IDEOLOGI FREEMANSONRY DALAM COVER ALBUM DEWA 19 Analisis Semiotik Pada Cover Album Kaset Dewa 19

IDEOLOGI FREEMANSONRY DALAM COVER ALBUM DEWA 19
Analisis Semiotik Pada Cover Album Kaset Dewa 19

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh:
Nazly Fachrudi Nz
07220286

Konsentrasi Jurnalistik dan Studi Media
Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
2012

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama


: Nazly Fachrudi Nz

NIM

: 07220286

Jurursan

: Ilmu Komunikasi

Fakultas

: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Ideologi Freemasonry dalam Cover Album Dewa 19 (Analisis Semiotik
pada Cover Album Kaset Dewa 19)

Disetujui,
Pembimbing I


Pembimbing II

Dr.Sugeng Pujileksono, M.S.i

Nasrullah. S.Sos, M.S.i

Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Nurudin, M.S.i

i

LEMBAR PENGESAHAN

Nama

: Nazly Fachrudi Nz


NIM

: 07220286

Konsentrasi

: Jurnalistik

Judul Skripsi : Ideologi Freemasonry dalam Cover Album Dewa 19 (Analisis Semiotik
pada Cover Album Kaset Dewa 19)

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
dan dinyatakan…..

Pada Hari : Kamis
Tanggal : 03 Mei 2012
Tempat


: Ruang 605

Mengesahkan,
Dekan FISIP UMM

Dr. Wahyudi, M. Si
Dewan Penguji:
1. M. Himawan Sutanto, M.Si

Penguji I

(

)

2. Jamroji, M.Comm

Penguji II


(

)

3. Dr.Sugeng Pujileksono, M.S.i

Penguji III

(

)

4. Nasrullah. S.Sos, M.S.i

Penguji IV

(

)
ii


PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Nazly Fachrudi Nz

Tempat, tanggal lahir

: Malang, 15 November 1988

Nomor Induk Mahasiswa

: 07220286

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Jurusan

: Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:
Ideologi Freemasonry dalam Cover Album Dewa 19
(Analisis Semiotik pada Cover Album Kaset Dewa 19)
Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya,
kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan
ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 30 April 2012
Yang Menyatakan,

Nazly Fachrudi Nz

iii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI


Nama

: Nazly Fachrudi Nz

NIM

: 07220286

Fakultas

: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan

: Ilmu Komunikasi

Konsentrasi

: Jurnalistik


Judul Skripsi

: Ideologi Freemasonry dalam Cover Album Dewa 19
(Analisis Semiotik pada Cover Album Kaset Dewa 19)

Pembimbing

: 1. Drs. Sugeng Pujileksono, M. Si
2. Nasrullah. S.Sos, M.S.i

Kronologi Bimbingan :
Tanggal

Paraf
Pembimbing I

Paraf
Pembimbing II


Keterangan

05 September 2011

Acc Judul

15 November 2011

Acc Proposal

22 Desember 2011

Seminar Proposal

14 Januari 2012
18 Maret 2012
10 April 2012

Acc Bab I
Acc Bab II

Acc Bab III

21 April 2012

Acc Seluruh Naskah
Malang, 23 April 2012
Disetujui,

Pembimbing I

Drs. Sugeng Pujileksono, M. Si

Pembimbing II

Nasrullah. S.Sos, M.S.i

iv

LEMBAR PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, Barokallah, segala puji bagi Allah SWT, Penguasa Langit dan Bumi. Atas
KuasaNya-lah apa yang terjadi di muka bumi ini. Atas RahmatNya-lah segala kebaikan
dan setiap hal yang terjadi dalam episode kehidupanku. Cinta terbaik dari Allah SWT
adalah karena diberikannya saya kesempatan untuk hidup, dititipkannya saya pada
keluarga yang sangat menyayangiku, dipertemukannya aku dengan begitu banyak sahabat
dan orang yang dengan mudahnya setia padaku, hingga tak ada lagi alasan bagiku untuk
tak mesyukuri nikmat ini.
Skripsi ini didedikasikan untuk Ibunda Hilda Safarina Yasin & Alm.
Ayahanda Nazarudin serta adek saya Aldi Fauzan Nz; cinta, motivasi, kerja keras
untuk membiayai kuliah serta doanya telah membuat saya ingin mengusahakan hasil
terbaik dari yang saya mampu, maaf karena membuat lama menunggu. Saya juga tidak
lupa mengucapkan terima kasih atas dukungan dan motivasi dari Keluarga Besar Bpk.
Muhammad Yasin dan Bpk. Abdul Salam Zakaria yang selalu memberikan dorongan
moral untuk dapat segera menyelesaikan skripsi ini. Saya juga tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada kawan-kawan saya yang berada disini maupun di Kalimatan yang
selalu mendoakan saya.
Anugerah darinya, pada episode kehidupanku kali ini, aku bersyukur telah
mendapat kesempatan untuk merajut kisah bersamamu. Keluarga dan sahabat yang
sangat aku cintai, terima kasih untuk melengkapi setiap kekuranganku, terima kasih telah
menjadikan setiap perbedaan sebagai pelangi yang indah dengan warna-warninya.
Semoga kita semua diliputi kebaikan, perlindungan dan kasih sayang Allah SWT. Sebuah
persembahan untuk keluargaku tercinta “Ibunda, Ayahanda dan Adik-adikku” Atas
keringat dan Do‟a yang selalu dicurahkan selama ini.

“Manusia hidup untuk berkarya, jika kita telah berkarya maka setelah kita mati, Kita
telah mencorengkan segaris nama kita diatas dunia ini dan akan selalu dilihat oleh
jutaan umat manusia selanjutnya setelah kita mati ”
“ Pramudya Ananta Toer ”
-Fastabiqul Khoirot-

