Analisa kuantitatifdan kuantitatif terhadap kredit pegadaan pangan sampai KUD Akhir Pelita III
AllEr/ l ?
ANALISA KUANTITATIF DAN IJ. Kadarsan セQNa・」@
)
Jurusan
( Prof. Dr. Ir. Affendi Anwar)
Tanggal Lulus
\
RIWAYA'r HIDUP
Penulis adalah putra ke empat dari lima bersaudara,
dilahirkan di l'ledan pada tanggal 15 Agustus 1961.
Orang
tua adalah Bustam Ali dan Siti Naimunah.
Pada tahun 1973 lulus dari Sekolah Dasar Lapangan
Mesjid Petang I Jakarta, tahun 1976 lulus dari Sekolah
!>!enengah Pertama Negeri III Jakarta dan tahun 1980 lulus
dari Sekolah Menengah Atas Negeri VIII Jakarta.
Tahun 1980
terdaftar sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor.
Kemudian mengambil Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial ]l;konomi
Pertanian di Fakultas Pertanian.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan tulus hati, penulis menyampailcan penghargaan
dan ucapan terima kasih kepada :
1.
Ibu Halimah W. Kadarsan M.A.ee selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
penulis sejak penulisan Karya Ilmiah I, Karya Ilmiah II
sampai tersusunnya laporan ini.
2.
Pihak Bagian Kredit Koperasi Bank Indonesia, khususnya
Bapak Drs. Irfano Chamra MPA dan Bapak Iping Priyatna
Be lik.
3.
Pihak Bagian Kredit Koperasi Tani dan Nelayan Bank
Rakyat Indonesia, khususnya kepada Ir. Pramono.
4.
Pihak Bagian Pangan Direktorat Jenderal Bina Usaha Koperasi, khususnya Bapak Mustadjab.
5.
Ayah Ibu beserta kakak-kakak, adik dan Lolly atas perhatian, dorongan dan kekhusyu'an dalam berdoa.
6.
Civitas Aeademiea Institut Pertanian Bogor.
Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya.
Amin.
KATA PENGANTAR
Bismilahiirahmaniirahiim
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas rahmat-Nya
sehingga tulisan ini dapat tersusun.
Laporan ini disu-
sun berdasarkan hasil Praktek Lapang di Bagian Kredit
Koperasi Bank Indonesia.
Laporan Praktek Lapang ini berisi tentang pelaksanaan program pengadaan pangan, khususnya melalui KUD.
Selanjutnya pembahasan ditekankan dari segi pembiayaan
pelaksanaan program ini.
Untuk melengkapi tulisan ini,
pengamatan juga dilakukan di instansi/lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program ini yaitu BRI, Departemen
Koperasi, BULOG, dan KUD, untuk kemudian merumuskan
masalah-masalah yang ada dalam pelaksanaan program pengadaan pangan tersebut.
Penulis menyadari akan keterbatasan waktu serta kemampuan yang ada, sehingga laporan ini tidak terlepas
dari kekurangan atau kekeliruan.
Untuk itu penulis meng-
harapkan saran dan kritik dari pembaca.
Semoga Laporan Praktek Lapang ini dapat berguna bagi
mereka yang memerlukannya.
Bogor, Desember 1984
Penulis
DAFTAR lSI
Hal am an
I.
II.
III.
IV.
KATA PENGANTAR •••••••••••••••••••••••••••
i
DAFTAR TABEL •••••••••••••••••.•••••••••••
iv
DAFTAR GAMBAR ••••••••••••••••••••••••••••
v
PENDAHULUAN ••••••••••••••••••••••••••••••
1
1.
Umum ••••••••••••••••••••••••••••
1
2.
Latar Belakang ••••••••••••••••••
2
3.
Tujuan dan Kegunaan Praktek La-
KERANGKA PEMIKIRAN
4
•••••••••••••••••••••••
6
1.
Tinjauan Teoritis •••••••••••••••
6
2.
Metodologi ••••
! •••••••••••••••••
PENGADAAN PANGAN DALAM NEGERI MELALUI KUD
10
12
1.
Tujuan dan Pola Pengadaan •••••••
12
2.
Pelaksanaan Pengadaan •••••••••••
14
PENYALURAN DANA KREDIT PENGADAAN PANGAN
MELALUI KUD •••••••••••••••••••••••••
17
1.
Kredit Kepada KUD •••••••••••••••
19
2.
Kredit Kepada Pusat Koperasi Unit
Desa (PUSKUD) ••••••••••••••
36
Kredit Kepada BULOG •••••••••••••
39
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN ••••••••••••••
43
1.
Perhitungan Bunga Kredit Oleh BRI
43
2.
Tunggakan Kredit ••••••••••••••••
44
Penyisihan Dana •••••••••••••••••
47
3.
V.
pang •••••••••••••••••••••••
4.
Kerjasama Antara KUD dengan Swasta/Tengkulak •••••••••••••••
50
Halaman
VI.
. . . . . ... . . . . . . . . . . . . .
1. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Saran-Saran . . . . . . . . . . . .. . . . . . ...
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
LAMPI RAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
KESIMPULAN DAN SARAN
52
52
53
56
58
DAFTAR TABEL
Nomor
1.
2.
3.
4-.
Hal am an
Perbandingan Antara KUD Yang Diplafonkan Dalam
Pengadaan Pangan Dan 3umlah KUD Yang Merealisir Pembelian Dalam Setiap Akhir Pengadaan Sejak Tahun 1973/74- sid 1983/84- •••••
32
Perkembangan Turn Over Kredit Pengadaan Pang an
Kepda KUD dari tahun 1973/74- - 1983/84- •••
33
Perbandingan Pembayaran Tunai dengan SPP atas
Kredit Pengadaan Pangan Kepada KUD dari
tahun 1973/74- - 1983/84- ••••••••••••••••••
35
Posisi Fisik Pengadaan Pangan Dalam Negeri Pembelian, Penjualan Ke BULOG dan Pasaran Umum Sejak Tahun 1973/74- sid 1983/84- ••••••
37
5.
Perkembangan Tunggakan Kredit Pengadaan :Oangan
Kepada KUD dari tahun 1973/74- - 1983/84-
6.
Perincian Penyisihan Dana KUD Untuk Tahun Pengadaan 1984/85 ••••••••••••••••••••••••••
47
Lampiran
1.
Harga Dasar - Absolut dan Indeks 1969/70 1981 ••••••••••••••••••••••••••••.•.••••••
2.
3.
61
Persyaratan Kualitas Beras Pengadaan Dalam Negeri BULOG •••••••••••••••••••••••••••••••••
62
Persyaratan Kualitas Gabah Pengadaan Dalam Negeri BULOG •••••••••••••••••••••••••••••••••
63
DAFTAR GAr1BAR
Nomor
Balaman
Teks
Kurva Mekanisme Terjadinya Barga Pasar Gabah
atau Beras Serta Barga Dasar •••••••••••
6
2.
t1ekanisme Barga Pasar dan Barga Maksimum ••••
8
3.
Mekanisme Penyaluran dan Pelunasan Kredit dengan Menggunakan SPP dan Uang Tunai ••••
29
1.
Lamp iran
1.
Mekanisme Pembiayaan Pengadaan Pang an Dalam
Negeri Melallui KUD Sebelum Tanggal 2
April 1984 ••••••••••••••••••••••••••••
2.
59
Mekanisme Pembiayaan Pengadaan Pangan Dalam
Negeri Melalui KUD Setelah Tanggal 2
April 1984 ••••••••••••••••••••••••••••
60
I.
1.
PENDAHULUAN
Umum
Program Bimbingan Masal (BH1AS) yang telah dikem-
bangkan sejak Pel ita I yang kemudian diikuti oleh program
intensifikasi lainnya, adalah program nasional dalam usaha intensifikasi penanaman padi dengan tujuan menaikkan
tingkat produksi beras nasional sambil sekaligus meningkatkan pendapatan petani padi.
Untuk menjamin petani
dalam memperoleh kenaikkan pendapatan tersebut, pemerintah RI menetapkan suatu kebijaksanaan harga dasar bagi
beras/gabah kering giling.
Kebijaksanaan terse but ter-
tuang dalam Inpres Nomor 2 tahun 1973 tanggal 14 Maret
tentang pengadaan dalam negeri untuk keperluan stok nasional yang maksudnya adalah :
1) Apabila harga pasar jatuh dibawah harga dasar,
KUD harus membeli padi/gabah dari petani dengan
harga dasar dan kemudian gabah atau berasnya
dijual kepada pemerintah.
2) Bila harga padi/gabah tersebut di pasaran umum
di atas harga dasar, maka KUD membeli padi/gabah
dari petani dengan harga pasar dan dapat dijual
ke pasaran umum.
Saluran yang digunakan selama ini dalam pengadaan/
pembelian bahan pangan ini adalah :1
1/ Anonim.
1981. Kumpulan Bahan Kuliah Dibidang Kredit,
Import dan Eksport. Bank Indonesia, Jakarta. Ralaman 17.
2
1) Pengadaan dan pembelian bahan pangan untuk pemerintah dilakukan oleh Badan Urusan Logistik
(BULOG) •
2) BULOG melakukan pembelian dari :
- KUD, badan ini membelinya dari petani.
- Perusahaan penggiIingan/huIIer non KUD.
'lengingat bahwa pengadaan/pembelian bahan pangan
meIaIui KUD merupakan program nasional dan dijamin oleh
pemerintah, maka untuk melaksanakan program ini pemerintah memberikan fasilitas kredit kepada KUD dengan ketentuan dan syarat kredit serta eara penilaian yang agak
berbeda dengan pemberian kredit Iainnya.
Kebutuhan akan kredit ini diperkirakan akan meningkat pada waktu-\vaktu mendatang sesuai dengan makin meningkatnya jumlah gabah/beras yang harus dibeli oleh KUD untuk menjaga stabilitas harga pada tingkat yang telah ditentukan.
Situasi ini mengharuskan pemerintah untuk me-
ningkatkan dana kredit agar peningkatan produksi juga
dapat diikuti dengan peningkatan pendapatan petani.
2.
Latar Belakang
Usaha peningkatan produksi padi di Indonesia
ー。、セ@
dasarnya dilakukan dengan dua eara yaitu Intensifikasi
dan Ekstensifikasi.
Intensifikasi mulai dilaksanakan
sejalc tahun 1960-an melalui program BHIAS yang berpengaruh positif terhadap produksi padi.
Program Intensifikasi
BD1AS, yang menganjurkan pengelolaan tanaman yang lebih
3
baik, bersamaan dengan penambahan penggunaan pupuk dan
insektisida di lahan beririgasi, yang ditanami dengan benih baru dan sangat responsif terhadap pupuk, telah menyebab:!emberikan jaminan imbalan yang layak kepada para
petani produsen padi untuk hasil produksinya, sehingga petani akan lebih bergairah dalam meningkatkan produksi dan sekaligus terwujud pulalah
peningkatan pendapatan para petani produsen terbut.
2) Menyediakan stok beras bagi pemerintah untuk :
a.
Pembagian beras bagi golongan anggaran dan
perusahaan-perusahaan milik negara.
b.
