KOHESIVITAS KELOMPOK PADA REMAJA PENGGUNA TATO

KOHESIVITAS KELOMPOK PADA REMAJA PENGGUNA
TATO

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
sarjana Psikologi strata satu (S1) pada Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :
PRISCILLIA AKHMAD
06810238

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi


: Kohesivitas Kelompok Pada Remaja Pengguna
Tato

2. Nama Peneliti

: Priscillia Akhmad

3. Nomor Induk Mahasiswa : 06810238
4. Fakultas

: Psikologi

5. Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian

: 4 Oktober 2011 – 3 November 2011


Malang, 11 November 2011

Pembimbing I

Pembimbing II

Dra. Tri Dayakisni, M.Si

Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji
Tanggal : 11 November 2011

Dewan Penguji :

Ketua penguji


: Dra. Tri Dayakisni, M.Si

(.................................)

Anggota penguji

: Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si

(.................................)

Dr. Diah Karmiyati, M.Si

(.................................)

M. Salis Yuniardi, S.Psi, M.Psi

(.................................)

Mengesahkan

Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang

Drs. Tulus Winarsunu, M.Si

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

: Priscillia Akhmad

NIM

: 06810238

Fakultas


: Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang
Menyatakan bahwa karya ilmiah atau skripsi yang berjudul :
“ Kohesivitas Kelompok Pada Remaja Pengguna Tato ”
1. Adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun
keseluruhan, kecuali penulisan dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam
naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.
2. Hasil tulisan karya ilmiah atau skripsi dari penelitian yang saya lakukan
merupakan hak bebas royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber
pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai
dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui,

Malang, 11 November 2011

Ketua Program Studi


Yang menyatakan,

M. Salis Yuniardi, S.Psi., M.Psi

Priscillia Akhmad

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis diberi kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “
Kohesivitas Kelompok Pada Remaja Pengguna Tato ”. Penulis berharap segala
sesuatu yang penulis lakukan demi menyelesaikan skripsi ini mendapat limpahan
berkah dan ridho dari Allah SWT, karena hanya Allah yang patut disembah dan
paling dicintai.
Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan akademis dan kelengkapan

kurikulum pada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
diwajibkan bagi mahasiswa untuk meraih gelar Sarjana Strata Satu (S-1)
Psikologi. Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala
ketulusan dan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Dra. Tri Dayakisni, M.Si selaku dosen pembimbing I, terima kasih atas
bimbingan, dukungan dan masukan hingga terselesaikannya penelitian dan
penulisan skripsi ini.
3. Ibu Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si selaku dosen pembimbing II,terima kasih
atas bimbingan, arahannya dan kebersamaannya selama penulis menyusun
skripsi ini.
4. Ibu Tri Muji Ingarianti, S.Psi, M.Psi selaku dosen wali kelas E, terima kasih
atas bantuannya selama proses belajar penulis di Universitas Muhammadiyah
Malang.
5. Papaku Akhmad Kartono dan Mamaku Lilis Mihariyani, terimakasih atas
curahan kasih sayang, do’anya, motivasi dan perhatiannya selama ini.


v

6. Adikku Maulana Akhmad Romadhon (Alan), terima kasih atas dukungan,
bantuan, do’a dan perhatiannya selama ini.
7. Kekasihku Puji Edi Pramono (Echy), terima kasih atas semua perhatian,
pengertian, do’a, inspirasi, dukungan, motivasi dalam mengerjakan skripsi dan
kasih sayang selama ini.
8. Sahabat-sahabatku dan teman-teman seperjuanganku, Feni, Yu’i, Risa, Sindi,
Nora, Beta, Meme dan Anin, terimakasih atas dukungan dan bantuan kalian
selama ini. Terimakasih karena selalu mengingatkanku dan menyemangatiku
hingga titik terakhir ini. Semoga persahabatan kita tetap terjaga hingga akhir
hayat kita, amin.
9. Semua subjek dan informan penelitian. Terima kasih karena tanpa kesediaan
anda semua skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga bantuan, dorongan, serta motivasi yang diberikan mendapat ridho
dari Allah SWT. Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangatlah berguna demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis

mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya serta
memberikan petunjuk bagi kajian selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Malang, 11 November 2011
Penulis

