36
dan perempuan 45,5. Sebagian besar tidak bekerja 34,9 dan berpendidikan rendah tidak sekolah, tidak tamat SD, dan tamat SD sebesar 62,9 .
2.3.3. Kuman dan Cara Penularan Tuberkulosis
Kuman, Mycobacterium tuberculosis sebagai kuman penyebab Tuberkulosis Para ditemukan pertama kali oleh Robert Koch pada tahun 1882, adalah suatu basil
yang bersifat tahan asam pada pewarnaan sehingga disebut pula sebagai Basil Tahan Asam BTA. Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang bersifat aerob,
panjangnya 1-4 mikron, lebarnya antara 0,3 sampai 0,6 mikron. Kuman akan tumbuh optimal pada suhu sekitar 37°C yang memang kebetulan sesuai dengan tubuh
manusia, basil tuberkulosis tahan hidup berbulan-bulan pada suhu kamar dan dalam ruangan yang gelap dan lembab, dan cepat mati terkena sinar matahari langsung
sinar ultraviolet, dalam jaringan tubuh kuman ini bersifat dormant tertidur lama selama beberapa tahun dan dapat kembali aktif jika mekanisme pertahanan tubuh
lemah Alsagaff, 2005. Kuman TB Paru bersifat aerob dan lambat tumbuh Holt, 1994. Suhu
optimum pertumbuhannya 37-38
o
C. Kuman TB Paru cepat mati pada paparan sinar matahari langsung tapi dapat bertahan beberapa jam pada tempat yang gelap dan
lembab serta dapat bertahan hidup 8-10 hari pada sputum kering yang melekat pada debu Depkes RI, 2002.
Sumber infeksi yang terpenting adalah dahak penderita TB Paru Positif. Penularan terjadi melalui percikan dahak droplet Infection saat penderita batuk,
berbicara atau meludah Soediman, 1995. Kuman TB Paru dari percikan tersebut melayang di udara, jika terhirup oleh orang lain akan masuk kedalam sistem respirasi
37
dan selanjutnya dapat menyebabkan penyakit pada penderita yang menghirupnya. Dengan demikian penyakit ini sangat erat kaitanya dengan lingkungan, penyakit TB
Paru dapat terjadi akibat dari komponen lingkungan yang tidak seimbang pencemaran udara. Masalah pencemaran udara di permukaan bumi sudah ada sejak
zaman pembentukan bumi itu sendiri. Namun dampak bagi kesehatan manusia, tentu dimulai sejak manusia pertama itu terbentuk. Udara adalah salah satu media transmisi
penularan TB Paru dimana manusia memerlukan oksigen untuk kehidupan. Jadi jika seorang penderita TB Paru positif membuang dahak di sembarang tempat, maka
kuman TB dalam jumlah besar berada di udara Achmadi U F, 2011. Kuman TB Paru dapat menginfeksi berbagai bagian tubuh dan lebih memilih
bagian tubuh dengan kadar oksigen tinggi. Paru-paru merupakan tempat predileksi utama kuman TB Paru. Gambaran TB Paru pada paru yang dapat di jumpai adalah
kavitasi, fibrosis, pneumonia progresif dan TB Paru endobronkhial. Sedangkan bagian tubuh ekstra paru yang sering terkena TB Paru adalah pleura, kelenjar getah
bening, susunan saraf pusat, abdomen dan tulang WHO, 2002. Kemungkinan suatu infeksi berkembang menjadi penyakit, tergantung pada
konsentrasi kuman yang terhirup dan daya tahan tubuh Depkes RI, 2002. Sumber penularan adalah pasien TB Paru BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, pasien
menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak droplet nuclei. Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Umumnya penularan terjadi
dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat
membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan
38
yang gelap dan lembab. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil
pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan
lamanya menghirup udara tersebut. Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak. Pasien TB paru dengan BTA positif memberikan
kemungkinan risiko penularan lebih besar dari pasien TB paru dengan BTA negatif. Risiko penularan setiap tahunnya di tunjukkan dengan Annual Risk of Tuberculosis
Infection ARTI yaitu proporsi penduduk yang berisiko Terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI sebesar 1, berarti 10 sepuluh orang diantara 1000 penduduk
terinfeksi setiap tahun. ARTI di Indonesia bervariasi antara 1-3. Infeksi TB dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberkulin negatif menjadi positif.
2.3.4 Diagnosa TBC Tuberkulosis Paru