TA : Perancangan Buku Safety Riding Dengan Teknik Ilustrasi Karikatur Untuk Menumbuhkan Kesadaran Keselamatan Berkendara Bagi Remaja Di Surabaya.

(1)

ILUSTRASI KARIKATUR UNTUK MENUMBUHKAN KESADARAN KESELAMATAN BERKENDARA BAGI REMAJA DI SURABAYA

TUGAS AKHIR

Program Studi

S1 Desain Komunikasi Visual

Oleh :

DEBBY DAMAR PRIYOGATAMA 12420100050

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016


(2)

x

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah... 6

1. 4 Tujuan ... 6

1.5 Manfaat ... 7

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 7

1.5.2 Manfaat Praktis ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Penelitian Terdahulu. ... 8

2.2 Keselamatan Berkendara ... 9

2.2.1 Perlengkapan Keselamatan Pengendara ... 10

2.2.2 Persiapan dan Aturan Berkendara ... 12

2.3 Buku ... 14

2.3.1 Anatomi Buku ... 15

2.4 Layout ... 22

2.5 Tipografi ... 26

2.6 Ilustrasi ... 26


(3)

xi

3.1.1 Jenis Penelitian ... 33

3.1.2 Lokasi Penelitian ... 33

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.2.1 Observasi ... 34

3.2.2 Wawancara ... 35

3.2.3 Studi Literatur ... 36

3.2.4 Studi Eksisting ... 36

3.2.4 Studi Kompetitor ... 36

3.3 Teknik Analisis Data ... 36

3.3.1 Analisis SWOT ... 37

BAB IVPEMBAHASAN ... 39

4.1 Hasil dan Analisis Data ... 39

4.1.1 Wawancara ... 39

4.1.2 Hasil Observasi ... 44

4.1.3 Literatur ... 47

4.1.4 Hasil Studi Eksisting ... 49

4.1.5 Hasil Studi Kompetitor ... 50

4.2 Konsep/Keyword... 53

4.2.1 Analisis STP ... 53

4.2.2 Unipue Selling Preposition (USP) ... 55

4.2.3 Analisis SWOT ... 56

4.2.4 Tabel Analisis SWOT ... 57

4.2.5 Keyword ... 59

4.2.6 Deskripsi Konsep ... 61

4.3 Perancangan Kreatif ... 62

4.3.1 Tujuan Kreatif ... 62

4.3.2 strategi Kreatif ... 62


(4)

xii

BAB V PENUTUP ... 83

4.4 Kesimpulan ... 83

4.4 Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85


(5)

xiv

Gambar 4.2Studi Eksisting ... 49

Gambar 4.3Buku Ayo Kita Berempati ... 52

Gambar 4.4Font Komika ... 65

Gambar 4.5Font Tekton Pro ... 66

Gambar 4.6Warna Pilihan ... 67

Gambar 4.7Cover Depan dan Belakang ... 70

Gambar 4.8Halaman Pembuka... 71

Gambar 4.9 Halaman Teori dan Persiapan ... 72

Gambar 4.10 Bab Bahas Helm 1 ... 73

Gambar 4.11 Bab Bahas Helm 2 ... 74

Gambar 4.12 Bab Bahas Helm 3 ... 74

Gambar 4.13 Bab Bahas Helm 3 ... 75

Gambar 4.14 Bab Bahas Hp 1 ... 76

Gambar 4.15 Bab Bahas Hp 2 ... 76

Gambar 4.16 Bab Bahas Hp 3 ... 77

Gambar 4.17 Bab Bahas Hp 4 ... 78

Gambar 4.18 Bab Bahas SIM 1 ... 79

Gambar 4.19 Bab Bahas SIM 2 ... 79

Gambar 4.20 Halaman Penutup ... 80

Gambar 4.21 Stiker ... 81

Gambar 4.22 Pembatas Buku ... 81


(6)

(7)

xvi

Lampiran 3 Form Revisi Kolokium 3 ... 89 Lampiran 4 Surat Rekomendasi penelitian ... 90


(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di Indonesia saat ini alat transportasi dengan jumlah terbanyak adalah

sepeda motor dapat dilihat dari data AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor

Indonesia) sebanyak 7.867.195 sepeda motor terjual di tahun 2014

(www.aisi.or.id), dan jika dilihat dari data penjualan pada tahun-tahun

sebelumnya memiliki tren peningkatan penjualan. Sayangnya peningkatan

penjualan ini juga diikuti dengan permasalahan angka tingkat kecelakaan yang

besar, terbesar jika dibandingkan dengan kendaraan lain. Menurut data dari

Korlantas Polri yang di hitung setiap kuartal triwulan, kecelakaan pesepeda motor

mencapai 24.330 kasus dalam jangka waktu 1 oktober hingga 31 Desember 2015,

dengan catatan korban dari usia 15 hingga 19 tahun yang tertinggi mencapai 3.841

korban, dengan angka kematian mencapai 465 korban jiwa, ada pula kejadian

pada anak berusia 10 hingga 14 tahun yang memprihatinkan sebanyak 1.469

korban. Hal ini sangat disesalkan karena memang dalam usia dibawah 17 belum

di perbolehkan mengendarai sepedamotor, namun memiliki angka kejadian yang

paling tinggi (www.korlantas-irsms.info).

Untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas maka

menerapkan prinsip safety riding dapat menjadi solusi, kecelakaan yang sering terjadi biasanya di mulai dari melakukan pelanggaran dan kelalaian. Istilah


(9)

kepada perilaku berkendara yang secara ideal harus memiliki tingkat keamanan

yang cukup bagi diri sendiri maupun orang lain (Hildiario, 2015: 44). Mental serta

periliaku saat berkendara juga perlu di perhatikan, karena pemahaman mengenai

peraturan lalulintas tidak berguna jika tidak di patuhi, sehingga kesadaran dalam

berkendara dengan aman sangatlah penting bagi diri sendiri maupun oranglain.

Gambar 1.1: Grafik Kelompok Umur Korban Sumber: (www.korlantas-irsms.info)

Dengan tingginya angka kecelakaan sepeda motor maka di perlukan media

untuk mengkomunikasikan safety riding untuk meningkatkan kesadaran keselamatan berkendara, maka merancang suatu buku menggunakan teknik

ilustrasi yang mengedukasikan tentang pentingnya keselamatan berkendara adalah

salah satu solusi yang dapat digunakan. Dengan tingginya angka kecelakaan di

usia muda terutama pada usia 13 sampai 19 tahun, maka terlihat bahwa


(10)

cukup akan keselamatan berkendara, oleh karena itu peneliti bertujuan untuk

merancang buku ilustrasi safety riding dengan teknik ilustrasi karikatur untuk menumbuhkan kesadaran keselamatan bersepeda motor khususnya bagi remaja di

kota Surabaya. Penggunaan ilustrasi dalam buku dikarenakan buku yang memiliki

banyak bagian bergambar atau ilustrasi lebih mudah dekat dengan pribadi remaja

dan mudah di ingat, sehingga mereka dapat menikmati gambar ilustrasi sembari

mempelajari keselamatan berkendara. Dengan bekal awal yang cukup diharapkan

pengendara motor usia muda dapat memulai dengan benar dan terhindar dari

kecelakaan.

Buku adalah sumber ilmu pengetahuan dan sumber pembangunan watak

bangsa (Mutikno, 2003:2) pembangunan watak yang menjunjung niai-nilai safety riding dapat melalui media buku ilustrasi, buku ilustrasi ini bersifat komunikatif dan edukatif, komunikatif adalah penyampaian pesan yang mudah di pahami dan

di terima dengan baik (KBBI.co.id), komunikatif disini adalah di mana dalam isi

buku ilustrasi safety riding menggunakan ilustrasi yang mengandung pesan, baik berupa sindiran maupun berupa informasi mengenai keselamatan berkendara

sehingga dapat mengkomunikasikan pesan kepada pembaca. Pesan yang di

sampaikan berkisar tentang peraturan lalulintas, kelengkapan berkendara, apa

yang boleh dan tidak boleh di lakukan di jalan raya, dan bagaimana situasi

sesungguhnya di jalan raya khususnya di Surabaya. Pemilihan buku berbasis

ilustrasi sebagai media penyampaian pesan yang digunakan dikarenakan buku

adalah salah satu media pembelajaran yang dapat mengkomunikasikan banyak


(11)

menarik secara visual dan mudah untuk di serap oleh pembaca. Ilustrasi gambar

adalah gambaran singkat alur cerita suatu cerita guna lebih menjelaskan salah satu

adegan (Kusmiyati,1999:46). Buku yang di lengkapi dengan ilustrasi akan

memudahkan dalam menyerap informasi serta dapat lebih menarik minat baca

(Wojirsch, 1995). Ilustrasi merupakan gambaran pesan yang tak terbaca yang

dapat menguraikan cerita, berupa gambar dan tulisan, yaitu bentuk grafis

informasi yang memikat, sehingga dapat menielaskan makna yang terkandung

didalam pesan tersembunyi. Oleh karena itu dipilih penggunaan buku yang

sebagian besar isinya menggunakan ilustrasi sebagai penyampai pesan secara

visual yang mudah di ingat dan lebih mudah menarik perhatian pembaca.

Perancangan ini di tujukan untuk usia remaja yaitu pada usia 13 hingga 19

tahun, hal ini dikarenakan dalam data Korlantas Polri pada usia ini telah memiliki

catatan kecelakaan lebih dari 3.841 korban kecelakaan lalu lintas. Dengan

memberikan edukasi berupa buku ilustrasi yang mengedukasi keselamatan

berkendara maka diharapkan anak-anak pada usia remaja telah memulai

mempelajari aturan aturan lalu lintas yang dibutuhkan agar terhindar dari

kecelakaan di masa mendatang. Pemilihan usia tersebut di dasari pemikiran

bahwa pencegahan harus dilakukan segera mulai dari awal, sehingga para calon

pengendara ini akan memiliki bekal dan diharapkan akan terus mengembangkan

pengetahuan dan kemampuannya dalam hal keselamatan berkendara.

Pembelajaran dengan media buku berbasis ilustrasi ini juga akan

memudahkan dalam hal mengajarkan keselamatan berkendara, karena dengan


(12)

bagi pembacanya, buku berbasis ilustrasi yang edukatif ini dapat di gunakan

sebagai bacaan di dalam proses penngajaran di sekolah maupun dilakukan di

rumah, ataupun tempat tempat lain yang memungkinkan. Dengan kemudahan ini

maka orang tua ataupun guru dapat mengawasi dan membantu dalam proses

belajar ini, sehingga hasilnya akan lebih maksimal. Buku berbasis ilustrasi

bertemakan keselamatan berkendara ini juga dapat di hadirkan pada event keselamatan berkendara, sehingga dapat membantu proses sosialisasi, sehingga

pembaca remaja tidak akan cepat bosan dan mau menerima materi pembelajaran,

dengan alur informasi serta ilustrasi yang menarik maka anak akan lebih dapat

menikmati proses belajar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat di rumusan masalah

sebagai berikut:

“Bagaimana merancang buku ilustrasi safety riding dengan teknik ilustrasi karikatur untuk menumbuhkan kesadaran keselamatan berkendara bagi remaja di


(13)

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas di tentukan batasan masalah yang di

titik beratkan pada:

1. Merancang buku ilustrasi keselamatan berkendara untuk remaja 13 sampai

19 tahun.

