ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT BANK PERKREDITAN RAKYAT SAHABAT SEDATI DI SIDOARJO

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT BANK PERKREDITAN
RAKYAT SAHABAT SEDATI DI SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh
Diah Nawang Pratiwi
08610261

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT BANK PERKREDITAN RAKYAT
SAHABAT SEDATI DI SIDOARJO

SKRIPSI

Untuk memenuhi salah satu syarat mendapat Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Oleh
Diah Nawang Pratiwi
08610261

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal. 2003. ManajemenPerbankan. UMM Press
Arikunto, Suharsimi.2010. ProsedurPenelitian. EdisiRevisi. Jakarta: PT. RinekaCipta.
CetakBiru BPR diaksespadatanggal 20 Juli 2012
Endriana Agung (2010). Analisis Tingkat Kesehatan Bank pada BPR Bank Daerah kota Madiun
tahun 2007-2009. Manajemen. UMM
Fahmi, Irham. 2011. AnalisisKinerjaKeuangan. Bandung: Alfabeta
Manurung Mandala, PrathamaRahardja. 2004. Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter. FE UI
Taswan. 2010. Manajemen Perbankan. Edisi II. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Triandaru Sigit, Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi2. Jakarta:
Salemba Empat

............., Peraturan Bank Indonesia No. 8/19/PBI/2006 Tentang KualitasAktiva Produktif dan
Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Bank Perkreditan Rakyat
.............., Peraturan Bank Indonesia No. 13/ 26/ PBI/ 2011 tentang Perubahan atas peraturan
Bank Indonesia No. 8/ 19/ PBI/ 2006 tentang Kualitas Aktiva Produktif dan
Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Bank Perkreditan Rakyat.
............., PBI No. 8/18/PBI/2006 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum BPR
.............., SE BI No. 8/28/DPBPR, tanggal 12-12-2006 Perihal: Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum BPR
.............., SE BI No. 8/30/DPBPR, tanggal 12-12-2006 Perihal: Laporan Tahunan dan Laporan
Keuangan Publikasi Bank Perkreditan Rakyat
..............., SK DIR BI No. 30/12/KEP/DIR tentang penilaian tingkat kesehatan BPR

Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi ketiga. Bayumedia Publising. Malang
http://entrepreneurship-peran-bank-perkreditan-rakyat-bprdiakses pada tanggal 5 Oktober 2011
www.sejarahbpr.com diakses pada tanggal 19 Oktober 2011
www.bpr.com diakses pada tanggal 19 Oktober 2011
www.bi.go.id diakses pada tanggal 10 November 2011

KATA PENGANTAR
Assalamu’allaikumWr. Wb.


Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Perkreditan Rakyat Sahabat
Sedati di Sidoarjo” disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar
Kesarjanaan dibidang Ekonomi, Program Studi Manajemen pada Universitas Muhammadiyah
Malang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha memberi sebaik mungkin, namun
demikian penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman
penulis, sehingga masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, maka dari itu dengan
segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan skripsi ini. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat:

1. Dr. H. Nazaruddin Malik, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan penulis
untuk membina ilmu.

2. Dra. Aniek Rumijati, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Drs. Warsono, M.M., selaku dosen pembimbing pertama yang telah memberikan
bimbingan baik berupa saran, kritik, arahan dan perbaikan demi selesainya skripsi ini
dengan baik.
4. Dra. Erna Retna Rahadjeng, M.M., selaku dosen pembimbing kedua yang telah
memberikan bimbingan baik berupa saran, kritik, arahan dan perbaikan demi
selesainya skripsi ini dengan baik.
5. Dra. Uci Yuliati, MM. selaku Dosen Wali yang terus memberikan motivasi demi
terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak/ Ibu pimpinan, staff dan seluruh jajaran PT BPR Sahabat Sedati yang telah
banyak membantu dan memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian.
7. Ayah Pardi dan Ibu Yayuk Suharti Tercinta, yang senantiasa memberikan
kasihsayang sepanjangmasa, dan DoaNya untuk penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
8. Rekan-rekan dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang
telah membantu terselesaikannya skripsi ini baik materiil maupun spiritual.

Semoga amal baik Ibu, Bapak, dan saudara- saudara yang telah merekaberikan kepada penulis
semoga mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna karena
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis, untuk itu koreksi dan saran

yang sifatnya konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan bagi penulis dimasa yang akan
datang. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassallamu’allaikumWr. Wb.

Malang, 02 Agustus 2012
Penulis

Diah Nawang Pratiwi

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. viii

BAB I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Batasan Masalah................................................................................... 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................................... 6

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................................. 8
B. Tinjauan Teori ...................................................................................... 8
C. Kerangka Pikir Penelitian .................................................................. 36
D. Hipotesis............................................................................................. 37

BAB III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ................................................................................ 38
B. Jenis Penelitian ................................................................................... 38


Halaman
C. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 38
D. Jenis data dan Sumber Data ............................................................... 42
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 43
F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 43
G. Uji Hipotesis....................................................................................... 44
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT. BPR Sahabat Sedati ....................................... 46
B. Analisis Data ...................................................................................... 50
C. Pembahasan Hasil Analisis Data ........................................................ 72
BAB V.

