Analisis Preferensi Kosumen terhadap Produk Ice Cream Swensen's (Studi Kasus pada PT. Satwitra Sari Food)

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP
PROD UK ICE CREAM SWENSEN'S
(STUDI KASUS P ADA PT. SATWITRA SARI FOOD)

Oleh

ARVAN BAYU FAHLEVI

F 03495090

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
Pada Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

1999
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKUL TAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

ARVAN BAYU FAHLEVI (F03495090).

Analisis Preferensi konsumen
Terhadap Produk Ice Cream Swensen's (Studi Kasus di PT. Aneka Satwitra
Sari food, Jakarta). Dibawah bimbingan Lien Herlina.
RINGKASAN

Indonesia memiliki iklim tropis yang cenderung panas, sehingga orang mudah
merasa dahaga. Keadaan ini dimanfaatkan oleh produsen untuk mendirikan berbagai
pabrik ice cream.
Industri ice cream ini didirikan baik oleh perorangan maupun
bekerjasama dengan pihak luar negeri, sehingga terjadi persaingan yang ketat diantara
produsen ice cream. Untuk menghadapi persaingan tersebut, PT. Aneka Satwitra Sari
Food ( Ice Cream Swensen's) membutuhkan strategi pemasaran yang baik. Pemilihan
strategi pemasaran yang tepat dalam situasi pemasaran yang sedang berlangsung dapat
mengoptimalkan kemampuan pernsahaan untuk meraih peluang pasar. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengetahui preferensi dari konsumen produk ice cream.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku konsumen produk Ice

Cream Swensen's dengan meneliti hubungan antara karakteristik demografi konsumen
terhadap perilaku pembelian, kemudian untuk mengidentifikasi atribut produk Ice Cream
Swensen's yang disukai oleh konsumen serta untuk menyusun strategi yang dapat
dijadikan sebagai dasar dalam menentukan pemasaran produk ice cream yang sesuai
dengan preferensi dan kebutuhan konsumen.
Analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui preferensi konsumen
terhadap produk Ice Cream Swensen's adalah analisis multi atribut. Untuk menguji
reliabilitas data hasil kuesioner digunakan teknik pengukuran ulang dengan metode
moment product.
Dari hasil analisis terhadap 257 responden menunjukkan karakterisitik responden
sebagai berikut: mayoritas responden yang mengkonsumsi Ice Cream Swensen's adalah
dengan tingkat usia antara 20-29 tahun (47.47%), latar belakang pendidikan mayoritas
SMA (41.25%), dengan mayoritas pekerjaan responden adalah pelajar/mahasiswa
(50.58%), serta memiliki pengeluaran pribadi mayoritas antara Rp. 500.000-700.000,perbulan (18.68%). Mereka mengkonsumsi Ice Cream Swensen's pada saat santai
(63.42%) dan setelah makan (50.19%) yang banyak dibeli di restoran (59.14%) dan kios
terdekat (54.47%). Frekuensi pembelian Ice Cream Swensen's sebanyak sekali dalam
sebulan. Tempat pembelian ice cream yang mereka suka adalah direstauran Swensen's.
Atribut ice cream yang mereka anggap penting dan hams diperhatikan pada Ice Cream
Swensen's adalah aroma produk, keseluruhan rasa produk, kesegaran, wama produk,
ketersediaan produk, komposisi kandungan produk dan harga produk.

Atribut- atribut produk Ice Cream Swensen's yang dianggap pentiug oleh
responden menunjukkan nilai-nilai yang positif, diantaranya yaitu aroma produk (0.88),
keseluruhan rasa produk (0.78), Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
responden menilai produk Ice Cream Swensen's sudah sesuai dengan keiugiuan mereka.
Namun demikian responden menunjukkan sikap yang negatif terhadap ketersediaan
produk yaitu (-007), komposisi kandungan produk (-012) dan harga produk (-0.29),
yang berarti produk Ice Cream Swensen's sangat sukar didapatkan, dan responden
membeli produk Ice Cream Swensen's tanpa memperhatikan komposisi kandungan
didalam Ice Cream Swensen's, serta responden menilai harganya Ice Cream Swensen's
adalah mahaL Hal tersebut dapat dijadikan masukan bagi perusahaan untuk memperluas
jaringan distribusi dan melakukan promosi untuk memudahkan konsumen mendapatkan
dan mengenal produk Ice Cream Swensen's.