2. Merancang buku ilustrasi safety riding meliputi, kesiapan berkendara,

penggunaan helm, penggunaan hand phone saat berkendara, dan kepemilikan

surat izin mengemudi

3. Menggunakan ilustrasi karikatur jenis karikatur komik/kartun.

1.4 Tujuan

Penulisan ini bertujuan untuk merancang buku keselamatan berkendara

berbasis ilustrasi untuk remaja 13 sampai 19 tahun khususnya di kota Surabaya.

Perancangan di tujukan untuk pengendara dan calon pengendara roda dua atau

sepeda motor untuk menumbuhkan kesadaran keselamatan berkendara bagi


(14)

1.5 Manfaat

Diharapkan penulisan ini memberikan manfaat sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoristis

Menambah pengetahuan bagi penulis serta pembaca dalam hal

keselamatan berkendara khususnya untuk kendaraan sepeda motor, diharapkan

juga penulisan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat serta perancang-perancang

selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan keselamatan berkendara.

Buku berbasis ilustrasi ini juga sekurang-kurangnya di harapkan dapat

menyampaikan informasi mengenai safety riding, sehingga dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan berkendara bagi pembaca khususnya

kalangan remaja.

1.5.2 Manfaat Praktis

Sebagai kontribusi terhadap pembelajaran keselamatan berkendara

khusunya kendaraan roda dua atau sepeda motor. Sebagai kontribusi dalam


(15)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang memiliki hubungan dengan buku ilustrasi bertemakan safety riding dialakukan oleh Rifki Hidayat, dalam jurnal teknik Perancangan Buku Visual Safety Riding Untuk Remaja Usia 16-18 Tahun Sebagai Panduan Keselamatan Oleh Honda. Dalam penelitianya berfokus pada aspek fun and safe dalam safety riding, oleh karena itu di gunakan ilustrasi kartun yang dapat memberikan kesan menyenangkan dalam pembelajaran safety riding, terdapat pula panel yang berisikan komik sebagai penarik perhatian remaja. Penggunaan tema safe and fun serta penggunaan ilustrasi kartun dan komik di gunakan agar tersampaikan pesan bahwa keselamatan berekndara tidak sesulit yang di bayangkan dan dapat di pelajari dengan cara yang menyenangkan.

Keunggulan yang ada pada penelitian terdahulu terdapat pada jenis isi konten yang cenderung fun dengan penggunaan komik dan kartun, lalu lebih banyak teori yang di masukan dalam buku dengan banyaknya penjelasan dan teori yang dimasukan dalam buku. Jenis ilustrasi yang digunakan juga beragam mulai dari ilustrasi untuk pelengkap tulisan hingga untuk komik.

Kelemahan pada penelitian terdahulu terdapat pada banyaknya penggunaan jenis ilustrasi yang bermacam macam seperti, lalu juga terdapat pada pewarnaan dimana tidak semua ilustrasi menggunakan warna.


(16)

2.2 Keselamatan Berkendara

Salah satu hal yang dapat di lakukan untuk mecegah dan mengurangi kejadian kecelakaan lalu lintas adalah dengan menerapkan prinsip safety riding, kecelakaan yang sering terjadi biasanya di mulai dari melakukan pelanggaran dan kelalaian. Istilah keselamatan berkendara atau yang biasa di sebut dengan safety riding mengacu kepada perilaku berkendara yang secara ideal harus memiliki tingkat keamanan yang cukup bagi diri sendiri maupun orang lain (Hildiario, 2015: 44).

Safety riding berarti mengendarai motor dengan aman, sesuai aturan, dan tidak ugal ugalan. Inti dari safety riding adalah mengutamakan keselamatan, yaitu keselamatan diri dan juga keselamatan pengguna jalan lain. Pengendara harus selalu mengingat bahwa jalan raya adalah sebuah fasilitas umumyang di gunakan bersama sama, sehingga kecerobohan sesaat dapat menyebabkan orang lain celaka (Kusmagi, 2010: 40-41).

Peraturan dan etika berkendara harus di pahami dan di jalankan secara beriringan dan saling melengkapi, menurut Edo Rusyanto, badan pengawas RSA (Road Safety Asociation), bahwa etika dan aturan bisa saling melengkapi. Nilai-nilai atau norma-norma di masyarakat juga bisa dibakukan menjadi aturan hukum positif jika masyarakatnya menganggap itu perlu. Terpenting, semua etika, moral, dan aturan itu ternyata bermuara pada perwujudan keselamatan saat berkendara (netsains.net).


(17)

Untuk memenuhi prinsip safety riding maka pengendara harus melindungi dirinya dengan baik, dengan senantiasa menggunakan sabuk pengaman untuk mobil atau helm, sepatu, dan body protector bagi pengendara motor. Pengendara juga harus bersikap bijaksana, bersikap sosial, serta memiliki disiplin yang tinggi. Dalam safety riding di usahakan pengendara harus meminimalkan resiko atau yang biasa disebut defensive riding, artinya pengendara harus dapat memperkecil setiap resiko dalam berkendara, dengan prinsip selalu menyayangi diri sendiri (IMI, 2012: 15).

2.2.1 Perlengkapan Keselamatan Pengendara

Salah satu aspek yang perlu di perhatikan saat berkendara agar nyaman dan aman dan sesuai prinsip safety riding adalah perlenkapan berkendara baik yang ada pada pengendara maupun pada kendaraan, berikut adalah beberapa perlengkapan berkendara yang di butuhkan:

1. Helm Sesuai Standar

Istilah helm berasal dari bahasa Belanda, yang berarti alat pelindung anggota tubuh. Fungsi utama helm adalah pelindung kepala dari benturan yang bisa membuat kepala cedera. Di Indonesia, helm yang di rekomendasikan untuk di gunakan para pengendara motor, yakni hem full face helm open face atau helm tiga perempat.


(18)

Helm yang memenuhi kebutuhan safety riding adalah sebagai berikut,:

a) Usahakan untuk selalu menggunakan helm yang sudah di standarisasi agar terjamin mutunya. Pergunakan helm yang memiliki logo SNI karena sudah melalui pengujian pemerintah.

b) Pilihlah helm yang pas dan nyaman dengan kepala, helm yang dipilih jangan terlalu longgar. Helm yang baik adalah helm yang terasa sedikit menekan di bagian pipi dan rahang, serta bagian atas kepala.

c) Pakailah helm yang mampu melindungi seluruh bagian kepala dengan baik. d) Lebih baik membeli helm yang memiliki double visor atau kaca ganda, bening dan gelap. Kaca gelap sangat membantu jika kita berkendara di terik matahari, sedangkan kaca bening memudahkan kita melihat di kegelapan atau hujan.

e) Cari helm yang memiliki ventilasi sehingga menghindarkan terjadinya embun saat berkendara di saat hujan, ventilasi juga dapat memberikan kenyamanan pada saat berkendara.

f) Gunakan helm berwarna cerah, helm berwarna cerah membantu pengguna jalan lain lebih awas terhadap keberadaan pengendara sehingga mencegah terjadinya kecelakaan akibat tidak awas.


(19)

2. Jaket dan Sepatu Riding

a) Pilih jaket yang cukup tebal, selain bisa melindungi dari hembusan angin juga mampu memberikan sedikit perlindungan saat tergelincir.

b) Menggunakan jaket yang kedap air akan menguntungkan saat sewaktu waktu turun hujan, dan tidak membawa jas hujan, setidaknya masih bisa mencari tempat berteduh yang nyaman.

c) Usahakan membawa jas hujan sesuai tubuh, bukan ponco. Menggunakan ponco saat hujan membahayakan diri anda karena kemungkinan ponco terlilit roda dan membahayakan keselamatan.

d) Lebih baik jika berkendara di malam hari menggunakan jaket yang memiliki bagian memantulkan cahaya.

e) Jika akan berkendara jarak jauh atau dalam waktu tertentu, usahakan memakai sepatu yang tahan banting. Pakailah sepatu yang tahan panas dan nyaman di kaki. Ini menjadi penting karena bukan tidak mungkin selama berkendara kaki anda bersentuhan dengan mesin (Kusnagi: 2010: 41- 43)

2.2.2 Persiapan dan Aturan Berkendara

Selain perlengkapan pengendara beberapa persiapan lain yang perlu di perhatikan dalam berkendara terutama sepeda motor adalah sebagai berikut:

1. Persiapkan fisik dan mental.

a) Tidak mengantuk. b) Tidak mabuk.


(20)

d) Tidak sedang emosi tinggi atau marah.

e) Berdoa sebelum berangkat dan bersyukur setelah tiba.

2. Membawa perlengkapan tambahan.

a) Alat-alat teknis standar seperti, tang,obeng,kunci pas 10-12,kunci busi. b) Jas hujan model baju-celana per orang.

c) Kunci pengaman tambahan. d) Ban dalam cadangan.

3. Patuhi rambu dan aturan lalulintas.

a) Membawa STNK dan SIM yang masih berlaku. b) Berkendara sesuai jalur dan tidak melawan arus.

c) Berhenti di rambu lalin ketika menyala merah di belakang garis stop.

d) Berjalan kembali setelah lampu rambu lalin menyala hijau bukan merah-kuning.

e) Tidak memotong ‘garis putih tidak putus’. f) Tidak berkendara diatas trotoar.

g) Tidak menerobos pintu perlintasan rel kereta api. h) Patuh aturan petugas di lapangan.

4. Fungsikan semua navigasi sesuai aturan warna dan fungsinya.

a) Speedometer, fuel indicator. b) Lampu penerang instrument

c) Lampu dekat dan jauh (pass) penerang jalan. d) Lampu belok (sign) berkedip dan berwarna kuning.


(21)

e) Lampu rem berwarna merah.

f) Klakson berfungsi baik dan suaranya tidak terlalu keras. g) Spion berfungsi sebagaimana mestinya.

h) Plat nomor terpasang di depan dan belakang dan mudah di baca.

i) Tidak menggunakan lampu tambahan terlebih yang berwarna-warni saat berkendara.

j) Tidak menggunakan flip-flop/ flasher/ lampu yang menyala berganti kiri kanan.

k) Gunakan hazard hanya dalam keadaan darurat atau butuh perhatian.

5. Pastikan kendaraan dalam kondisi baik.

a) Rem depan dan belakang berfungsi dengan baik. b) Ban tidak gundul.

c) Kondisi mesin baik secara keseluruhan. (Billy, 2015: 45)

2.3 Buku

Dalam merancang suatu buku maka harus mengetahui definisi dari buku serta manfaat apa yang di dapat dari perancangan ataupun membaca suatu buku. Sebagai salah satu media cetak buku memiliki peran penting dalam pembelajaran. Buku adalah sumber ilmu pengetahuan dan sumber pembangunan watak bangsa (Mutiono, 2003: 2).

