PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

(1)

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE

Analisis Resepsi Pada Divisi Marketing PT Victory International Futures Malang

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Disusun Oleh : Harris Kurniawan

08220334

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Harris Kurniawan NIM : 08220334

Konsentrasi : Audio Visual Judul Skripsi :

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE

Analisis Resepsi Pada Divisi Marketing PT Victory International Futures Malang Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang dan dinyatakan LULUS Pada Hari : Jumat

Tanggal : 24 Oktober 2014 Tempat : Ruang Dosen (605)

Mengesahkan Dekan FISIP UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si. Dewan Penguji :

1. Widiya Yutanti, MA ( )

2. Sugeng Winarno, MA ( )

3. Nurudin, M. Si ( )


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat serta kuasanya-Nya hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul :

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE

(Analisis Resepsi Pada Divisi Marketing PT Victory International Futures Malang)

Tidak sedikit penulis menghadapi hambatan dan tantangan dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat terwujud tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan dan dorongan baik secara moral maupun materiil sehingga terselesaikannya skripsi ini, kepada :

1. Allah SWT, pencipta alam semesta dan Maha Segalanya. Yang telah memberikan banyak hidayah serta rahmat-Nya sehingga skripsi ini lancar dan selesai.

2. Nabi Muhammad SAW. Melalui Beliau ajaran Islam itu disampaikan sehingga Umat Islam dapat mengikuti kebaikannya.

3. Kedua orang tuaku Achmad Kamil dan Dartatik, serta kakakku tercinta Adrie Yanuar yang telah senantiasa tidak ada henti untuk mendoakan, memotivasi dan memberikan kasih sayang yang melimpah sehingga


(4)

terselesaikannya skripsi ini, serta beribu kata maaf atas keterlambatan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Bapak Nurudin M.Si selaku dosen pembimbing I dan bapak Dr. Muslimin Machmud, M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah sabar dalam menyampaikan ilmu, memberikan pencerahan, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmunya kepada saya sebagai bekal untuk menjalani masa depan.

6. Para penulis buku yang telah penulis kutip dan pelajari sehingga ilmu yang disampaikan dapat bermanfaat untuk menyelesaikan skripsi ini. 7. PT. Victory International Futures Malang yang telah bersedia

memberikan ijin sebagai tempat penelitian ini dilakukan

8. Kedelapan subjek penelitian yang telah bersedia memberikan waktu dan berbagi pengetahuan mengenai hal-hal terkait skripsi ini. Terima kasih untuk bantuan dan partisipasinya

9. Pak Bambang yang telah memberikan akses untuk bisa melakukan penelitian di PT. Victory International Futures Malang.

10. Pak Jagad selaku HRD yang telah bersedia mengenalkan staf divisi marketing PT. Victory International Futures

11. Sahabat eMKa (Mata Kamera) yang senantiasa memberi dukungan, bantuan, kesabaran, dan perhatiannya selama ini. Sekali lagi terimakasih banyak.

12. Ana Nur Metania yang selalu memberikan motivasi, pencerahan, tips-tips dalam menghadapi dosen pembimbing, membantu mencarikan referensi dan hal lain yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

13. Teman-teman bimbingan yang memberi tips serta motivasi selama bimbingan, Dody, Octo, Alma, Merisa, Rizky, Danang dan pihak lain yang juga turut memberikan bantuan, semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan dengan pahala yang berlipat.


(5)

14. Seluruh teman – teman JUFOC yang secara langsung dan tidak langsung dan tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan pertanyaan – pertanyaan yang memotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi.

15. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas kerjasamanya.

Dalam hal ini penulis hanya manusia yang tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan baik dari segi penulisan maupun yang lainnya. Untuk itu, penulis mengharapkan saran agar dapat memberikan masukan dalam penulisan selanjutnya. Semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi pihak yang membutuhkannya.

Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Malang, 20 Oktober 2014


(6)

DAFTAR ISI

Cover

Lembar Persetujuan ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Pernyataan Orisinalitas... iii

Berita Acara Bimbingan ... iv

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... viii

Daftar Bagan ... viii

Daftar Gambar ... viii

Daftar Lampiran ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

D.1. Manfaat Akademis ... 4

D.2. Manfaat Praktis ... 4

E. Tinjauan Pustaka ... 5


(7)

E.2. Televisi ... 6

E.2.1 Televisi Sebagai Media Massa. ... 10

E.2.2. Program Acara Televisi ... 10

E.2.3. Format Tayangan Televisi ... 12

E.3. Berita ... 14

E.3.1 Jenis Berita ... 16

E.4. Komoditas ... 19

E.4.1. Komoditas Berjangka ... 20

E.5. Studi Resepsi ... 20

F. Fokus Penelitian ... 22

G. Metode Penelitian ... 23

G.1. Pendekatan Penelitian ... 23

G.2. Teknik Pemilihan Subjek Penelitian ... 24

G.3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

G.4. Jenis dan Sumber Data ... 30

H. Teknik Pengumpulan Data ... 31

I. Teknik Analisis Data ... 32

J. Teknik Keabsahan Data ... 33

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIHAN ... 34

A. Tayangan Kabar Pasar Tv One ... 34

B. Tv One ... 36

C. Latar Belakang PT Victory International Futures ... 37


(8)

C.2. Produk Perusahaan ... 40

C.3 Struktur Organisasi ... 45

C.3.1 Divisi Marketing ... 46

C.3.2. Divisi Eksternal Manager ... 46

C.3.3 Struktur Organisasi JFX ... 47

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 48

A. Identitas Subjek Penelitian ... 49

B. Analisis Hasil Penelitian ... 51

B.1. Konsumsi Berita dari Tayangan Kabar Pasar di Tv One ... 51

B.2. Penerimaan Berita dari Tayangan Kabar Pasar di Tv One ... 63

B.3 Pemaknaan Berita Perkembangan Komoditi Berjangka pada Program Acara Kabar Pasar di Tv One ... 66

B.4. Pemaknaan Tayangan Kabar Pasar di Tv One ... 77

B.5. Pemaknaan Referensi Berita Kabar Pasar di Tv One ... 80

B.6 Makna Kriteria Tayangan Berita Ekonomi dan Bisnis oleh Audience ... 85

BAB IV PENUTUP ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 93

B.1. Saran Akademis ... 93

B.2. Saran Praktis ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 95 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Penentuan Subjek Peneltitian ... 24

Tabel 3.1. Tabel Identitas Subjek Penelitian ... 49

DAFTAR BAGAN Bagan 2.1. Struktur Organisasi VIF Malang ... 45

Bagan 2.2. Struktur Organisasi Divisi Marketing ... 46

Bagan 2.3. Struktur Organisasi Divisi Eksternal Manager ... 47

Bagan 2.4. Struktur Organisasi JFX ... 47

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Skema Format Tayangan Televisi ... 13

Gambar 1.2. Skema Analisis Data Model Interaktif dari Mules dan Huberman ... 33

Gambar 1.3. Triangulasi Sumber ... 33

Gambar 2.1. Tayangan Kabar Pasar di Tv One ... 36


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1, Draft Wawancara Penelitian 2. Lampiran 2, Tabel Kategorisasi

3. Lampiran 3, Surat Keterangan Penelitian dari PT. Victory International Futures 4. Lampiran 4, Dokumentasi Pribadi Penulis


(11)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Effendy, Onong Uchjana (1993), Televisi Siaran Teori & Praktek, Bandung: CV. Mandar Maju

Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat, 2007. Jurnalistik Teori dan Praktik, Bandung: Rosda.

Machmud, Muslimin. 2011. Komunikasi Tradisional: Peran Kearifan Lokal

Masyarakat Sulawesi Selatan Melalui Berbagai Media Warisan.

Yogyakarta: Buku Litera.

Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mondry, 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, Bogor: Ghalia Indonesia.