INSTITUT PERTANIAN BOG OR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP
PROD UK ICE CREAM SWENSEN'S
(STUDI KASUS PADA PT. SATWITRA SARI FOOD)

Oleh

ARVAN BAYU FAHLEVI
F 03495090

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Jurusan Teknologi lndustri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Dilahirkan pada tanggal 22 Januari 1977
di Jakarta
Tanggal Lulus: 22 Desember 1999

Menyetujui,
·2000

Ir.Lien Bedina, MSc
DosenPembimbing

KA T A PENGANT AR

Penulis panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena atas izin dan
rahmatNya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul "Analisis Preferensi Konsumen
Terhadap Produk Ice Cream Swensen's (Studi Kasus Pad a PT. Aneka Satwitra
Sari Food). Penelitian ini mengkaji produk Tce Cream Swensen's yang diproduksi oleh
PT. Aneka Satwitra Sari food, Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis
perilaku pembelian dan sikap konsumen terhadap produk Ice Cream Swensen's melalui
survai konsumen. Hasil penelitian memperlihatkan atribut-atribut produk Ice Cream
Swensen's yang diyakini oleh konsumen dengan nilai positif yaitu aroma produk,
keseluruhan rasa produk, kesegaran dan warna produk
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu hingga terselesaikan skripsi
ini, yaitu
1. Ir. Lien Herlina, MSc., selaku dosen pembimbing yang banyak memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama belajar di Jurusan Teknologi
Industri Pertanian hingga selesainya skripsi inL
2. Dr. Ir. Hartrisari, MSc., dan Dr. lr. M. Yani, M Eng., selaku dosen-dosen penguji
yang banyak memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
3. Bapak Ade Rusmanda, selaku Advisor General Manager PT. Aneka Satwitra Sari
Food yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama penulisan skripsi ini.
4. If. Suyatno, terima kasih atas waktu luang yang diberikan untuk membantu penulis
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan serta saran-saran dan masukanmasukan yang diberikannya.

5. Kedua orang tua penulis, kedua kakak penulis serta kedua adik penuEs yang telah
memberikan dukungan moril dan materiil yang tak terhingga kepada penulis.
6. Nurul Amalia (Yayank) yang rajin memberikan semangat dan dukungannya serta
memberikan kesabaran kepada penulis selama penelitian dan penulisan skripsi ini.
7. Rekan-rekan satu bimbingan (Udin, Arya, Tania, Selly dan Tnty) atas bantuan dan
perhatiannya.
8. Rekan penulis di Fakultas Perikanan IPB (Adi) dan rekan-rekan penulis di SAS
(Abo, Imin, Akbar, Tulus) atas dukungan dan perhatiannya.
9. Rekan-rekan di TIN 16 atas kebersamaan, dukungan dan bantuan yang diberikan
selama ini serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
10. Rekan-rekan penuEs di studio yang telah memberikan dukungan baik moril dan
materiil selama ini.
Semoga skripsi ini dapat berguna dan memberikan manfaat, terutama bagi penulis sendiri
maupun bagi siapa saja yang membacanya.

Bogor, Februari 2000

Penulis
IV


DAFTAR lSI

Halaman
KATA PENGANTAR

IV

DAFT AR T ABEL

VII

DAFTAR LAMPlRAN

viii

I.

PENDAHULUAN

1


A LATARBELAKANG .

B. TUJUAN ...

2

C RUANG LINGKUP

2

D. MANFAAT

3

II. TlNJAUAN PUSTAKA

4

A ICE CREAM


4

B. PERILAKU KONSUMEN ........ .

4

C PREFERENSI KONSUMEN .......... .

5

D. RISET PEMASARAN ..

6

E. ANALISIS MULTIATRIBUT MODEL FISHBEIN .

9

IlL METODOLOGl PENELITIAN


11

A KERANGKA PEMIKIRAN .....

1I

B. TATALAKSANA

I1

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

15

A PENGUnAN KUESIONER

15

B. KARAKTERISTIK KONSUMEN .


16

C

PERILAKU PEMBELlAN .

20

D. HUBUNGAN KARAKTERISlTIK KONSUMEN DENGAN
PERILAKU KONSUMEN

E ANALISADATA .

29
31

V.

42

KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN

42

B. SARAN

44

DAFTARPUSTAKA

45

LAMPIRAN

47

VI

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel I.

Jenis kelamin responden .

17

Tabel2.

Tingkat usia responden .

17

Tabel3.

Tingkat pendidikan responden .

18

Tabel4.

Jenis pekerjaan responden

19

Tabel5.

Pengeluaran pribadi responden dalam sebulan

19

Tabel 6.

Produk ice cream yang pertama kali diingat responden pada saat
21

wawancara
Tabel 7.

Produk yang berkesan dibenak konsumen setelah produk yang pertama
kali di ingat

22

Tabel8.

Waktu terakhir beli ice cream

23

Tabel 9.

Frekuensi pembelian Ice Cream Swensen's

24

Tabel 10. Sumber informasi yang paling mempengaruhi responden dalam membeli
25

lee Cream Swensen's.
Tabel II. Sumber informasi yang paling mempengaruhi responden dalam membeli

25

lee Cream Swensen's .
Tabel 12. Kondisi pembelian Ice Cream Swensen's

26

Tabel 13. Tempat pembelian lee Cream Swensen's

27

Tabel 14. Tanggapan responden terhadap produk Ice Cream Swensen's.

27

Tabel IS.

Produk ice cream yang sering dibeli

29

Tabel 16.

Nilai evaluasi (ei) terhadap atribut produk Ice Cream.

32

Tahel 17. Nilai keyakinan (hi) konsumen terhadap produk Ice Cream Swensen's.

