PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, UMUR LISTING, LIKUIDITAS, UKURAN KAP, DAN SCOPE BISNIS TERHADAP LUAS VOLUNTARY DISCLOSURE DALAM LAPORAN TAHUNAN

(1)

PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, UMUR LISTING, LIKUIDITAS, UKURAN KAP, DAN SCOPE BISNIS TERHADAP LUAS VOLUNTARY

DISCLOSURE DALAM LAPORAN TAHUNAN

(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015)

THE INFLUENCE OF PUBLIC OWNERSHIP, LISTING AGE, LIQUIDITY, KAP SIZE, AND BUSINESS SCOPE, TOWARD EXTENSIVE VOLUNTARY

DISCLOSURE IN ANNUAL REPORT

(Study in Listed Manufacture Company on Indonesia Stock Exchange 2015)

Oleh

FARINZA TIARA INDANI 20130420208

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, UMUR LISTING, LIKUIDITAS, UKURAN KAP, DAN SCOPE BISNIS TERHADAP LUAS VOLUNTARY

DISCLOSURE DALAM LAPORAN TAHUNAN

(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015)

THE INFLUENCE OF PUBLIC OWNERSHIP, LISTING AGE, LIQUIDITY, KAP SIZE, AND BUSINESS SCOPE, TOWARD EXTENSIVE VOLUNTARY

DISCLOSURE IN ANNUAL REPORT

(Study in Listed Manufacture Company on Indonesia Stock Exchange 2015) SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

FARINZA TIARA INDANI 20130420208

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Farinza Tiara Indani Nomor Mahasiswa : 20130420208

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, UMUR LISTING, LIKUIDITAS, UKURAN KAP, DAN SCOPE BISNIS TERHADAP LUAS VOLUNTARY DISCLOSURE DALAM LAPORAN TAHUNAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015)” tidak pernah terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan si suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat orang lain yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 2 Desember 2016


(4)

MOTTO

ا ًرْسي رْسعْلا عم َنإ

Sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan

(QS. Al Insyirah: 6)

Barang siapa yang keluar

untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah hingga ia

pulang .

(HR. Turmudzi)

Barang siapa menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu, Niscaya Allah memudahkannya

jalan menuju surga.

(HR. Turmudzi)

"Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa

dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah."


(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan teruntuk:

 Allah SWT yang senantiasa memberi Rahmat dan kemudahaan disetiap langkahku. Semoga hamba selalu berada dijalanMu dan terus melangkah kearah yang lebih baik lagi  Mamah dan Papah tersayang, terimakasih banyak atas doa, bimbingan, dukungan,

kasih sayang, dan segalanya yang telah diberikan. Farin sayaang mamah papah…  Adik-adikku tersayang, dek Via, dek Fadhil, adek Fardhan yang selalu memberikan tawa

bahagia dan semangat, sukses selalu yaa adik-adikku

 Bapak Andan Yunianto SE., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi. Terimakasih selalu membimbing dengan penuh kesabaran serta memberi masukan selama proses penyelesaian skripsi ini.

 Seluruh Dosen Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, terimakasih telah bersedia membagi ilmu selama saya menempuh studi.

 Teman-temanku seperjuangan yang saling mengingatkan dan mentransfer semangat selama kuliah (Ratna, Siska, Opik, Gesa, Tiara, Dzaky, Tio, Dodi, Diaz). SUKSES terus yaa gaiss…

 Member of Group CIFI, terimakasih kawan telah setia menemani dan memberi semangat dimasa-masa sulit dalam penyusunan skripsi ini. Sukses terus yaa kawan 


(6)

 Kesayanganku anggota KKN 20 Ceria ( Ratna, Izza, Tika, Reni, Isti, Ghina, Muti, Dara, Candra, Ilham, Difari, Dio, Rocky, Ade) terimakasih telah memeberi banyak pembelajaran dan kenangan indah selama sebulan. Sukses selalu yaa…

 Mba Reny, Mba Mella dan Mba Risma terimakasih atas kesabaran dan masukannya dalam penyelesaian skripsi ini.

 Andriano Syaputra, terimakasih atas map merahnya disaat-saat genting

 Seluruh teman-teman Akuntansi angkatan 2013 yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Kalian luar biasa…

 Terimakasih seluruh pihak yang telah memberi dukungan, bantuan, dan semangat selama penyelesaian skripsi ini.


(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia, rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Kepemilikan Publik, Umur Listing, Likuiditas, Ukuran KAP, dan Scope Bisnis Terhadap Luas Voluntary Disclosure dalam Laporan Tahunan (Studi pada Perusahaan Manfaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015)”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topic ini dengan harapan dapat memberi masukan kepada perusahaan untuk melakukan voluntary disclosure dan memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Kedua orangtua serta saudara-saudaraku yang senantiasa memberikan doa, motivasi, perhatian, serta kasih sayang kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi.

2. Bapak Dr. Nano Prawoto, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulis menyelesaikan studi.


(8)

3. Bapak Andan Yunianto, S.E., M.Si., Akt. sebagai dosen pembimbing skripsi yang dengan penuh kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian karya tulis ini

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang membimbing penulis selama menempuh studi

5. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Sebagai kata akhir, kesempurnaan hanya milik Allah SWT, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran, dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Yogyakarta, 2 Desember 2016


(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... viii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Landasan Teori ... 10

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 15

C. Penurunan Hipotesis ... 17

D. Model Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Obyek Penelitian ... 24

B. Jenis Data ... 24

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

E. Devinisi Operasional Variabel Penelitian ... 25

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 28

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34


(10)

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 35

C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 42

D. Pembahasan ... 47

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 53

A. Simpulan ... 53

B. Saran ... 54

C. Keterbatasan ... 55 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL

4.1 Prosedur Pemilihan Sampel ... 34

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 35

4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 38

4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 39

4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ... 40

4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 42

4.7 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 43

4.8 Hasil Regresi Linier Berganda ... 43

4.9 Ringkasan Hasil Hipotesis Penelitian ... 46


(12)

DAFTAR GAMBAR


(13)

(14)

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi Pengaruh Kepemilikan Saham Publik, Umur Listing, Likuiditas, Ukuran KAP, dan Lingkup Bisnis terhadap Luas Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015. Dalam penelitian ini diperoleh 109 sampel perusahaan dengan menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan SPSS 15.0 sebagai alat analisis.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa lingkup bisnis berpengaruh postif terhadap luas pengungkapan sukarela. Sedangkan kepemilikan saham publik, umur listing, likuiditas, dan ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela yang dilakukan perusahaan. Kata Kunci: Luas Pengungkapan Sukarela; Kepemilikan Saham Publik; Umur


(15)

ABSTRACT

This research aims to analyze the influence of public share ownerships, listing age, liquidity, size of Accounting Public Firm (KAP size), and scope of business toward extensive voluntary disclosure in annual report. The data for this research were based on secondary data which obtained from annual report and financial statements of manufacture company in Indonesia Stock Exchange 2015. In This research, sample of 109 companies were selected using purposive sampling method. This research uses multiple linear regression with SPSS 15.0 as analysis tools.

Based on the analysis that have been made the results are indicates that the scope of business has a positive effect of extensive voluntary disclosure. Meanwhile, the public share ownerships, listing age, liquidity, size of Accounting Public Firm (KAP size) do not affect toward extensive voluntary disclosure by the companies. Keywords: Extensive Voluntary Disclosure; Public Share Ownerships; Listing

Age; Liquidity; Size of Accounting Public Firm (KAP size); Scope of Business.


