KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN Al(OH)3 DAN Na2EDTA PADA SINTESIS DAN KARAKTERISASI ZEOLIT X DARI ABU LIMBAH CANGKANG KELAPA SAWIT.

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN Al(OH)3 DAN Na2EDTA
PADA SINTESIS DAN KARAKTERISASI ZEOLIT X DARI
ABU LIMBAH CANGKANG KELAPA SAWIT

Oleh:
Winda Maria Fransisca Yafur
NIM. 4123210031
Program Studi Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

iii

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN Al(OH)3 DAN Na2EDTA PADA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI ZEOLIT X DARI ABU LIMBAH
CANGKANG KELAPA SAWIT
Winda Maria Fransisca Yafur (NIM. 4123210031)
ABSTRAK
Penelitian kajian pengaruh penambahan Al(OH)3 dan Na2EDTA pada sintesis dan
karakterisasi zeolit X dari abu limbah cangkang kelapa sawit dijelaskan dalam
skripsi ini. Sebelum abu cangkang kelapa sawit digunakan, terlebih dahulu diberi
perlakuan pemisahan secara magnetik hingga diperoleh abu cangkang kelapa
sawit non magnetik. Setelah diperoleh abu cangkang kelapa sawit non magnetik,
selanjutnya abu dipisahkan kembali dengan cara fraksinasi hingga didapatkan abu
fraksi ringan, sedang dan berat. Sintesis zeolit X yang pertama dilakukan adalah
sintesis dengan menggunakan bahan baku abu cangkang kelapa sawit tanpa
pemisahan dan abu cangkang kelapa sawit non magnetik untuk mengetahui
pengaruh pemisahan secara magnetik terhadap zeolit hasil sintesis. Sintesis zeolit
X dilakukan dengan metode hidrotermal yaitu mereaksikan masing-masing
sebanyak 5 g abu tanpa pemisahan dan abu non magnetik dengan Na2EDTA
sebanyak 3,0 g, Al(OH)3 sebanyak 2,2363 g dan NaOH sebanyak 5,9520 g dalam
akuabides. Reaksi ini dilakukan pada temperatur ruang selama 10 jam dengan
perlakuan pengadukan pada kecepatan 600 rpm. Untuk mengoptimalkan reaksi
yang terjadi maka sampel ini didiamkan selama 1 malam pada suhu ruang.

Kemudian, hasil pengadukan direfluks untuk pembentukan gel pada suhu 70oC
selama 3 jam. Gel yang dihasilkan dikristalisasi dengan cara merefluks gel pada
suhu 120oC selama 6 jam dan menghasilkan zeolit berwarna hitam keabu-abuan.
Berdasarkan karakterisasi menggunakan spektroskopi inframerah dan XRD
diketahui bahwa zeolit dengan bahan baku abu non magnetik memiliki kualitas
yang lebih baik dibandingkan dengan zeolit yang berasal dari abu tanpa
pemisahan. Selanjutnya, dilakukan kembali sintesis dengan variasi fraksi abu
cangkang kelaap sawit, variasi penambahan Na2EDTA yakni sebanyak 2,0 g; 2,5
g; 3,0 g; 3,5 g dan 4,0 g dan variasi penambahan Al(OH)3 yakni sebanyak 2,7667
g, 2,4781 g, 2,2363 g, 2,0335 g dan 1,8541 g dengan langkah-langkah yang sama
seperti pada sintesis pertama. Zeolit X hasil sintesis yang memiliki kemurnian dan
kristalinitas yang tinggi adalah zeolit X yang berasal dari abu fraksi berat dengan
penambahan Na2EDTA sebanyak 3,0 g dan penambahan Al(OH)3 sebanyak
2,2363 g yang ditunjukkan melalui spektrogram dengan munculnya serapan yang
memiliki intensitas sangat baik pada daerah serapan khas zeolit X. Hal ini juga
ditunjukkan dengan pemeriksaan XRD yang menunjukkan jumlah intensitas
puncak difraktogram tertinggi yaitu 908.