Priscillia Akhmad

vi

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN........................................................................ iv
INTISARI ............................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................ vi

DAFTAR ISI .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xi
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang ............................................................ 1
B. Rumusan masalah........................................................ 9
C. Tujuan penelitian......................................................... 9
D. Manfaat penelitian....................................................... 9

BABII

TINJAUAN PUSTAKA
A. Kohesivitas Kelompok................................................ 11
1. Pengertian kohesivitas kelompok .......................... 11
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kohesivitas ...... 13
3. Dimensi kohesivitas kelompok.............................. 15
B. Remaja ....................................................................... 16
1. Pengertian remaja.................................................. 16

2. Ciri-ciri masa remaja............................................. 18
3. Tugas-tugas perkembangan remaja........................ 20
C. Kerangka Pemikiran ................................................... 23

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian .......................................................... 24
B. Batasan Istilah ........................................................... 24
C. Subyek penelitian ...................................................... 25

vii

D. Metode pengumpulan data ......................................... 25
E. Prosedur penelitian .................................................... 27
F. Analisa data ............................................................... 27
G. Keabsahan data.......................................................... 28
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Identitas subyek dan Informan penelitian.................... 29
B. Deskripsi hasil penelitian............................................ 30
C. Analisa data................................................................ 35
D. Pembahasan dan hasil penelitian................................. 40

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................. 43
B. Saran........................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 46
LAMPIRAN................................................................................................ 48

viii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1 Identitas subjek penelitian ........................................................ 29
Tabel 4.2 Identitas informan penelitian .................................................... 30
Tabel 4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kohesivitas Kelompok Pada
Remaja Pengguna Tato............................................................. 35

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 : Pedoman observasi.............................................................. 46
Lampiran 2 : Pedoman wawancara subyek penelitian............................... 47
Lampiran 3 : Pedoman wawancara informan penelitian............................ 49
Lampiran 4 : Data observasi lapangan...................................................... 50
Lampiran 5 : Observasi saat wawancara subyek ....................................... 57
Lampiran 6 : Hasil wawancara subyek penelitian ..................................... 59
Lampiran 7 : Hasil wawancara informan penelitian.................................. 78
Lampiran 8 : Informed consent ................................................................ 84

x

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2007). Psikologi sosial. Jakarta : Rineka Cipta.
Arishanti, Inata. (2010). Psikologi kelompok. Diakses 10 Juni 2011. www.epsikologi.com
Byrne, Robert, A Baron. (2005). Psikologi sosial Jilid 2 (edisi 10). Jakarta :
Erlangga.
Fatimah, Enung. (2008). Psikologi perkembangan (perkembangan peserta didik).
Bandung : CV. Pustaka Setia.
Gilang, Try Wahyu. (2008). Inilah bahaya gemar di tato dan di tindik. Diakses 20
Oktober 2010. www.mediaindonesia.com
Ginting, Sri Ulina. (2009). Pengaruh kohesivitas kelompok kerja terhadap
semangat kerja karyawan di PT. bumiputera asuransi jiwa bersama
kantor cabang askum medan. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas
Sumatra Utara. Diakses 10 Juni 2011. www.etd.eprints.usu.ac.id
Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi perkembangan (suatu pendekatan
sepanjang rentang kehidupan). Jakarta : Erlangga
Juliastuti, Nuraini. (2009). Tato: antara politik dan keindahan tubuh. Diakses 20
Oktober 2010. www.kunci.or.id.com
Moleong, L. J. (2006). Metodologi penelitian kualitatif (edisi revisi). Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
Monks, F. J., Knoers, A.M.P., Rahayu Haditono, Siti. (2006). Psikologi
perkembangan : pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Putro, Wahyu. (2010). Seniman gelar tato massal dukung keistimewaan yogya.
Diakses 20 Oktober 2010. www.antaranews.com
Rahadian, Binsar. (2009). Budaya tattoo.
www.magicwave.co.id

Diakses 20 Oktober 2010.

