Hubungan Antara Kohesivitas Kelompok Dengan Konformitas Pada Wanita Perokok

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali ditemui orang merokok dimanamana, baik di kantor, di pasar ataupun tempat umum lainnya atau bahkan di
kalangan rumah tangga sendiri. Kebiasaan merokok dimulai dengan adanya rokok
pertama. Umumnya rokok pertama dimulai pada saat usia remaja. Merokok
merupakan salah satu kebiasaan atau pola hidup yang tidak sehat. Perilaku merokok
tidak hanya menyebabkan berbagai macam penyakit tetapi juga dapat memperberat
sejumlah penyakit lainnya. Diantara berbagai masalah kesehatan yang berhubungan
dengan, dan hampir pasti disebabkan atau diperparah oleh kebiasaan merokok dalam
waktu lama adalah emfisema, yaitu kanker laring dan esophagus, dan sejumlah
penyakit kardiovaskular (Davison, Neale, dan Kring, 2006).
Risiko kematian bertambah sehubungan dengan banyaknya merokok dan
umur awal merokok yang lebih dini seperti yang di ungkapkan Oskamp (dalam
Smet, 1994). Diperkirakan 16,2 juta orang Amerika menderita bronkitis kronik dan
emfisema atau keduanya, yang bertanggung jawab dalam menyebabkan 112,584
kematian pada tahun 1998. Insiden COPD meningkat 45% sejak tahun 1950 dan
sekarang merupakan penyebab kematian terbanyak keempat. COPD menyerang pria
dua kali lebih banyak lebih banyak dari pada wanita, diperkirakan karena pria adalah
perokok berat, tetapi insiden pada wanita meningkat 60% sejak tahun 1950, dan

diperkirakan akibat perilaku merokok mereka (Price & Wilson, 2006).
Indonesia termasuk 10 daftar negara perokok terbesar di dunia. Dari beberapa
negara besar di dunia, Indonesia termasuk dalam urutan ketiga setelah China dan
India dengan 65 juta perokok atau 28% per penduduk (~ 225 miliar batang per
tahun). Dari statistik perokok dari kalangan anak-anak dan remaja, 4,0% wanita
remaja

telah

merokok

dan

4,5%

(http://nusantaranews.wordpress.com).
1

wanita


telah

merokok

juga

2

Rokok tidak hanya digandrungi kaum pria saja. Kaum wanita turut
menikmati rokok. Jangan heran bila menemukan wanita merokok di depan umum.
Yang melatar belakanginya ialah pola hidup yang mulai bergeser. Selain itu wanita
yang merokok dianggap wanita yang modern, seksi, glamor, matang dan mandiri.
Perempuan yang merokok sangat mungkin untuk mulai memasuki masa menopause
sebelum usia 45 tahun dan juga membuat mereka menghadapi resiko osteoporosis
dan serangan jantung, demikian laporan beberapa peneliti Norwegia. Bagi perokok
paling berat, resiko menopause dini hampir dua kali lipat. Namun, perempuan yang
dulunya merokok, tapi berhenti setidaknya 10 tahun sebelum menopause, pada
dasarnya kurang mungkin untuk berhenti menstruasi dibandingkan dengan perokok
sebelum usia 45 tahun (http://chantika.com).
Setiap tahunnya 1,5 juta tahun orang meninggal dunia karena rokok dan

25.000 orang yang meninggal diantaranya adalah perokok pasif. Di Indonesia,
perokok lelaki sebanyak 65,9% dan 4,5% perempuan. Jumlah perokok aktif di
Jakarta diperkirakan mencapai tiga juta orang atau 35% dari jumlah penduduk
Jakarta 9,057 juta orang. Sementara itu, jumlah total perokok aktif di Jakarta juga
meningkat 1% pertahun. Berdasarkan data itu, di Indonesia ada 1.172 orang
meninggal

dunia

per

hari

karena

penyakit

yang

diakibatkan


rokok

(http://health.detik.com).
Pola perilaku merokok dapat dipengaruhi dari hubungan sosial yang bermula
dari lingkungan rumah sendiri kemudiaan berkembang lebih luas lagi ke lingkungan
sekolah, dan dilanjutkan kepada lingkungan yang lebih luas lagi, yaitu tempat
berkumpulnya teman sebaya. Namun demikian, yang sering terjadi adalah bahwa
hubungan sosial

anak

dimulai dari rumah, dilanjutkan teman sebaya, baru

kemudian dengan teman-temannya di sekolah ( Ali & Asrori, 2010).

