Pendahuluan Zona Kesehatan | Blogger Lampung Tengah

MANAJ SELAMATA DI PROYEK INDUST Sya hril Effe n Sta f Pe ng a ja r Fa ku trak: Pengembangan sistem keselamatan da e EMEN KE N DAN KESEHATAN KERJA RI d y Pa s lta s Eko n k sehat itangani secara serius de tentuan U eselamatan ksanakan hal an ngan peng ada kead angan proyek yang sedang Manajem n K3, Proyek In Jasa Konstruksi Penerapan Sistem keselamatan dan kesehatan n h n pengusaha, emerintah, dan masyarakat. Dalam GBHN 1999- 004 bidang Kesehatan dan Kesejahteraan sosial bahwa arah kebijakan yang harus dilaksan men perusahaan Untuk indungan tenaga kerja tersebut maka p salah satu norma ketenagakerjaan yang enerapannya bertujuan untuk mencegah emungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan enyakit akibat kerja di perusahaan tempat kerja. eselamatan dan kesehatan kerja merupakan asalah yang berkaitan dengan berbagai aspek antara Pa ndaki diriny meras diri pribadi yang terkena kecela cahay atau s n keluar keluar timbul ecelakaan kerja terhadap pekerjanya, selain gan tenaga kerja, juga perusahaan akan endapat beban tanggung jawab materi sesuai dengan peraturan perundang-undangan berlaku Sumakmur PK, 1989. Penyelenggaraan perkerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan teknik tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja, serta tata lingkungan setempat untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan kontstruksi. Kesadaran hukum dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi perlu ditingkatkan termasuk kepatuham para pihak dalam pemenuhan kewajibannya serta pemenuhan terhadap ketentuan yang terkait dengan aspek keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja serta lingkungan UU No.18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi Penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja di setiap perusahaan harus dilaksanakan secara berkelanjutan sehingga semboyan keselamatan dan kesehatan kerja “utamakan keselamatan” terwujud. JASA KONSTRUKSI a rib u no m i UMSU Abs d an kerja pada Proyek Industri Jasa Konstruksi harus ndang-Undang Ketenagakerjaan dan peraturan dan kesehatan kerja. Untuk mela ngan berpedoman kepada ke perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan k ini maka perusahaan jasa kontsruksi harus menerapk dengan melibatkan pihak manajemen dan pekerja de dilaksanakan secara terintegrasi dengan mengacu kep dikerjakan oleh perusahaan sistem keselamatan dan kesehatan kerja di proyek awasan dari pemerintah. Penerapannya harus aan dan perkemb Kata kunci: e dustri

