Peraturan Direktur jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak tentang Pedoman Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan
613.488
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL
BINA GIZI DAN KESEHATA IBU DAN ANAK
NOMOR HK.01 .01 /BIAI4051 /2011
TENTANG
PEDOMAN
PENYELENGGARAAN SALON KECANTIKAN
01
BIOANG KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2911
Ind
p
KATA PENGANTAR
613.488
Katalog Dal.1II1 T",hitlJll
Ind
"I
p
Jakel l t: 1
ISB N
I ( , \ )' ,M! II
1. Judul
Merawat dan merias diri merupkan upaya perorangan dalam memelihara keindahan
dan kesehatan yang secara tidak langsung turut meningkatkan kebugaran dan
Ikesehatan individu dan masyarakat.
Salon kecantikan merupakan fasilitas pelayanan umum untuk merawat dan merias
tubuh khususnya kulit dan rambut pelanggannya. Oewasa ini salon kecantikan telah
berkembang pesat dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas mulai dari
daerah perkotaan sampai ke pedesaan
Pedoman Bagi Pengelola Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan telah diterbitkan
Departemen Kesehatan pada tahun 1992, namun dengan perkembangan yang pesat
dalam penyelenggaraan salon kecantikan, maka buku pedoman ini dirasakan tidak
sesuai lagi. Oleh sebab itu Kementerian Kesehatan perlu melakukan perbaikan dan
penyesuaian dengan perkembangan yang ada.
Pedoman ini dimaksudkan agar pengelolaan salon kecantikan dapat dilaksanakan
secara berdaya guna dan sesuai dengan ketentuan sehingga masyarakat
penggunannya dapat terhindar dari hal-hal yang merugikan atau membahayakan
kesehatan.
terima kasih kepada tim penyusun atas jerih payah dan pemikiran
Kami ュセョケ。ーゥォ@
yang telah diberikan sehingga pedoman ini dapt2l tersusun. Kami juga mengharapkan
kritik dan saran dari berbagai pihak agar pedoman ini dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat pengguna.
Jakarta, 1 September 2011
IT
Oirektur Bina Pelayanan
Komplemeo!ec
T cadi,iooal, Altema!it
U
de. Abidio,yah
DHSM , MKe,
NIP. 195705251984121 001
SAMBUTAN
OAF TAR lSI
HAL
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa karena i;J t.l" I I
hidayahNya, Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, AliI ""
Kornplernenter
dapat
rnenyelesaikan
tugasnya
dalarn
merevl",f
I
Penyelenggaraan Salon Kecantikan di bidang Kesehatan.
Berdasarkan kebijakan yang ada di Kementerian Kesehatan, Salon
merupakan bentuk pelayanan yang meliputi peran serta ュ 。 ウ yNエ エャセ@ ,I
pemeliharaaan kecantikan dan kesehatan kulit yang berada di ba wah ーL セHェ
Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplenlont, il
proses penzillan penyelenggaraan Salon Kecantikan dilaksanakarl lI\
Kesehatan Kabupaten/Kota
ャ@
Kehadiran buku pedoman ini sangat dinantikan khususnya oleh par;-, PI!I1rH
jawab terhadap para pengelola salon kecantikan yang asat ini sangat 「 。ョ ケョセ@
dlf
dan dimanfaatkan oleh masyarakat dapat dilaksanakan secara lebih terarol l
Saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada SErlWll1
utamanya para Tim Penyusun yang telah berkenan memberikan pemikll al I
tenaga sehingga Pedoman Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidanq I
yang telah direvisi ini dapat segeera di sosialisasikan kepada masyarakaL
,,,1
Saya berharap, semua pihak dapat mendukung pelaksanaan kebij akan
Penyelenggaraan Salon Kecantikan berjalan secara bertanggungjaWflb [11111
dinikmati oleh masyarakat penggunannya dengan aman dalam arti bebe', clUff
yang dapat membahayakan atau merugikan bagi kesehatan.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telall rni!ll
diterbitkannya Pedoman Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidang I<
semoga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kita semua.
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI
DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
ii
DAFTAR lSI
iii
TIM PENYUSUN
v
PERATURAN DIRETUR JENDERAL BINA GIZI
DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
NOMOR HK. 01.01/B1.4/4051/2011 TENTANG PEDOMAN
PENYELENGGARAAN SALON KECANTIKAN 01 BIDANG
KESEHATAN
BABI
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
C.
