ASPEK KOGNITIF, AFEKTIF, DAN BEHAVIORAL TERKAIT INFORMASI EKONOMI DAN INVESTASI DI KALANGAN WAKIL PIALANG BERJANGKA Studi Pada Karyawan PT. Victory International Futures Malang

(1)

ASPEK KOGNITIF, AFEKTIF, DAN BEHAVIORAL TERKAIT INFORMASI EKONOMI DAN INVESTASI DI KALANGAN

WAKIL PIALANG BERJANGKA

Studi Pada Karyawan PT. Victory International Futures Malang

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1) Komunikasi

Disusun Oleh : Ayu Puspita Shanty P.

09220051

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Ayu Puspita Shanty P.

NIM : 09220051

Konsentrasi : Jurnalistik Judul Skripsi :

ASPEK KOGNITIF, AFEKTIF, DAN BEHAVIORAL TERKAIT DENGAN INFORMASI EKONOMI DAN INVESTASI DI KALANGAN WAKIL PIALANG BERJANGKA

Studi Pada Karyawan PT. Victory International Futures Malang Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang dan dinyatakan LULUS

Pada Hari : Rabu

Tanggal : 28 Januari 2015

Tempat : Ruang Dosen (605)

Mengesahkan Dekan FISIP UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si.

Dewan Penguji :

1. Drs. Farid Rusman, M.Si. ( )

2. Widiya Yutanti, MA ( )

3. Jamroji, M.Comm ( )


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul :

ASPEK KOGNITIF, AFEKTIF, DAN BEHAVIORAL TERKAIT

INFORMASI EKONOMI DAN INVESTASI DI KALANGAN WAKIL PIALANG BERJANGKA

(Studi Pada Karyawan PT. Victory International Futures Malang)

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis tidak berjuang sendirian, banyak pihak yang telah membantu baik secara moral maupun materi, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :

1. Allah SWT, pencipta alam semesta dan Maha Segalanya. Yang telah

memberikan banyak hidayah serta rahmat-Nya sehingga skripsi ini lancar dan selesai.

2. Nabi Muhammad SAW. Melalui Beliau ajaran Islam itu disampaikan

sehingga Umat Islam dapat mengikuti kebaikannya.

3. Ayah dan Ibu, serta Indah Yulindar Mega Silvia, Indra Permana Putra dan Aleysia Ixchel Nafisha yang telah senantiasa mendoakan, memotivasi dan memberikan kasih sayang yang melimpah sehingga terselesaikannya skripsi ini, serta beribu kata maaf atas keterlambatan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Bapak Jamroji, M.Comm. selaku dosen pembimbing I dan bapak Dr. Wahyudi, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah sabar dalam


(4)

menyampaikan ilmu, memberikan pencerahan, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, serta seluruh dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmunya kepada saya.

5. Ulfah Aviantini yang telah mengenalkan saya kepada Kyuhyun,

memacu semangat saya dari awal perkuliahan hingga akhir study ini dengan penuh kasih sayang. Semoga kita bisa meraih kesuksesan yang telah kita impikan sejak dulu.

6. Para penulis buku yang telah penulis kutip dan pelajari sehingga ilmu yang disampaikan dapat bermanfaat untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Untuk JUFOC dan semua yang ada didalamnya (JUFOC’ers) tercinta,

terima kasih atas semua ilmu, pengetahuan, pengalaman, kebersamaan, dan suka-cita selama ini.

8. Teman-teman “Para Pengejar Toga” yang memberi tips serta motivasi selama bimbingan, Agni, Aan, Anggi, Dila, Mega, Utie, Baiq , dan pihak lain yang juga turut memberikan bantuan, semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan dengan pahala yang berlipat.

9. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas kerjasamanya.

Dalam hal ini penulis hanya manusia yang tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan baik dari segi penulisan maupun yang lainnya. Untuk itu, penulis mengharapkan saran agar dapat memberikan masukan dalam penulisan selanjutnya. Semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi pihak yang membutuhkannya.

Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Malang, 28 Januari 2015


(5)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... i

Pernyataan Orisinalitas... ii

Berita Acara Bimbingan ... iii

Abstrak ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Media Massa ... 8

A.1. Definisi Media Massa ... 8

A.2. Fungsi Media Massa ... 9

B. Koran Sebagai Media Massa ... 13

C. Efektivitas Media Massa ... 15

D. Pengaruh Terpaan Pesan Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku ... 17


(6)

D.2. Teori Hypodermic Needle ... 23

E. Definisi Konseptual ... 24

E.1. Aspek Kognitif, Afektif, Dan Behavioral ... 24

E.2. Wakil Pialang Berjangka ... 24

F. Definisi Operasional ... 25

G. Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Pendekatan Penelitian ... 28

B. Tipe dan Dasar Penelitian ... 28

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 29

D. Populasi dan Sampel ... 29

D.1. Populasi ... 29

D.2. Sampel ... 30

E. Jenis Sumber Data ... 30

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

G. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV GAMBARAN UMUM PT. VIF MALANG DAN KORAN KONTAN ... 34

A. PT. VIF Malang ... 34

A.1. Sejarah Perusahaan ... 34

A.2. Visi dan Misi ... 35

A.3. Profil Perusahaan ... 35

A.4. Struktur Organisasi Perusahaan ... 36


(7)

B. Koran Kontan ... 40

C. PT. VIF Malang dan Koran Kontan ... 40

BAB V PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 42

A. Identitas Responden ... 42

A.1. Jenis Kelamin ... 43

A.2. Masa Bekerja ... 43

B. Aspek Kognitif, Afektif, dan Behavioral ... 44

B.1. Aspek Kognitif ... 44

B.1.1. Bertambahnya Pengetahuan Para Wakil Pialang Berjangka Mengenai Segala Informasi Ekonomi dan Investasi Yang Dimuat Dalam Koran Kontan ... 45

B.1.2. Tingkat Pemahaman Wakil Pialang Berjangka Tentang Materi Berita Yang Diterima Melalui Koran Kontan ... 49

B.1.3. Wakil Pialang Berjangka Mengerti Tentang Maksud Informasi Ekonomi dan Investasi Yang Dimuat Dalam Koran Kontan ... 52