3

Ketika mereka mengenal interaksi dengan lingkungan sekitarnya, maka
mereka akan berkumpul atau membentuk suatu kelompok. Secara umum, kelompok

dapat didefinisikan sebagai pertemuan di antara dua atau lebih dalam satu kesatuan
perasaan dan beraktifitas secara bersama dalam pola-pola interaksi sosial yang relatif
menetap (Hanurawan, 2010).
Dalam kelompok, situasi interaksi para anggota kelompok dapat bervariasi,
sehingga situasi kelompok yang satu dengan yang lainnya dapat berbeda. Demikian
pula, situasi interaksi anggota satu dengan anggota lain dapat berbeda-beda pula.
Suatu kelompok dapat solid, tetapi juga dapat kurang solid. Hal ini berkaitan dengan
kohesivitas kelompok.
Menurut Munandar (dalam Ginting, 2010) mengatakan bahwa kohesivitas
kelompok adalah kesepakatan para anggota terhadap sasaran kelompok, serta saling
menerima antara anggota kelompok. Semakin para anggota kelompok saling tertarik
dan semakin sepakat dengan terhadap sasaran kelompok, makin lekat kelompoknya.
Tingkatan kohesivitas kelompok akan

menunjukkan

seberapa

baik


kekompakan dalam kelompok kelompok yang bersangkutan. Untuk melihat tingkat
kohesi kelompok, pada umumnya menggunakan metode sosiometri Shaw
(dalam Walgito, 2010).
Jika kelompok kontinu, maka anggotanya akan lebih tertarik kepada anggota
kelompok yang bersangkutan dari pada kelompok lain. Kohesi merupakan rasa
tertarik di antara para anggota. Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa
dengan kesamaan sikap, nilai-nilai, sifat-sifat pribadi, dan sifat-sifat demografis akan
mempengaruhi tingginya kohesivitas dalam kelompok bersangkutan. Apalagi, tujuan
kelompok bersifat sosial. Namun, apabila tujuan kelompok adalah menyelesaikan
suatu tugas, maka kerja sama lebih penting dari pada masalah kesamaan
(Walgito, 2010).
Anggota dalam kelompok yang kohesif akan memberikan respon yang positif
terhadap para anggota dalam kelompok. Penemuan French (dalam Walgito, 2010)
memberikan gambaran bahwa motivasi dalam kelompok yang terorganisasi lebih

4

baik atau lebih tinggi dari pada kelompok yang tidak terorganisasi. Secara teoritis,
kelompok yang kohesif akan terdorong untuk menyesuaikan diri dengan norma
kelompok dan merespon positif terhadap anggota kelompok.

Salah satu hal yang membuat anggota kelompok tersebut kohesif adalah
penyesuaian diri atau anggota kelompok itu melakukan konformitas pada kelompok
tersebut agar diterima dalam kelompoknya. Sears, Freadman, Peplau (t.t.)
berpendapat bahwa bila seseorang menampilkan perilaku tertentu karena disebabkan
oleh karena orang lain menampilkan perilaku tersebut, maka disebut konformitas.
Konformitas adalah produk interaksi antara faktor-faktor personal. Faktorfaktor situasional yang menentukan konformitas adalah kejelasan situasi, konteks
situasi, cara menyampaikan penilaian, karakteristik sumber pengaruh, ukuran
kelompok, dan tingkat kesepakatan kelompok.
Menurut Rice (dalam Widowaty, 2008) ada perbedaan derajat konformitas
pada remaja perempuan dan remaja laki-laki. Remaja perempuan menunjukkan
derajat yang lebih besar untuk melakukan konformitas daripada remaja laki-laki. Hal
ini terjadi karena remaja perempuan lebih peduli terhadap hubungan harmonis dan
penerimaan social sehingga mendorong mereka untuk lebih konform.
Wanita lebih cenderung melakukan konformitas daripada pria. Perempuan
lebih tinggi intensitasnya dalam melakukan konformitas daripada pria, karena pada
perempuan lebih melekat keinginan untuk merubah penampilan yang berhubungan
dengan mode. Para perempuan lebih menginginkan penampilan yang berubah-ubah
sesuai dengan perkembangan mode yang terbaru.
Sedangkan para pria tidak terlalu memusingkan hal tersebut sebagai prioritas
utama. Hal ini cenderung ditemukan perempuan cenderung lebih sering ke Mall