v

ABSTRAKSI
Nazly Fachrudi Nz, 07220286
IDEOLOGI FREEMASONRY DALAM COVER ALBUM DEWA 19
(Analisis Semiotik pada Cover Album Kaset Dewa 19)
Pembimbing : Drs. Sugeng Pujileksono, M.Si dan Nasrullah S.Sos, M.Si
Bibliografi : 36 Buku, 29 Non-Buku
Kata Kunci : Ideologi Freemasonry, Cover Album, Dewa 19
Penelitian ini didasari atas makin maraknya grup-grup band Indonesia berdiri dan
menggunakan simbol-simbol atau lambang-lambang yang bervariatif di setiap band-nya
sebagai sebuah trend pada masa kini ataupun malah bahkan menjadi sebuah ideologi.
Seperti contoh grup band Dewa 19, yang merupakan salah satu band di Indonesia yang
cukup terkenal. Dewa 19 menggunakan beberapa simbol-simbol Freemasonry didalam
setiap albumnya sebagai media penyebarannya. Keresahan akan adanya pemakaian
simbol Yahudi Isreal di mediapun telah menjadi isu nasional. Keresahan yang berawal
dari pemakaian simbol Yahudi pada album Dewa 19 sudah menuai beberapa protes
seperti pada sebuah situs-situs internet di Youtube yang memperlihatkan tidak hanya
simbol Yahudi Israel yang di pakai Dewa 19 yang disoroti tetapi dari beberapa simbol
Yahudi Israel yang lain dan juga banyak dimodifikasinya yang menjadi pusat perhatian.
Konspirasi Yahudi Israel ini sudah lama dilakukan oleh freemason atau Freemasonry
yaitu sebuah organisasi persaudaraan yang muncul sejak antara akhir abad ke 16 dan
awal abad ke 17. Sekarang ini mereka merata di seluruh penjuru dunia. Mereka percaya
kepada suatu kuasa yang mereka puja yang mana kuasa itulah yang diakui mereka
sebagai „God‟ atau „Tuhan‟. Tuhan yang dipuja-puja mereka itu secara ringkasnya dapat
dikatakan di sini adalah Tuhan yang diberi gelar oleh mereka sebagai The all seeing-eye
atau “Mata yang dapat melihat segala sesuatu”. “God” oleh mereka disimbolkan dan
digambarkan oleh mereka dengan bentuk “mata”. Simbol itulah yang sering disebut
dengan mata satu yang seringkali digambarkan oleh mereka dalam banyak simbol.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Makna apa yang terkandung dibalik
simbol-simbol yang ada di dalam cover album Dewa 19 ?, Apakah ada hubungan antara
Ahmad Dhani dan Freemasonry?.” Sedangkan fokus penelitian ini difokuskan pada
simbol dan gambar dalam cover album kaset Dewa 19. Pesan-pesan yang disampaikan
oleh komunikator atau kreator ini disimbolisasikan melalui gambar atau simbol yang
kemungkinan besar semua orang tidak mengetahui arti dari gambar atau simbol tersebut,
sehingga gambar dalam cover tersebut menduduki status simbol dan memiliki makna
simbolik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-intepretatif. Dalam hal ini, peneliti
berusaha membaca sebuah tanda dengan menggunakan metode semiotika Rolland
Barthes. Menurutnya tanda merupakan konstruksi lambang-lambang atau pesan yang
pemaknaannya tidak cukup hanya dengan mengaitkan signifier dan signified semata,
namun juga harus dilakukan dengan memperhatikan susunan (construction) dan isi
(content) dari lambang.
Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan beberapa simbol-simbol Yahudi yang
digunakan oleh Ahmad Dhani yang sama seperti yang digunakan oleh Organisasi
Freemasonry, yang tujuannya untuk dapat menyelesaikan proyek mereka yaitu
membangun sebuah Tatanan Dunia Baru (New World Order). Seperti dapat dilihat
vi

diantaranya Ahmad Dhani bangga dengan Gen dari kakeknya Jan Frederich Kohler yang
tidak lain adalah kakek dari ibunya yang juga keturunan Yahudi-Jerman. Selain itu juga
penggunaan simbol mata kiri yang merupakan simbol dari Dewa Ra (Dewa Matahari)
menurut mitologi Mesir kuno dan sebuah piramida yang tidak sempurna di ujungnya.
Menurut Freemasonry piramida itu akan menjadi sempurna, apabila proyek mereka akan
berhasil untuk melakukan Sekularisasi Dunia (Novus Ordo Secloreum).

Malang, 30 April 2012

vii

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah berjuang demi
tegaknya agama Islam. Sehingga dengan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul „IDEOLOGI FREEMASONRY DALAM COVER ALBUM DEWA 19
(Analisis Semiotik pada Cover Album Kaset Dewa 19)‟.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan pada simbol-simbol Freemasonry yang
telah banyak menyebar luas di Indonesia melalui perantara industri hiburan terutama
industri musik di Indonesia. Salah satu nya adalah grup band Dewa 19 yang merupakan
salah satu band di Indonesia yang cukup terkenal. Dewa 19 menggunakan beberapa
simbol-simbol Freemasonry didalam setiap albumnya sebagai media penyebarannya
simbol-simbol tersebut tanpa sadar telah di gunakan pada aksesories, kaos, cover kaset
dan sebagainya.
Sebuah simbol / gambar bisa berarti lebih dari seribu kata kata. Simbol Freemasonry
tersebut dengan cerdik diletakkan dengan berbagai cara dan hanya bisa dilihat dengan
cara cara tertentu. Ada yang dibuat terbalik, disamarkan, diputar dan hanya bisa dibaca
didepan cermin.
Freemasonry memiliki sebuah proyek besar untuk Dunia ini yaitu“Novus Ordo
Seclorum” atau Orde Sekuralisasi Dunia yaitu untuk benar-benar memisahkan dunia dari
keyakinan beragama dengan membangun Tatanan Dunia Baru (New World Order).
Tatanan dunia yang dibangun oleh ilusi dan materialisme. Untuk dapat mencapainya,
para Masonic mendorong masyarakat untuk menjadi bagian dari sistem yang mereka
bangun dan harus melayani sistem tersebut, maka masyarakat akan menjadi seorang
budaknya. Mereka percaya kepada suatu kuasa yang mereka puja yang mana kuasa itulah
yang diakui mereka sebagai „God‟ atau „Tuhan‟. Tuhan yang dipuja-puja mereka itu
secara ringkasnya dapat dikatakan di sini adalah Tuhan yang diberi gelar oleh mereka
sebagai The all seeing-eye atau “Mata yang dapat melihat segala sesuatu”. “God” oleh
mereka disimbolkan dan digambarkan oleh mereka dengan bentuk “mata”. Simbol itulah
yang sering disebut dengan mata satu yang seringkali digambarkan oleh mereka dalam
banyak simbol.
Akhirnya sebagai manusia biasa yang tak luput dari khilaf dan kekeliruan, tentu dalam
mengerjakan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Melalui kata pengantar ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih atas sumbangsih, dukungan, bantuan, serta
kerjasamanya yang telah diberikan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:
1. Segenap Pimpinan UMM: DR. Muhadjir Effendy, M.AP., Prof. DR. Ir. Sujono,
M.Kes., Drs. Mursidi, MM., Drs. Joko Widodo, M.Si.
2. Dr. Wahyudi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Malang, Drs Abdullah Masmuh M.Si selaku PD III beserta PD I
dan PD II.
3. Nurudin, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi dan Dra. Frida Kusumastuti,
M. Si selaku mantan ketua jurusan komunikasi.
4. Dosen pembimbing: sebagai Dr. Sugeng Pujileksono, M.Si dosen pembimbing I,
dan Nasrullah, S.sos, M.Si sebagai dosen pembimbing II, terima kasih atas
viii