B.2. Aspek Afektif ... 60

B.2.1. Wakil Pialang Berjangka Bersikap Sesuai Dengan Pengetahuan Atas Informasi Yang Telah Diterima ... 60

B.3. Aspek Behavioral ... 64

B.3.1. Wakil Pialang Berjangka Mengakses Informasi Dalam Situs Online Kontan ... 65 B.3.2. Wakil Pialang Berjangka Bertindak Sesuai Dengan


(8)

Yang Telah Diambilnya ... 68

C. Tingkat Keseluruhan Aspek Kognitif, Afektif, Dan Behavioral Terkait Informasi Ekonomi Dan Investasi Di Kalangan Wakil Pialang Berjangka ... 73

D. Implikasi Teori ... 75

BAB VI PENUTUP ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 79


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Tabel Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……… 43

Tabel 5.2 Tabel Identitas Responden Berdasarkan Masa Kerja ………… 44

Tabel 5.3 Tabel Prosentase Frekuensi (f) Jawaban Responden Terhadap Setiap Pernyataan Tingkat Pengetahuan………... 45 Tabel 5.3.1 Tabel Prosentase Frekuensi (f) Jawaban Responden Yang Masa

Kerjanya < 1 Tahun Terhadap Setiap Poin Pernyataan Tingkat

Pengetahuan………. 47

Tabel 5.3.2 Tabel Prosentase Frekuensi (f) Jawaban Responden Yang Masa Kerjanya > 1 Tahun Terhadap Setiap Poin Pernyataan Tingkat

Pengetahuan……… 48

Tabel 5.3.3 Tabel Prosentase Frekuensi (f) Jawaban Responden Terhadap Setiap Pernyataan Tingkat Pemahaman………... 49 Tabel 5.3.4 Tabel Prosentase Frekuensi (f) Jawaban Responden Yang Masa

Kerjanya < 1 Tahun Terhadap Setiap Poin Pernyataan Tingkat

Pemahaman……….. 51

Tabel 5.3.5 Tabel Prosentase Frekuensi (f) Jawaban Responden Yang Masa Kerjanya > 1 Tahun Terhadap Setiap Poin Pernyataan Tingkat

Pemahaman……….. 52

Tabel 5.3.6 Tabel Prosentase Frekuensi (f) Jawaban Responden Terhadap


(10)

Tabel 5.3.7 Tabel Prosentase Frekuensi (f) Jawaban Responden Yang Masa Kerjanya < 1 Tahun Terhadap Setiap Poin Pernyataan Tingkat

Pengertian………. 54

Tabel 5.3.8 Tabel Prosentase Frekuensi (f) Jawaban Responden Yang Masa Kerjanya > 1 Tahun Terhadap Setiap Poin Pernyataan Tingkat

Pengertian………. 55

Tabel 5.3.9 Tabel Distribusi Frekuensi (f) Jawaban Responden Terhadap

Indikator Aspek Kognitif………. 58

Tabel 5.4 Tabel Prosentase Frekuensi (f) Jawaban Responden Terhadap

Setiap Poin Pernyataan Tingkat Perubahan Sikap……… 60

Tabel 5.4.1 Tabel Prosentase Frekuensi (f) Jawaban Responden Yang Masa Kerjanya < 1 Tahun Terhadap Setiap Poin Pernyataan Tingkat

Perubahan Sikap………62

Tabel 5.4.2 Tabel Prosentase Frekuensi (f) Jawaban Responden Yang Masa Kerjanya > 1 Tahun Terhadap Setiap Poin Pernyataan Tingkat

Perubahan Sikap………... 63

Tabel 5.5 Tabel Prosentase Frekuensi (f) Jawaban Responden Terhadap

Setiap Poin Pernyataan Mengakses Situs Online Kontan…………. 65

Tabel 5.5.1 Tabel Prosentase Frekuensi (f) Jawaban Responden Yang Masa Kerjanya < 1 Tahun Terhadap Setiap Poin Pernyataan

Mengakses Situs Online Kontan………...66

Tabel 5.5.2 Tabel Prosentase Frekuensi (f) Jawaban Responden Yang Masa Kerjanya > 1 Tahun Terhadap Setiap Poin Pernyataan


(11)

Tabel 5.5.3 Tabel Prosentase Frekuensi (f) Jawaban Responden Terhadap

Setiap Poin Pernyataan Tingkat Perubahan Perilaku……… 68

Tabel 5.5.4 Distribusi Frekuensi (f) Jawaban Responden Terhadap Indikator

Aspek Behavioral………. 70

Tabel 5.5.5 Tabulasi Silang Prosentase Frekuensi (f) Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Aspek Kognitif, Afektif, Behavioral ………..71


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Garis Kontinum Tingkat Pengetahuan Wakil Pialang …………46

Gambar 2 Garis Kontinum Tingkat Pemahaman Wakil Pialang………….50

Gambar 3 Garis Kontinum Tingkat Pengertian Wakil Pialang…………... 54

Gambar 4 Garis Kontinum Aspek Kognitif Terkait Informasi Ekonomi Dan

Investasi Di Kalangan Wakil Pialang ……….…….. 58

Gambar 5 Garis Kontinum Tingkat Perubahan Sikap Wakil Pialang……. 61

Gambar 6 Garis Kontinum Tingkat Perubahan Perilaku Wakil Pialang

(1)………. 66

Gambar 7 Garis Kontinum Tingkat Perubahan Perilaku Wakil Pialang

(2)………. 69

Gambar 8 Garis Kontinum Aspek Behavioral Terkait Informasi Ekonomi


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1, Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi (f) Jawaban Responden Terhadap Indikator Aspek Kognitif, Afektif, Dan Behavioral Terkait Informasi Ekonomi Dan Investasi Di Kalangan Wakil Pialang Berjangka

2. Lampiran 2, Tabel Pra Survey 3. Lampiran 3, Angket Penelitian


(14)

Daftar Pustaka

Baran, Stanley J. 2011. Pengantar Komunikasi Massa: Literasi Media dan Budaya, Edisi 6 (terjemahan). Jakarta: Salemba Humanika.

Biagi, Shirley. 2010. Media/Impact Pengantar Media Massa, Edisi 9 (terjemahan).

Jakarta: Salemba Humanika.

Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial ed. 2. Jakarta: Erlangga. Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: PT.

Kencana.

McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa McQuail, ed. 6 (terjemahan). Jakarta: Salemba Humanika

Nurudin. 2013. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajawali Pers.

Rakhmat, Jalaluddin. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Siahaan, Hinsa Pardomuan dan Adler Haymans Manurung. 2006. AKTIVA

DERIVATIF: Pasar Uang, Pasar Modal, Pasar Komoditi, dan Indeks. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Solso, Robert L., Otto H. Maclin, M. Kimberly Maclin. 2007. Psikologi Kognitif, ed. 8 (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Tubbs, Stewart L. Dan Sylvia Moss. 2005. Human Communication : Prinsip-Prinsip Dasar (terjemahan). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa, Edisi Kedelapan (terjemahan). Jakarta: Kencana.


(15)

Non Buku:

Anonim1. www.kompasgramedia.com/business/newspapers/kontan/, (diakses pada

tanggal 15 Oktober 2013 pukul 10:00 WIB).

Anonim2. www.vifmalang.co.id, (diakses pada tanggal 10 Januari 2014 pukul 11:00 WIB).

Nasution, Zulkarnain. 2011. Persaingan Antarmedia.

www.komunikasi.um.ac.id/?p=2409, (diakses pada 30 Januari 2015 pukul 15:00 WIB).


(16)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Massa

A.1. Definisi Media Massa

Media massa adalah salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia akan informasi maupun hiburan. Media massa merupakan hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Merupakan salah satu elemen penting dalam proses komunikasi massa.

Saluran yang disebut media massa tersebut diperlukan dalam berlangsungnya komunikasi massa. Berdasarkan bentuknya, media massa dikelompokkan atas:

1. Media cetak (printed media), yang mencakup surat kabar, majalah, buku, brosur, dan sebagainya.

2. Media elektronik, seperti radio, televisi, film, slide, video, dan lain-lain (Vivian, 2008:4).

Terdapat satu perkembangan media massa dewasa ini, yaitu ditemukannya internet. Kini masyarakat telah didominasi oleh media massa. Media massa begitu memenuhi keseharian hidup masyarakat yang tanpa disadari kehadiran dan juga pengaruhnya. Media massa memberi informasi, menghibur, menyenangkan, bahkan kadang mengganggu khalayak. Media mampu menggerakkan emosi atau mempengaruhi perasaan, menantang, dan mendefinisikan masyarakat serta membentuk realitas khalayak.


(17)

9

Shirley Biagi (2010:10) menyebutkan tiga konsep penting tentang media massa yaitu:

1. Media massa adalah suatu bentuk usaha yang berpusat pada keuntungan.

2. Perkembangan dan perubahan dalam pengiriman dan pengonsumsian media massa, dipengaruhi oleh perkembangan teknologi.

3. Media massa senantiasa mencerminkan sekaligus mempengaruhi kehidupan masyarakat, dunia politik, dan budaya.

Dari seluruh penjelasan di atas, dapat disimpullkan bahwa media massa merupakan saluran komunikasi massa guna menyampaikan informasi atau pesan kepada khalayak banyak secara luas. Media massa mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Media massa mengumpulkan sejumlah uang untuk menyediakan informasi dan hiburan. Media massa juga merupakan bisnis yang berpusat pada keuntungan. Menurut sejarahnya, buku adalah media massa pertama, sedangkan internet adalah media massa terbaru.

A.2. Fungsi Media Massa

Dalam arti penting media massa, Dennis McQuail (1987) (Nurudin, 2013:34) memberikan beberapa asumsi pokok tentang peran atau fungsi media di tengah kehidupan masyarakat saat ini, antara lain:

1. Media merupakan sebuah industri. Media terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa. Di sisi lain, industri media tersebut diatur oleh masyarakat.


(18)

10

2. Media berperan sebagai sumber kekuatan yaitu alat kontrol manajeman dan inovasi dalam masyarakat. Komunikator menjadikan media sebagai pengganti kekuatan, tameng, atau sumber daya lainnya, dalam kehidupan nyata.

3. Media menjadi wadah informasi yang menampilkan peristiwa-peristiwa

kehidupan masyarakat, baik dari dalam negeri maupun internasional.

4. Media berperan sebagai wahana pengambangan budaya. Melalui media

seseorang dapat mengembangkan pengetahuannya akan budaya lama, maupun memperoleh pemahaman tentang budaya baru. Misalnya gaya hidup dan tren masa kini yang semuanya didapat dari informasi di media.

5. Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dikombinasikan dengan berita dan tayangan hiburan. Media telah menjadi sumber dominan bagi individu dan kelompok masyarakat.

Fungsi komunikasi massa menurut De Vito (1997) dalam Winarni (2003, 45-47) adalah:

1. Menghibur

Sebagian besar media massa memiliki fungsi sebagai sarana penghibur bagi khalayak. Contohnya, artikel-artikel humor atau lawakan yang dimuat dalam koran, menggunakan bahasa yang santai dan menghibur guna menarik perhatian pembaca.

2. Meyakinkan

Komunikasi persuasi melalui media massa bertujuan untuk meyakinkan khalayak. Persuasi hadir dalam bentuk:


(19)

11

a. Media akan memberikan atau memperkuat kepercayaan khalayak akan

suatu hal yang telah diketahui sebelumnya, sehingga terbentuklah sikap dan opini masyarakat.

b. Media mengubah kepercayaan sementara seseorang yang semula memihak

menjadi tidak memihak pada suatu masalah tertentu.

c. Iklan dalam media akan menggerakkan seseorang untuk melakukan

tindakan. Misalnya, membeli atau menghindari barang yang telah diiklankan di televisi.

d. Media merangsang masyarakat untuk mengubah situasi sekitarnya. Ketika

terjadi penyimpangan terhadap suatu norma yang berlaku, media dapat mengungkapkannya secara terbuka.

3. Menginformasikan

Media merupakan sumber informasi bagi masyarakat. Media massa memberikan kabar atau berita yang bersifat lokal, nasional, maupun internasional kepada khalayak luas.

4. Menganugerahkan status

Semakin sering seseorang dimuat dalam media massa, maka orang tersebut yang menjadi pusat perhatian massa. Dan terkadang masyarakat beranggapan bahwa orang penting adalah orang yang sering tampil dalam layar kaca. Di sini media meningkatkan popularitas dan menganugerahkan status “penting” kepada orang yang menjadi topik media.