(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai berjalan pada tahun 2015. Hal ini perlu didukung dengan laporan keuangan yang berkualitas pada negara-negara di ASEAN. Menurut Direktur Utama BEI (Tito Sulistio) sebagai bagian dari negara ASEAN, pasar modal Indonesia akan berfokus untuk melakukan pengembangan agar sejajar dengan pasar modal Asia Tenggara dan kemudian berintegrasi dalam bursa ASEAN. Salah satu pengembangan yang dilakukan pasar modal Indonesia adalah dengan meningkatkan jumlah investor publiknya (Gideon, Arthur

www.liputan6.com, 2016). Telah diketahui bahwa pasar modal yang baik adalah pasar modal yang mampu melindungi investor publiknya. Perlindungan dari pasar modal diberikan agar investor publik terhindar dari praktik bisnis yang tidak sehat dan berbagai bentuk manipulasi lainnya (Suta dan Laksito, 2012).

Berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) Nomor: KEP-346/BL/2011 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik, telah disebutkan berbagai informasi yang wajib disampaikan oleh perusahaan (mandatory disclosure). Informasi yang wajib diungkapkan


(17)

2

diantaranya adalah neraca, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan, dan catatan atas laporan keuangan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk perlindungan pasar modal Indonesia kepada investor publiknya.

Dalam era globalisasi, informasi dan kondisi perekonomian yang berhubungan dengan bisnis mengalami perkembangan yang sangat cepat (Indriani dkk., 2014). Hal ini mengakibatkan pihak-pihak berkepentingan merasa tidak puas terhadap penyajian pengungkapan wajib saja. Keadaan perusahaan yang berorientasikan pada laba seringkali membuat perusahaan mengeksploitasi sumber daya manusia dan alam sehingga dikhawatirkan merugikan stakeholder. Hal lain yang mendasari ketidakpuasan investor adalah dengan adanya krisis kepercayaan akan rasa aman dalam berinvestasi (Baskaraningrum, 2013). Sehingga pihak-pihak berkepentingan menuntut perusahaan untuk lebih transparan dan lengkap dalam mengungkapkan laporan keuangannya sebagai bentuk pertanggungjawaban. Maka dari itu, perusahaan pada akhirnya perlu melakukan pengungkapan diluar dari pengungkapan wajib yang telah ditentukan oleh Bapepam, yakni pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) (Suwardjono, 2005).

Dalam SAK No.1 paragraph 12 (IAI, 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan telah dinyatakan bahwa:

“Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peran penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”.


(18)

3

Pada intinya tujuan dilakukannya pengungkapan adalah menyajikan informasi yang mendukung tercapainya tujuan pelaporan keuangan perusahaan dan untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak berkepentingan.

Terdapat beberapa pihak berkepentingan terhadap informasi perusahaan. Pihak-pihak berkepentingan ini terdiri dari pihak yang berada di dalam perusahaan (internal) dan juga pihak yang berada di luar perusahaan (eksternal). Pihak berkepentingan yang berada di dalam perusahaan tidak lain adalah manajemen dari perusahaan tersebut. Sedangkan pihak berkepentingan yang berada di luar perusahaan diantaranya adalah calon pemegang saham, pemegang saham, kreditor, pemerintah, dan masyarakat.

Setiap pihak berkepentingan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda terhadap informasi perusahaan yang selayaknya dipenuhi dalam laporan tahunan. Stakeholder membutuhkan pengungkapan informasi mengenai kelangsungan perusahaan serta imbal hasil dari investasinya pada perusahaan tersebut sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi (Indriani dkk.,2014). Dimana apabila perusahaan mampu memberikan voluntary disclosure maka hal tersebut akan menjadi sinyal bahwa perusahaan tersebut lebih unggul dan hal ini akan lebih diminati oleh investor. Sedangkan bagi manajemen, voluntary disclosure dalam laporan tahunan merupakan sarana pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Sehingga menurut Chow dalam Wardani (2012) voluntary disclosure mampu


(19)

4

digunakan sebagai alat untuk meminimalisir konflik keagenan yang tercipta karena adanya perbedaan kepentingan antara agent dan principal.

Sebelum melakukan pengungkapan sukarela, perusahaan haruslah mempertimbangkan cost and benefit terlebih dahulu dari voluntary disclosure yang akan dilakukannya. Pertimbangan mengenai cost and benefit dilakukan agar pengungkapan menjadi lebih efisien dan juga efektif (Baskaraningrum, 2013). Dimana telah disebutkan pula dalam SFAC No.2 tentang karakteristik kualitatif dari informasi keuangan yang menyatakan bahwa informasi keuangan akan bermanfaat bila memenuhi karakteristik kualitatif yaitu relevance, reliability, comparability and consistency, materiality, cost and benefits.

Kepemilikan saham publik merupakan sejumlah saham yang dimiliki oleh masyarakat. Sebagai bagian dari pihak berkepentingan maka semakin banyak saham yang dimiliki publik maka semakin banyak kebutuhan informasinya. Kondisi ini mendorong perusahaan melakukan pengungkapan yang lebih luas. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Indriani dkk, (2014) dan Wardani, (2012). Tetapi hasil tersebut tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan Benardi dkk., (2009), Suta dan Laksito (2012) yang menyatakan bahwa kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela.

Faktor umur listing yang menunjukkan lamanya perusahaan terdaftar sebagai perusahaan publik memiliki pengaruh positif terhadap luas pengungkapan sukarela. Diasumsikan perusahaan yang telah lama menjadi


(20)

5

perusahaan publik akan semakin memahami kebutuhan stakeholdernya sehingga akan lebih luas melakukan pengungkapan (Wardani, 2012). Namun, hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriani dkk., (2014) serta Suta dan Laksito (2012).

Rasio likuiditas yang tinggi merupakan rasio yang mampu menunjukkan kondisi keuangan yang sehat dan kinerja dari manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Sejalan dengan signaling theory, perusahaan akan melakukan pengungkapan yang lebih luas untuk menunjukkan keunggulannya dan menarik minat investor. Namun penelitian yang dilakukan oleh Indriani dkk., (2014) memperoleh hasil bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela. Terdapat pendapat yang berlawanan dimana dinyatakan bahwa rendahnya tingkat likuiditas mampu memotivasi perusahaan untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas untuk memberikan pengertian kepada stakeholdernya.

Faktor lainnya yaitu ukuran KAP dimana hasil audit yang merupakan output dari KAP memiliki peranan yang penting dalam menentukan strategi pelaporan yang harus dilakukan perusahaan (Backer et al., 1998 dalam Benardi dkk., 2009). Perusahaan yang menggunakan jasa KAP big four akan cenderung melakukan pengungkapan yang lebih luas karena menyajikan laporan keuangan setransparan mungkin. Tetapi Indriani dkk, (2014) menyatakan hal sebaliknya dimana ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela.


(21)

6

Perbedaan prioritas dan karakteristik perusahaan satu dengan yang lainnya mengakibatkan keluasan informasi dalam pengungkapan sukarela juga berbeda. Selain itu kebijakan mengenai pengungkapan sukarela belum tersedia sehingga luas pengungkapan sukarela yang dilakukan setiap perusahaan akan beranekaragam. Hal ini membuat faktor yang mendorong prusahaan untuk melakukan pengungkapan sukarela menarik untuk diteliti. Tingkat pengungkapan penting untuk ditetapkan agar pengungkapan menjadi lebih efisien dan juga efektif.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian kali ini memfokuskan untuk melakukan pengujian dan analisis melalui penelitian yang berjudul

“Pengaruh Kepemilikan Publik, Umur Listing, Likuiditas, Ukuran KAP, dan Scope Bisnis terhadap Luas Voluntary Disclosure dalam Laporan Tahunan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015)”. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya memperlihakan hasil yang belum konsisten terkait faktor-faktor yang mempengaruhi luas voluntary disclosure sehingga memotivasi dilakukannya penelitian ini agar memperoleh gambaran yang lebih jelas dan lengkap mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi luas vouluntary disclosure. Penelitian ini merupakan replikasi dengan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Indriani dkk., (2014). Pengembangan yang dilakukan yakni dengan menambahkan variabel scope bisnis, memperluas sampel penelitian mejadi seluruh perusahaan


(22)

7

manufaktur yang terdaftar di BEI, dan menggunakan indeks voluntary disclosure yang terdiri dari 65 item.