I. Pendahuluan

kerja memiliki banyak dimensi keterkaitan di mana keterkaitan itu tidak hanya dengan tenaga kerja sebelum, selama, da sesuda kerja tetapi juga keterkaitan dengan kepentinga p 2 disebutkan akan pemerintah adalah mengembangkan sistem jaminan sosial tenaga kerja bagi seluruh tenaga kerja untuk meningkatkan perlindungan, keselamatan dan kesehatan kerja yang memadai yang pengelolaannya melibatkan pemerintah, perusahaan, dan pekerja. Kebijakan tersebut di atas erat kaitannya dengan sistem keselamatan dan kesehatan kerja yang harus diterapkan pada setiap perusahaan. Menurut pasal 86 dan 87 Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan bahwa setiap pekerjaburuh berhak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan, dan kesehatan moral dan kesusilaan serta perlakukan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan nilai-nilai agama. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manaje mewujudkan perl emerintah melakukan upaya pembinaan norma di bidang ketenagakerjaan yang mencakup pengertian pembentukan, penerapan, dan pengawasan norma itu sendiri. Lalu Husni 2000 Sistem keselamatan dan kesehatan kerja merupakan p k p K m lain ekonomi, hukum, dan sosial. da dasarnya semua orang tidak menghe terjadinya kecelakaan kerja karena apabila seseorang ditimpa musibah kecelakaan kerja maka selain a pribadi, keluarganya juga akan turut akan akibatnya. Bagi kecelakaan akan menderita phisiknya dan khusus kaan yang menimbulkan cacat membuat a kehidupannya menjadi cenderung menurun uram. Bagi keluarga, akan menimbulkan beba moril, adakalanya menjadi beban materil jika yang mengalami kecelakaan kerja merupakan anggota ga yang menjadi tulang punggung kehidupan ga. Khusus bagi perusahaan, jika k kehilan m 79 II. Peraturan Keselama Pada prinsipnya, tanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan kerja K3 setiap orang. Setiap pekerja harus dalam setiap kegiatan keselam kerja serta bertanggung jawab atas keselam esehatan dirinya masing-masing. Karena dalam tenaga kerja maupun iliawati Muljono, 1997. endukung sistem keselamatan dan n Menteri Tenaga Kerja RI Kerja RI tenaga dan 13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI 85 tentang pesawat angkat dan nteri Tenaga Kerja RI No.01MEN1996 tentang pelaksanaan tata cara tanggal 16-4-1981 tentang pedoman pembuatan peraturan perusahaan, yang juga harus menetapkan bahwa tunjangan kecelakaan kerja, tunjangan kematian akibat kecelakaan kerja, kerja harus dimuat dalam peraturan perusahaan. n semua tenaga kerja nga ta - 0,50 dari harga kontrak dibawah Rp 100 juta Perundang-Undangan dengan tentang tan dan Kes 12. Peraturan Menteri Tenaga pesawat ehatan Kerja No.04MEN85 tentang produksi. berada pada berpartisipasi No.05MEN atan dan kesehatan atan dan angkut. 14. Peraturan Me k suatu proyek jasa konstrusi senantiasa terdapat kegiatan teknik yang melibatkan juga berbagai peralatan teknik dan sumber daya manusia, maka secara keseluruhan beban tanggung jawab atas operasi perusahaan berada pada pimpinan perusahaankontraktor. Penerapan sistem manajemen K3 dapat menjamin keselamatan dan kesehatan pembuatan KKB. Dalam Setiap Pembuatan Kesepakatan Kerja Bersama KKB harus dicantumkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja. 15. Instruksi Dirjen Hubungan-Perburuhan dan Perlindungan tenaga kerja No. INS.8PP1980 orang lain yang berada di tempat kerja Eugenua L Untuk m kesehatan kerja di perusahaan-perusahaan, pemerintah telah mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja antara lain: 1. Undang-Undang N0.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. 2. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja. 3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI PER 07MEN1964 tentang kesehatan kerja. 4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER- 04MEN1995 tentang perusahaan jasa keselamatan dan kesehatan kerja 5. Instruksi Menteri Tenaga Kerja RI No. INST 05MRW96 tanggal 28-10-1996 tentang pengawasan dan pembinaan keselamatan kerja pada kegiatan konstruksi bangunan. 6. Peratura No.04MEN1987 tentang tata tata cara pembentukan P2K3 dan pengangkutan ahli K3. 7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.PER 05MEN1996 tentang sistim manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. 8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Kep 19MBW97 tanggal 26-2-1997 tentang pelaksanaan audit sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. 9. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.Kep 04MEN80 tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan APAR. 10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.01MEN82 tentang bejana bertekanan. 11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.02MEN82 tentang pengawasan instalasi penyalur petir. keselamatan kerja dan perlindungan Demikian juga untuk penanganan kecelakaan kerja pemerintah telah menerbitkan UU No.3 tahun 1992 tentang Jamsostek di mana kecelakaan kerja merupakan salah satu program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Jamsostek yang yang dijabarkan dengan PP No.14 Tahun 1993 tentang penyelenggaraan jaminan sosial tenaga kerja. Kemudian khusus untuk perkerjaan industri jasa kontruksi diterbitkan lagi pertunjuk pelaksaannya yaitu Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenga Kerja serta di daerah Keputusan Gubernur Kepala Daerah yang menerapkan bahwa setiap kontraktor induk maupun subkontraktor yang melaksanakan proyek-proyek industri jasa konstruksi wajib mempertangungjawabka boro n harian lepas dan musiman dengan mendaftarkannya ke PT Jamsostek persero selambat-lambatnya 1 satu minggu sebelum pekerjaan dimulai dengan mengisi formulir 1I K dengan lampiran Surat Perintah Kerja ataupun perjanjian borongankontrak atau surat pernyataan melengkapi SPKsurat perjanjian borongan kontrak. Adapun besaran tarif iuran Jamsostek bagi pekerjaan industri jasa konstruksi adalah: - 0,20 dari harga kontrak untuk proyek di atas Rp 500 juta - 0,35 dari harga kontrak untuk proyek di atas Rp 100 ju 80

III. Manajemen K3 di Proyek Industri Jasa Kontruksi