(20)

12

Fungsi membius terjadi ketika media menyajikan informasi tentang sesuatu dan komunikan dalam keadaan tidak aktif, mempercayai adanya tindakan yang telah diambil.

6. Menciptakan rasa kebersatuan

Media mampu membuat khalayak merasa menjadi anggota suatu kelompok.

a. Privatisasi. Media mampu/memiliki kecenderungan menimbulkan efek

antisosial pada kahalayaknya, sehingga seseorang akan menarik diri dari kelompok sosial dan selanjutnya akan “menutup” diri.

b. Parasosial. Melalui media, masyarakat dapat menjalin dan mengembangkan

hubungannya dengan para tokoh media atau orang-orang penting di dunia. Misalnya dengan saling memberikan respon positif dalam jejaring sosial.

Jadi, media massa memiliki fungsi yang beragam, akan tetapi pada dasarnya media massa berperan sebagai saluran dalam penyampaian informasi atau pesan. Tentang bagaimana peran media selanjutnya ditentukan oleh jenis media itu sendiri dan cara penggunaan media oleh khalayak.

Dalam penelitian ini media massa berupa media cetak harian Kontan berfungsi sebagai sumber dan pemenuhan kebutuhan informasi tentang ekonomi dan investasi bagi karyawan yang bekerja di bidang tersebut. Media juga berfungsi untuk meyakinkan khalayak, yang di sini adalah para wakil pialang berjangka yang merupakan karyawan dari PT. Victory International Futures Malang, yang selanjutnya disebut PT. VIF Malang, sebagai komunikan, dan juga merangsang


(21)

13

komunikan untuk melakukan sesuatu. Dalam hal ini media massa bersifat persuasif.

B. Koran Sebagai Media Massa

Media cetak merupakan suatu media yang mengandalkan pesan-pesan visual. Bentuk dari media cetak adalah koran (surat kabar), majalah, tabloid, dan buku.

Menurut John Vivian (2008:71) Koran adalah medium massa utama bagi orang untuk memperoleh berita. Di sebagian besar kota, tak ada sumber berita yang bisa menyamai keluasan dan kedalaman liputan berita koran. Ini memperkuat popularitas dan pengaruh koran.

Shirley Biagi (2010) dalam bukunya Media/Impact: An Introduction to Mass Media menjelaskan bahwa, pada tahun 1960, koran merupakan satu-satunya media massa yang ada dan digunakan untuk memerima berita dan informasi secepat stelah terjadinya peristiwa. Hingga tahun 1920, belum ada persaingan dalam dunia media, dan koran masih menjadi sumber informasi utama bagi masyarakat.

Pada awal abad ke- 20 ditemukan penyiaran yang mampu memberikan informasi lebih cepat, sehingga koran menjadi tersaingi dan tergeser. Walaupun persaingan dalam menarik perhatian khalayak semakin lama kian meningkat, dan teknologi terus berkembang, koran masih bernafas hingga detik ini. Ini disebabkan koran tetap menjadi sumber informasi dan berita yang signifikan.


(22)

14

Koran disebut sebagai media berdasarkan aspek-aspek antara lain, kemunculannya yang berkala dan sering, teknologi percetakan, isi dan rujukan menurut tema tertentu, dan dibaca oleh individu atau kelompok (McQuail, 2011:31).

Koran sebagai media massa karena penyebaran informasi dilakukan secara luas dan menjangkau khalayak banyak. Koran menyajikan berita dan informasi yang singkat, padat dan jelas. Media cetak ini hanya dapat dinikmati secara visual dengan menggunakan indera penglihatan. Fungsi yang menonjol dari koran adalah sebagai sumber informasi.

Sebagai media dalam komunikasi massa, koran juga memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi Menyiarkan Informasi

Koran memiliki fungsi menyiarkan informasi. Orang mengkonsumsi/ membaca koran dikarenakan membutuhkan informasi mengenai berbagai hal di dunia, seperti peristiwa yang baru saja terjadi. Dan koran menjadi salah satu sumber informasi yang akurat bagi masyarakat.

2. Fungsi Mendidik

Koran sebagai sarana pendidikan massa (mass education). Koran memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan, sehingga khalayak pembaca menjadi bertambah pengetahuannya setelah membaca koran.

3. Fungsi Menghibur

Hal-hal yang bersifat menghibur sering dimuat dalam koran untuk mengimbangi hard news dan artikel-artikel yang berbobot. Isi koran yang


(23)

15

berisi hiburan bisa berbentuk cerita pendek, cerita bergambar, pojok, teka teki silang, karikatur, dan tajuk rencana.

4. Fungsi Mempengaruhi

Fungsi ini menyebabkan koran memegang peranan pentng dalam kehidupan masyarakat. Fungsi mempengaruhi dari koran secara implisit terdapat pada berita, sedangkan secara eksplisit terdapat pada tajuk rencana dan artikel (Effendy, 1993:122-123).

C. Efektivitas Media Massa

Efektif berarti mengandung efek, ada pengaruh atau akibatnya. Efektivitas adalah pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan.

Media massa merupakan saluran komunikasi massa. Menggunakan media, berarti kita telah melakukan proses komunikasi. Oleh karenanya, efektivitas media bisa dilihat dari sudut efektivitas komunikasi. Komunikasi dikatakan efektif bila rangsangan yang disampaikan dan disampaikan oleh sumber (komunikator) dapat ditangkap dan dipahami oleh penerima (komunikan) (Tubbs, 2005:22).

Komunikasi yang efektif menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss (2005:23-28), mencakup lima hal berikut:

1. Pemahaman

Artinya penerimaan secara cermat atas rangsangan yang diberikan oleh komunikator. Komunikasi dikatakan efektif ketika komunikan mampu


(24)

16

memahami seluruh isi pesan yang disampaikan oleh komunikator. Misalnya, ketika wakil pialang berjangka PT. VIF Malang dapat memahami materi berita tentang ekonomi dan investasi dalam koran Kontan secara baik dan cermat, maka koran Kontan dapat dikatakan efektif.