Penambahan variabel scope bisnis dilakukan untuk mengetahui perbedaan luas pengungkapan sukarela yang dilakukan perusahaan berdasarkan lingkup bisnisnya. Dimana menurut Benardi dkk., (2009) perusahaan yang terdiri dari beberapa jenis usaha memperoleh tuntutan yang lebih tinggi untuk melakukan pengungkapan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas aktivitas bisnis yang dilakukannya. Selain itu, penambahan variabel scope bisnis karena variabel ini diduga juga berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela, namun di Indonesia sebagai Negara berkembang belum banyak peneliti yang menganalisisnya lebih mendalam.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah kepemilikan saham publik berpengaruh positif terhadap luas voluntary disclosure?

2. Apakah umur listing berpengaruh positif terhadap luas voluntary disclosure?

3. Apakah likuiditas berpengaruh positif terhadap luas voluntary disclosure?


(23)

8

4. Apakah ukuran KAP berpengaruh positif terhadap luas voluntary disclosure?

5. Apakah scope bisnis berpengaruh positif terhadap luas voluntary disclosure?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh positif kepemilikan saham publik terhadap luas voluntary disclosure. 2. Menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh positif umur

listing terhadap luas voluntary disclosure.

3. Menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh positif ikuiditas terhadap luas voluntary disclosure.

4. Menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh positif ukuran KAP terhadap luas voluntary disclosure.

5. Menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh positif scope bisnis terhadap luas voluntary disclosure.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dipaparkan, maka diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:


(24)

9

1. Bidang Teoritis

Penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis sebagai bahan pertimbangan dan ide pemikiran untuk menambah wawasan serta pengetahuan di bidang akuntansi khususnya mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi keluasan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).

2. Bidang Praktisi

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pandangan mengenai pentingnya pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan keuangan perusahaan. Penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan investor dalam melakukan analisis investasi yang terkait dengan pengungkapan sukarela


(25)

(26)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Teori agensi adalah sebuah teori yang menjelaskan hubungan antara dua belah pihak yang berbeda kepentingan. Pihak pertama berperan sebagai agent, yakni pihak yang menjalankan kegiatan bisnis secara langsung. Selanjutnya pihak kedua berperan sebagai principal, yakni stakeholder. Kedua pihak tersebut terlibat didalam satu hubungan kontraktual dimana principal mendelegasikan wewenangnya kepada agent (manajemen) untuk menjalankan kegiatan bisnis. Principal juga memberikan kekuasaan kepada agent untuk membuat suatu keputusan strategis atas nama principal (Jensen and Meckling dalam Benardi dkk., 2009).

Hubungan kondusif dan harmonis antara principal dengan agent sulit tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan. Diasumsikan kedua pihak tersebut akan memaksimalkan kepentingannya masing-masing. Sehingga, salah satu pihak akan dirugikan atau akan memiliki informasi yang berbeda. Manajemen sebagai pihak internal yang menjalankan secara langsung proses bisnis perusahaan akan lebih memahami segala peristiwa dan prospek


(27)

11

mengenai perusahaan dibandingkan dengan pihak eksternal. Hal ini menimbulkan gap yakni konflik yang disebut dengan asimetri informasi. Asimetri informasi adalah sebuah keadaan dimana agent mempunyai informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan principal. Asimetri informasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni:

a. Moral Hazard

Moral hazard dapat terjadi karena adanya pemisahan kendali. Pemisahaan kendali dilakukan karena besarnya skala perusahaan. Perusahaan bersekala besar mengakibatkan pemegang saham dan juga pihak eksternal lainnya tidak mampu untuk memonitoring secara langsung kinerja dari manajemen secara menyeluruh dan mendetail. Sehingga manajemen dapat melakukan hal-hal yang dapat merugikan stakeholder.

b. Adverse selection

Adverse selection merupakan kondisi dimana pihak internal yakni manajemen memiliki keuntungan informasi dibandingkan dengan pihak berkepentingan yang lain. Hal ini mengakibatkan stakeholder menjadi kurang mampu menghasilkan keputusan investasi yang lebih baik. Hal ini terjadi karena terdapat beberapa informasi yang tidak sampai kepadanya.

Berdasarkan teori tersebut maka timbulah keperluan akan pengungkapan laporan keuangan berkala oleh manajemen sebagai agent kepada stakeholder sebagai principal. Pengungkapan pelaporan


(28)

12

ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban dari agent dalam mengelola dana dari principal. Melalui pelaporan berkala ini principal akan mengetahui kegiatan usaha yang dijalankan oleh agent, kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menilai kinerja manajemen. Oleh karena itu, dalam hubungan keagenan tersebut laporan keuangan merupakan sarana transparansi dan akuntabilitas manajemen (agent) kepada pemiliknya (principal). Hal tersebut juga memotivasi manajemen untuk melakukan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) yang lebih luas sebagai sarana untuk meningkatkan penilaian akan kinerja manajemen.

2. Teori Stakeholder

Teori stakeholder merupakan teori yang menyatakan bahwa sebuah perusahaan beroperasi haruslah memberikan manfaat bagi stakeholder, tidak hanya untuk memenuhi kepentingan perusahaan itu sendiri. Stakeholder memiliki hak atas informasi perusahaan untuk memfasilitasi mereka dalam pengambilan keputusan. Sehingga memicu manajemen melaporkan kembali seluruh aktivitasnya kepada stakeholder diluar dari pengungkapan wajib, yakni melalui pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan ini dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab perusahaan kepada stakeholder dan juga untuk memperoleh dukungan dari stakeholder demi keberlangsungan perusahaan


(29)

13

3. Teori Persinyalan ( Signaling Theory)

Teori signaling menyatakan bahwa perusahaan akan memberikan sinyal mengenai keuanggulan kompetitif yang dimilikinya. Keunggulan tersebut pada umumnya merupakan hal yang cukup mahal untuk ditiru oleh perusahaan lain, sehingga ketika informasi tersebut diungkap akan menjunjukkan kepihak lain bahwa perusahaan tersebut unggul. Perusahaan akan melakukan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) yang dimana hal tersebut mampu meningkatkan minat dan mampu mempengaruhi keputusan pihak yang dituju. Manajemen melakukan pengungkapan sukarela ini untuk menunjukkan kredibilitasdan kesuksesan yang dicapai dengan sendirinya walaupun hal tersebut belum diwajibkan (Suwardjono, 2005).