Keperluan Operasi Pasar guna rnenjamin tingkat
harga beras yang layak bagi konsumen.
Bagi Indonesia yang masih mengimpor beras, usaha peningkatan produksi melalui kebijaksanaan harga (Harga Dasar) sangat penting karena dapat berperan sebagai subsitusi impor, dimana dengan meningkatnya produksi beras
dalam negeri diharapkan dapat mengurangi kebutuhan impor
beras Indonesia.
Pada dasarnya kebijaksanaan pengadaan
pangan dalam negeri bertujuan untuk rnelindungi produsen
1/ BULOG.
Instruksi KA BULOG No. INS 01/01/1984 Tentang
Tatacara Pelaksanaan Pengadaan Pang an Dalam Negeri
1'1elalui KUD.
13
dan konsumen beras.
Kebijaksanaan harga dasar untuk me-
lindungi produsen dari jatubnya harga gabab/beras terutarna pada waktu panen, sedang kebijaksanaan stok nasional
untuk operasi pasar bertujuan untuk melindungi lconsumen
dari tingginya harga beras pada musim paceklik.
Pols pengadaan pangan yang selama ini dilakukan ada--_
lab .1)
1) Pengadaan ga bah dan beras dilakukan 01 eh BUI,OG
melalui KUD.
2) Kecuali menjual gabab dan beras kepada BULOG,
KUD dapat pula :
a.
Menjual padi/gabab kepada perusahaan penggilingan padi besar/kecil (Non KUD).
b.
r-1enjual beras secara langsung untuk keperluan
pasaran umum.
3) Para petani prod us en dapat secara bebas menjaal
padi atau gabahnya kepada :
a.
KUD atau
b.
Perusahaan-perusahaan penggilingan padi besar/
kecil (Non KUD).
Dilibatkannya KUD dalam program pengadaan pangan nasional adalah untuk lebih meningkatkan peranan KUD sebagai
pendukung utama sektor ekonomi pedesaan.
Dalam pola penga-
daan ini terlihat baht-,a kepada KUD atau petani diberikan
1/ Ibid.
14kebebasan untuk menjual atau tidak menjual hasil produksinya kepada BULOG.
Sebagai stabilisator harga gabah/
beras, BULOG melaksanakan pembelian gabah/beras dalarn
jumlah berapa saja sepanjang harga pasaran sama atau lebih rendah dari harga pembelian (harga dasar) yang diteDengan tidak 、ゥ「セエ。ウョケ@
tapkan pemerintah.
belian gabah/beras,
セulog@
jumlah ー・セᆳ
dapat menyerap seluruh kelebihan
penawaran gabah/beras yang harganya berada dibawah atau
sarna dengan harga dasar, sehingga jatuhnya harga gabah/
harga dasar pada waktu musim panen dapat
「・イ。ウZNセャゥキィ@
diatasi. .
2.
Pelaksanaan Pengadaan
Pengadaan pangan melalui KUD
、ゥセ。ォオョ@
di daerah-
daerah produksi gabah/beras di seluruh Indonesia, dim ana
penyerahan barang oleh KUD dapat dilakukan di gUdang-gudang SUB DOLOG atau di tempat-tempat pengumpulan (umumnya
di luar Jawa dan Bali) bila lokasi KUD terlalu jauh dari
jangkauan operasi DOLOG/SUB DQLOG, dengan ketentuan minimum 50 ton setiap kali penyerahan.
Jenis bahan pangan yang dibeli dari KUD adalah gabah
kering giling dengan komponen utarna kualitas yaitu kadar
air 14- persen dan butir hampa maksimum 3 persen, sedang
beras adalah beras giling kualitas I B (Medium) dengan
komponen utama kualitas yaitu derajat sosoh minimum 90
persen, kadar air maksimum 14- persen dan butir patah maksimum 35 persen.
Untuk pengadaan beras giling selain
15
kualitas I B, hanya boleh dibeli dengan izin khusu dari
KA BULOG.Penentuan standar kualitas ini sangat penting
bagi BULOG, karena gabah/beras yang dibelinya akan
、ゥッセ@
lah kembali dan disimpan untuk jangka waktu yang cukup
lama.
Harga pembelian gabah dan beras oleh DOLOG/SUB DOLOG
ditetapkan di tingkat KUD tanpa alat pembungkus, karena
alat pembungkus (karung dan tali goni) disediakan oleh
BULOG.
Harga pembelian di tingkat KUD ini berarti ong-
kos angkut dari KUD ke tempat penyerahan barang (gudang
DOLOG atau Tempat Pengumpulan) diganti oleh BULOG.
Peng-
gantian tersebut hanya berlaku untuk gabah/beras yang diterima oleh BULOG (sesuai dengan standar mutu yang telah
ditetapkan).
Bila gabah/b'eras tersebut ditolak, biaya
angkutan gabah dari KUD ke tempat penerimaan barang diganti satu kali jalan saja (tidak pulang balik), sedang
untuk angkutan beras yang ditolak tidak diganti.
Pembelian bahan pangan melalui KUD dilakukan dengan
membuat kontrak perjanjian jual beli antara KUD dengan
DOLOG/SUB DOLOG untuk sejumlah bahan pangan yang akan
dijual oleh KUD yang bersangkutan kepada DOLOG/SUB DOLOG,
baik secara bertahap maupun sekaligus.
Dalam hal ini
tidak diberikan uang muka kepada KUD yang bersangkutan,
sehingga bilamana kontrak tersebut akhirnya tidak dapat
diselesaikan oleh KUD, DOLOG/SUB DOLOG juga tidak perlu
menuntut ganti rugi kepada KUD tersebut.
Dengan tidak
16
adanya kewajiban untuk memenuhi kontrak, KUD tersebut
bebas menjual gabah/berasnya ke pasaran umum bila harganya lebih tinggi dari harga dasar.
Cara pembayaran kepada KUD oleh DOLOG/SUB DOLOG
dilakukan dengan Sur at Perintah Pembayaran (SPp).
juan utama dari
ー・ョァセオ。@
Tu-
SPP adalah untuk mengurangi
banyaknya uang tunai berada di KUD, karena bila pembayaran gabah/beras oleh DOLOG dilakukan dengan uang tunai dikhawatirkan akan disalah gunakani:dan mengakibatkan
pengembalian kredit terhambat.
Setiap SPP yang akan di-
serahkan ke Kanca BRI harus dilampiri dengan :
1) Sertifikat survai dari surveyor.
2) Tanda Bukti Penerimaan Barang dari Kepala Gudang
DOLOG/SUB DOLOG.
3) Legalisasi sertifikat survai dan Tanda Bukti Penerimaan Barang dari Kepala DOLOG/SUB DOLOG.
Berdasarkan SPP ini Kantor Cabang (Kanca) BRI akan
mengkreditir baki deb.et rekening kredit pengadaan pangan
KUD yang bersangkutan dan mendebetkannya pede baki debet
rekening kredit BULOG.
IV.
PENYALURAN DANA KREDIT PENGADAAH PAHGAN
MELALUI KUD
Seluruh pembiayaan untuk pengadaan pangan dalam negeri diberikan dalam bentuk kredit.
Dana kredit ini di-
sediakan oleh Bank Indonesia (BI) dan disalurkan melalui
Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Dipilihnya BRI sebagai Bank
Pelaksana dalam penyaluran kredit pengadaan pangan adalah
karena BRI mengutamakan tugasnya bagi sektor pertanian
dan Koperasi.
Adapun kredi t-kredi t kepada Koperasi yang
ditunjang oleh Kredit Likuiditas (KL) BI adalah :1)
1) Kredit kepada Koperasi dalam rangka pengadaan barang-barang berprioritas tinggi yaitu untuk pengadaan pangan, palawija, tebu rakyat, dan eengkeh.
2) Kredit kepada Koperasi untuk diteruskan kepada
anggota-anggotanya dalam jumlah yang tidak melebihi Kredit Investasi Keeil (TaK) atau Kredit
Modal Kerja Permanen (KMKP) untuk masing-masing
anggota.
3) Kredit Investasi kepada Koperasi sampai dengan
Rp 75 juta,-.
セI@
Koperasi sebagai golongan ekonomi lemah dimungkinkan untuk mendapatkan kredit modal kerja sampai Rp 75 juta,-.
Untuk butir 1, 2 dan 3 lihat Surat sdaran (SE) BI No
16/1/UI0J tanggal 1 Juni 1983, untuk butir 4 lihat
SE BI No 17/2/UKK tanggal 30 r·1ei 1984.
18
Untuk keempat macam kredit kepada Koperasi diatas,
suku bunga dan syarat-syarat kreditnya ditetapkan oleh
BI.
Untuk kredit pengadaan pangan kepada KUD berdasarkan
SE BI No 16/1/UKU tanggal 1 Juni 1983 syarat-syarat kreditnya adalah sebagai berikut :
1) Bunga kepada nasabah (KUD)/tahun
12 persen
2) Persentase minimal dana sendiri
:
0 persen
3) Dana KL BI
:
90 persen
4-) Dana BRI
: 10 persen
5) Bunga KL
:
3 persen
6) Tidak dikenakan provisi !credit
7) Tidak dikenakan bea meterai 1 permil, tetapi
hanya dikenakan bea meterai umum IqJ 25,-.
8) Jangka waktu kredit adalah 12 bulan.
Sedangkan syarat-syarat kredit sebelum tanggal 1 Juni 1983
adalah :
1) Bunga kepada nasabah (KUD)/tahun
9 persen
2) Persentase minimal dana sendiri
0 persen
100 persen
3) Dana KL BI
0 persen
4-) Dana BRI
5) Bunga KL
:
3 persen
6) Tidak dikenakan provisi kredit
7) Tidak dikenakan bea meterai 1 permil, tapi hanya
bea meterai umum IqJ 25,-.
8) Janglea I-laktu kredit adalah 1.? bulan.
19
Jadi semenjak tanggal 1 Juni 1983, BRI turut menyediakan dana sebesar 10 persen dari kebutuhan kredit. Adanya be ban dana ini juga diikuti dengan peningkatan beban bunga kepada KUD dari 9 persen menjadi 12 persen,
atau bunga efektif yang diperoleh BRr meningkat dari 6
persen menjadi 9 persen, sedang untuk beban bunga dari
dana BRI (yang 10 persen) diterima seluruhnya oleh BRr
sebesar 12 persen.
Dalam pelaksanaan pengadaan pangan melalui KUD ini,
ada tiga badan/lembaga yang mendapat kredit yaitu :
1) Kredit kepada KUD
2) Kredit kepada PUSKUD
3) Kredit kepada BULOG
Kredit kepada KUD dan PUSKUD digunakan untuk melakukan pembelian gabah/beras dari petani, sedang kredit
kepada BULOG digunakan untuk melakukan pembelian dari
KUD atau PUSKUD dengan atas nama KUD dan pembelian dari
non KUD melalui Satuan Tuga Pembelian (SATGAS).
Jadi
kred;t kepada ketiga lembaga ini merupakan satu rangkaian
yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pengadaan
pangan.
Berikut ini akan dijelaskan masing-masing kredit
tersebut.
1.
