Kartika Tarwati, 2014 Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan, hal-hal yang dibahas adalah mengenai latar belakang masalah dari penelitian, identifikasi masalah dari latar belakang yang
ada, pertanyaan penelitian dan tujuan dari penelitian ini. Tidak hanya itu, bab ini pun menyajikan manfaat yang diperoleh dari melakukan penelitian. Penjabaran
pada bab pendahuluan dimaksudkan untuk memberikan gambaran awal mengenai penelitian yang dilakukan.
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Keberadaan manusia yang berbeda suku bangsa diciptakan Tuhan agar manusia saling mengenal dan berbagi pengetahuan yang dimilikinya mengenai
dunia ini. Hal seperti itu dapat diwujudkan melalui komunikasi. Komunikasi tersebut dapat dilakukan baik secara lisan dengan becakap-cakap ataupun melalui
tulisan. Untuk melakukan proses ini dibutuhkan sebuah alat untuk menyampaikan ide dan pesan yaitu bahasa.
Sejak dahulu, para ahli pikir menyebut manusia sebagai mahluk yang dilengkapi tutur bahasa Sobur, 2006:273. Maksud dari kalimat tersebut bahwa
bahasa dapat menjadi ciri dari masing-masing penuturnya. Pendapat ini diamini oleh Chaer 2007:7 yang menyatakan salah satu fungsi bahasa adalah sebagai
identitas si penutur. Misalnya, bangsa Melayu dengan bahasa Melayunya, bangsa Arab dengan bahasa Arabnya, dan bangsa Inggris dengan bahasa Inggrisnya.
Keanekaragaman bahasa tersebut merupakan hasil dari akal budi penuturnya.
Kartika Tarwati, 2014 Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sayangnya, keanekaragaman bahasa juga memunculkan masalah baru. Salah satu masalah yang muncul adalah ketika dua orang penutur bahasa yang
berbeda mencoba untuk berkomunikasi. Komunikasi yang terjalin dapat sedikit terhambat karena adanya perbedaan bahasa diantara keduanya. Hal ini disebabkan
setiap bangsa tidak selalu mengerti bahasa bangsa satu dengan bangsa lainnya. Keadaan seperti ini menyebabkan informasi yang diperoleh terhambat di satu
bahasa sumber saja dan tidak dapat diteruskan kepada pengguna bahasa lainnya. Contoh paling nyata dari penjelasan di atas terjadi di Indonesia.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat terbentur dengan kendala bahasa. Sebagai jalan keluar dari masalah tersebut, proses
penerjemahan pun dilakukan. Penerjemahan yang dilakukan dibedakan menjadi dua macam yaitu penerjemahan secara lisan yang dikenal dengan interpretasi dan
penerjemahan dalam bentuk tulisan yaitu translasi Bowe dan Martin, 2009: 140. Sebenarnya, kegiatan penerjemahan bukanlah hal yang baru, kegiatan ini
sudah berlangsung sejak dahulu kala. Musafir dan pedagang memainkan peranan yang cukup besar dalam proses penerjemahan ini. Keberadaan musafir dan
pedagang yang memiliki kemampuan berbahasa lebih dari satu sangat membantu proses pengalihan informasi tersebut. Selanjutnya, seiring berkembangnya zaman
proses penerjemahan dilakukan oleh para ahli bahasa. Seperti yang terjadi pada masa kejayaan Khalifah Islam.
Pada masa pimpinan Harun Al-Rasyid, majelis-majelis penerjemahan banyak didirikan. Melalui lembaga-lembaga ini teks-teks yang merupakan buah
pemikiran dari para ilmuan dan filsuf dari Persia, dan Cina dapat dinikmati secara
Kartika Tarwati, 2014 Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
luas dalam bahasa Arab. Begitu pula pada masa renaissance, banyaknya penerjemahan buku-buku berbahasa Arab dan Yunani kedalam bahasa Latin
berimbas kepada lahirnya para ilmuan dan pemikir-pemikir yang hebat. Ilustrasi tersebut menunjukkan pentingnya peran penerjemah. Maka, tidak
mengherankan jika saat ini, keberadaan seorang penerjemah semakin banyak diakui. Salah satunya seperti yang terjadi di Australia. Di sana, pekerjaan sebagai
penerjemah sudah memiliki sebuah organisasi yang didukung dan didanai oleh pemerintah yang disebut The National Accreditation Authority for Translators
and Interpreters NAATI. Bowe dan Martin 2009: 148 menyebutkan bahwa organisasi ini membagi
penerjemah dan interpreter menjadi empat level, yaitu; praprofessional interpretertranslator, interpretertranslator, advance translatorconference
interpreter, dan advance translator seniorconference interpreter senior. Selain di Australia, Indonesia juga memiliki sebuah organisasi yang menghimpun
para penerjemah Indonesia. Organisasi ini dikenal dengan nama Himpunan Penerjemah Indonesia HPI.