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 76
B. Saran................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1

Nilai Aset, Jumlah Kredit dan Dana yang dihimpun pada PT. Bank
Perkreditan Rakyat Sahabat Sedati per 31 Desember Th 2007-2010 ...... 4

Tabel 2.1

Peringkat Tingkat Kesehatan Bank ........................................................ 10

Tabel 2.2

Kriteria Penilaian kesehatan faktor permodalan .................................... 27

Tabel 2.3

Kriteria penilaian tingkat kesehatan KAP .............................................. 32

Tabel 2.4


Kriteria penilaian tingkat kesehatan faktor rentabilitas ......................... 34

Tabel 2.5

Kriteria penilaian tingkat kesehatan faktor likuiditas ............................ 36

Tabel 4.1

Kondisi Jumlah Modal PT BPR Sahabat Sedati .................................... 48

Tabel 4.2

Jumlah Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan PT BPR Sahabat
Sedati ...................................................................................................... 48

Tabel 4.3

Jumlah Aktiva Produktif PT BPR Sahabat Sedati ................................. 49

Tabel 4.4


Laba sebelum pajak PT BPR Sahabat Sedati ......................................... 50

Tabel 4.5

Hasil Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) ................................ 52

Tabel 4.6

Hasil Perhitungan KAP 1 ....................................................................... 54

Tabel 4.7

Hasil Perhitungan KAP 2 (Rasio PPAP) ................................................ 55

Tabel 4.8

Hasil Management ................................................................................. 57

Tabel 4.9


Hasil Perhitungan Return On Asset ........................................................ 58

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan BOPO ....................................................................... 59
Tabel 4.11 Hasil perhitungan Cash Rasio ................................................................ 61

Halaman
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) ................................... 62
Tabel 4.13 Hasil Analisis Kinerja Keuangan PT BPR Sahabat Sedati Th. 2007
sampai tahun 2010.................................................................................. 64
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Capital Adequqcy Ratio (CAR) ................................ 65
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan KAP 1 ....................................................................... 66
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan KAP 2 (Rasio PPAP) ................................................ 67
Tabel 4.17 Hasil Management ................................................................................. 68
Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Return on Asset (ROA)............................................. 68
Tabel 4.19 Hasil Perhitungan BOPO ....................................................................... 69
Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Cash Rasio ................................................................ 70
Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Loan to Deposit Ratio............................................... 71

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar.2.1 Kerangka Pikir Penelitian……………………………………………37

DAFTAR LAMPIRAN
1. Hasil perhitungan CAMEL tahun 2007 sampai 2010
2. Laporan Neraca tahun 2007 sampai 2010
3. Laporan Laba Rugi tahun 2007 sampai 2010
4. Laporan Komitmen dan Kontinjensi tahun 2007 sampai 2010
5. Laporan Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya tahun 2007 sampai
2010
6. Peraturan Bank Indonesia Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Perkrditan Rakyat.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Industri perbankan di Indonesia sangat penting peranannya dalam
pembangunan perekonomian terutama sekali dalam menyediakan dana bagi
dunia usaha. Perbankan dibutuhkan karena mempunyai fungsi yang
mendukung bagi pertumbuhan perekonomian jasa keuangan yang dilakukan
oleh bank, di samping menyalurkan dana atau memberikan pinjaman juga
melakukan usaha menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk
pinjaman.
Perekonomian Indonesia yang saat ini bertumpu pada usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu dasar penetapan strategi
pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional yaitu pembangunan
yang terfokus pada pemberdayaan UMKM. Sejalan dengan strategi
pemerintah tersebut, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai salah satu bank
yang selama ini telah memberikan pelayanan perbankan terutama kepada
usaha mikro dan kecil (UMK) sangat diharapkan untuk dapat lebih
meningkatkan peran dan kontribusinya dalam pengembangan UMK. Sesuai
dengan tujuan awal pendirian Bank Perkreditan Rakyat yaitu sebagi bank yang
melayani UMK dan masyarkat pedesaan.
Semenjak dikeluarkannya PAKTO 1988 yang memberikan peluang
pendirian BPR, banyak BPR bermunculan sampai pada tahun akhir 1998 ada
2.262, dan akhir tahun 2001 ada 2.355, namun sejak tahun 2002 jumlah BPR