Menurut penelitian Coffey (Hernowo, 2005: 25), pendidikan (Salah satu pendidikan termudah adalah membaca buku) dapat menciptakan semacam lapisan penyangga yang melindungi dan mengganti-rugi perubahan otak. Hal itu di


(22)

buktika dengan meneliti struktur otak 320 orang berusia 66 tahun hingga 90 tahun yang tak terkena demensia.

Buku ataupun kitab kitab mampu membentuk cara pandang manusia terhadap kehidupanya, memantapkanya dengan jalan yang telah di tempuhnya, mengubah apa yang telah di yakininya, menjadikanya kian tabah dan yakin akan perjuanganya. Semua itu memiliki implikasi yang tidak kecil dan bahkan mampu mengubah sejarah satu bangsa dan dunia. Singkat kata buku mempunyai peran yang tidak kecil dalam mendorong perkembangan sosial budaya, teknologi, politik dan ekonomi (Muktiono, 2003: 5).

2.3.1 Anatomi Buku

Bagian-bagian dari buku tidak selalu sama antara satu buku dengan buku lainnya, tetapi pada dasarnya berkisar dari unsur-unsur berikut:

a. Kulit Buku (Cover)

Kulit buku merupakan bagaian buku yang paling luar atau biasa disebut juga sampul buku, kulit buku gunanya jelas, yaitu untuk melindungi isi dan untuk memperkokoh buku. Kulit buku banyak jenisnya, ada yang dari kertas tebal saja, ada yang dibuat dari karton kemudian dibalut dengan kain linen, kain biasa, bahkan buku-buku mahal ada yang memakai balutan kulit asli.

Yang lebih bagus buku-buku untuk perpustakaan memiliki kulit buku yang tebal karena buku-buku yang ada di perpustakaan sering berganti tangan. Di beberapa Negara buku-buku yang dipergunakan untuk perpustakaan diberi kulit yang kuat, yang diberi nama “Library Binding” (penjilidan untuk perpustakaan).


(23)

Pada kulit buku biasanya dimuat judul buku (Cover Title), kadang-kadang juga tidak ditemui judul. Judul pada kulit buku ini dalam katalogisasi tidak terlalu penting. Dalam proses pengkatalogan dapat mengabaikannya, kecuali kalau judul tersebut berbeda dengan judul yang tercantum dalam halaman judul “Title Page” buku. Dalam hal demikian perlu dipertimbangkan apakah judul tersebut perlu dicatat dan diinformasikan kepada pembaca dalam katalog. Sebab sebagian pembaca memungkinkan akan menelusuri judul buku tersebut melalui judul dikulit tersebut.

b. Punggung Buku

Pada pungung buku biasanya terdapat judul buku. Seperti halnya judul yang terdapat pada kulit buku, judul punggung buku ini pun ada kemungkinan tidak sama dengan apa yang terdapat pada halaman judul.

c. Halaman Kosong (Fly Leaves)

Halaman kosong ini adalah halaman tanpa teks yang terletak setelah kulit buku di bagian depan dan bagian belakang. Halaman kosong ini ada yang menyebut juga halaman pelindung. Halaman ini berfungsi sebagai penguat jilid dan buku. Oleh karena itu biasaanya halaman kosong ini terbuat dari kertas yang lebih kuat.

d. Halaman Judul Singkat (Half Title)

Halaman judul singkat ini ada yang menyebut juga halaman setengah judul ”Half Title Page“. Halaman judul singkat ini terletak setelah halaman kosong dan berisi judul singkat dari buku.


(24)

e. Judul Seri

Judul seri ini merupakan judul dari karya-karya berjilid yang saling berkaitan dalam subyek dengan satu judul mencakup judu-judul seri.

f. Halaman Judul (Title Page)

Halaman judul buku merupakan halaman yang berisi banyak data dan informasi yang diberikan penerbit , antara lain judul buku, nama pengarang dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam kepengarangan seperti penerjemah, editor, dan illustrator. Di samping itu juga berisi informasi tentang kota tempat terbit, penerbit dan tahun terbit. Oleh karena itu, halaman judul buku merupakan halaman yang sangat penting diperhatikan dalam proses katalogisasi deskriptif. Halaman inilah yang menjadi sumber utama dalam mengumpulkan berbagai data dan informasi yang diperlukan dalam katalogisasi.

1. Judul Buku

Judul yang tercantum pada halaman judul merupakan judul resmi dari buku tersebut. Di samping judul pokok tercantum pula judul-judul lain seperti judul tambahan, judul alternatif dan judul paralel.

2. Nama Pengarang

Nama pengarang yang tercantum di halaman judul biasanya lengkap dengan gelar-gelarnya jika pengarang tersebut bersifat perorangan. Pengarang bisa juga berupa lembaga atau badan. Di samping nama pengarang, di halaman judul


(25)

dicantumkan juga nama-nama berbagai pihak yang terlibat dalam kepengarangan buku seperti penerjemah, editor, dan penyadur

3. Keterangan Edisi

Pada halaman judul terdapat keterangan tentang edisi atau cetakan buku. Tetapi tidak selalu demikian karena sering kali keterangan edisi justru terdapat di halaman balik judul, di kulit buku atau di kata pendahuluan. Keterangan edisi penting dicantumkan dalam katalog karena menunjukkan tingkat kemutakhiran buku tersebut. Kata edisi mungkin berbeda dengan cetakan, jika yang dimaksud cetakan ialah pencetakan ulang dari buku tanpa revisi atau penambahan. Pencetakan ulang dengan bahasa Inggris bisanya dinyatakan dengan “Printing” dan untuk edisi dinyatakan dengan “edition

4. Keterangan Imprin

Di halaman judul biasanya terdapat keterangan tentang kota tempat diterbitkannya buku, penerbit, dan tahun penerbitannya. Ketiga unsur ini tidak selalu terdapat di halaman judul bahkan di dalam buku. Unsur-unsur ini kadang-kadang terdapat di halaman balik judul atau mungkin di halaman kulit luar bagian belakang buku. Di halaman judul biasaanya juga dituliskan juga hak cipta (Copyright).


(26)

g. Halaman Balik Judul

Pada halaman balik judul sering kali terdapat banyak informasi penting, antara lain:

1) Keterangan kepengarangan 2) Judul asli dari karya terjemahan 3) Kota tempat terbit dan penerbit 4) Tahun terbit dan tahun copyright 5) Keterangan edisi

h. Halaman Persembahan (Dedication)

Halaman persembahan biasanya terletak sebelum halaman prakata. Dalam proses katalogisasi deskriptif tidak perlu memperhatikan halaman persembahan ini.

i. Kata Pengantar

Kata pengantar merupakan catatan singkat yang mendahului teks, berisi penjelasan-penjelasan yang diberikan si pengarang kepada para pembaca. Penjelasan-penjelasan itu dapat berupa tujuan dan alas an penulisan buku, ruang lingkup, dan pengembangan subyek yang dibahas. Sering pula kata pengantar berisi ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulisan buku tersebut dan penjelasan tentang cetakan.


(27)

j. Daftar Isi

Daftar isi biasaanya terletak sesudah kata pengantar tetapi dapat juga terletak di bagian akhir dari buku. Daftar isi memuat judu-judul bab yang biasanya diikuti rincian berupa anak-anak bab, tetapi bisa juga tanpa bab. Dalam daftar isi ini juga bisa ditemukan daftar gambar, daftar peta, ilustrasi, dan lain-lain.

k. Pendahuluan

Pendahuluan biasanya mengikuti daftar isi dan merupakan bab pertama dari buku. pendahuluan memberikan wawasan tentang subyek yang dibahas, baik pengembangannya maupun pengorganisasiannya secara ilmiah. Pendahuluan ini sering kali tidak ditulis sendiri oleh si pengarang, melainkan oleh seseorang yang dianggap mempunyai nilai lebih tentang bidang yang dibahas.

l. Naskah (Teks)

Naskah atau teks buku, bahkan ada yang menyebut isi buku. Naskah ini disajikan dalam bab-bab secara sistematis mengikuti daftar isi. Banyak teks dibubuhi berbagai jenis ilustrasi untuk penjelasan atau hiasan. Buku yang memuat ilustrasi akan lebih mudah menarik pembaca, terlebih buku anak-anak. Buku akan lebih menarik juga apabila memakai huruf yang bagus.

m. Indeks

Indeks merupakan daftar secara rinci dari sebuah terbitan atau buku tentang subyek, nama orang, nama tempat, nama geografis, dan hal-hal yang


(28)

dianggap penting. Indeks ini disusun secara sistematis menurut abjad atau alfabetis. Indeks ini bertujuan agar lebih memudahkan para pembaca dalam menelusuri informasi. Indeks ini biasaanya diletakan di bagian akhir dari sebuah buku. Tetapi apabila buku itu dalam beberapa jilid, biasa saja indeks tersebut terpisah dalam satu jilid.

n. Bibliografi

Bibliografi merupakan daftar kepustakaan yang digunakan si pengarang dalam menulis buku. Biasanya buku-buku yang bersifat ilmiah selalu memuat bibliografi. Terkadang bibliografi disebut juga dengan Daftar Pustaka. Bibliografi biasanya terletak di bagian akhir.

o. Glossary

Glossary merupakan daftar kata-kata atau istilah-istilah yang dianggap masih asing bagi pembaca pada umumnya atau masih perlu dijelaskan. Glossary biasanya diletakkan di bagian akhir buku.

p. Nomor Pagina

Nomor pagina dari sebuah buku biasaanya terdiri atas angka Romawi kecil dan angka Arab. Angka Romawi kecil biasanya digunakan pada penomoran halaman kata pengantar sampai dengan daftar isi, sedangakan untuk bab pendahuluan sampai akhir biasanya digunakan angka Arab.


(29)

2.4 Layout

Menurut Tom Lincy dalam (Kusrianto, 2007: 277), prinsip layout yang baik adalah yang selalu memuat 5 prinsip utama dalam desain, yaitu proporsi, keseimbangan, kontras, irama dan kesatuan.

Jenis-jenis layout yang di gunakan dalam media cetak seperti buku, majalah dan media cetak lain sangat beragam, berikut beberapa jenis layout:

a. Mondrian Lay Out

Mengacu pada konsep seorang pelukis Belanda bernama Piet Mondrian, yaitu: penyajian iklan yang mengacu pada bentuk-bentuk square/ landscape/ portait, dimana masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian dan memuat gambar/ copy yang saling berpadu sehingga membentuk suatu komposisi yang konseptual.

b. Multi Panel Lay Out

Bentuk iklan dimana dalam satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa tema visual dalam bentuk yang sama (square/ double square semuanya).

c. Picture Window Layout

Tata letak iklan dimana produk yang diiklankan ditampilkan secara close up. Bisa dalam bentuk produknya itu sendiri atau juga bisa menggunakan model (public figure).