Rifai, Melly Sri Sulastri. (1987). Psikologi perkembangan remaja dari segi
kehidupan sosial. Bandung : Bina Aksara

xi

Santrock, J.W. (2003). Adolescene perkembangan remaja (ed. keenam)
Terjemahan Shinto Adelar dan Sherly Saragih. Jakarta : Erlangga.
Sears, D. O., Freedman, J. L., & Peplau, L. A. (1994). Psikologi sosial jilid 2
(edisi kelima). Jakarta : Erlangga.
Soesilowindradini. (1988). Psikologi perkembangan (masa remaja). Surabaya :
Usaha Nasional.
Suryabrata, Sumadi. (1987). Metodologi penelitian. Jakarta : Rajawali.
Suryaningsih, Bonnie. (2010). Hubungan antara konsep diri dengan kenakalan
remaja pelaku tato. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah. Diakses 20 Oktober 2010.
www.etd.eprints.ums.ac.id
Tim Dosen. (2005). Bahasa indonesia untuk karangan ilmiah makalah-skripsitesis-disertasi. Malang : UMM Press.
Zuriah, Nurul. (2006). Metode penelitian sosial & pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.

xii

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara psikologis masa remaja adalah masa dimana usia individu
mulai beranjak ke usia dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah
tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang
sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Termasuk juga perubahan
intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara
berpikir remaja yang memungkinkan untuk mencapai hubungan sosial orang
dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode
perkembangan.
Menurut Santrock (2003), remaja (adolescence) diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup
perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Walaupun situasi budaya
dan sejarah membatasi kemampuan kita untuk menentukan rentang usia
remaja, di Amerika dan kebanyakan budaya lain sekarang ini, masa remaja
dimulai kira-kira usia 10 dan 13 tahun dan berakhir antara usia 18 dan 22
tahun. Perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional yang terjadi berkisar
dari perkembangan fungsi seksual, proses berpikir abstrak sampai pada
kemandirian.
Manusia dalam kehidupannya selalu membutuhkan bantuan manusia
lain. Seorang manusia tidak akan mampu bertahan hidup sendiri tanpa orang
lain. Setiap manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya,
1

2

karena manusia hidup saling ketergantungan dengan orang lain serta
membutuhkan orang lain dalam menjalankan aktivitasnya. Sehingga manusia
perlu untuk membentuk suatu perkumpulan atau kelompok untuk mendukung
eksistensinya dan peran kehidupannya. Sebab itulah manusia disebut mahluk
sosial. Oleh karena itu manusia dalam menjalani kehidupannya sehari-hari
selalu membentuk sebuah kelompok. Dalam setiap kelompok pasti terdapat
sebuah tujuan dan maksud tertentu untuk mewujudkan impian kelompok
tersebut. Dalam perjuangan hidupnya, guna untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya manusia tidak lepas dari interaksi dengan manusia lain yang ada
disekelilingnya. Di dalam suatu kelompok selalu terjadi proses sosialisasi
sehingga manusia dapat menyesuaikan diri dengan kelompoknya terutama
pada masa remaja seseorang.
Erikson juga berpendapat (dalam Fatimah, 2008) bahwa pada masa
remaja dikenal dengan masa-masa penemuan jati diri dan memilih kawan
akrab. Sering remaja menemukan jati dirinya sesuai dengan atau berdasarkan
situasi kehidupan yang mereka alami. Banyak diantara mereka yang amat
percaya pada kelompoknya dan menemukan jati dirinya. Pikiran remaja sering
dipengaruhi oleh ide-ide dan teori-teori yang menyebabkan sikapnya kritis
terhadap situasi dan otoritas orangtua. Setiap pendapat orangtua dibandingkan
dengan teori yang diketahuinya. Sikap kritis juga ditunjukkan oleh hal-hal
yang umum baginya pada masa sebelumnya, sehingga tata cara dan adat
istiadat yang berlaku dilingkungan keluarga sering bertentangan dengan sikap
kritis

yang

tampak

pada

perilakunya.