1

2

mengalami penurunan menjadi 2.141, dan akhir bulan juli 2006 ada 1.935.
penurunan ini sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia untuk melakukan
penyehatan industri BPR. Melalui kebijakan tersebut, BPR yang mempunyai
permasalahan struktural dan tidak dapat diselamatkan lagi dicabut izin
usahanya dan bank yang memiliki kategori sehat namun demikian memiliki
keterbatasan permodalan, maka mendorong pengelola untuk melakukan
merger guna meningkatkan efisiensi dan permodalannya.
BPR

menunjukkan

bahwa

selama

ini

kelompok

masyarakat

berpendapatan rendah dan kelompok pengusaha ekonomi lemah belum
mampu melakukan akses ke lembaga keuangan yang sudah ada. Peranan
lembaga keuangan BPR sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia terutama
kesejahteraan kelompok masyarakat berpendapatan rendah dan kelompok
pengusaha ekonomi lemah.
Kredit yang disalurkan BPR berhasil menghindarkan rakyat ataupun
pengusaha kecil dari jeratan pelepas uang yang mengenakan bunga diatas
ambang kewajaran. Dilihat dari porsi penyaluran kredit ke wilayah pedesaan
kecil, maka BPR telah mengambil peran dalam perbaikan distribusi
pendapatan dan kegiatan ekonomi. BPR telah menjalankan peran sebagai
pendorong bertumbuhnya kewirausahaan pada masyarakat bawah.
BPR dapat sebagai penyalur dana yang dapat membantu para
pengusaha kecil dan menengah untuk terus mempertahankan eksistensi
usahanya dalam perkembangan globalisasi dan modernisasi yang sangat tinggi

3

saat ini. Sehingga kinerja BPR perlu di nilai untuk melihat tingkat kesehatan
BPR dalam melayani kebutuhan dana bagi masyarakat ekonomi lemah.
Kinerja keuangan bank dapat dijadikan sebagai suatu acuan bagi para
investor untuk mengetahui kondisi suatu bank sehingga akan membentuk
mereka dalam mengambil keputusan. Analisis kinerja dilakukan untuk melihat
kinerja keuangan BPR yang dilihat bahwa semakin signifikan perkembangan
BPR dalam melakukan perannya sebagai penyalur dana pada UMK ataupun
masyarakat kecil. Alasan pengambilan judul karena terdorong oleh fenomena
BPR yang dimana peran BPR saat ini sangat berpengaruh bagi pertumbuhan
UMKM di Indonesia terutama di sidoarjo dan sekitarnya, karena di sidoarjo
sudah sangat banyak pertumbuhan usaha-usaha besar yang dapat mengalahkan
usaha-usaha kecil disekitarnya.
PT Bank Perkreditan Rakyat Sahabat Sedati yang berkedudukan di
jalan Sedati Agung no. 20 Sedati Sidoarjo merupakan perusahaan perbankan
yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa konvensional berorientasi pada
laba yang kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Tujuan PT Bank Perkreditan Rakyat Sahabat Sedati di Sidoarjo ialah
melakukan usaha Bank Perkreditan Rakyat dengan kegiatan:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka dan tabungan;
2. Memberikan kredit bagi pengusaha kecil dan/atau masyarakat pedesaan
maupun perkotaan.

4

Tabel 1.1 berikut ini merupakan data umum pada Bank Perkreditan
Rakyat Sahabat Sedati Sidoarjo per 31 Desember periode tahun 2007-2010.
Tabel 1.1. Nilai Aset, Jumlah Kredit dan Dana yang dihimpun pada PT Bank
Perkreditan Rakyat Sahabat Sedati per 31 Desember Th. 20072010
(Ribuan RP)
Keterangan
2007
2008
2009
Nilai Aset
3.520.830 3.688.194 4.738.829
Jumlah Kredit yang 2.734.562 3.319.153 3.776.929
disalurkan
Dana yang dihimpun 1.418.080 664.259
967.104
Sumber: PT Bank Perkreditan Rakyat Sahabat Sedati, 2011

2010
3.717.991
3.037.944
607.226

Berdasarkan data Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa perkembangan nilai
asset, jumlah kredit yang disalurkan dan dana yang berhasil dihimpun dari
tahun

ketahun

mengalami

perkembangan

yang

fluktuatif.

Adanya

perkembangan tersebut bahwa nilai asset PT Bank Perkreditan Rakyat Sahabat
Sedati tahun 2007 sebesar Rp. 3.520.830.000,- tahun 2008 sebesar Rp.
3.688.194.000,- tahun 2009 sebesar Rp. 4.738.829.000,- dan tahun 2010
sebesar Rp. 3.717.991.000,- dengan jumlah kredit yang di salurkan pada tahun
2007 sebesar Rp. 2.734.562.000,- tahun 2008 sebesar Rp. 3.319.153.000,tahun 2009 sebesar Rp. 3.776.929.000,- dan tahun 2010 sebesar Rp.
3.037.944.000,-, dan
Dana yang berhasil di himpun oleh PT Bank Perkreditan Rakyat
Sahabat Sedati di tahun 2007 sebesar Rp. 1.418.080.000,- tahun 2008 sebesar
Rp. 664.259.000,- tahun 2009 sebesar Rp. 967.104.000,- dan tahun 2010
sebesar 607.226.000,- Dari tabel 1.1 tersebut dapat mencerminkan bahwa PT
Bank Perkreditan Rakyat Sahabat Sedati dalam menghimpun dana masih