Morissan, 2010. Jurnalistik Televisi Mutakhir, Jakarta: Kencana

Naratama (2004), Menjadi Sutradara Televisi Dengan Single & Multi Kamera. Jakarta: PT Grasindo

Nurudin, 2009, PengantarKomunikasi Massa, Jakarta: Rajawali Pers Santana, Septiawan. 2005. Jurnalisme Kontemporer, Jakarta: BukuObor. Sugiyono, 2010. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alpabeta. Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Kencana

Wahyudi, JB. 1994. Dasar – Dasar Manajemen Penyiaran, Jakarta: Gramedia

Jurnal

Ido Hadi Prijana. 2009, Penelitian Khalayak dalam Perspektif Reception Analysis. Surabaya: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra


(12)

Internet

http://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Komoditi_dan_Derivatif_Indonesia (diakses pada 20 Februari 2014 pukul 10.15)

http://www.vifcorps.com/our-products/foreign-exchange (diakses pada 5 juni 2014 pukul 7.32)

http://www.vifcorps.com/our-products/index-futures (diakses pada 5 juni 2014 pukul 7.34)

http://www.vifcorps.com/our-products/commodity (diakses pada 5 juni 2014 pukul 7.35)

http://www.vifcorps.com/our-products/cfds#apa-itu-cfds (diakses pada 5 juni 2014 pukul 7.36)


(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar belakang

Sekarang ini informasi merupakan salah satu kebutuhan vital bagi semua masyarakat, terutama bagi sebagian masyarakat yang menjadikan informasi kebutuhan primer setiap harinya. Oleh karena itu, dalam pencapaian tujuan tersebut tentunya media massa sangat berperan sebagai alat atau sarana dalam menyampaikan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat secara massif (massive).

Dari beberapa media yang ada televisi dipercaya menjadi media yang paling efektif dan murah karena melibatkan dua indra manusia secara bersamaan, yaitu indra penglihatan dan pendengran. murah karena sebagian besar masyarakat indonesia sudah memiliki dan langsung bisa mendapatkan informasi yang terpancar tanpa perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk langganan. Karena hal itu banyak stasiun televisi yang bermunculan baik berskala nasional maupun lokal, stasiun televisi yang berskala nasional yang beroperasi saat ini antara lain TRANS 7, TRANS TV, SCTV, RCTI, Indosiar, Metro TV, MNC TV, TVRI, Global TV, NET, ANTV, Kompas TV dan TV One Sedangkan televisi berskala lokal sendiri adalah JTV, ATV, SBO, Arek TV, Citra TV, Malang TV, dan sebagainya.

Dengan banyaknya stasiun televisi yang bermunculan dan banyak pula yang mengusung konten siaran yang hampir sama, yaitu hiburan, life style, dengan


(14)

2 porsi berita dan pendidikan relatif kecil. Maka beberapa stasiun televisi nasional mengambil strategi untuk memposisikan dirinya menampilkan konten siaran tertentu sebagai porsi utama siaran mereka, sebagai contoh TV One dan Metro Tv yang sebagian besar program acaranya bermuatan berita.

Kedua televisi tersebut memiliki program acara yang tidak dimiliki oleh stasiun televisi lain, yaitu program acara yang khusus membahas tentang berita ekonomi, termasuk didalamnya informasi bisnis, pergerakan indeks saham, komoditi berjangka dan nilai mata uang asing. Acara tersebut bernama Kabar Pasar untuk TvOne dan Market Review untuk MetroTv, karena alasan dan pertimbangan tertentu kedua program acara ini ditayangkan pada waktu yang sama, namun pada saat penelitian ini ditulis program acara Market Review dari MetroTv sudah tidak lagi ditayangkan dan diganti program tayangan berita lain.

Kabar Pasar dari TvOne ditayangkan 2 kali dalam sehari, yaitu pukul 9.30 WIB dan pukul 15.00 WIB untuk siaran live dengan menyajikan informasi bisnis, ekonomi, dan berita berdampak ekonomi, dalam tayangan ini juga disajikan informasi mengenai kurs mata uang dan indeks saham dalam dan luar negeri yang dikemas dengan grafis yang menarik sehingga memudahkan pemirsa dalam memahami info yang disampaikan. Informasi yang Nane Nindy dan Ike Suharjo ini secara nalar sangat dibutuhkam oleh para pelaku bisnis di Indonesia, karena dengan mengetahui berita ekonomi dalam dan luar negeri tersebut mereka bisa memprediksi atau mengambil sikap terhadap barang atau komodi yang mereka perjual belikan, karena keadaan ekonomi suatu negara atau tempat bisa mempengaruhi negara lainnya


(15)

3 Namun perusahaan yang paling peka terhadap isu-isu ekonomi dalam maupun luar negeri tersebut adalah perusahaan yang bergerak di bidang investasi komodi berjangka dan pasar modal, komoditi berjangka sendiri adalah barang yang diperjual belikan pada pasar modal, bisa berupa mata uang, saham, maupun mineral dan hasil bumi. perusahhan semacam ini memperjual belikan komoditi tidak berupa barang nyata namun berupa indeks subtitusi nilai barang dan sudah ada di Indonesia sejak masa penjajahan belanda dan mulai berkembang pada tahun 1995 saat pemerintah sudah mengaturnya dalam undang-undang, saat ini sudah banyak perusahaan dalam bidang komoditi berjangka yang ada di Indonesia, salah satu perusahaan tersebut adalah PT Victory International Futures, berdiri sejak tahun 2003 dan berkembang sangat pesat dengan memperoleh sertifikasi-sertifikasi di bidang brokerage. Berpusat di Surabaya dan memiliki cabang di kota-kota besar seperti Semarang, Medan, Manado, Jember, Jayapura, Yogyakarta, Denpasar, Mataram, Pontianak, Palu termasuk di Kota Malang.

Penelitian ini menarik untuk dilakukan karena dengan menjadi satu-satunya program acara news yang khusus menampilkan informasi ekonomi, bisnis dan indeks saham, sudahkah informasi yang disampaikan Kabar Pasar di TvOne tersebut mencukupi kebutuhan audiens yang bekerja di perusahaan investasi berjangka khususnya PT Victory Internasional Futures Malang dan bagaimana karyawan perusahaaan tersebut memaknai program acara tersebut.

Dari fenomena tersebut penulis meneliti, bagaimana pemaknaan perkembangan komoditi berjangka pada tayangan Kabar Pasar di TvOne menurut karyawan PT Victory International Futures Malang.


(16)

4 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan pada latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah yaitu bagaimana pemaknaan berita perkembangan komoditi berjangka pada program acara kabar pasar di TV One menurut Karyawan PT Victory International Futures Malang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang makna berita perkembangan komoditi berjangka pada program acara kabar pasar di TV One bagi Karyawan PT Victory International Futures

D. Manfaat Penelitian D.1 Manfaat Akademis

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk menambah literatur penelitian kualitatif dalam bentuk karya tulis ilmiah tentang pemaknaan audience

terhadap suatu teks media dengan menggunakan studi resepsi. Hasil penelitian diharapkan pula dapat digunakan sebagai referensi tentang riset audien melalui studi resepsi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian yang sama namun dengan subjek yang berbeda. Seperti, dari segi nasabah PT. Victory Internasional Futures Malang.

D.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan tinjauan kepada pembuat program acara Kabar Pasar di Tv One atas hasil pemaknaan yang


(17)

5 dilakukan Karyawan PT Victory khususnya bagian marketing terhadap tayangan Kabar Pasar yang ada di Tv One yang bisa disampaikan lewat akun Facebook atau Twitter resmi dari Tv One

E. Tinjauan Pustaka E.1. Media Massa

Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serentak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa di banding dengan komunikasi jenis lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin,2009:9).