2. Kesenangan

Komunikasi tidak hanya ditujukan untuk menyampaikan informasi dan memberikan pemahaman, akan tetapi juga untuk menimbulkan kesenangan. Tingkat kesenangan dalam berkomunikasi berkaitan dengan perasaan komunikan, misalnya wakil pialang berjangka terhadap hadirnya informasi ekonomi dan investasi yang disajikan oleh koran Kontan. Namun adanya kendala dalam komunikasi massa yaitu terbatasnya umpan balik, menyebabkan sulitnya menilai tingkat pemahaman para pembacanya.

3. Mempengaruhi Sikap

Manusia melakukan komunikasi memiliki berbagai macam tujuan, salah satunya untuk mempengaruhii orang lain, yaitu dengan menggunakan komunikasi persuasi. Media massa kini mampu mengendalikan emosi atau perasaan khalayak, serta mempengaruhi sikap.

4. Hubungan Sosial yang Baik

Komunikasi ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosisal yang baik. Adanya hubungan saling percaya antara komunikator dan komunikan, akan mempengaruhi keefektifan komunikasi.


(25)

17

Efektivitas komunikasi diukur dari tindakan nyata yang dilakukan oleh komunikan pasca menerima pesan. Hal tersebut merupakan indikator efektivitas yang paling penting, karena untuk menimbulkan tindakan, komunikator terlebih dahulu harus berhasil menanamkan pengertian, memberikan pemahaman, mempengaruhi emosi atau perasaan dan menumbuhkan sikap yang baik.

D. Pengaruh Terpaan Pesan Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku

Pengaruh terpaan media adalah efek yang muncul setelah seseorang membaca, mendengar dan menonton pesan yang disampaikan melalui media massa. Efek yang timbulkan dari media massa sama dengan efek yang ditimbulkan komunikasi massa, yang mana efek yang timbul dari komunikasi massa berkaitan dengan penambahan pengetahuan (kognitif), mengubah sikap (afektif), dan menggerakan perilaku audiens (behavioral) (Rakhmat, 2000:217).

D.1. Efek Media Massa

Efek media massa adalah bukan pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media melainkan apa yang dilakukan media terhadap khalayaknya. Seorang ilmuwan pernah berfikir bahwa efek media mudah diukur, sebagai hubungan langsung antara pesan media dan efek media. Para ilmuwan menyadari bahwa hubungan antara media dan khalayak adalah hal yang kompleks (Biagi, 2010:362).


(26)

18

Steven Chaffe (dalam Djamaluddin, 1985) (Winarni, 2003:122) menyebutkan tiga pendekatan dalam melihat efek media massa, yaitu:

1. Pesan dan media berkaitan dengan hadirnya efek media massa.

2. Akan timbul perubahan pada diri khalayak komunikasi massa. Jenis

perubahan tersebut antara lain, perubahan kognitif, afektif, dan behavioral. 3. Satuan observasi yang dikenai dan merasakan adanya efek komunikasi massa,

yaitu meliputi individu, kelompok, organisasi, masyarakat, atau bangsa

Winarni (2003:122) dalam bukunya Komunikasi Massa Suatu Pengantar, menguraikan penjelasan dari masing-masing pendekatan dari efek komunikasi massa, efek kehadiran media fisik dan efek kehadiran pesan media, adalah sebagai berikut:

1. Efek Kehadiran Media Fisik

Menurut S. Chafee (Djamaluddin, 1985:217), efek kehadiran media massa secara fisik adalah sebagai berikut::

a. Efek Ekonomis

Dengan hadirnya media massa, maka akan menumbuhkan berbagai bidang usaha dan menciptakan lapangan kerja. Bagi masyarakat, media massa memberikan efek ekonomis dalam pemenuhan kebutuhan informasi. Khalayak dapat menerima dan membaca berita kapanpun dan dimanapun, apalagi di era digital saat ini segala sesuatu sudah sangat canggih dan semua menjadi praktis. b. Efek Sosial


(27)

19

Disebut efek sosial ketika adanya perubahan interaksi sosial dalam masyarakat yang menggunakan media. Misalnya, kehadiran koran Kontan membentuk jaringan interaksi yang baru bagi karyawan PT. VIF Malang.

c. Efek Penjadwalan Kembali Kegiatan Sehari-hari

Efek ini timbul manakala kehadiran media massa mempengaruhi jadwal kegiatan sehari-hari khalayak konsumen media. Misalnya, pagi hari sebelum melakukan melakukan pertemuan dengan nasabah, para wakil pialang terlebih dahulu membaca koran Kontan yang sudah tersedia di kantor.

d. Efek Pada Penyaluran/Penghilangan Perasaan Tertentu

Media massa dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan perasaan tertentu, misalnya marah, kesepian, kecewa, sedih, dan lain-lain. Dalam hal ini komunikan bahkan tidak menghiraukan isi pesan media. Misalnya, seseorang menonton televisi untuk melupakan hal-hal menyedihkan yang baru saja terjadi, meskipun acara yang ditayangkan tidak menarik sama sekali.

e. Efek Pada Perasaan Orang Terhadap Media

Selain menghilangkan perasaan tertentu, media massa juga dapat menumbuhkan perasaan tertentu pada khalayaknya. Timbulnya perasaan dalam diri khalayak, misalnya percaya akan suatu media tertentu dan menghindari atau tidak percaya dengan media lain. Hal tersebut terjadi atas pengalaman yang dialami komunikan terhadap media tertentu.

2. Efek Kehadiran Pesan Media

Sedangkan dari segi pesan yang disampaikan media massa, maka akan timbul efek sebagai berikut:


(28)

20

a. Efek Kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri seseorang yang terkena terpaan media yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif mencakup tingkat pemahaman, pengetahuan, dan pengertian komunikan. Kehadiran pesan dalam media massa memberikan pengetahuan, khalayak yang semula tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya ragu menjadi yakin, tidak jelas menjadi jelas dan paham.

Media massa menyampaikan informasi secara selektif, melalui proses seleksi terhadap berita yang akan dimuat. Hasil seleksi itulah yang selama ini dikonsumsi khalayak. Proses seleksi dilakukan oleh gatekeepers. Menurut John R. Bitner (1996) gatekeepers adalah “individu-individu atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam saluran komunikasi (massa)” (Nurudin, 2013:119).

