus 95 dan premium 88 berdampak terhadap menurunnya konsumsi bahan bakar. Sedangkan pada variasi 40:60 terjadi kenaikan konsumsi bahan bakar yang sebesar 5,95 menjadi 9,80 ccmenit, Sedangkan pada variasi 30:70 terjadi kenaikan sebesar 6,22 menjadi 10,41 ccmenit, Sedangkan pada premium murni menunjukan kenaikan sebesar 11,71 menjadi 11,63 ccmenit. Semakin berkurang campuran pertamax plus 95 dalam bensin maka konsumsi bahan bakar semakin meningkat. Dengan angka oktan yang lebih tinggi memiliki tingkat pembakaran yang lebih sempurna, panas yang dihasilkan dari pembakaran lebih tinggi, energi panas menjadi gerak juga lebih tinggi. Hal tersebut yang menjadikan konsumsi bahan bakar menjadi lebih efisien. Untuk putaran 3500 Rpm, terjadi kenaikan konsumsi bahan bakar pada variasi 70:30 sebesar 6,46 menjadi 16,13 ccmenit. Selanjutnya pada variasi campuran bahan bakar yaitu 60:40 terjadi kenaikan konsumsi bahan bakar sebasar 6,88 menjadi 17,24 ccmenit. Pada variasi campuran bahan bakar 50:50 terjadi kenaikan konsumsi bahan bakar sebesar 3,53 menjadi 17,85 ccmenit, pada variasi 40:60 terjadi kenaikan 3,69 menjadi 18,51 ccmenit pada variasi campuran bahan bakar 30:70 terjadi kenaikan konsumsi sebesar 3,88 menjadi 19,23 ccmenit, pada variasi tersebut konsumsi bahan bakar sama dengan konsumsi premium murni. Semakin bertambah campuran pertamax plus 95 dalam bensin maka konsumsi bahan bakar semakin menurun. Pada putaran menengah suhu kerja menjadi meningkat hal tersebut menjadikan bahan bakar mudah menguap dan menjadikan mudah bercampur dengan udara sehingga kebutuhan bahan bakar menjadi lebih menurun. Dari data yang diperoleh, untuk putaran 5500 Rpm, pada campuran bahan bakar dengan variasi 70:30 konsumsi bahan bakar naik sebesar 3,69 sebesar 18,51 ccmenit. Sedangkan pada varisai 60:40 terjadi kenaikan konsumsi campuran bahan bakar sebesar 3,88 menjadi 19,23 ccmenit. Pada variasi campuran bahan bakar 50:50 terjadi kenaikan sebesar 4,00 menjadi 20 ccmenit, pada variasi 40:60 terjadi kenaikan sebesar 8,65 menjadi 21,73 ccmenit, pada variasi 30:70 naik sebesar 4,55 sebesar 22,72, sedangkan pada premium murni konsumsi bahan bakar sebesar 23,80 ccmenit. Semakin banyak kandungan premium dalam pertamax plus maka konsumsi bahan bakar menjadi lebih meningkat. Salah satu sifat yang dimiliki pada pertamax plus yaitu memiliki kemampuan untuk menguap lebih baik hal tersebut mengindikasikan pemeratan penguapan pada saat akselerasi.

2. Pembahasan Hasil Uji Emisi