(30)

d. Copy Heavy Layout

Tata letaknya mengutamakan pada bentuk copy writing (naskah iklan) atau dengan kata lain komposisi lay out nya didominasi oleh penyajian teks (copy).

e. Frame Lay Out

Suatu tampilan iklan dimana border/bingkai/frame nya membentuk suatu naratif (mempunyai cerita).

f. Shilhoutte Lay Out

Sajian iklan yang berupa gambar ilustrasi atau tehnik fotografi dimana hanya ditonjolkan bayangannya saja. Penyajian bisa berupa Text-Rap/warna spot color yang berbentuk gambar ilustrasi atau pantulan sinar seadanya dengan tehnik fotografi.

g. Type Specimen/Big type Lay Out

Tata letak iklan yang hanya menekankan pada penampilan jenis huruf dengan point size yang besar. Pada umumnya hanya berupa Head Line saja.

h. Sircus Lay Out

Penyajian iklan yang tata letaknya tidak mengacu pada ketentuan baku. Komposisi gambar visualnya, bahkan kadang-kadang teks dan susunannya tidak beraturan.


(31)

i. Jumble Lay Out

Penyajian iklan yang merupakan kebalikan dari sircus lay out, yaitu komposisi beberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur.

j. Grid Lay Out

Suatu tata letak iklan yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain iklan tersebut seolah-olah bagian per bagian (gambar atau teks) berada di dalam skala grid.

k. Bleed Lay Out

Sajian iklan dimana sekeliling bidang menggunakan frame (seolah-olah belum dipotong pinggirnya). Catatan: Bleed artinya belum dipotong menurut pas cruis (utuh) kalau Trim sudah dipotong.

l. Vertical Panel Lay Out

Tata letaknya menghadirkan garis pemisah secara vertical dan membagi lay out iklan tersebut.

m. Alphabet Inspired Lay Out

Tata letak iklan yang menekankan pada susunan huruf atau angka yang berurutan atau membentuk suatu kata dan diimprovisasikan sehingga menimbulkan kesan narasi (cerita).


(32)

n. Angular Lay Out

Penyajian iklan dengan susunan elemen visualnya membentuk sudut kemiringan, biasanya membentuk sudut antara 40-70 derajat.

o. Informal Balance Lay Out

Tata letak iklan yang tampilan elemen visualnya merupakan suatu perbandingan yang tidak seimbang.

p. Brace Lay Out

Unsur-unsur dalam tata letak iklan membentuk letter L (L-Shape). Posisi bentuk L nya bisa tebalik, dan dimuka bentuk L tersebut dibiarkan kosong.

q. Two Mortises Lay Out

Penyajian bentuk iklan yang penggarapannya menghadirkan dua inset yang masing-masing memvisualkan secara diskriptif mengenai hasil penggunaan/detail dari produk yang ditawarkan.

r. Quadran Lay Out

Bentuk tampilan iklan yang gambarnya dibagi menjadi empat bagian dengan volume/isi yang berbeda. Misalnya kotak pertama 45%, kedua 5%, ketiga 12%, dan keempat 38%.

s. Comic Strips Lay Out

Penyajian iklan yang dirancang secara kreatif sehingga merupakan bentuk media komik, lengkap dengan captions nya.


(33)

t. Rebus Lay Out

Susunan lay out iklan yang menampilkan perpaduan gambar dan teks sehingga membentuk suatu cerita

2.5 Tipografi

Tipografi di definisikan sebagai suatu proses seni untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak. Menyusun meliputi merancang bentuk huruf cetak, hingga merangkainya dalam sebuah komposisi yang tepat untuk memperoleh suatu efek tampilan yang di kehendaki (Kusrianto, 2007 : 190).

Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan. Menurut Rustan (2001 : 16) tipografi dimaknai sebagai “segala disiplin yang berkenaan dengan huruf”.

Menurut Sihombing (2001 : 58), dalam pembuatan desain suatu buku, dibutuhkan jenis huruf yang memiliki tingkat legibility tinggi. Legability adalah kualitas desain huruf atau naskah sehingga mudah di baca tiap karakter huruf dan katanya oleh pembaca.

2.6 Ilustrasi

Ilustrasi merupakan salah satu bentuk dari karya visual,yang pada umumnya berupa sketsa atau gambar, dimana biasanya digunakan sebagai penyampai pesan,menggambarkan suatu situasi, menggambarkan sesosok tokoh atau wujud visual dari suatu cerita. Sebuah ilustrasi visual dapat di terapkan di berbagai macam media dengan fungsi tertentu sesuai dengan kebutuhan.Teknik


(34)

yang di gunakan dalam pembuatan bermacam macam mulai dari manual hingga digital,baik dengan teknik gambar, melukis, atau teknik seni rupa lainya.

Luasnya bidang yang dapat di cakup oleh ilustrasi membuat kebutuhan akan ilustrasi sangatlah banyak, seperti pada concept art, desain karakter, desain peta,desain cover buku,desain story board, ilustrasi buku cerita dan lain sebagainya,dengan banyaknya penerapan yang di lakukan maka banyak definisi dari ilustrasi berdasarkan bidangnya masing masing, ilustrasi dalam bidang visual memiliki bergam penafsiran dan beberapa pengertian dari ilustrasi adalah sebagai berikut:

a. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ilustrasi visual atau yang lebih dikenal dengan kata lain ilustrasi yaitu gambar dapat berupa foto atau lukisan untuk membantu memperjelas isi buku, karangan, dan sebagainya dapat juga bermakna gambar, desain, diagram untuk penghias halaman sampul.

b. Menurut Kusmiyati (1999: 46), ilustrasi gambar adalah gambaran singkat alur cerita suatu cerita guna lebih menjelaskan salah satu adegan.

c. Wojirsch (1995) berpendapat, ilustrasi merupakan gambaran pesan yang tak terbaca yang dapat menguraikan cerita, berupa gambar dan tulisan, yaitu bentuk grafis informasi yang memikat. Sehingga dapat menielaskan makna Yang terkandung didalam pesan tersembunyi.


(35)

2.7 Karikatur

Pengertian karikatur dapat di lihat dari bahasa dan asal namanya, karikatur berasal dari bahasa Italia “caricare” yang berarti memuat. Pengertian ini berkembang sehingga karikatur dikenal sebagai gambaran yang melebih-lebihkan (hiperbola) atau mendistorsikan gambaran seseorang dan untuk mengidentifikasi atau mengimpresikanya dengan mudah. Karikatur sendiri berfungsi untuk menyampaikan suatu makna, pesan, kritik, atau informasi lain secara visual (Bonnie, 2007: 3).

Distorsi dalam gambar karikatur dapat diartikan sebagai perubahan atau pergeseran bentuk objek atau sebagai plesetan bentuk suatu objek tertentu pada tubuh manusia, akan tetapi plesetan tersebut masih mengandung atau menyerupai karakter objek tersebut. Bagian objek yang mengalami distorsi ini dapat berupa pengurangan atau penambahan ukuran (A.R Studio, 2011: 82).

Visual dan pesan yang disampaikan dalam sebuah karikatur dapat berbeda-beda, oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan untuk membedakan jenis karikatur , berikut adalah beberapa teori mengenai jenis karikatur:

1. Karikatur portrait

Menurut James Sherry (1987: 6) karikatur portrait adalah karikatur dengan menggambar profil figur atau tokoh secara penuh, biasanya karikatur jenis ini diletakan dalam background kosong, dimana hanya sedikit background yang diberikan seperti lantai atau tanah dimana tokoh tersebut berdiri. Karikatur jenis ini melebih-lebihkan suatu fitur dan suatu bentuk atau wajah, dan menggunakan


(36)

portrait dari orang yang dapat dikenali. Yang membedakan karikatur portrait dan ilustrasi portrait biasa, adalah akal, dan permainan portraiture yang dilakukan dalam gambar tersebut., ada permainan visual komedi primitif atau akal yang terdiri dari melebih lebihkan, atau elemen badut dalam distorsi dari fitur atau bentuk, distorsi bentuk dapat berupa pengempesan atau pengembungan bentuk atau garis.

2. Karikatur satir

Satir menurut catatan Ronald Paulson dalam James Sherry 1987: 11, memiiki dua komponen, sebuah komponen representational dan komponen rhetorical, sebagai represntasi satir adalah seni yang seperti meniru-niru potraitur. Biasanya mempresentasikan atau merepresentasi ulang suatu individu atau grup dari suatu individu, sebuah scene, sebuah objek satiric. Namun satir juga sebuah seni majas retoris yang mencoba membuat kita mengadopsi suatu sikap tertentu terhadap objek yang di suguhkan pada kita, untuk meyakinkan kita melihat mereka dengan cara tertentu. Karikatur satir tidak bisa dipuaskan hanya dengan menyuguhkan suatu hal yang dilebih-lebihkan, terdistorsi atau fantastis, karikatur itu harus harus mempresentasikan mereka sebagai ekspresi dari kondisi moral, dan membuat jelas hubungan antara fisik dan alam moral.

Sebuah karikatur seseorang yang sangat gemuk bukanlah satir, namun sebuah gambar dari orang yang sama didepan meja yang diatasnya bertumpuk tinggi dengan makanan lezat, lebih dapat dikatakan sebagai satir, karean ada hubungan antara obesitas dan kebiasaan makannya. Setidaknya ada dua perbedaan


(37)

antara portrait dan karikatur satir, pertama adalah dalam karikatur satir ironi di suplai oleh sifat asli gambar karikatur yang diberi sebuah kontrol arah terhadap moral. Kedua tidak seperti karikatur portrait yang biasanya figurnya statis, karikatur satr biasanya menyuguhkan situasi yang dramatis.

Grafis dalam satir adalah seperti mimpi, proses dramatisasinya kadang menghasilkan scene yang sangat fantasis, perpaduan yang aneh antara yang mungkin dan tidak mungkin, ada juga yang menggunakan metafora dalam karikatur jenis ini contohnya mengganti seorang tokoh yang masih diri mereka namun juga digambarkan sebagai kupu-kupu, kecebong, kelelawar, babi, kantong uang, dan lain sebagainya (Sherry, 1987: 12)

3. Karikatur komik, kartun atau humor

Seperti karikatur satir, karikatur komik atau humor dapat dilihat sebagai satu realisasi potensial dari sebuah aliran yang kompleks. Karikatur komik mengambil poin dari ironi yang dihasilkan oleh melebih-lebihkan dari mengembangkan atau mengempiskan dari karikatur portrait, namun memiliki tujuan tak lain untuk mengambil kepuasan dalam keabsurban sifat dasar manusia. Dalam karikatur komik mengandung unsur fantastis, melebih-lebihkan, ketenangan, atau pelarian dari gambar portrait yang serius dengan cara mengundang tawa. Karikatur komik memiliki kecenderungan berelawanan dengan realita atau norma yang biasa diterima.