Namun, di lain pihak, media massa juga menghasilkan efek prososial kognitif, yaitu media massa mampu memberikan manfaat yang diharapkan masyarakat. Dalam hal ini media massa memiliki peran menyampaikan pengetahuan, kebenaran, dan nilai-nilai yang positif.

b. Efek Afektif

Efek Afektif disebut memiliki kadar yang lebih tinggi dibandingkan efek kognitif. Efek yang ditimbulkan tidak hanya sekedar khalayak tahu tentang orang, benda, dan peristiwa yang terjadi di dunia sekitar, melainkan khalayak dapat juga merasakannya. Di sini media massa menimbulkan rangsangan


(29)

21

emosional pada khalayak. Efek afektif juga dapat diartikan sebagai reaksi emosional khalayak terhadap konten media.

Contoh kasus, ketika membaca koran yang memuat berita secara lengkap dan sangat jelas, pembaca akan merasa puas. Seseorang merasa takut berada di lingkungan asing akibat seringnya menonton tindakan kekerasan dalam program televisi.

c. Efek Perilaku

Sesuai dengan namanya, efek perilaku mengacu pada perilaku, tindakan, atau kegiatan khalayak yang tampak pada kegiatan sehari-hari pasca mengkonsumsi sebuah media. Pada umumnya, efek ini meliputi perilaku antisosial dan prososial. Dalam efek ini, perilaku antisosial meliputi segala bentuk perilaku yang bersifat negatif. Misalnya, seseorang yang seringkali menonton adegan kekerasan di televisi lama kelamaan akan berubah menjadi orang yang pemarah dan brutal.

Segi positif dari efek perilaku disebut efek prososial behavioral. Di sini khalayak pengguna media massa mengambil sisi baik dari terpaan media yang digunakan. Efek prososial ini terjadi manakala seseorang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya dari media massa dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga ilmu tersebut juga bermanfaat bagi orang lain.

Dari penjelasan di atas dapat dilihat bagaimana media massa menimbulkan efek yang luar biasa bagi masyarakat atau khalayak pengguna media. Dalan tiap aspeknya, media memiliki efek positif dan negatif. Seperti halnya fungsi media massa, efek positif dan negatif media timbul berdasarkan


(30)

22

sajian media serta cara penggunaan media massa tersebut. Jika isi materi dari media tersebut bernilai beik atau positif dan masyarakat menerima pesan dengan baik sehingga media tersebut menjadi efektif, maka pengaruh positif dapat dirasakan oleh khalayak, begitu pula sebaliknya, jika tayangan media bernilai negatif dan masyarakat begitu hanyut dalam informasi yang disampaikan, kehadiran efek negatif oleh penggunaan media tidak dapat dicegah. Maka dari itu, saat ini masyarakat dihimbau untuk dapat melek media, yaitu kemampuan untuk mengurai konten media sehingga seseorang bisa memilah mana konten yang sifatnya memberikan informasi dan menghibur dengan cara yang baik. Dengan melek media, maka seseorang dapat menggunakan media secara baik dan benar.

Penelitian ini menggunakan pendekatan efek kehadiran pesan media sebagaimana sesuai dengan efek media massa berdasarkan teori hypodermic needle yang mencakup efek kognitif, efek afektif, dan efek perilaku, yang nantinya akan menjadi indikator dalam pengukuran tingkat aspek kognitif, afektif, dan behavioral terkait informasi ekonomi dan investasi.

D.2. Teori Hypodermic Needle

Hypodermic Needle Theory (teori jarum hipodermik) atau yang juga biasa disebut sebagai Bullet Theory (teori peluru) berkembang di sekitar tahun 1930 hingga 1940-an. Dalam teori ini dijelaskan bahwa pesan dari komunikator diterima langsung oleh komunikan, dan berdampak kuat pada diri komunikan (Nurudin, 2013:165).


(31)

23

Teori ini mengasumsikan bahwa media massa memiliki kekuatan yang luar biasa (all powerfull), sehingga dapat diartikan pula media massa memiliki efek yang tidak terbatas. Seperti yang dikatakan oleh Jason dan Anne Hill (1997), dalam teori ini juga media massa mempunyai efek langsung yang “disuntikkan” dalam ketidak sadaran komunikan atau audience. Dan ada hubungan langsung antara pesan yang disampaikan dengan efek yang ditimbulkan (Nurudin, 2013:215).

Dalam penelitian ini, wakil pialang berjangka PT. VIF Malang sebagai

audience yang menggunakan media massa yaitu media cetak harian koran Kontan, terkena dampak langsung dari pesan. Dalam penelitian ini, variabel efek yang ditimbulkan berdasarkan teori jarum hipodermik adalah efek kognitif, yaitu setelah membaca Koran Kontan dan menerima pesan dengan baik, wakil pialang akan mengalami perubahan pengetahuan dan pemahaman. Selanjutnya, efek afektif, wakil pialang sebagai komunikan akan mengalami perubahan sikap, kemudian akan terjadi perubahan perilaku dalam diri wakil pialang, hal tersebut merupakan efek perilaku.

E. Definisi Konseptual

E.1. Aspek Kognitif, Afektif, Dan Behavioral

Dari segi pesan yang disampaikan media massa, maka akan timbul # macam efek, yaitu:


(32)

24

a. Efek Kognitif adalah akibat yang timbul pada diri seseorang yang terkena terpaan media yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif mencakup tingkat pemahaman, pengetahuan, dan pengertian komunikan.

b. Efek Afektif disebut memiliki kadar yang lebih tinggi dibandingkan efek kognitif. Dalam penelitian ini efek afektif mencakup perubahan sikap yang terjadi pada responden.

c. Efek Perilaku mengacu pada perilaku, tindakan, atau kegiatan khalayak yang tampak pada kegiatan sehari-hari pasca mengkonsumsi sebuah media.

Penelitian ini menggunakan pendekatan efek kehadiran pesan media yang mencakup efek kognitif, efek afektif, dan efek perilaku, yang nantinya akan menjadi indikator dalam pengukuran tingkat efek kehadiran pesan ekonomi dan investasi media cetak bagi wakil pialang berjangka.