Kepada KUD
fセ・、ゥエ@
Kredit pengadaan pangan kepada KUD merupakan kredit
modal kerja untuk melakukan pembelian gabah/beras dari
petani.
Adapun syarat-syarat KUD yang bisa mendapatkan
20
kredit untuk tahun pengadaan 1984/85 adalah :1)
1) Prioritas kredit diberikan kepada KUD yang telah
melunasi kredit pengadaan pangan tahun-tahun
sebelumnya yaitu :
a.
Kredit pengadaan gabah/beras tahun 1980/81,
1981/82, 1982 dan
b.
QYXSOセ[@
Kredit pengadaan jagung tahun 1978/79 dan
1979/80;
」セ@
Kredit pengadaan palawija tahun 1979/80,
1980/81, 1981/82 dan 1982/83.
2) KUD yang belum pernah menerima fasilitas kredit
dari BRI, dapat diberikan kredit pengadaan gabah/
beras apabila menurut pertimbangan Bank dan rekomendasi Kepala Kantor Departemen Koperasi Kabupaten/Kodya dinilai memenuhi syarat/layak.
3) KUD yang belum pernah menerima kredit pengadaan
pangan ataupun pengadaan palawija dari BRI tetapi
telah mendapatkan kredit lain dari BRr dan kredit
tersebut dinilai lancar, dapat memperoleh kredit
pengadaan gabah/beras setelah mendapatkan rekomendasi dari Kepala Kantor Departemen Koperasi/
Kodya.
4) KUD yang masih mempunyai sisa kredit pengadaan
pangan setu tahun pengadaan sebelumnya, dapat
Departemen Koperasi. Lampiran Burat Direktur Jenderal
Bina Usaha Koperasi No 16/BUK/I/1984 Tanggal 24 Januari
1984 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan dan Penjualan
Gabah/Beras oleh KUD Tahun 1984/85.
21
diberikan lagi dengan syarat :
a.
Jumlah
セ。ウゥョァMュ@
sisa kredit pengadaan
gabah/beras, jagung dan palawija tidak lebih
dari 5 persen terhadap maksimum CO (plafon).
b.
Jumlah masing-masing aisa kredit antara 5 10 persen dari maksimum CO, asalkan jumlah
sisa kredit tersebut terjamin oleh sisa
stok barang (gabah/beras atau palawija) yang
cukup dan/atau piutang lancar yang mudah
ditagih (likwid).
5) RUD yang masih mempunyai sisa kredit satu tahun
pengadaan sebelumnya akibat penyelewengan oknum
pengurus/pelalcsana KUD atau akibat kesalahan fihalc ketiga, asalkan telah mendapat pengakuan dari yang bersangkutan dan telah dilakukan tindakan
pengamanan dan pemecatan dari oknum-oknum yang
bersalah, maka KUD tersebut dapat pula memperoleh
pelayanan kredit pengadaan gabah/beras setelah
memperoleh persetujuan dari Ka Kankop.
Dalam
hal ini sisa kredit yang telah diselewengkan itu
tetap harus dibayar/dicicil oleh KUD yang bersangkutan, untuk mana dapat dipertimbangkan penjadwalan kembali cicilan.
6) KUD yang masih mempunyai sisa pinjaman pengadaan
pangan tahun 1973/74 sampai dengan tahun 1979/80
yang menurut penilaian Kepala Kantor Cabang BEI
22
dan Kepala Kantor Koperasi :\abupaten masih beritikad baik, dapat dipertimbangkan untuk diberikan
kredit pengadaan gabah/beras tahun 1984/85 dengan
catatan bahwa sisa pinjaman tersebut dijadwalkan kembali pelunasannya.
Dalam hal ini KUD
yang dinyatakan beritikad baik adalah :
a.
rienurut analisa keuangan ada kemungkinan/kemampuan dari KUD yang bersangkutan dapat
membayar kembali kredit pengadaan gabah/beras
tahun 1984/85 sesuai dengan ketentuan jangka
waktu kreditnya.
b.
Karakter pengurus KUD yang akan menerima kredit mempunyai rasa tanggung jawab yang besar
dan nyata terhadap kredit yang baru maupun
yang lama, artinya disamping sanggup akan
melunasi kredit baru bersedia juga mengangsur
tunggakan kredit lama sesuai dengan kemampuan
keuangan KUD yang bersangkutan.
Untuk mendapatkan kredit pengadaan pangan, I(uD menyerahkan permohonan kredit kepada Kepala Kantor Koperasi
Kabupaten/Kodya untuk mendapatkan rekomendasi, untuk selanjutnya diteruskan kepada Kantor Cabang (Kanca) BRI
setempat.
Kanca BRI selanjutnya meneliti dan menganali-
sa permintaan kredit sebelum memutuskan pemberian kredit.
Bila permohonan kredit diterima, KUD yang bersangkutan
selanjutnya membuka CO (Credit Overeenkomst : persetujuan
23
meminjam uang) di Kanca BRI yang bersangkutan.
Kredit pengadaan pangan kepada KUD merupakan kredit
modal kerja, yang salah satu sifatnya adalah perputaran
dana (turn over).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pa-
da contoh berikut
Pada tahun pengadaan 1983/84-, KUD "Suka Maju" menerima kredit pengadaan pangan dengan plafon
セ@
10 juta,-.
Penarikan pertama KUD ini atas kredit pengadaan pangan
sebesar
セ@
6 juta,-, berarti KUD ini masih mempunyai "Ke-
longgaran Tarik" sebesar Rp
lj.
juta,- yaitu selisih antara
plafon dengan penarikan kredit.
Untuk selanjutnya KUD
ini melakukan penarikan kedua sebesar
セ@
3 juta,- yang
kemudian diikuti dengan penyetoran dengan SPP sebesar
セ@
4- juta,-, yang berarti KUD ini masih mempunyai kelonggaran tarik
セ@
5 juta,-.
KUD ini masih dapat melakukan
penarikan kredit lagi sepanjang jumlahnya tidak melebihi
kelonggaran tarik.
Keadaan tarik-setor ini berlangsung
terus sampai habis jangka waktu kredit yaitu selama 12
bulan.
Adapun gambaran sementara perputaran kredit KUD
IfSuka r·Jaju lf adalah sebagai berikut :
Posisi Kredit
KUD IfSuka Haju"
D
1. Rp 6 juta
2. Rp 3 juta
c
1. '?p 4- juta
24
dim ana :
1.
Perputaran Kredit (Turn Over)
=
Jumlah kumu]atit mutasi debet
Platon kredit
2.
Kelonggaran Tarik = Platon kredit - Hutang pokok
3.
Hutang Pokok
=
Jumlah kumulatif mutasi debet - Jumlah kumulatif
mutasi kredit
Dari penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa selama
janglea waktu satu tahun, kealetifan rekening dalam mutasi
debet/kredit secara aleumulatif dapat beberapa kali dari
plafon kredit.
Keaktifan rekening sangat tergantung se-
kali dari keaktifan KUD melakukan pembelian gabah/beras
dari petani dan menjuaInya ke DOLOG/SUB DOLOG untuk mendapatkan SPP sebagai pembayaran kredit atau dengan menjuaInya ke pasaran umum untuk mendapatkan uang tunai
sebagai pembayaran kredit untuk mendapatkan kelonggaran
tarik yang Iebih besar atau untuk pelunasan kredit.
Bila terjadi peningkatan permintaan kredit oleh
rum,
karena leenaikkan pembelian sebagai akibat dari naiknya
kuantum atau harga pembelian yang melebihi plafon kredit
KUD, maka hal ini diatasi dengan mengalokasikan dana kredit dari KUD lain pada Kabupaten yang sarna.
Bila tidak
bisa, maka dilakukan pergeseran alokasi dalam propinsi.
Bila tidak memungkinkan juga, pengalokasian dana dilakukan antar propinsi.
Jika secara nasional permintaan
kredit meningkat, BRI mengajukan permohonan penambahan
25
penambahan plafon kredit pengadaan pangan kepada Bank
Indonesia.
Di tingkat nasional, permohonan plafon kredit pengadaan pangan diajukan oleh Departemen Koperasi kepada Kantor Pusat BRI.
Sebagai jaminan kredit, Departemen Koperasi
memohon jaminan pemerintah kepada Departemen Keuangan
dalam hal ini Bendahara Umum Negara (BUN).
Adapun jaminan
pemerintah ini berupa pembagian resiko tunggakan kredit
ditanggung 50 persen oleh Pemerintah, 25 persen oleh
Bank Indonesia dan 25 persen oleh Bank Rakyat Indonesia.
Berdasarkan permohonan kredit dari Departemen Koperasi
BRI mengajukan permohonan kredit likuiditas kepada BI.
Analisa KL oleh BI dilakukan atas dasar "Performance"
kredit pengadaan pangan tahun-tahun yang lalu dan disesuaikan dengan rencana pengadaan tahun yang bersangkutan.
Analisa "Performance" kredit ialah dengan melihat persentase realisasi penarikan kredit terhadap plafon yang disediakan dari beberapa tahun pengadaan.
Berdasarkan ni-
lai rata-rata dari persentase ini, misalkan hanya 85 persen dari plafon kredit yang digunakan, maka BI hanya menyediakan 85 persen dari plafon kredit yang diajukan
oleh BRr.
Selain analisa "performance" kredit, BI juga menganalisa permohonan kredit dengan membandingkan jumlah kebutuhan kredit dengan rencana pengadaan pada tahun yang
bersangkutan dengan perhitungan sebagai berikut :
26
Kebutuhan Kredit Likuiditas
=
100/65 x Pp x Hd x 1/TO x 0.9
Keterangan :
100/65 = Nilai konversi beras terhadap gabah
Pp
= Rencana pengadaan (ton equivalen beras)
Hd
= Harga dasar gabah kering giling
TO
= Turn Over (kali)
0.9
= Bagian pembiayaan BI (90 persen)
HセOエッョI@
Setelah kredit dianalisa dan disetujui, BI menyediakan dana kredit.
Kredit hanya bisa dicairkan bila warkat-
warkat kredi t telah diselesaikan.
\'larkat-warkat kredi t
ini terdiri dari :1)
1) Akte F (Akte pokok)
2) Tambahan akte F, yang digunakan apabila ada penam-
bahan atau pengurangan plafon.
3) Adendom, apabila ada perubahan jangka waktu, suku
bunga dan lain-lain.
4) Tindasan Surat Penegasan Kredit (SPK) yang telah
ditandatangani oleh BRI.
5) Surat jaminan (Aksep) yaitu sur at pengakuan hutang.
6) Jaminan tambahan berupa "Risk Sharing" yaitu ja-
minan pemerintah dengan pembagian resiko tunggakan
a.
Pemerintah 50 persen
bo
BI
25 persen
c.
BRI
25 persen
11 Keterangan lisan Iping Priyatna, pejabat bagian Kredit
Koperasi Bank Indonesia, Jakarta.
27
Adanya jaminan pemerintah bagi kredit ini, karena
Koperasi masih memerlukan bantuan untuk bisa mendapatkan
kredit.
Jangka waktu kredit pengadaan pangan menurut
ketentuannya adalah 12 bulan, tapi jangka waktu ini dapat diperpanjang 12 bulan lagi.
