Penentuan Tebal Pelat Lantai Pembebanan pada pelat lantai Karakteristik Material Beton Analisis dan Desain Penulangan Pelat Lantai

Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi Dengan Flat Plate – Core Wall Building System IV - 26

4.5.1 Penentuan Tebal Pelat Lantai

Berdasarkan buku “Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Gedung” SNI03-1728-2002 pasal 16.53, ketebalan pelat yang digunakan dalam sistem struktur flat plate biasanya memiliki ketebalan 125-250 mm . Jadi, untuk ketebalan pelat lantai pada gedung ini diambil sebesar t = 250 mm.

4.5.2 Pembebanan pada pelat lantai

Beban yang bekerja pada pelat lantai berupa beban mati dan beban hidup. Menurut Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah Dan Gedung SNI 03-1727-1989, beban mati direncanakan sebesar 100 kgm 2 dan beban hidup sebesar 250 kgm 2 untuk lantai perkantoran dan 400 kgm 2 untuk lantai parkir. Kombinasi pembebanan yang dipakai adalah 120 beban mati ditambah 160 beban hidup. Wt = 1.2 DL + 1.6 LL Dimana : DL = Beban mati berat sendiri struktur. LL = Beban hidup total beban berguna.

4.5.3 Karakteristik Material Beton

Struktur pelat lantai direncanakan dengan menggunakan material beton bertulang dengan mutu beton f’c = 25 MPa K-300 dan mutu tulangan ulir Fy = 400 MPa

4.5.4 Analisis dan Desain Penulangan Pelat Lantai

Dari hasil analisis diperoleh besarnya gaya-gaya dalam dan deformasi struktur sebagai berikut : • Momen arah 1-1 maksimum = 5824,45 kg.mm • Momen arah 1-1 minimum = -7764,72 kg.mm • Momen arah 2-2 maksimum = 5740,20 kg.mm • Momen arah 2-2 minimum = -5099,40 kg.mm • Deformasi vertikal pada pelat 9 Lendutan akibat beban mati = 2,1 mm 9 Lendutan akibat beban hidup = 0,7 mm 9 Lendutan Total = 2,8 mm • Syarat lendutan yang terjadi = = = = 360 10000 360 L δ 27,78 mm Aman Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi Dengan Flat Plate – Core Wall Building System IV - 27 Gambar 4.17. Momen arah 1-1 dan 2-2 pada Pelat Lantai • Perhitungan Tulangan Pelat Lantai Perhitungan luas tulangan pelat lantai yang dibutuhkan menggunakan bantuan dari software SAP2000. Pelat lantai dimodelkan sebagai balok dengan tebal 25 cm, dan lebar 1 m yang menggunakan tumpuan jepit di salah satu ujungnya. Momen dari hasil analisis ditempatkan di ujung yang lain sebagai beban terpusat, untuk menciptakan momen sesuai yang direncanakan. Dari pemodelan struktur seperti itu, dapat diperoleh luas tulangan yang dibutuhkan. ƒ Tulangan arah 1-1 Momen arah 1-1 maksimum = 5824,45 kg.mm Momen arah 1-1 minimum = -7764,72 kg.mm ƒ As dibutuhkan untuk M1-1 maks = 1173 mm 2 m Direncanakan menggunakan tulangan dengan diameter 16 mm. Luas satu tulangan = As 1 = 14 x π x d 2 = 0,25 x π x 16 2 = 201 mm 2 Jumlah tulangan yang dibutuhkan = 1173 mm 2 201 mm 2 = 5,8 Jarak antar tulangan = 10005,8 = 172 mm Sehingga tulangan yang dipakai adalah D16-150 As = 1206 mm 2 ƒ As dibutuhkan untuk M1-1 min = 1589 mm 2 m Direncanakan menggunakan tulangan dengan diameter 16 mm. Luas satu tulangan = As 1 = 14 x π x d 2 = 0,25 x π x 16 2 = 201 mm 2 Jumlah tulangan dibutuhkan = 1589 mm 2 201 mm 2 = 7,9 Jarak antar tulangan = 10007,9 = 126 mm Sehingga tulangan yang dipakai adalah D16-100 As = 2010 mm 2 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi Dengan Flat Plate – Core Wall Building System IV - 28 ƒ Tulangan arah 2-2 Momen arah 2-2 maksimum = 5740,20 kg.mm Momen arah 2-2 minimum = -5099,40 kg.mm ƒ As dibutuhkan untuk M2-2 maks = 1156 mm 2 m Direncanakan menggunakan tulangan dengan diameter 16 mm. Luas satu tulangan = As 1 = 14 x π x d 2 = 0,25 x π x 16 2 = 201 mm 2 Jumlah tulangan yang dibutuhkan = 1156 mm 2 201 mm 2 = 5,75 Jarak antar tulangan = 10005,75 = 173 mm Sehingga tulangan yang dipakai adalah D16-150 As = 1206 mm 2 ƒ As dibutuhkan untuk M2-2 min = 1022 mm 2 m Direncanakan menggunakan tulangan dengan diameter 16 mm. Luas satu tulangan = As 1 = 14 x π x d 2 = 0,25 x π x 16 2 = 201 mm 2 Jumlah tulangan yang dibutuhkan = 1022 mm 2 201 mm 2 = 5,08 Jarak antar tulangan = 10005,08 = 196 mm Sehingga tulangan yang dipakai adalah D16-100 As = 2010 mm 2

4.5 PERHITUNGAN KOLOM

Dokumen yang terkait

“PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT MENGGUNAKAN SAP2000 ”Structural Analysis of Rise Building Using SAP2000 ” - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

“PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT MENGGUNAKAN SAP2000 ”Structural Analysis of Rise Building Using SAP2000 ” - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 11

“PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT MENGGUNAKAN SAP2000 ”Structural Analysis of Rise Building Using SAP2000 ” - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 3

“PERENCANAAN BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI DENGAN SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE – CORE WALL” - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

“PERENCANAAN BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI DENGAN SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE – CORE WALL” - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 11

“PERENCANAAN BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI DENGAN SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE – CORE WALL” - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 3

“PERENCANAAN BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI DENGAN SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE – CORE WALL” - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 3

“PERENCANAAN BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI DENGAN SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE – CORE WALL” - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 62

“PERENCANAAN BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI DENGAN SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE – CORE WALL” - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 2

“PERENCANAAN BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI DENGAN SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE – CORE WALL” - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1