Saat ini media massa dapat dibedakan atas tiga kelompok, meliputi media cetak, elektronik, dan online. Media cetak merupakan media tertua yang ada di muka bumi. Ragam bentuk media cetak ialah koran, majalah, dan tabloid. Lain hal nya dengan media cetak, media elektronik muncul karena perkembangan teknologi modern yang berhasil memadukan konsep media cetak dan suara (radio), bahkan kemudian dengan gambar melalui layar televisi. Sementara itu, perkembangan teknologi internet juga memunculkan sebuah media massa baru yaitu media online. Sepintas orang akan menilai media online merupakan media elektronik, tetapi para ahli memisahkannya dalam kelompok tersendiri. Alasannya media online tidak hanya menggunakan gabungan proses media cetak dengan menulis informasi yang disalurkan melalui sarana elektronik, tetapi juga berhubungan dengan komunikasi persona yang terkesan perorangan (Mondry, 2008:13).


(18)

6 Kebanyakan ahli teori menganggap media massa sebagai wahana yang netral dalam membuat pesan. (John Vivian, 2008:453). Seorang ahli komunikasi Defleur berpendapat bahwa pesan yang disampaikan melalui media massa akan menimbulkan reaksi yang berbeda bagi penerima yang mempunyai karakter yang berbeda pula karena setiap individu mempunyai interest yang berbeda pula. Sementara itu menurut Robert K. Avery berpendapat, bahwa Individu dalam menerima pesan-pesan dari media massa akan memberikan reaksi berupa:

1. Selective Attetion, masing-masing individu hanya akan memilih program acara atau berita yang menarik minatnya.

2. Selective Perception, individu akan menafsirkan sendiri pesan-pesan yang diterimanya melalui media massa.

3. Selective Retention, individu hanya akan mengingat hal-hal yang ingin dia ingat (Wahyudi, 1994: 16).

E.2. Televisi

Televisi merupakan hasil perpaduan antara audio dengan video dan keduanya hadir untuk saling melengkapi. Televisi disini diartikan sebagai televisi siaran, audio dari segi penyiaran (broadcast) sedangkan video adalah segi gambar geraknya (moving images). Jadi dalam saluran televisi terdiri dari dua bagian yaitu saluran suara yang termodulasikan secara frekuensi (frequency-modulated sound channel) dan saluran video. (video chanel) (Onong,1993:22).


(19)

7 Pada dasarnya, prosentasi penggunaan jenis media massa saat ini masih di kuasai televisi. Hal ini disebabkan karena televisi memiliki beberapa kelebihan antara lain, sebagai berikut:

1. Bersifat Dengar – Pandang

Berbeda dengan media radio yang hanya bisa dinikmati melalui indera pendengaran, televisi bisa dinikmati secara visual melalui indera penglihatan. Karena jika seseorang melihat suatu peristiwa di televisi, orang tersebut akan memiliki kekuatan sugestif yang tinggi.

2. Menghadirkan Realitas Sosial

Televisi mampu menghadirkan suatu realitas sosial yang seolah – olah seperti aslinya. Hal ini tentu memiliki pengaruh sangat kuat pada diri khalayak. Visualisasi yang didukung oleh kekuatan suara pada kenyataannya sangat membantu memahamkan seseorang terhadap sesuatu yang sulit menjadi mudah dimengerti.

3. Simultaneous

Kelebihan lain dari televisi adalah mampu menyampaikan segala sesuatu secara serempak sehingga dapat menyampaikan informasi kepada banyak orang yang tersebar di berbagai tempat dalam waktu yang sama persis (simultaneous). Sifat ini tidak dimiliki oleh media cetak yang membutuhkan sistem distribusi panjang sehingga lokasi yang berada jauh dari tempat percetakan akan menerima informasi lebih lambat dibandingkan dengan yang berada didekat pusat penerbitan.


(20)

8

4. Memberi Rasa Kedekatan

Televisi dijadikan media yang efektif dalam proses komunikasi. Karena tayangan program televisi secara umum disajikan dengan pendekatan yang persuasif kepada khalayaknya. Dengan menggunakan sapaan yang member kesan dekat, tidak berjarak, bahasa tutur sehari – hari, gesture yang wajar menciptakan suasana intim atau dekat antara presenter program dengan khalayak. Pada dasarnya, televisi didukung visual yang menarik, sehingga jika potensi tersebut dikelola secara baik untuk misi pendidikan, pengaruh yang ditimbulkan pun cukup besar.

5. Menghibur

Kelebihan terbesar televisi adalah menghibur. Menurut Neil Postman bahwa esensi media televisi adalah hiburan sehingga beliau memperolok masyarakat dengan sindiran “menghibur diri sampai mati”. Oleh karenanya, dalam memproduksi suatu program acara, televisi selalu mempertimbangkan aspek hiburan (Adi, 2010: 14-16).

Dari beberapa kelebihan di atas, Onong Uchjana (1993) merumuskan fungsi pokok televisi, yaitu:

1. Fungsi Penerangan (The Information Function)

Fungsi ini dipakai pertama kali pada tahun 1946 di New York, dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Berawal dari sini masyarakat berpendapat bahwa televisi telah mampu menyiarkan informasi yang amat memuaskan.


(21)

9 Hal ini adalah implikasi dari dua faktor dalam media massa audio visual, yakni faktor “immediacy” dan kedua faktor “realism”. Faktor Immediacy

mencakup pengertian langsung dan dekat. Langsung yang artinya pemirsa bisa melihat dan mendengar langsung sebuah peristiwa yang sedang berlangsung dan ditayangkan oleh televisi. Faktor Realism mengandung makna kenyataan. Suara dan imaji yang dinikmati pemirsa adalah nyata dan pemirsa seakan-akan melihat sendiri peristiwa yang sedang diberitakan. 2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function)

Dengan kekuatan yang dimiliki oleh televisi yang dikemukakan sebelumnya, maka selakyaknya menyiarkan acara-acara yang bermuatan pendidikan, mengingat keefektifan dari televisi.

3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function)

Fungsi yang ketiga ini adalah fungsi yang sangat dominan sekali. Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran dikuasi oleh acara -acara hiburan.

4. Fungsi Kontrol Sosial (The Social Control Function)

Pelaksanaan fungsi kontrol sosial oleh pers sebagian besar ditujukan kepada pemerintah dan aparat negara. Karenanya, fungsi ini selalu membela kepentingan masyarakat. Namun, sesungguhnya kontrol sosial ini juga dapat diberikan kepada masyarakat sebagai bagian dari sistem kemasyarakatan.

Dari keempat fungsi yang dijabarkan Onong diatas, maka Kabar Pasar dari TvOne mempunyai fungsi sebagai penerang karena dalam tayangan


(22)

10 program acara tersebut dipaparkan dan dijelaskan informasi mengenai perkembangan komoditi berjangka yang ada di dalam dan luar negeri.

E.2.1. Televisi Sebagai Media Massa

Istilah media massa merupakan singkatan dari media komunikasi massa, dipergunakan untuk menunjukkan penerapan alat tekhnis (media) yang menyalurkan atau merupakan wadah komunikasi massa. Sebagaimana pernyataan Harold lasswell tentang definisi komunikasi yakni Who Says What In Which Channel to Whom With What Effect? Sehingga, dapat disimpulkan bahwa televisi siaran merupakan media komunikasi massa karena memenuhi unsur-unsur yang terdiri dari sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima (receiver) serta efek (effect).

Televisi merupakan bagian dari media massa yang mampu menyediakan berbagai informasi yang actual dan menyebarkan ke masyarakat umum. Yang dimaksudkan dengan televisi di sini ialah televisi siaran (television broadcast) yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa antara lain: komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan, komunikasi berlangsung satu arah, dan komunikannya heterogen (Onong, 1993: 21) Namun saat ini televisi sudah berlangsung dua arah.

E.2.2. Program Acara Televisi

Dalam dunia pertelevisian, sebuah program televisi merupakan hal yang sangat vital. Program televisi merupakan bagian yang akan membawa


(23)

11 penonton untuk menonton televisi. Sebuah program yang baik tentunya adalah program yang mampu memberikan sajian informasi yang dibutuhkan oleh penontonnya, sebuah program yang mampu mendidik, menjadi sumber informasi, dan menghibur.