Setelah perpanjangan
waktu ini habis, perhitungan bunga dihentikan.
Atas da-
sar baki debet KUD setelah perpanjangan waktu, kredit dianggap macet.
Untuk mengatasi kredit macet ini, jaminan
pemerintah dicairkan berdasarkan pembagian resiko diatas.
kredit macet ini telah dilunasi oleh jaminan peセQ・ウォゥーオョ@
merintah, kepada KUD yang bersangkutan tetap diwajibkan
untuk membayar tunggakan kredit beserta bunganya.
l1ekanisme penarikan KL oleh BRI sarna seperti penarikan
kredit oleh KUD yaitu dengan sistim tarik dan setor.
lah pelimpahan/dropping
Jum-
KL pertama kali sesuai dengan
permintaan BRI, maksimum sebesar plafon kredit.
Untuk
dropping selanjutnya disesuaikan dengan kelonggaran tariknya.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pembayaran hasil
penjualan gabah/beras KUD kepada DOLOG/SUB DOLOG dilakukan dengan SPP.
Untuk melunasi/mencicil kredit, KUD
menyerahkan SPP ini ke Kanca BRI.
Selain pembayaran kre-
dit dengan SPP, KUD dapat juga melakukan pembayaran dengan uang tunai apabila KUD rnelakukan penjualan gabah/
beras ke pasaran umum.
Adapun gambaran penyaluran, pe-
l unasan, dan pencairan jami:;an pemerintah atas kredit pengadaan pangan untuk KUD akan dijelaskan dibawah ini.
28
Gambaran Secara Umum Penyaluran dan Pelunasan Kredit
1.1.
l1isalkan untuk satu tahun pengadaan pangan, BRI melakulean penarikan KL dari BI sebesar Rp X, untuk selanjutnya
kredit ini disalurkan oleh BRI leepada KUD berupa leredit
langsung untule modal kerja KUD dalam melakukan pembelian
dari petani.
Gabah/beras hasil pembelian KUD dijual lee-
pada DOLOG dengan SPP sebagai bukti pembayaran.
SPP ini
selanjutnya diserahkan kepada Kanca BRI sebagai pelunasan/
pembayaran kreditnya.
Satu hari sejak penerbitan SPP oleh
DOLOG hutang KUD berpindah menjadi hutang BULOG.
Bila KUD
melakukan pembayaran dengan tunai, maka BRI langsung
mengkreditir baki debet rekening KUD yang bersangkutan.
Pembayaran leredit dengan tunai ini tidale ada sangkut pautnya
dengan rekening BULOG, karena KUD menjual gabah/beras lee
pasaran umum bukan leepada DOLOG.
Untule memperjelas kete-
rangan diatas dapat dilihat pada gambar 3 di halaman berikut.
1.2.
Mekanisme Pencairan Jamipan Pemerintah Atas Kredit
Pengadaan Pangan Kepada KUD
Jangka
セャ。ォエオ@
kredit pengadaan pangan adalah 12 bulan
dan dapat diperpanjang selama 12 bulan lagi.
Bila setelah
perpanjangan waletu telah habis, .dan kredi t belum lunas,
perhitungan bunga dihentikan.
Untuk mengatasi tunggakan
ini, BRI mengajulean "claim" kepada Departemen Keuangan
untuk pencairan jaminan pemerintah.
Jumlah tunggakan
29
Gambar 3.
Mekanisme Penyaluran dan Pelunasan Kredit
dengan Menggunakan SPP dan Uang Tunai
Rekening ICL BRI/Penampungan SPP BULOG
Rekening KL BRI/Pengadaan Pangan Melalui KUD
c
D
c
D
x
t
x
I
X'
t
I
Realisasi
J
,
.
I
J
.
RekapJ.tulasJ.
I
I
I
I· I
I
I
I
RekaJitulasi
I
I
I
I
セMLK@
Rekening KUD/Kredit
Pengadaan Panganj
I
D
J
X
Keterangan
Rekening DOLOG/SUB DOLOG
Penampungan Spp
C"D
I
]MセN@
i. E- - L - - - - - - - - - セx@
I Pelunasan/cicilan
X' kredit berdasarkan
hasil penjualan
gabah/beras kepada
DOLOG dengan menggunakan SPP.
X, adalah pelunasan/cicilan kredit dengan
menggunakan uang tunai.
C
30
yang akan dibayar merupakan kesepakatan antara BI, BRI,
Departemen Keuangan, Departemen Koperasi, dan instansi
lain yang terlibat dengan masalah ini..
Secara umum mekanisme pencairan jaminan pemerintah
adalah sebagai berikut :
pencairan jaminan pemerintah sebelum tahun
セi・ォ。ョゥウュ@
1983 dengan ketentuan dana KL Bl untuk kredit pengadaan
pangan sebesar 100 persen dapat dilihat pada contoh berikut.
Misalkan, secara nasional tunggakan KUD atas kredit
pengadaan pangan yang telah disepakati untuk dicairkan
jaminannya sebesar
セ@
10 milyar,-.
Pembagian resiko tung-
gakan (risk sharing) adalah sebesar 50 persen ditanggung
oleh pemerintah, 25 persen oleh Bl dan 25 persen oleh
BRI.
Untuk itu jumlah yang harus dibayar pemerintah,
Bl dan BRI berturut-turut
Rp 5 milyar, Rp 2.5 milyar dan
Rp 2.5 milyar dengan mekanisme pembukuan dapat dilihat
pada skema berikut.
BRI/Rekening induk KUD
D
C
10 milyar
10 milyar
D
Giro BRl
5 milyar (1)
2.5 milyar (2)
2.5 milyar (3)
10 milyar
Keterangan :
1.
Dana dari Pemerintah (Departemen Keuangan)
2.
Dana BI
C
10 milyar
31
3.
Dana BRr.
Bank Indonesia sebagai penyedia dana kredit akan menarik sejumlah
Pop
10 milayar d2ri giro BRI yang ada pada B1,
dengan terlebih dahulu memasukkan dana ke rekening giro
BRI sebesar
7.5 milyar yang berasal dari Departemen Keセ@
uangan dan BI.
Jumlah tunggakan KUD yang dibayarkan atas
jaminan pemerintah ini adalah tunggakan hutang pokok dan
bunga KUD.
Setelah "claim" selesai, KL B1 ditutup, fasili-
tas kredit dicabut, surat aksep BRI dikembalikan oleh BI
dan akad kredit antara BI dengan BR1 dibatalkan.
l'Jeskipun
perjanjian KL untuk tahun yang bersangkutan antara BI dengan BRI telah selesai, BRI masih melakukan penagihan
kepada KUD atas tunggakan hutang pokok dan bunga.
Bila
KUD melakukan pembayaran atas hutangnya, oleh BRI pembayaran ini dialokasikan sesuai dengan pembagian resiko
tunggakan yaitu 50 persen pemerintah, 25 persen BI dan
25 persen BRI.
Nekanisme pencairan jaminan pemerintah setelah tahun
1983 dengan ketentuan KL BI berdasarkan SE BI No 16/1/UKU
sebesar 90 persen hampir sarna dengan mekanisme pencairan
jaminan sebelum tahun 1983.
Perbedaannya hanya terletak
pada jumlah tunggakan yang akan dibayarkan.
Misalkan un-
tuk kasus yang sarna, jumlah tunggakan KUD sebesar Rp 10
milyar,-.
Jumlah yang akan dibayarkan dengan jaminan
pemerintah sebesar Rp 9 milyar sedang sisanya sebesar
Rp 1 milyar menjadi tanggungan BRI.
C\J
K\
Tabel 1.
Perbandingan Antara KUD Yang Diplafondkan Dalam Pengadaan Pangan Dan
Jumlah KUD Yang Merealisir Pembelian Dalam Setiap Akhir Pengadaan
Sejak Tahun 1973/1974 sid 1983/1984
,
I
Tahun
Jumlah KUD yang Jumlah KUD yang meNo. Pengadaan diplafondkan
lakukan pembelian
1
2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1973/1974
1974/1975
1975/1976
1976/1977
1977/1978
1978/1979
1979/1980
1980/1981
1981/1982
1982/1983
11. 1983/1984
Sumber:
3
1 847
2426
2 689
3 035
2 597
2554
2 925
2 888
3 024
3 195
3 482
Departemen Koperasi
4
1 558
1 926
2 437·
2 385
2 195
2 125
1 763
1 861
2 078
2449
2 262
I
,
Jumlah pembelian Rata-rata pembeli(ton)
an per KUD (ton)
6
5
281
481
563
400
385
444
357
1 529
2 050
1 941
982
302
924
099
010
655
530
107
672
925
279
066
180.5
250.2
231.1
167.7
175.7
209.2
202.5
821.9
986.9
792.7
434.1
33
Sebagai gambaran perkembangan pelaksanaan kredit pengadaan pangan dari tahun 1973/74 sampai tahun 1983/84 dapat dilihat pada tabel 1 di halaman 32.
Dari tabel terse-
but dapat dilihat bahwa jumlah KUD yang ikut pengadaan pangan selalu berfluktuasi setiap tahunnya.
Hal ini disebab-
kan adanya KUD yang baru mendapat kredit dan KUD yang tidak memenuhi persyaratan untuk mendapat kredit lagi (lihat
syarat-syarat KUD yang bisa menerima kredit pengadaan
ngan).
ー。セ@
Perkembanagan rata-rata KUD yang menerima kredit
pengadaan pangan hanya 1.3 persen, sedang perkembangan
maksimum CO KUD rata-rata 17.06 persen, ini berarti setiap tahunnya maksimum CO
ィセd@
mengalami peningkatan yang
disebabkan meningkatnya harga dan jumlah pembelian.
Se-
cara umum keadaan ini menunjukkan makin meningkatnya kemampuan KUD dalam melaksanakan program pengadaan gabah/
beras dalam negeri.
Perkembangan "Turn Over" kredit dari tahun 1975/74
sampai tahun 1983/84 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.
Perkembangan Turn Over セイ・、ゥエ@
Pengadaan ?angan
Kepada KUD dari Tahun 1973/74 - 1983/84
Tahun Pengadaan
1973/7 1•
1974/75
1975/76
1976/77
1977/78
Turn Over
1.31
3.41
2.63
2.21
2.28
(kali)
34
Tabel J"an.jutan
1978/79
1979/80
1980/81
1981/82
1982
1983/84
Sumber:
2.78
2.35
15.01J.
16.22
12.11
6.22
BRI, dengan pengolahan kembali.
Perkembangan "turn over" kredit pengadaan pangan
dari tahun 1973/74 sampai dengan tahun 1979/80 relatif
stabil pada tingkat yang rendah yaitu rata-rata hanya sebesar 2.42 kali.
Tapi sejak tahun 1980/81 terjadi lonjakan
drastis yang menggembirakan.
Keadaan ini menunjukkan ma-
kin akti.fnya KUD dalam melaksanakan program pengadaan
yang ditunjang oleh efektifnya harga dasar dan keadaan
panen yang baik.
