Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Usaha yang ada saat ini terdiri dari perusahaan jasa dan perusahaan dagang dengan tujuan yang sama yaitu meningkatkan laba dengan memperhatikan pangsa pasar yang ada. Meski terdapat banyak persaingan antar perusahaan, namun hal inilah yang pada dasarnya memacu setiap perusahaan untuk memberikan pelayanan lebih baik lagi demi memenangkan pasar dan mempertahankan kelangsungan hidup usahanya masing-masing. Untuk meningkatkan kinerjanya perusahaan harus mempunyai suatu strategi, salah satu strategi yang dilakukan pada perusahaan dagang adalah menjual barangnya secara kredit. Penjualan barang atau jasa yang diberikan secara kredit akan menimbulkan piutang usaha. Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar yang ada dalam neraca perusahaan. Piutang ini biasanya diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30 hari sampai 60 hari Kieso dkk, 2007 : 347. Dalam masa tenggang waktu pembayaran tersebut, perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli, sehingga penjualan kredit ini tidak segera menerima penghasilan kas. Hal ini akan berdampak bagi perusahaan, yaitu lambatnya perputaran kas yang nantinya akan mempengaruhi efektivitas arus kas perusahaan itu. Dampak lain dari 2 piutang ini, nantinya dapat menyebabkan munculnya piutang tak tertagih. Piutang tak tertagih terjadi karena adanya kemungkinan klien bangkrut atau menghilang. Piutang usaha yang tidak tertagih adalah kerugian pendapatan yang memerlukan ayat jurnal pencatatan yang tepat dalam akun, penurunan aktiva piutang usaha serta penurunan yang berkaitan dengan laba dan ekuitas pemegang saham. Kerugian pendapatan dan penurunan laba diakui dengan mencatat beban piutang ragu-ragu atau beban piutang tak tertagih, Kieso dkk, 2007:350. Tidak ada satupun dari perusahaan yang mengharapkan bahwa dari sekian banyaknya debitur terdapat sebagian yang tidak bisa membayar kewajibannya walaupun dalam proses pemberian kredit telah diteliti sebaik-baiknya. Resiko tak tertagih atas sejumlah piutang pasti akan ditemui, untuk itu perusahaan seringkali membuat daftar piutang berdasarkan umurnya untuk memudahkan perhitungan piutang yang beredar kemudian menghitung cadangan kerugian piutang yang akan dibebankan pada akhir periode untuk mengakomodasikan kemungkinan piutang tak tertagih. Piutang tak tertagih ini biasanya oleh pihak perusahaan menetapkan persentase tertentu untuk menggambarkan seberapa besar pengaruhnya terhadap kondisi keuangan perusahaan. Pelabuhan Indonesia adalah salah satu perusahaan jasa yang sangat berperan penting dalam pemerintah saat ini . Pelabuhan memiliki peranan yang sangat besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi maupun 3 Mobilitas sosial dan perdagangan Indonesia. Aktivitas utama pada perusahaan jasa adalah kegiatan pemberian jasa dengan tujuan utama untuk memperoleh minat para pelanggan. Pelabuhan Indonesia memiliki empat wilayah operasi, yaitu Pelabuhan Indonesia I berkantor pusat di Medan Sumatera Utara, Pelabuhan Indonesia II berkantor pusat di Jakarta, Pelabuhan Indonesia III berkantor pusat di Surabaya Jawa Timur, dan Pelabuhan Indonesia IV berkantor pusat di Makassar Sulawesi Selatan. PT. PELINDO III Persero Cabang Tanjung Emas Semarang adalah salah satu cabang Pelabuhan Indonesia III. PT. PELINDO III Persero Cabang Tanjung Emas Semarang menaungi dua pelabuhan yang berada di Jawa Tengah, yaitu Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dan Kawasan Pelabuhan Tegal. Ada beberapa jenis jasa yang ditawarkan pada Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, diantaranya jasa labuh, jasa tambat, jasa pandu, jasa pengusahaan listrik, jasa pengusahaan air minum dan jasa sewa tanah. Untuk jasa pengusahaan listrik dan air minum pelabuhan bekerja sama dengan pihak yang terkait, misalnya untuk pengusahaan air minum pelabuhan bekerja sama dengan PDAM jika harga 1 liter air dari PDAM dihargai Rp 1000,00 maka pelabuhan ketika menjual kepada debitur nantinya akan mengambil untung. Sebagai contoh nantinya 1 liter air akan mereka jual dengan harga Rp 1500,00. Pada PT. PELINDO III Perseroan Cabang Tanjung Emas Semarang dalam pelayanan jasanya, pengguna jasa dapat melakukan pembayaran secara tunai maupun kredit. Akibat dari pembayaran kredit tersebut, maka akan timbul piutang. Piutang biasanya muncul akibat realisasi kegiatan biayanya lebih besar daripada uper. Uper adalah uang panjaruang jaminan yang dibayarkan oleh pengguna jasa sebelum melakukan kegiatan di pelabuhan. Penyebab lain munculnya piutang adalah akibat biaya listrik dan air yang belum dibayarkan. Pada PT.PELINDO III Persero Cabang Tanjung Emas Semarang terdapat banyak pengguna jasa yang sering terlambat dan melewati batas waktu dalam melakukan pembayaran penggunaan layanan jasa kepelabuhan. Alasan yang digunakan para pengguna jasa adalah keterlambatan diterimanya nota penjualan. Kerugian yang timbul dari piutang yang tidak tertagih ini oleh akuntansi diakui sebagai kerugian piutang. Penyebab piutang tak tertagih dari segi pemilik piutang karena kurangnya usaha penagihan, kurangnya kontrol dari pemberi piutang, kurangnya analisis seleksi dalam pemberian kredit, atau perusahaan tersebut memiliki piutang di perusahaan lain tetapi perusahaan lain juga belum bisa membayar piutangnya sehingga perusahaan tersebut