4. Luas Pengungkapan

Pengungkapan adalah penyajian informasi lebih dari pengungkapan yang tertuang di dalam laporan keuangan formal (Suwardjono, 2005). Dapat diartikan bahwa laporan tahuanan selain menyajikan laporan keuangan juga dapat berisi informasi mengenai perusahaan secara umum, selama informasi tersebut tidak menyesatkan penggunanya. Tingkat pengungkapan yang dilakukan harus ditentukan terlebihdahulu. Oleh karena itu, dibutuhkan pertimbangan mengenai batas atas dan batas bawah yakni cost and benefit agar pengungkapan


(30)

14

yang dilakukan menjadi seimbang. Evans dalam Suwardjono (2005) mengelompokkan tingkat pengungkapan menjadi tiga tingkatan, yakni: a Tingkat memadai, yaitu jumlah minimum yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan agar tidak menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan.

b Tingkat wajar, yaitu pengungkapan yang harus dilakukan agar seluruh pihak berkepentingan memperoleh informasi yang sama. c Tingkat penuh, yaitu pengungkapan yang dilakukan untuk

memenuhi kepentingan dari pihak yang ditargetkan agar keputusan yang diambil menjadi lebih berkualitas.

Pengungkapan yang disajikan dalam laporan tahunan harus disajikan setransparan mungkin sebagai bentuk ketaatan terhadap prinsip akuntabilitas. Informasi yang diungkapkan haruslah menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi. Sifat pengungkapan dibedakan menjadi dua golongan yakni:

a Pengungkapan wajib (Mandatory disclosure)

Pengungkapan wajib adalah pengungkapan yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan atau entitas karena telah ditetapkan didalam peraturan yang diterbitkan oleh lembaga berwenang, dalam hal ini adalah Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) dan juga PSAK. Pengungkapan wajib meliputi statemen keuangan, catatan atas statemen keuangan dan informasi pelengkap (Suwardjono, 2005).


(31)

15

b Pengungkapan sukarela (Voluntary disclosure)

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan selain dengan apa yang telah diwajibkan oleh Bapepam LK dan PSAK. Pengungkapan sukarela meliputi sarana pelaporan keuangan lain dan informasi lainnya (Suwardjono, 2005).

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai faktor–faktor yang mempengaruhi luas voluntary disclosure telah banyak dilakukan. Sehingga penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya sebagai pembanding dan juga bahan referensi. Berikut beberapa penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi luas voluntary disclosure.

Indriani dkk., (2014) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan sukarela pada laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Variabel independen pada penelitian tersebut adalah porsi kepemilikan saham publik, umur listing, likuiditas, dan ukuran KAP. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa hanya variabel porsi kepemilikan saham publik saja yang berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan sukarela. Artinya, semakin banyak kepemilikan saham publik maka semakin luas pengungkapan sukarela yang dilakukan oleh


(32)

16

perusahaan. Sedangkan variabel independen lainnya tidak mempengaruhi luas pengungkapan sukarela secara signifikan.

Wardani (2012) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan sukarela pada laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di BEI. Ukuran perusahaan, leverage, porsi kepemilikan, likuiditas, profitabilitas, dan umur perusahaan merupakan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini. Dari 79 sampel perusahaan yang diteliti terbukti bahwa umur listing, ukuran dan profitabilitas perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela. Sedangkan variabel lainnya yaitu kepemilikan publik, likuiditas dan leverage tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela.

Suta dan Laksito (2012) juga melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan sukarela pada laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Faktor yang diteliti yakni ukuran, umur, leverage, kepemilikan publik, profitabilitas yang diproksikan dengan net profit margin dan ROE, likuiditas dan proporsi dewan kominsaris independen. Dari kedelapan variabel independen yang diuji, terbukti bahwa hanya variabel likuiditas, ukuran perusahaan dan leverage yang berberpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela.

Benardi dkk., (2009) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan dan implikasinya terhadap asimetri informasi pada perusahaan sektor manufaktur yang go publik di BEI. Faktor


(33)

17

yang diteliti yaitu ukuran perusahaan, leverage, porsi kepemilikan saham publik, likuiditas, profitabilitas, ukuran KAP, dan scope bisnis. Dari kedelapan variabel independen yang diteliti diperoleh hasil bahwa hanya variabel ukuran perusahaan, ukuran KAP, dan scope bisnis yang berpengaruh positif signifikan terhadap luas voluntary disclosure.

C. Penurunan Hipotesis

1. Kepemilikan Publik dan Luas Voluntary Disclosure.

Kepemilikan saham oleh publik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi luas voluntary disclosure. Kepemilikan saham publik adalah sejumlah saham yang dimiliki oleh publik atau masyarakat. Berdasarkan teori stakeholder, pemegang saham publik merupakan bagian dari stakeholder yang memiliki kepentingan atas laporan keuangan yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Dimana perusahaan beroperasi haruslah memberikan manfaat bagi stakeholder, tidak hanya untuk memenuhi kepentingan perusahaan itu sendiri. Sehingga laporan keuangan tahunan yang disajikan merupakan sarana untuk melakukan analisis prospek perusahaan dan untuk menilai kinerja manajemen bagi pemegang saham. Pemegang saham akan menuntut perusahaan mengungkapkan butir informasi seluas mungkin dalam laporan tahunan untuk memfasilitasi kebutuhannya menganalisis imbal hasil dan menjamin rasa aman dari investasi yang ditanamkannya. Sehingga dengan semakin banyaknya pemegang saham publik maka


(34)

18

kebutuhan akan pengungkapan informasi akan semakin luas. Hal ini mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan yang lebih komprehensif lagi di dalam laporan tahunannya. Dimana dasar perlunya praktik pengungkapan laporan keuangan oleh manajemen kepada pemegang saham dapat dijelaskan melalui teori keagenan. Langkah ini dilakukan oleh perusahaan untuk meminimalisir adanya asimetri informasi yang terjadi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Pancawati (2008) dan Indriani dkk (2014) membuktikaan bahwa porsi kepemilikan saham publik berpengaruh terhadap luas voluntary disclosure. Dimana semakin banyaknya pemegang saham, kebutuhan akan informasi yang harus diungkap akan semakin luas dalam hal ini berkaitan dengan voluntary disclosure. Sehingga berdasarkan uraian tersebut dapat diturunkan hipotesis pertama sebagai berikut:

H1: Kepemilikan saham publik berpengaruh positif terhadap luas voluntary disclosure

2. Umur Listing dan Luas Voluntary Disclosure.

Umur listing adalah faktor yang menentukan keberlangsungan dari sebuah perusahaan. Hal ini karena umur listing menujukkan lamanya sebuah perusahaan terdaftar sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI). Semakin lamanya sebuah perusahaan listing di BEI maka diasumsikan perusahaan tersebut akan memiliki


(35)

19

pengalaman yang lebih mendalam mengenai seluk beluk pembuatan laporan dan pempublikasiannya. Sehingga berdasarkan signaling theory, perusahaan tersebut akan meningkatkan praktek-praktek pelaporannya dari tahun ke tahun yang kemudian membuat pengungkapan yang dilakukan akan semakin luas untuk menjaga reputasinya. Selain itu hal ini dilakukan oleh perusahaan juga sebagai bentuk kepatuhan mengenai praktik akuntabilitas kepada Bapepam LK.

Penelitian mengenai pengaruh umur listing terhadap luas voluntary disclosure telah dibuktikan oleh beberapa peneliti terdahulu. Wardani (2012), dan Aulya dan Sutono (2015) yang menyatakan bahwa umur listing berpengaruh positif terhadap luas voluntary disclosure. Artinya semakin lama perusahaan terdaftar sebagai perusahaan publik, maka kebutuhan informasi akan semakin besar sehingga semakin luas voluntary disclosure yang dilakukan perusahaan. Sehingga dapat diturunkan hipotesis kedua adalah sebagai berikut:

H2: Umur listing berpengaruh positif terhadap luas voluntary disclosure

3. Likuiditas dan Luas Voluntary Disclosure.

Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimilikinya. Likuiditas merupakan aspek pengukuran kinerja yang menjadi salah satu pusat perhatian dari para pengguna informasi


(36)

20

sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan investasi. Tingkat likuiditas yang tinggi dianggap merupakan sinyal bahwa perusahaan akan mampu memberikan imbal hasil atas investasi yang ditanamkan di dalamnya sesuai dengan perjanjian. Sehingga perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas tinggi akan lebih dipilih oleh investor.