Program acara televisi adalah mata acara yang disiarkan oleh stasiun televisi, baik harian, mingguan, tengah bulan, bulanan, triwulan, tengah tahun, dan tahunan (Wahyudi, 1994: 22). Adakalanya acara-acara tersebut diproduksi sendiri oleh masing-masing stasiun televisi dan terkadang juga membeli sebuah produksi audio visual yangsudah jadi dari rumah-rumah produksi atau production house

(Naratama, 2004: 12).

Mutu dari suatu acara sangat berpengaruh bagi stasiun televisi dikemudian hari. Jika mutu acara yang ditayangkan bagus sesuai dengan kondisi dan segmentasi khalayak pemirsanya dan penempatan waktu tayang sesuai dengan program acara tentu akan mendapatkan perhatian luas dari masyarakat. setiap program acara televisi yang akan disiarkan harus dibuatkan:

a. Judul mata acara

b. Kriteria atau batasan mata acara c. Format atau bentuk penyajian d. Durasi atau lama waktu siaran

Selain hal tersebut diatas penentuan program acara televisi hendaknya dilandasi oleh:

a. Misi, fungsi dan tugas stasiun penyiaran b. Landasan filosofi, konstitusi, dan operasional


(24)

12 c. Hasil riset khalayak sebagai konsumen

d. Norma, etika, dan estetika yang berlaku

e. Kebijakan intern dan ekstern (Wahyudi, 1994: 22)

Penanyangan sebuah program acara televisi bukan hanya bergantung pada konsep penyutradaran atau kreativitas penulis naskah, melainkan tergantung pada kemampuan profesionalisme dari sebuah kelompok kerja dunia broadcast dengan seluruh divisinya. Acara yang bagus bisa melorot ratingnya jika promosi dan kualitas gambar on air-nya mengalami gangguan frekuensi. Namun hal ini masih dapat diantisipasi yakni dengan menentukan format tayangan televisi.

E.2.3. Format Tayangan Televisi

Naratama (2004:58) menuliskan bahwa ada tiga konsep dasar menonton yang harus diperhatikan dan dipahami oleh perancang program televisi, tiga konsep tersebut adalah :

1. What People Want To See, yaitu apa yang ingin dilihat oleh penonton. 2. What People Need To See, yaitu apa yang perlu dilihat oleh penonton. 3. What People Want and Need To See, yaitu apa yang ingin dan perlu

dilihat.

Dari tiga konsep tersebut maka akan mudah untuk menentukan format acara televisi. Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut (Naratama, 2004:63). Untuk


(25)

13 lebih jelasnya dalam membedakan tiga bagian dalam format tayangan televisi. ada gambarannya sebgai berikut :

Timeless&imajinatif timeless&factual factual&actual

Dokurama Infotainment

Opera Sportainment Musikal

Reality show

- Others - Magazine Show - features

- Tragedy - Talk Show - Sport

- Aksi - Variety Show - News

- Komedi - Repackaging

- Cinta - Game Show

- Legenda - Kuis

- Horor

Gambar 1.1 Skema Format Tayangan Televisi Sumber: Naratama, 2004 : 63

DRAMA (FIKSI) adalah sebuah format tayangan televisi yang diproduksi dan diciptakan melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan. Adegan – adegan tersebut akan menggabungkan anatar realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi khayalan para kreatornya. Contoh : drama percintaan, tragedy, horor, komedi, legenda, aksi dan sebagainya.

NON DRAMA (NON FIKSI) adalah sebuah format tayangan televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus mengintrepetasi ulang dan tanpa harus menjadi

Format Tayangan Televisi

DRAMA/

FIKSI NON DRAMA/NON FIKSI

BERITA/ NEWS


(26)

14 dunia khayalan. Non drama bukanlah sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya. Untuk itu format program tayangan non drama merupakan sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya, dan music. Contoh : talkshow, konser music, dan variety show. BERITA (NEWS) adalah format tayangan televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian atau peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari. format ini memerlukan nilai-nilai factual dan actual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang independen. Contoh : berita ekonomi, liputan siang dan laporan olahraga (Naratama, 2004: 64-65).

E.3. Berita

Berita merupakan laporan tentang suatu kejadian atau peristiwa. Berita menjadi informasi terbanyak yang diperoleh bila seseorang membaca media cetak, bahkan ada yang mengatakan bisa mencapai 90 persen, meskipun belum tentu presentasinya seperti itu jika khaayak memanfaatkan media elektronik. Moondry mendefinisikan berita merupakan informasi atau laporan yang menarik perhatian masyarakat konsumen, berdasarkan fakta, berupa kejadian atau ide (pendapat), disusun sedemikian rupa dan disebarkan media massa dalam waktu secepatnya (Mondry,2008:133).

Menurut Mitchell V. Charnley berita adalah laporan aktual tentang fakta-fakta dan opini yang menarik atau keduanya, bagi sejumlah orang. Makin cepat berita disiarkan, makin hangat dan makin laris pula dikonsumsi oleh publik (Hikmat & Purnama Kusumaningrat, 2007:39).


(27)

15 Adapun elemen nilai berita yang mendasari pelaporan berita diantaranya: a. Aktualitas (Timeliness), Semakin aktual sebuah berita, semakin baru sebuah

peristiwa itu terjadi, artinya semakin tinggi nilai beritanya.

b. Kedekatan (Proximity), Khalayak akan tertarik dengan berita yang menyangkut kehidupan, seperti keluarga, klub olahraga, tempat yang dikenali khalayak setiap harinya, dan sebagainya.

c. Keterkenalan (Prominance), Elemen ini tidak dibatasi atau hanya di tunjukkan pada status VIP (Very Important Person) semata. Beberapa tempat, pendapat, dan peristiwa termasuk dalam elemen ini.

d. Dampak (Consequence), Berita yang mengubah kehidupan pembaca adalah berita yang mengandung nilai konsekuensi. Sebagai contoh berita mengenai kenaikan gaji pegawai negeri atau kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak).

e. Konflik (Conflict), Perseteruan antar individu, antar tim, antar kelompok, sampai antar negara, merupakan elemen elemen natural dari berita yang mengandung nilai konflik.

f. Keanehan (Odity), Peristiwa yang tidak biasa terjadi ialah sesuatu yang akan diperhatikan segera oleh masyarakat.

g. Seks (Sex), Kerap kali elemen ini menjadi satu elemen utama pemberitaan. Tapi seks sering pula menjadi elemen tambahan bagi pemberitaan tertentu. Berbagai berita artis hiburan banyk dibumbui dengan elemen seks. Berita politik impeachment presiden AS, Bill Clinton, banyak terkait dengan unsure seksnya.


(28)

16 h. Emosi (Emotion), Elemen ini kadang dinamakan dengan elemen human interest. Elemen ini menyangkut kisah yang mengandung kesedihan, kemarahan, simpati, ambisi, kebencian, cinta, kebahagiaan dan sebagainya. i. Kemajuan (Progress), elemen ini merupakan perkembangan suatu peristiwa

yang ditunggu masyarakat. Kesudahan invasi militer Amerika Serikat (AS) ke Irak , misalnya masih tetap ditunggu masyarakat. Serta bagaimana masyarakat Irak seusai perang tersebut membangun pemerintahannya adalah elemen berita yang ditunggu masyarakat.

j. Ketegangan (Suspense), Elemen ini menunjukkan sesuatu yang di tunggu terhadap sebuah peristiwa oleh masyarakat. Adanya ketegagan menunggu pecahnya perang (invasi) AS ke Irak salah satu contohnya. Namun, elemen ini tidak terkait dengan paparan kisah berita yang berujung klimaks kemisterian. Kisah berita yang menyampaikan fakta tetap merupakan hal yang penting dan dituntut masyarakat. Ketegangan khalayak tetap terjadi selama kasus tersebut dilaporkan media, khususnya pada rincian fakta kejadiannya beserta wacana politik yang membayanginya (Septiawan Santana K,2005:18).