Pembayaran kredit pengadaan pangan dapat dilakukan
dengan menggunakan SPP yang menunjukkan KUD menjual gabah/
berasnya ke DOLOG/SUB D
ANALISA KUANTITATIF DAN IJ. Kadarsan セQNa・」@
)
Jurusan
( Prof. Dr. Ir. Affendi Anwar)
Tanggal Lulus
\
RIWAYA'r HIDUP
Penulis adalah putra ke empat dari lima bersaudara,
dilahirkan di l'ledan pada tanggal 15 Agustus 1961.
Orang
tua adalah Bustam Ali dan Siti Naimunah.
Pada tahun 1973 lulus dari Sekolah Dasar Lapangan
Mesjid Petang I Jakarta, tahun 1976 lulus dari Sekolah
!>!enengah Pertama Negeri III Jakarta dan tahun 1980 lulus
dari Sekolah Menengah Atas Negeri VIII Jakarta.
Tahun 1980
terdaftar sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor.
Kemudian mengambil Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial ]l;konomi
Pertanian di Fakultas Pertanian.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan tulus hati, penulis menyampailcan penghargaan
dan ucapan terima kasih kepada :
1.
Ibu Halimah W. Kadarsan M.A.ee selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
penulis sejak penulisan Karya Ilmiah I, Karya Ilmiah II
sampai tersusunnya laporan ini.
2.
Pihak Bagian Kredit Koperasi Bank Indonesia, khususnya
Bapak Drs. Irfano Chamra MPA dan Bapak Iping Priyatna
Be lik.
3.
Pihak Bagian Kredit Koperasi Tani dan Nelayan Bank
Rakyat Indonesia, khususnya kepada Ir. Pramono.
4.
Pihak Bagian Pangan Direktorat Jenderal Bina Usaha Koperasi, khususnya Bapak Mustadjab.
5.
Ayah Ibu beserta kakak-kakak, adik dan Lolly atas perhatian, dorongan dan kekhusyu'an dalam berdoa.
6.
Civitas Aeademiea Institut Pertanian Bogor.
Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya.
Amin.
KATA PENGANTAR
Bismilahiirahmaniirahiim
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas rahmat-Nya
sehingga tulisan ini dapat tersusun.
Laporan ini disu-
sun berdasarkan hasil Praktek Lapang di Bagian Kredit
Koperasi Bank Indonesia.
Laporan Praktek Lapang ini berisi tentang pelaksanaan program pengadaan pangan, khususnya melalui KUD.
Selanjutnya pembahasan ditekankan dari segi pembiayaan
pelaksanaan program ini.
Untuk melengkapi tulisan ini,
pengamatan juga dilakukan di instansi/lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program ini yaitu BRI, Departemen
Koperasi, BULOG, dan KUD, untuk kemudian merumuskan
masalah-masalah yang ada dalam pelaksanaan program pengadaan pangan tersebut.
Penulis menyadari akan keterbatasan waktu serta kemampuan yang ada, sehingga laporan ini tidak terlepas
dari kekurangan atau kekeliruan.
Untuk itu penulis meng-
harapkan saran dan kritik dari pembaca.
Semoga Laporan Praktek Lapang ini dapat berguna bagi
mereka yang memerlukannya.
Bogor, Desember 1984
Penulis
DAFTAR lSI
Hal am an
I.
II.
III.
IV.
KATA PENGANTAR •••••••••••••••••••••••••••
i
DAFTAR TABEL •••••••••••••••••.•••••••••••
iv
DAFTAR GAMBAR ••••••••••••••••••••••••••••
v
PENDAHULUAN ••••••••••••••••••••••••••••••
1
1.
Umum ••••••••••••••••••••••••••••
1
2.
Latar Belakang ••••••••••••••••••
2
3.
Tujuan dan Kegunaan Praktek La-
KERANGKA PEMIKIRAN
4
•••••••••••••••••••••••
6
1.
Tinjauan Teoritis •••••••••••••••
6
2.
Metodologi ••••
! •••••••••••••••••
PENGADAAN PANGAN DALAM NEGERI MELALUI KUD
10
12
1.
Tujuan dan Pola Pengadaan •••••••
12
2.
Pelaksanaan Pengadaan •••••••••••
14
PENYALURAN DANA KREDIT PENGADAAN PANGAN
MELALUI KUD •••••••••••••••••••••••••
17
1.
Kredit Kepada KUD •••••••••••••••
19
2.
Kredit Kepada Pusat Koperasi Unit
Desa (PUSKUD) ••••••••••••••
36
Kredit Kepada BULOG •••••••••••••
39
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN ••••••••••••••
43
1.
Perhitungan Bunga Kredit Oleh BRI
43
2.
Tunggakan Kredit ••••••••••••••••
44
Penyisihan Dana •••••••••••••••••
47
3.
V.
pang •••••••••••••••••••••••
4.
Kerjasama Antara KUD dengan Swasta/Tengkulak •••••••••••••••
50
Halaman
VI.
. . . . . ... . . . . . . . . . . . . .
1. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Saran-Saran . . . . . . . . . . . .. . . . . . ...
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
LAMPI RAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
KESIMPULAN DAN SARAN
52
52
53
56
58
DAFTAR TABEL
Nomor
1.
2.
3.
4-.
Hal am an
Perbandingan Antara KUD Yang Diplafonkan Dalam
Pengadaan Pangan Dan 3umlah KUD Yang Merealisir Pembelian Dalam Setiap Akhir Pengadaan Sejak Tahun 1973/74- sid 1983/84- •••••
32
Perkembangan Turn Over Kredit Pengadaan Pang an
Kepda KUD dari tahun 1973/74- - 1983/84- •••
33
Perbandingan Pembayaran Tunai dengan SPP atas
Kredit Pengadaan Pangan Kepada KUD dari
tahun 1973/74- - 1983/84- ••••••••••••••••••
35
Posisi Fisik Pengadaan Pangan Dalam Negeri Pembelian, Penjualan Ke BULOG dan Pasaran Umum Sejak Tahun 1973/74- sid 1983/84- ••••••
37
5.
Perkembangan Tunggakan Kredit Pengadaan :Oangan
Kepada KUD dari tahun 1973/74- - 1983/84-
6.
Perincian Penyisihan Dana KUD Untuk Tahun Pengadaan 1984/85 ••••••••••••••••••••••••••
47
Lampiran
1.
Harga Dasar - Absolut dan Indeks 1969/70 1981 ••••••••••••••••••••••••••••.•.••••••
2.
3.
61
Persyaratan Kualitas Beras Pengadaan Dalam Negeri BULOG •••••••••••••••••••••••••••••••••
62
Persyaratan Kualitas Gabah Pengadaan Dalam Negeri BULOG •••••••••••••••••••••••••••••••••
63
DAFTAR GAr1BAR
Nomor
Balaman
Teks
Kurva Mekanisme Terjadinya Barga Pasar Gabah
atau Beras Serta Barga Dasar •••••••••••
6
2.
t1ekanisme Barga Pasar dan Barga Maksimum ••••
8
3.
Mekanisme Penyaluran dan Pelunasan Kredit dengan Menggunakan SPP dan Uang Tunai ••••
29
1.
Lamp iran
1.
Mekanisme Pembiayaan Pengadaan Pang an Dalam
Negeri Melallui KUD Sebelum Tanggal 2
April 1984 ••••••••••••••••••••••••••••
2.
59
Mekanisme Pembiayaan Pengadaan Pangan Dalam
Negeri Melalui KUD Setelah Tanggal 2
April 1984 ••••••••••••••••••••••••••••
60
I.
1.
PENDAHULUAN
Umum
Program Bimbingan Masal (BH1AS) yang telah dikem-
bangkan sejak Pel ita I yang kemudian diikuti oleh program
intensifikasi lainnya, adalah program nasional dalam usaha intensifikasi penanaman padi dengan tujuan menaikkan
tingkat produksi beras nasional sambil sekaligus meningkatkan pendapatan petani padi.
Untuk menjamin petani
dalam memperoleh kenaikkan pendapatan tersebut, pemerintah RI menetapkan suatu kebijaksanaan harga dasar bagi
beras/gabah kering giling.
Kebijaksanaan terse but ter-
tuang dalam Inpres Nomor 2 tahun 1973 tanggal 14 Maret
tentang pengadaan dalam negeri untuk keperluan stok nasional yang maksudnya adalah :
1) Apabila harga pasar jatuh dibawah harga dasar,
KUD harus membeli padi/gabah dari petani dengan
harga dasar dan kemudian gabah atau berasnya
dijual kepada pemerintah.
2) Bila harga padi/gabah tersebut di pasaran umum
di atas harga dasar, maka KUD membeli padi/gabah
dari petani dengan harga pasar dan dapat dijual
ke pasaran umum.
Saluran yang digunakan selama ini dalam pengadaan/
pembelian bahan pangan ini adalah :1
1/ Anonim.
1981. Kumpulan Bahan Kuliah Dibidang Kredit,
Import dan Eksport. Bank Indonesia, Jakarta. Ralaman 17.
2
1) Pengadaan dan pembelian bahan pangan untuk pemerintah dilakukan oleh Badan Urusan Logistik
(BULOG) •
2) BULOG melakukan pembelian dari :
- KUD, badan ini membelinya dari petani.
- Perusahaan penggiIingan/huIIer non KUD.
'lengingat bahwa pengadaan/pembelian bahan pangan
meIaIui KUD merupakan program nasional dan dijamin oleh
pemerintah, maka untuk melaksanakan program ini pemerintah memberikan fasilitas kredit kepada KUD dengan ketentuan dan syarat kredit serta eara penilaian yang agak
berbeda dengan pemberian kredit Iainnya.
Kebutuhan akan kredit ini diperkirakan akan meningkat pada waktu-\vaktu mendatang sesuai dengan makin meningkatnya jumlah gabah/beras yang harus dibeli oleh KUD untuk menjaga stabilitas harga pada tingkat yang telah ditentukan.
Situasi ini mengharuskan pemerintah untuk me-
ningkatkan dana kredit agar peningkatan produksi juga
dapat diikuti dengan peningkatan pendapatan petani.
2.
Latar Belakang
Usaha peningkatan produksi padi di Indonesia
ー。、セ@
dasarnya dilakukan dengan dua eara yaitu Intensifikasi
dan Ekstensifikasi.
Intensifikasi mulai dilaksanakan
sejalc tahun 1960-an melalui program BHIAS yang berpengaruh positif terhadap produksi padi.
Program Intensifikasi
BD1AS, yang menganjurkan pengelolaan tanaman yang lebih
3
baik, bersamaan dengan penambahan penggunaan pupuk dan
insektisida di lahan beririgasi, yang ditanami dengan benih baru dan sangat responsif terhadap pupuk, telah menyebab:!emberikan jaminan imbalan yang layak kepada para
petani produsen padi untuk hasil produksinya, sehingga petani akan lebih bergairah dalam meningkatkan produksi dan sekaligus terwujud pulalah
peningkatan pendapatan para petani produsen terbut.
2) Menyediakan stok beras bagi pemerintah untuk :
a.
Pembagian beras bagi golongan anggaran dan
perusahaan-perusahaan milik negara.
b.
Keperluan Operasi Pasar guna rnenjamin tingkat
harga beras yang layak bagi konsumen.