D,
BAB II
BAB III
Jakarta, 10 September 2011
Direktur Jendera l
BABIV
Pengertian
Ruang Lingkup
Tujuan dan Sasaran
JENIS, KLASIFIKASI DAN T AHAP
PENYELENGGARAAN SALON KECANTIKAN
A.
Jenis Salon Kecantikan
B.
Klasifikasi Salon Kecantikan
C.
Tahap Penyelenggaraan Salon Kecantikan
PERSYARATAN KESEHATAN PENYELENGGARAAN
SALON KECANTIKAN
A. Fasilitas
B. Ketenagaan
C. Peralatan Kerja
D. Kosmetik
E. Media Informasi
TATA LAKSANA SALON KECANTIKAN
A. Tugas
B. Fungsi
C. Tanggung Jawab
D. Peran Ahli Kecantikan di Salon Kecantikan
E. Tata Cara Penyelenggaraatil
1
3
6
7
8
9
11
13
15
15
17
18
19
19
20
20
20
iii
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU
DAN ANAK
NOMOR : 01.01/B1.4/4051/2011
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN SALON KECANTIKAN'
DI BIDANG KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN AINAK
Menimbang
a. bahwa salon kecantikan merupakan salah satu
pelayanan kecantikan dan kesehatan kulit
kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang
dekoratif, pemeliharaan dan perawatan kesehatan
fasilitas
melalui
bersifat
kulit;
b. bahwa pelayanan kesehatan tradisional harus dibina,
dikembangkan, dan diarahkan agar menjadi pelayanan
kesehatan yang dapat dipertanggungjawabkan keamanan
dan manfaatnya;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, dan b, perlu menetapkan Peraturan Direktur
Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak tentang
Pedoman Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidang
Kesehatan;
Mengingat
1.
Undang-Undang
nomor
8 Tahun
1999 tentang
perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821);
2.
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431);
3.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republ ik Indonesia
Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negera
Republik I'ndonesia Nomor 3637);
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 Tentang
Pengaman Sediaan Farmasi dan Alat Kesehata n
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998
Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3781);
6.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
96/Menkes/PerIV/2008 Tentang Wadah Pem'bungkus ,
Penandaan Serta Periklanan Kosmetik dan Alat
Kesehatan .
7.
Peraturan
Menteri
1175/Menkes/PerIVIII/2010
Kosmetik;
Kesehatan
Tentang
Izin
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN
KESEHATAN IBU DAN ANAK TENTANG PEDOMAN
PENYELENGGARAAN SALON KECANTIKAN DI BIOANG
KESEHATAN.
Pasal1
Pedoman Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidang kesehatan sebagai
acuan bagi bagi pelaksana,
pengelola dan penanggung jawab
penyelenggaraan Salon Kecantikan
Nomor
Produksi
Pasal2
8.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1176/Menkes/PerIVII/2010 Tentang Notifikasi Kosmetika ;
Pedoman Pembinaan Pengobat Tradisional Akupresur digunakan sebagai
ped,oman bagi pengelola program di pusat dan di daerah yang meliputi :
9.
Nomor
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Tentang
Produksi
Alat
1189/Menkes/PerIVIII/2010
Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga ;
a.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
b.
Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) dan Loka Kesehatan
Tradisional Masyarakat (LKTM)
c.
Dinas Kesehatan Provinsi
d.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
e.
Puskesmas
f.
Instansi Pemerintah terkait lainnya
g.
Penyelenggara pelayanan kesehatan tradisional keterampilan akupresur
10. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1190/Menkes/PerIVIII/2010 Tentang Izin Edar Alat
Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga ;
11 . Peraturan
Menteri
1191/Menkes/PerIVII12010
Kesehatan ;
Nomor
Kesehatan
Tentang Penyaluran Alat
12. Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.OO.05.42.1018
h. Asosiasi Pengobat Tradisional terkait.
13. Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.OO .05.4.1745
Pasal3
Pedoman Pembinaan Pengobat Tradisional Akupresur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampira lil Peraturan ini .