Kemampuan

abstraksi

3

mempermasalahkan kenyataan dan peristiwa yang mestinya terjadi menurut
alam pikirannya. Sikap ini menimbulkan perasaan tidak puas dan putus asa
(Fatimah, 2008). Kondisi tersebut yang menjadikan dasar bagi seseorang
untuk hidup secara berkelompok, melalui upaya tersebut maka menjadikan
seseorang untuk dapat bersikap mandiri serta lebih banyak mengenal berbagai
karakter anggota kelompok yang ada.
Sedangkan fenomena yang terjadi akhir-akhir ini yaitu banyak sekali
terdapat orang yang bertato dan bagian tubuh yang ditato itu dapat dilihat
orang lain, dan tak segan-segan pelaku tato tersebut memperlihatkan tato yang
ada

ditubuhnya

untuk

dilihat

orang

lain.

Berbagai

alasan

yang

melatarbelakangi seseorang memutuskan bersedia untuk ditato, antara lain
karena pengaruh lingkungan pergaulan, anggapan sebagai suatu bentuk seni
dan keindahan, bagian dari adat, atau karena kesenangan seseorang dalam
bidang melukis yang kemudian bereksperimen untuk menuangkan hasil
karyanya dalam media lainnya yang bukan kertas atau kanvas melainkan
tubuh (Rahadian, 2009).
Dalam

kehidupan

sehari-hari

manusia

pastinya

memerlukan

komunikasi dan penyesuaian sosial dalam lingkungannya. Karena, hal tersebut
yang menjadikan individu dapat diterima dilingkungan sekitarnya. Remaja
sendiri harus dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitarnya,
karena kohesivitas merupakan sebuah kekompakan antar individu dalam
kelompok. Karena, jika individu atau remaja yang bertato tidak menyesuaikan
diri dan menyimpang atau tidak sesuai dengan kelompoknya, maka individu

4

tersebut akan dikucilkan dari kelompok. Selain itu semakin besar rasa suka
anggota yang satu terhadap anggota yang lain, dan semakin besar harapan
untuk memperoleh manfaat dari anggota kelompok, serta semakin besar
kesetiaan mereka, akan membuat semakin kompak kelompok tersebut (Sears,
Freedman & Peplau,1994).

Sebuah kelompok terus berkembang dari waktu ke waktu, dalam satu
kelompok mungkin dimulai dari sekumpulan orang asing yang tidak saling
mengenal, tetapi seiring waktu secara tiba-tiba kelompok tersebut memberikan
sebuah kohesifitas sehingga anggota-anggotanya menjadi sebuah kelompok
sosial yang erat. Sehingga anggota-anggotanya menikmati interaksi antar
anggota dan mereka tetap bersatu dan bertahan dalam waktu yang lama.
Karena, bila individu merasa dekat dengan anggota kelompok yang
lain, maka akan semakin menyenangkan bagi anggota kelompok yang lainnya
untuk mengakui individu tersebut. Sebaliknya jika individu jauh dengan
anggota kelompok, maka anggota kelompok yang lainya akan mencela
individu tersebut. Artinya, kemungkinan untuk menyesuaikan diri atau tidak
menyesuaikan diri, akan semakin besar bila individu atau remaja bertato
tersebut mempunyai keinginan yang kuat untuk menjadi anggota kelompok
tersebut.
Dari survey awal yang dilakukan peneliti terhadap pelaku tato, seorang
anggota kelompok menyatakan bahwa dirinya senang dalam kelompok tato
karena lebih sesuai dengan dirinya yang selalu ingin mencoba hal baru dan
penuh tantangan, selain itu juga karena ingin menunjukkan bahwa tato bukan