Berdasarkan teori signaling perusahaan akan memberikan good news kepada pihak eksternal sebagai salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk menarik minat investor untuk menanamkan modalnya. Tingkat likuiditas yang tinggi merupakan sebuah prestasi yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini karena likuiditas yang tinggi mencerminkan kondisi keuangan yang kuat dan merupakan keberhasilan manajemen dalam mengelola keuangan. Oleh karenanya, perusahaan dengan likuiditas yang tinggi akan cenderung melakukan voluntary disclosure yang lebih luas. Hubungan ini telah dibuktikan oleh hasil penelitian yang dilakukan Kartika (2009) dan Suta dan Laksito (2012) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap luas voluntary disclosure. Sehingga hipotesis ketiga adalah sebagai berikut:

H3: Likuiditas berpengaruh positif terhadap luas voluntary disclosure


(37)

21

4. Ukuran KAP dan Luas Voluntary Disclosure.

Berdasarkan agency theory terdapat perbedaan kepentingan antara stakeholder dengan manajemen. Adanya agency theory ini membuat stakeholder selaku principal akan menekankan kualitas audit atas laporan perusahaan yang merupakan sarana untuk mengawasi kinerja manajemen (Indraswari, 2010). Hal tersebut membuat kebutuhan atas jasa profesi Akuntan Publik untuk menilai laporan yang telah disajikan oleh manajemen menjadi penting. Hasil penilaian dari Akuntan Publik yang bernaung pada Kantor Akuntan Publik (KAP) anggota maupun afiliasi Big Four akan memperoleh kepercayaan yang lebih tinggi dari para pengguna laporan keuangan dibandingkan KAP non big four. Dimana KAP big four sudah memiliki reputasi yang baik dengan sumber daya yang lebih berkualitas sehingga diharapkan lebih ahli dalam mengidentifikasi kesalahan akuntansi yang terjadi dalam laporan tahunan yang disajikan manajemen (Nancy, 2012).

Hasil audit berperan penting dalam menentukan strategi pelaporan dari perusahaan. Hasil audit yang berkualitas akan membuat laporan keuangan tahunan perusahaan menjadi lebih transparan dan sesuai dengan ketentuan regulasi yang ada. Hasil penelitian yang diperoleh Benardi dkk., (2009) dan Nancy (2012) menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh positif sifnifikan terhadap luas voluntary disclosure. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis keempat adalah sebagai berikut:


(38)

22

H4: Ukuran KAP berpengaruh positif terhadap luas voluntary disclosure

5. Scope Bisnis dan Luas Voluntary Disclosure.

Benardi dkk., (2009) menyatakan bahwa scope (lingkup) bisnis secara umum terbagi menjadi perusahaan konglomerat dan perusahaan non konglomerat. Dimana pengertian dari perusahaan konglomerat adalah perusahaan yang scope bisnisnya lebih luas karena terdiri dari beberapa bidang atau jenis usaha. Berbeda dengan perusahaan non konglomerat, perusahaan ini hanya terdiri dari satu bidang usaha, sehingga lingkup bisnisnya menjadi lebih sempit.

Benardi dkk., (2009) telah membuktikan bahwa perusahaan konglomerat akan melakukan pengungkapan yang lebih luas dibandingkan perusahaan non konglomerat. Hal ini karena perusahaan konglomerat yang lingkup bisnisnya luas akan memperoleh tekanan yang lebih tinggi untuk melakukan pengungkapan dari stakeholder dan juga regulasi. Hal tersebut sejalan dengan teori stakeholder dimana perusahaan haruslah memenuhi kehendak dari stakeholder dan tidak hanya untuk kepentingan perusahaan itu sendiri. Hal tersebut dilakukan agar memperoleh dukungan dari stakeholdernya demi keberlangsungan perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis kelima adalah sebagai berikut:


(39)

23

H1 (+)

H2 (+)

H3 (+) H4 (+)

H5 (+)

H5: Scope bisnis berpengaruh positif terhadap luas voluntary disclosure.

D. Model Penelitian

Sumber: Olahan peneliti.

GAMBAR 2.1 Model Penelitian KEPEMILIKAN

SAHAM PUBLIK

UMUR LISTING

LIKUIDITAS LUAS VOLUNTARY

DISCLOSURE

SCOPE BISNIS UKURAN KAP


(40)

(41)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Obyek Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang listing dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode yang diambil dalam penelitian ini yaitu tahun 2015 yang bertujuan untuk mengamati kondisi terbaru.

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa annual report dari perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2015.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling guna memperoleh sampel yang dibutuhkan. Purposive sampling merupakan metode pemilihan sampel menggunakan pertimbangan dan kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan peneliti. Teknik pengambilan sampel perusahaan berdasarkan pada kriteria sebagai berikut:


(42)

25

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015 dan mempublikasikan laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangannya.

2. Perusahaan yang memiliki data-data terkait dengan variabel penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dokumentasi. Dokumentasi dilakukan dengan cara menelusuri, mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji annual report dari perusahaan manufaktur yang listing dan dipublikasikan oleh BEI pada periode 2015. Data ini diperoleh dari website resmi BEI yaitu www.idx.co.id sedangkan data lainnya sebagai refernsi bersumber dari jurnal yang mendukung penelitian ini.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen.

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah voluntary disclosure. Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) adalah pengungkapan informasi yang melebihi pengungkapan yang telah diwajibkan oleh Bapepam. Luas pengungkapan sukarela diukur dengan menggunakan indeks voluntary disclosure (IVD) pada penelitian yang dilakukan oleh Vu, et al dan Meek, et al dalam


(43)

26

Nurkhayati dan Probohundono (2013) yang telah melalui proses eliminasi mandatory rules. Indeks voluntary disclosure tersebut terdiri dari 65 item. Indeks pengungkapan sukarela diperoleh menggunakan analisis konten, yakni apabila perusahaan menerapkan dan mengungkapkan item pengungkapan sukarela diberi skor 1, dan diberi skor 0 apabila tidak diungkapkan.

� = � � ℎℎ � �

2. Variabel Independen.

a. Kepemilikan Saham Publik.

Kepemilikan saham publik adalah kepemilikan masyarakat umum bukan institusi terhadap perusahaan publik. Diukur menggunakan formula sebagai berikut:

� ℎ = ℎ ℎ

b. Umur Listing.

Umur listing perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam bersaing dan memanfaatkan peluang bisnis (Suta dan Laksito, 2012). Umur listing menunjukkan lamanya perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan publik.


(44)

27

c. Likuiditas.

Likuiditas perusahaan adalah kondisi yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendek. Likuiditas merupakan salah satu instrument untuk mengukur kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Dalam penelitian Indriani., dkk. (2014) likuiditas diukur dengan menggunakan rasio lancar (current rasio). Rasio ini diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

� � =

ℎ �

d. Kualitas Audit.

Variabel kualitas audit diukur dengan variabel dummy menggunakan skala nominal, yakni jika perusahaan menggunakan jasa KAP anggota Big Four serta afiliasinya diberi skor 1 dan akan diberi skor 0 apabila perusahaan menggunakan jasa KAP non Big Four atau bukan merupakan afiliasinya. Berikut adalah KAP Big Four dan afiliasinya di Indonesia:

1) KAP Purwantono, Suherman & Suraja (Ernst & Young). 2) KAP Osman Bing Satrio (Deloitte Touche Tohmatsu).