Kata kunci : abu cangkang kelapa sawit, fraksinasi, zeolit X, Al(OH)3, Na2EDTA.


iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan kasih dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penelitian skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tema
yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei – Agustus 2016
adalah “Kajian Pengaruh Penambahan Al(OH)3 dan Na2EDTA pada Sintesis
dan Karakterisasi Zeolit X dari Abu Limbah Cangkang Kelapa Sawit ”,
disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Sain, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dra.
Anna Juniar, M.Si., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si., Ibu Dr. Destria Roza, M.Si. dan
Ibu Nora Susanti, S.Si., M.Sc., Apt., sebagai dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai
selesai penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Dra. Hafni Indriati, M.Si.,

selaku dosen Pembimbing Akademik, Bapak Agus Kembaren, S.Si, M.Si., selaku
Ketua Jurusan Kimia, Bapak Prof. Herbert Sipahutar, M.Si., selaku wakil dekan
Bidang Akademik, kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd., selaku dekan FMIPA
Unimed, kepada Rektor Universitas Negeri Medan Bapak Prof. Dr. Syawal
Gultom, M.Pd dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik dan
membantu penulis selama melaksanakan studi di kampus Unimed. Tak lupa pula
terima kasih pada seluruh staf pegawai Laboratorium Kimia UNIMED, Bang
John, Bang Eriadi, Bang Nizam, Bang Helmi, Kak Tia, Kak Sherry, dan Kak
Minda.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Simon
Petrus Yafur, Ibunda Ida Rita Br. Manik dan abangda Nico Medes Yafur yang

v

telah memberikan doa dan dukungan yang begitu besar bagi penulis dalam
menyelesaikan studi.
Terima kasih juga penulis ucapkan pada saudara-saudara yang tiada henti
menggiring doanya dan memberikan dorongan baik moril maupun materil,
semangat dan kasih sayangnya sejak awal perencanaan penelitian hingga penulis
dapat menyelesaikan studi di Unimed. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada teman-teman seperjuangan Kimia Non Kependidikan 2012 yang telah
mengukir kenangan indah bersama selama studi di Unimed, khususnya Andika
Permana yang telah banyak membantu saya dalam pelaksanaan penelitian,
memberi semangat dan dukungan dalam segala hal. Kepada semua abang/kakak
senior dan adik-adik junior yang telah mau berbagi ilmu dan pengalaman kepada
penulis, serta pada semua pihak terkait yang tak dapat penulis sebutkan satu per
satu.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah penelitian.

Medan,

Agustus 2016

Penulis,

Winda Maria Fransisca Yafur

NIM. 4123210031

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar


iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

x

Daftar Tabel

xii

Daftar Lampiran

xiv

BAB I PENDAHULUAN


1

1.1. Latar Belakang

1

1.2. Rumusan Masalah

3

1.3. Batasan Masalah

3

1.4. Tujuan Penelitian

3

1.5. Manfaat Penellitian


4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5

2.1. Cangkang Kelapa Sawit

5

2.2. Aluminium

6

2.3. Silika

7

2.4. EDTA (Etilenadiaminatetraasetat)


8

2.5. Zeolit

10

2.5.1. Sifat Fisika dan Kimia

12

2.5.1.1. Sifat Fisika

12

2.5.1.2. Sifat Kimia

14

2.5.1.3. Selektivitas Zeolit


16

2.5.1.4. Luas Permukaan Zeolit

16

2.5.2. Penggolongan Zeolit

18

vii

2.6. Zeolit Sintetis

21

2.6.1. Kakteristik Zeolit Sintetis

21

2.6.2. Sintesis Zeolit X

21

2.7. Karakterisasi Zeolit

22

2.7.1. Spektroskopi Infra Merah

23

2.7.2. Difraksi Sinar-X

26

BAB III METODE PENELITIAN

29

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

29

3.2. Sampel

29

3.3. Alat dan Bahan

29

3.3.1 Alat

29

3.3.2. Bahan

30

3.4. Rancangan Penelitian

30

3.4.1. Preparasi Cangkang Kelapa Sawit

30

3.4.1.1. Pengabuan Cangkang Kelapa Sawit

30

3.4.1.2. Pemisahan Abu dari Cangkang Kelapa Sawit Secara Magnetik

31

3.4.1.3. Fraksinasi Abu Cangkang Kelapa Sawit Non Magnetik

31

3.5. Sintesis Zeolit

32

3.5.1. Karakterisasi Zeolit Hasil Sintesis dengan Spektroskopi Inframerah

34

3.5.2. Karakterisasi Zeolit X dengan XRD (X-Ray Diffractometer)

35

3.6. Bagan Alir Penelitian

35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

44

4.1. Preparasi Cangkang Kelapa Sawit

44

4.1.1. Pengabuan Arang Cangkang Kelapa Sawit

44

4.1.2. Pemisahan Abu Cangkang Kelapa Sawit secara Magnetik

45

4.1.3. Pemisahan Abu Cangkang Kelapa Sawit Non Magnetik
Secara Fraksinasi

46

4.2. Sintesis dan Karakterisasi Zeolit X dari Abu Cangkang
Kelapa Sawit

47

viii

4.2.1. Sintesis dan Karakterisasi Zeolit X dari Abu Cangkang Kelapa
Sawit Tanpa Pemisahan dan Abu Cangkang Kelapa Sawit
Non Magnetik