untuk belanja yang berlebihan. Orang yang emosinya kurang stabil lebih mudah
mengikuti kelompok daripada orang yang emosinya stabil (Kartono, 2006).
Salah satu alasan konformitas adalah perilaku orang lain sering memberikan
informasi yang bermanfaat. Biasa disebut dengan pengaruh informasi. Tendensi
untuk menyesuaikan diri berdasarkan pengaruh informasi ini bergantung pada dua

5

aspek situasi, yaitu seberapa besar keyakinan kita pada kelompok dan seberapa
yakinkan kita pada penilaian diri kita sendiri (Taylor, Peplau, & Sears, 2009).
Kekuatan yang dimiliki kelompok acuan menyebabkan remaja tertarik dan
ingin tetap menjadi anggota kelompok. Eratnya hubungan remaja dengan kelompok
acuan disebabkan perasaan suka antara anggota kelompok serta harapan memperoleh
manfaat dari keanggotaanya. Semakin besar rasa suka anggota yang satu terhadap
anggota yang lain, dan semakin besar harapan untuk memperoleh manfaat dari
keanggotaan kelompok yang semakin besar kesetian mereka, maka semakin kompak
kelompok tersebut (Sears, et al., t.t.).
Selanjutnya

tingkat


kohesivitas

akan

memiliki

pengaruh

terhadap

peningkatan konformitas yang terjadi karena anggotanya enggan disebut orang yang
meyimpang. Seperti yang telah kita ketahui, penyimpangan menimbulkan resiko
ditolak. Semakin tinggi perhatian seseorang terhadap kelompok semakin serius
tingkat rasa takutnya terhadap penolakan, dan semakin kecil kemungkinan untuk
tidak menyetujui kelompok.
Kebutuhan seseorang (wanita) untuk diterima oleh kelompok membuat
mereka harus menyesuaikan diri dengan ketentuan apapun yang ditetapkan oleh
kelompok, dan dalam hal ini adalah kelompok wanita yang mengkonsumsi rokok.
Berdasarkan riset, ada beberapa pengaruh dari lingkungan sekitar yang membuat

wanita merokok, diantara lain pertemanan 2,29%, dan agar diterima dalam kelompok
0,92% (http://id.shvoong.com).
Pada saat seseorang (wanita) bergabung dalam kelompok, maka mereka akan
mecoba menyesuaikan diri dengan kelompok tersebut. Penyesuian diri itu dilakukan
agar anggota kelompok itu bisa diterima dalam kelompok tersebut. Semua perilaku
yang dilakukan oleh kelompok, akan diikuti oleh anggota kelompok yang lain agar
anggota kelompok tersebut diterima oleh kelompok tersebut. Dalam hal ini adalah
mengikuti perilaku merokok, dimana jika ingin dianggap anggota kelompok tersebut
maka harus mengikuti perilaku kelompok tersebut agar bisa diterima oleh kleompok
tersebut.

6

Ketika seseorang bergabung dalam kelompok, maka mereka akan mencoba
meniru sesama mungkin perilaku atau kebiasaan yang ada pada kelompok tersebut.
Namun, sangat disayangkan karena tidak hanya kebiasaan-kebiasaan baik saja yang
ditiru, melainkan kebiasaan-kebiasaan buruk, termasuk kebiasaan merokok. Diantara
remaja perokok terdapat 87% yang mempunyai mempunyai satu atau lebih sahabat
yang perokok, begitu pula dengan remaja nonperokok (Aula, 2010).
Anggota kelompok wanita perokok yang mempunyai kohesivitas tinggi

terhadap kelompoknya akan mempunyai keinginan yang rendah untuk keluar dari
kelompok tersebut. Jika anggota kelompok wanita perokok mempunyai perasaan
yang erat terhadap kelompoknya. Perasaan kesatuan dan kesetiaan, maka anggota
kelompok tersebut akan merasa betah, nyaman, senang melakukan hal-hal yang
berhubungan dengan kegiatan kelompok sehingga individu ingin tetap bertahan
dalam kelompoknya, dengan begitu dapat diprediksikan akan mendorong munculnya
perasaan kesatuan, rasa memiliki, dan kesetian terhadap kelompoknya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan
rumusan masalahnya, yaitu “apakah ada hubungan antara kohesivitas kelompok
dengan konformitas pada wanita perokok.”

