12
Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk keselamatan,
keamanan dan ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan. Pemeriksaan yang dilakukan terhadap kendaraan bermotor meliputi :
1. pemeriksaan persyaratan teknis dan laik jalan;
2. pemeriksaan tanda bukti lulus uji, surat tanda bukti pendaftaran surat
tanda coba kendaraan bermotor dan surat ijin mengemudi. UU No. 14 tahun 1992 tentang LLAJ pasal 16
Selain memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan, setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus yang dibuat dan atau
dirakit di dalam negeri serta diimpor, harus sesuai dengan peruntukan dan kelas jalan yang akan dilaluinya. PP No.43 tahun 1993 pasal 12
Pemeriksaan fisik kendaraan bermotor yang dilakukan di jembatan timbang dilakukan oleh pegawai negeri sipil yang memiliki kualifikasi tertentu di
bidang lalu lintas dan angkutan jalan menggunakan alat timbang berat kendaraan beserta muatannya. PP N0.42 tahun 1993 tentang Pemeriksaan Kendaraan
Bermotor di Jalan
2.2.3 Jenis-Jenis Kendaraan Wajib Timbang
Jenis-jenis kendaraan yang wajib ditimbang di jembatan timbang terdiri dari 7 golongan yaitu sebagai berikut :
Tabel 2.1 Jenis-jenis kendaraan wajib timbang Golongan Jenis Konfigurasi
Sumbu JBI ton
I
pick up 1.1
2,2 – 2,5
II 1.1
4,5 - 5
13
mobil box Golongan Jenis Konfigurasi
Sumbu JBI ton
III
truk 1.2
7,5
IV
truk 1.2
11 - 15
V
truk 1.22
21
VI
truk gandeng 1.2 + 2.2
28
VII 1.2 – 2.2.2
47 -54
14
trailer
Sumber : Hasil Pengamatan 2006
2.2.4 Muatan Kendaraan Bermotor
Menurut Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 1993 tentang Ukuran dan Muatan Kendaraan Bermotor pasal 117
ayat 1dan 2 dan pasal 118 ayat 1 dan 2 : 1.
Jumlah berat yang diperbolehkan dan atau jumlah berat kombinasi yang diperbolehkan untuk kendaraan bermotor, atau rangkaian kendaraan bermotor
dengan kereta gandengan atau kereta tempelan ditentukan oleh pembuatnya berdasarkan :
a. perhitungan kekuatan konstruksi
b. besarnya daya motor
c. kapasitas pengereman
d. kemampuan ban
e. kekuatan sumbu – sumbu
f. ketinggian tanjakan jalan
2. Jumlah berat yang diperbolehkan JBB sebagaimana dimaksud di atas harus
lebih kecil atau sama dengan hasil penjumlahan dari kekuatan masing – masing sumbunya.
3. Jumlah berat yang diijinkan JBI atau jumlah berat kombinasi yang
diijinkan pada setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan atau kereta tempelan, ditentukan berdasarkan:
a. berat kosong kendaraan
b. jumlah berat yang diperbolehkan danatau jumlah berat kombinasi yang
diperbolehkan
15
c. dimensi kendaraan dan bak muatan
d. titik berat muatan dan pengemudi
e. kelas jalan
f. jumlah tempat duduk yang tersedia, bagi mobil bus
4. Jumlah berat kendaraan yang diijinkan maksimum sama dengan jumlah berat
kendaraan yang diperbolehkan bagi kendaraan yang bersangkutan, dan jumlah berat kombinasi kendaraan yang diijinkan maksimum sama dengan jumlah
berat kombinasi kendaraan yang diperbolehkan.
2.2.5 Tata Cara Penimbangan dan Perhitungan Berat Muatan
Menurut KM. 5 Tahun 1995 penimbangan kendaraan beserta muatannya dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :
1. Penimbangan kendaraan beserta muatannya dan penimbangan terhadap
masing-masing sumbu. 2.
Perhitungan berat muatan dilakukan dengan cara mengurangi hasil penimbangan kendaraan beserta muatannya dengan berat kendaraan yang
telah ditetapkan dalam buku uji. 3.
Kelebihan berat muatan dapat diketahui dengan cara membandingkan berat muatan yang ditimbang dengan daya angkut yang diijinkan dalam buku uji
atau plat samping kendaraan bermotor 4.
Kelebihan muatan pada tiap-tiap sumbu dapat diketahi dengan cara membandingkan hasil penimbangan setiap sumbu dengan muatan terberat
pada kelas jalan yang dilalui. 5.
Kelebihan berat muatan atau muatan pada tiap – tiap sumbu sebesar 5 dari yang ditetapkan dalam buku uji, tidak dinyatakan sebagi pelanggaran.
6. Kelebihan muatan untuk masing-masing jenis mobil barang ditetapkan
berdasarkan konfigurasi sumbu yang dapat diberikan Ijin Dispensasi
16
Kelebihan Muatan Mobil Barang setinggi-tingginya sebesar 30 dari daya
angkut yang ditetapkan dalam Buku Uji Berkala.
2.2.6 Kerugian Kelebihan Muatan