5

belum maksimal, karena jumlah kredit yang di salurkan dengan dana yang
dihimpun nilai nya lebih tinggi kredit yang disalurkan dari pada dana yang
dihimpun.
Berdasarkan uraian diatas menunjukkan betapa pentingnya analisis
kinerja keuangan bank untuk mengetahui kesehatan bank yang dinilai dengan
menggunakan metode CAMEL. Peneliti mengambil judul “Analisis Kinerja
Keuangan PT Bank Perkreditan Rakyat Sahabat Sedati di Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah diatas, penulis dapat
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
“Bagaimana kinerja keuangan PT Bank Perkreditan Rakyat Sahabat
Sedati Tahun 2007 sampai 2010?”

C. Batasan Masalah
Batasan penelitian perlu dilakukan agar penelitian terfokus pada tujuan
yang akan diteliti, maka diperlukan pembatasan masalah. Sesuai dengan judul
yang dititik beratkan pada kinerja keuangan Bank BPR, maka penulis
membatasi masalah dengan ruang lingkup yang lebih sempit.
1. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah CAMEL, sesuai
dengan SK DIR BI No. 30/12/KEP/DIR tentang penilaian tingkat
kesehatan Bank Perkreditan Rakyat .

6

2. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan manajemen PT
BPR Sahabat Sedati.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja
keuangan PT Bank Perkreditan Rakyat Sahabat Sedati tahun 2007 sampai
2010.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Manajemen PT Bank Perkreditan Rakyat Sahabat Sedati
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan atau
tambahan sumbangan informasi kepada pihak manajemen bank jika
terjadi penyimpangan-penyimpangan sebagai peringatan awal untuk
menjaga kondisi kesehatan bank
b. Bagi Kreditor PT Bank Perkreditan Rakyat Sahabat Sedati
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mempermudah
pihak PT Bank Perkreditan Rakyat Sahabat Sedati untuk menyalurkan
kredit kepada kreditur.
c. Bagi Deposan PT Bank Perkreditan Rakyat Sahabat Sedati.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi deposan untuk menyimpan dana nya pada Bank
Perkreditan Rakyat Sahabat Sedati.

7

d. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan atau referensi bagi
peneliti selanjutnya dengan harapan penelitian yang dihasilkan akan
menjadi lebih baik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Endriana Agung S (2010) dengan obyek yaitu BPR Bank Daerah
kota Madiun tahun 2007 – 2009. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa BPR Bank Daerah kota Madiun per 31 desember periode tahun 20072009 analisis tingkat kesehatan bank menggunakan CAMEL yaitu faktor
permodalan (capital), kualitas asset (asset quality), rentabilitas (earning) dan
likuiditas (liquidity) periode 2007 yaitu dengan hasil sebesar 90,88 dengan
predikat sehat, sedangkan pada periode th. 2008 diperoleh dengan hasil
sebesar 90,68 dengan predikat tingkat kesehatan yaitu sehat. untuk periode
tahun 2009 diperoleh dengan hasil sebesar 93,59 dengan predikat tingkat
kesehatan yaitu sehat, sementara standart penilaian yang ditetapkan Bank
Indonesia sebesar 81-100 untuk predikat sehat sehingga kriteria BPR kota
Madiun dapat disimpulkan sehat.

B. Tinjauan Teori
1. Kinerja Bank
Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara
keseluruhan. Kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan
gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik
menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpun dan penyalur dana,
teknologi maupun sumber daya manusia. Kinerja keuangan bank

8

9

merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu
baik menyangkut aspek penghimpun dana maupun penyalur dana yang
biasanya di ukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan
profitabilitas bank (Abdullah, 2003: 108).
Penilaian aspek penghimpun dana dan penyalur dana merupakan
kinerja keuangan yang berkaitan dengan peran bank sebagai lembaga
intermediasi. Sedangkan penilain kondisi likuiditas bank guna mengetahui
seberapa besar kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya kepada
para deposan. Penilaian aspek profitabilitas guna mengetahui kemampuan
menciptakan profit, yang sudah barang tentu penting bagi para pemilik.
Dengan kinerja bank yang baik pada pihak ekstern bank. Menurut
Abdullah, 2003:108) Berkaitan dengan analisis kinerja keuangan bank
mengandung beberapa tujuan:
a. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama
kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai
dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.
b. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua
asset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.
Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian
bagi perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk
melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing
dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja
perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan

10

mempertahankan investasi mereka diperusahaan tersebut atau mencari
alternative

lain.