33

Tabel 18. Nilai sikap konsumen (Ao) terbadap produk Ice Cream Swensen's...

33

Tabel 19. Nilai maksimum sikap konsumen (Ao maks) dan selisihnya terhadap
nilai sikap konsumen (Ao)

34

V11

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran I. Contoh Kuesioner yang digunakan

47

Lampiran 2. Korelasi Pearson untuk menguji reliabilitas kuesioner

52

Lampiran 3. Uji validitas pertanyaan-pertanyaan atribut ice cream

.. ... ....

Lampiran 4. Jenis dan harga produk Ice Cream Swensen's dan sekelasnya

V111

53
54

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Persaingan antar produsen ice cream cukup ketat, hal ini dapat dilihat dari
banyaknya jumlah, macam, dan merek produk ice cream yang beredar dipasaran.
Menyadari hal ini PT. Aneka Satwitra Sari Food berusaha untuk mengembangkan
produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dari pasar sasaran, dengan
memperhatikan perilaku pembelian terhadap karakteristik demografi konsumen.
Konsumen yang beraneka ragam menurut usia, pendapatan, tingkat pendidikan, dan
pekerjaan dapat menyebabkan terpecahnya pasar masal menjadi pasar-pasar kecil
yang menuntut berbagai spesialisasi model, warna, jenis produk, ukuran dan
sebagainya.
Analisis preferensi konsumen dilakukan untuk mengetahui selera dan
kebutuhan konsumen dalam mengkonsumsi produk ice cream, sehingga

akan

membantu pihak produsen dalam menjembatani konsep produk ice cream menurut
pihak produsen dan konsep produk Ice Cream yang sesuai dengan preferensi
konsumen. Jika pihak produsen ·tetap memaksakan untuk memproduksi ice cream
sesuai dengan konsep produk mereka sendiri tanpa memperhatikan konsumen maka
ada kemungkinan produknya tidak lagi diinginkan oleh konsumen.
Penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui tingkatan berbagai atribut
produk yang dianggap penting (seperti ketersediaan produk, harga produk, rasa
produk, warna produk dan lain-lain) pada produk ice cream pada umumnya dan
membandingkannya terhadap

atribut -atribut produk khusus untuk Ice Cream

Swensen's. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan memenuhi keinginan konsumen
terhadap atribut yang dianggap penting oleh konsumen pada produk Ice Cream
Swensen's.
Bagi PT. Aneka Satwitra Sari Food selaku produsen Ice Cream Swensen's yang
melancarkan kegiatan pemasaran berdasarkan orientasi pelanggan, penelitian dan
kajian awal mengenai preferensi konsumen ini merupakan informasi penting untuk

2

mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pembeli, serta menunjukkan sampa!
seberapa jauh penawaran dapat memberikan kepuasan pada konsumen.

B. TUJUAN

Tujuan dari pengkajian rna salah khusus ini adalah :
1.

Melakukan kajian mengenai perilaku konsumen produk Ice Cream
Swensen's dengan meneliti hubungan antara karakteristik demografi
konsumen terhadap perilaku pembeli.

2.

Mengidentifikasi atribut-atribut produk Ice Cream Swensen's yang disukai
oleh konsumen.

3.

Menyusun strategi yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam menentukan
pemasaran produk Ice Cream Swensen's yang sesuai dengan preferensi dan
kebutuhan konsumen.

C. RUANG LINGKUP

Penelitian ini mengkaji produk Ice Cream Swensen's yang diproduksi
oleh PT.

Aneka Satwitra Sari Food, Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan

menganalisis perilaku pembelian dan sikap konsumen terhadap produk Ice Cream
Swensen's melalui survai konsumen dengan cara penyebaran kuesioner sebanyak
250 buah di wilayah DKI Jakarta dan Bogor.

D. MANFAAT

Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai
pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai langkah-Iangkah yang
harus diambil dalam kegiatan pemasaran produknya dengan mengembangkan
produk yang sesuai dengan keinginan konsumen.

II.

TlNJAUAN PUSTAKA

A. ICE CREAM

Ice cream adalah produk olahan susu yang dibekukan, terbuat dari
kombinasi susu dengan satu atau lebih bahan tambahan seperti telur, gula dan
madu, dengan atau tanpa bahan pencitarasa dan pewarna, dan dengan atau tanpa
gelatin yang dapat dimakan atau bahan penstabil nabati (Eckles et al., 1984)
Menurut Arbuckle (1986), ice cream adalah salah satu produk beku yang
dibuat dengan membekukan campuran produk susu, gula, penstabil, dengan atau
tanpa kuning telur dan bahan-bahan lainnya yang telah di pasteurisasi dan
dihomogenisasi untuk memperoleh konsistensi yang seragam
Ice cream merupakan sumber energi yang cukup tinggi Kandungan lemak
dalam ice cream tiga sampai empat kali lebih banyak daripada susu dan setengah
dari total padatannya berupa gula (laktosa, sukrosa dan lain-lain), oleh karena itu
ice cream dapat digunakan untuk menambah berat badan dan untuk membantu
pertumbuhan anak

Berdasarkan komposisinya, Arbuckle (1986), ice cream

terbagi atas tiga kelompok, yaitu economy ice cream (ice cream dengan kadar
lemak susu rendah atau 10 - 12 %), trade brand ice cream (ice cream dengan
kadar lemak susu sedang atau 12 -14 %) dan deluxe ice cream

(ice cream

dengan kadar lemak susu tinggi atau lebih dari 14 %).