48

4.2.1.1. Hasil Analisis Spektroskopi Inframerah dari Zeolit yang
Berasal dari Abu Cangkang Kelapa Sawit Tanpa Pemisahan
dan Abu Cangkang Kelapa Sawit Non Magnetik

49

4.2.1.2. Hasil Analisis XRD dari Zeolit X dari Zeolit yang Berasal
dari Abu Cangkang Kelapa Sawit Tanpa Pemisahan dan Abu
Cangkang Kelapa Sawit Non Magnetik

51

4.2.2. Sintesis dan Karakterisasi Zeolit X dengan Variasi Fraksi Abu
Cangkang Kelapa Sawit

52

4.2.2.1 Hasil Analisis Spektroskopi Inframerah dari Zeolit X dengan
Variasi Fraksi Abu Cangkang Kelapa Sawit

53

4.2.2.2. Hasil Analisis XRD dari Zeolit X dengan Variasi Fraksi Abu
Cangkang Kelapa Sawit

55

4.2.3. Sintesis dan Karakterisasi Zeolit X dari Abu Cangkang Kelapa
Sawit dengan Variasi Penambahan Na2EDTA

56

4.2.3.1. Hasil Analisis Spektroskopi Inframerah dari Zeolit X dengan
Variasi Penambahan Na2EDTA

57

4.2.3.2. Hasil Analisis XRD dari Zeolit X dengan Variasi Penambahan
Na2EDTA

59

4.2.4. Sintesis dan Karakterisasi Zeolit X dari Abu Cangkang Kelapa
Sawit dengan Variasi Penambahan Al(OH)3

60

4.2.4.1. Hasil Analisis Spektroskopi Inframerah dari Zeolit X dengan
Variasi Penambahan Al(OH)3

60

4.2.4.2. Hasil Analisis XRD dari Zeolit X dengan Variasi Penambahan
Al(OH)3

62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

64

5.1. Kesimpulan

64

5.2. Saran

65

ix

DAFTAR PUSTAKA

66

LAMPIRAN

69

x

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Cangkang Kelapa Sawit

5

Gambar 2.2. Struktur EDTA

9

Gambar 2.3. Reaksi Pengkelatan Logam dengan EDTA

9

Gambar 2.4 Struktur Zeolit

10

Gambar 2.5. Struktur Kerangka Zeolit

11

Gambar 2.6. Skema Pembentukan Struktur Kerangka Zeolit X

12

Gambar 2.7. Pemanasan Zeolit Terhidrasi untuk Menjadikan
Zeolit Terdehidrasi

14

Gambar 2.8. Pertukaran Ion pada Zeolit

15

Gambar 2.9. Unit Bangun Sekunder Struktur Zeolit

21

Gambar 2.10. Spektrogram Zeolit X Pembanding Hasil
Penelitian Flanigen

26

Gambar 2.11. Pola Difraksi Zeolit X Pembanding Hasil Penelitian Olson

28

Gambar 3.1. Tabung Fraksinasi

32

Gambar 3.2. Bagan Alir Pengabuan Cangkang Kelapa Sawit

35

Gambar 3.3. Bagan Alir Pemisahan Abu Cangkang
Kelapa Sawit Secara Magnetik

36

Gambar 3.4. Bagan Alir Pemisahan Abu Cangkang Kelapa Sawit
Non Magnetik Melalui Proses Fraksinasi

37

Gambar 3.5. Bagan Alir Sintesis Zeolit X dari Abu Cangkang Kelapa Sawit
Tanpa Pemisahan dan Abu Cangkang Kelapa Sawit
Non Magnetik

38

Gambar 3.6. Bagan Alir Sintesis Zeolit X Variasi Fraksi Abu
Cangkang Kelapa Sawit

39

Gambar 3.7. Bagan Alir Sintesis Zeolit X Variasi Penambahan
Na2EDTA

40

Gambar 3.8. Bagan Alir Sintesis Zeolit X Variasi Penambahan
Al(OH)3

41

xi

Gambar 3.9. Bagan Alir Karakterisasi Zeolit dengan
Menggunakan Spektroskopi Inframerah