E.3.1 Jenis Berita

Berita termasuk dalam program informasi, program informasi sendiri merupakan segala jenis siaran yang ditujan untuk memberikan tambahan pengetahuan atau informasi kepada khalayak audience, kekuatan program ini terletak pada informasi yang disajikan kepada audience. Dan program informasi


(29)

17 tidak selalu berupa pelaporan presenter atau penyiar membacakan berita, tetapi segala bentuk penyajian informasi.

Program informasi dapat dibedakan menjadi dua menurut nilai beritanya, (Morissan, 2010: 24-28) yaitu:

1. Hard News (Berita Keras)

Berita keras merupakan segala informasi penting dan/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar diketahui khalayak audience secepatnya.

Berita keras dapat disajik an melalui suatu program berita yang berdurasi beberapa menit saja semisal Breaking News, hingga program berita yang berdurasi 30 menit atau bahkan satu jam. Biasanya program berita berdurasi lama berisi beberapa bentuk berita seperti straight news, features dan infotainment

a. Straight News, merupakan berita „Langsung‟ maksudnya suatu berita yang

singkat (tidak detil) dengan hanya menyajikan informasi terpenting mencakup 5W+1H terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. Jenis berita ini sangat terikat waktu karena sifat informasinya yang cepat basi bila tidak segera disampaikan ke audience

b. Feature, adalah berita ringan namun menarik, pengertian menarik disini adalah informasi mengantuk suatu keunikan, lucu, aneh, menimbulkan kekaguman dan sebagainya. Pada dasarnya feature termasuk kedalam soft news karena tidak terlalu terikat waktu penayangan, namun karena durasinya yang singkat feature masuk kedalam kategori hard news


(30)

18

c. Infotainment, berasal dari dua kata yaitu information dan entertainment

dan bila dijadikan sau berarti informasi hiburan, namun hiburan yang dimaksud bukan informasi hiburan, namun informasi tentang celebrity. Sekrang Infotainment disajikan dalam program berita sendiri yang terpisah dan khusus menampilkan berita-berita mengenai kehidupan selebritis. 2. Soft News (berita lunak)

Berita lunak merupakan segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan.

Berita yang termasuk kategori ini ditayangkan pada suatu program tersendiri di luar program berita. Program yang termasuk kedalam kategori berita lunak adalah: magazine, current affair, documenter, dan talk show

a. Magazine, diberi nama magazine karena topic atau tema yang disajikan mirip dengan topic-topik atau tema yang ada dalam suatu majalah.

Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain Magazine adalah Feature dengan durasi yang lebih panjang, Magazine lebih menekankan pada aspek menarik suatu informasi daripada aspek pentingnya.

b. Current affair, adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan siuatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. Dengan demikian current affair cukup terikat dengan waktu dalam hal penayangannya namun tidak seketat hard news, batasannya adalah bahwa selama isu yang dibahas masih mendapat


(31)

19 perhatian khalayak maka current affair dapat disajikan. Contoh current affair adalah program yang menyajikan cerita mengenai kehidupan masyarat setelah ditimpa bencana alam dahsyat.

c. Dokumenter, adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik, semisal program documenter yang menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan atau sejarah seorang tokoh, atau kehidupan tentang suatu masyarakat dan lainnya.

d. Talk Show, disebut juga program perbincangan, program yang

menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topic tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host), mereka yang diundang adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topic yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang tengah dibahas.

E.4 Komoditas

Komoditas adalah sesuatu benda nyata yang relatif mudah diperdagangkan, dapat diserahkan secara fisik, dapat disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu dan dapat dipertukarkan dengan produk lainnya dengan jenis yang sama, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh investor melalui bursa berjangka. Secara lebih umum, komoditas adalah suatu produk yang diperdagangkan, termasuk valuta asing, instrumen keuangan dan indeks.

Karakteristik dari Komoditas yaitu harga ditentukan oleh penawaran dan permintaan pasar bukannya ditentukan oleh penyalur ataupun penjual dan harga


(32)

20 tersebut berdasarkan perhitungan harga masing-masing pelaku Komoditas contohnya adalah (namun tidak terbatas pada) : mineral dan produk pertanian seperti bijih besi, minyak, ethanol, gula, biji kopi, coklat, aluminium, beras, gandum, emas, berlian atau perak, tetapi juga ada yang disebut produk "commoditized" (tidak lagi dibedakan berdasarkan merek) seperti computer

E.4.1. Komoditas Berjangka

Komoditi atau instrumen keuangan dengan harga tertentu yang penyerahan barangnya disepakati akan dilakukan pada saat yang akan datang. Kontrak itu dibuat antara pihak-pihak yang saling tidak tahu lawaan transaksinya. Kontrak adalah mengikat pada saat terjadinya kesepakatan antara pembeli dan penjual meskipun mereka saling tidak tahu lawan transaksinya. Tidak ada pasar sekunder untuk kontrak dalam perdagangan berjangka. Semua kontrak adalah kontrak primer dan setiap kontrak (dengan subjek kontrak tertentu) yang terjadi (dibuka) harus didaftarkan pada otoritas bursa setempat, jadi kontrak diciptakan di bursa.

E.5. Studi Resepsi

Studi resepsi merupakan studi yang memberikan sebuah makna atas pemahaman teks media (cetak, elektronik, internet) dengan memahami bagaimana karakter teks media dibaca oleh khalayak. Kajian ini memfokuskan pada pengalaman dan pemirsaan khalayak (penonton/pembaca), serta bagaimana makna diciptakan melalui pengalaman tersebut. Berkaitan dengan hal itu, menurut Stuart Hall dalam Eriyanto (2000: 9) ada tiga bentuk pembacaan / hubungan


(33)

21 antara penulis dan pembaca, dalam hal ini antara pembuat berita dan audience, dan bagaimana pesan itu dibaca oleh keduanya, antara lain:

1. Posisi pembaca dominan (dominant hegemonic position)

Penulis menggunakan kode-kode umum sehingga dapat ditafsirkan dengan baik oleh pembaca. Artinya, tidak ada perbedaan penafsiran antara penulis dan pembaca.

2. Pembacaan yang dinegoisasi (negotiated code/position)

Kode yang ditransformasikan kemudian ditafsirkan secara terus menerus oleh kedua belah pihak. Namun, pembaca akan menerima kode tersebut secara umum dengan menggunakan kepercayaan dan keyakinannya dan dibandingkan dengan kode penulis.

3. Pembacaan oposisi (oppositional code/position)

Pembaca akan berseberangan penafsiran dengan penulis. Pembacaan oposisi ini muncul kalau penulis tidak menggunakan acuan budaya atau kepercayaan politik khalayak pembacanya, sehingga akan menggunakan acuan budaya dan kepercayaan politiknya sendiri.

Dalam konteks penelitian ini, khalayak yang masuk dalam kategori Posisi pembaca dominan (dominant hegemonic position). adalah ketika khalayak setuju dengan memaknai materi berita perkembangan komoditi berjangka dalam tayangan kabar pasar di tv one tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan oleh media. Secara hipotesis dapat dikatakan tidak terjadi perbedaan penafsiran antara pembuat program dengan khalayak.


(34)

22 Untuk kategori Pembacaan yang dinegoisasi (negotiated code/position), khalayak tidak serta merta menyetujui pesan yang ada dalam materi berita perkembangan komoditi berjangka dalam tayangan kabar pasar di tv one. Khalayak mengkompromikan kode yang disediakan oleh tim produksi acara tersebut dengan menggunakan kepercayaan dan keyakinannya terlebih dahulu dalam memaknai pesan materi yang disampaikan.