B.

PERILAKU KONSUMEN

Salah satu tugas penting pemasaran adalah mengidentifikasi peluang pasar,
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan produk dan mengembangkan strategi
pemasaran yang dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut.
Pelaksanaan tugas-tugas tersebut membutuhkan informasi tentang perilaku
konsumen (Assael, 1992). Perilaku konsumen senantiasa berubah seiring dengan
tuntutan dan kebutuhan mereka dan karena mereka merupakan sasaran para

5

produsen barang dan jasa, para pemasar harus memahami dan memenuhi
kebutuhan mereka. Dengan demikian, para pemasar harus mengamati kebutuhan
dan tuntutan konsumen dan sigap mengubah serta menerapkan strategi
pemasaran yang baru (Kotler, 1994).
Menurut Assael (1992), perilaku konsumen adalah aktivitas-aktivitas yang
secara langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan
produk dan jasa termasuk proses-proses yang mendahului dan mengikuti
tindakan tersebut.

Ada dua umpan balik yang terjadi dalam mekanisme

hubungan antara konsumen dan perusahaan. Umpan balik pertama terjadi setelah
konsumen memberikan tanggapan terhadap produk yang ditawarkan dilanjutkan
dengan evaluasi setelah pembelian dan akhirnya kembali kepada konsumen.
Pengalaman memakai suatu produk akan berpengaruh langsung terhadap
keputusan konsumen untuk membeli kembali merek yang sarna. Umpan balik
kedua diberikan untuk produsen.

Produsen mendapat gambaran mengenat

perilaku konsumen melalui anali si s pangsa pasar dan data penjualan. Produsen
masih memerlukan informasi mengenai alasan konsumen membeli dan kekuatan
produknya terhadap pesaing-pesaingnya sehingga produsen masih memerlukan
penelitian yang mendalam.
Kebutuhan informasi biasanya berfokus pada apa yang dibeli, berapa
banyak, dimana dan kapan pembelian dilakukan, situasi dan kondisi yang
melingkupi pembelian serta karakteristik pembeli (Schiffman dan Kanuk, 1994).

C. PREFERENSI KONSUMEN

Lancar atau tidaknya serta sukses atau tidaknya suatu produk dipasarkan
tergantung kepada respon dan cara konsumen menerima produk tersebut. Hal ini
disebut persepsi konsumen dan dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran.
Rangsangan pemasaran terdiri atas dua macam yaitu (I) rangsangan primer yang
disebabkan oleh produk itu sendiri dan (2) rangsangan sekunder yang disebabkan
oleh simbol, citra (image) dan informasi tentang produk (Assael, 1992).

(,

Menurut Suhardjo (1989), preferensi terhadap makanan didefinisikan
sebagai derajat kesukaan atau ketidaksukaan terhadap makanan dan preferensi ini
akan berpengaruh terhadap konsumsi pangan. Preferensi dapat dipengaruhi oleh
waktu dan kondisi pada saat makanan disajikan seperti perasaan lapar dan kesan
pada saat terakhir mengkonsumsi (Lyman, 1989). Dalam memilih makanan
tertentu yang disukai, pengalaman seseorang dapat menjadi landasan yang kuat.
Beberapa faktor lain pemilihan makanan antara lain; enak, menyenangkan, tidak
membosankan, berharga murah, mudah didapatkan dan diolah kembali.
Penampakan produk juga banyak mempengaruhi preferensi dan kesukaan
konsumen (Sanjur, 1982)
Preferensi konsumen berhubungan dengan harapan konsumen akan suatu
produk yang disukainya. Menurut Tjiptono (1997), harapan konsumen diyakini
mempunyai peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk (barang dan
jasa) dan kepuasan pelanggan. Dalam konteks kepuasan pelanggan, umumnya
harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan
diterimanya.

D. RISET PEMASARAN

Riset pemasaran merupakan

pendekatan yang sistematis dan obyektif

untuk mengembangkan dan mengambil informasi guna pengambilan keputusan
didalam manajemen pemasaran (Kinnear dan Taylor, 1995). Riset pemasaran
merupakan kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara
sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data,
pengolahan data dan interpretasi hasil penelitian. Hasil riset pemasaran dapat
dipakai untuk merumuskan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar
(Rangkuti, 1997)

7

1.

Disain Riset

Menurut Kinnear dan Taylor (1995), riset pemasaran dapat dibagi menjadi:
a.

Riset eksploratif
Merupakan riset tahap awal dari proses pengambilan keputusan. Riset
ini coeok diterapkan dalam situasi di mana manajemen sedang menulusuri
permasalahan, mencari gagasan, hipotesis baru atau menginginkan rumusan
permasalahan yang lebih tepa!.