dukungan dan arahan keduanya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Bapak Arif Hidayatullah dan Ibu Winda Hardianti terima kasih atas
bantuannya yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing selama
proses pembuatan skripsi. Segenap Bapak/Ibu dosen FISIP, khususnya dosen
Jurusan Ilmu Komunikasi, terima kasih atas transformasi ilmunya selama di bangku
kuliah.
5. M. Himawan Sutanto, M. Si selaku dosen penguji I.
6. Jamroji, M.Comm selaku dosen penguji II.
7. Semua kawan-kawan dari 0341 Adventure Organizer dan Waroenk Pendaki,
khususnya Mas Bhe Bhe, Mas Bherry, Mas John dan Nasrul
8. Semua kawan-kawan dari FPPI (Front Perjuangan Pemuda Indonesia) di
Yogyakarta, yang telah banyak memberikan waktu luang untuk diskusi
9. Semua teman-teman seperjuanganku di Komunikasi khususnya konsentrasi
Jurnalistik, Rezky, Filman, Levy, Gusti, Amel dan Hana yang telah banyak
memberikan motivasi dan dorongan selama ini dan semua yang tidak dapat
disebutkan, terima kasih atas kebersamaannya.
10. Semua kawan-kawan dari Asrama Kaltim khususnya Asrama Mandau yang telah
banyak membantu selama ini.
11. Semua kawan-kawan dari Sekolah Rakyat di Balikpapan, khusunya Oci, Ian, Aldi,
Emeng, Mardi (ayo kapan main joker lagi)
12. Semua kawan-kawan KPMB (Keluarga Pelajar Mahasiswa Balikpapan) di
Surabaya, terima kasih atas tumpangan tempat tinggal sementaranya dan khususnya
Uta yang telah banyak membantu selama ini.
Seluruh pihak-pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan, hanya ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan. Semoga Allah
SWT membalas segala kebaikan dan amal ibadah mereka. Amien.
Billahi Fii Sabililhaq, Fastabiqul Khairat

ix

DAFTAR ISI

COVER

.......................................................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................... iii
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ................................................. iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................ v
ABSTRAKSI .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
BAB I

PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 19
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 19
D. Kegunaan Penelitian .............................................................. 20

BAB II

TINJAUAN TEORITIS .......................................................................... 21

A. Definisi Ideologi ...................................................................... 21
A.1 Dimensi Ideologi: Nilai, Kepentingan dan Pilihan .......... 24
B. Berkomunikasi dengan simbol-simbol ................................. 29
B.1. Apa itu Simbol .................................................................. 29
B.2 Manusia dan Simbol .......................................................... 32
B.3 Simbol sebagai Status dan Gaya Hidup ............................. 34
C. Dialektika Mitos dan Usaha Manusia Rasional ..................... 38
D. Mitos Masa Kini ....................................................................... 42
D1. Mitos adalah Tipe Wicara ................................................. 42
D.2. Mitos sebagai Sistem Semiologi ...................................... 45
D.3. Bentuk dan Konsep Mitos ................................................ 52
x

D.4. Penandaan ........................................................................ 58
D.5. Membaca dan Mengurai Mitos ........................................ 69
D.6. Mitos sebagai Bahasa Curian ........................................... 73
D.7. Mitos adalah Wicara yang Dide-politisasi ....................... 77
D.8. Mitos tentang Aliran Kiri ................................................. 80
D.9. Mitos tentang Aliran Kanan ............................................. 85
E. Keniscayaan dan Batas-batas Mitologi ................................... 88
F. Sejarah Freemasonry................................................................ 91
F1. Arti Nama Freemasonry .................................................... 91
F2. Dari Ordo Templar ke Mesir Kuno ................................... 92
F.2.1. Perang Salib ............................................................. 92
F.2.2. Ordo Templar........................................................... 97
F.2.3. Arti Lambang Jangka dan Siku-Siku ....................... 103
F.2.4. Piramida dibawah Mata ........................................... 105
F.2.5. Struktur dalam Organisasi Freemasonry ................. 106
F.2.6. Pola Gerakan ............................................................ 110
F.2.7. Misi dan Agenda ...................................................... 111
G. Masuknya Freemasonry di Indonesia .................................... 118
G.1. Freemason di Indonesia ................................................... 120
G.2. Akar Teologi Yahudi di Indonesia ................................... 124
G.3. Ruh Gerakan Freemasonry............................................... 126
H. Berdirinya Organisasi Illuminati ............................................ 133
H.1. Arti Nama Illuminati ........................................................ 134
H.2. Sejarah Berdirinya Organisasi Illuminati ......................... 135
I. Hubungan antara Freemasonry dan Illuminati ..................... 137
J. Terbentuknya Band Dewa 19 .................................................. 140
J.1. Sejarah Nama Dewa 19 ..................................................... 140
J.2. Kedekatan Dewa 19 dan Organisasi Freemasonry ............ 145
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN............................................................. 149

A. Perspektif Penelitian ................................................................. 149
B. Fokus Penelitian ........................................................................ 150
xi

C. Metode Penelitian...................................................................... 151
C.1. Tipe dan Dasar Penelitian ................................................ 151
C.2. Pendekatan Penelitian ...................................................... 152
C.3. Ruang Lingkup Penelitian ................................................ 152
C.4. Unit Analisis Data ............................................................ 153
C.5. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 153
C.6. Teknik Analisis Data ........................................................ 154
BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA ................................................... 156
A. Analisis Semiotik pada Album Kaset Dewa 19 .................... 159
A.1. Album pertama Dewa 19 “Dewa 19” .............................. 159
A.2. Album ketiga Dewa 19 “Terbaik-Terbaik” ..................... 169
A.3. Album keenam Dewa “Cintailah Cinta” ........................ 182
A.4. Album ketujuh Dewa “Laskar Cinta” ............................. 192
B. Brand Image yang ingin dibangun oleh Dewa melalui simbol-simbol
......................................................................................................... 204
BAB V

PENUTUP ...................................................................................... 215
A. Kesimpulan ............................................................................. 215
B. Saran ........................................................................................ 218
B.1. Saran Akademis................................................................ 219
B.2. Saran Praktis ..................................................................... 219

xii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Tanda Roland Barthes
Gambar 2.2 Akar Masonry dapat ditelusuri hingga ke Perang Salib melawan Muslim
yang dimulai oleh Paus Urban II
Gambar 2.3 Lambang Freemansory
Gambar 2.4 Mata dan Piramida
Gambar 2.5 Struktur Scottish Rite
Gambar 2.6 Lambang VOC
Gambar 2.7 Lambang Illuminati (identik dengan segitiga dan satu mata)
Gambar 4.1 Cover Album Dewa 19 “Dewa 19”
Gambar 4.2 Lambang Hexagram dibalik Uang Dollars AS
Gambar 4.3 Cover Album Dewa 19 “Terbaik-Terbaik”
Gambar 4.4 Cover Album Dewa “Cintailah Cinta”
Gambar 4.5 Cover Album Dewa “Laskar Cinta”
Gambar 4.6 Tabel Huruf Ibrani
Gambar 4.7 Ucapan Terima Kasih Dhani dalam Cover Album Laskar Cinta
Gambar 4.8 Ahmad Dhani dalam sebuah video klipnya Republik Cinta

yang

menggunakan gebyar background bendera Merah Putih dengan tambahan
gambar bintang berpoligon garis bintang bendera Israel
Gambar 4.9 Simbol Yahudi di Aksesoris Ahmad Dhani
Gambar 4.10 Lirik Lagu Dewa – Sweetest Place
Gambar 4.11 Lirik Lagu Dewa – Satu
Gambar 4.12 Thanks to Al Hallaz

