halaman buku ini adalah 264 halaman. Antologi ini berisi cuplikan cerita-cerita novel berbahasa Jawa yang digubah dengan bahasa yang lebih komunikatif. Cerita yang
terdapat dalam antologi ini ada lima cerita yaitu 1 Serat Riyanta karya R.B. Sulardi, 2 Jago Kluruk oleh Hilda Hananti, 3 Jaman Kawuri karya Dyah Sulistyorini, 4
Ratu Mahadanta ciptaan Ahmad Syukur, dan 5 Rembulan Ndadari karya Yuliani. Sebagian besar berisi cuplikan dari cerita terkenal. Bagian cerita yang dicuplik
adalah bagian yang mengandung banyak nilai-nilai kearifan lokal budaya Jawa. Judul pertama adalah cuplikan dari cerita karangan R.B. Sulardi yaitu Serat Riyanta.
Diceritakan mengenai kunjungan Dipati Pramayoga ke kediaman Natasewaya setelah kepergian Raden Mas Riyanta. Kemudian cerita berlanjut pada kunjungan Raden
Kartaubaya ke kediaman Raden HarJawasita dengan maksud meminta Raden Rara Subiyah untuk pulang. Sedikit cuplikan cerita itu menggambarkan tata cara bertamu
dan berkomunikasi masyarakat Jawa. Cerita kedua adalah Jago Kluruk karya Hilda Hananti. Cuplikan cerita ini
mengenai adanya perayaan Nyadran bersih desa dengan mengadakan pertunjukan wayang kulit. Cerita ini menggabarkan hiruk-pikuk perayaan nyadran menurut
masyarakat Jawa. Kemudian cerita Jaman kawuri, Ratu Mahadenta, dan cerita Rembulan Ndadari.
3.3 Metode Pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka catat. Penelitian ini mengamati penggunaan kata-kata yang bernilai onomatope dalam buku antologi
novel Rembulan Ndadari karya Bambang Sulanjari dan H.R. Utami. Metode ini digunakan untuk memilah bentuk dan makna onomatope sebelum dimasukkan ke
dalam kartu data. Data dikumpulkan dengan teknik catat. Teknik yang digunakan dalam mencatat yaitu dengan mencatat kata yang mengandung onomatope. Analisis
juga dilakukan dengan melakukan proses pemeriksaan untuk menentukan bentuk dan makna onomatope.
Tahap selanjutnya dilakukan dengan mencatat data dalam kartu data. Manfaaat kartu data tersebut adalah untuk memudahkan dalam mengidentifikasi
bentuk-bentuk dan makna onomatope. Langkah-langkah pengumpulan data dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Membaca sumber data untuk mengetahui isi bacaan.
2. Mencari onomatope dalam sumber data tersebut.
3. Memberi tanda pada onomatope.
4. Mencatat onomatope beserta konteksnya dalam kartu data.
5. Mengidentifikasi masing-masing bentuk dan makna onomatope.
Bentuk kartu data yang akan digunakan adalah seperti tabel di bawah ini.
Tabel 1.1
Nomor : Onomatope
Jenis Onomatope Fungsi Onomatope
Koteks
3.4 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan tahap setelah data terkumpul. Teknik analisis data yang akan digunakan adalah metode padan dan metode agih. Metode Padan adalah
metode analisis bahasa yang alat penentunya berada diluar bahasa, da tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan, sedangkan metode agih adalah metode analisis
bahasa dengan alat penentu yang berasal dari bahasa itu sendiri Sudaryanto, 1993:13. Metode Padan akan digunakan untuk menganalisis makna onomatope pada
data, sedangkan metode agih digunakan untuk mengetahui bentuk onomatope pada data.
Proses analisis data ini menggunakan dua prosedur yaitu prosedur pengumpulan data dan prosedur analisis data berdasarkan data yang telah terkumpul.
Prosedur analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1
Mengidentifikasi jenis onomatope berdasarkan teori keikonikan. 2
Menganalisis bentuk onomatope. 3
Menemukan makna dari masing-masing onomatope. 4
Mengelompokkan hasil analisis berdasarkan jenisnya. 5
Penyimpulan tentang pemakaian onomatope dalam antologi novel Rembulan Ndadari karya Bambang Sulanjari dan H.R. Utami.
3.5 Teknik Pemaparan Hasil Analisis Data