Pasal4
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 2 Desember )01
ILAMPIRAN
I
DIREKTUR JENDERAL nlr
DAN KESEHATAN1BU DI\N At
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN
KESEHATAN IBU DAN ANAK
NOMOR : HK.01.01/BI.4/4051/2011
TANGGAL : 2 DES EMBER 2011
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN SALON
KECANTIKAN DI BIIDANG KESEHATAN
Salon Kecantikan di Indonesia tumbuh dan berkembang sejalan dengan
dan
kemajuan teknologi dan kemampuan ekonomi masyarakat. Bila ditinjau
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Komplementer
dimana
perizinannya
dilaksanakan
di
Dinas
secara ekonomi maupun sosial, penyelenggaraan Salon Kecantikan
yang bersifat perawatan dan tata rias tida'k dapat dipisahkan dari tujuan
Pada tahun 1992, Departemen Kesehatan melalui Direktorat Jenderal
peningkatan derajat kesehatan . Namun tidak dapat dipungkiri bahwa
Pembinaan Kesehatan Masyarakat pernah menerbitkan Pedoman Bagi
penyelenggaraan Salon Kecantikan juga dapat menimbulkan hal-hal
Pengelola Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan , namun sesuai dengan
yang merugikan bagi kesehatan, penampilan maupun
perjalanan waktu, pedoman tersebut perlu direvisi dan disesuaikan
keselamatan
penerima dan pemberi pelayanan. Oleh sebab itu penggunaan kosmetik
dengan lPerkembangan dan kebutuhan saat ini.
dan berbagai alat kecantikan mekanik maupun elektrik harus dilakukan
secara hati-hati dan
penuh rasa tanggungjawab sesuai dengan
Sehubungan dengan hal terse but, Kementerian Kesehatan melakukan
revisi sekaligus memperbaiki judul pedoman menjadi:
kompetensi yang dimiliki.
Penyelenggaraan
Salon
Kecantikan
di
bidang
"Pedoman
kesehatan",
yang
Dewasa ini Salon Kecantikan yang ada di masyarakat semakin beragam
selanjutnya akan digunakan sebagai acuan bagi pembina , pemberi
jenisnya sesuai dengan pelayanan yang diberikan, dimana sebagian
maupun penerima pelayanan di Salon Kecantikan .
besar sudah menggunakan teknologi modern di samping cara-cara yang
masih bersifat tradisional. Salon kecantikan dapat dikategorikan sebagai
pelayanan kesehatan tradisional karena dalam pelayanannya juga
memberikan
pelayanan
keterampilan
pijat
urut
(massage)
.
B. Pengertian
1.
pada
penampilan melalui tata rias dan pemeliharaan kecantikan kulit dan
perawatan wajah, lengan, kaki dan tubuh pad a umumnya. Oleh sebab itu
rambut dengan menggunakan kosmetik secara manual, preparatif,
dalam penyelenggaraan Salon Kecantikan, Pemerintah perlu menata
aparatif dan dekoratif, yang dilakukan oleh ahli kecantikan sesuai
kompetensi ahli kecantikannya, dan selanjutnya memberikan pembinaan
kepada
pelaksana
pelayanan
masyarakat
sesuai
di
Salon
dengan
pengguna
dapat
Kecantikan
kompetensi
menikmati
agar dapat
yang
Salon Kecantikan adalah fasilitas pelayanan untuk memperbaiki
kompetensi yang dimiliki.
memberikan
dimiliki,
sehingga
penyelenggaraan
Salon
Kecantikan secara aman dan berdaya guna.
2.
Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk
digunakan pada bagian luar tubuh manusia (kulit, rambut , kuku, bibir,
or,gan genital bagian luar, dll), ditujukan terutama untuk :
Berdasarkan kebijakan yang ada di Kementerian Kesehatan, Salon
Kecantikan merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam bidang
kecantikan dan kesehatan kulit maupLJn rambut yang berada di bawah
pembinaan Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional , Alternatif
2
Perawatan
mewangikan,
sehari-hari/toiletris,
misalnya :
membersihkan ,
mengurangi bau badan.
Tata rias untuk mengubah penampilan menjadi lebih baik dan
indah .
3
Perawatan kecantikan kulit dan tubuh, ュ・ャゥーオエ
3.
kulit,
Electrotherapy
セ@
NEMS,
HF,
Galvanic,
electrophorosis,
Biostimulasi, dlJ
mengangkat
sel-sel
mati
meJil1dungi,
memberikan
nutrisi,
memelihara , memperbaiki
EMR (Electrical Magnetic Radiasi) , Color therapy, Light Therapy,
f.ur!
mencegah berbagai masalah, kulit dan memperlilll'"
IR, UV light (Sun Bed), Light Heat Therapy (LHE, IPL) ,
penuaan.
Phototherapy, Photoporation.
Perawatan manual adalah perawatan kecantikan kl lill
6.
Oekoratif adalah
tata nias yang lebih luas untuk kulit dan rambut
dengan menggunakan tangan.
dengan menggunakan kosmetik.