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Signifier-Signified
Tabel 4.2 Denotative Sign
Tabel 4.3 Connotative-Signifier
Tabel 4.4 Connotative-Signified
Tabel 4.5.1 Signifier-Signified
Tabel 4.5.1.2 Denotative-Sign
Tabel 4.5.1.3 Connotative-Signifier
Tabel 4.5.1.4 Connotative-Signified
Tabel 4.6.3.1 Signifier-Signified
Tabel 4.6.3.2 Denotative Sign
Tabel 4.6.3.3 Connotative-Signifier
Tabel 4.6.3.4 Connotative-Signified
Tabel 4.7.4.1 Signifier-Signified
Tabel 4.7.4.2 Denotative Sign
Tabel 4.7.4.3 Connotative-Signifier
Tabel 4.7.4.4 Connotative-Signified
Tabel 4.8.5.1 Signifier-Signified
Tabel 4.8.5.2 Denotative Sign
Tabel 4.8.5.3 Connotative-Signifier
Tabel 4.8.5.4 Connotative-Signified

xiv

DAFTAR PUSTAKA
Ahimsa-Putra, Heddy Shri. 1995. “Levi-Strauss di Kalangan Orang Bajo: Analisis Struktural dan
Makna Ceritera Orang Bajo”. Kalam. Edisi 6, hlm 124-143
Alfian. 1995. “Ideologi, Idealisme dan Integrasi Nasional” dalam Yahya Muhaimin dan Colin
MacAndrews (ed.). Masalah-masalah Pembangunan Politik. Cetakan Ketujuh. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, hlm 87-97.
Amini, Muhammad Safwat As-Saqa dan Sa‟di Abu Habib. 1982. Gerakan Freemansory.
Penerjemah Maktab Rabitah Jakarta. Cetakan Kedua. Jakarta: Rabitah Alam Islami Makkah AlMukarramah
Apter, David E. 1996. Pengantar Analisa Politik. Cetakan Keempat. Penerjemah Setiawan
Abadi. Jakarta: LP3ES
Barthes, Roland. 1983. Mythologies. London: Paladin
_____________.2006. Mythologies. Edisi Revisi. Penerjemah Nurhadi dan A. Sihabul Milah.
Yogyakarta: Kreasi Wacana
Budiman, Kris. 1999. Kosa Semiotika. Yogyakarta: LKIS
Derrida, Jacques. 1992. Acts of Literature. Derek Artridge (ed.). New York: Routledge
Eco, Umberto & Cardinal C.M Martini. 2001. A Theory of Semiotics. Bloomington: Indiana
University Press
Fiske, John. 1990. Introduction to Communication Studies. Second Edition. London: Metheun &
Co. Ltd
Hartoko, Dick & B. Rahmanto. 1998. Kamus Istilah Sastra. Yogyakarta: Kanisius
Huda, Masyamsul. 2006. Manunggaling Dewa Ahmad Dhani. Jakarta: Serambi
Kaplan, David A. dan Albert A. Manners. 2000. Teori Budaya. Penerjemah Landung
Simatupang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Magnis-Suseno, Franz. 1992. Filsafat sebagai Ilmu Kritis. Yogyakarta: Kanisius
Mulyana, Deddy. 1999. Nuansa-Nuansa Komunikasi; Meneropong Politik dan Budaya
Komunikasi Masyarakat Kontemporer. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyana, Deddy dan Solatun. 2008, Metode Peneltian Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya:
Bandung

Piliang, Yasraf Amir. 1999. Sebuah Dunia yang Dilipat; Realitas Kebudayaan Menjelang
Milenium Ketiga dan Matinya Postmodernisme. Bandung: Mizan
Preminger, Alex, et al. (ed.). 2001. “Semiotik (Semiologi)” dalam Jabrohim (ed.). Metodologi
Penelitian Sastra. Penerjemah Rachmat Djoko Pradopo. Yogyakarta: Hanindita Graha Widia
Rahardjo, Christanto P. 1996. “Dinamika Plesetan Jawa, Sebuah Konstruksi Anekdotis Politis”.
Prisma 1, Januari, hlm 17-22
Saidi, Ridwan. 2008. Fakta dan Data Yahudi di Indonesia, Era Reformasi. Jakarta: Khalifa Al
Kautsar
Schlesinger Jr, Arthur. 1960. The Crisis of confidence. New York: Bantam Books
Simon, Roger. 2000. Gagasan-gagasan Politik Gramsci. Cetakan Kedua. Penerjemah Kamdani
dan Imam Baehaqi. Yogyakarta: INSIST bekerjasama dengan Pustaka Pelajar
Sindhunata. 1983. Dilema Usaha Manusia Rasional; Kritik Masyarakat Modern oleh Max
Horkheimer dalam Rangka Sekolah Frankfurt. Jakarta: Gramedia
Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung
__________. 2009. Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing. PT Remaja Rosdakarya: Bandung
Steven, Th. 2004. Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia
1764-1962. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Strinati, Dominic. 2010, Popular Culture. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta
Sudibyo, Agus. 2001. Politik Media dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta: LKIS
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta: Alfabeta
Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Widia Sarana
Susanto, Astrid S. 1985. Pendapat Umum. Cetakan Kedua. Bandung: Binacipta
van Paursen, C.A. 1991. Orientasi di Alam Filsafat. Penerjemah Dick Hartoko. Jakarta:
Gramedia
van Zoest. 1991. Fiksi dan Nonfiksi dalam kajian Semiotik. Penerjemah Manoekmi Sardjoe.
Jakarta: Gramedia
___________, Aart. 1996a. “Interpretasi dan Semiotika” dalam Panuti sudjiman dan Aart van
Zoest (ed.). Serba-Serbi Semiotika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, hlm 1-25

Wellek, Rene & Austin Warren. 1995. Teori Kesusastraan. Penerjemah Melani Budianta.
Jakarta: Gramedia
Yahya, Harun. 2005. Ancaman Global Freemansory; Filsafat Masonik Tersikap dan
Terbantahkan. Penerjemah Halfino Berry. Bandung: Dzikra