E.2. Wakil Pialang Berjangka

Wakil pialang berjangka adalah orang yang berdasarkan kesepakatan dengan pialang berjangka, melaksanakan sebagian fungsi pialang berjangka. Wakil pialang berjangka memiliki kewenangan untuk berhubungan secara langsung dengan calon nasabah atau nasabah dalam keperluan transaksi kontrak berjangka di bursa berjangka. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh wakil pialang berjangka antara lain, memiliki keahlian di bidang perdagangan berjangka dan berkepribadian baik tanpa memiliki riwayat kejahatan. Dan wakil pialang berjangka wajib mengantongi ijin dari Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan


(33)

25

Berjangka Komoditi) (Penjelasan Pasal 31 ayat (3) Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi).

F. Definisi Operasional

Dalam penggunaaan teori yang telah dibahas sebelumnya (halaman 23), disebutkan bahwa efek-efek yang ditimbulkan oleh terpaan pesan oleh media adalah efek kognitif, afektif, dan behavioral.

Dalam penelitian ini variabel tingkat aspek kognitif, afektif, dan behavioral terkait informasi ekonomi dan investasi di kalangan wakil pialang berjangka PT. VIF Malang merupakan variabel tunggal (mandiri) karena tidak dihubungkan dengan variabel-variabel lainnya. Dalam penelitian ini tingkatan ketiga aspek tersebut dinilai tinggi ketika timbul efek kognitif, afektif, dan perilaku secara nyata pada komunikan. Tingkatan aspek dikatakan rendah jika efek yang dirasakan oleh komunikan yang telah menggunakan media berlainan dari segi kognitif, afektif, dan behavioral. Indikatornya adalah:

A. Aspek Kognitif

Merupakan akibat yang timbul pada diri seseorang yang terkena terpaan

media yang sifatnya informatif. Kehadiran pesan dalam media massa memberikan pengetahuan, khalayak yang semula tidak tahu menjadi tahu, ragu menjadi yakin, tidak jelas menjadi jelas dan paham. Dalam penelitian ini efek kognitif diberi batasan mencakup tingkat pengetahuan, pemahaman, dan pengertian terhadap informasi yang diterima oleh komunikan (eksekutif muda), dengan indikator:


(34)

26

a.1. Bertambahnya pengetahuan para wakil pialang berjangka mengenai segala informasi ekonomi dan investasi yang dimuat dalam koran Kontan.

a.2. Tingkat pemahaman wakil pialang berjangka tentang materi berita yang diterima melalui koran Kontan.

a.3. Wakil pialang berjangka mengerti tentang maksud informasi ekonomi dan investasi yang dimuat dalam koran Kontan.

B. Aspek Afektif

Aspek afektif mengacu pada aspek emosional atau perasaan. Media massa memberikan rangsangan emosional pada khalayak, menimbulkan berbagai macam perasaan yang berbeda-beda pada tiap individu. Aspek afektif dalam penelitian ini dibatasi sebagai pengaruh informasi terhadap perubahan sikap, dengan faktor-faktor sebagai berikut:

B.1. Wakil pialang berjangka bersikap sesuai dengan pengetahuan atas informasi yang telah diterima.

C. Aspek Behavioral

Aspek Behavioral mengacu pada tindakan, atau kegiatan khalayak yang tampak pada kegiatan sehari-hari pasca mengkonsumsi media massa. Aspek behavioral terkait informasi ekonomi dan investasi koran Kontan, indikatornya adalah:

C.1. Wakil pialang berjangka mengakses informasi dalam situs online Kontan. C.2. Wakil pialang berjangka bertindak sesuai dengan pengetahuan atas segala informasi yang diterima dan sikap yang telah diambilnya.


(35)

27

H. Hipotesis

Hipotesis ini merupakan pendapat atau pernyataan yang masih belum tentu kebenarannya, masih harus diuji lebih dulu dan karenanya masih bersifat sementara atau dugaan awal (Kriyantono, 2006:28).

Dalam penelitian ini, bentuk hipotesis yang digunakan adalah hipotesis deskriptif, adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan tertentu.

Untuk menjawab dan mencapai tujuan penelitian yang dirumuskan, maka disusun model hipotesis sebagai berikut:

H0 = tingkat aspek kognitif, afektif, dan behavioral terkait informasi ekonomi dan

investasi di kalangan wakil pialang berjangka PT. VIF Malang adalah rendah H1 = tingkat aspek kognitif, afektif, dan behavioral terkait informasi ekonomi dan


(1)

sajian media serta cara penggunaan media massa tersebut. Jika isi materi dari media tersebut bernilai beik atau positif dan masyarakat menerima pesan dengan baik sehingga media tersebut menjadi efektif, maka pengaruh positif dapat dirasakan oleh khalayak, begitu pula sebaliknya, jika tayangan media bernilai negatif dan masyarakat begitu hanyut dalam informasi yang disampaikan, kehadiran efek negatif oleh penggunaan media tidak dapat dicegah. Maka dari itu, saat ini masyarakat dihimbau untuk dapat melek media, yaitu kemampuan untuk mengurai konten media sehingga seseorang bisa memilah mana konten yang sifatnya memberikan informasi dan menghibur dengan cara yang baik. Dengan melek media, maka seseorang dapat menggunakan media secara baik dan benar.

Penelitian ini menggunakan pendekatan efek kehadiran pesan media sebagaimana sesuai dengan efek media massa berdasarkan teori hypodermic needle yang mencakup efek kognitif, efek afektif, dan efek perilaku, yang nantinya akan menjadi indikator dalam pengukuran tingkat aspek kognitif, afektif, dan behavioral terkait informasi ekonomi dan investasi.

D.2. Teori Hypodermic Needle

Hypodermic Needle Theory (teori jarum hipodermik) atau yang juga biasa disebut sebagai Bullet Theory (teori peluru) berkembang di sekitar tahun 1930 hingga 1940-an. Dalam teori ini dijelaskan bahwa pesan dari komunikator diterima langsung oleh komunikan, dan berdampak kuat pada diri komunikan (Nurudin, 2013:165).


(2)

Teori ini mengasumsikan bahwa media massa memiliki kekuatan yang luar biasa (all powerfull), sehingga dapat diartikan pula media massa memiliki efek yang tidak terbatas. Seperti yang dikatakan oleh Jason dan Anne Hill (1997), dalam teori ini juga media massa mempunyai efek langsung yang “disuntikkan” dalam ketidak sadaran komunikan atau audience. Dan ada hubungan langsung antara pesan yang disampaikan dengan efek yang ditimbulkan (Nurudin, 2013:215).