Contoh:
Contoh :
Rias wajah (alas bedak. bedak, perona mata, perona bibir, pensil
Pengurutan (massage) muka, kepala , badan, tangan (1111
alis, dan sebagainya)
4.
Perawatan
preparatif
adalah
perawatan
Pewarnaan rambut (cat rambut, hair spray, hair spray warna , hair
kecElJ IllKOn
menggunakan kosmetik non medis untuk perawal,II1
shine, dan sebagainya)
terbatas .
Penataan ram but
Contoh :
Seni merias kuku (nail art) dan kuku palsu (nail extention)
-
Susu pembersih, penyegar, pelembab, krim malam
krim pemupuk kulit, masker,
peeling (pengeilip
7.
kulit dan rambut.
tanduk kulit), dan lain-lain .
-
Preventif adalah upaya pemeliharaan kesehatan , khususnya pada
Shampoo dan kondisioner ram but, losion penyullljl
8.
lain-lain.
Promotif adalah upaya peningkatan kesehatan kulit dan rambut
melalui
5.
Perawatan aparatif adalah perawatan kecanti kan
pemakaian
kosmetik
yang
tidak
mengandung
bahan
berbahaya bagi kesehatan.
ォセjiゥ@
dengan menggunakan peralatan kecantikan terball
9.
non invasif.
Oepilasi adalah tindakan yang bertujuan untuk mengurangi bulu-bulu
pada permukaan kulit.
Contoh:
Hydrotherapy
: Steamer, vapo
Thermotherapy
: Heating blanket. thermo slim, dYlll
Mecanotherapy : Frimator, vacum , microdermah
10. Epilasi adalah tindakan yang bertujuan untuk menghilangkan
bulu-
bulu pad a permukaan kulit secara permanen.
Invasive Subdermal therapy) , Pressuretherapy
5
H . Ahli Kecantikan Kulit adalah orang yang mendapat pendidikan dan
pelatihan di bidang kecantikan uliTlum dari lembaga pendidikan dan
meningkatkan kesehatan kulit dan/atau rambu t serta memperca nlik rill I
dalam rangka menambah keiindahan dan rasa percaya diri .
pelatihan kecantikan yang diakui oleh pemerintah , dinamakan juga
penata kecantikan kulit (beautician).
D. Tujuan dan Sasaran
12. Ahli Kecantikan Rambut adalah orang yang mendapat pendidikan
1. Tujuan
dan pelatihan penataan kecantikan rambut dari lembaga pendidikan
Memberikan acuan dalam penyelenggaraan Salon Kecantikan agar
dan pelatihan penataan kecantikan dari lembaga yang diakui oleh
para pihak terkait memahami kewenangan dan tanggung jawabnya
pemerintah , dinamakan juga penata kecantikan rambut (stylist).
dalam mngka melindungi masyarakat terhadap pemakaian kosmetik
dan atau alat kecantikan di Sallon Kecantikan.
13. Pijat
urut
(massage)
adalah
pelayanan
dengan
cara
memijaUmengurut sebagian atau seluruh tubuh Lmtuk tujuan relaksasi
2. Sasaran
otot atau mengurangi suatu keluhan, dilakukan secara manual atau
Sasaran pedoman ini meliputi pembina. pelaksana , pengelola dan
dengan alat bantu pijat.
penanggung jawab penyelenggaraan Salon Kecantikan .
14. Akupresur adalah pelayanan kesehatan tradisional keterampilan
dengan
perangsangan
pad a
titik-titik
akupunktur
dengan
menggunakan jari tangan atau alat bantu lainnya kecuali jarum.
15. Pijat refleksi adalah pelayanan kesehatan tradisional keterampilan
dengan cara pijat menggunakan jari tangan atau alat bantu lainnya
kecuali jarum pad a zona-zona refleksi terutama pada telapak kaki
dan atau tangan.
C. Ruang Lingkup
Penyelenggaraan Salon Kecantikan di . bidang kesehatan merupakan
sejumlah kegiatan yang meliputi pelayanan untuk mempertahankan dan
6
7
III
z;;
:;y
Q)
...,
c(f)
N
C/l
C/l
A
ro
Q)
(f)
Q)
セ@
;A
0-
Q)
3'
(f)
;A
@セ
0
ro
:iE
ro
CD
:;y
C/l
Q)
ro
ro
ro
Q)
Q)
Q)
セ@
セ@
0
0
セ@
0
セ@
セ@
セ@
;A
;A
Q)
Q)
セ@
セ@
セ@
TI
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL
BINA GIZI DAN KESEHATA IBU DAN ANAK
NOMOR HK.01 .01 /BIAI4051 /2011
TENTANG
PEDOMAN
PENYELENGGARAAN SALON KECANTIKAN
01
BIOANG KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2911
Ind
p
KATA PENGANTAR
613.488
Katalog Dal.1II1 T",hitlJll
Ind
"I
p
Jakel l t: 1
ISB N
I ( , \ )' ,M! II
1. Judul
Merawat dan merias diri merupkan upaya perorangan dalam memelihara keindahan
dan kesehatan yang secara tidak langsung turut meningkatkan kebugaran dan
Ikesehatan individu dan masyarakat.