Bagi Indonesia yang masih mengimpor beras, usaha peningkatan produksi melalui kebijaksanaan harga (Harga Dasar) sangat penting karena dapat berperan sebagai subsitusi impor, dimana dengan meningkatnya produksi beras
dalam negeri diharapkan dapat mengurangi kebutuhan impor
beras Indonesia.
Pada dasarnya kebijaksanaan pengadaan
pangan dalam negeri bertujuan untuk rnelindungi produsen
1/ BULOG.
Instruksi KA BULOG No. INS 01/01/1984 Tentang
Tatacara Pelaksanaan Pengadaan Pang an Dalam Negeri
1'1elalui KUD.
13
dan konsumen beras.
Kebijaksanaan harga dasar untuk me-
lindungi produsen dari jatubnya harga gabab/beras terutarna pada waktu panen, sedang kebijaksanaan stok nasional
untuk operasi pasar bertujuan untuk melindungi lconsumen
dari tingginya harga beras pada musim paceklik.
Pols pengadaan pangan yang selama ini dilakukan ada--_
lab .1)
1) Pengadaan ga bah dan beras dilakukan 01 eh BUI,OG
melalui KUD.
2) Kecuali menjual gabab dan beras kepada BULOG,
KUD dapat pula :
a.
Menjual padi/gabab kepada perusahaan penggilingan padi besar/kecil (Non KUD).
b.
r-1enjual beras secara langsung untuk keperluan
pasaran umum.
3) Para petani prod us en dapat secara bebas menjaal
padi atau gabahnya kepada :
a.
KUD atau
b.
Perusahaan-perusahaan penggilingan padi besar/
kecil (Non KUD).
Dilibatkannya KUD dalam program pengadaan pangan nasional adalah untuk lebih meningkatkan peranan KUD sebagai
pendukung utama sektor ekonomi pedesaan.
Dalam pola penga-
daan ini terlihat baht-,a kepada KUD atau petani diberikan
1/ Ibid.
14kebebasan untuk menjual atau tidak menjual hasil produksinya kepada BULOG.
Sebagai stabilisator harga gabah/
beras, BULOG melaksanakan pembelian gabah/beras dalarn
jumlah berapa saja sepanjang harga pasaran sama atau lebih rendah dari harga pembelian (harga dasar) yang diteDengan tidak 、ゥ「セエ。ウョケ@
tapkan pemerintah.
belian gabah/beras,
セulog@
jumlah ー・セᆳ
dapat menyerap seluruh kelebihan
penawaran gabah/beras yang harganya berada dibawah atau
sarna dengan harga dasar, sehingga jatuhnya harga gabah/
harga dasar pada waktu musim panen dapat
「・イ。ウZNセャゥキィ@
diatasi. .
2.
Pelaksanaan Pengadaan
Pengadaan pangan melalui KUD
、ゥセ。ォオョ@
di daerah-
daerah produksi gabah/beras di seluruh Indonesia, dim ana
penyerahan barang oleh KUD dapat dilakukan di gUdang-gudang SUB DOLOG atau di tempat-tempat pengumpulan (umumnya
di luar Jawa dan Bali) bila lokasi KUD terlalu jauh dari
jangkauan operasi DOLOG/SUB DQLOG, dengan ketentuan minimum 50 ton setiap kali penyerahan.
Jenis bahan pangan yang dibeli dari KUD adalah gabah
kering giling dengan komponen utarna kualitas yaitu kadar
air 14- persen dan butir hampa maksimum 3 persen, sedang
beras adalah beras giling kualitas I B (Medium) dengan
komponen utama kualitas yaitu derajat sosoh minimum 90
persen, kadar air maksimum 14- persen dan butir patah maksimum 35 persen.
Untuk pengadaan beras giling selain
15
kualitas I B, hanya boleh dibeli dengan izin khusu dari
KA BULOG.Penentuan standar kualitas ini sangat penting
bagi BULOG, karena gabah/beras yang dibelinya akan
、ゥッセ@
lah kembali dan disimpan untuk jangka waktu yang cukup
lama.
Harga pembelian gabah dan beras oleh DOLOG/SUB DOLOG
ditetapkan di tingkat KUD tanpa alat pembungkus, karena
alat pembungkus (karung dan tali goni) disediakan oleh
BULOG.
Harga pembelian di tingkat KUD ini berarti ong-
kos angkut dari KUD ke tempat penyerahan barang (gudang
DOLOG atau Tempat Pengumpulan) diganti oleh BULOG.
Peng-
gantian tersebut hanya berlaku untuk gabah/beras yang diterima oleh BULOG (sesuai dengan standar mutu yang telah
ditetapkan).
Bila gabah/b'eras tersebut ditolak, biaya
angkutan gabah dari KUD ke tempat penerimaan barang diganti satu kali jalan saja (tidak pulang balik), sedang
untuk angkutan beras yang ditolak tidak diganti.
Pembelian bahan pangan melalui KUD dilakukan dengan
membuat kontrak perjanjian jual beli antara KUD dengan
DOLOG/SUB DOLOG untuk sejumlah bahan pangan yang akan
dijual oleh KUD yang bersangkutan kepada DOLOG/SUB DOLOG,
baik secara bertahap maupun sekaligus.
Dalam hal ini
tidak diberikan uang muka kepada KUD yang bersangkutan,
sehingga bilamana kontrak tersebut akhirnya tidak dapat
diselesaikan oleh KUD, DOLOG/SUB DOLOG juga tidak perlu
menuntut ganti rugi kepada KUD tersebut.
Dengan tidak
16
adanya kewajiban untuk memenuhi kontrak, KUD tersebut
bebas menjual gabah/berasnya ke pasaran umum bila harganya lebih tinggi dari harga dasar.
Cara pembayaran kepada KUD oleh DOLOG/SUB DOLOG
dilakukan dengan Sur at Perintah Pembayaran (SPp).
juan utama dari
ー・ョァセオ。@
Tu-
SPP adalah untuk mengurangi
banyaknya uang tunai berada di KUD, karena bila pembayaran gabah/beras oleh DOLOG dilakukan dengan uang tunai dikhawatirkan akan disalah gunakani:dan mengakibatkan
pengembalian kredit terhambat.
Setiap SPP yang akan di-
serahkan ke Kanca BRI harus dilampiri dengan :
1) Sertifikat survai dari surveyor.
2) Tanda Bukti Penerimaan Barang dari Kepala Gudang
DOLOG/SUB DOLOG.
3) Legalisasi sertifikat survai dan Tanda Bukti Penerimaan Barang dari Kepala DOLOG/SUB DOLOG.
Berdasarkan SPP ini Kantor Cabang (Kanca) BRI akan
mengkreditir baki deb.et rekening kredit pengadaan pangan
KUD yang bersangkutan dan mendebetkannya pede baki debet
rekening kredit BULOG.
IV.
PENYALURAN DANA KREDIT PENGADAAH PAHGAN
MELALUI KUD
Seluruh pembiayaan untuk pengadaan pangan dalam negeri diberikan dalam bentuk kredit.
Dana kredit ini di-
sediakan oleh Bank Indonesia (BI) dan disalurkan melalui
Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Dipilihnya BRI sebagai Bank
Pelaksana dalam penyaluran kredit pengadaan pangan adalah
karena BRI mengutamakan tugasnya bagi sektor pertanian
dan Koperasi.
Adapun kredi t-kredi t kepada Koperasi yang
ditunjang oleh Kredit Likuiditas (KL) BI adalah :1)
1) Kredit kepada Koperasi dalam rangka pengadaan barang-barang berprioritas tinggi yaitu untuk pengadaan pangan, palawija, tebu rakyat, dan eengkeh.
2) Kredit kepada Koperasi untuk diteruskan kepada
anggota-anggotanya dalam jumlah yang tidak melebihi Kredit Investasi Keeil (TaK) atau Kredit
Modal Kerja Permanen (KMKP) untuk masing-masing
anggota.
3) Kredit Investasi kepada Koperasi sampai dengan
Rp 75 juta,-.
セI@
Koperasi sebagai golongan ekonomi lemah dimungkinkan untuk mendapatkan kredit modal kerja sampai Rp 75 juta,-.
Untuk butir 1, 2 dan 3 lihat Surat sdaran (SE) BI No
16/1/UI0J tanggal 1 Juni 1983, untuk butir 4 lihat
SE BI No 17/2/UKK tanggal 30 r·1ei 1984.
18
Untuk keempat macam kredit kepada Koperasi diatas,
suku bunga dan syarat-syarat kreditnya ditetapkan oleh
BI.
Untuk kredit pengadaan pangan kepada KUD berdasarkan
SE BI No 16/1/UKU tanggal 1 Juni 1983 syarat-syarat kreditnya adalah sebagai berikut :
1) Bunga kepada nasabah (KUD)/tahun
12 persen
2) Persentase minimal dana sendiri
:
0 persen
3) Dana KL BI
:
90 persen
4-) Dana BRI
: 10 persen
5) Bunga KL
:
3 persen
6) Tidak dikenakan provisi !credit
7) Tidak dikenakan bea meterai 1 permil, tetapi
hanya dikenakan bea meterai umum IqJ 25,-.
8) Jangka waktu kredit adalah 12 bulan.
Sedangkan syarat-syarat kredit sebelum tanggal 1 Juni 1983
adalah :
1) Bunga kepada nasabah (KUD)/tahun
9 persen
2) Persentase minimal dana sendiri
0 persen
100 persen
3) Dana KL BI
0 persen
4-) Dana BRI
5) Bunga KL
:
3 persen
6) Tidak dikenakan provisi kredit
7) Tidak dikenakan bea meterai 1 permil, tapi hanya
bea meterai umum IqJ 25,-.
8) Janglea I-laktu kredit adalah 1.? bulan.
19
Jadi semenjak tanggal 1 Juni 1983, BRI turut menyediakan dana sebesar 10 persen dari kebutuhan kredit. Adanya be ban dana ini juga diikuti dengan peningkatan beban bunga kepada KUD dari 9 persen menjadi 12 persen,
atau bunga efektif yang diperoleh BRr meningkat dari 6
persen menjadi 9 persen, sedang untuk beban bunga dari
dana BRI (yang 10 persen) diterima seluruhnya oleh BRr
sebesar 12 persen.
Dalam pelaksanaan pengadaan pangan melalui KUD ini,
ada tiga badan/lembaga yang mendapat kredit yaitu :
1) Kredit kepada KUD
2) Kredit kepada PUSKUD
3) Kredit kepada BULOG
Kredit kepada KUD dan PUSKUD digunakan untuk melakukan pembelian gabah/beras dari petani, sedang kredit
kepada BULOG digunakan untuk melakukan pembelian dari
KUD atau PUSKUD dengan atas nama KUD dan pembelian dari
non KUD melalui Satuan Tuga Pembelian (SATGAS).
Jadi
kred;t kepada ketiga lembaga ini merupakan satu rangkaian
yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pengadaan
pangan.
Berikut ini akan dijelaskan masing-masing kredit
tersebut.
1.
Kepada KUD
fセ・、ゥエ@
Kredit pengadaan pangan kepada KUD merupakan kredit
modal kerja untuk melakukan pembelian gabah/beras dari
petani.