3) KAP Siddharta dan Widjaja (KPMG/ Klynveld Peat Main Goerdeler).


(45)

28

4) KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan (Pricewaterhouse Coopers/PWC).

e. Scope Bisnis.

Variabel scope bisnis diukur dengan variabel dummy menggunakan skala nominal, yakni jika perusahaan merupaka perusahaan konglomerat diberi skor 1 dan akan diberi skor 0 untuk perusahaan non konglomerat.

Perusahaan konglomerat adalah perusahaan yang tergabung dalam kelompok bisnis. Perusahaan tersebut dipimpin oleh sebuah holding company yang terdiri dari beberapa anak perusahaan dengan berbagai segmen usaha. Dimana anak perusahaan (subsidiary) tersebut masuk kedalam konsolidasi atau tingkat kepemilikan sahamnya lebih dari 50% (Harto, 2005). Sedangkan perusahaan non konglomerat adalah perusahaan yang bukan merupakan kelompok bisnis atau hanya terdiri dari satu jenis bidang usaha (Benardi.,dkk, 2009).

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data

Metode analisis adalah teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Pengujian kualitas instrument dan data menggunakan beberapa pengujian seperti analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik,


(46)

29

yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji multikolinieritas.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan karakteristik suatu data sehingga menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami. Statistik deskriptif juga digunakan untuk menjustifikasi dalam pembahasan hipotesis, Dengan analisa ini akan dihasilkan rata-rata (mean), median, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum. Uji Statistik Deskriptif tersebut dilakukan dengan program SPSS 15.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dilakukan pada analisis regresi linear berganda. Pengujian ini dilakukan guna menguji apakah data telah memenuhi asumsi klasik yang ditetapkan dan untuk menghindari terjadinya bias. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi residual berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah regresi yang memiliki distribusi data yang normal atau


(47)

30

mendekati normal. Cara yang digunakan untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Apabila nilai probabilitas < 0.05 (alpha) maka data tidak berdistribusi normal. Apabila nilai probabilitas > 0.05 (alpha) dapat disimpulkan bahwa terdistribusi normal (Ghozali, 2006).

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terdapat antara kesalahan pengganggu atau residual yang saling berpengaruh dari satu pengamatan (periode t) dengan pengamatan lainnya (periode t-1). Deteksi autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Durbin Watson. Kriteria pengambilan keputusan mengenai ada tidaknya autokorelasi menurut Santoso, 2012 yaitu:

1) Nilai DW dibawah -2 berarti terdapat autokorelasi

2) Nilai DW antara -2 sampai dengan + 2 berarti tidak terdapat autokorelasi

3) Nilai DW diatas +2 berarti terdapat autokorelasi negatif.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi apakah di dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel independen.


(48)

31

IVD = β0 + β1 KPS + β2 AGE + β3 LQ+ β4 KAP + β5 SB + e

Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi di antara variabel independen. Apabila terdapat korelasi antar variabel independen, maka koefisien variabel independen cenderung tidak signifikan. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi, maka dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka model regresi tidak mengalami masalah multikolinieritas (Ghozali, 2006).

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan apabila berbeda disebut heterokedastisitas. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya Heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji Glejser. Model regresi tidak mengalami heteroskedatisitas apabila nilai signifikannya > alpha 0,05 (Ghozali, 2006).

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data

Pengujian regresi ini menggunakan regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut:


(49)

32

Keterangan:

IVD = Indeks Voluntary Disclosure

β0 = Konstanta

β1 –β5 = Koefisien regresi

KSP = Kepemilikan saham publik AGE = Umur listing

LQ = Likuiditas KAP = Ukuran KAP SB = Scope bisnis e = Term error

1. Uji Signifikansi Simultan ( Uji F)

Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang dimasukkan di dalam model regresi memiliki pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. Jika nilai sig < alpha 0,05 maka terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen.


(50)

33

2. Uji Signifikansi Parametrik

Uji signifikansi parametrik digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Jika nilai sig < alpha 0,05 dan koefisien regresi searah dengan bunyi hipotesis maka hipotesis diterima.

3. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)

Uji koefisien determinasi merupakan pengujian yang digunakan untuk melihat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi perubahan variabel dependen. Koefisien determinasi dilihat dari nilai adjusted R square (2-tailed). Interpretasi dilakukan dengan mengubah besaran nilai koefisien determinasi kedalam bentuk presentase. Selanjutnya sisa yang diperoleh dari pengurangan koefisien determinasi merupakan penjelas variasi variabel dependen yang tidak diteliti.


(51)

(52)

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode penelitian yang digunakan adalah tahun 2015. Berdasarkan metode purposive sampling yang telah dipaparkan pada Bab III, maka diperoleh sampel sebanyak 109 perusahaan yang memenuhi kriteria penyempelan. Adapun prosedur pemilihan sampel tersaji pada table 4.1.

TABEL 4.1.

Prosedur Pemilihan Sampel

No Perusahaan Sampel Jumlah Perusahaan

1

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015.

143

2

Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan, serta perusahaan yang tidak memiliki data-data terkait dengan variabel penelitian

(8)

3 Total sampel penelitan 135

4 Data outlier (26)

5 Total sampel yang diolah 109


(53)

35

Berdasarkan table 4.1. diatas, maka diperoleh sampel sejumlah 109 perusahaan dengan periode amatan selama 1 tahun yakni tahun 2015. Sampel perusahaan yang diperoleh tersebut dalam bentuk laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan yang telah diaudit. Data yang dikumpulkan meliputi seluruh variabel penelitian, yaitu kepemilikan saham publik, umur listing, likuiditas, ukuran KAP, dan scope bisnis.

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Uji Statistik Deskriptif.

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan karakteristik suatu data yang digunakan dalam penelitian. Analisis ini menggunakan table descriptive statistic yang memuat nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi. Berikut adalah nilai statistik deskriptif variabel penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel:

TABEL 4.2.

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

IVD 109 .37 .58 .4926 .05118

KSP 109 .00 .86 .2592 .19025

AGE 109 .00 36.00 19.2661 9.34983

LQ 109 .13 13.35 2.4112 2.31454

KAP 109 .00 1.00 .3670 .48421

SB 109 .00 1.00 .5413 .50059

Valid N

(listwise) 109


(54)

36

Keterangan:

IVD : Indeks Voluntary Disclosure KSP : Kepemilikan Saham Publik AGE : Umur Listing

LQ : Likuiditas KAP : Ukuran KAP SB : Scope Bisnis

Tabel 4.2. menunjukkan hasil analisis statistik deskriptif yang menggambarkan banyaknya jumlah data penelitian yang terdiri dari 109 sampel (N) yang diperoleh dari laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada periode 2015. Nilai rata-rata variabel dependen yakni voluntary disclosure (IVD) sebesar 0,4926 yang menunjukkan rata-rata perusahaan manufaktur mengungkapkan 49% dari 65 item voluntary disclosure yang ada. Perusahaan yang melakukan pengungkapan indeks voluntary disclosure paling sedikit adalah Indal Alumunium Industry Tbk. (INAI), dan PT Rick Putra Globalindo Tbk (RICY) yakni sebesar 37%. Sedangkan pengungkapan maksimum sebesar 58% dilakukan oleh perusahaan dengan kode MBTO, WIIM, RMBA, TPIA, BAJA, dan TOTO. Variabel luas voluntary disclosure memiliki nilai standar deviasi sebesar 0,05118.