Salon kecantikan merupakan fasilitas pelayanan umum untuk merawat dan merias
tubuh khususnya kulit dan rambut pelanggannya. Oewasa ini salon kecantikan telah
berkembang pesat dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas mulai dari
daerah perkotaan sampai ke pedesaan
Pedoman Bagi Pengelola Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan telah diterbitkan
Departemen Kesehatan pada tahun 1992, namun dengan perkembangan yang pesat
dalam penyelenggaraan salon kecantikan, maka buku pedoman ini dirasakan tidak
sesuai lagi. Oleh sebab itu Kementerian Kesehatan perlu melakukan perbaikan dan
penyesuaian dengan perkembangan yang ada.
Pedoman ini dimaksudkan agar pengelolaan salon kecantikan dapat dilaksanakan
secara berdaya guna dan sesuai dengan ketentuan sehingga masyarakat
penggunannya dapat terhindar dari hal-hal yang merugikan atau membahayakan
kesehatan.
terima kasih kepada tim penyusun atas jerih payah dan pemikiran
Kami ュセョケ。ーゥォ@
yang telah diberikan sehingga pedoman ini dapt2l tersusun. Kami juga mengharapkan
kritik dan saran dari berbagai pihak agar pedoman ini dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat pengguna.
Jakarta, 1 September 2011
IT
Oirektur Bina Pelayanan
Komplemeo!ec
T cadi,iooal, Altema!it
U
de. Abidio,yah
DHSM , MKe,
NIP. 195705251984121 001
SAMBUTAN
OAF TAR lSI
HAL
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa karena i;J t.l" I I
hidayahNya, Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, AliI ""
Kornplernenter
dapat
rnenyelesaikan
tugasnya
dalarn
merevl",f
I
Penyelenggaraan Salon Kecantikan di bidang Kesehatan.
Berdasarkan kebijakan yang ada di Kementerian Kesehatan, Salon
merupakan bentuk pelayanan yang meliputi peran serta ュ 。 ウ yNエ エャセ@ ,I
pemeliharaaan kecantikan dan kesehatan kulit yang berada di ba wah ーL セHェ
Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplenlont, il
proses penzillan penyelenggaraan Salon Kecantikan dilaksanakarl lI\
Kesehatan Kabupaten/Kota
ャ@
Kehadiran buku pedoman ini sangat dinantikan khususnya oleh par;-, PI!I1rH
jawab terhadap para pengelola salon kecantikan yang asat ini sangat 「 。ョ ケョセ@
dlf
dan dimanfaatkan oleh masyarakat dapat dilaksanakan secara lebih terarol l
Saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada SErlWll1
utamanya para Tim Penyusun yang telah berkenan memberikan pemikll al I
tenaga sehingga Pedoman Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidanq I
yang telah direvisi ini dapat segeera di sosialisasikan kepada masyarakaL
,,,1
Saya berharap, semua pihak dapat mendukung pelaksanaan kebij akan
Penyelenggaraan Salon Kecantikan berjalan secara bertanggungjaWflb [11111
dinikmati oleh masyarakat penggunannya dengan aman dalam arti bebe', clUff
yang dapat membahayakan atau merugikan bagi kesehatan.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telall rni!ll
diterbitkannya Pedoman Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidang I<
semoga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kita semua.
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI
DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
ii
DAFTAR lSI
iii
TIM PENYUSUN
v
PERATURAN DIRETUR JENDERAL BINA GIZI
DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
NOMOR HK. 01.01/B1.4/4051/2011 TENTANG PEDOMAN
PENYELENGGARAAN SALON KECANTIKAN 01 BIDANG
KESEHATAN
BABI
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
C.
D,
BAB II
BAB III
Jakarta, 10 September 2011
Direktur Jendera l
BABIV
Pengertian
Ruang Lingkup
Tujuan dan Sasaran
JENIS, KLASIFIKASI DAN T AHAP
PENYELENGGARAAN SALON KECANTIKAN
A.