Terakhir, jika khalayak termasuk ke dalam kategori Pembacaan oposisi (oppositional code/position) maka khalayak tidak setuju dengan berita perkembangan komoditi berjangka dalam tayangan kabar pasar di tv one. Makna yang dihasilkan oleh khalayak berbeda dengan apa yang diinginkan oleh pembuat acara tersebut karena mereka mempunyai kerangka kode sendiri mengenai makna berita perkembangan komoditi berjangka . Penjelasan ini merupakan kebalikan dari posisi yang pertama. Beragam makna yang dihasilkan oleh khalayak tersebut juga terkait dengan konsep khalayak aktif dimana khalayak dilihat sebagai pihak yang lebih aktif dalam membuat keputusan mengenai bagaimana menggunakan media.

F. Fokus Penelitian

Menurut Spradley dalam Sugiyono, fokus adalah domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Fokus penelitian digunakan untuk membatasi studi bagi peneliti dan menentukan sasaran penelitian. (Sugiyono, 2008:208). Sehingga, peneliti dapat mengklasifikasikan data yang dikumpulkan, diolah, dan dianalisis dalam suatu penelitian.


(35)

23

Dalam penelitian ini, terkait dengan judul “Pemaknaan Berita

Perkembangan Komoditi Berjangka Pada Program Acara Kabar Pasar Di TV One (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures)”, maka Fokus penelitian ini secara umum yaitu pemaknaan atau hasil intepretasi dari subjek penelitian yakni karyawan PT PT Victory International Futures Malang, mengenai berita perkembangan komoditi berjangka pada program acara kabar pasar di TvOne, peneliti memfokuskan pada pengalaman dan pemirsaan audiens, serta bagaimana makna diciptakan melalui pengalaman tersebut. Program tayangan televisi yang menjadi acuan adalah Kabar Pasar di TvOne yang tayang pada pukul 15.00 WIB

G. METODE PENELITIAN G.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Artinya data yang digunakan merupakan data kualitatif (data yang tidak terdiri dari angka-angka) melainkan berupa kata-kata dari informan. Dan semua data yang dikumpulkan memiliki kemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti, dimana penelitian ini mengembangkan pertanyaan-pertanyaan (wawancara) kepada informan melalui in-depth interview hingga peneliti mendapatkan hasil yang diharapkan.

Sementara itu pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma interpretatif melalui metode reception analysis.


(36)

24 G.2. Teknik Pemilihan Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling

yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:53). Adapun yang menjadi kriteria subjek dalam penelitian ini adalah :

1. Subjek merupakan Karyawan PT Victory International Futures Malang yang bekerja pada posisi Associate Manager Marketing atau atasnya 2. Subjek mengerti tentang brokerage, paham istilah-istilah dan peraturannya 3. Subjek pernah melakukan trading

4. Subjek pernah menonton program acara Kabar Pasar di TvOne

5. Subjek memiliki pengalaman kerja minimal 5 tahun di bidang investasi berjangka.

Terdapat 22 orang karyawan PT Victory International Futures malang yang bekerja pada posisi Associate Manager Marketing atau atasnya. Dari 22 orang tersebut terseleksi delapan orang karyawan yang memenuhi syarat menjadi subjek penelitian. Berikut tabel hasil pemilihan subjek penelitian.

Tabel 1.1 Penentuan Subjek Penelitian Kategori / Nama Berposisi sebagai Associate Manager Marketing atau atasnya Mengerti tentang trading, paham istilah-istilah dan peraturan trading Pernah melakuk an trading Pernah menonton program acara Kabar Pasar di TvOne Memiliki pengalaman kerja minimal 5 tahun di bidang investasi berjangka Agus Setiawan

V V V V V


(37)

25

Edy Mulyanto V V V X X

WinnaAyu Putri

V V V V V

Bambang Tri V V V V X

Husor P V V V V X

Suhartatik V V V V V

Supriyadi V V V V V

Brian Verdana V V V V X

M Syarifuddin V V V V X

Uchik V V V V X

Septi Nurindah

V V V V V

Rachmad Ramadhan

V V V V X

Mutia Tania V V V V X

Herlina V V V X X

Nino Setiawan

V V V V V

Umi Suryaningsih

V V V V V

Yusuf Eko Sucahyo

V V V V V

Putut V V V V X

Denny T V V V V X

Oscar V V V V X

Alvin V V V V X


(38)

26 Keterangan :

V = Memenuhi kategori X = Tidak memenuhi kategori

Sesuai dengan tabel penentuan subjek di atas, terpilih delapan subjek penelitian yang masuk kriteria, maka berikut ini adalah daftar nama subjek yang berpartisipasi dalam proses penelitian ini.

1. Agus Setiawan 2. Winna Ayu Putri 3. Suhartatik 4. Nino Setiawan 5. Yusuf Eko Sucahyo 6. Supriyadi

7. Umi Suryaningsih 8. Septi Nurindah  Subjek 1

Agus Setiawan merupakan Chief Associate Manager Marketing yang membawahi dua Associate Manager Marketing dan tiga belas karyawan

Marketing Freelance. Pria 37 tahun ini merupakan alumni teknik mesin Universitas Muhmmadiyah Malang. Pria yang menyukai tantangan ini sebelumnya adalah seorang kontraktor, namun karena ingin mencoba sesuatu yang baru, maka di masuk di Perusahaan investasi berjangka yang menurutnya lebih baik dari segi finasial, akhirnya sejak lima tahun terakhir ia beralih profesi menjadi seorang Marketing di perusahaan investasi berjangka.


(39)

27  Subjek 2

Winna Ayu Putri adalah salah seorang ChiefAssociate Manager Marketing PT Victory yang membawahi satu Associate Manager Marketing dan sebelas karyawan Marketing Freelance. Wanita 30 tahun ini sudah tujuh tahun bergelut dalam bidang ini. Sebelumnya wanita asli Malang ini bekerja di perusahaan investasi berjangka lainnya, dan sejak pertengahan tahun 2013 bergabung dengan PT Victory. Wanita ini juga berprofesi sebagai dosen di Universitas Negeri Malang. Wanita yang memiliki latar belakang S2 Manajemen ini juga mengakui hasil dari pekerjaan ini lah yang membuatnya melanjutkan pendidikan S2.

Subjek 3

Suhartatik merupakan informan ketiga dalam penelitian ini. Wanita 29 tahun ini menjabat sebagai Chief Associate Manager Marketing yang membawahi satu Associate Manager Marketing dan sembilan karyawan Marketing Freelance. Lain dengan kedua informan sebelumnya, wanita yang lahir di Sumenep Madura ini menceritakan bahwa sejak lulus dari perguruan tinggi ia bekerja di PT Victory. Wanita lulusan UMM ini sudah mengabdi selama enam tahun di perusahaan ini. Selama itu pula Suhartatik melalui jenjang karir yang ada di Victory hingga akhirnya berkedudukan seperti sekarang.

Subjek 4

Ninno Setiawan merupakan informan yang sejak remaja sudah mengenal dunia

forex. Awalnya Ninno diperkenalkan oleh pamannya yang sudah lama menekuni bidang ini. Kemudian pria bernama asli Bonnito ini mulai tertarik


(40)

28 mengumpulkan referensi dengan banyak membaca dan mengobrol dengan pamannya. Pada tahun 2006, Ninno untuk pertama kalinya mencoba terjun di bidang ini, namun hanya sebagai sampingan saja. Pria alumni arsitek pertamanan IPB ini mengaku lebih tertarik di bidang design sebelumnya. Pada tahun 2009 keadaan menjadi terbalik, pria kelahiran Malang ini lebih berkonsentrasi di bidang investasi berjangka dan mengesampingkan bidang

designnya. Saat ini, pria 29 tahun ini menjabat sebagai sebagai ChiefAssociate Manager Marketing yang membawahi enam Associate Manager Marketing dan sembilan karyawan Marketing Freelance.