Non Buku:
http://www.akhirzaman.info/yahudi/kabballah/2096-konspirasi-gerakan-penyembah-iblis.html
diakses tanggal 06 Mei 2012 jam 22.51
http://www.dewa19.com/web/index.php?option=com_content&view=article&id=46&Itemid=55
diakses tanggal 22 Agustus 2011 jam 20.30
http://www.oroginak.wordpress.com/tag/asia/ diakses tanggal 13 September 2011 jam 22.00
http://www.oroginak.wordpress.com/2011/08/02/harkitnas-dan-boedi-oetomo-dalam-bayangbayang-freemason-theosofi/ diakses tanggal 13 September 2011 jam 22.30
http://www.rensenpelawi.blogspot.com/2009/11/new-world-order-konspirasitingkat.html.diakses tanggal 13 September jam 22.40
http://www.nusantara666.blogspot.com/2010/11/illuminati-freemason-perang-duniaitu_20.html# diakses tanggal 15 September jam 23.15
http://www.akhirzaman.info/yahudi/kabballah/2095-waspada-ordo-illuminati-bangkit-di
indonesia.html diakses tanggal 1 Oktober 2011 jam 18.34
http://www.hikmatun.wordpress.com.2008 diakses tanggal 1 Oktober 2011 jam 18.34
http://www.eramuslim.com/konsultasi/konspirasi/bintang-david-jadi-video-klip-musik.htm,
diakses tanggal tanggal 23 September 2011, jam 14.45
http://www.adverdreams.blogspot.com/2009/06/copy-paste-bolehkah.html,
tanggal 23 September 2011, jam 14.00

diakses

tanggal

http://www.mfa.gov.il, diakses tanggal tanggal 15 September 2011, jam 13.15
http://www.idf.il, diakses tanggal tanggal 15 September 2011, jam 13.30
http://www.ou.org/Israel, diakses tanggal tanggal 15 September 2011, jam 13.55
http://www.ujc.org, diakses tanggal tanggal 18 September 2011, jam 02.34
http://www.25waystohelpisrael.com, diakses tanggal tanggal 18 September 2011, jam 02.48

http://www.hidayatullah.com, diakses tanggal tanggal 18 September 2011, jam 03.30
http://www.irengputih.com/mewaspadai-bahaya-freemasonry-14-berawal-dari-kedatanganvoc/2401/ , diakses tanggal 23 Juni 2011, jam 23.17
http://www.abisyakir.wordpress.com/2010/02/02/ruh-freemasonry//, diakses tanggal tanggal 23
Juni 2011, jam 24.15
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=9212183 , diakses tanggal 23 Juni 2011, jam 14.40
http://wakeupproject.com, diakses tanggal 18 November 2011, jam 15.30
http://www.artikata.com/mahkota, Arti Kata mahkota.htm, diakses tanggal 16 April 2012, jam
22.19
http://www.mureo.com/Mata Horus - Antikristus Dajjal bermata Satu/Mureo situs berita tentang
ANTIKRISTUS DAJJAL.htm, diakses tanggal 16 April 2012, jam 21.45
http://www.peacemaker.blogspot.com/Arti warna pada simbol Pita dan bentuk kepedulian
kita.htm, diakses tanggal 16 April 2012, jam 21.15
http://www.wikipedia.org//Bahasa Ibrani - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm,
diakses tanggal 17 April 2012, jam 02.10
http://www.mesianic-indonesia.com/APAKAH ARTI NAMA YAHWEH ITU.htm, diakses
tanggal17 April 2012, jam 02.40
http://www.EffectD.blogspot.com/Simbol Hexagram.htm, diakses tanggal 17 April 2012, jam
03.13
http://onlinebusiness135.blogspot.com/2009/12/great-seal.html, diakses tanggal 17 April 2012,
jam 01.20
http://www.komunitasindigo.com/t686-illuminate, diakses tanggal 15 Desember 2011 jam 19.30
http://regional.kompasiana.com/2011/03/18/antara-ahmad-dhani-dan-bom-buku/, diakses tanggal
06 Mei 2012 jam 11.53

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, sudah banyak sekali grup-grup band Indonesia berdiri dan
menggunakan simbol-simbol yang bervariatif di setiap band nya sebagai
sebuah trend pada masa kini ataupun malah bahkan menjadi sebuah ideologi.
Namun, kita harus mengetahui mengapa mereka menggunakan simbol-simbol
tersebut dan apa di balik makna simbol yang ada di setiap grup band di
Indonesia saat ini, seperti yang paparkan dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia karangan WJS Porwadarminta disebutkan, simbol atau lambang
adalah semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana, dan sebagainya, yang
menyatakan sesuatu hal, atau mengandung maksud tertentu. Misalnya, warna
putih merupakan lambang kesucian, lambang padi lambang kemakmuran, dan
kopiah merupakan salah satu tanda pengenal bagi warga Negara Indonesia.

Desain gambar yang merupakan hasil dari produk teknologi visual,
dibuat sedemikian rupa sehingga mampu memberikan nafas baru dalam
penyampaian informasi. Mekanisme yang dibangun oleh seni fotografi dan
desain gambar dalam bentuk tanda- tanda, simbol serta bahasa gambar adalah
suatu teknik penyampaian informasi melalui ekspresi dari suatu kenyataan
yang terjadi. Proses interaksi sosial pada dasarnya adalah suatu proses

komunikasi, yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang
(komunikator) kepada orang lain (komunikan) dalam wujud simbol (Onong
Uchjana, 2006:14). Pikiran bisa berupa gagasan, inspirasi, opini yang muncul
dari benak komunikator. Sedangkan fokus pada penelitian ini adalah
komunikasi lewat simbol gambar yang ada di dalam media audio visual yang
marak diperbincangkan lewat TV maupun internet.
Tanda – tanda yang diberikan oleh foto dan gambar merekronstruksi dan
menguatkan pesan dari kenyataan yang ditampakkan dalam media massa.
Pesan tersebut mengalir apa adanya sehingga mampu mengkaitkan emosi
yang melihat. Pergeseran ini ternyata menjadi obyek pengamatan dari Roland
Barthes, seorang ahli komunikasi yang beraliran semiothological theory dari
Perancis. Roland Barthes meneruskan pemikiran dari Ferdinand de Saussure
tentang penggunaan tanda untuk mengirim makna melalui objek dan orang
lain akan menginterpretasikan tanda tersebut. Roland Barthes menekankan
interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya,
interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan
diharapkan oleh penggunanya.
Gagasan Barthes ini dikenal dengan “order of signification”, mencakup
denotasi (akna sebenarnya sesuai kamus) dan konotasi (makna ganda yang
lahir dari pengalaman kultural dan personal). Dari teori Barthes dapat dilihat
bahwa tanda denotatif terdiri atas penanda dan petanda. Akan tetapi, pada saat

