Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

B. Kerangka Pemikiran

Globalisasi berdampak pada perkembangan dan perubahan sistem kehidupan masyarakat ekonomi, politik, sosial, budaya, teknologi, hukum, pendidikan, pertahanan keamanan dll, salah satunya sistem hukum yang di dalamnya terdapat pengaturan terhadap Hak Kekayaan Intelektual baik di tingkat internasional maupun nasional. Dalam konteks nasional ikut sertanya Indonesia sebagai anggota World Trade Organization WTO yang turut menandatangani Perjanjian Multilateral GATT Putaran Uruguay 1994 dan TRIPs, serta telah meratifikasinya dengan UU No. 7 Tahun 1994, mengakibatkan Indonesia harus membentuk dan menyempurnakan hukum nasionalnya, serta terikat dengan ketentuan- ketentuan tentang HKI. Indonesia sebagai negara kepulauan Arhipelagic State mempunyai kurang lebih 17.000 pulau baik pulau-pulau besar maupun yang kecil serta sebagai negara megabiodiversity dengan kekayaan hayati dan keanekaragaman yang tersebar di daratan dan lautan, dan kekayaan kultur budaya serta aset-aset intelektual tradisional yang masuk dalam traditional knowledge atau pengetahuan tradisional, mempunyai kepentingan dalam perlindungan dari tindakan pencurian pembajakan biopiracy missapropriation atas traditional knowledge tersebut. Bagaimana sistem perlindungan hukumnya yang baik dan ideal apakah melalui sistem perlindungan HKI atau non HKI. Dan prospeknya terhadap pembangunan ekonomi Indonesia terutama apabila perlindungan melalui sistem HKI. INTERNASIONAL INDONESIA NON HKI PROSPEK PEMBANGUNAN EKONOMI PERKEMBANGAN PERUBAHAN SISTEM KEHIDUPAN ekonomi, politik, sosial, budaya, teknologi, hukum, pendidikan, pertahanan keamanan dll HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL NASIONAL Anggota WTO, menandatangani GATT TRIPs 1. Negara kepulauan, +17.500 pulau Arhipelagic State 2. Kekayaan sumber daya alam dan hayati Mega Biodiversity ,di darat maupun laut 3. Kekayaan kultur, budaya dan aset-aset intelektual tradisional traditional knowledge TRADITIONAL KNOWLEDGE BIOPIRACY PENCURIAN PEMBAJAKAN MISAPPROPRIATION HKI PERLINDUNGAN HUKUM SISTEM GLOBALISASI Gambar 7. Bagan Alur Kerangka Pemikiran

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kepentingan Indonesia Terhadap Perlindungan Traditional

Knowledge a. Kesadaran Pentingnya Perlindungan Terhadap Traditional Knowledge Di Indonesia, boleh dikatakan belum muncul kesadaran di antara anggota masyarakat lokal akan arti penting perlindungan hukum bagi traditional knowledge. Jika ada kesadaran yang dimaksud , tentunya baru sebatas di kalangan tertentu yang menaruh perhatian pada masalah pemanfaatan sumber daya hayati dan traditional knowledge, khususnya dalam hubungannya dengan perdagangan produk-produk yang bersumber dari pengolahan sumber daya hayati dan traditional knowledge. Kesadaran ini muncul dari rasa ketidakadilan yang dirasakan oleh negara berkembang berkenaan dengan pemanfaatan sumber daya hayati dan traditional knowledge oleh pihak-pihak di luar anggota masyarakat lokal tanpa adanya benefit sharing bagi “pemilik” sumber daya hayati dan traditional knowledge yang dimaksud. Beberapa contoh, seperti dalam kasus Paten Turmeric 1996, Paten Ayahuasca 1999, Paten Pohon Neem 1996, Paten Guayami 1996, Paten Oryza Longistaminata 1999, dan lain-lainnya menunjukan hal tersebut. Negara-negara berkembang yang mengklaim pemilikan atas sumber daya hayati dan traditional knowledge yang dimaksud merasa tidak ikut serta menikmati keuntungan ekonomis dari pemanfaatan traditional knowledge tersebut Agus Sardjono, 2005: 64. Sementara negara-negara maju berupaya sedemikian rupa untuk melindungi kekayaan intelektual mereka dari penyalahgunaan 105