Jenis Salon Kecantikan
B.
Klasifikasi Salon Kecantikan
C.
Tahap Penyelenggaraan Salon Kecantikan
PERSYARATAN KESEHATAN PENYELENGGARAAN
SALON KECANTIKAN
A. Fasilitas
B. Ketenagaan
C. Peralatan Kerja
D. Kosmetik
E. Media Informasi
TATA LAKSANA SALON KECANTIKAN
A. Tugas
B. Fungsi
C. Tanggung Jawab
D. Peran Ahli Kecantikan di Salon Kecantikan
E. Tata Cara Penyelenggaraatil
1
3
6
7
8
9
11
13
15
15
17
18
19
19
20
20
20
iii
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU
DAN ANAK
NOMOR : 01.01/B1.4/4051/2011
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN SALON KECANTIKAN'
DI BIDANG KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN AINAK
Menimbang
a. bahwa salon kecantikan merupakan salah satu
pelayanan kecantikan dan kesehatan kulit
kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang
dekoratif, pemeliharaan dan perawatan kesehatan
fasilitas
melalui
bersifat
kulit;
b. bahwa pelayanan kesehatan tradisional harus dibina,
dikembangkan, dan diarahkan agar menjadi pelayanan
kesehatan yang dapat dipertanggungjawabkan keamanan
dan manfaatnya;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, dan b, perlu menetapkan Peraturan Direktur
Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak tentang
Pedoman Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidang
Kesehatan;
Mengingat
1.
Undang-Undang
nomor
8 Tahun
1999 tentang
perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821);
2.
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431);
3.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republ ik Indonesia
Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negera
Republik I'ndonesia Nomor 3637);
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 Tentang
Pengaman Sediaan Farmasi dan Alat Kesehata n
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998
Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3781);
6.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
96/Menkes/PerIV/2008 Tentang Wadah Pem'bungkus ,
Penandaan Serta Periklanan Kosmetik dan Alat
Kesehatan .
7.
Peraturan
Menteri
1175/Menkes/PerIVIII/2010
Kosmetik;
Kesehatan
Tentang
Izin
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN
KESEHATAN IBU DAN ANAK TENTANG PEDOMAN
PENYELENGGARAAN SALON KECANTIKAN DI BIOANG
KESEHATAN.
Pasal1
Pedoman Penyelenggaraan Salon Kecantikan di Bidang kesehatan sebagai
acuan bagi bagi pelaksana,
pengelola dan penanggung jawab
penyelenggaraan Salon Kecantikan
Nomor
Produksi
Pasal2
8.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1176/Menkes/PerIVII/2010 Tentang Notifikasi Kosmetika ;
Pedoman Pembinaan Pengobat Tradisional Akupresur digunakan sebagai
ped,oman bagi pengelola program di pusat dan di daerah yang meliputi :
9.
Nomor
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Tentang
Produksi
Alat
1189/Menkes/PerIVIII/2010
Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga ;
a.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
b.
Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) dan Loka Kesehatan
Tradisional Masyarakat (LKTM)
c.
Dinas Kesehatan Provinsi
d.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
e.
Puskesmas
f.
Instansi Pemerintah terkait lainnya
g.
Penyelenggara pelayanan kesehatan tradisional keterampilan akupresur
10. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1190/Menkes/PerIVIII/2010 Tentang Izin Edar Alat
Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga ;
11 . Peraturan
Menteri
1191/Menkes/PerIVII12010
Kesehatan ;
Nomor
Kesehatan
Tentang Penyaluran Alat
12. Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.OO.05.42.1018
h. Asosiasi Pengobat Tradisional terkait.
13. Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.OO .05.4.1745
Pasal3
Pedoman Pembinaan Pengobat Tradisional Akupresur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampira lil Peraturan ini .