Dalam penelitian ini, wakil pialang berjangka PT. VIF Malang sebagai audience yang menggunakan media massa yaitu media cetak harian koran Kontan, terkena dampak langsung dari pesan. Dalam penelitian ini, variabel efek yang ditimbulkan berdasarkan teori jarum hipodermik adalah efek kognitif, yaitu setelah membaca Koran Kontan dan menerima pesan dengan baik, wakil pialang akan mengalami perubahan pengetahuan dan pemahaman. Selanjutnya, efek afektif, wakil pialang sebagai komunikan akan mengalami perubahan sikap, kemudian akan terjadi perubahan perilaku dalam diri wakil pialang, hal tersebut merupakan efek perilaku.

E. Definisi Konseptual

E.1. Aspek Kognitif, Afektif, Dan Behavioral

Dari segi pesan yang disampaikan media massa, maka akan timbul # macam efek, yaitu:


(3)

a. Efek Kognitif adalah akibat yang timbul pada diri seseorang yang terkena terpaan media yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif mencakup tingkat pemahaman, pengetahuan, dan pengertian komunikan.

b. Efek Afektif disebut memiliki kadar yang lebih tinggi dibandingkan efek kognitif. Dalam penelitian ini efek afektif mencakup perubahan sikap yang terjadi pada responden.

c. Efek Perilaku mengacu pada perilaku, tindakan, atau kegiatan khalayak yang tampak pada kegiatan sehari-hari pasca mengkonsumsi sebuah media.

Penelitian ini menggunakan pendekatan efek kehadiran pesan media yang mencakup efek kognitif, efek afektif, dan efek perilaku, yang nantinya akan menjadi indikator dalam pengukuran tingkat efek kehadiran pesan ekonomi dan investasi media cetak bagi wakil pialang berjangka.

E.2. Wakil Pialang Berjangka

Wakil pialang berjangka adalah orang yang berdasarkan kesepakatan dengan pialang berjangka, melaksanakan sebagian fungsi pialang berjangka. Wakil pialang berjangka memiliki kewenangan untuk berhubungan secara langsung dengan calon nasabah atau nasabah dalam keperluan transaksi kontrak berjangka di bursa berjangka. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh wakil pialang berjangka antara lain, memiliki keahlian di bidang perdagangan berjangka dan berkepribadian baik tanpa memiliki riwayat kejahatan. Dan wakil pialang berjangka wajib mengantongi ijin dari Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan


(4)

Berjangka Komoditi) (Penjelasan Pasal 31 ayat (3) Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi).

F. Definisi Operasional

Dalam penggunaaan teori yang telah dibahas sebelumnya (halaman 23), disebutkan bahwa efek-efek yang ditimbulkan oleh terpaan pesan oleh media adalah efek kognitif, afektif, dan behavioral.

Dalam penelitian ini variabel tingkat aspek kognitif, afektif, dan behavioral terkait informasi ekonomi dan investasi di kalangan wakil pialang berjangka PT. VIF Malang merupakan variabel tunggal (mandiri) karena tidak dihubungkan dengan variabel-variabel lainnya. Dalam penelitian ini tingkatan ketiga aspek tersebut dinilai tinggi ketika timbul efek kognitif, afektif, dan perilaku secara nyata pada komunikan. Tingkatan aspek dikatakan rendah jika efek yang dirasakan oleh komunikan yang telah menggunakan media berlainan dari segi kognitif, afektif, dan behavioral. Indikatornya adalah:

A. Aspek Kognitif

Merupakan akibat yang timbul pada diri seseorang yang terkena terpaan media yang sifatnya informatif. Kehadiran pesan dalam media massa memberikan pengetahuan, khalayak yang semula tidak tahu menjadi tahu, ragu menjadi yakin, tidak jelas menjadi jelas dan paham. Dalam penelitian ini efek kognitif diberi batasan mencakup tingkat pengetahuan, pemahaman, dan pengertian terhadap informasi yang diterima oleh komunikan (eksekutif muda), dengan indikator:


(5)

a.1. Bertambahnya pengetahuan para wakil pialang berjangka mengenai segala informasi ekonomi dan investasi yang dimuat dalam koran Kontan.

a.2. Tingkat pemahaman wakil pialang berjangka tentang materi berita yang diterima melalui koran Kontan.

a.3. Wakil pialang berjangka mengerti tentang maksud informasi ekonomi dan investasi yang dimuat dalam koran Kontan.

B. Aspek Afektif

Aspek afektif mengacu pada aspek emosional atau perasaan. Media massa memberikan rangsangan emosional pada khalayak, menimbulkan berbagai macam perasaan yang berbeda-beda pada tiap individu. Aspek afektif dalam penelitian ini dibatasi sebagai pengaruh informasi terhadap perubahan sikap, dengan faktor-faktor sebagai berikut:

B.1. Wakil pialang berjangka bersikap sesuai dengan pengetahuan atas informasi yang telah diterima.

C. Aspek Behavioral

Aspek Behavioral mengacu pada tindakan, atau kegiatan khalayak yang tampak pada kegiatan sehari-hari pasca mengkonsumsi media massa. Aspek behavioral terkait informasi ekonomi dan investasi koran Kontan, indikatornya adalah:

C.1. Wakil pialang berjangka mengakses informasi dalam situs online Kontan. C.2. Wakil pialang berjangka bertindak sesuai dengan pengetahuan atas segala informasi yang diterima dan sikap yang telah diambilnya.


(6)

H. Hipotesis

Hipotesis ini merupakan pendapat atau pernyataan yang masih belum tentu kebenarannya, masih harus diuji lebih dulu dan karenanya masih bersifat sementara atau dugaan awal (Kriyantono, 2006:28).

Dalam penelitian ini, bentuk hipotesis yang digunakan adalah hipotesis deskriptif, adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan tertentu.

Untuk menjawab dan mencapai tujuan penelitian yang dirumuskan, maka disusun model hipotesis sebagai berikut:

H0 = tingkat aspek kognitif, afektif, dan behavioral terkait informasi ekonomi dan

investasi di kalangan wakil pialang berjangka PT. VIF Malang adalah rendah H1 = tingkat aspek kognitif, afektif, dan behavioral terkait informasi ekonomi dan