42

Gambar 3.8. Bagan Alir Karakterisasi Zeolit X
dengan XRD (X-Ray Diffractometer)

43

Gambar 4.1. Perbandingan Spektrogram Zeolit WA dan WN

49

Gambar 4.2. Perbandingan Spektrogram Zeolit W1, W2 dan W3

54

Gambar 4.3. Perbandingan Zeolit W31, W32, W33, W34 dan W35

57

Gambar 4.4. Perbandingan Zeolit W331, W332, W333, W334 dan W335

57

xii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Komposisi Abu Cangkang Kelapa Sawit

6

Tabel 2.2. Kandungan Kimia Cangkang Kelapa Sawit

6

Tabel 2.3. Jenis Mineral Zeolit yang Terdapat Dalam Batuan Zeolit

20

Tabel 2.4. Jenis-Jenis Zeolit Sintetis

20

Tabel 2.5. Daerah Vibrasi Infrra Merah Struktur Kerangka Zeolit
Disajikan Dalam Bilangan Gelombang cm-1
Tabel 3.1. Komposisi Perbedaan Variasi Sintesis Zeolit X

24
34

Tabel 4.1. Hasil Pemisahan Abu Cangkang Kelapa Sawit
Secara Magnetik

45

Tabel 4.2. Hasil Pemisahan Abu Cangkang Kelapa Sawit
Secara Fraksinasi

47

Tabel 4.3. Berat Zeolit Hasil Sintesis dengan Variasi Fraksi
Abu Cangkang Kelapa Sawit

48

Tabel 4.4 Perbandingan Karakteristik Zeolit Hasil Analisis
Spektroskopi

Inframerah dengan Bahan Baku Abu Cangkang

Kelapa Sawit Tanpa Pemisahan dan Abu Non Magnetik

50

Tabel 4.5. Perbandingan Data Hasil Analisis XRD Zeolit X dari
Zeolit yang Berasal dari Abu Cangkang Kelapa Sawit
Tanpa Pemisahan dan Abu Cangkang Kelapa Sawit
Non Magnetik

52

Tabel 4.6 Berat Zeolit Hasil Sintesis dengan Variasi Fraksi
Abu Cangkang Kelapa Sawit

53

Tabel 4.7. Perbandingan Karakteristik Zeolit Hasil Analisis
Spektroskopi Inframerah dengan Variasi Fraksi Abu
Cangkang Kelapa Sawit

54

Tabel 4.8. Perbandingan Data Hasil Analisis XRD Zeolit X
dengan Variasi Fraksi Abu Cangkang Kelapa Sawit
Tabel 4.9. Berat Zeolit Hasil Sintesis dengan Penambahan Na2EDTA

55
56

xiii

Tabel 4.10. Perbandingan Karakteristik Zeolit dengan
Variasi Penambahan Na2EDTA dari Hasil
Analisis Spektroskopi Inframerah

58

Tabel 4.11. Perbandingan Data Hasil Analisis XRD Zeolit X dengan
Variasi Penambahan Na2EDTA

59

Tabel 4.12. Berat Zeolit Hasil Sintesis dengan Penambahan Variasi
Penambahan Al(OH)3

56

Tabel 4.13. Perbandingan Karakteristik Zeolit dengan
Variasi Penambahan Al(OH)3 dari Hasil
Spektroskopi Inframerah

62

Tabel 4.14. Perbandingan Data Hasil Analisis XRD Zeolit X dengan
Variasi Penambahan Al(OH)3

63

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Perhitungan Jumlah Al(OH)3 yang Ditambahkan
Berdasarkan Perbandingan Rasio Si/Al