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara kohesivitas kelompok dengan konformitas pada wanita perokok.

7

D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Sebagai konstribusi wacana baru dalam pengembangan ilmu
psikologi sosial tentang hubungan antara kohesivitas kelompok dengan
konformitas pada wanita perokok.
2. Praktis
a. Bagi penulis
Memberikan pengetahuan dan gambaran mengenai hubungan
antara kohesivitas kelompok dengan konformitas pada wanita perokok.
Sehingga bisa dijadikan rujukan dalam melakukan hal yang berkaitan
dengan hal tersebut.
b. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini dapat memberikan pandangan secara obyektif
tentang hubungan antara kohesivitas kelompok dengan konformitas pada
wanita perokok. Selain itu, diharapkan juga dapat mengubah pola
perilaku merokok dengan cara melakukan treatment pada para perokok
yang bisa dilakukan oleh pihak-pihak terkait seperti psikolog ataupun
dokter.

Hubungan Antara Kohesivitas Kelompok
Dengan Konformitas Pada Wanita Perokok

SKRIPSI

Oleh :
Afika Sulhan
07810209

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

Hubungan Antara Kohesivitas Kelompok
Dengan Konformitas Pada Wanita Perokok

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :
Afika Sulhan
07810209

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

LEMBAR PERSETUJUAN
1.

Judul Skripsi

: Hubungan Antara Kohesivitas Kelompok Dengan
Konformitas Pada Wanita Perokok

2. Nama Peneliti

: Afika Sulhan

3. Nomor Induk Mahasiswa

: 07810209

4. Fakultas

: Psikologi

5. Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian

: 12 Juli sampai 6 Agustus 2011

7. Tanggal Ujian

: 20 Agustus 2011
Malang, 20 Agustus 2011
Telah diperiksa dan disetujui oleh
Dosen Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Latipun, M. Kes

Yuni Nurhamida, S. Psi, M.Si

KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT Tuhan sekalian alam, yang telah memberikan
Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurah pada kekasih Allah, Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabat dan pengikut jejak langkahnya sampai hari akhir
nanti.
Skripsi ini berjudul “Hubungan Antara Kohesivitas Kelompok Dengan
Konformitas Pada Wanita Perokok”. Maksud penulisan skripsi ini adalah sebagai
salah satu syarat menyelesaikan studi tingkat Strata 1 (S-1) di Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
Sebagai pribadi yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari bahwa
kelancaran penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya dorongan, bantuan, dan
dukungan dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1.

Drs. Tulus Winarsunu, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.

2.

Dr. Latipun, M. Kes, selaku dosen pembimbing I atas bimbingan dan saran-saran
yang sangat bermanfaat selama penyusunan skripsi ini.

3.

Yuni Nurhamida, S. Psi, M. Si selaku dosen pembimbing II atas bimbingan dan
saran-saran yang sangat bermanfaat selama penyusunan skripsi ini. Tidak hanya
membimbing skripsi, tapi juga terimakasih atas nasehat-nasehat dan pengalaman
hidup yang ibu berikan.

4.

Ari Firmanto, S. Psi, tidak hanya sebagai dosen wali tapi sebagai bapak yang sangat
memperhatikan anak didiknya.

5.

Dosen-dosen Fakultas Psikologi yang telah membimbing penulis sejak pertama kali
kuliah hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6.

Kedua orang tua saya yang selalu memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi
kelancaran perkuliahan hingga bisa menyelesaikan pendidikan ke jenjang
perkuliahan

7.

Abang saya yang telah memberikan dukungan dan semangat yang tak ada hentihentinya untuk menyemangati adiknya ini.