(38)

Simplisitas dan pengurangan dari karikatur komik secara langsung mensugesti kita sebagai viewers bahwa kita tidak perlu untuk menanggapinya secara terlalu serius (Sherry, 1987: 23). Karikatur komik dimulai dengan situasi yang dramatis (tidak penting seberapa kecil), namun dimana ketika karikatur satir membuang figurnya untuk cocok dengan tujuan retoris atau poin satir, karikatur komik mengeksploitasi situasi dramatis untuk potensi humornya, kapasitasnya untuk menciptakan kesenangan.

4. Grotesque caricature (Fantastis)

Karikatur Grostesque adalah tentang batas dan garis, berasal dari kata grottesco, dari grotto atau gua (cave), grotesque awalnya didesain sebagai style ornamen yang mencampur tanaman, hewan, dan bentuk manusia dalam desain dekoratf, lalu kemudian hal tersebut berubah untuk merepresentasikan hampir semua bentuk fantastis atau yang dilebih-lebihkan.

Adapula pembagian jenis karikatur berdasarkan sifatnya, yaitu untuk apa tujuan karikatur tersebut dibuat, berikut beberapa jenis atau sifat karikatur:

1. Karikatur personal

Karikatur personal adaah karikatur yang digunakan untuk menggambarkan watak atau perbuatan seseorang melalui karikatur, karikatur jenis ini hanya menunjukan satu tokoh dalam gambarnya. Karikatur ini lebih personal karena menggambarkan watak secara individu, karikatur jenis ini juga biasanya tidak menghadirkan orang lain atau gambar background (Sibrani, 2001:70).


(39)

2. Karikatur Sosial

Karikatur sosial adalah karikatur yang mengambarkan mengenai persoalan yang ada di masyarakat, misalnya seperti kesenjangan sosial, si kaya dan si miskin, dan isu sosial lain (Sibrani, 2001:10).

3. Karikatur Politik

Karikatur jenis ini adalah karikatur yang menggambarkan situasi politik, biasanya mengambil sudut pandang dari sisi humor dan mengandung nuansa satire (Sibrani, 2001:27).


(40)

33

Pembahasan dalam bab ini terfokus pada metode yang di gunakan dalam merancang karya, observasi data, serta teknik pengolahanya dalam perancangan Buku Safety Riding dengan Teknik Ilustrasi Karikatur untuk Menumbuhkan Kesadaran Keselamatan Berkendara Bagi Remaja Di Surabaya.

3.1 Perancangan Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, penelitian ini menggunakan data dari beberapa sumber yang terdiri dari respon, gagasan, ataupun pengamatan peneliti. Moelong dalam Arifin (2010:26) berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah, penelitian yang di gunakan untuk memahami suatu fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, seperti perilaku, persepi, pandangan, motovasi, tindakan sehari-hari, secara holistik dan dengan metode deskripsi kata-kata, dan bahasa pada suatu konteks alamiah.

3.1.2 Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai keselamatan berkendara dibatasi dalam kota Surabaya sesuai tujuan perancangan yaitu meningkatkan kesadaran keselamatan berkendara bagi remaja di Surabaya, maka penelitian akan di batasi di lakukan di daerah kota Surabaya, baik penelitian berupa observasi di lapangan, maupun wawancara kepada pihak-pihak yang bersangkutan.


(41)

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam metode penelitian kualitatif ini teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah, observasi, wawancara atau interview, dan dokumen. Dalam pengumpulan data ini penggunaan metodenya harus di pahami dalam penggunaanya seperti saat kapan harus menggunakan salah satu metode, dan kapan harus menggunakan ketiganya pada satu responden, data yang di dapat akan menjadi konsep awal perancangan buku safety rding. Berikut uraian dari metode pengumpulan data di atas:

3.2.1 Observasi

Observasi ini dilakukan oleh peneliti dengan harapan mampu memahami apa yang di teliti dan apa yang terjadi,dengan melakukan observasi dengan pikiran yang terbuka maka peneliti dapat melihat hal yang mungkin tidak di sadari atau di ketahui oleh peneliti. Dengan melakukan observasi maka diharapkan peneliti dapat memahami subjek yang diamati dan dapat mengingat serta mencatat fenomena yang terjadi, sehingga didapatkan data yang dapat membantu dalam perancangan.

Dalam observasi ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan observasi secara langsung di beberapa ruas jalan raya di kota Surabaya seperti jalan Ahmad Yani dan jalan Rungkut Industri, kemudian melakukan pencatatan terhadap aktifitas di lokasi observasi. Dengan observasi ini diharap peneliti dapat mendapat tambahan ilmu pengetahuan atas hal apa yang perlu di gunakan dalam perancangan buku ilustrasi safety riding, sehingga dapat dibuat


(42)

sesuai dengan realitas yang ada di jalan raya. Dengan observasi ini juga dapat mengamati perilaku pengendara roda dua serta hubunganya dengan keselamatan berkendara khususnya di jalan umum kota Surabaya.

3.2.2 Wawancara

Wawancara adalah teknik tanya jawab secara lisan yang digunakan untuk mengumpulkan data yang akan dijadikan sebagai bahan perancangan buku ilustrasi safety riding. Wawancara adalah alat pengumpulan data yang sangat penting dalam sebuah penelitian kualitatif, dengan wawancara penelitian melibatkan manusia sebagai subjek sehubungan dengan realitas atau gejala yang akan di teliti (Pawito, 2007:132). Pertanyaan yang di ajukan secara garis besar adalah mengenai kondisi dan perilaku pengguna jalan yang berhubungan dengan keseamatan berkendara, atau mengetahui respon dan jawaban dari narasumber, sehingga peneliti mendapat masukan data narasumber. Wawancara akan di lakukan secara langsung kepada pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan data ataupun masukan yang dapat membantu penelitian. Dishub Surabaya, wawancara kepada pihak-pihak tersebut di harapkan menghasilkan data yang dapat membantu dalam perancanga buku safety riding.

Wawancara yang di lakukan adalah tipe wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang tidak tertulis secara sistematis, namun wawancara berisi garis besar permasalahan yang di tanyakan. Dengan wawancara tidak terstruktur ini di harapkan peneliti mendapatkan data yang lebih banyak tentang isu yang di tanyakan, diharapkan juga akan muncul data ataupun fakta-fakta yang tidak di


(43)

ketahui oleh peneliti, sehingga dapat melengkapi data untuk perancangan buku ilustrasi safety riding.

3.2.3 Studi Literatur

Penggunaan teori-teori atau buku-buku dalam penelitian akan berperan sebagai landasan agar penelitian memiliki dasar yang jelas, beberapa buku yang dapat membantu dalam penelitian seperti buku safety riding, baik yang di keluarkan oleh kepolisian maupun buku pedoman dari Ikatan Motor Indonesia dapat di gunakan sebagai studi literatur.

3.2.4 Studi Eksisting

Studi eksisting dilakukan dengan meneliti mengenai studi yang telah terlebi dahulu ada dan memiliki kesamaan, studi eksisting dapat berupa karya yang pernah dibuat oleh perusahaan, instansi, atau lokasi penelitian yang sedang di teliti, sehingga bsa menjadi refrensi untuk membuat konsep baru.

3.2.5 Studi Kompetitor

Studi kompetitor digunakan sebagai pembanding, sehingga dapat memunculkan konsep yang baru, studi kompetitor dapat dilakukan pada karya yang pernah di buat oleh perusahaan, orang lain, instansi, yang memiliki kesamaan tema, teknik, dan lain sebagainya sehingga dapat digunakan untuk mencari alternatif konsep baru yang berbeda dari karya sebelumnya.

3.3 Teknik Analisis Data

Pengolahan data atau analisis data menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012 : 334), terdaat tiga tahapan yaitu tahap,reduksi data,penyajian data dan penarikan kesimpulan.


(44)

Setelah data terkumpul baik dari metode wawancara, observasi, maupun dokumen, maka data yang telah didapat akan di reduksi untuk mendapatkan data yang lebih jelas, data yang didapat akan dipilih dan disederhanakan sehingga akan fokus kepada data yang benar-benar di butuhkan dalam perancangan. Data yang telah direduksi tersebut diharapkan dapat menjadi data yang tepat.

Setelah mendapatkan data yang telah direduksi maka memasuki tahapan penyajian data, pada tahap ini data yang terpilih akan disusun baik berupa tulisan, tabel, ataupun grafik, sesuai dengan kebutuhan dan kemudahan penyajian data sehingga data dapat di pahami dan di gunakan dengan mudah, data yang telah tersusun rapi juga dapat memudahkan jika suatu saat di butuhkan dalam perancangan maka data telah siap di gunakan.

Setelah data tersaji dengan baik maka dilakukan proses penarikan kesimpulan, kesimpulan ini akan di ambil dari setiap data yang telah tersaji, dengan menarik pola-pola dari setiap data yang di dapat diharapkan akan memunculkan suatu kesimpulan akhir yang jelas. Tahap akhir ini yang akan menentukan arah perancangan, karena data akhir akan digunakan sebagai landasan dalam perancangan.

3.3.1 Analisis SWOT

Analisa SWOT di pergunakan untuk menilai dan menilai ulang suatu hal yang telah ada dan telah di putuskan sebelumnya, dengan tujuan meminimumkan risiko yang mungkin timbul. Dengan mengoptimalkan segi positif yang mendukung serta meminimalkan segi negatif yang menghambat keputusan penelitian (Sarwono dan Lubis, 2007:18).


(45)

Langkah dalam analisis SWOT ini adalah mencari dan memilah, segi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), serta ancaman (threat). Kekuatan serta kelemahan akan di dapat dari faktor internal atau objek perancangan, sedangakan peluang serta ancaman adalah faktor eksternal, baik dari kompetitor maupun hal lain yang menjadi ancaman maupun peluang bagi objek perancangan. Dalam perancangan ini hasil dari analisis SWOT akan di gunakan dalam strategi pemecahan masalah, perbaikan, pengembangan, dan optimalisasi. Dengan dilakukan pemecahan masalah dari hasil analisis SWOT maka di harapkan dapat menjadi penambah kekuatan dalam peranccangan.


(46)

39

Pembahasan dalam bab ini difokuskan kepada metode penelitian yang digunakan dalam perancangan karya, seperti menjelaskan hasil analisis data yang telah di dapat melalui wawancara serta observasi, analisis SWOT, STP, keyword dan strategi kreatif lainnya yang di gunakan dalam perancangan buku safety

riding dengan teknik ilustrasi karikatur untuk meningkatkan kesadaran

keselamatan berkendara bagi remaja di Surabaya. 4.1 Hasil dan Analisis Data

4.1.1 Wawancara

Dijelaskan bahwa wawancara adalah alat pengumpulan data yang sangat penting dalam sebuah penelitian kualitatif, dengan wawancara penelitian melibatkan manusia sebagai subjek sehubungan dengan realitas atau gejala yang akan di teliti (Pawito, 2007:132). Pertanyaan yang di ajukan secara garis besar adalah, mengenai kondisi dan perilaku pengguna jalan yang berhubungan dengan

safety riding khususnya di kalangan remaja, oleh karena itu wawancara di lakukan

kepada pihak Dinas perhubungan Kota Surabaya.