71

Lampiran 2. Perhitungan Jumlah NaOH yang Ditambahkan sebagai Kation
Penyeimbang

76

Lampiran 3. Spektogram Zeolit X Hasil Sintesis

79

Lampiran 4. Difraktogram Zeolit X Hasil Sintesis

94

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian

107

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Zeolit adalah salah satu kekayaan alam yang memiliki banyak manfaat
dan sangat dibutuhkan oleh industri kimia di Indonesia. Terdapat dua jenis zeolit
yaitu, zeolit alam dan zeolit sintetis. Zeolit alam semakin berkurang
ketersediaannya, mengingat begitu besar kebutuhan akan zeolit alam yang sering
dimanfaatkan sebagai pupuk, penjernih air, dan diaktifkan untuk dimanfaatkan
sebagai katalis dan adsorben (Ulfah, 2006). Zeolit sintetis sudah banyak
digunakan di industri, namun belum banyak diproduksi, maka dari itu para ahli
melakukan penelitian untuk mendapatkan berbagai jenis zeolit sintetis untuk
memenuhi besarnya kebutuhan akan zeolit. Industri kimia di Indonesia
membutuhkan zeolit dalam berbagai proses kimia sebagai katalis, penukar ion,
dan adsorben dalam pengolahan limbah. Maka dari itu dibutuhkan zeolit dengan
kemurnian dan kristalinitas yang tinggi untuk digunakan dalam setiap proses
kimia yang membutuhkan zeolit dalam pengerjaannya.
Zeolit dibangun oleh logam Si dan Al dalam strukturnya, sehingga
dibutuhkan bahan yang mengandung kedua logam tersebut dalam sintesisnya. Jika
kedua logam tersebut diperoleh dari bahan kimia komersial tentunya akan
membutuhkan biaya yang lebih besar, namun saat ini sumber Si dan Al bisa
didapatkan dari limbah yang mengandung kedua logam tersebut, sehingga akan
lebih murah dari segi ekonomi dan akan mengurangi jumlah limbah yang
merupakan hasil samping pengolahan di industri dari segi lingkungan. Salah satu
limbah yang memiliki kandungan Si dan Al di dalamnya adalah limbah cangkang
kelapa sawit.
Limbah cangkang kelapa sawit merupakan salah satu produk samping
dari proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) di industri
kelapa sawit. Untuk setiap 100 ton buah kelapa sawit yang diproses, diperoleh
lebih kurang 20 ton (20%) cangkang (Jahro, 2015). Selama ini, limbah cangkang
kelapa sawit hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar dalam proses pengolahan

1

2

kelapa sawit dengan cara dibakar di incinerator, namun cara ini menimbulkan
dampak pencemaran berupa gas metana dan karbondioksida yang dapat
mengganggu keadaan udara di lingkungan.
Hutahean (2007) menyatakan bahwa abu cangkang kelapa sawit
mengandung banyak mineral seperti SiO2 (58,02%); Al2O3 (8,7%); CaO
(12,65%); Fe2O3 (2,6%) serta terdapat pula beberapa senyawa oksida anorganik
lainnya dalam jumlah yang kecil. Dari data tersebut, diketahui bahwa silika (SiO2)
dan alumina (Al2O3) di dalam abu limbah cangkang kelapa sawit memiliki
kandungan yang cukup tinggi dan sangat potensial jika dimanfaatkan sebagai
bahan sintesis zeolit.
Zeolit X merupakan salah satu zeolit sintetis yang digolongkan ke dalam
zeolit silika rendah dengan perbandingan Si/Al 1,0 sampai dengan 1,5. Zeolit jenis
ini memiliki konsentrasi kation paling tinggi dan mempunyai sifat adsorpsi yang
optimum, sehingga zeolit jenis ini akan sangat baik dijadikan sebagai katalis,
adsorben, separasi gas, penukar ion, dan dapat pula digunakan sebagai deterjen
(Ulfah, 2006).
Pada proses sintesis zeolit X dibutuhkan sumber aluminium dan juga
Na2EDTA. Sumber aluminium yang sering digunakan seperti senyawa Al(OH)3
dibutuhkan untuk membuat zeolit dengan rasio Si/Al yang sesuai. Na2EDTA
dibutuhkan sebagai pengkompleks logam-logam lain yang juga terkandung di
dalam abu cangkang kelapa sawit yang dapat mengganggu proses sintesis zeolit.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya Jahro (2003) telah berhasil
mensintesis zeolit 13X dari abu layang batu bara yang digunakan sebagai bahan
pembangun detergen. Ojha (2004) berhasil mensintesis zeolit 13X dari abu
layang, sementara Ugal (2008) berhasil mensintesis zeolit 13X dengan variasi
pencampuran kaolin. Aprila (2014) berhasil mensintesis zeolit 13X dari abu
cangkang kelapa sawit.
Pada penelitian terdahulu, belum ada yang secara khusus meneliti tentang
pengaruh penambahan Al(OH)3 dan Na2EDTA dalam sintesis zeolit X. Maka dari
itu, pada penelitian ini dilakukan sintesis zeolit X dengan variasi penambahan
Al(OH)3 dan Na2EDTA untuk mendapatkan zeolit X dengan kualitas terbaik.