Variabel independen kepemilikan saham publik menunjukkan variabel ini memiliki nilai minimum 0,00 artinya terdapat perusahaan sampel yang kepemilikan publiknya hanya 0% yakni perusahaan Ever


(55)

37

Shine Textile Industry Tbk. Diketahui perusahaan dengan kepemilikan saham public tertinggi adalah perusahaan Arwana Citra Mulia Tbk. yakni sebesar 86% dengan skor rata-rata kepemilikan saham publik pada perusahaan manufaktur yang menjadi sampel adalah 26%. Hal tersebut menunjukkan tingkat kepemilikan public pada perusahaan manufaktur di Indonesia tergolong cukup rendah. Variabel umur listing memiliki nilai rata-rata 19,2661 dengan nilai minimum 0,00 hingga nilai maksimum 36,00 dan standar deviasi 9,34983. Artinya, diketahui bahwa perusahaan yang paling lama tercatat sebagai perusahaan publik di BEI adalah Centex Tbk. yakni selama 36 tahun dengan rata-rata umur listing perusahaan sampel adalah 19 tahun.

Nilai rata-rata variable likuiditas sebesar 2,41 dengan tingkat likuiditas terendah sebesar 0,13 pada perusahaan Polysindo Eka Persada Tbk. Perusahaan dengan tingkat likuiditas tertinggi yakni sebesar 13,35 adalah perusahaan Jaya Pari Steel Tbk. Variabel ukuran KAP diketahui bahwa dari 109 sampel perusahaan, rata-rata perusahaan yang telah menggunakan jasa KAP Big Four sebesar 37% artinya terdapat 40 sampel pengamatan dari perusahaan manufaktur telah diaudit oleh akuntan publik yang bernaung pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tergabung dalam afilisasi Big Four di Indionesia. Sisanya sebanyak 69 perusahaan masih menggunakan jasa dari KAP non Big Four. Variabel terakhir yakni scope bisnis diketahu bahwa rata-rata perusahaan yang merupakan perusahaan konglomerasi sebanyak 54%


(56)

38

dari 109 sampel pengamatan atau terdapat 59 sampel perusahaan yang merupakan perusahaan konglomerasi yakni, perusahaan yang terdiri dari beberapa jenis usaha.

2. Uji Asumsi Klasik.

Uji asumsi klasik merupakan pengujian yang digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi residual berdistribusi normal. Pengujian asumsi klasik diuji dalam model persamaan yang meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedatisitas.

a. Uji Normalitas.

TABEL 4.3.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 109

Normal

Parameters(a,b)

Mean

.0000000

Std. Deviation .04825569

Most Extreme Differences

Absolute

.100

Positive .065

Negatif -.100

Kolmogorov-Smirnov Z 1.042

Asymp. Sig. (2-tailed) .228

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber: Lampiran Hasil Olah Data Uji Normalitas, 2016

Uji normalitas digunakan untuk mengui apakah variabel penganggu dalam model regresi, mempunyai distribusi data yang


(57)

39

mendekati normal atau normal (Ghozali, 2006). Hasil pengujian menggunakan uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada table 4.3. dimana nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.228 yakni lebih besar dari alpha (0,05). Sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Autokorelasi.

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terdapat kesalahan residual berkorelasi pada periode t dengan periode sebelumnya (periode t-1). Deteksi autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Durbin Watson. Berikut adalah uji autokerelasi yang dilakukan dalam penelitian ini:

TABEL 4.4. Hasil Uji Autokorelasi

Model Summary (b) Mode

l R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .333(a) .111 .068 .04941 1.892

a Predictors: (Constant), SB, KAP, LQ, KSP, AGE b Dependent Variabel: IVD

Sumber: Lampiran Hasil Olah Data Uji Autokorelasi, 2016

Hasil pengujian menggunakan uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada table 4.3. dimana berdasarkan kriteria hasil uji Durbin Watson menunjukkan bahwa nilai DW adalah sebesar 1,892. Dimana nilai DW tersebut terletak diantara


(58)

40

(-2) sampai (+2) sehingga dapat disimpulkan model regresi terbebas dari masalah autokorelasi.

c. Uji Multikolinieritas.

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi apakah di dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2006). Uji multikolinieritas dilakukan dengan menganalisa koreksi antar variabel independen pada nilai Tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) didalam Collinearity Statistics. Kriteria yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya masalah multikolinieritas adalah VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1. Tabel 4.5 menunjukkan hasil dari uji multikolinieritas sebagai berikut:

Table 4.5.

Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients (a)

Model Variabel Collinearity Statistic Tolerance VIF 1 (Constant)

KSP 0,897 1,114

AGE 0,859 1,164

LQ 0,992 1,008

KAP 0,866 1,154

SB 0,882 1,134

a Dependent Variabel: IVD

Sumber: Lampiran Hasil Olah Data Uji Multikolinieritas, 2016 Keterangan:

IVD : Indeks Voluntary Disclosure KSP : Kepemilikan Saham Publik


(59)

41

AGE : Umur Listings LQ : Likuiditas KAP : Ukuran KAP SB : Scope Bisnis

Berdasarkan tabel 4.5. diketahui bahwa hasil uji multikolinieritas dengan nilai VIF dari model regresi, menunjukkan nilai Tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, sehingga dapat disimpulakan bahwa tidak ada masalah multikolinieritas dalam regresi.

d. Uji Heteroskedatisitas.

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006). Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya Heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji Glejtser. Model regresi tidak mengalami heteroskedatisitas apabila nilai signifikannya > alpha (0,05). Tabel 4.6. menunjukkan hasil uji heteroskedatisitas sebagai berikut:


(60)

42

TABEL 4.6.

Hasil Uji Heteroskedatisitas Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .039 .008 5.041 .000

KSP .003 .013 .023 .223 .824

AGE -.005 .000 .006 .053 .958

LQ -.001 .001 -.082 -.837 .404

KAP .007 .005 .135 1.299 .197

SB .003 .005 .059 .571 .569

a Dependent Variabel: ABS_RES1

Sumber: Lampiran Hasil Olah Data Uji Multikolinieritas, 2016

Berdasarkan hasil uji heteroskedatisitas pada table 4.6.terlihat bahwa semua variabel memiliki nilai probabilitas > alpha (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa model resgresi dalam penelitian ini bebas dari masalah heterosketisitas.

C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)

1. Uji Signifikansi Simultan ( Uji F )

Berdasarkan hasil pengujian statistic F dapat diketahui bahwa nilai signifikan 0,031 lebih kecil dari alpha (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel independen yang terdiri dari kepemilikan saham publik, umur listing, likuiditas, ukuran KAP dan scope bisnis berpengaruh signifikan secara simultan (bersama–sama) terhadap luas voluntary discosure.


(61)

43

TABEL 4.7.