Selain

itu

pengukuran

juga

dilakukan

untuk

memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau
masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang
baik. Berdasarkan hasil penilaian, ditetapkan empat predikat tingkat
kesehatan Bank yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia berdasarkan
Skep DIR-BI nomor 30/2/UPPB/1997 jo SE nomor 30/23/UPPB/1998 :
Tabel 2.1. Peringkat Tingkat Kesehatan Bank
Predikat Tingkat Kesehatan
Sehat
Cukup Sehat
Kurang Sehat
Tidak Sehat
Sumber: Bank Indonesia

Nilai Kredit
81 - 100
66 -< 81
51 -< 66
0 -< 51

Kinerja BPR senantiasa dievaluasi sama seperti yang dilakukan
oleh bank umum, indikator kinerja yang digunakan juga sama seperti yang
digunakan dalam analisis kinerja bank umum. Dengan demikian laporanlaporan keuangan utama, yaitu neraca dan laporan rugi laba, menjadi
sangat penting. Berdasarkan kedua laporan keuangan itulah kinerja BPR
dievaluasi. Menurut BI, penilaian tingkat kesehatan perbankan mempunyai
beberapa tujuan (Manurung 2004: 209).
Pertama, sebagai tolok ukur bagi manajemen bank untuk menilai
apakah pengelolaan bank dilakukan sejalan dengan asas-asas perbankan
yang sehat dan sesuai ketentuan yang berlaku. Kedua, tolok ukur untuk
menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank baik secara

11

individual maupun perbankan secara keseluruhan. Kinerja BPR perlu
dievaluasi karena memberikan gambaran tentang efisiensi alokasi sumber
daya keuangan.
Efisiensi alokasi sumber daya keuangan oleh perbankan dapat
mencerminkan kondisi internal perusahaan, seperti struktur permodalan,
pendanaan, manajemen, dan kualitas sumber daya manusia. Karena itu,
pengukuran kinerja bank juga sangat bermanfaat bagi manajemen dan
pemilik bank dalam pengelolaan bank yang mereka miliki. Tingkat
efisiensi yang dicapai sebuah BPR dilihat dari berbagai aspek: berapa
tingkat pengembalian modal yang ditanam dan berapa tingkat keuntungan
yang diperoleh.
Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank
untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan
mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara
yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Pengertian tentang
kesehatan bank tersebut merupakan suatu batasan batasan yang sangat
luas, karena kesehatan bank memang mencakup kesehatan suatu bank
untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya.
Kegiatan tersebut meliputi, Pertama, kemampuan menghimpun
dana dari masyarakat, dan lembaga lain, dan dari modal sendiri. Kedua,
kemampuan mengelola dana. Ketiga, kemampuan untuk menyalurkan
dana ke masyarakat. Keempat, kemampuan memenuhi kewajiban kepada

12

masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak lain. Kelima, pemenuhan
peraturan perbankan yang berlaku (Triandaru dan Budisantoso 2006:51).
Penilaian tingkat kesehatan pada bank umum yang menggunakan
sistem CAMELS ini mengukur apakah manajemen bank telah
melaksanakan sistem perbankan dengan asas-asas yang sehat. Enam
komponen dan indikator tersebut adalah sebagai berikut:
1. Aspek Permodalan (capital)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan
antara lain dlakukan melalui penilaian terhadap komponenkomponen:
a. Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(KPMM) terhadap ketentuan yang berlaku.
b. Komposisi permodalan
c. Trend ke depan/ proyeksi KPMM
d. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan
modal bank.
e. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal
yang berasal dari keuntungan (laba ditahan)
Indikator pendukung, seperti:
Dividend Pay Out Ratio =

Retention Rate =

13

Dividen yang dibagikan adalah dividen yang dibagikan kepada
pemegang saham dan telah mengurangi modal bank.
f. Rencana permodalanbank untuk mendukung pertumbuhan usaha
Indikator pendukung seperti persentase rencana pertumbuhan
modal dibandingkan dengan persentase rencana pertumbuhan
volume usaha.
a) Rencana pertumbuhan modal dan rencana pertumbuhan
volume usaha didasarkan rencana bisnis bank selama 2-3
tahun ke depan secara triwulan.
b) Perhitungan modal berpedoman pada ketentuan Bank
Indonesia tentang KPMM yang berlaku
c) Persentase Rencana Pertumbuhan Modal =

d) Persentase Rencana Pertumbuhan Volume Usaha =

e) Modal adalah modal inti dan modal pelengkap
g. Akses kepada sumber permodalan
Indikator pendukung, seperti:
a) Laba per saham (earning per share- EPS) atau rasio harga
terhadap saham (price earning ratio – PER)
b) Profitabilitas