Wawancara dilakukan di Dinas perhubungan Kota Surabaya pada tanggal 15 juni 2016, kepada bapak Trianto Aristyadi, selaku kasi pembina keselamatan dalam divisi pengendalian dan operasional (DALOP). Menurut bapak Trianto Aristyadi, safety riding merupakan sebuah ilmu dalam berkendara sehingga seseorang mampu berkendara dengan baik dan benar, serta selalu mengutamakan


(47)

keselamatan, pembelajaran safety riding memang sangat di butuhkan oleh para remaja, seperti pada remaja SMP serta SMA dimana di anggap pada usia ini paling tepat di lakukan penyuluhan mengenai safety riding dikarenakan mereka masih dalam tahap pembelajaran berkendara dengan baik, serta masih dapat menyerap banyak ilmu ilmu dan pengetahuan baru. Pengetahuan akan safety riding di kalangan remaja juga masih sangat sedikit, masih banyak remaja yang masih belum tau atau masih belum peduli terhadap safety riding, walau pada usia yang sebenarnya masih tidak diperbolehkan mengendarai sepeda motor tetap masih banyak yang melanggar. Pembelajaran safety riding yang dapat di berikan kepada remaja meliputi bagaimana mempersiapkan dengan baik saat akan memulai berkendara, semua persiapan harus di siapkan dengan baik sejak awal, baik persiapan dari kendaraan maupun dari pengendara itu sendiri. Yang perlu di pahami oleh para pengendara sepeda motor khususnya di kalangan remaja adalah pemahaman mengenai etika dalam berkendara, peraturan lalulintas seperti rambu-rambu dan marka jalan, serta pengetahuan akan sangsi hukum bagi pelanggar hukum lalulintas.

Di karenakan sepeda motor adalah kendaraan yang dapat mengakomodasi maksimal dua orang demi faktor keselamatan, maka keselamatan yang perlu di perhatikan pada saat mengendarai sepedamotor berlaku bagi yang mengendarai maupun yang menjadi penumpang, fakta yang ada adalah saat terjadi kecelakaan pada kendaraan bermotor yang di gunakan berboncengan, maka yang di boncenglah yang cenderung mengalami resiko luka lebih parah ataupun tingkat kematian yang lebih tinggi, namun sayangnya perlengkapan berkendara bagi yang


(48)

di bonceng kadang masih di remehkan dan tidak dianggap penting. Selain yang di bonceng pengendara juga bertanggung jawab agar tindakan nya tidak membahayakan pengguna jalan yang lain, berkendara memang menuntut agar penuh dengan rasa tanggungjawab sehingga dapat berkendara dengan aman.

Menurut bapak Aris Triyanto, dalam berkendara ada banyak hal yang harus dipersiapkan diantaranya kesiapan dari diri sendiri, yaitu kesiapan mental serta fisik, berkendara dalam kondisi sakit, kelelahan, atau sedang dalam keadaan emosi akan dapat membahayakan keselamatan berkendara, persiapan lainya yaitu dari perlengkapan berkendara seperti helm dengan standard SNI, jaket, celana yang dapat melindugi yang dapat melindungi bagian kaki, sarung tangan, serta menggunakan sepatu. Perlengkapan yang berhubungan dengan kendaraan juga perlu di lengkapi, seperti STNK, serta SIM, lalu kelengkapan kendaraan harus di pastikan lengkap serta aman, biasakan rutin memeriksa kondisi kendaraan karena dapat berubah sewaktu-waktu. Kelengkapan utama kendaraan meliputi lampu utama, lampu sein, spion, rem yang bekerja dengan baik, ban yang masih layak pakai, dan instrumen kendaraan masih berfungsi dengan baik.

Selain dari perlengkapan, dan juga kemampuan/skill berkendara, hal yang sangat penting adalah etika dalam berkendara, memiliki pengetahuan maupun kemampuan yang baik dalam berkendara jika tidak di terapkan maka akan menjadi sia-sia, dan etika berkendara yang di maksut disini adalah mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku, serta saling menghormati antar pengendara dan pengguna jalan, kurangnya etika yang baik juga dapat meresahkan dan membahayakan pengendara yang lain, tindakan yang egois tanpa memperhatikan


(49)

keselamatan diri sendiri dan oranglain adalah contoh etika yang buruk. Di jalan umum terdapat berbagai macam sifat, dan pemikiran orang yang berbeda-beda, dengan etika yang baik maka di harapkan dapat juga berkendara dengan harmonis dengan pengguna jalan lain, karena jalan umum adalah tempat yang di gunakan banyak orang dan banyak hal bisa saja terjadi. Etika yang dapat di terapkan oleh pengendara motor dengan pengguna jalan yang lain antara lain seperti menghormati pejalan kaki, mengutamakan kendaraan yang memiliki prioritas seperti kendaraan darurat seperti pemadam, ambulance atau kendaraan lain yang berada di lajur yang lebih di utamakan, utamakan keselamatan bersama. Etika dalam berkendara dapat meengkapi semua pengetahuan serta kemampuan berkendara, tanpa etika maka perlengkapan yang lain menjadi sia-sia.

Dalam berkendara tidakboleh ada hal yang di sepelekan oleh pengendara, hal ini di karenakan berkendara adalah salah satu kegiatan yang memiliki resiko tinggi setiap orang bisa saja menjadi korban ataupun pelaku penyebab kecelakaan. Segala kegiatan yang dilakukan saat berkendara tidakboleh di sepelekan, hal ini karena setiap kali kita lengah dalam berkendara beresiko dapat memperbesar peluang terjadinya kecelakaan. Keselamatan berkendara juga menjadi bagian dari kemajuan suatu bangsa, kecelakaan yang melibatkan sepeda motor adalah yang paling tinggi jumlahnya dan penyumbang kecelakaan tertinggi ada pada usia produktif, hal ini dapat mengancam masa depan bangsa karena banyaknya korban kecelakaan pada usia produktif. Sebegitu pentingnya keselamatan berkendara sehingga safety riding menjadi sangat penting untuk di pelajari dan di terapkan, tindakan seperti menggunakan handphone, atau meremehkan situasi jalan yang


(50)

dianggap aman dapat membahayakan pengendara, menjaga fokus serta tidak menyepelekan hal apapun dalam berkendara adalah sal tindakan pencegahan yang perlu di lakukan.

Menurut bapak Aris Triyanto, peran keluarga dalam pembinaan safety

riding bagi remaja sangatlah penting, karena keluarga terutama orangtua berperan

besar dalam kehidupan seorang anak. Jika orangtua sudah dapat membina safety

riding maka diharapkan dapat melindungi anak dari pengaruh buruk yang

mungkin di dapat dari lingkungan dan juga bergaulan dengan teman. Terdapat hukum dalam UUD 22 tahun 2009, yang mengatur bahwa seseorang yang memperbolehkan atau memberikan izin pada anak yang belum cukup umur atau belum memenuhi persyaratan legal untuk berkendara dapat di kenakan hukuman, oleh karena itu orangtua harusah memberi contoh yang baik dan berperan aktif dalam edukasi safety riding.

Menurut bapak Aris Triyanto, sebenarnya mempelajari safety riding itu adalah hal yang mudah, namun dalam penerapanya membutuhkan disiplin yang lebih agar etika berkendara semakin membaik. Seseorang dapat dikatakan sudah menerapkan prinsip safety riding jika sudah memenuhi syarat untuk dapat berkendara seperti umur cukup, kondisi fisik dan mental yang baik, memiliki pengetahuan berkendara, melengkapi semua perlengkapan berkendara, dan yang terpenting memiliki etika berkendara dan menerapkan semua hal yang dapat meningkatkan keselamatan dalam berkenda. Penerapan defensive riding juga menjadi salah satu poin dalam safety riding, dimana seorang pengendara harusla mengutamakan keselamatan dan tidak melakukan tindakan ceroboh dan


(51)

berbahaya saat berkendara, sebenarnya untuk pengetahuan safety riding mudah untuk di pelajari namun penerapanya memang membutuhkan kesadaran dari diri masing-masing pengendara.

Kesimpulan dari wawancara yaitu:

1. Safety riding sangat penting untuk remaja

2. Remaja masih banyak yang tidak mengetahui tentang safety riding 3. Safety riding meliputi kesiapan diri sendiri, dan kendaraan

4. Kesadaran akan penerapan safety riding masih kurang

5. Peran keluarga/kedua orangtua sangat penting untuk mengajarkan safety riding 6. Safety riding sangat penting untuk remaja

7. Etika adalah hal yang penting dalam berkendara

4.1.2 Hasil Observasi (Pengamatan)

Kegiatan observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap suatu objek dan melakukan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang berkaitan dengan objek pengamatan. Dengan melakukan observasi maka diharapkan peneliti dapat memahami subjek yang diamati sehingga dapat membantu dalam perancangan.

Dalam observasi ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan observasi secara langsung di beberapa ruas jalan raya di kota Surabaya yaitu jalan Ahmad Yani karena termasuk jalan raya utama yang cenderung ramai dengan berbagai kegiatan pengguna jalan, Observasi dilakukan pada jam yang berbeda untuk mendapat data yang lebih lengkap. Observasi pertama dilakukan


(52)

pada hari jum’at, 3 juni 2016, pada pagi hari untuk megetahui kondisi jalan pada jam aktifitas di mulai pada pukul 10:30 WIB hingga 07:30 WIB,dan 16:30 WIB hingga 17:30 WIB untuk mengetahui kondisi di saat jalan dalam kondisi sepi dan kondisi padat/macet dikarena jam pulang kerja yang bersamaan. Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat jalan sepi kecenderungan pengendara memacu kendaraanya dengan lebih cepat, hal ini dapat membahayakan jika jalan yang lancar dan sepi dapat membuat lengah, terlebih tidak jarang di daerah jalan tersebut banyak gang yang beresiko tidak terlihat jika ada yang keluar dari gang, kendaraan yang keluar dari gang sering membahayakan karena meremehkan jalan yang tampak cenderung lancar, padahal menurut peraturan kendaraan yang keluar dari gang harus mendahulukan yang berada di jalan utama. Sehingga di harapkan pengendara dapat memacu kendaraanya di dalam batas kecepatan yang aman. Dikarenakan jalan yang sepi juga menyebabkan pergantian jalur dilakukan dengan kurang hati-hati dengan kecpatan yang cukup tinggi dan terkadang melupakan penggunaan lampu sein, hal ini menunjukan jalan yang lancar memiliki resiko tinggi jika pengendara terlena oleh jalan yang lancar dan cenderung sepi.