3

1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana pengaruh penambahan Na2EDTA terhadap tingkat kemurnian dan
kristalinitas zeolit X hasil sintesis?
2) Bagaimana pengaruh penambahan Al(OH)3 terhadap tingkat kemurnian dan
kristalinitas zeolit X hasil sintesis?
3) Bagaimana pengaruh pemisahan abu limbah cangkang kelapa sawit secara
magnetik terhadap tingkat kemurnian dan kristalinitas zeolit X hasil sintesis?
4) Bagaimana pengaruh pemisahan secara fraksinasi abu limbah cangkang kelapa
sawit terhadap tingkat kemurnian dan kristalinitas zeolit X hasil sintesis?
1.3. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh penambahan Al(OH)3 dan
Na2EDTA dalam sintesis dan karakterisasi zeolit X dari limbah cangkang kelapa
sawit yang berasal dari pabrik kelapa sawit PTPN I Tanjung Seumantoh,
Kabupaten Aceh Tamiang.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1) Mengetahui pengaruh penambahan Na2EDTA terhadap tingkat kemurnian dan
kristalinitas zeolit X hasil sintesis.
2) Mengetahui pengaruh penambahan Al(OH)3 terhadap tingkat kemurnian dan
kristalinitas zeolit X hasil sintesis.
3) Mengetahui pengaruh pemisahan abu limbah cangkang kelapa sawit secara
magnetik terhadap tingkat kemurnian dan kristalinitas zeolit X hasil sintesis.
4) Mengetahui pengaruh pemisahan abu limbah cangkang kelapa sawit secara
fraksinasi terhadap tingkat kemurnian dan kristalinitas zeolit X hasil sintesis.

4

1.5. Manfaat Penelitian
Mengetahui penambahan Al(OH)3 dan Na2EDTA dengan jumlah yang
sesuai pada proses sintesis zeolit X untuk mendapatkan zeolit X dari abu
cangkang kelapa sawit dengan kualitas terbaik.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Penambahan Na2EDTA menunjukkan pengaruh yang sangat signifikan
terhadap kondisi dan kualitas zeolit X hasil sintesis. Hal ini terlihat dari hasil
pemeriksaan spektroskopi inframerah dan XRD menunjukkan bahwa
penambahan Na2EDTA sebanyak 3,0 g merupakan jumlah paling optimum
untuk menghasilkan zeolit X denga kemurnian dan kristalinitas terbaik jika
dibandingkan dengan jumlah penamabahan yang lainnya.
2. Dari hasil pemeriksaan spektroskopi inframerah dan XRD didapati bahwa
zeolit X terbaik dihasilkan dari rasio Si/Al 1,3 yakni penambahan Al(OH)3
sebanyak 2,2363 g. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan Al(OH)3 sangat
mempengaruhi kualitas zeolit hasil sintesis dalam pembentukkan kerangka
zeolit.
3. Hasil pemeriksaan dengan spektroskopi inframerah dan pemeriksaan dengan
XRD menunjukkan bahwa zeolit dengan bahan baku abu non magnetik
menghasilkan zeolit X dengan kemurnian dan derajat kristalinitas yang lebih
baik jika dibandingkan dengan zeolit dari abu cangkang kelapa sawit tanpa
pemisahan. Sehingga dapat diketahui bahwa pemisahan abu cangkang kelapa
sawit secara magnetik sangat berpengaruh terhadap zeolit hasil sintesis.
4. Pemisahan secara fraksinasi pada abu limbah cangkang kelapa sawit sangat
berpengaruh terhadap hasil sintesis zeolit X. Dari hasil fraksinasi didapati
bahwa fraksi berat merupakan bahan baku terbaik dalam sintesis zeolit X, hal
tersebut dilihat dari spektrogram hasil pemeriksaan spektroskopi inframerah
dan difraktogram hasil pemeriksaan XRD.

