Data Iklim Bulan Januari 2011 Stasiun BMKG Propinsi Banten dan DKI Jakarta Kondisi Dinamis Atmosfer Secara Global

BMKG BMKG Gambar 13. Lama Penyinaran Matahari Harian pada Area Pondok Betung Bulan Januari 2011 Grafik Lama Penyinaran Matahari LPM Harian Stasiun Klimatologi Pondok Betung Bulan Januari 2011 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 W aktu Tanggal L a m a P e n y in ar an M at a h a ri Lama penyinaran matahari pada bulan Januari 2011, bernilai maksimum pada tanggal 27 sebesar 88 sedangkan bernilai minimum pada tanggal 7, 8, 18 dan 21 sebesar 0.

2.5 Data Iklim Bulan Januari 2011 Stasiun BMKG Propinsi Banten dan DKI Jakarta

No Pos Hujan Temperatur C Kelembaban Udara Lama Penyinaran Matahari Hujan Rata-rata Maks Min Jumlah mm Hari Hujan hari 1 Stasiun Klimatologi Pondok Betung 26.7 31.2 24.0 85 30.7 171 21 2 Stasiun Meteorologi Cengkareng 26.8 30.0 23.7 79 74.6 201 23 3 Stasiun Meteorologi Curug 26.0 30.3 23.2 83 25.5 279 24 4 Stasiun Meteorologi Serang 26.5 30.5 23.6 83 33.0 243 27 5 Stasiun Geofisika Tangerang 26.9 30.4 23.8 83 18 141 23 BMKG BMKG 3 PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL DAN MEI 2011

3.1 Kondisi Dinamis Atmosfer Secara Global

Kondisi dinamis atmosfer regional sampai dengan pertengahan bulan Pebruari 2011 menunjukkan bahwa keadaan Suhu Muka Laut SML di perairan wilayah Indonesia pada umumnya masih hangat tetapi memiliki anomali yang menurun, umumnya penurunan yang cukup signifikan terjadi hampir diwilayah Samudera Hindia sebelah barat perairan Indonesia. Saat ini kisaran suhu muka laut perairan mencapai 28-29°C Gambar14-a. Indeks Dipole Indian Ocean Dipole sampai bulan Januari 2011 memiliki nilai kecenderungan yang meningkat tetapi konstan dibandingkan bulan Januari 2011 0 sd 0.4 dan diprakirakan pada bulan berikutnya akan memiliki kecenderungan bernilai positif tetapi masih dalam nilai batas normalnya antara 0 sd +0.4 Gambar 14-b. Prakiraan keadaan anomali Nino 3.4 masih memiliki nilai anomali negatif serta memiliki kecenderungan yang masih konstan, pada bulan Januari sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu bernilai anomali masih disekitar -1.8 qC dan diprakirakan mulai Pebruari 2011 akan terus cenderung meningkat tetapi masih berada pada nilai tersebut. Sedangkan mulai bulan Maret sampai Mei 2011 memiliki kecenderungan bergerak ke arah positif dan bergerak pada kisaran anomali negatif mencapai nilai -0.8 qC Gambar 15-a. Dari nilai IOD dan Nino 3.4 tersebut mengindikasikan wilayah Samudera Hindia mengalami pendinginan suhu yang cukup signifikan, kemudian Indonesia pada umumnya juga memiliki kecenderungan penurunan suhu muka laut, begitu juga dengan wilayah pasifik yang terus mengalami pendinginan suhu muka laut. Kondisi Lanina ini diprakirakan akan bertahan hingga April 2011. Gambar 14. a Suhu Permukaan Laut Pebruari 2011 dan b Dipole Mode Sumber http:www.weather.unisys.comarchivesstsst-110213.gif Sumber http:www.poama.bom.gov.auexperimental Poama15sst_index_rt.html Pola angin di Indonesia secara umum masih didominasi oleh pola angin baratan, hal tersebut terlihat dari nilai anomali tekanan udara di wilayah ekuator dekat dengan Indonesia memiliki anomali tekanan udara yang negatif, sedangkan wilayah perairan barat Australia meningkat demikian juga di wilayah Indonesia sebelah utara sehingga pola aliran udara dari utara dan selatan berbelok menjadi pola angin baratan yang masih membawa massa uap air dari daratan asia yang dinamakan asian winter monsun atau Monsun Asia. Adanya gangguan berupa berbagai pusat tekanan rendah yang terkonsentrasi di wilayah Samudera Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara akan masih tumbuh dan makin banyak konsentrasinya di wilayah tersebut menyebabkan massa udara basah dari pasifik menumpuk dan terkonsentrasi diwilayah Indonesia seperti Sumatera bagian selatan, Jawa sampai Nusa Tenggara sehingga curah hujan di wilayah tersebut diprakirakan akan meningkat. Daerah Indonesia akan didominasi oleh daerah masukan angin konfluen, hal tersebut dapat terlihat pada gambar kondisi anomali MSLP Mean Sea Level Pressure Gambar 15-b. BMKG BMKG Gambar 15. a Prakiraan Anomali Wilayah Nino 3.4 dan b Anomali MSLP Sumber: http:poama.bom.gov.auexperimentalpoama15plotslatestssta_nino34.gif Sumber http:www.ecmwf.intproductsforecastsdchartsseasonal forecastseasonal_range_forecastgroup_publicseasonal_charts_ public_mslpmean 20sea20level20pressure2 20monthsEast20Asia200901ensemble20mean plotslatesthr_Rainmean1.giff Analisis Outgoing Longwave Radiation OLR memperlihatkan adanya anomali OLR yang negatif. Wilayah yang memiliki anomali yang positif sampai pertengahan Pebruari terjadi di wilayah Samudera Hindia dan nilai anomali positif ini diprakirakan semakin berkurang sampai akhir bulan tersebut. Nilai Anomali negatif di sekitar perairan Indonesia akan terus terjadi hingga awal bulan Maret. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsentrasi awan akan mulai berkurang di Indonesia sampai bulan tersebut. Konsentrasi awan akan banyak terjadi di wilayah Indonesia bagian timur, sebaliknya adanya defisit uap air juga masih terjadi diwilayah Pasifik Gambar 16-b. Gambar 16. a Anomali Suhu Muka Laut Maret – Mei 2011 dan b OLR Sumber: http:www.jamstec.go.jpfrsgcresearchd1iodsintex_f1_forecast.html.en Sumber http:www.bom.gov.aubmrcclforcfstaffmatwmaproom fcstsm.total.OLR.uv850.gif

3.2 Prakiraan Kondisi Hujan Sampai Bulan Mei 2011