bersamaan, tanda denotatif adalah juga penanda konotatif. Dalam konsep
Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan namun juga
mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya.
Pada dasarnya, ada perbedaan antara denotasi dan konotasi dalam pengertian
secara umum serta denotasi dan konotasi yang dipahami oleh Barthes. Di
dalam semiologi Barthes dan para pengikutnya, denotasi merupakan sistem
signifikasi tingkat pertama, sementara konotasi merupakan tingkat kedua.
Dalam hal ini denotasi justru lebih diasosiasikan dengan ketertutupan makna.
Sebagai reaksi untuk melawan keharfiahan denotasi yang bersifat opresif ini,
Barthes mencoba menyingkirkan dan menolaknya. Baginya yang ada
hanyalah konotasi. Sedangkan konotasi identik dengan operasi ideologi, yang
disebutnya sebagai mitos dan berfungsi untuk mengungkapkan dan
memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu
periode tertentu. Di dalam mitos juga terdapat pola tiga dimensi penanda,
petanda, dan tanda. Namun sebagai suatu sistem yang unik, mitos dibangun
oleh suatu rantai pemaknaan yang telah ada sebelumnya atau dengan kata lain,
mitos adalah juga suatu sistem pemaknaan tataran kedua. Di dalam mitos pula
sebuah petanda dapat memiliki beberapa penanda. Di sinilah titik perbedaan
Saussure dan Barthes meskipun Barthes tetap mempergunakan istilah
signifier-signified yang diusung Saussure.

Barthes juga melihat aspek lain dari penandaan yaitu “mitos” yang
menandai suatu masyarakat. Mitos menurut Barthes terletak pada tingkat
kedua penandaan, jadi setelah terbentuk sistem sign-signifier-signified, tanda
tersebut akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua
dan membentuk tanda baru. Jadi, ketika suatu tanda yang memiliki makna
konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi, maka makna
denotasi tersebut akan menjadi mitos.

Tanda pada sistem yang pertama yang memunculkan makna-makna
denotatif menjadi sebuah penanda bagi suatu makna mitologis konotatif
tingkat

kedua.

Konotasi-konotasi mengalami

pengalamiahan menjadi

hegemonis atau dengan kata lain telah diterima sebagai hal yang “normal” dan
“alami”. Konotasi-konotasi ini juga disebut Barthes sebagai mitos. Dalam
kaitannya dengan teori Barthes, teknologi visual ini mampu mendobrak
mekanisme komunikasi khalayak yang konvensional. Teknologi visual juga
mampu menggeser kemampuan bahasa verbal, serta mendayagunakan
efektifitas simbol dan mengupayakan sebuah konstitusi pesan dengan
penyampaian non verbal.

Gambar atau simbol adalah bahasa rupa yang memiliki banyak makna.
Suatu gambar bisa memiliki makna tertentu bagi kelompok tertentu, namun
bisa juga tidak berarti apa-apa bagi kelompok lain. Tanda yang dapat
dimanfaatkan dalam seni rupa berupa tanda visual yang non verbal, terdiri

dari unsur dasar rupa seperti garis, warna, bentuk, tekstur, komposisi dan
sebagainya.

Simbol adalah bentuk yang menandai sesuatu yang lain di luar
perwujudan bentuk simbolik itu sendiri.

Dalam kaitan ini Pierce

mengemukakan bahwa “A symbol is a sign which refers to the object that is
denotes by virtue of a law, usually an association of general ideas, which
operates to cause the symbol to be interpreted as referring to that object”
(Derrida, 1992). Dengan demikian, dalam konsep Pierce simbol diartikan
sebagai tanda yang mengacu pada object tertentu diluar tanda itu sendiri.

Lain daripada alegori- cerita yang dikisahkan dalam lambang-lambang
merupakan metafora yang diperluas dan berkesinambungan, tempat atau
wadah objek-objek atau gagasan-gagasan yang diperlambangkan, maka
simbol terpengaruh oleh perasaan. Pada dasarnya simbol dapat dibedakan
(Hartoko & Rahmanto, 1998:133):

1. Simbol-simbol universal, berkaitan dengan arketipos, misalnya tidur
sebagai lambang kematian.
2. Simbol kultural yang dilatarbelakagi oleh suatu kebudayaan tertentu
(misalnya keris dalam kebudayaan Jawa)
3. Simbol individual yang biasanya dapat ditafsirkan dalam konteks
keseluruhan karya seorang pengarang.

Setiap orang, dalam arti tertentu, membutuhkan sarana atau media untuk
berkomunikasi. Media ini terutama ada salam bentuk-bentuk simbolis sebagai
pembawa maupun pelaksana makna atau pesan yang akan dikomunikasikan.
Makna atau pesan sesuai dengan maksud pihak komunikator dan (diharapkan)
ditangkap dengan baik oleh pihak lain. Hanya, perlu diingat bahwa simbolsimbol komunikasi tersebut adalah kontekstual dalam suatu masyarakat dan
kebudayaannya. Apapun alasan senirupawan atau designer, karyanya adalah
sesuatu yang kasat mata. Karena itu secara umum bahasa rupa digunakan
untuk merangkul segala kasat mata dan merupakan media antar seniman
perupa dengan penikmat/penontonnya. Dalam bahasa dikenal dengan tata
bahasa, namun dalam bahasa rupa dikenal dengan imajinasi. Imajinasi
mencakup makna imajinasi yang kasat mata maupun yang ada dalam
khayalan. Tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu. Sesuatu itu dapat
berupa pengalaman, pikiran, gagasan, atau perasaan. Jika sesuatu itu,
misalnya A adalah asap hitam yang mengepul di kejauhan, maka A (asap
hitam) dapat mewakili B, yaitu misalnya kebakaran (karena pengalaman
seseorang). Tanda semacam itu dapat disebut sebagai indeks, yaitu antara A
dan B ada keterkaitan (configutity).

Dalam sebuah foto adalah tanda atau ikon. Foto dan gambar mewakili
suatu kenyataan tertentu atas dasar kemiripan atau similarity (mewakili orang
yang bersangkutan, jadi merupakan pengalaman). Tanda juga bisa berupa

lambang, jika hubungan tanda itu dengan yang diwakilinya didasarkan pada
perjanjian (convention), misalnya lampu merah yang mewakili “larangan
(gagasan)” berdasarkan perjanjian yang ada dalam masyarakat. Burung dara
sudah diyakini sebagai lambang perdamaian, maka burung dara tidak dapat
diganti dengan hewan lain. Tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu,
apabila “sesuatu” disampaikan melalui tanda dari komunikator kepada
komunikan, maka sesuatu itu bisa disebut sebagai pesan.

Persepsi simbol dan tanda dari suatu foto atau gambar yang pesannya
diproduksi secara massal akan berubah menjadi persepsi umum sebagai
persepsi khalayak, apalagi setelah adanya kesepakatan dan perjanjian, tanda
tersebut adalah hukum yang harus dipatuhi. Karena konotasi-konotasi
menurut Barthes bisa mengalami pengalamiahan menjadi hegemonis atau
dengan kata lain telah diterima sebagai hal yang “normal” dan “alami”, maka
persepsi umum tentang simbol bisa saja terjadi.