Riset tipe ini diraneang untuk mengadakan

penyelidikan awal dari suatu situasi permasalahan di mana biaya dan waktu
dalam riset ini tidak begitu besar.
b.

Riset Konklusif
Riset ini memberikan informasi untuk mengevaluasi dan menyeleksi
rangkaian tindakan. Disain riset ditandai dengan prosedur riset formal yang
berisi definisi jelas dari sasaran riset dan kebutuhan informasi.

c.

Riset Pemantauan Hasil
Riset ini dibutuhkan apabila rangkaian tindakan telah diseleksi dan
program pemasaran telah diterapkan dengan tujuan mengetahui apa yang
telah terjadi. Riset ini digunakan untuk mengendalikan program pemasaran
sesuai dengan seleksi dan evaluasi yang telah dilakukan.

Riset pada penelitian ini bersifat riset eksploratif Riset ini sebagai langkah
awal dari serangkaian studi yang diraneang untuk menyediakan informasi bagi
pengambilan keputusan. Riset eksploratif dilaksanakan untuk situasi keputusan
di mana terdapat keterbatasan pengetahuan, sehingga disain riset harus bersifat
fleksibel agar peka terhadap hal yang tak terduga dan dapat menerima hal-hal
atau gagasan baru yang sebelumnya tidak diketahui.

2.

Pembnatan dan Pengnjian Knesioner

Kuesioner merupakan salah satu perangkat riset yang dapat digunakan
untuk riset pemasaran dengan menyusun daftar pertanyaan yang tersusun
rapi untuk ditanyakan kepada responden (Supranto, 1977).
Menurut Ancok (1989), sebelum kuesioner sebenarnya disebar, perlu
dilakukan uji pendahuluan untuk menyempurnakan kuesioner yang telah
ada. Hasil kuesioner perlu diuji kekonsistenannya dengan menggunakan uji
reliabilitas data untuk mengetahui apakah alat pengukur tersebut dipercaya
dan dapat diandalkan kebenarannya bila digunakan dua kali untuk mengukur
gejala yang sarna.
Singarimbun dan Effendi (1989), mengatakan bahwa teknik yang
digunakan untuk uji reliabilitas data adalah teknik pengukuran ulang dengan
metode moment product. Rumusnya adalah :

r

=

N( LXY) - (LXLY)
"( (NLX 2 _ (LX)2)(NLy2 _(Ly 2))

Keterangan:
X: pengukuran pertama
Y: pe%'llkuran kedua
N: jumlah pengamatan
Bila nilai r moment product lebih besar daripada nilai korelasi pada tabel
angka kritik nilai r berarti korelasi antara pengujian pertama dengan

pengujian kedua konsisten.
Uji coba kuesioner

diadakan untuk menyempurnakan kuesioner.

Jumlah responden untuk uji coba biasanya sebanyak 30-50 responden dan
dipilih responden yang keadaaannya kurang lebih sarna dengan responden
yang diteliti.

Sampel yang jumlahnya lebih atau sarna dengan

30 dan

9

diambil secara random akan mendekati distribusi normal (Singarimbun dan
Effendi, 1989)
3. Metode Pengumpu1an Data

Menurut Kinnear dan Taylor (1995), ada dua macam penarikan contoh
yaitu penarikan contoh probabilitas dan penarikan contoh non probabilitas.
Pada penarikan contoh probabilitas, setiap unsuf populasi mempunyai
kesempatan yang diketahui untuk terpilih menj adi sampel sedangkan dalam
penarikan contoh non probabilitas, peluang setiap elemen dalam populasi
untuk dapat terpilih sebagai contoh tidak dapat diketahui dengan pasti.
Penarikan contoh probabilitas disebut pula dengan contoh tujuan.
Contoh ini dipilih berdasarkan pertimbangan para ahli bahwa unsur
penarikan contoh tersebut akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan
riset yang sedang dikerjakan.

Dalam penarikan contoh, peneliti secara

eksplisit berupaya memperoleh sampel yang serupa dengan populasi yang
didasari suatu tolak ukur yang sudah ditentukan sebelumnya (Kinnear dan
Taylor, 1995).

E. ANALISIS MUL TIA TRIBUT MODEL FISHBEIN

Model sikap multiatribut dapat digunakan untuk mengetahui hubungan
antara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dengan sikap terhadap
produk berkenaan dengan ciri atau atribut produk.