Observasi kedua dilakukan pada waktu dimana jalan cenderung padat dan macet pada pukul 16:30-17:30 WIB, pada saat observasi dilakukan di jalan ahmad yani peneliti menemui bahwa volume kendaraan meningkat dibandingkan pagi hari, hal ini di pengaruhi oleh jam pulang kerja yang banyak bersamaan, jarak pendek yang biasa di tempuh dengan beberapa menit menjadi hampir setengah jam karena kemacetan yang terkumpul sebelum lampu lalulintas, dengan waktu yang lebih lama digunakan dalam kondsi macet maka berakibat kelelahan secara


(53)

fisik maupun mental yang dapat membahayakan pengendara. Dengan kondisi macet dapat dilihat walaupun ruang gerak sempit banyak yang memaksakan untuk mendahului kendaraan di sekitarnya, di konndisi seperti ini memang membuat banyak kendaraan yang semakin tidak sabar dan melanggar peraturan lalulintas seperti menggunakan jalur pejalan kaki untuk mendahului beberapa pengendara lainya, tentu saja hal ini membahayakan baik bagi pejalan kaki maupun pengendara, belum lagi penghambatan arus yang terjadi karena kendaraan yang berganti jalur akan semakin memperpanjang kemacetan. Ada beberapa planggaran yang berhasil peneliti amati, seperti sepeda motor yang membawa beban tidak sesuai dengan batas muatan, mengambil jalur pejalan kaki, memotong jalur tanpa menyalakan lampu sein, hingga mengambil jalur berlawanan karena kemacetan. Tentu sebaiknya setiap pengendara bersikap lebih bijak dan mengutamakan keselamatan bersama dalam situasi seperti ini.

Kesimpulan Observasi:

1. Banyak pengendara meremehkan keadaan jalan yang sepi.

2. Masih banyak yang berfokus pada cepat sampai tujuan daripada keselamatan. 3. Masih banyak yang belum menaati peraturan lalulintas

4. Etika dalam berkendara masih kurang

5. Baik pada kondisi jalan lancar maupun macet ditemukan tindakan pelanggaran. 6. Masih banyak yang tidak melengkapi perlengkapan keselamatan berkendara. 7. Toleransi antar penguna jalan masih kurang.


(54)

4.1.3 Literatur

Segala peraturan berkendara dan lalulintas telah di atur dalam UUD nomor 22 tahun 2009, dasar hukum ini adalah pedoman tetap pada hukum lalulintas dan berkendara, dalam UUD ini terdapat berbagai definisi dari instrument lalulintas seperti peraturan berkendara, etika berkendara, definisi dari istilah-istilah dalam lalulintas serta segala instrument nya. Dikarenakan keselamatan berkendara memiliki dasar hukum dan juga berbagai kebijakan dari pemerintah maka di perlukan penggunaan buku sebagai literatur dalam perancangan buku ilustrasi karikatur mengenai keselamatan berkendara, buku yang di gunakan adalah buku Undang Undang lalulintas dan angkutan jalan yang berisi UUD 22 tahun 2009, dan peraturan pemerintah mengenai lalulintas dan kendaraan.

Gambar: 4.1 UU 22 tahun 2009 Sumber: Olahan Peneliti, 2016


(55)

Tertulis dalam hal yang menjadi salah satu pertimbangan di buatnya peraturan lalulintas dan menunjukan bahwa keselamatan dalam berkendara sangatlah penting dapat dilihat pada pertimbangan dalam pembukaan UUD nomor 22, tahun 2009 mengenai lalulintas yaitu, lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peranstrategis dalam mendukung pembangunan dan integrasinasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Dapat dilihat juga definisi dari keselamatan lalu lintas dalam buku ini menuliskan bahwa, keselamatan lalu lintas dan Aangkutan jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia, Kendaraan, Jalan, dan/atau lingkungan, (UUD, No.22, 2009, Pasal 1 Poin 31).

Buku ini dapat dijadikan dasar akan semua peraturan dan etika yang mencakup ruang lalu lintas dan keselamatan berkendara, banyaknya peraturan dan juga hal lain yang terdapat dalam buku undang-undang lalu lintas tentu sulit untuk di hafalkan dan di pahami secara keseluruhan, namun dengan kesadaran akan keselamatan yang terus meningkat di harapkan dapat membantu akan pemahaman akan keselamatan berkendara dan terus membantu proses belajar sehingga menjadi pribadi yang sadar akan keselamatan berlalulintas.


(56)

4.1.4 Hasil Studi Eksisting

Studi eksisting terhadap penelitian dengan tema yang sama yaitu buku ilustrasi bertemakan safety riding dialakukan oleh Rifki Hidayat, mahasiswa ITS, dalam jurnal teknik Perancangan Buku Visual Safety Riding Untuk Remaja Usia 16-18 Tahun Sebagai Panduan Keselamatan Oleh Honda. Dalam penelitianya berfokus pada aspek fun and safe dalam safety riding, oleh karena itu di gunakan ilustrasi kartun yang dapat memberikan kesan menyenangkan dalam pembelajaran safety riding, terdapat pula panel yang berisikan komik sebagai penarik perhatian remaja. Penggunaan tema safe and fun serta penggunaan ilustrasi kartun dan komik di gunakan agar tersampaikan pesan bahwa keselamatan berekndara tidak sesuilit yang di bayangkan dan dapat di pelajari dengan cara yang menyenangkan.

Gambar 4.2: Studi Eksisting Sumber: digilib.its, 2016


(57)

Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah penggunaan pendekatan baik secara komunikasi maupun secara teknik visual yang di gunakan, penyampaian prinsip safety riding dapat di sampaikan dengan berbagai cara, hal yang terutama adalah dapat menimbulkan kesadaran keselamatan berkendara, oleh karena itu dalam penelitian ini di pilih penggunaan teknik karikatur sebagai media komunikasi berupa sindiran kritik sosial terhadap perilaku berkendara yang menyalahi prinsip safety riding.

Pemilihan sindiran dan penggunaan teknik ilustrasi berupa karikatur di tujukan agar menyadarkan pembaca terhadap perilaku berkendara yang menyalahi prinsip safety riding, penggunaan karikatur dapat menyampaikan pesan dengan lebih ringkas dan efektif dimana tidak terlalu panjang, dengan pesan berupa sindiran tersebut di harapkan dapat lebih mendapat perhatian, berkesan, serta lebih efektif dalam penyampaian pesan dari setiap topik keselamatan berkendara yang terdaat dalam buku ilustrasi safety riding dengan teknik karikatur untuk meningkatkan kesadaran Keselamatan Berkendara Bagi remaja di Surabaya. Diharapkan dengan sindiran berupa karikatur dapat menumbuhkan kesadaran akan mana yang baik dan tidak untuk di lakukan di jalan umum, sehingga dapat berkendara aman bagi diri sendiri maupun orang lain.

4.1.5 Hasil Studi Kompetitor

Studi dari penelitian atau produk yang telah ada terlebih dahulu di buat dengan media yang sama sehingga dapat dijadikan pembanding, perbandingan ini bertujuan agar dalam proses perancangan dapat menemukan kekurangan serta kelebihan apa yang ada dalam perancangan yang sedang dilakukan, sehingga


(58)

karya yang di hasilkan dapat memiliki suatu keunggulan dan keunikan tersendiri yang dapat menjadi nilai tambah.

Studi kompetitor dilakukan pada buku Ayo Kita Berempati yang di terbitkan oleh Balai Lalu Lintas Angkutan Jalan, Denpasar pada tahun 2015. Buku ini berisi mengenai keselamatan berlalulintas, namun tidak hanya berfokus pada sepedamotor seperti yang dilakukan pada penelitian yang sedang dilakukan, buku ini memuat tips keselamatan bagi pejalan kaki, pengendara motor, pengemudi mobil, serta pengguna sepeda. Buku ini menjelaskan berbagai situasi dimana dibutuhkan empati oleh sesama pengguna jalan, dan di selingi dengan beberapa tips berkendara seperti penggunaan helm dan lain sebagainya. Dengan banyaknya aspek keselamatan menurut segi pandang banyak pengguna jalan seperti pejalan kaki, pengemudi mobil, pengendara motor, dan pesepeda, yang di masukan kedalam buku ini maka tentu menjadikan buku ini memiliki banyak variasi, namun dengan materi yang banyak buku ini hanya berisi 16 halaman sehingga pembahasan kurang terperinci dan terfokus pada setiap tema khusus yang di bahas.


(59)

Gambar 4.3: Buku Ayo Kita Berempati Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Ukuran buku ini cenderung kecil yaitu 15x10 cm, ukuran ini membuat buku lebih mudah di pegang dan di bawa, namun dengan konten ilustrasi yang ramai, serta hadirnya teks deskripsi membuat layout buku tampak terlalu ramai. Bahan yang di gunakan adalah art paper dengan ketebalan sekitar 150gram, bahan yang digunakan sama mulai dari cover hingga isi buku, tentu hal ini positif dalam sisi cost production sehingga buku dapat di cetak dengan harga terjangkau, namun hal ini dapat mengurangi tampak visual buku sehingga tampak kurang menarik karena tidak ada bahan serta teknik cetak yang bervariasi dalam buku, bahan buku yang tipis tentu menguntungkan dalam berat yang ringan sehingga tidak membebani saat di bawa beraktifitas, namun hal ini dapat mempengaruhi ketahanan buku, sehingga buku lebih mudah rusak.


(60)

4.2 Konsep/Keyword

4.2.1 Analisis STP (Segmentasi, Targeting, Positioning)

Analisis Segmentasi, Targeting dan Positioning mengacu pada objek yang diteliti, berikut merupakan STP dari buku ilustrasi dengan teknik karikatur untuk meningkatkan kesadaran keselamatan berkendara bagi remaja di surabaya.

1. Segmentasi

Dalam perancangan buku ilustrasi dengan teknik karikatur untuk meningkatkan kesadaran keselamatan berkendara ini khalayak sasaran atau target yang dituju adalah :

a. Demografis

Usia : 13-19 tahun (target audience) Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan Pendidikan : minimal SMP

Kelas Sosial : Menengah atas

Ukuran Keluarga : 3 anggota keluarga atau lebih

Pendapatan : Rp 3.500.000 hingga Rp 7.000.000,- per bulan

b. Geografis

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, sasaran pasar dari produk meliputi wilayah perkotaan Surabaya.

c. Psikografis

Remaja cenderung memiliki keingintahuan yang tinggi sehingga akan memancing minat untuk belajar, oleh karena itu remaja sebagai target


(61)

yaitu berkendara, sehingga kedekatan ini menimbulkan rasa terlibat secara langsung dengan apa yang di pelajarinya. Remaja awal yang baru berkenalan dengan dunia berkendara memiliki rasa ingintahu dan masih banyak yang ingin dipelajari lebih dalam untuk membantu dalam proses pendewasaan dan menambah wawasan. Target audience remaja masih mudah menyerap pembelajaran baru sehingga akan memudahkan proses pembelajaran dan pembentukan etika serta jati diri.

2. Targeting

Target yang dituju dari perancangan buku ilustrasi keselamatan berkendara ini adalah remaja dengan rentang usia 13-19 tahun.

3. Positioning

Positioning adalah strategi komunikasi untuk menempatkan produk,

perusahaan, individu, merek atau apa saja dalam alam pikiran mereka sehingga khalayak memiliki penilaian tertentu (Morissan, 2010:72).