8.

Genk nak nik nuk (Cha-cha, Endah, Phina, Ririf, Syaini, Ana, Nophek) yang selalu
mau mendengarkan keluh kesah selama pertemanan ini terjalin.

9.

EA Community yang selalu memberikan hiburan ketika saya telah mengalami
syndrome kejenuhan selama proses penggarapan skripsi ini

10. Teman-teman kelas D (Agung, Fajar, Tika, Misbah, dan rekan-rekan Psikologi’07
kelas D yang selalu kompak dan solid) kebersamaan yang begitu berarti selama
berkumpul bersama kalian.
11. Rekan-rekan Psikologi’07 kelas A,B,C dan F kebersamaan dan pertemanan yang
begitu akrab selama ini terjalin meskipun kita beda kelas.
12. Pihak-pihak yang telah membantu penulis karena keterbasaan, tidak bisa penulis
sebutkan satu-persatu.
Akhir kata tiada satupun karya manusia yang sempurna, saran dan kritik sangat
penulis harapkan untuk kebaikan bersama. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin

Malang, 20 Agustus 2011
Penulis

(Afika Sulhan)

Daftar Isi

KATA PENGANTAR………………………………………………….... v
INTISARI………………………………………………………………… vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… viii
DAFTAR TABEL………………………………………………………… x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………

xi

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………..

xii

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………… 6
C. Tujuan Penelitian………………………………………………. 6
D. Manfaat Penelitian……………………………………………... 7
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
A. Kohesivitas Kelompok…………………………………………. 8
1. Pengertian Kohesivitas Kelompok…………………………. 8
2.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konformitas…………. 9

3. Dimensi Kohesivitas Kelompok…………………………… 10
B. Konformitas……………………………………………………. 11
1. Pengertian Konformitas……………………………………. 11
2. Aspek-aspek Konformitas…………………………………. 12
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konformitas………….

15

4. Bentuk-bentuk Perilaku Konformitas……………………… 17
5. Konformitas Pada Wanita Perokok………………………… 18
C. Perilaku Merokok
1.

Pengertian Perilaku Merokok……………………………... 20

2. Wanita Perokok…………………………………………….

20

3. Tahap-Tahap Merokok…………………………………….. 21
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Merokok…………….. 22

D. Hubungan Antara Kohesivitas Kelompok Dengan
Konformitas Pada Wanita Perokok……………………………. 23
E. Kerangka Pikiran………………………………………………. 25
F. Hipotesis……………………………………………………….

26

BAB III: METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian………………………………………….. 27
B. Variabel Penelitian…………………………………………….. 27
1. Identifikasi Variabel Penelitian…………………………….. 27
2. Definisi operasional variabel penelitian……………………. 28
C. Populasi dan Sampel…………………………………………... 28
D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data…………………… 30
1. Jenis Data…………………………………………………... 30
2. Metode Penumpulan Data………………………………….

31

3. Validitas dan Reliabilitas…………………………………… 33
E. Prosedur Penelitian…………………………………………….. 38
F. Teknik Analisa Data…………………………………………..

38

BAB IV: HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data………………………………………………… 40
B. Analisa Data…………………………………………………… 43
C. Pembahasan……………………………………………………. 44
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………. 47
B. Saran…………………………………………………………… 47
Daftar Pustaka……………………………………………………………. 49
Lampiran

Daftar Tabel
Tabel 1……………………………………………………………………. 31
Tabel 2……………………………………………………………………. 32
Tabel 3……………………………………………………………………. 34
Tabel 4……………………………………………………………………

35

Tabel 5……………………………………………………………………. 35
Tabel 6……………………………………………………………………. 36
Tabel 7……………………………………………………………………. 37
Tabel 8……………………………………………………………………

37

Tabel 9……………………………………………………………………

37

Tabel 10………………………………………………………………….. 39
Tabel 11………………………………………………………………….