Salah satu model sikap

multiatribut yaitu model atribut Fishbein (Engel et aI., 1993).
Menurut Mowen (1993), model multiatribut Fishbein mengidentifikasi
bagaimana konsumen mengkombinasikan keyakinan (belief) mereka mengenai
atribut-atribut produk sehingga akan membentuk sikap (atitude) mereka terhadap
berbagai merek alternatif Apabila konsumen memiliki sikap yang mendukung
terhadap suatu merek, maka merek tersebut yang akan dipilih dan dibelinya.
Rumus model Fishbein adalah sebagai berikut :

10

n

L

Ao =

hiei

i= 1
dimana:
Ao

=

sikap terhadap produk

bi

=

kekuatan kepercayaan terhadap atribut ke-i dari obyek

ei

=

evaluasi atribut ke-i

n

=

jumlah atribut yang menonjol

Model ini mengemukakan bahwa atribut dari obyek tertentu didasarkan
pada penjumlahan seperangkat kekuatan kepercayaan terhadap atribut yang
dimiliki oleh obyek (b;) Komponen (ei) yang menggambarkan evaluasi atribut,
diukur secara khas pada sebuah skala evaluasi atribut, yaitu tujuh angka yang
berjajar dari "sangat baik" hingga "sangat buruk" (Mowen, 1993).
Dalam model multiatribut pada penelitian ini digunakan skala lima angka
(+2, +1, 0, -1, -2),

skala tersebut dianggap telah dapat mewakili pilihan

konsumen. Tanda positif dan negatif secara sengaja digunakan untuk melihat
respon positif atau negatif yang diberikan oleh konsumen. Hasil penilaian akan
dianalisis dengan bantuan tabulasi data.
Atribut produk yang diuji adalah atribut yang menjadi konsekuensi yang
menonjol dari sebuah produk ice cream yang telah diidentifikasi sebelumnya
yaitu warna, rasa, aroma, harga produk, dan manfaat produk.

11

III.

METODOLOGI PENELITIAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN

Penelitian mengenai analisis preferensi konsumen terhadap produk Ice
Cream Swensen's (PT. Aneka Satwitra Sari Food) didasarkan atas pemikiran
perusahaan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap produk-produknya,
baik produk baru ataupun produk lama.

Dengan mengetahui preferensi

konsumen diharapkan perusahaan dapat menetapkan langkah-langkah pemasaran
produk selanjutnya yang sesuai dengan preferensi konsumen.
Pada penelitian ini diasumsikan belum pernah ada penelitian yang
mengkaji

preferensi

konsumen terhadap

produk Ice Cream

Swensen's

sebelumnya, sehingga sifat dari penelitian ini lebih ke arah riset eksploratif
Dalam riset ekploratif yang dicari adalah hubungan-hubungan baru antara
variabel-variabel yang akan diteliti.
Kajian ini dilakukan melalui studi pustaka, pengamatan dan penyebaran
kuesioner. Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan model
sikap multiatribut.

Untuk menguji reliabilitas data hasil kuesioner digunakan

teknik pengukuran ulang dengan metode moment product. Kerangka pemikiran
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

B. TATA LAKSANA

Penelitian ini disusun berdasarkan studi kasus di PT. Aneka Satwitra Sari
Food, Jakarta. Penelitian dilakukan terhadap produk ice cream dengan melihat
kesukaan konsumen, atribut produk yang disukai, frekuensi pembelian dan
sebagainya. Selain itu juga dikumpulkan data hasil jawaban kuesioner mengenai
kesukaan terhadap produk ice cream dengan faktor-faktor warna, aroma, manfaat
produk, rasa, dan harga disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan oleh
p erusahaan.

12

Pcncntuan Tuiuan Penelitian

Sludi Pustaka

Identifikasi Variabel yang Akan Diteliti

Pembuatan Kuesioner

Uji Coba Kucsioner

tidak

Ok

ya
Penyebaran Kuesioner

Pcngumpulan Data

Pengolahan Data
Menggunakan Model Sikap Multiatribut

Analisa Hasil dan Penarikan Kesimpulan

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian

1.

Pembuatan Kuesioner

Kuesioner disusun berupa daftar pertanyaan yang jelas dan tidak
disembunyikan bagi pihak responden.

Tipe pertanyaan bervariasi seperti

jawaban bebas dan pilihan. Kuesioner bersifat pertanyaan umum yang meliputi
aspek demografis responden dan perilaku membeli.
Aspek demografis responden diteliti melalui pertanyaan mengenai lokasi
tempat tinggal, usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, pendidikan dan besarnya
pengeluaran pribadi dalam satu bulan. Perilaku konsumen digambarkan dengan
pertanyaan-pertanyaan mengenai frekuensi pembelian per minggu, tempat
pembelian, kondisi pembelian, alasan pembelian, jenis rasa dan kemasan yang
disukai.

2.

Pengujian Kuesioner.

Sebelum kuesioner sebenarnya disebarkan kepada responden dilakukan
pengujian terlebih dahulu dengan pre test yang bertujuan untuk menyempurnakan
kuesioner sebelumnya.

Pre test dilakukan dengan menyebarkan beberapa

kuesioner dan responden yang dipilih adalah responden yang dapat dihubungi
kembali. Uji coba kuesioner dilakukan pada 30 responden. Setelah selang waktu
20 hari, kuesioner disebarkan kembali pada responden yang sarna. Setelah itu
perlu dilakukan uji validitas untuk melihat apakah alat pengukur yang digunakan
telah konsisten. Pengukuran reliabilitas ini dilakukan dengan mengkorelasikan
hasil pengukuran pertama dan kedua menggunakan rum us moment product.