Adapun syarat-syarat KUD yang bisa mendapatkan
20
kredit untuk tahun pengadaan 1984/85 adalah :1)
1) Prioritas kredit diberikan kepada KUD yang telah
melunasi kredit pengadaan pangan tahun-tahun
sebelumnya yaitu :
a.
Kredit pengadaan gabah/beras tahun 1980/81,
1981/82, 1982 dan
b.
QYXSOセ[@
Kredit pengadaan jagung tahun 1978/79 dan
1979/80;
」セ@
Kredit pengadaan palawija tahun 1979/80,
1980/81, 1981/82 dan 1982/83.
2) KUD yang belum pernah menerima fasilitas kredit
dari BRI, dapat diberikan kredit pengadaan gabah/
beras apabila menurut pertimbangan Bank dan rekomendasi Kepala Kantor Departemen Koperasi Kabupaten/Kodya dinilai memenuhi syarat/layak.
3) KUD yang belum pernah menerima kredit pengadaan
pangan ataupun pengadaan palawija dari BRI tetapi
telah mendapatkan kredit lain dari BRr dan kredit
tersebut dinilai lancar, dapat memperoleh kredit
pengadaan gabah/beras setelah mendapatkan rekomendasi dari Kepala Kantor Departemen Koperasi/
Kodya.
4) KUD yang masih mempunyai sisa kredit pengadaan
pangan setu tahun pengadaan sebelumnya, dapat
Departemen Koperasi. Lampiran Burat Direktur Jenderal
Bina Usaha Koperasi No 16/BUK/I/1984 Tanggal 24 Januari
1984 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan dan Penjualan
Gabah/Beras oleh KUD Tahun 1984/85.
21
diberikan lagi dengan syarat :
a.
Jumlah
セ。ウゥョァMュ@
sisa kredit pengadaan
gabah/beras, jagung dan palawija tidak lebih
dari 5 persen terhadap maksimum CO (plafon).
b.
Jumlah masing-masing aisa kredit antara 5 10 persen dari maksimum CO, asalkan jumlah
sisa kredit tersebut terjamin oleh sisa
stok barang (gabah/beras atau palawija) yang
cukup dan/atau piutang lancar yang mudah
ditagih (likwid).
5) RUD yang masih mempunyai sisa kredit satu tahun
pengadaan sebelumnya akibat penyelewengan oknum
pengurus/pelalcsana KUD atau akibat kesalahan fihalc ketiga, asalkan telah mendapat pengakuan dari yang bersangkutan dan telah dilakukan tindakan
pengamanan dan pemecatan dari oknum-oknum yang
bersalah, maka KUD tersebut dapat pula memperoleh
pelayanan kredit pengadaan gabah/beras setelah
memperoleh persetujuan dari Ka Kankop.
Dalam
hal ini sisa kredit yang telah diselewengkan itu
tetap harus dibayar/dicicil oleh KUD yang bersangkutan, untuk mana dapat dipertimbangkan penjadwalan kembali cicilan.
6) KUD yang masih mempunyai sisa pinjaman pengadaan
pangan tahun 1973/74 sampai dengan tahun 1979/80
yang menurut penilaian Kepala Kantor Cabang BEI
22
dan Kepala Kantor Koperasi :\abupaten masih beritikad baik, dapat dipertimbangkan untuk diberikan
kredit pengadaan gabah/beras tahun 1984/85 dengan
catatan bahwa sisa pinjaman tersebut dijadwalkan kembali pelunasannya.
Dalam hal ini KUD
yang dinyatakan beritikad baik adalah :
a.
rienurut analisa keuangan ada kemungkinan/kemampuan dari KUD yang bersangkutan dapat
membayar kembali kredit pengadaan gabah/beras
tahun 1984/85 sesuai dengan ketentuan jangka
waktu kreditnya.
b.
Karakter pengurus KUD yang akan menerima kredit mempunyai rasa tanggung jawab yang besar
dan nyata terhadap kredit yang baru maupun
yang lama, artinya disamping sanggup akan
melunasi kredit baru bersedia juga mengangsur
tunggakan kredit lama sesuai dengan kemampuan
keuangan KUD yang bersangkutan.
Untuk mendapatkan kredit pengadaan pangan, I(uD menyerahkan permohonan kredit kepada Kepala Kantor Koperasi
Kabupaten/Kodya untuk mendapatkan rekomendasi, untuk selanjutnya diteruskan kepada Kantor Cabang (Kanca) BRI
setempat.
Kanca BRI selanjutnya meneliti dan menganali-
sa permintaan kredit sebelum memutuskan pemberian kredit.
Bila permohonan kredit diterima, KUD yang bersangkutan
selanjutnya membuka CO (Credit Overeenkomst : persetujuan
23
meminjam uang) di Kanca BRI yang bersangkutan.
Kredit pengadaan pangan kepada KUD merupakan kredit
modal kerja, yang salah satu sifatnya adalah perputaran
dana (turn over).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pa-
da contoh berikut
Pada tahun pengadaan 1983/84-, KUD "Suka Maju" menerima kredit pengadaan pangan dengan plafon
セ@
10 juta,-.
Penarikan pertama KUD ini atas kredit pengadaan pangan
sebesar
セ@
6 juta,-, berarti KUD ini masih mempunyai "Ke-
longgaran Tarik" sebesar Rp
lj.
juta,- yaitu selisih antara
plafon dengan penarikan kredit.
Untuk selanjutnya KUD
ini melakukan penarikan kedua sebesar
セ@
3 juta,- yang
kemudian diikuti dengan penyetoran dengan SPP sebesar
セ@
4- juta,-, yang berarti KUD ini masih mempunyai kelonggaran tarik
セ@
5 juta,-.
KUD ini masih dapat melakukan
penarikan kredit lagi sepanjang jumlahnya tidak melebihi
kelonggaran tarik.
Keadaan tarik-setor ini berlangsung
terus sampai habis jangka waktu kredit yaitu selama 12
bulan.
Adapun gambaran sementara perputaran kredit KUD
IfSuka r·Jaju lf adalah sebagai berikut :
Posisi Kredit
KUD IfSuka Haju"
D
1. Rp 6 juta
2. Rp 3 juta
c
1. '?p 4- juta
24
dim ana :
1.
Perputaran Kredit (Turn Over)
=
Jumlah kumu]atit mutasi debet
Platon kredit
2.
Kelonggaran Tarik = Platon kredit - Hutang pokok
3.
Hutang Pokok
=
Jumlah kumulatif mutasi debet - Jumlah kumulatif
mutasi kredit
Dari penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa selama
janglea waktu satu tahun, kealetifan rekening dalam mutasi
debet/kredit secara aleumulatif dapat beberapa kali dari
plafon kredit.
Keaktifan rekening sangat tergantung se-
kali dari keaktifan KUD melakukan pembelian gabah/beras
dari petani dan menjuaInya ke DOLOG/SUB DOLOG untuk mendapatkan SPP sebagai pembayaran kredit atau dengan menjuaInya ke pasaran umum untuk mendapatkan uang tunai
sebagai pembayaran kredit untuk mendapatkan kelonggaran
tarik yang Iebih besar atau untuk pelunasan kredit.
Bila terjadi peningkatan permintaan kredit oleh
rum,
karena leenaikkan pembelian sebagai akibat dari naiknya
kuantum atau harga pembelian yang melebihi plafon kredit
KUD, maka hal ini diatasi dengan mengalokasikan dana kredit dari KUD lain pada Kabupaten yang sarna.
Bila tidak
bisa, maka dilakukan pergeseran alokasi dalam propinsi.
Bila tidak memungkinkan juga, pengalokasian dana dilakukan antar propinsi.
Jika secara nasional permintaan
kredit meningkat, BRI mengajukan permohonan penambahan
25
penambahan plafon kredit pengadaan pangan kepada Bank
Indonesia.
Di tingkat nasional, permohonan plafon kredit pengadaan pangan diajukan oleh Departemen Koperasi kepada Kantor Pusat BRI.
Sebagai jaminan kredit, Departemen Koperasi
memohon jaminan pemerintah kepada Departemen Keuangan
dalam hal ini Bendahara Umum Negara (BUN).
Adapun jaminan
pemerintah ini berupa pembagian resiko tunggakan kredit
ditanggung 50 persen oleh Pemerintah, 25 persen oleh
Bank Indonesia dan 25 persen oleh Bank Rakyat Indonesia.
Berdasarkan permohonan kredit dari Departemen Koperasi
BRI mengajukan permohonan kredit likuiditas kepada BI.
Analisa KL oleh BI dilakukan atas dasar "Performance"
kredit pengadaan pangan tahun-tahun yang lalu dan disesuaikan dengan rencana pengadaan tahun yang bersangkutan.
Analisa "Performance" kredit ialah dengan melihat persentase realisasi penarikan kredit terhadap plafon yang disediakan dari beberapa tahun pengadaan.
Berdasarkan ni-
lai rata-rata dari persentase ini, misalkan hanya 85 persen dari plafon kredit yang digunakan, maka BI hanya menyediakan 85 persen dari plafon kredit yang diajukan
oleh BRr.
Selain analisa "performance" kredit, BI juga menganalisa permohonan kredit dengan membandingkan jumlah kebutuhan kredit dengan rencana pengadaan pada tahun yang
bersangkutan dengan perhitungan sebagai berikut :
26
Kebutuhan Kredit Likuiditas
=
100/65 x Pp x Hd x 1/TO x 0.9
Keterangan :
100/65 = Nilai konversi beras terhadap gabah
Pp
= Rencana pengadaan (ton equivalen beras)
Hd
= Harga dasar gabah kering giling
TO
= Turn Over (kali)
0.9
= Bagian pembiayaan BI (90 persen)
HセOエッョI@
Setelah kredit dianalisa dan disetujui, BI menyediakan dana kredit.
Kredit hanya bisa dicairkan bila warkat-
warkat kredi t telah diselesaikan.
\'larkat-warkat kredi t
ini terdiri dari :1)
1) Akte F (Akte pokok)
2) Tambahan akte F, yang digunakan apabila ada penam-
bahan atau pengurangan plafon.
3) Adendom, apabila ada perubahan jangka waktu, suku
bunga dan lain-lain.
4) Tindasan Surat Penegasan Kredit (SPK) yang telah
ditandatangani oleh BRI.
5) Surat jaminan (Aksep) yaitu sur at pengakuan hutang.
6) Jaminan tambahan berupa "Risk Sharing" yaitu ja-
minan pemerintah dengan pembagian resiko tunggakan
a.
Pemerintah 50 persen
bo
BI
25 persen
c.
BRI
25 persen
11 Keterangan lisan Iping Priyatna, pejabat bagian Kredit
Koperasi Bank Indonesia, Jakarta.
27
Adanya jaminan pemerintah bagi kredit ini, karena
Koperasi masih memerlukan bantuan untuk bisa mendapatkan
kredit.
Jangka waktu kredit pengadaan pangan menurut
ketentuannya adalah 12 bulan, tapi jangka waktu ini dapat diperpanjang 12 bulan lagi.