14

c) Peringkat Bank atau surat utang dari lembaga pemeringkat
(apabila ada)
d) Kinerja saham atau obligasi yang diterbitkan bank di pasar
sekunder
e) Tingkat pemesanan saham
h. Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan
permodalan bank.
Indikator pendukung yang digunakan untuk menilai komponen
ini antara lain:
a) Kondisi keuangan pemegang saham
b) Peringkat perusahaan pemegang saham
c) Usaha utama (core busniess) pemegang saham
d) Catatan reputasi (track record) pemegang saham
2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif (Assets quality)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas asset
antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponenkomponen:
a. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan
total aktiva produktif
b. Debitur inti kredit diluar pihak terkait dibandingkan dengan total
kredit.
c. Perkembangan aktiva produktif bermasalah non performing
assets dibandingkan dengan aktiva prodktif

15

d. Tingkat kecukupan pembentukan Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif (PPAP).
e. Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif
Indikator pendukung, seperti:
a) Keterlibatan

pengurus

bank

dalam

menyusun

dan

menetapkan kebijakan Aktiva Produktif serta memonitor
pelaksanaan
b) Konsistensi kebijakan dengan pelaksanaan, tujuan, dan
strategi usaha bank (rencana bisnis)
c) Kecukupan sistem dan prosedur
f. Sistem kaji ulang (review) internal terhadap aktiva produktif.
Indikator pendukung, seperti:
a) Frekuensi kaji ulang, Kaji ulang ini termasuk pengawasan
terhadap kecukupan PPKPB, SOB dari setiap jenis aktiva
produktif
b) Kaji ulang independen (4 eye principles), Pengkajian ulang
harus independen terhadap pihak yang menetapkan dan
melaksanakan kebijakan.
c) Ketaatan terhadap peraturan internal dan eksternal, Kaji ulang
oleh audit internal dan kepatuhan (compliance)
d) Sistem informasi Aktiva Produktif, termasuk dalam sistem
informasi Aktiva Produktif adalah sistem pelaporan kepada
manajemen.

16

e) Proses keputusan manajemen, Respons pengurus terhadap
laporan hasil kaji ulang.
g. Dokumen aktiva produktif
Indikator pendukung, seperti:
a) Kelengkapan dokumen dan kemudahan penelusuran jejak
audit (audit taril)
b) Sistem penata usahaan dokumen
c) Back up dan penyimpanan dokumen
h. Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.
Indikator pendukung, seperti:
a)
Kredit yang direstruktur adalah kredit yang direstruktur sesuai
ketentuan berlaku.
b)
c)
a. PPAP adalah PPAP khusus untuk kredit dengan kualitas
Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet.
b. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas Kurang
Lancar, Diragukan, dan Macet.
d)

e)

17

a. AYDA adalah agunan yang diambil alih bank untuk
penyelesaian kredit yang tercantum dalam pos ruparupa aktiva
b. Total kredit adalah kredit yang diberikan kepada pihak
ketiga (tidak termasuk kredit kepada bank lain)
a) Kualitas penanganan Aktiva Produktif bermasalah
b) Kaji ulang terhadap independensi unit kerja
penangan Aktiva Produktif bermasalah (workout
unit)
3. Aspek Manajemen (management)
Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui
penilaian terhadap komponen-komponen:
1. Manajemen umum
Indikator pendukung yang digunakan untuk menilai faktor
manajemen umum adalah:
a. Struktur dan komposisi pengurus Bank
b. Penanganan conflict of interest
c. Independensi pengurus Bank
d. Kemampuan untuk membatasi atau mencegah penurunan
kualitas GCG
e. Transparansi informasi dan edukasi nasabah
f. Efektifitas kinerja fungsi komite

18

2. Penerapan sistem manajemen risiko
Sistem manajemen risiko ini dinilai dari 4 pilar:
a. Pengawasan aktif dewan Komisaris dan Direksi
b. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit
c. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan
dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen
risiko
d. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh
3. Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen
kepada Bank Indonesia dan atau pihak lain. Penilaian komponen
ini dilakukan bagi kepatuhan Bank terhadap:
a. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
b. Posisi Devisa Neto (PDN)
Perhitungan pelanggaran dan pelampauan BMPK serta
perhitungan PDN berpedoman pada ketentuan Bank
Indonesia yank berlaku.
c. Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer / KYC
Principles) dan Tindak Pencucian Uang (Anti Money
Laundering/ AML)
d. Kepatuhan terhadap komitmen dan ketentuan lainnya;
Kepatuhan Bank terhadap ketentuan lainnya antara lain
ketentuan KAP, PPAP, Restrukturisasi Kredit, serta

19

komitmen Bank yang tercantum dalam Action Plan,
rencana bisnis, dan lain-lain.
4. Aspek Rentabilitas (Earning)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas
antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponenkomponen:
a. Return On Assets (ROA)
b. Return On Equity (ROE)
c. Net Interest Margin (NIM)
d. Biaya