64

65

5.2. Saran
1. Akan lebih baik bila pada penelitian selanjutnya dilakukan pemeriksaan dengan
menggunakan SSA (Spektroskopi Serapan Atom) untuk mengetahui kadar Si
dan Al yang terdapat di dalam zeolit X, sehingga keakuratan hasil penelitian
lebih baik.
2. Sebaiknya dilakukan analisis terhadap air cucian zeolit agar dapat mengetahui
jenis pengotor yang masih terdapat di dalam zeolit hasil sintesis dan bagaimana
cara mengatasinya.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, J., Darma, R., (2010), Optimizing the Amount of KOH and NaOH
Catalyst on Biodiesel Preparation from Palm Oil Using Co-solvent, Sains dan
Terapan Kimia, 4: 79 – 89.
Adriany, Roza, (2011), Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kapasitas Adsorpsi
CO2 pada Zeolit, M&E, 9(3): 76-82.
Alkhaly, Y.R., (2013), Reaktive Powder Concrete dengan Sumber Silika dari
Limbah Bahan Organik, Teras Jurnal, 3(2): 157-166.
Amer, S.I., (2004), Simplified Removal of Chelated Ion, Metal Finishing, 102(4):
1-5
Aprila, S.W., (2014), Sintesis dan Karakterisasi Zeolit 13X Dari Limbah Abu
Cangkang Kelapa Sawit dan Sampah Alumunium Foil, Skripsi, FMIPA
Unimed, Medan.
Breck, D., (1974), Zeolite Molecular Sieves: Structure Chemistry and Use, John
Wiley and Sons, New York.
Dyer, A., (1988), An Introduction to Zeolite Molecular Sieves, John Wiley and
Sons Ltd., Chichester, England.
Ertan, A., dan Ozkan., (2005), CO2 and N2 Adsorbtion on the Acid (HCl, HNO3,
H2SO4, and H3PO4) Treated Zeolites, Adsorption, 11: 151-156.
Flanigen, E.M., (1971), Infrared Structure Studies of Zeolite Framework
Molecular Sieve, Zeolite-I, American Society Advances in Chemistry, 101:
201-229
Georgiev, D., Bogdanov, B., Angelova, K., Markovska, I., dan Hristov, Y.,
(2009), Synthetic Zeolites-Structure, Clasification, Current Trends In Zeolite
Synthesis Review, Internasional Science Conference 2009.
Graille, J., Lozano, P., Pioch, D., dan Geneste, P., (1985), Essais d’alcoolyse
d’huiles Vegetales avec des Catalyseurs Naturels Pour la Production de
Carburants Diesel, Oleagineux, 40(5).
Hamdan, H, (1992), Introduction to Zeolite: Synthesis, Characterization, and
Modification, University Technology Malaysia.
Harsono, H. (2002), Pembuatan Silika Amorf dari limbah Sekam Padi, Jurnal
Ilmu Dasar FMIPA Universitas Jember Jawa Timur, 3(2): 98 - 102.
Hartono, J.A., dan Kaneko, T., (1992).
(Elektroplating), Andi Offset, Yogyakarta.

Mengenal

Pelapisan

Logam

Hutahaean, B., (2007), Pengujian Sifat Mekanik Beton Yang Dicampur Dengan
Abu Cangkang Sawit, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.
Jahro, I.S., (2003), Sintesis dan Karakterisasi Zeolit 13X Dari Abu Layang
Sebagai Bahan Pembangun Deterjen, Laporan Penelitian Dosen Muda,
Unimed.