Setelah perpanjangan
waktu ini habis, perhitungan bunga dihentikan.
Atas da-
sar baki debet KUD setelah perpanjangan waktu, kredit dianggap macet.
Untuk mengatasi kredit macet ini, jaminan
pemerintah dicairkan berdasarkan pembagian resiko diatas.
kredit macet ini telah dilunasi oleh jaminan peセQ・ウォゥーオョ@
merintah, kepada KUD yang bersangkutan tetap diwajibkan
untuk membayar tunggakan kredit beserta bunganya.
l1ekanisme penarikan KL oleh BRI sarna seperti penarikan
kredit oleh KUD yaitu dengan sistim tarik dan setor.
lah pelimpahan/dropping
Jum-
KL pertama kali sesuai dengan
permintaan BRI, maksimum sebesar plafon kredit.
Untuk
dropping selanjutnya disesuaikan dengan kelonggaran tariknya.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pembayaran hasil
penjualan gabah/beras KUD kepada DOLOG/SUB DOLOG dilakukan dengan SPP.
Untuk melunasi/mencicil kredit, KUD
menyerahkan SPP ini ke Kanca BRI.
Selain pembayaran kre-
dit dengan SPP, KUD dapat juga melakukan pembayaran dengan uang tunai apabila KUD rnelakukan penjualan gabah/
beras ke pasaran umum.
Adapun gambaran penyaluran, pe-
l unasan, dan pencairan jami:;an pemerintah atas kredit pengadaan pangan untuk KUD akan dijelaskan dibawah ini.
28
Gambaran Secara Umum Penyaluran dan Pelunasan Kredit
1.1.
l1isalkan untuk satu tahun pengadaan pangan, BRI melakulean penarikan KL dari BI sebesar Rp X, untuk selanjutnya
kredit ini disalurkan oleh BRI leepada KUD berupa leredit
langsung untule modal kerja KUD dalam melakukan pembelian
dari petani.
Gabah/beras hasil pembelian KUD dijual lee-
pada DOLOG dengan SPP sebagai bukti pembayaran.
SPP ini
selanjutnya diserahkan kepada Kanca BRI sebagai pelunasan/
pembayaran kreditnya.
Satu hari sejak penerbitan SPP oleh
DOLOG hutang KUD berpindah menjadi hutang BULOG.
Bila KUD
melakukan pembayaran dengan tunai, maka BRI langsung
mengkreditir baki debet rekening KUD yang bersangkutan.
Pembayaran leredit dengan tunai ini tidale ada sangkut pautnya
dengan rekening BULOG, karena KUD menjual gabah/beras lee
pasaran umum bukan leepada DOLOG.
Untule memperjelas kete-
rangan diatas dapat dilihat pada gambar 3 di halaman berikut.
1.2.
Mekanisme Pencairan Jamipan Pemerintah Atas Kredit
Pengadaan Pangan Kepada KUD
Jangka
セャ。ォエオ@
kredit pengadaan pangan adalah 12 bulan
dan dapat diperpanjang selama 12 bulan lagi.
Bila setelah
perpanjangan waletu telah habis, .dan kredi t belum lunas,
perhitungan bunga dihentikan.
Untuk mengatasi tunggakan
ini, BRI mengajulean "claim" kepada Departemen Keuangan
untuk pencairan jaminan pemerintah.
Jumlah tunggakan
29
Gambar 3.
Mekanisme Penyaluran dan Pelunasan Kredit
dengan Menggunakan SPP dan Uang Tunai
Rekening ICL BRI/Penampungan SPP BULOG
Rekening KL BRI/Pengadaan Pangan Melalui KUD
c
D
c
D
x
t
x
I
X'
t
I
Realisasi
J
,
.
I
J
.
RekapJ.tulasJ.
I
I
I
I· I
I
I
I
RekaJitulasi
I
I
I
I
セMLK@
Rekening KUD/Kredit
Pengadaan Panganj
I
D
J
X
Keterangan
Rekening DOLOG/SUB DOLOG
Penampungan Spp
C"D
I
]MセN@
i. E- - L - - - - - - - - - セx@
I Pelunasan/cicilan
X' kredit berdasarkan
hasil penjualan
gabah/beras kepada
DOLOG dengan menggunakan SPP.
X, adalah pelunasan/cicilan kredit dengan
menggunakan uang tunai.
C
30
yang akan dibayar merupakan kesepakatan antara BI, BRI,
Departemen Keuangan, Departemen Koperasi, dan instansi
lain yang terlibat dengan masalah ini..
Secara umum mekanisme pencairan jaminan pemerintah
adalah sebagai berikut :
pencairan jaminan pemerintah sebelum tahun
セi・ォ。ョゥウュ@
1983 dengan ketentuan dana KL Bl untuk kredit pengadaan
pangan sebesar 100 persen dapat dilihat pada contoh berikut.
Misalkan, secara nasional tunggakan KUD atas kredit
pengadaan pangan yang telah disepakati untuk dicairkan
jaminannya sebesar
セ@
10 milyar,-.
Pembagian resiko tung-
gakan (risk sharing) adalah sebesar 50 persen ditanggung
oleh pemerintah, 25 persen oleh Bl dan 25 persen oleh
BRI.
Untuk itu jumlah yang harus dibayar pemerintah,
Bl dan BRI berturut-turut
Rp 5 milyar, Rp 2.5 milyar dan
Rp 2.5 milyar dengan mekanisme pembukuan dapat dilihat
pada skema berikut.
BRI/Rekening induk KUD
D
C
10 milyar
10 milyar
D
Giro BRl
5 milyar (1)
2.5 milyar (2)
2.5 milyar (3)
10 milyar
Keterangan :
1.
Dana dari Pemerintah (Departemen Keuangan)
2.
Dana BI
C
10 milyar
31
3.
Dana BRr.
Bank Indonesia sebagai penyedia dana kredit akan menarik sejumlah
Pop
10 milayar d2ri giro BRI yang ada pada B1,
dengan terlebih dahulu memasukkan dana ke rekening giro
BRI sebesar
7.5 milyar yang berasal dari Departemen Keセ@
uangan dan BI.
Jumlah tunggakan KUD yang dibayarkan atas
jaminan pemerintah ini adalah tunggakan hutang pokok dan
bunga KUD.
Setelah "claim" selesai, KL B1 ditutup, fasili-
tas kredit dicabut, surat aksep BRI dikembalikan oleh BI
dan akad kredit antara BI dengan BR1 dibatalkan.
l'Jeskipun
perjanjian KL untuk tahun yang bersangkutan antara BI dengan BRI telah selesai, BRI masih melakukan penagihan
kepada KUD atas tunggakan hutang pokok dan bunga.
Bila
KUD melakukan pembayaran atas hutangnya, oleh BRI pembayaran ini dialokasikan sesuai dengan pembagian resiko
tunggakan yaitu 50 persen pemerintah, 25 persen BI dan
25 persen BRI.
Nekanisme pencairan jaminan pemerintah setelah tahun
1983 dengan ketentuan KL BI berdasarkan SE BI No 16/1/UKU
sebesar 90 persen hampir sarna dengan mekanisme pencairan
jaminan sebelum tahun 1983.
Perbedaannya hanya terletak
pada jumlah tunggakan yang akan dibayarkan.
Misalkan un-
tuk kasus yang sarna, jumlah tunggakan KUD sebesar Rp 10
milyar,-.
Jumlah yang akan dibayarkan dengan jaminan
pemerintah sebesar Rp 9 milyar sedang sisanya sebesar
Rp 1 milyar menjadi tanggungan BRI.
C\J
K\
Tabel 1.
Perbandingan Antara KUD Yang Diplafondkan Dalam Pengadaan Pangan Dan
Jumlah KUD Yang Merealisir Pembelian Dalam Setiap Akhir Pengadaan
Sejak Tahun 1973/1974 sid 1983/1984
,
I
Tahun
Jumlah KUD yang Jumlah KUD yang meNo. Pengadaan diplafondkan
lakukan pembelian
1
2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1973/1974
1974/1975
1975/1976
1976/1977
1977/1978
1978/1979
1979/1980
1980/1981
1981/1982
1982/1983
11. 1983/1984
Sumber:
3
1 847
2426
2 689
3 035
2 597
2554
2 925
2 888
3 024
3 195
3 482
Departemen Koperasi
4
1 558
1 926
2 437·
2 385
2 195
2 125
1 763
1 861
2 078
2449
2 262
I
,
Jumlah pembelian Rata-rata pembeli(ton)
an per KUD (ton)
6
5
281
481
563
400
385
444
357
1 529
2 050
1 941
982
302
924
099
010
655
530
107
672
925
279
066
180.5
250.2
231.1
167.7
175.7
209.2
202.5
821.9
986.9
792.7
434.1
33
Sebagai gambaran perkembangan pelaksanaan kredit pengadaan pangan dari tahun 1973/74 sampai tahun 1983/84 dapat dilihat pada tabel 1 di halaman 32.
Dari tabel terse-
but dapat dilihat bahwa jumlah KUD yang ikut pengadaan pangan selalu berfluktuasi setiap tahunnya.
Hal ini disebab-
kan adanya KUD yang baru mendapat kredit dan KUD yang tidak memenuhi persyaratan untuk mendapat kredit lagi (lihat
syarat-syarat KUD yang bisa menerima kredit pengadaan
ngan).
ー。セ@
Perkembanagan rata-rata KUD yang menerima kredit
pengadaan pangan hanya 1.3 persen, sedang perkembangan
maksimum CO KUD rata-rata 17.06 persen, ini berarti setiap tahunnya maksimum CO
ィセd@
mengalami peningkatan yang
disebabkan meningkatnya harga dan jumlah pembelian.
Se-
cara umum keadaan ini menunjukkan makin meningkatnya kemampuan KUD dalam melaksanakan program pengadaan gabah/
beras dalam negeri.
Perkembangan "Turn Over" kredit dari tahun 1975/74
sampai tahun 1983/84 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.
Perkembangan Turn Over セイ・、ゥエ@
Pengadaan ?angan
Kepada KUD dari Tahun 1973/74 - 1983/84
Tahun Pengadaan
1973/7 1•
1974/75
1975/76
1976/77
1977/78
Turn Over
1.31
3.41
2.63
2.21
2.28
(kali)
34
Tabel J"an.jutan
1978/79
1979/80
1980/81
1981/82
1982
1983/84
Sumber:
2.78
2.35
15.01J.
16.22
12.11
6.22
BRI, dengan pengolahan kembali.
Perkembangan "turn over" kredit pengadaan pangan
dari tahun 1973/74 sampai dengan tahun 1979/80 relatif
stabil pada tingkat yang rendah yaitu rata-rata hanya sebesar 2.42 kali.
Tapi sejak tahun 1980/81 terjadi lonjakan
drastis yang menggembirakan.
Keadaan ini menunjukkan ma-
kin akti.fnya KUD dalam melaksanakan program pengadaan
yang ditunjang oleh efektifnya harga dasar dan keadaan
panen yang baik.
Pembayaran kredit pengadaan pangan dapat dilakukan
dengan menggunakan SPP yang menunjukkan KUD menjual gabah/
berasnya ke DOLOG/SUB D