Operasional

dibandingkan

dengan

Pendapatan

Operasional (BOPO)
e. Perkembangan laba operasional.
f. Komposisi

portofolio

aktiva

produktif

dan

diversifikasi

pendapatan
Indikator pendukung, seperti:
a) Komposisi portofolio Aktiva Produktif disbanding komposisi
endapatan operasional dari Aktiva Produktif (series)
b) Fee based income ratio:

g. Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan
biaya
Indikator pendukung, seperti:

20

a) Konsistensi pengakuan pendapatan bunga berkaitan dengan
Kualitas Aktiva Produktif
b) Metodologi akuntansi pengakuan pendapatan dan biaya
h. Prospek laba operasional
Indikator pendukung, seperti:
Hasil stress testproyeksi laba operasional berdasakan rencana
bisnis
5. Aspek Likuiditas (Liquidity)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas antara
lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen:
a. Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva
liquid kurang dari 1 bulan
b. Month maturity mismatch ratio
c. Loan to Deposit Ratio (LDR)
d. Proyeksi cash flow 3 bulan mendatang
e. Ketergantungan pada dana antara bank dan deposan inti
f. Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (Assest and Liabilities
Management/ ALMA)
Indikator pendukung, seperti:
a) Kecukupan contingency funding plan
b) Kesesuaian kebijakan dengan struktur asset dan kewajiban
c) Kecukupan penetapan dan prosedur limit
d) Kecukupan akuntabilitas dan jenjang delegasi wewenang

21

g. Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang,
pasar modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya.
Indikator pendukung, seperti:
a) Peringkat Bank, peringkat bank diberikan oleh pihak
eksternal
b) Persyaratan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP)
c) Catatan reputasi (track record) dan ketersediaan money
market line (credit line)
d) Tingkat Bunga PUAB vs bunga PUAB yang dikenakan pada
bank
h. Stabilitas Dana Pihak Ketiga (DPK)
Indikator pendukung, seperti:
a) Pertumbuhan DPK
b) Pertumbuhan Deposan Inti
6. Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas
terhadap resiko pasar anatar lain dilakukan melalui penilaian
terhadap komponen-komponen:
a. Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi
suku bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat
fluktuasi (adverse movement) suku bunga.

22

b. Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi
nilai tukar dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat
fluktuasi (adverse movement) nilai tukar
c. Kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar.
2. Faktor – Faktor Penentu Kinerja
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan kinerja kesehatan
BPR antara lain: (Taswan, 2010:509)
a. Perselisihan intern yang diperkirakan akan menimbulkan dampak
negative dalam BPR.
b. Campur tangan pihak-pihak diluar BPR dalam kepengurusan
(manajemen) BPR, termasuk didalamnya kerja sama yang tidak wajar
yang mengakibatkan salah satu atau beberapa kantornya berdiri
sendiri.
c. Window dressing dalam pembukuan dan atau laporan bank yang secara
material dapat berpengaruh terhadap keadaaan keuangan bank
sehingga mengakibatkan penilaian yang keliru terhadap BPR.
d. Praktik bank dalam bank, atau melakukan usaha bank diluar
pembukuan bank.
e. Kesulitan keuangan yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk
memenuhi kewajibannya kepada pihak ketiga.
f. Praktik perbankan lain yang menyimpang yang dapat membahayakan
kelangsungan usaha BPR dan/ atau menurunkan kesehatan BPR.

23

Penilaian tingkat kesehatan BPR menurut BI memiliki dua dasar
pertimbangan yaitu:
a. Kesehatan bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait.
b. Dengan

ditetapkannya

UU

No.

7

tahun

1992

perbankan

dikelompokkan 2 jenis bank yang lingkup dan kegiatan usahanya
berbeda yaitu bank umum dan BPR.
UU No. 7/1992 Pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa BPR adalah bank
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau prinsip
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran (kliring). Kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh BPR yang
meliputi:
a. Menerima simpanan, berupa Giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran
b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing
c. Melakukan pemrataan modal
d. Melakukan usaha perasuransian
e. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana yang di
maksud dalam UU No. 7/1992 pasal 13.
3. Model Pengukuran Kinerja BPR
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia tentang tata cara penilaian
tingkat kesehatan BPR harus memperhatikan:
1. Permodalan (Capital), adalah kecukupan modal yang menunjukkan
kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencakupi dan

24

kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur,
mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat
berpengaruh terhadap besarnya modal bank. Penilaian Terhadap Faktor
Permodalan didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang
Menurut Resiko (ATMR) sebagaimana diatur oleh BI tentang
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank (KPMM), dengan
ketentuan sebagai berikut:
-

Pemenuhan KPMM 8% diberikan predikat “ SEHAT” dengan
nilai 81 dan seiap kenaikan 0,1% dari 8% nilai ditambah 1
maksimum 100.