Subjek 5

Yusuf Eko Sucahyo merupakan informan terlama yang memiliki pengalaman di bidang investasi berjangka. Pria berusia 35 tahun ini terhitung sudah dua belas tahun menjalani profesi sebagai broker. Sebelumnya yusuf bekerja di PT Valbury, dan baru bergabung di PT Victory setahun yang lalu. Sekarang alumni Fakultas MIPA Universitas Brawijaya ini menjabat sebagai Associate Manager yang membawahi tiga Marketing Freelance dan Winna Ayu Putri, yakni informan kedua dalam penelitian ini merupakan atasannya sekaligus istrinya.

Subjek 6

Supriyadi merupakan CAMM yang terhitung baru di Victory, namun pengalamannya di bidang investasi berjangka sudah 10 tahun, pengalaman tersebut dia peroleh dari perusahaan serupa bernama PT. Valbury Asia Securities. Bapak dari dua anak ini mengaku tertarik pada bidang ini karena


(41)

29 membuka wawasannya di bidang perekonomian pasar uang, ia memulai karirnya dari backoffice, dan akhirnya memutuskan untuk masuk kedalam dunia marketing perusahaan investasi berjangka.

Subjek 7

Umi Suryaningsih memulai awal karirnya di PT. Victory pada tahun 2009, wanita berusia 38 tahun ini mengenyam pendidikan S1 pertanian, dan mengaku menggeluti bidang ini karena terlanjur masuk dan ingin berkarir di dalamnya. Meskipun demikian sekarang Umi sudah membawahi dua AMM dan sepuluh marketing lainnya.

Subjek 8

Septi Nurindah merupakan AMM yang dibawahi subjek 3, Bonnito. Septi memulai karirnya di Victory sejak lulus dari perguruan tinggi pada tahun 2009 di Universitas Negeri Malang jurusan akutansi, Ibu beranak satu ini mengaku tertarik pada bidang ini sejak di jenjang perkuliahan, dan baru bisa mewujudkannya saat dia lulus perguruan tinggi.

G.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di PT Victory International yang

beralamat di Jalan Letjen Sutoyo 77-B, Malang. Perusahaan ini merupakan

perusahaan investasi berjangka yang sudah mendapatkan izin Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia. PT Victory International Futures melalui


(42)

30 Keputusan Ketua Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) No : 18/BAPPEBTI/PN/4/2008 dan telah mendapatkan Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) No.: SPA-B080/BBJ/08/04. Selain itu , PT Victory International Futures juga telah memperoleh izin dari PT. Kliring Berjangka Indonesia (PERSERO) dan sudah disetujui sebagai Peserta Sistem Perdagangan Alternatif (SPA). Dengan kata lain perusahaan ini dapat dipertanggung jawabkan kinerjanya.

Peneliti menemui satu per satu informan untuk melakukan wawancara secara bergantian, sesuai dengan kesediaan informan. Sebelumnya peneliti membuat janji dengan informan. Kelima informan tersebut meminta peneliti melakukan wawancara di kantor PT Victory International Malang.

Wawancara dilakukan sebanyak satu sampai dua kali kepada informan. Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan observasi terhadap informan dengan mencatat bagaimana perilaku informan pada saat diwawancara oleh peneliti. Alokasi waktu setiap wawancara adalah satu hingga dua jam.

Waktu penelitian ini dilakukan pada akhir Mei tahun 2014 hingga data penelitian telah terkumpul lengkap.

G.4. Jenis dan Sumber Data

Menurut Lofland dalam Moleong menyatakan, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah tindakan dan kata-kata, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, dan lain-lain. (Moleong, 2007:157) Maka dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari :


(43)

31 1. Data primer

Data primer yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan dan wawancara (in depth interview) langsung dengan subjek penelitian. Data tersebut berupa pemaknaan materi perkembangan komoditi berjangka pada program tayangan Kabar Pasar Tvone berdasarkan latar belakang dan pengalaman dari subjek penelitian.

2. Data sekunder

Data sekunder didapatkan dari sumber tidak langsung, yaitu melalui informan yang merupakan karyawan PT Victory International Futures malang bagian lain, literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian ini seperti buku, jurnal, skripsi dan artikel dari internet mengenai materi perkembangan komoditi berjangka .

H. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui wawancara. Wawancara dilakukan sebagai teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk menggali informasi atau data untuk mengemukakan pengetahuan subjek penelitian yang berkaitan dengan pemaknaan materi berita perkembangan komoditi berjangka di kabar pasar TvOne.

Untuk memperoleh data, maka peneliti menggunakan metode wawancara mendalam (in-depth interview) dengan khalayak yang dijadikan sebagai subjek penelitiaan, yaitu karyawan PT Victory International Futures malang bagian

Marketing yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur, namun tidak dilakukan dengan


(44)

32 kaku sehingga pertanyaan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan. Peneliti telah berusaha mendapatkan informasi secara lengkap, mendalam, dan komprehensif sesuai tujuan penelitian pada saat dilakukannya wawancara tersebut. Pengumpulan data secara langsung ini juga menggunakan alat perekam

(recorder) pada saat wawancara sedang berlangsung sehingga dapat

meminimalisasi kesalahan dalam pembuatan transkrip setelah wawancara dilakukan.

I. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca. Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus–menerus sampai tuntas, datanya sudah jenuh. Adapun Aktifitas dalam teknik analisis data sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

2. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan didukung oleh bukti – bukti pada saat pengumpulan data. Kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan


(45)

33 bukti – bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya (Sugiyono, 2010: 246 – 252).

Gambar 1.2 Skema analisis data Model Interaktif dari Miles dan Huberman (Muslimin, 2011: 26)

J. Teknik Keabsahan Data

Peneliti menggunakan teknik keabsahan data triangulasi sumber. Dimana, triangulasi sumber berarti peneliti berupaya mengakses dari sumber-sumber yang bervariasi guna memperoleh data yang berkenaan dengan persoalan yang serupa (data diperoleh dari berbagai subjek). Hal ini berarti peneliti telah membandingkan data yang diperoleh dari suatu sumber dengan sumber yang lainnya.

Gambar 1.3 Triangulasi “Sumber”(satu teknik pengumpulan data pada bermacam– macam sumber data A, B, C)

(Sugiyono, 2010:83) Pengump

ulan Data

Penyajia n Data

Reduksi

Data

Penarikan/Pen gujian

Wawancara mendalam

A

B

C


(1)

mengumpulkan referensi dengan banyak membaca dan mengobrol dengan pamannya. Pada tahun 2006, Ninno untuk pertama kalinya mencoba terjun di bidang ini, namun hanya sebagai sampingan saja. Pria alumni arsitek pertamanan IPB ini mengaku lebih tertarik di bidang design sebelumnya. Pada tahun 2009 keadaan menjadi terbalik, pria kelahiran Malang ini lebih berkonsentrasi di bidang investasi berjangka dan mengesampingkan bidang designnya. Saat ini, pria 29 tahun ini menjabat sebagai sebagai Chief Associate Manager Marketing yang membawahi enam Associate Manager Marketing dan sembilan karyawan Marketing Freelance.

Subjek 5

Yusuf Eko Sucahyo merupakan informan terlama yang memiliki pengalaman di bidang investasi berjangka. Pria berusia 35 tahun ini terhitung sudah dua belas tahun menjalani profesi sebagai broker. Sebelumnya yusuf bekerja di PT Valbury, dan baru bergabung di PT Victory setahun yang lalu. Sekarang alumni Fakultas MIPA Universitas Brawijaya ini menjabat sebagai Associate Manager yang membawahi tiga Marketing Freelance dan Winna Ayu Putri, yakni informan kedua dalam penelitian ini merupakan atasannya sekaligus istrinya.