Positioning buku ilustrasi dengan deknik karikatur untuk meningkatkan

kesadaran keselamatan berkendara ini di posisikan sebagai buku yang bukan saja memberikan pengetahuan mengenai berkendara namun juga memberi dorongan untuk menerapkan teknik dan juga ilmu yang telah didapatkan. Penggunaan karikatur dalam buku ini lebih memberatkan kepada sisi menyadarkan pembaca daripada untuk mengilustrasikan teori mengenai keselamatan berkendara, sehingga buku ini bisa mendoong pembacanya untuk tidak saja mengetahui ilmu keselamatan berkendara namun juga untuk menggunakan ilmu tersebut. Buku ini di posisikan


(62)

sebagai peningkat kesadaran akan keselamatan berkendara, bukan hanya sebatas memberikan informasi mengenai keterampilan maupun teori mengenai keselamatan berkendara.

4.2.2 Unique Selling Preposition (USP)

Diferensiasi pada suatu produk dapat menjadi suatu inovasi, pelengkap,

maupun memberi keunggulan dari produk yang lain. Dengan perbedaan ini maka dapat memberikan identitas dan keunggulan tertentu produk sehingga dapat menarik minat target audience, keunikan yang di miliki juga menjadi salahsatu strategi agar pesan yang di sampaikan dapat tersampaikan dengan lebih efektif karena dapat menarik minat, dan lebih meninggalkan kesan sehingga produk dapat memiliki tempat tersendiri bagi target audience.

Kebanyakan buku mengenai safety riding baik yang di lengkapi gambar maupun tidak cenderung menggunakan gambar hanya untuk mengilustrasikan tentang teori yang di sampaikan secara ilustrasi visual seperti, infografis, kartun, maupun komik, perbedaan yang membuat perancangan buku ini berbeda adalah penggunaan ilustrasi yang menggunakan teknik gambar karikatur, hal ini tentu memberi keunikan sendiri dikarenakan biasanya menggunakan gambar kartun atau komik yang berkesan fun dan instruktif, sedangkan penggunaan karikatur kali ini bertujuan untuk penyampaian pesan dapat lebih mengena, dengan penggunaan kritik mengenai keselamatan berkendara dan lalulintas. Dengan karikatur ini diharapkan dapat lebih menarik minat pembaca remaja karena ini adalah hal yang tidak biasanya digunakan dalam buku khusus safety riding, lalu dengan penggunaan kritik dan sindiran maka diharapkan lebih menggugah kesadaran


(63)

pembaca dibandingkan dengan ilustrasi yang biasa digunakan seperti kartun dan komik, gaya karikatur juga unik dan beragam diharapkan tidak membuat pembaca bosan dengan apa yang disampaikan dalam buku.

4.2.3 Analisis SWOT

Strategi yang di gunakan dalam analisis SWOT di harapkan mampu mengembangkan kelemahan menjadi suatu keunggulan dalam perancangan ini, langkah dalam analisis SWOT ini adalah mencari dan memilah, segi kekuatan

(strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), serta ancaman (threat).

Kekuatan serta kelemahan akan di dapat dari faktor internal atau objek perancangan, sedangakan peluang serta ancaman adalah faktor eksternal, baik dari kompetitor maupun hal lain yang menjadi ancaman maupun peluang bagi objek perancangan, proses ini digunakan untuk menyususn kesimpulan dari analisis. Penyusunan kesimpulan ini ditampung dalam Matriks Pakal yang terdiri dari: 1. Strategi PE-KU (S-O) / Peluang dan Kekuatan : Mengembangkan peluang

menjadi kekuatan.

2. Strategi PE-LEM (W-O) / Peluang dan Kelemahan : Mengembangkan peluang untuk mengatasi kelemahan.

3. Strategi A-KU (S-T) / Ancaman dan Kekuatan : Mengenali dan mengantisipasi ancaman untuk menambah kekuatan.

4. Strategi A-LEM (W-T) / Ancaman dan Kelemahan : Mengenali dan mengantisipasi ancaman untuk meminimumkan kelemahan. (Sarwono dan Lubis, 2007:18-19).


(64)

4.2.4 Tabel Analisis SWOT

Hasil dari wawancara, observasi, literatur, dan studi kompetitor dapat diketahui Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats atau SWOT pada objek yang akan dirancang. Berikut tabel dari SWOT tersebut.


(65)

Tabel 4.1: Tabel Analisis SWOT Sumber: Olahan Peneliti, 2016


(66)

4.2.5 Keyword

Berdasarkan data yang telah terkumpul dari beberapa sumber dan teknik pengumpulan pengumpulan data yang telah di lakukan baik dari hasil wawancara, studi literature, studi kompetitor, SWOT, USP, dan data penunjang lainya, nantinya akan di olah untuk dijadikan keyword atau konsep yang akan digunakan dalam perancangan buku ilustrasi safety riding dengan teknik karikatur.


(67)

Tabel 4.2: Tabel Keyword Sumber: Olahan Peneliti, 2016


(68)

4.2.6 Deskripsi Konsep

Berdasarkan analisis keyword pada tabel 4.2 di dapatkan kesimpulan konsep yang akan menjadi acuan desain dalam perancangan papan permainan tentang pentingnya sayuran yaitu “Outstanding. Kata Outstanding mewakili dari semua keyword yang diambil dari wawancara, observasi, literatur, hasil studi eksisting, USP dan analisis SWOT yang pada akhirnya dijadikan sebagai strategi utama.

Pengertian atau deskripsi dari Outstanding adalah suatu hal yang menarik perhatian, luarbiasa bagus, dan mudah di perhatikan biasanya karena sangat penting. Konsep outstanding dapat menyampaikan seberapa pentingnya mendahulukan keselamatan dalam setiap tindakan saat berkendara, serta dapat memunculkan kesadaran akan seberapa penting tindakan yang dilakukan saat berkendara berpengaruh terhadap keselamatan. Membuat setiap hal dalam safety

riding menjadi outstanding sehingga mendapatkan perhatikan, dan memberikan

kesan serta pembelajaran yang mampu meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan berkendara. Dengan mengangkat topik keselamatan berkendara yang dianggap kurang penting bagi remaja menjadi sesuatu yang outstanding hingga menarik perhatian dan mengubah sudut pandang dan juga sikap terhadap pentingnya berkendara sesuai dengan prinsip keselamatan berkendara yang baik dan benar. Dengan konsep outstanding pula maka diharapkan hal-hal mengenai keselamatan berkendara yang dianggap kecil yang tidak disadari, tidak diketahui, atau kurang di pedulikan oleh remaja saat berkendara akan menjadi lebih di perhatikan oleh remaja dengan membuat hal-hal tersebut menjadi outstanding.


(1)

1. Desain Stiker

Gambar 4.21: Stiker Sumber: Olahan Peneliti, 2016

Stiker menggunakan ilustrasi yang diambil dari buku agar memiliki keterkaitan dengan buku, lalu warna yang digunakan juga sama menggunakan warna merah sesuai konsep warna yang digunakan, lalu memberikan judul lika-liku berkendara untuk memberi identitas stiker tersebut adalah bagian dari buku. Dengan ukuran square 6x6 cm berukuran square sama dengan buku utama.

2. Pembatas Buku

Gambar 4.22: Pembatas Buku Sumber: Olahan peneliti, 2016


(2)

82

Pembatas buku dengan pesan utamakan selamat, untuk menambahkan pesan dalam buku, pembatas ini berwarna merah dan berukuran 21x3 cm, lebih panjang sedikit dari ukuran buku agar mudah terlihat saat buku ditutup.

3. Poster

Gambar 4.23: Poster Sumber: Olahan peneliti, 2016

Poster yang digunakan berukuran A3 dengan bahan bc 200 gram, dalam poster diberi mock up dari buku lika-liku berkendara dan keterangan mengenai buku tersebut. Poster dberi aksen merah sesuai dengan konsep warna pada media utama.


(3)

83 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, penciptaan buku safety riding

dengan teknik ilustrasi karikatur ini bertujuan sebagai media pembelajaran yang

menarik untuk menumbuhkan kesadaran akan keselamatan berkendara bagi

remaja. Maka dari penjelasan mengenai penciptaan buku safety riding tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penciptaan buku safety riding dengan teknik ilustrasi karikatur ini sebagai media pembelajaran yang menarik untuk menumbuhkan kesadaran

keselamatan berkendara bagi remaja

2. Dengan metode pendekatan dan cara penyampaian pesan yang cukup berbeda

untuk buku yang membahas keselamatan berkendara dapat menjadi alternatif

penyampaian pesan keselamatan berkendara.

3. Dengan cara pembahasan yang informal dan menonjolkan sisi gambar ilustrasi

maka mempermudah penyampaian pesan pada target remaja.

4. Tema outstanding dala erancangan ini di tujukan agar remaja semakin


(4)

84

5.2 Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian mengenai penciptaan buku safety riding

dengan teknik ilustrasi karikatur, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan

agar penciptaan buku safety riding yang akan datang lebih baik lagi, yaitu:

1. Pemilihan warna untuk buku safety riding akan lebih baik jika lebih bervariasi

dan menarik, dimana buku safety riding dapat menjadi salahsatu buku yang dapat

menarik perhatian.

2. Perbanyak referensi mengenai keselamatan berkendara serta bagaimana


(5)

85

Arifin. 2010. Penelitian Pendidikan - Pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Jogjakarta: LILIN PERSADA

A.R Studio. 2011. Drawing Magic: Panduan menggambar Dengan Pensil. Jakarta: Mediakita.

Darmaprawira, Sulasmi. 2002. Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya. Bandung: Penerbit ITB.

Hernowo, 2005. Andaikan buku itu sepotong pizza. Kaifa.

Hildiario, Billy. 2015. Ibu Babe Lalulintas, Satlantas Polres Kudus.

Ikatan Motor Indonesia. Manual Book: Safety Riding. 2012.

Kusmagi, M.A. 2010. Selamat Berkendara Di Jalan Raya. Raih Asa Sukses.

Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi

Muktiono, Joko. D. 2003. Aku cinta buku: menumbuhkan minat baca pada anak. Elex media komputindo.

Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT. LKIS.

Sarwono dan Hary Lubis. 2007. Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.

Sherry, James. 1987. “Four Modes Of Caricature: Reflections Upon a Genre”. Bulletin of Research and Humanities, Vol 87, No:1.


(6)

86

Sihombing MFA, Danton. 2001. Tipografi Dalam Desain Grafis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Soeherman, Bonnie. 2007. Membuat Karikatur Dengan Photoshop. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.

Surianto, Rustan. 2011. Huruf Font Dan Tipografi. Gramedia Pustaka Utama

Sumber Internet:

http://www.aisi.or.id/statistic/ (diakses 3 Februari 2016)

https://d42nkd.wordpress.com/2008/04/16/anatomi-buku/ (diakses 22 Maret 2016) http://netsains.net/2011/03/etika-dan-aturan-bersepeda-motor (diakses 22 maret 2016)

http://www.korlantas-irsms.info/graph/vehicleTypeData (diakses 20 Februari 2016)