5

suatu hal yang negatif. Tujuan didirikannya kelompok tato tersebut adalah
untuk menunjukkan bahwa tato tidak dipandang negatif dimata masyarakat,
dan untuk mewujudkan tujuan tersebut sebuah kelompok pastinya
memerlukan kekompakan untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Adapun Armstrong & Mc Connel (dalam Suryaningsih, 2010),
menemukan bahwa dari 624 sampel anak muda pelaku tato yang ditelitinya
hampir semua termotivasi melakukan tato karena ingin mendapatkan citra
positif dari lingkungan dan menemukan identitas diri.
Beberapa waktu yang lalu seniman tato Yogyakarta dan anggota
Gerakan Rakyat Mataram (Geram) bersama-sama mengikuti pembuatan tato
untuk mendukung keistimewaan DIY di Benteng Vrede Burg Yogyakarta.
Dalam kegiatan mendukung keistimewaan Yogyakarta kali ini organisasi
masyarakat Gerakan Rakyat Mataram (Geram) mengajak Java Tato Club
Indonesia Yogyakarta menggelar kegiatan solidaritas tato Indonesia.
Koordinator Geram Hasto Widiarto mengatakan kegiatan solidaritas tato
dukung keistimewaan DIY ini adalah wujud dukungan seniman tato Yogya
terhadap keistimewaan DIY dengan cara mengekspresikan solidaritas tersebut
dengan melakukan performance tato lambang Kraton Yogyakarta dan Puro
Pakualaman. Tato yang dibuat permanen tidak bisa hilang, kalau kadang kita
melihat ada cap jempol darah di daerah lain, sekarang ini kita memakai tato
untuk menunjukkan kesetiaan, kata Hasto Widiarto disela-sela kegiatannya.
Hasto Widiarto menambahkan makna dari kegiatan solidaritas para seniman
tato Yogyakarta ini adalah mereka ingin turut berdialektika untuk kepentingan

6

Yogyakarta karena mereka merasa memiliki Yogyakarta. 10 anggota Java
Tato Club Indonesia Yogyakarta membuat tato bergambar lambang Kraton
Yogyakarta dan Puro Pakualam dibadan anggota Geram. Kegiatan ini juga
diikuti oleh seniman tato dari Semarang, Salatiga, Muntilan, Solo, dan Jakarta.
Salah satu seniman dari studio tato Jolly Rogers, menyatakan dirinya
mengikuti kegiatan solidaritas untuk keistimewaan Yogyakarta dengan
membuat tato ini karena, memang hanya itu yang bisa dilakukan. Sementara
seorang dari anggota Geram yang rela tubuhnya ditato permanen karena,
kecintaannya yang 100% untuk keismewaan Yogyakarta (Putro, 2010).
Tato adalah gambar atau simbol pada kulit tubuh yang diukir dengan
menggunakan alat sejenis jarum. Biasanya gambar dan simbol itu dihias
dengan pigmen berwarna-warni. Dulu, orang-orang masih menggunakan
teknik manual dan dari bahan-bahan tradisional untuk membuat tato. Orang
Eskimo misalnya memakai jarum dari tulang binatang. Sekarang orang-orang
sudah memakai jarum dari besi, yang kadang-kadang digerakan dengan mesin
untuk mengukir sebuah tato. Kuil-kuil Shaolin menggunakan gentong
tembaga yang panas untuk mencetak gambar naga pada kulit tubuh. Di
Indonesia sendiri pernah ada suatu masa ketika tato dianggap sebagai sesuatu
yang buruk. Orang-orang yang memakai tato dianggap identik dengan
penjahat, gali, dan orang nakal. Pokoknya golongan orang-orang yang hidup
dijalan dan selalu dianggap mengacau ketentraman masyarakat. Anggapan
negatif seperti ini secara tidak langsung mendapat pengesahan ketika pada
tahun 1980-an terjadi pembunuhan terhadap ribuan orang gali dan penjahat

7

kambuhan diberbagai kota di Indonesia. Pembunuhan ini biasa disebut dengan
Petrus, neologisme dari kata penembak dan misterius (Juliastuti, 2009).
Disisi lain sebagian besar masyarakat tidak menyetujui dan
memandang tato sebagai hal yang negatif. Dikarenakan tato bertentangan
dengan norma-norma yang ada terutama di Indonesia. Tanggapan negatif
masyarakat tentang tato dan larangan memakai rajah atau tato bagi penganut
agama tertentu semakin menyempurnakan imej tato sebagai sesuatu yang
dilarang, haram, dan tidak boleh. Maka memakai tato dianggap sama dengan
memberontak. Tetapi justru tren pemberontakan yang melekat pada aktivitas
dekorasi tubuh inilah yang membuat gaya pemberontak ini populer dan dicaricari oleh anak muda. Orang-orang yang terpinggirkan oleh masyarakat
memakai tato sebagai simbol pemberontakan dan eksistensi diri, anak-anak
yang disingkirkan oleh keluarga memakai tato sebagai simbol pembebasan
(Juliastuti, 2009).
Memang, sudah sejak lama hingga kini pembuatan tato semakin
digemari. Bukan hanya karena aksesnya yang gampang, biayanya pun relatif
terjangkau. Inilah yang kemudian membuat tato semakin populer. Tidak hanya
kaum laki-laki, para perempuan pun marak memasang tato dengan berbagai
alasan. Menurut pakar dermatologi, tato juga bisa menimbulkan berbagai
gangguan kesehatan, mulai dari alergi hingga infeksi hepatitis. Pada dasarnya,
ada dua alasan utama mengapa orang membuat tato, untuk menggambarkan
kepribadian dan keunikan atau menunjukkan keanggotaan dari suatu
kelompok. Sebuah riset di Amerika mengatakan bahwa 15% atau setara