-

Pemenuhan KPMM kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberi
predikat “Kurang Sehat” dengan nilai 65 dan setiap penurunan
0,1% dari 7,9% nilai dikurangi 1 dengan minimal 0.

Dasar perhitungan:
CAR =

Untuk nilai Kredit diatas 8%
Nilai Kredit =

+1

Untuk nilai Kredit dibawah 7,9%
Nilai Kredit =

-1

25

Modal itu terdiri dari :
1. Modal Inti, terdiri dari:
a. Modal disetor
b. Agio
c. Dana Setoran Modal
d. Modal Sumbangan
e. Cadangan umum
f. Cadangan tujuan
g. Laba ditahan setelah dikurangi pajak yang oleh RUPS diputuskan
untuk tidak dibagikan.
h. Laba-laba tahun lalu setelah diperhitungkan pajak dan belum
ditetapkan penggunannya oleh RUPS.
i. -/- Goodwill
j. -/- Disagio
k. -/- Rugi tahun lalu
l. -/- Rugi tahun berjalan
2. Modal Pelengkap (dapat diperhitungkan setinggi-tingginya 100% dari
modal Inti), terdiri dari:
a. Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap
b. PPAP Umum setinggi-tingginya 1,25% dari Aktiva tertimbang
menurut resiko (ATMR)
c. Modal Pinjaman, dengan syarat sebagai berikut:
-

Tidak dijamin oleh BPR yang bersangkutan, dipersamakan
dengan modal dibayar penuh

-

Tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik, tanpa
perseujuan Bank Indonesia.

26

-

Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal
jumlah kerugian BPR melebihi laba ditahan dan Cadangancadangan yang termasuk Modal Inti, meskipun BPR belum
dilikuidasi.

-

Pembayaran Bunga dapat ditangguhkan apabila BPR dalam
keadaan rugi atau labanya tidak mendukung untuk membayar
bunga tersebut.

d. Pinjaman Subordinasi, setinggi-tingginya sebesar 50% dari Modal
Inti, dengan syarat:
-

Terdapat perjanjian tertulis antara BPR dengan pemberi
pinjaman

-

Mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia

-

Tidak dijamin oleh BPR yang bersangkutan dan telah dibayar
penuh

-

Paling singkat berjangka waktu 5 tahun

-

Pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan
dari Bank Indonesia dan dengan pelunasan tersebut permodalan
BPR tetap sehat

-

Hak tagihnya dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir
dari segala pinjaman yang ada.

27

Tabel 2.2 Kriteria penilaian kesehatan faktor permodalan
Kriteria
Sehat
Cukup Sehat
Kurang Sehat
Tidak Sehat

Hasil Rasio
= > 8%
>7,9% - < 8,0%
>6,5% - < 7,9%
10,35% - < = 12,60%
Cukup Sehat
Kurang Sehat
>12,60% - < = 14,85%
Tidak Sehat
>14,85%
Sumber: Bank Indonesia

Rasio PPAP
= >81%
>66% - < 81%
>51% - < 66%
1,215%
>0,999% - < = 1,215%
Cukup Sehat
Kurang Sehat
>0,765% - < = 0,999%
Tidak Sehat
= < 0,765%
Sumber: Bank Indonesia

Rasio BOPO
= 93,52% - < =94,72%
>94,72% - < =95,92%
>95,92%

5. Likuiditas (Liquidity) penilaian aspek likuiditas mencerminkan tingkat
kemampuan Bank untuk mengelola tingkat likuiditas yang memadai
guna memenuhi kewajibannya secara tepat waktu dan untuk memenuhi
kebutuhan lainnya. penilaian terhadap faktor likuiditas menggunakan

35

a. Rasio CR (Cash Ratio) adalah rasio likuid terhadap hutang lancar
yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
membayar hutang lancarnya dengan menggunakan alat likuidnya.

Rasio likuiditas (Cash Ratio) =

x 100%

Nilai Kredit =

Untuk rasio sebesar 0% diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan
0,05% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimal 100.
b. Rasio LDR (Loan to Deposito Ratio) yaitu perbandingan antara
kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima oleh bank (Loan
to Deposito Ratio LDR)

Rasio Likuiditas (LDR) =

Nilai kredit = (115% - RASIO ) x 4
Untuk LDR rasio sebesar 115% atau lebih akan diberi nilai kredit 0
dan untuk setiap penurunan 1% mulai rasio 115% nilai kredit
ditambah 4 dengan maksimal 100.

36

Tabel 2.5 Kriteria Penilaia tingkat kesehatan faktor Likuiditas

Kriteria

Hasil Rasio

Rasio 1
Sehat
>4,05%
Cukup Sehat
>3,30% - < = 4,05%
Kurang Sehat >2,55% - < = 3,30%
Tidak Sehat
< = 2,55%
Sumber: Bank Indonesia

Rasio 2
= < 94,75%
> 94,75% - < = 98,5%
> 98,5% - < = 102,25%