41

Tabel 12………………………………………………………………….. 42
Tabel 13………………………………………………………………….. 42
Tabel 14…………………………………………………………………… 43

Daftar Gambar
Gambar 1

: Kerangka Pikiran dalam Penelitian……………………… 25

Daftar Lampiran
Lampiran 1

: Skala Kohesivitas Kelompok Dan Skala Konformitas

Lampiran 2

: Data Kasar Penelitian Skala Kohesivitas Kelompok Dan Skala
Konformitas

Lampiran 3

: Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Skala Kohesivitas Dan Skala
Konformitas

Lampiran 4

: Hasil Analisis Korelasi Product Moment

Daftar Pustaka
Armstrong, S. (1990). Pengaruh rokok terhadap kesehatan. Jakarta : Arcan
Aryani, G. (2006). Hubungan antara konformitas dan perilaku konsumtif pada remaja
di SMA Negeri 1 Semarang tahun ajaran 2005/2006 (Skripsi, Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah).
Aula, L. E. (2010). Stop merokok. Yogyakarta: Garailmu
Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset
Ali, M., & Asrori, M. (2010). Psikologi remaja. Jakarta : Bumi Aksara
Baron, R. A., & Byrne, D.( 2002). Psikologi sosial jilid dua. (Terj. Ratna D., Melania.
M. P., Dyah. Y., Lita. P. L). Jakarta : Erlangga
Chantika. http://chantika.com
Davidson, G. C., Neale, J. M., & Kring, A. M. (2006). Psikologi abnormal. (Terj.
Noermalasari. F). Jakarta : Raja Grafindo Persada
Detikhealth. http://health.detik.com
Ginting, S. U. (2008). Pengaruh kohesivitas kelompok kerja terhadap semangat kerja
karyawan di PT. Bumiputera asuransi jiwa bersama kantor Cabang Askum Medan
(Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara)
Hanurawan, F. (2010). Psikologi sosial. Bandung : Remaja Rosdakarya
Id.shvoong. http://id.shvoong.com
Kartono, K. (2006). Psikologi wanita 1 mengenal gadis remaja & wanita remaja.
Bandung : Mandar maju
Komalasari, D. & Helmi, AF. (2000). Faktor-faktor penyebab perilaku merokok ada
remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada, 2. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada Press.
Latipun. (2002). Psikologi eksperimen. Malang : Umm Pers
Makin Banyak Perempuan Perokok. (2008, 3 juli 2008). Diakses 23 Mei 2011

Martono, N. (2010). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Mu’tadin, Z. (2002). Kemandirian sebagai kebutuhan psikologis pada remaja. Diakses
15 Juli 2011 dari http://www.e-psikologi.com/remaja.050602.htm [on-line].
Myers, D. G. (1987). Social psychology second editon. United states of America :
McGraw-Hill
Nusantaranews. http://nusantaranews.wordpress.com
Poerwadarminta, W. J. S. (1995). Kamus umum bahasa indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Poerwanti, E. (2000). Dimensi riset-riset ilmiah. Malang : Umm Pers
Price, S. A., & Wilson, L. M. (2006). Patofisiologi edisi enam. (Terj. Brahm U. P.,
Huriawati. H., Pita. W., dewi. A. M). Jakarta: EGC
Santrock, J. W., (2007). Remaja edisi kesebelas. (Terj. Benedictine W). Jakarta :
Erlangga
Sears, D. O., Freadman, J. L., & Peplau, L. A. (t.t.) Psikologi sosial jilid dua. (Terj.
Michael. A). Jakarta : Erlangga
Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. (Terj. Kunta. R). Jakarta : Grasindo
Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif kualitatif. Bandung : Alfabeta
Susmiati. (2003). Hubungan antara stress psikis dengan perilaku merokok pada remaja
siswa SMK PGRI Singosari Kab. Malang. (Skripsi, Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang, Malang)
Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sear, D. O. (2009). Psikologi sosial edisi duabelas. (Terj.
Tri. W. B. S). Jakarta : Kencana
Wade, C., Tavris, C. (2007). Psikologi edisi kesembilan jilid satu. (Terj. Widyasinta. M.
& Darma. J). Jakarta : Erlangga

Walgito, B. (2006). Psikologi kelompok. Yogyakarta: ANDI
Widowaty, P. D. (2006). Pengaruh streotip perokok dan konformitas terhadap perilaku
merokok pada siswa SMP. (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia,
Jakarta)
Winarsunu, T. (2006). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang :
Umm Pers