Teknologi visual mengkomunikasikan keinginan komunikator kepada
khalayaknya. Maka kemunculan teknologi visual ini adalah era baru dari
masyarakat. Kekuasaan teknologi visual dalam merekonstruksi pesan yang
secara destruktif mampu menginspirasikan informasi gambar menjadi
persepsi umum. Dari teori Barthes dapat difahami bahwa pemakaian simbol
Yahudi Israel di berbagai media yang sedang dikaji oleh peneliti hanyalah

salah satu bukti bahwa rekonstruksi pesan bisa di design sedemikian rupa
sehingga pemaknaan yang diinginkan pencipta gambar bisa tercapai. Dalam
hubungan pemakaian simbol Yahudi Israel dengan dunia Islam adalah jika
rekonstruksi pesan yang disampaikan Yahudi Israel sebagai bagian dari
konspirasi Yahudi Israel telah berhasil dilakukan untuk mengeset ulang pola
pikir masyarakat Islam maka sebenarnya masyarakat Islam sudah terjajah oleh
design pemikiran mereka.

Barthes menyampaikan gagasan-gagasan tersebut lebih jauh lagi dalam
bukunya Mythologies, yang berisi serangkaian esai pendek dalam berbagai
contoh budaya popular, yang semula diterbitkan di majalah dan merupakan
suatu gambaran dari berbagai konsep semilogi yang dia gunakan untuk
menganalisis contoh-contoh tersebut. Gambaran inilah yang Barthes bahas
terlebih dahulu. Mitos merupakan bentuk-bentuk budaya popular, akan tetapi
semua itu menurut Barthes jauh lebih dari sekedar itu. Barthes harus
mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi, dan melakukan hal ini berarti
kembali ke masalah semiologi. “Mitos merupakan sebuah system komunikasi,
yaitu sebuah pesan”, Barthes menulis, “suatu cara penandaan, sebuah bentuk”,
“salah satu jenis tuturan… yang dilakukan melalui sebuah wacana. Mitos
tidak didefinisikan oleh objek pesannya, tetapi oleh pengungkapan pesan ini”
(1973:117).

Pemakaian simbol-simbol Yahudi Israel ini hanyalah sebagian dari
konspirasi besar Yahudi Israel dalam misinya untuk menguasai dunia.
Konspirasi Yahudi Israel ini sudah lama dilakukan oleh freemason atau
Freemasonry yaitu sebuah organisasi persaudaraan yang muncul sejak antara
akhir abad ke 16 dan awal abad ke 17. Sekarang ini mereka merata di seluruh
penjuru dunia. Mereka percaya kepada suatu kuasa yang mereka puja yang
mana kuasa itulah yang diakui mereka sebagai „God‟ atau „Tuhan‟. Tuhan
yang dipuja-puja mereka itu secara ringkasnya dapat dikatakan di sini adalah
Tuhan yang diberi gelar oleh mereka sebagai The all seeing-eye atau “Mata
yang dapat melihat segala sesuatu”. “God” oleh mereka disimbolkan dan
digambarkan oleh mereka dengan bentuk “mata”. Simbol itulah yang sering
disebut dengan mata satu yang seringkali digambarkan oleh mereka dalam
banyak simbol.
“Simbol Tuhan Bermata Satu itulah juga terdapat pada uang USD1 Dollar
Amerika Serikat yang mana pengaruhnya telah menyelinap masuk ke
pemerintahan Amerika Serikat sejak dulu. Presiden-presiden Amerika
sejak George Washington juga terlibat dengan kumpulan hingga kepada
presiden George W. Bush yang juga merupakan ahli tetap kepada Skull
and
Bones,
juga
kabilah
dari
Illuminati
itu.”
(http://hikmatun.wordpress.com.2008).

Dalam kasus keterlibatan presiden Amerika Serikat dengan kumpulan
konspirasi Yahudi Israel perlu kita tahu, mungkin Presiden John F. Kennedy
saja yang tidak terlibat dengan mereka atau bisa dikatakan telah sadar diri dan
menarik diri dari kumpulan tersebut. Karena dia pernah menyampaikan

kemunculan kumpulan-kumpulan rahasia tersebut mencoba untuk menguasai
dunia. Setelah Presiden John F. Kennedy menyampaikan hal tersebut dia
ditembak mati di kepala di hadapan khalayak ramai ketika dia berada dalam
kereta bersama isterinya (http://hikmatun.wordpress.com). Anehnya kasus itu
dianggap selesai padahal Amerika Serikat adalah Negara yang menjunjung
tinggi HAM. Dalam banyak kasus tentang Yahudi, kasus yang menyita
perhatian peneliti adalah pemakaian simbol Yahudi Israel (Bintang David dan
Evil Eye) sebagai musuh Islam yang secara tidak disadari oleh sebagian
masyarakat Islam. Masyarakat Islam tidak menyadari bahwa telah terjebak
pada gagasan si pembuat simbol untuk masuk dalam pola pikir Yahudi Israel.
Karena simbol ini direkayasa sedemikian rupa sehingga akan mempengaruhi
persepsi khalayak.

Dalam pesan Kasisah Freemason, pemakaian lambang-lambang Yahudi
Israel dibuat sedemikian rupa sehingga kita tidak menyadarinya, padahal itu
sudah direncanakan oleh Yahudi (El Marzdedeq, A.D. 2006:121). Kita
memang dibuat tidak sadar bahwa kita sudah masuk dalam jerat mereka. Di
saat kita merasa menganggap ini adalah perkara sepele maka kita sudah
masuk dalam jebakan mereka. Kita adalah goyim (pengikut Yahudi yang tidak
berdarah Yahudi) bagi mereka.
“Wahai goyim pakailah dan tirulah lambang-lambangku dan kata-kataku
sehingga engkau seperti keluargaku walaupun engkau bukan keluargaku
dan engkau tetap buta dalam menggunakan lambangku” (El Marzdedeq,
A.D. 2006:121).

Menurut peneliti jika masyarakat khususnya masyarakat Islam awam
sudah mempunyai toleransi terhadap simbol Yahudi Israel, artinya tujuan
mempengaruhi sudah berhasil. Pengaruh simbol itu tidak serta merta memakai
simbol Yahudi Israel pada bentuk aslinya melainkan pada bentuk modifikasi.
Perlahan namun pasti, simbol yang dalam tataran modifikasi akan
berkembang dan muncul dengan bentuk aslinya, karena sebagian masyarakat
Islam menganggap itu hal yang sepele dan lumrah. Dengan adanya
penyamaran simbol tersebut maka makna yang disampaikan dari pembuat
simbol akan lebih mudah masuk. Selanjutnya ideologi Yahudipun sedikit
demi sedikit akan mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat Islam yang ada
di Indonesia. Dalam (El Marzdedeq, A.D. 2006:121) jika goyim sudah meniru
lambang-lambang mereka, sebenarnya kita sudah masuk dalam kekuasaan
mereka. Keresahan akan adanya pemakaian simbol Yahudi Isreal di mediapun
telah menjadi isu nasional. Keresahan yang berawal dari pemakaian simbol
Yahudi pada album Dewa 19 sudah menuai beberapa protes seperti pada
(http://www.eramuslim.com/konsultasi/konspirasi/bintang-david-jadi-videoklip-musik.htm) di dalam situs tersebut tidak hanya simbol Yahudi Israel yang
di pakai Dewa 19 yang disoroti tetapi dari beberapa simbol Yahudi Israel
yang lain yang juga banyak modifikasinya di Indonesia juga menjadi
perhatian.