8

dengan 39 juta jiwa dari total penduduk Amerika memiliki tato dan tindik. Hal
yang luar biasa adalah ketika dinyatakan bahwa seseorang akan melakukan
tato dan tindik pertama kali di usia mereka yang ke-16. Belum lagi fakta yang
berbicara bahwa 60% yang memiliki tato dan tindik adalah berjenis kelamin
perempuan.
Resiko yang paling serius adalah infeksi yang bersifat mengancam
kehidupan seperti HIV atau hepatitis C. Infeksi ini berasal dari jarum yang
tidak bersih. Selain itu, bisa juga menimbulkan infeksi yang memicu penyakit
kulit. Selain infeksi, tato juga bisa menimbulkan alergi akibat pigmen yang
digunakan, khususnya pigmen merah. Disamping itu, bisa juga menimbulkan
reaksi peradangan dan luka pada jaringan sebagai reaksi terhadap pewarna
atau komponen besi yang dimasukkan kedalam kulit. Kadang-kadang juga
bisa menyebabkan dermatitis.
Menurut Dr. Sriyatti Sengkey, DK, ahli aesthetic, sering penggunaan
jarum untuk tato itu tidak steril. Dan jika ini tidak diperhatikan, tato justru bisa
jadi media menularkan beberapa penyakit seperti hepatitis, penyakit kulit dan
bahkan HIV. Ditambahkannya, banyak orang juga yang tidak mengetahui efek
yang ditimbulkan oleh tato. Kulit yang terkena tato bisa bengkak dan terjadi
infeksi, sementara kulit yang sudah terkena tato sampai pada bagian dermis
atau bagian paling dalam kulit, tidak bisa dikeluarkan lagi. Sementara itu
menindik tato pada kulit dapat terkena MRSA, penyakit kulit yang
mematikan. MRSA merupakan jenis bakteri yang tumbuh berkembang
melalui penindikan tato oleh pihak ilegal. MRSA adalah jenis staphylococcus

9

yang resisten terhadap methicilin. Penyebaran virus MRSA tampak dalam
bentuk benjolan-benjolan kecil atau kulit yang meradang sehingga mungkin
sekali menyebabkan terjadinya problema besar dan berbahaya seperti radang
paru dan kanker darah (Gilang, 2008).
Sedangkan disisi lain menurut pandangan masyarakat tato dianggap
sebagai hal yang negatif dan di haramkan oleh agama, dari segi kesehatanpun
tato juga dapat menyebabkan beberapa penyakit. Dengan adanya pro dan
kontra yang ada di masyarakat tentang keberadaan tato tersebut. Maka dari
latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti dan mengetahui lebih
jauh tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok remaja
yang menggunakan tato.
B. Rumusan Masalah
Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok pada remaja
yang menggunakan tato?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok
pada remaja yang menggunakan tato?
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Sebagai upaya untuk memperkaya khasanah Ilmu Psikologi Sosial
khususnya yang berhubungan dengan kajian tentang Kohesivitas.

10

2. Manfaat praktis
Diharapkan mampu memberikan informasi dan gambaran aspek sosial
terhadap pelaku tato maupun masyarakat dalam menanggapi fenomena
remaja pelaku tato, sehingga dapat diambil cara-cara persuasif untuk
mencegah mereka mengarah pada perilaku negatif.