Himpunan yang sudah berdiri sejak tahun 1974 ini merupakan perkumpulan para penerjemah buku dan juru bahasa. Organisasi ini bersifat non-
profit www.hpi.go.id. Para penerjemah yang bergabung dalam organisasi ini merupakan para penerjemah yang menganggap bidang penerjemahan sebagai
profesi atau pekerjaan utamanya. Seperti yang telah disebutkan di atas, anggota HPI terdiri atas orang-orang
yang memiliki profesi sebagai penerjemah. Sayangnya, tidak semua orang dapat
Kartika Tarwati, 2014 Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menjadi anggota perhimpunan ini. Masih banyak sekali para penerjemah yang tidak tergabung dalam perhimpunan ini. Biasanya mereka adalah para penerjemah
yang belum profesional. Menurut Nababan 2008:20 dalam pidato pengukuhannya sebagai guru
besar menyatakan bahwa penerjemah dapat digolongkan menjadi penerjemah amatir, penerjemah semi-profesional, dan penerjemah profesional. Penerjemah
amatir adalah penerjemah yang melakukan tugas penerjemahan sebagai hobi. Sebaliknya, penerjemah profesional adalah penerjemah yang menghasilkan
terjemahan profesional bukan demi hobi tetapi demi uang Robinson, 2007:28. Sementara itu, penerjemah semi-professional adalah penerjemah yang melakukan
tugas penerjemahan untuk memperoleh kesenangan diri dan uang. Walaupun memiliki perbedaan status profesi, para penerjemah tetap
memiliki tujuan yang sama. Semuanya bertujuan menerjemahkan bahasa sumber yang selanjutnya akan disebut Bsu ke bahasa sasaran yang selanjutnya akan
disebut Bsa. Tapi, proses penerjemahan tersebut bukanlah hal yang mudah karena setiap bahasa memiliki aturan-aturannya sendiri. Sehingga, saat
penerjemah sedang menerjemahkan, ia harus mematuhi aturan-aturan bahasa tersebut agar hasil terjemahannya tetap sesuai dengan Bsu tetapi jelas dan alami
dalam Bsa. Untuk mencapai hal tersebut, penerjemah menggunakan cara-cara yang
tepat dalam menerjemahkan setiap kata, frasa, dan kalimat sehingga menghasilkan sebuah terjemahan yang padu. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknik
penerjemahan. Penggunaan teknik penerjemahan ini berpengaruh pada bagian
Kartika Tarwati, 2014 Teknik dan KualitasTerjemahan Inggris-Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
yang lebih kecil dari teks yaitu kata dan frasa dalam kalimat Molina dan Albir, 2002:506.
Penyampaian pesan yang dilakukan oleh penerjemah ini berusaha menjembatani pesan yang ingin disampaikan penulis kepada para pembacanya.
Penerjemahan pesan tersebut dapat dikatakan sebagai suatu bentuk komunikasi. Sehingga, secara umum sebuah penerjemahan dianggap memiliki kualitas yang
baik apabila terjemahan tersebut akurat dan tepat secara tulisan maupun makna sehingga pembaca tidak menyadari adanya perbedaan dari teks asli maupun
terjemahan. Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai teknik penerjemahan teks bahasa Inggris ke bahasa Indonesia serta bagaimana kualitas terjemahan dari penerjemah amatir,
semi-profesional, dan profesional.
B. Batasan Masalah Penelitian