ャセ@

3. Pengambilan Data

Data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari survai konsumen dan data sekunder diperoleh dari PT.

Aneka

Satwitra Sari Food.
Penyebaran kuesioner dilakukan di berbagai lokasi seperti restauran
swensen's, sekolahlkampus, kantor, mal, bioskop, tempat rekreasi, terminal,
stasiun, bandara, pasar dan tempat-tempat lainnya. Pemilihan didasarkan pada
pertimbangan bahwa tempat-tempat tersebut banyak terdapat responden yang
bervariasi tingkat usianya. Jumlah responden diharapkan sebanyak 250 orang
yang berdomisili di wilayah DKI Jakarta dan Bogor.

4. Pengolahan Data

Tahapan kerja pada pengolahan data yaitu: (I) memberikan skor pada
masing-masing jawaban responden, (2) memindahkan data berupa nilai dari
kuesioner ke lembar tabulasi, (3) menghitung nilai total dari masing-masing
faktor, dan (4) memindahan data ke lembar kerja untuk diolah dan dianalisis.
Data mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tindakan pembelian
responden dianalisis secara kualitatif, sedangkan data pengukuran sikap
konsumen dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif menggunakan model
multiatribut Fishbein.
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil pengolahan data, maka dengan
mengaitkan tujuan dan rumusan masalah penelitian yang telah ditetapkan akan
dapat ditarik suatu kesimpulan yang menjadi hasil penelitian.

15

BABIV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A

PENGUJIAN KUESIONER

Data yang dikumpulkan dalam penelitian akan berguna apabila alat ukur
yang digunakan untuk pengumpulan data tersebut memiliki validitas

yang

tinggi. Kuesioner sebagai alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data
dapat diuji validitasnya. Uji validitas

kuesioner

dengan teknik pengukuran

ulang (test retest), yaitu dengan cara menyebarkan kembali daftar pertanyaan
yang sarna kepada sejumlah responden yang sarna pula.

Kuesioner untuk

penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran I.
Uji coba kuesioner dilakukan terhadap 30 responden dengan selang waktu
antara pengukuran kedua tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dengan
pengukuran selama 20 hari. Apabila selang waktu terlalu dekat, maka responden
masih ingat dengan jawaban yang diberikan, sedangkan apabila selang waktu
terlalu lama, kemungkinan dapat terjadi perubahan terhadap fenomena yang
diukur.
Kuesioner yang telah diisi lengkap oleh 30 responden tersebut, kemudian
diuji validitasnya (Apabila nilai korelasi yang diperoleh lebih rendah dari
CI. =

0.050 pada jumlah pengamatan 30 responden, maka pertanyaan tersebut

tidak valid dan disingkirkan). Pertanyaan-pertanyaan yang diukur validitasnya.
adalah pertanyaan-pertanyaan yang merupakan penilaian skala. Dari perhitungan
ini diperoleh nilai korelasi antara tahap uji I dan uji 2 sebesar 0.343 dengan
hipotesis nol r

=

0 dengan hipotesis alternatif

berkorelasi) dan (HI)

Ho

=

0 (uji I dan uji 2 tidak

*' 0 (uji I dan uji 2 berkorelasi) dengan

CI. =

0.050 , maka

dengan nilai 0.049 pada tabel Ho ditolak karena berada dibawah nilai
sehingga uji I dan uji 2 berkorelasi (Lampiran 2),

CI. =

0.050

artinya kuesioner yang

16

digunakan ini cukup terpercaya atau dapat diandalkan sebagai alat pengumpulan
data. Data perhitungan validitas dapat dilihat pada Lampiran 3.

B. KARAKTERISTIK KONSUMEN

Jumlah responden yang ditargetkan dalam penelitian

ini sebanyak 250

responden, yang diharapkan secara keseluruhan responden tersebut pemah
mengkonsumsi produk Ice Cream Swensen's.

Wilayah penyebaran kuesioner

mencakup seluruh wilayah DKI Jakarta dan Bogor.

Dalam pelaksanaannya,

jumlah kuesioner yang disebar melebihi jumlah target, yaitu sebanyak 310
kuesioner.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 257 kuesioner yang dapat diolah,

sedangkan sisanya sebanyak II kuesioner tidak lengkap datanya sehingga tidak
dapat diolah, 20 kuesioner tidak kembali tanpa alasan dan 22 responden yang
mengkonsumsi ice cream, tetapi tidak mengkonsumsi Ice Cream Swensen's
dipisahkan.

Data responden yang mengkonsumsi ice cream tetapi tidak

mengkonsumsi Ice Cream Swensen's dipisahkan karen a tidak dapat digunakan
untuk penghitungan model multiatribut Fishbein.
Dari

257

kuesioner yang dapat diolah datanya menunjukkan bahwa

responden yang terbanyak adalah wan ita terdiri dari 137 orang wanita (53.31 %)
dan 120 orang pria (46.69 %). Dengan adanya pembedaan jenis kelamin ini
diharapkan akan didapatkan jawaban kuesioner yang beragam dan bersifat
obyektif

Pada penelitian ini dapat terlihat bahwa jumlah antara responden pria

dan wanita tidak berbeda nyata, sehingga tidak akan menyebabkan adanya
perbedaan dalam pengambilan keputusan. Tabel jenis kelamin responden dapat
dilihat dalam Tabel I.