Di dalam sebuah buku Fakta & Data Yahudi di Indonesia (Ridwan Saidi
& Rizki Ridyasmara, 2006: 125-149) diceritakan secara detail tentang
pemakaian simbol Yahudi dalam cover album Dewa 19, seperti pada Pada
cover album pertama Dewa 19, terdapat gambar Piramida Tak Sempurna
(Unfinished Pyramid). Piramida tersebut terpancung di bagian ujungnya.
Lambang tersebut sudah dikenal luas sebagai salah satu lambang Yahudi
(lambang gerakan Masonis - salah satu organisasi Yahudi, dan juga lambang
tersebut pada uang 1 dollar Amerika). Perlu diingat, dalam mitologi Judaisme
angka "19'' dikenal sebagai "Dark Star" (Bintang Kegelapan). Di atas piramid
tersebut menurutnya juga adalah simbol evil eye.

Sebelum membahas lebih jauh tentang simbol, kita perlu ketahui siapa
sebenarnya Ahmad Dhani Manaf, sang komandan grup musik ini. Dalam
Album Laskar Cinta, Dhani menulis sebagai berikut : Dhani Thanks to : Jan
Pieter Frederich Kohler (Thanks for the Gen), siapakah Jan Pieter Frederich
Kohler?. Menurut dari silsilah keluarga, Jan Pieter Frederich Kohler adalah
kakek Dhani (dari pihak Ibu) yang berkebangsaan Jerman. “Kohler” adalah
nama keluarga, sejenis marga. Jadi jelaslah, Dhani punya kebanggaan akan
darah keturunannya itu.

Salah satu contoh adalah grup band Dewa 19, band ini telah berdiri pada
tahun 1986 di Surabaya, dan baru mulai dikenal oleh masyarakat secara luas
pada tahun 1990 hingga sekarang ini yang dimotorin oleh Ahmad Dhani

sebagai Leadernya. Dewa 19 sendiri sudah terhitung banyak mengeluarkan
Albumnya, dan setiap Album yang mereka luncurkan, terdapat simbol-simbol
atau lambang yang berbentuk aneh dan sulit untuk dimengerti oleh
masyarakat awam, dan hanya bias dimengerti oleh sebagaian masyarakat yang
sekiranya mengetahui arti makna simbol-simbol yang ada tersebut. Kita sudah
mengetahui bahwa sebuah simbol / gambar bisa berarti lebih dari seribu kata
kata. Ternyata, salah satu grup musik papan atas di Indonesia yaitu Dewa
telah secara konsisten menyebarkan simbol Yahudi dari mulai album pertama
mereka Dewa 19 (1992), Terbaik–Terbaik (1995), The Best Of Dewa 19
(1999), Bintang Lima (2000), Cintailah Cinta (2002), Atas Nama Cinta I & II
(2004), dan Laskar Cinta (2004). Selain itu, kita bisa melihat dan mengunggah
video-video yang ada situs jejaring sosial di Youtube. Didalam situs jejaring
tersebut juga banyak membahas dan mengupas tentang propaganda simbolsimbol yang digunakan oleh Ahmad Dhani di dalam Video Clip, Lirik lagu
hingga pakaian yang digunakannya untuk mengisi acara tertentu. Strategi
penyebarluasan simbol Yahudi di masyarakat kita ternyata sudah dalam tahap
yang memprihatinkan. Simbol Yahudi tanpa sadar telah di gunakan pada
aksesories, kaos, cover kaset dll. Bisa jadi, sebab itulah dalam berbagai
kesempatan show-show termasuk ketika manggung di stasiun TV swasta,
Dewa 19 sempat menjadi pro-kontra ketika menginjak-injak karpet dengan
motif logo Allah yang kontroversial itu, Dhani Dewa mengenakan kalung
Bintang David, simbol Zionis-Israel. Bermula dari kasus kontroversial logo

Allah, terkuaklah misteri dibalik (Dhani) Dewa dalam album-album Dewa,
bertebaran gambar dan simbol-simbol Yahudi. Ini harus dilacak, ada apa
sebenarnya di belakang Dewa.

Dalam cover Album Cintailah Cinta (2002), Pertama, cover depan album
ini memuat secara menyolok simbol Eye of Horus. Horus adalah Dewa
Matahari dalam Mitologi Mesir Kuno yang diklaim sebagai salah satu dewa
mereka. Kedua, di cover dalam juga ada simbol yang sekilas mirip mata, yang
merupakan contekan persis dari salah satu simbol yang terdapat dalam buku
The secrect Language of Symbol yang disarikan dari kitab Yahudi. Simbol ini
biasa disebut Femina Geni Vegia atau kelamin perempuan. Ketiga, Di bagian
lain juga ada gambar mata setan. Keempat, Di piringan disc-nya jika
dicermati bergambar kepala burung dengan simbol mata Horus. Yang
merupakan salah satu simbol dari gerakan freemasonry(Ridwan Saidi & Rizki
Ridyasmara, 2006:134-135).

Pada penayangan simbol-simbol tersebut sering dilekatkan dengan alasan
seni, dengan dalih seperti itu maka penyimpangan informasi selalu bisa
mengamankan sang pelaku. Apakah hal tersebut dilakukan dengan disengaja
ataukah hanya kebetulan saja? Jika disengaja, apa tujuan menampilkan
lambang Yahudi Israel tersebut dalam setiap sisi kehidupan sosial masyarakat
seperti yang sudah disebutkan di atas? Tiga kemungkinan yang masuk akal
yang dapat difahami peneliti, kenapa hal itu bisa terjadi:

 Orang tersebut sama sekali tidak mengerti tentang lambang-lambang
Yahudi Israel, sehingga tanpa beban ia menggunakan lambang itu pada
design-nya.
 Orang tersebut mengetahui bahwa lambang itu merupakan lambang
Yahudi Israel, tetapi ia kurang berhati-hati dalam menggunakan
lambang tersebut pada design-nya.
 Orang tersebut mengetahui dan secara sadar memang sengaja
memasukkan lambang Yahudi tersebut ke dalam design-nya dengan
tujuan tertentu. Mengenai apa tujuan di balik kesenga