menunggu piutangnya dibayar oleh pihak lain, dan jika piutangnya dibayar oleh pihak lain maka perusahaan tersebut akan membayar piutangnya kepada perusahaan yang bersangkutan, sedangkan dari segi pihak yang berutang penyebabnya bisa bermacam-macam, misalnya pihak yang berutang tiba-tiba mengalami kesulitan keuangan, kebangkrutan usaha atau pihak yang berutang memang mempunyai motif secara sengaja tidak membayar utangnya. Kondisi ketidakpastian merupakan suatu hal yang wajar jika ada sejumlah piutang dagang perusahaan yang tak tertagih pada saat jatuh tempo dan bahkan ada yang benar-benar tidak dapat dibayar oleh pihak yang berutang, sehingga terpaksa dihapuskan oleh pemilik piutang. Tetapi perusahaan biasanya tidak dapat mengetahui dengan tepat berapa besar nilai piutang yang dapat ditagih maupun yang tidak dapat ditagih. Akibat dari adanya piutang yang tidak tertagih ini maka akan sangat berpengaruh pada laba operasional. Dimana semakin besar biaya yang disisihkan untuk kerugian piutang tidak tertagih, maka semakin sedikit laba operasional yang didapatkan. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan piutang tak tertagih ada 2 faktor yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat muncul dari pihak pemberi piutang kreditur dan pihak yang berhutang debitur. Cabang Tanjung Emas Semarang memiliki banyak pelanggan yang menggunakan layanan jasa kepelabuhan. Selain menerima pembayaran dengan rupiah, bagi pengguna jasa yang usahanya sudah bertaraf internasional dapat melakukan pembayaran berupa valuta asing. Dalam praktiknya, pelanggan-pelanggan tersebut digolongkan dalam beberapa kategori, diantaranya ABRI, Instansi Pemerintah, BUMN, Perusahaan Swasta, Perorangan, BUMN Valas, dan Perusahaan Swasta Valas. Pada neraca yang disajikan oleh Pelabuhan Cabang Tanjung Emas Semarang, saldo piutang mengalami perubahan yang flutuatif. Pada neraca tahun 2011 saldo piutang sebesar Rp 5.768.157.703,00 kemudian saldo piutang pada neraca tahun 2012 menurun menjadi Rp 4.739.133.785,00. Sedangkan tahun 2013 saldo piutang pada neraca meningkat menjadi Rp 6.548.894.669,00. Terjadi peningkatan lagi pada tahun 2014 saldo piutang menjadi Rp 10.728.165.049,00 lampiran 01. Setelah dilakukan analisa, salah satu penyebab tingginya saldo piutang pada Pelabuhan Cabang Tanjung Emas Semarang disebabkan karena terdapat beberapa pengguna jasa yang dikategorikan dalam piutang macet. Jenis-jenis piutang yang terdapat pada Pelabuhan Tanjung Emas adalah piutang lancar aktif pengguna jasa yang memberikan upper diawal transaksi dan biasanya sebelum dilakukan penagihan pengguna jasa sudah melunasi utangnya terlebih dahulu, piutang lancar pasif pengguna jasa yang tidak memberikan upper diawal transaksi dan biasanya baru akan melunasi utangnya setelah dilakukan penagihan terlebih dahulu, umur piutangnya antara 1-365 hari, dan yang terakhir piutang tidak lancar pengguna jasa yang dikategorikan memiliki piutang macet adalah mereka yang memiliki umur piutang lebih dari 365 hari. Golongan Perorangan adalah salah satu pengguna jasa yang memiliki saldo piutang macet. Hal ini dapat dilihat pada rekap umur piutang perbulan sesuai dengan golongan pengguna jasa. Berikut ini data tabel perbandingan antara piutang lancar aktif, piutang lancar pasif dan piutang tidak lancar untuk golongan Perorangan pada PT.PELINDO III Persero Cabang Tanjung Emas Semarang pada tahun 2012-2014: Table 1.1 Data Piutang debitur Perorangan pada PT.PELINDO III Persero Cabang Tanjung Emas Semarang tahun 2012 - 2014 100 100 Rp 106,321,908.00 3 15 82 100 Total Piutang Prosentase Tahun 2013 Rp 1,726,883.00 Rp 61,981,995.00 Rp 9,571,800.00 Rp 13,441,598.00 Rp 73,026,998.00 Rp 50,683,312.00 Rp 57,705,312.00 Rp 1,880,087.00 Rp 5,264,814.00 Rp 37,083,282.00 Rp 63,973,812.00 Prosentase Tahun 2012 Prosentase Tahun 2014 Piutang Lancar Aktif Piutang Lancar Pasif Piutang Tidak Lancar 3 18 5 35 60 79 Jenis Piutang Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Piutang Tidak Lancar 365 hari Dari data tersebut menunjukkan bahwa prosentase piutang macet debitur perorangan pada PT.PELINDO III Persero Cabang Tanjung Emas Semarang setiap tahunnya menurun tetapi prosentase tersebut tetap lebih besar jika dibandingkan dengan prosentase piutang lancar aktif dan piutang lancar pasif. Tahun 2012 prosentase saldo piutang lancar aktif hanya 3, piutang lancar pasif sebesar 15 sedangkan piutang tidak lancarnya sebesar 82. Untuk tahun 2013 saldo piutang lancar aktif sama dengan saldo piutang lancar aktif tahun 2012 yaitu sebesar 3 tapi untuk saldo piutang lancar pasif naik menjadi 18 sedangkan saldo piutang tidak lancar terjadi penurunan namun prosentase tersebut tetap masih tinggi yaitu sebesar 79. Sedangkan tahun 2014 saldo piutang lancar aktif dan piutang lancar pasif mengalami kenaikkan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni masing-masing naik menjadi 5 dan 35 mungkin hal inilah yang cukup berpengaruh terhadap penurunan saldo piutang tidak lancar yakni saldonya menjadi 60, hal ini dapat dilihat pada rekap umur piutang pengguna jasa perorangan pada lampiran lampiran 02. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan penyajiannya dalam tugas akhir dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Piutang Tak Tertagih Pada PT.PELINDO III Persero Cabang Tanjung Emas Semarang”.