17

Tabel1 Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin
Jumlah Persentase
(Orang)
(%)
120
46.69
Pria
Wanita
137
53.31
Total
257
100

Hasil pengamatan terhadap usia responden menunjukkan bahwa kelompok
uSia 20-29 tahun merupakan responden yang terbanyak yaitu 122 orang
(47.47%), kemudian diikuti kelompok usia di bawah 19 tahun sebanyak 59 orang
(22.96%), usia 30-39 sebanyak 32 orang (12.45%), usia antara 40-49 tahun
sebanyak 27 orang (10.51%), usia antara 50-59 sebanyak 16 orang (6.23%) dan
sisanya usia di atas 60 tahun sebanyak 1 orang (0.39). Tingkatan usia responden
yang mengkonsumsi Ice Cream Swensen's dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Tingkat Usia Responden
Usia Responden
Jumlah
Persentase
(tahun)
(Orang)
(% )
59
< 19
22.96
20-29
122
47.47
30-39
32
12.45
40-49
27
10.51
50-59
16
6.23
> 60
1
0.39
Total
100
257

Tingkatan usia antara 20-29 merupakan tingkatan konsumen yang mempunyai
sifat sangat dinamis terhadap berbagai aktivitas-aktivitas di luar Iingkungan
di mana mereka sangat senang untuk mencoba hal-hal yang baru yang dapat
menarik perhatiannya, dan

sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan di

sekitamya seperti iklan.
Survai terhadap latar belakang tingkat pendidikan konsumen dimaksudkan
untuk mengetahui cara responden menanggapi seluruh pertanyaan yang terdapat

18

dalam kuesioner, sehingga data yang diperoleh bersifat obyektif Pertanyaan
mengenai tingkat pendidikan responden diarahkan pada tingkat pendidikan saat
ini (bagi responden yang berstatus pelajar/mahasiswa), tetapi untuk selain pelajar
dan mahasiswa merupakan pertanyaan mengenai tingkat pendidikan akhir (latar
belakang pendidikan). Hasil survai menunjukkan sebagian besar responden yang
memiliki latar belakang pendidikan SMAIsederajat sebanyak 106 orang
(41.25%), 87 orang (33.85%) memiliki latar belakang pendidikan Sarjana,
34 orang (13.23%) memiliki latar belakang pendidikan Diploma, 22 orang
(8.56%) berlatar belakang pendidikan SMP, dan sisanya 2 orang (0 78%) tidak
mempunyai pendidikan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Tingkal Pendidikan Terakhir
Responden
Pendidikan
Jumlah
Persenlase
(Orang)
(% )
Tidak Menjawab
0.78
2
SO
0.00
0
SMP
8.56
22
SMA
106
41.25
01/02/03
13.23
34
S1/S2/S3
87
33.85
Lainnya
2.33
6
Tolal
257
100

Berdasarkan Jems pekerjaan,

responden yang terbesar terdiri dari

pelajar/mahasiswa sebanyak 130 orang (50.58%), kemudian pegawai swasta
sebanyak 54 orang (21.01%), pegawai pemerintah 46 orang (17.90%), ibu rumah
tangga sebanyak 21 orang (8.17%), guru dan wiraswasta masing-masing 2 orang
(0.78%) serta pengacara sebanyak 1 orang dan yang tidak mempunyai pekerjaan
1 orang. Data mengenai jenis pekerjaan dapat dilihat pada Tabel4.

19

Tabel4 Jenis Pekerjaan Responden
Pekerjaan
Jumlah
(Orang)
Pelajar/Mahasiswa
130
54
Pegawai Swasta
Ibu Rumah Tangga
21
Pegawai Pemerintah
46
2
Guru
Wiraswasta
2
1
Pengacara
Tidak Menjawab
1
Total
257

Persentase
(%)

50.58
21.01
8.17
17.90
0.78
0.78
0.39
0.39
100

Persentase survai pengeluaran pribadi dalam sebulan yang terbesar adalah
pengeluaran antara Rp. 500,000-700,000 sebanyak 48 orang (18.68%), kemudian
pengeluaran kurang dari Rp. 200,000 sebanyak 47 orang (1829%) dan
persentase terkecil adalah pengeluaran lebih besar dari Rp. 1,000,000 sebanyak
15 orang (5.84%). Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Pengeluaran Pribadi Responden
dalam Sebulan
Pengeluaran/Bulan
Jumlah
Persentase
(Orang)
(% )
> Rp 1,000,000
15
5.84
Rp. 700,000-1,000,000
45
17.51
Rp. 500,000-700,000
48
18.68
Rp.350,000-500,000
40
15.56
Rp.250,000-350,000
35
13.62
Rp.200,000-250,000
27
10.51