Pengaruh urbanisasi terhadap perubahan dan penutupan lahan dengan aplikasi sistem informasi geografis (studi kasus di kota Tangerang)
SLIKMA MUTHlA LESTARI (E.34104058). PENGARUR URBANISAS1
TERHADAP PERUBAHAN DAN PENUTUPAN L A W DENGAN
APLIKASI SISTEM INFOKMASI GEOGRAFIS (Studi Knsus di Kuta
Tanxrrang). Dibawah b i i b i g a n Dr. lr. Liiik Rudi Praselyo, M.Sc.
Pembangunan tempat pemukiman diperlukan sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan manusia Pembangunan tempat pemukiman diperlukan
sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Peningkatan jumlah
penduduk tersebut juga menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan tempat
tinggal, seperti yang terdapat pada Kota Tangerang. Hal tersebut mempercepat
pertumbuhan dan perkembangan kota sehingga menirnbulkan tekanan yang besar
terhadap sumberdaya lingkungan dan perkotaan. Penambahan penduduk menuntut
pula pembangunan pemukiman dengan semua fasilitasnya, jaringan jalan, tempat
rekreasi, pabrik-pabrik, dan sebagainya.
Penelitian ini bertujuan untuk (a) mengetahui pengaruh urbanisasi
terhadap keanekaragarnan lansekap di Kota Tangerang, (b) mengetahui pembahan
penutupan lahan yang tejadi 1997 sampai 2006 di Kota Tangerang, dan (c)
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembahan penutupan lahan
tersebut.
Penutupan lahan Kota Tangerang dapat diklasifikasikan kedalam delapan
tipe, yaitu lahan terbangun, sawah, ladang, lahan terbuka, kebun campuran,
semak dan rumput, badan air, dan tidak ada data. Dalam kurun waktu antara tahun
1997-2006 lahan terbangun merupakan penutupan lahan yang mengalami
peningkatan terbesar diantara klasi&asi lainnya. Disusul kemudian dengan semak
dan rumput. Sedangkan penutupan lahan berupa sawah, ladang, lahan terbuka,
kebun camuuran dan badan air mengalami
penman.
Faktor utama yang mempengaruhi perubahan penutupan lahan yang terjadi
di Kota Tangerang antara tahun 1997-2006 y a k meningkatnya jumlah penduduk.
Hal itu dapat djlibat dengan meningkatnya j d a h lahan terbangun yang
menyebabkan p e n m a n penutupan lahan sawah, ladang, lahan terbuka, kebun
campuran, dan badan air.
Kondisi RTH Kota Tangerang yang ada dari tahun 1997 - 2006
mengalami penurunan namun masih dapat dikatakan ideal menurut UU No 26
Tahun 2007, hal tersebut dikatakan karena Luasan Ruang Terbuka Hijau Kota
Tangerang masih mefebihi 30 % dari sefuruh Iuasan wiiayah Kofa Tangerang.
Pemerintahan Kota Tangerang dalam tahap pengembagan kota h a n g
memperhaiikan Ruang Terbuka Hijau yang ada, hal tersebut dilihat dari kondisi
Ruang Terbuka Hijau antara tahun 1997-2006 mengalami p e n m a n . Jika
dibiarkan tenis meherus maka akan mengakibatkan p e n m a n keanekaragaman
hayati dan h g s i ekologis berkurang. Dengan begitu perlu adanya pendekatan
teknis dengan melakukan suatu perencanaan pengembangan wilayah yang tepat
dan bemawasan lingkungan sesuai dengan potensi sumber daya alam, sumber
daya manusia dan lingkungan hidup yang menjadi modal dasar bagi pembangunan
daerah.
TERHADAP PERUBAHAN DAN PENUTUPAN L A W DENGAN
APLIKASI SISTEM INFOKMASI GEOGRAFIS (Studi Knsus di Kuta
Tanxrrang). Dibawah b i i b i g a n Dr. lr. Liiik Rudi Praselyo, M.Sc.
Pembangunan tempat pemukiman diperlukan sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan manusia Pembangunan tempat pemukiman diperlukan
sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Peningkatan jumlah
penduduk tersebut juga menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan tempat
tinggal, seperti yang terdapat pada Kota Tangerang. Hal tersebut mempercepat
pertumbuhan dan perkembangan kota sehingga menirnbulkan tekanan yang besar
terhadap sumberdaya lingkungan dan perkotaan. Penambahan penduduk menuntut
pula pembangunan pemukiman dengan semua fasilitasnya, jaringan jalan, tempat
rekreasi, pabrik-pabrik, dan sebagainya.
Penelitian ini bertujuan untuk (a) mengetahui pengaruh urbanisasi
terhadap keanekaragarnan lansekap di Kota Tangerang, (b) mengetahui pembahan
penutupan lahan yang tejadi 1997 sampai 2006 di Kota Tangerang, dan (c)
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembahan penutupan lahan
tersebut.
Penutupan lahan Kota Tangerang dapat diklasifikasikan kedalam delapan
tipe, yaitu lahan terbangun, sawah, ladang, lahan terbuka, kebun campuran,
semak dan rumput, badan air, dan tidak ada data. Dalam kurun waktu antara tahun
1997-2006 lahan terbangun merupakan penutupan lahan yang mengalami
peningkatan terbesar diantara klasi&asi lainnya. Disusul kemudian dengan semak
dan rumput. Sedangkan penutupan lahan berupa sawah, ladang, lahan terbuka,
kebun camuuran dan badan air mengalami
penman.
Faktor utama yang mempengaruhi perubahan penutupan lahan yang terjadi
di Kota Tangerang antara tahun 1997-2006 y a k meningkatnya jumlah penduduk.
Hal itu dapat djlibat dengan meningkatnya j d a h lahan terbangun yang
menyebabkan p e n m a n penutupan lahan sawah, ladang, lahan terbuka, kebun
campuran, dan badan air.
Kondisi RTH Kota Tangerang yang ada dari tahun 1997 - 2006
mengalami penurunan namun masih dapat dikatakan ideal menurut UU No 26
Tahun 2007, hal tersebut dikatakan karena Luasan Ruang Terbuka Hijau Kota
Tangerang masih mefebihi 30 % dari sefuruh Iuasan wiiayah Kofa Tangerang.
Pemerintahan Kota Tangerang dalam tahap pengembagan kota h a n g
memperhaiikan Ruang Terbuka Hijau yang ada, hal tersebut dilihat dari kondisi
Ruang Terbuka Hijau antara tahun 1997-2006 mengalami p e n m a n . Jika
dibiarkan tenis meherus maka akan mengakibatkan p e n m a n keanekaragaman
hayati dan h g s i ekologis berkurang. Dengan begitu perlu adanya pendekatan
teknis dengan melakukan suatu perencanaan pengembangan wilayah yang tepat
dan bemawasan lingkungan sesuai dengan potensi sumber daya alam, sumber
daya manusia dan lingkungan hidup yang menjadi modal dasar bagi pembangunan
daerah.