66

67

Jahro, I.S., Aprila, S.W., Purnama, J., (2015), Sintesis dan Karakterisasi Zeolit 4A
dan 13X dari Abu Cangkang Kelapa Sawit, Prosiding SEMIRATA 2015.
Khopkar, S.M, (1990), Konsep Dasa Kimia Analitik, UI-Press, Jakarta.
Kusumaningtyas, E.A., (2003), Pemanfaatan Zeolit sebagai Adsorben untuk
Mengolah Limbah Industri dan Radioaktif. UNM, Malang.
Lefond, S.J., 1983, Industrial Minerals and Rocks (Nonmetallic Other than Fuels)
5th Edition, Vol.2, AIME Inc., New York.
Ojha, K., Pradhan, N.C., dan Samanta, A.N., (2004), Zeolite from Fly Ash :
Synthesis and Characterization, Indian Academy of Sciences, 27(6): 555 564.
Ozdemir, O.D., dan Piskin, S., (2013), Zeolite X Synthesis with Different
Sources, International Journal of Chemical, Environmental & Biological
Sciences (IJCEBS), 1(2): 2320 – 4087.
Pertiwi, R., (2015), Sintesis dan Karakterisasi Zeolit 4A dari Limbah Abu Daun
Bambu dan Sampah Aluminium Foil, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.
Rini, D.K., dan Lingga, F.A., (2010), Optimasi Aktivasi Zeolit Alam untuk
Dehumidifikasi, Skripsi, Fakultas Teknik Undip, Semarang.
Rosdiana, T., (2006), Pencirian Dan Uji Aktivitas Katalitik Zeolit Alam
Teraktivasi, Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Riandani, U., (2014), Preparasi dan Karakterisasi Keramik Silika dari Daun
Bambu Hasil Leaching Asam Sitrat dan Suhu Pembakaran 800-1000 oC,
Skripsi, FMIPA Universitas Lampung.
Saputra, R., (2006), Pemanfaatan Zeolit Sintesis sebagai Alternatif Pengolahan
Limbah Industri, Skripsi, UGM, Yogyakarta.
Sata, V., (2004), Utilization of Palm Oil Fuel Ash in High-Strength Concrete,
Journal of Materials in Civil Engineering, 16: 623-628.
Seiler, H.G., (1994), Handbook On Metal In Clinic and Analitycal Chemistry,
Marcel Dekker Inc., New York.
Sherrington, D.C., dan Kybett, A.P., (2001), Supported Catalysts and Their
Application, Royal Society of Chemistry. London.
Smith, K., (1992), Solid Support and Catalyst in Organic Synthesis, Ellis
Horwood PTR, Prentice Hall, London.
Stuart, B., (2004), Infrared Spectroscopy: Fundamentals and Applications, John
Wiley & Sons, Ltd, New York.
Sukandarrumidi, (2004), Bahan Galian Industri, UGM Press, Yogyakarta.
Suminta, S., (2006), Karakterisasi Zeolit Alam dengan Metode Difraksi Sinar-X.
Jurnal Zeolit Indonesia 5(2)

68

Surdia, T., dan Saito, S., (2005), Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya Paramita,
Jakarta.
Suryanarayana, C., dan Grant, M. N., (1998), X-Ray Diffraction A Practical
Approach, Springer Science and Bussiness Media.
Suseno, J.E. dan Firdausi, K.S., (2008), Rancang Bangun Spektroskopi FTIR
(Fourier Transform Infrared) untuk Penentuan Kualitas Susu Sapi, Berkala
Fisika, 11(1): 23-28
Sutarti, M., dan Rachmawati, M., (1994), Zeolit Tinjauan Literatur, Pusat
Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI, Jakarta.
Tangkawanit, S. dan Rangsriwatananon, K., (2004), Synthesis and Kinetic Study
of Zeolite from Lopburi Perlite, Journal of Science and Technology, 12(1):
61-68
Triantafillydis, C., Vlessidis, A.G., dan Evmiridis, N., (2000), Dealuminated H-Y
Zeolite: Influence of The Degree and The Type of Dealumination Method on
Structural and Acidic Characteristics of H-Y Zeolite, Ind. Eng. Chem 39(2):
307 - 3019.
Ulfah, E.M., Yansur, F.A., dan Istadi, (2006), Optimasi Pembuatan Katalis Zeolit
X dari Tawas, NaOH dan Water Glass dengan Response Surface
Methodology, Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis, 1(3):
26 – 32.
Ugal, J.R., Mustafa, M., dan Abdulhadi, A.A., (2008), Preparation of Zeolite
Type 13X from Locally Available Raw Materials, University of Baghdad,
Iraq.
Widiarsi, S.W., (2008), Pengaruh Bahan Baku Terhadap Kadar Senyawa Fenol
Pembuatan Asap Cair (Liquid Smoke) dari Limbah Kelapa Sawit Di
Kabupaten Pasir-Kalimantan Timur. Program Pasca Sarjana, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Valdes, M.G., Perez-Cordoves, A.I. dan Elena, D.G.M., (2006), Zeolites and
Zeolite-Based Materials in Analytical Chemistry, Trends in Analytical
Chemistry, 25(1): 24-30.
Von Ballmoos, R., (1984), Collection of Simulated XRD Powder Patterns for
Zeolites, Mobil Research and Development Corporation, Princenton, USA.
Vogel., (1985), Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Bagian II. Edisi Kelima, PT Kalman Media Pustaka, Jakarta.
Yappert, M.C. dan DuPre, D.B., (1997), Complexometric Titrations: Competition
of Complexing Agents in the Determination of Water Hardness with EDTA.
Journal of Chemical Education, 74(12): 1422-1423.
Yulianti, R, (2013), Standardisasi Ekstrak Etanol Daun Angsana, Skripsi, UIN
Syarifhidayatullah, Jakarta.