Pasal4
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 2 Desember )01
ILAMPIRAN
I
DIREKTUR JENDERAL nlr
DAN KESEHATAN1BU DI\N At
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN
KESEHATAN IBU DAN ANAK
NOMOR : HK.01.01/BI.4/4051/2011
TANGGAL : 2 DES EMBER 2011
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN SALON
KECANTIKAN DI BIIDANG KESEHATAN
Salon Kecantikan di Indonesia tumbuh dan berkembang sejalan dengan
dan
kemajuan teknologi dan kemampuan ekonomi masyarakat. Bila ditinjau
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Komplementer
dimana
perizinannya
dilaksanakan
di
Dinas
secara ekonomi maupun sosial, penyelenggaraan Salon Kecantikan
yang bersifat perawatan dan tata rias tida'k dapat dipisahkan dari tujuan
Pada tahun 1992, Departemen Kesehatan melalui Direktorat Jenderal
peningkatan derajat kesehatan . Namun tidak dapat dipungkiri bahwa
Pembinaan Kesehatan Masyarakat pernah menerbitkan Pedoman Bagi
penyelenggaraan Salon Kecantikan juga dapat menimbulkan hal-hal
Pengelola Salon Kecantikan di Bidang Kesehatan , namun sesuai dengan
yang merugikan bagi kesehatan, penampilan maupun
perjalanan waktu, pedoman tersebut perlu direvisi dan disesuaikan
keselamatan
penerima dan pemberi pelayanan. Oleh sebab itu penggunaan kosmetik
dengan lPerkembangan dan kebutuhan saat ini.
dan berbagai alat kecantikan mekanik maupun elektrik harus dilakukan
secara hati-hati dan
penuh rasa tanggungjawab sesuai dengan
Sehubungan dengan hal terse but, Kementerian Kesehatan melakukan
revisi sekaligus memperbaiki judul pedoman menjadi:
kompetensi yang dimiliki.
Penyelenggaraan
Salon
Kecantikan
di
bidang
"Pedoman
kesehatan",
yang
Dewasa ini Salon Kecantikan yang ada di masyarakat semakin beragam
selanjutnya akan digunakan sebagai acuan bagi pembina , pemberi
jenisnya sesuai dengan pelayanan yang diberikan, dimana sebagian
maupun penerima pelayanan di Salon Kecantikan .
besar sudah menggunakan teknologi modern di samping cara-cara yang
masih bersifat tradisional. Salon kecantikan dapat dikategorikan sebagai
pelayanan kesehatan tradisional karena dalam pelayanannya juga
memberikan
pelayanan
keterampilan
pijat
urut
(massage)
.
B. Pengertian
1.
pada
penampilan melalui tata rias dan pemeliharaan kecantikan kulit dan
perawatan wajah, lengan, kaki dan tubuh pad a umumnya. Oleh sebab itu
rambut dengan menggunakan kosmetik secara manual, preparatif,
dalam penyelenggaraan Salon Kecantikan, Pemerintah perlu menata
aparatif dan dekoratif, yang dilakukan oleh ahli kecantikan sesuai
kompetensi ahli kecantikannya, dan selanjutnya memberikan pembinaan
kepada
pelaksana
pelayanan
masyarakat
sesuai
di
Salon
dengan
pengguna
dapat
Kecantikan
kompetensi
menikmati
agar dapat
yang
Salon Kecantikan adalah fasilitas pelayanan untuk memperbaiki
kompetensi yang dimiliki.
memberikan
dimiliki,
sehingga
penyelenggaraan
Salon
Kecantikan secara aman dan berdaya guna.
2.
Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk
digunakan pada bagian luar tubuh manusia (kulit, rambut , kuku, bibir,
or,gan genital bagian luar, dll), ditujukan terutama untuk :
Berdasarkan kebijakan yang ada di Kementerian Kesehatan, Salon
Kecantikan merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam bidang
kecantikan dan kesehatan kulit maupLJn rambut yang berada di bawah
pembinaan Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional , Alternatif
2
Perawatan
mewangikan,
sehari-hari/toiletris,
misalnya :
membersihkan ,
mengurangi bau badan.
Tata rias untuk mengubah penampilan menjadi lebih baik dan
indah .
3
Perawatan kecantikan kulit dan tubuh, ュ・ャゥーオエ
3.
kulit,
Electrotherapy
セ@
NEMS,
HF,
Galvanic,
electrophorosis,
Biostimulasi, dlJ
mengangkat
sel-sel
mati
meJil1dungi,
memberikan
nutrisi,
memelihara , memperbaiki
EMR (Electrical Magnetic Radiasi) , Color therapy, Light Therapy,
f.ur!
mencegah berbagai masalah, kulit dan memperlilll'"
IR, UV light (Sun Bed), Light Heat Therapy (LHE, IPL) ,
penuaan.
Phototherapy, Photoporation.
Perawatan manual adalah perawatan kecantikan kl lill
6.
Oekoratif adalah
tata nias yang lebih luas untuk kulit dan rambut
dengan menggunakan tangan.
dengan menggunakan kosmetik.