Subjek 6

Supriyadi merupakan CAMM yang terhitung baru di Victory, namun pengalamannya di bidang investasi berjangka sudah 10 tahun, pengalaman tersebut dia peroleh dari perusahaan serupa bernama PT. Valbury Asia Securities. Bapak dari dua anak ini mengaku tertarik pada bidang ini karena


(2)

membuka wawasannya di bidang perekonomian pasar uang, ia memulai karirnya dari backoffice, dan akhirnya memutuskan untuk masuk kedalam dunia marketing perusahaan investasi berjangka.

Subjek 7

Umi Suryaningsih memulai awal karirnya di PT. Victory pada tahun 2009, wanita berusia 38 tahun ini mengenyam pendidikan S1 pertanian, dan mengaku menggeluti bidang ini karena terlanjur masuk dan ingin berkarir di dalamnya. Meskipun demikian sekarang Umi sudah membawahi dua AMM dan sepuluh marketing lainnya.

Subjek 8

Septi Nurindah merupakan AMM yang dibawahi subjek 3, Bonnito. Septi memulai karirnya di Victory sejak lulus dari perguruan tinggi pada tahun 2009 di Universitas Negeri Malang jurusan akutansi, Ibu beranak satu ini mengaku tertarik pada bidang ini sejak di jenjang perkuliahan, dan baru bisa mewujudkannya saat dia lulus perguruan tinggi.

G.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di PT Victory International yang beralamat di Jalan Letjen Sutoyo 77-B, Malang. Perusahaan ini merupakan perusahaan investasi berjangka yang sudah mendapatkan izin Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia. PT Victory International Futures melalui


(3)

Keputusan Ketua Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) No : 18/BAPPEBTI/PN/4/2008 dan telah mendapatkan Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) No.: SPA-B080/BBJ/08/04. Selain itu , PT Victory International Futures juga telah memperoleh izin dari PT. Kliring Berjangka Indonesia (PERSERO) dan sudah disetujui sebagai Peserta Sistem Perdagangan Alternatif (SPA). Dengan kata lain perusahaan ini dapat dipertanggung jawabkan kinerjanya.

Peneliti menemui satu per satu informan untuk melakukan wawancara secara bergantian, sesuai dengan kesediaan informan. Sebelumnya peneliti membuat janji dengan informan. Kelima informan tersebut meminta peneliti melakukan wawancara di kantor PT Victory International Malang.

Wawancara dilakukan sebanyak satu sampai dua kali kepada informan. Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan observasi terhadap informan dengan mencatat bagaimana perilaku informan pada saat diwawancara oleh peneliti. Alokasi waktu setiap wawancara adalah satu hingga dua jam.

Waktu penelitian ini dilakukan pada akhir Mei tahun 2014 hingga data penelitian telah terkumpul lengkap.

G.4. Jenis dan Sumber Data

Menurut Lofland dalam Moleong menyatakan, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah tindakan dan kata-kata, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, dan lain-lain. (Moleong, 2007:157) Maka dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari :


(4)

1. Data primer

Data primer yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan dan wawancara (in depth interview) langsung dengan subjek penelitian. Data tersebut berupa pemaknaan materi perkembangan komoditi berjangka pada program tayangan Kabar Pasar Tvone berdasarkan latar belakang dan pengalaman dari subjek penelitian.

2. Data sekunder

Data sekunder didapatkan dari sumber tidak langsung, yaitu melalui informan yang merupakan karyawan PT Victory International Futures malang bagian lain, literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian ini seperti buku, jurnal, skripsi dan artikel dari internet mengenai materi perkembangan komoditi berjangka .

H. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui wawancara. Wawancara dilakukan sebagai teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk menggali informasi atau data untuk mengemukakan pengetahuan subjek penelitian yang berkaitan dengan pemaknaan materi berita perkembangan komoditi berjangka di kabar pasar TvOne.

Untuk memperoleh data, maka peneliti menggunakan metode wawancara mendalam (in-depth interview) dengan khalayak yang dijadikan sebagai subjek penelitiaan, yaitu karyawan PT Victory International Futures malang bagian Marketing yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Metode wawancara


(5)

kaku sehingga pertanyaan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan. Peneliti telah berusaha mendapatkan informasi secara lengkap, mendalam, dan komprehensif sesuai tujuan penelitian pada saat dilakukannya wawancara tersebut. Pengumpulan data secara langsung ini juga menggunakan alat perekam (recorder) pada saat wawancara sedang berlangsung sehingga dapat meminimalisasi kesalahan dalam pembuatan transkrip setelah wawancara dilakukan.

I. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca. Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus–menerus sampai tuntas, datanya sudah jenuh. Adapun Aktifitas dalam teknik analisis data sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

2. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan didukung oleh bukti – bukti pada saat pengumpulan data. Kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan


(6)

bukti – bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya (Sugiyono, 2010: 246 – 252).

Gambar 1.2 Skema analisis data Model Interaktif dari Miles dan Huberman (Muslimin, 2011: 26)

J. Teknik Keabsahan Data

Peneliti menggunakan teknik keabsahan data triangulasi sumber. Dimana, triangulasi sumber berarti peneliti berupaya mengakses dari sumber-sumber yang bervariasi guna memperoleh data yang berkenaan dengan persoalan yang serupa (data diperoleh dari berbagai subjek). Hal ini berarti peneliti telah membandingkan data yang diperoleh dari suatu sumber dengan sumber yang lainnya.

Gambar 1.3 Triangulasi “Sumber”(satu teknik pengumpulan data pada bermacam– macam sumber data A, B, C)

(Sugiyono, 2010:83) Pengump

ulan Data

Penyajia n Data

Reduksi

Data

Penarikan/Pen gujian

Wawancara mendalam

A

B

C


Dokumen yang terkait

RESEPSI ORGANISASI PEMUDA TENTANG MODEL KEPEMIMPINAN JOKOWI PADA PROGRAM “KABAR KHUSUS” DI TV ONE EDISI 22 JANUARI 2013 (Studi pada Pemuda Muhammadiyah dan Gerakan Pemuda Ansor Kota Malang)

0 5 45

RESEPSI ORGANISASI PEMUDA TENTANG MODEL KEPEMIMPINAN JOKOWI PADA PROGRAM “KABAR KHUSUS” DI TV ONE EDISI 22 JANUARI 2013 (Studi pada Pemuda Muhammadiyah dan Gerakan Pemuda Ansor Kota Malang)

0 18 45

ASPEK KOGNITIF, AFEKTIF, DAN BEHAVIORAL TERKAIT INFORMASI EKONOMI DAN INVESTASI DI KALANGAN WAKIL PIALANG BERJANGKA Studi Pada Karyawan PT. Victory International Futures Malang

0 7 35

Produksi program apa kabar Indonesia di TV One

0 10 57

APLIKASI ETIKA MORAL DALAM PROGRAM BERITA KABAR PETANG TV ONE

0 12 98

BERITA PEMILU PADA PROGRAM ACARA BERITA STASIUN METRO TV BERITA PEMILU PADA PROGRAM ACARA BERITA STASIUN METRO TV Studi Analisis Isi Mengenai Berita-Berita Pemilu Pada Program Acara Siaran Berita Stasiun Metro TV.

0 2 13

BAGIAN I PENDAHULUAN BERITA PEMILU PADA PROGRAM ACARA BERITA STASIUN METRO TV Studi Analisis Isi Mengenai Berita-Berita Pemilu Pada Program Acara Siaran Berita Stasiun Metro TV.

0 4 23

BAGIAN III KESIMPULAN BERITA PEMILU PADA PROGRAM ACARA BERITA STASIUN METRO TV Studi Analisis Isi Mengenai Berita-Berita Pemilu Pada Program Acara Siaran Berita Stasiun Metro TV.

0 2 4

ANALISIS PRAGMATIK DALAM KARTUN EDITORIAL “KABAR BANG ONE” PADA PROGRAM BERITA TV ONE

1 11 104

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DI PT.MILLENIUM PENATA FUTURES.

0 0 12