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Kebijaksanaan Penagihan Piutang Untuk Menekan Piutang Tak Tertagih Pada PT. Bhanda Ghara Reksa Cabang Medan

2 61 54

Analisis Sistem Informasi Pengelolaan Piutang untuk Meminimalkan Piutang Tak Tertagih pada PT Federal International Finance Cabang Pekanbaru

1 57 125

Analisis Piutang Tak Tertagih Berdasarkan Umur Piutang Pada PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero) Cabang Bandung

1 3 1

analisis piutang tak tertagih berdasarkan umur piutang pada hotel berbintang di kota manado | Makalah Dan Jurnal Gratis

0 0 21

Analisis Faktor–Faktor Penyebab Terjadinya Gagal Bayar (Dafault Risk) Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan Chapter III IV

0 0 40

PENGELOLAAN PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) CABANG TANJUNG TEMBAGA PROBOLINGGO RANGKUMAN TUGAS AKHIR - PENGELOLAAN PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) CABANG TANJUNG TEMBAGA PROBOLINGGO - Perbanas Institutional

0 0 8

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS OPERATOR CONTAINER CRANE PT. PELINDO III (PERSERO) CABANG TANJUNG PERAK Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PIUTANG TAK TERTAGIH PADA KOPERASI BAITUL MALWAT TAMWIL (BMT) TARBIYAH PALEMBANG

0 3 10

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB PIUTANG TAK TERTAGIH KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. UNIT MP.MANGKUNEGARA PALEMBANG -

0 0 89

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PIUTANG TAK TERTAGIH PADA FT. BINTANG MULTI SARANA PALEMBANG -

0 1 100