Contoh:
Contoh :
Rias wajah (alas bedak. bedak, perona mata, perona bibir, pensil
Pengurutan (massage) muka, kepala , badan, tangan (1111
alis, dan sebagainya)
4.
Perawatan
preparatif
adalah
perawatan
Pewarnaan rambut (cat rambut, hair spray, hair spray warna , hair
kecElJ IllKOn
menggunakan kosmetik non medis untuk perawal,II1
shine, dan sebagainya)
terbatas .
Penataan ram but
Contoh :
Seni merias kuku (nail art) dan kuku palsu (nail extention)
-
Susu pembersih, penyegar, pelembab, krim malam
krim pemupuk kulit, masker,
peeling (pengeilip
7.
kulit dan rambut.
tanduk kulit), dan lain-lain .
-
Preventif adalah upaya pemeliharaan kesehatan , khususnya pada
Shampoo dan kondisioner ram but, losion penyullljl
8.
lain-lain.
Promotif adalah upaya peningkatan kesehatan kulit dan rambut
melalui
5.
Perawatan aparatif adalah perawatan kecanti kan
pemakaian
kosmetik
yang
tidak
mengandung
bahan
berbahaya bagi kesehatan.
ォセjiゥ@
dengan menggunakan peralatan kecantikan terball
9.
non invasif.
Oepilasi adalah tindakan yang bertujuan untuk mengurangi bulu-bulu
pada permukaan kulit.
Contoh:
Hydrotherapy
: Steamer, vapo
Thermotherapy
: Heating blanket. thermo slim, dYlll
Mecanotherapy : Frimator, vacum , microdermah
10. Epilasi adalah tindakan yang bertujuan untuk menghilangkan
bulu-
bulu pad a permukaan kulit secara permanen.
Invasive Subdermal therapy) , Pressuretherapy
5
H . Ahli Kecantikan Kulit adalah orang yang mendapat pendidikan dan
pelatihan di bidang kecantikan uliTlum dari lembaga pendidikan dan
meningkatkan kesehatan kulit dan/atau rambu t serta memperca nlik rill I
dalam rangka menambah keiindahan dan rasa percaya diri .
pelatihan kecantikan yang diakui oleh pemerintah , dinamakan juga
penata kecantikan kulit (beautician).
D. Tujuan dan Sasaran
12. Ahli Kecantikan Rambut adalah orang yang mendapat pendidikan
1. Tujuan
dan pelatihan penataan kecantikan rambut dari lembaga pendidikan
Memberikan acuan dalam penyelenggaraan Salon Kecantikan agar
dan pelatihan penataan kecantikan dari lembaga yang diakui oleh
para pihak terkait memahami kewenangan dan tanggung jawabnya
pemerintah , dinamakan juga penata kecantikan rambut (stylist).
dalam mngka melindungi masyarakat terhadap pemakaian kosmetik
dan atau alat kecantikan di Sallon Kecantikan.
13. Pijat
urut
(massage)
adalah
pelayanan
dengan
cara
memijaUmengurut sebagian atau seluruh tubuh Lmtuk tujuan relaksasi
2. Sasaran
otot atau mengurangi suatu keluhan, dilakukan secara manual atau
Sasaran pedoman ini meliputi pembina. pelaksana , pengelola dan
dengan alat bantu pijat.
penanggung jawab penyelenggaraan Salon Kecantikan .
14. Akupresur adalah pelayanan kesehatan tradisional keterampilan
dengan
perangsangan
pad a
titik-titik
akupunktur
dengan
menggunakan jari tangan atau alat bantu lainnya kecuali jarum.
15. Pijat refleksi adalah pelayanan kesehatan tradisional keterampilan
dengan cara pijat menggunakan jari tangan atau alat bantu lainnya
kecuali jarum pad a zona-zona refleksi terutama pada telapak kaki
dan atau tangan.
C. Ruang Lingkup
Penyelenggaraan Salon Kecantikan di . bidang kesehatan merupakan
sejumlah kegiatan yang meliputi pelayanan untuk mempertahankan dan
6
7
III
z;;
:;y
Q)
...,
c(f)
N
C/l
C/l
A
ro
Q)
(f)
Q)
セ@
;A
0-
Q)
3'
(f)
;A
@セ
0
ro
:iE
ro
CD
:;y
C/l
Q)
ro
ro
ro
Q)
Q)
Q)
セ@
セ@
0
0
セ@
0
セ@
セ@
セ@
;A
;A
Q)
Q)
セ@
セ@
セ@
TI