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ANOVA (b)

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression .031 5 .006 2.571 .031(a)

Residual .251 103 .002

Total .283 108

a Predictors: (Constant), SB, KAP, LQ, KSP, AGE b Dependent Variabel: IVD

Sumber: Lampiran Hasil Olah Data Uji Signifikansi Simultan (Uji F), 2016

2. Uji Signifikansi Parametrik TABEL 4.8.

Hasil Regresi Linier Berganda Coefficients (a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficient

t Sig B Std. Error Beta

1 (Constant) .516 .015 33.453 .000

KSP -.058 .026 -.214 -2.181 .031

AGE -.001 .001 -.136 -1.354 .179

LQ -.001 .002 -.051 -.547 .568

KAP -.011 .011 -.104 -.1044 .299

SB .023 0.10 .224 2.267 .026

a Dependent Variabel: IVD

Sumber: Lampiran Hasil Olah Data Regresi Linier Berganda, 2016. Keterangan:

IVD : Indeks Voluntary Disclosure KSP : Kepemilikan Saham Publik AGE : Umur Listing

LQ : Likuiditas KAP : Ukuran KAP SB : Scope Bisnis


(1)

AGE

-.001

.001

-.136 -1.354

.179

LQ

-.001

.002

-.051

-.547

.568

KAP

-.011

.011

-.104 -.1044

.299

SB

.023

0.10

.224

2.267

.026

a Dependent Variabel: IVD

Keterangan:

IVD

: Indeks

Voluntary Disclosure

KSP

: Kepemilikan Saham Publik

AGE : Umur

Listing

LQ

: Likuiditas

KAP : Ukuran KAP

SB

:

Scope

Bisnis

UJI KOEFISIEN DETERMINASI

TABEL 4.10

Uji Koefisien Determinasi

Model Summary (b)

Model

R

R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of the

Estimate

1

.333(a)

.111

.068

.04941

a Predictors: (Constant), SB, KAP, LQ, KSP, AGE

b Dependent Variabel: IVD


(2)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65

1 INTP 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 56 0.86 2 SMBR 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 45 0.69 3 SMCB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 43 0.66 4 SMGR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 55 0.85 5 WTON 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 56 0.86 6 AMFG 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 27 0.42 7 ARNA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 31 0.48 8 IKAI 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 24 0.37 9 KIAS 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 22 0.34 10 MLIA 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 19 0.29 11 TOTO 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 38 0.58 12 ALKA 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 26 0.40 13 ALMI 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 26 0.40 14 BAJA 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 38 0.58 15 BTON 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 30 0.46 16 CTBN 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 45 0.69 17 GDST 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 33 0.51 18 INAI 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24 0.37 19 JKSW 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 0.32 20 JPRS 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 32 0.49 21 KRAS 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 42 0.65 22 LION 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 31 0.48 23 LMSH 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 27 0.42 24 NIKL 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 41 0.63 25 PICO 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 30 0.46 26 TBMS 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 33 0.51 27 BRPT 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24 0.37 28 BUDI 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 37 0.57 29 DPNS 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 33 0.51 30 EKAD 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 29 0.45

ITEM VOLUNTARY DISCLOSURE NO KODE

PRSHN

JML ITEM IVD


(3)

31 INCI 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 31 0.48 32 SOBI 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 33 0.51 33 SRSN 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 33 0.51 34 TPIA 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 38 0.58 35 UNIC 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 35 0.54 36 AKPI 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 23 0.35 37 APLI 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 26 0.40 38 BRNA 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 38 0.58 39 FPNI 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 0.31 40 IGAR 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 30 0.46 41 IMPC 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 36 0.55 42 IPOL 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 32 0.49 43 SIAP 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 21 0.32 44 TALF 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 25 0.38 45 TRST 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 31 0.48 46 YPAS 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 32 0.49 47 CPIN 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 29 0.45 48 JPFA 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 30 0.46 49 MAIN 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 33 0.51 50 SIPD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 35 0.54 51 SULI 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 23 0.35 52 TIRT 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 30 0.46 53 ALDO 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 35 0.54 54 DAJK 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 28 0.43 55 FASW 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 34 0.52 56 INKP 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 34 0.52 57 INRU 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 28 0.43 58 KBRI 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 0.31 59 KDSI 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 32 0.49 60 SPMA 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 35 0.54


(4)

61 TKIM 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 28 0.43 62 AMIN 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 31 0.48 63 KRAH 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 30 0.46 64 ASII 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 43 0.66 65 AUTO 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 33 0.51 66 BOLT 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 36 0.55 67 BRAM 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 35 0.54 68 GDYR 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 34 0.52 69 GJTL 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 32 0.49 70 IMAS 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 26 0.40 71 INDS 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 32 0.49 72 LPIN 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 30 0.46 73 MASA 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 35 0.54 74 NIPS 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 29 0.45 75 SMSM 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 33 0.51 76 ADMG 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 34 0.52 77 CNTX 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 34 0.52 78 ERTX 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 32 0.49 79 ESTI 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 26 0.40 80 HDTX 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 43 0.66 81 INDR 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 35 0.54 82 MYTX 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 33 0.51 83 POLY 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 0.46 84 RICY 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 24 0.37 85 STAR 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 35 0.54 86 TFCO 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 34 0.52 87 SRIL 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 30 0.46 88 TRIS 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 32 0.49 89 UNIT 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 0.31 90 BATA 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 29 0.45


(5)

91 BIMA 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 35 0.54 92 IKBI 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 0.46 93 JECC 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 35 0.54 94 KBLI 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 36 0.55 95 KBLM 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 35 0.54 96 SCCO 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 29 0.45 97 VOKS 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 35 0.54 98 PTSN 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 26 0.40 99 AISA 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 24 0.37 100 ALTO 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 32 0.49 101 CEKA 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 33 0.51 102 DLTA 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 34 0.52 103 ICBP 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 35 0.54 104 INDF 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 25 0.38 105 MLBI 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 27 0.42 106 MYOR 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 28 0.43 107 PSDN 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 34 0.52 108 ROTI 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 35 0.54 109 SKBM 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 35 0.54 110 SKLT 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 34 0.52 111 STTP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 35 0.54 112 ULTJ 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 28 0.43 113 GGRM 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 28 0.43 114 HMSP 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 28 0.43 115 RMBA 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 38 0.58 116 WIIM 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 38 0.58 117 DVLA 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 34 0.52 118 INAF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 31 0.48 119 KAEF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 31 0.48 120 KLBF 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 0.46


(6)

121 MERK 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 27 0.42

122 PYFA 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 0.46

123 SCPI 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 28 0.43

124 SIDO 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 30 0.46

125 SQBB 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 29 0.45

126 TSPC 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 24 0.37

127 ADES 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 34 0.52

128 KINO 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 36 0.55

129 MBTO 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 38 0.58

130 MRAT 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 37 0.57

131 TCID 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 35 0.54

132 UNVR 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 29 0.45

133 CINT 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 30 0.46

134 KICI 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 35 0.54


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN PORSI KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK TERHADAP LUAS VOLUNTARY DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 15 19

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Kepemilikan Saham Publik terhadap Pengungkapan Laporan Tahunan

1 7 146

PENGARUH OPINI AUDIT, PENGGANTIAN MANAJEMEN, UKURAN KAP, UKURAN PERUSAHAAN KLIEN, DAN KEPEMILIKAN PUBLIK TERHADAP PERGANTIAN KAP SECARA VOLUNTARY.

0 4 11

PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, UMUR LISTING, LIKUIDITAS, UKURAN KAP, DAN SCOPE BISNIS TERHADAP LUAS VOLUNTARY DISCLOSURE DALAM LAPORAN TAHUNAN

0 3 27

PENGARUH TINGKAT LIKUIDITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN PORSI KEPEMILIKAN SAHAM OLEH PUBLIK PENGARUH TINGKAT LIKUIDITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN PORSI KEPEMILIKAN SAHAM OLEH PUBLIK TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA LAPORAN TAHUNAN PER

0 5 15

PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP LUAS VOLUNTARY DISCLOSURE LAPORAN TAHUNAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 82

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN KEPEMILIKAN PUBLIK TERHADAP LUAS VOLUNTARY DISCLOSURE DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 0 13

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN LIKUIDITAS TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA (VOLUNTARY DISCLOSURE) DALAM LAPORAN TAHUNAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN LIKUIDITAS TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA (VOLUNTARY DISCLOSURE) DALAM LAPORAN TAHUNAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR - Perbanas Institutional Repository

0 1 16

PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP LUAS VOLUNTARY DISCLOSURE LAPORAN TAHUNAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 22