Pengelolaan Lanskap Kompleks Masjid AI-Hurriyyah Sebagai Pusat Kegiatan Keislaman

PENGELOLAAN LANSKAP
KOMPLEKS MASJID AL-HURRIYYAH
SEBAGAI PUSAT KEGIATAN KEISLAMAN

MIFTAHUL JANNAH

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pengelolaan Lanskap
Kompleks Masjid Al-Hurriyyah sebagai Pusat Kegiatan Keislaman” adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi baik yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2013
Miftahul Jannah
NIM A44090024

ABSTRAK
MIFTAHUL JANNAH. Pengelolaan Lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah
sebagai Pusat Kegiatan Keislaman. Dibimbing oleh WAHJU QAMARA
MUGNISJAH.
Mesjid adalah tempat yang tidak dapat dipisahkan dari komunitas Muslim.
Selain fungsi utamanya sebagai tempat ibadah (salat), mesjid juga memiliki fungsi
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah
menentukan aktivitas, menganalisis faktor yang berkaitan dengan kondisi
pengelolaan, dan menyusun strategi pengelolaan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah
sebagai pusat kegiatan keislaman. Data yang dibutuhkan pada penelitian ini
meliputi aspek fisik dan biofisik, aspek sosial, dan aspek pengelolaan. Analisis
data dilakukan secara deskriptif, statistika deskriptif, dan menggunakan metode
SWOT. Berdasarkan hasil dari analisis SWOT, terdapat tujuh poin strategis untuk
pengelolaan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah, mencakup optimalisasi sistem

pengelolaan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah di bawah tanggung jawab DKM AlHurriyyah. Dari hasi penelitian ini, direkomendasikan juga rencana pengelolaan
lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah di bawah tanggung jawab Direktorat
Fasilitas dan Properti IPB.
Kata kunci: Al-Hurriyyah, manajemen lanskap, mesjid, pusat kegiatan keislaman.
SWOT

ABSTRACT
MIFTAHUL JANNAH. Landscape Management of Kompleks Masjid AlHurriyyah as an Islamic Center. Supervised by WAHJU QAMARA
MUGNISJAH.
Mosque is a place that cannot be separated from Muslim society. Besides its
primary function as a place for pray, mosque also has other functions related to
community activities. The purpose of this research is to determine activities,
analyze factors related to management condition, and arrange a management
strategy for Kompleks Masjid Al-Hurriyyah as an Islamic Center. The data
needed in this research include physical and biophysical aspects, social aspects,
and management aspects. Analysis of data is performed using descriptive
analysis, descriptive statistics, and SWOT analysis. The result of SWOT analysis
shown that there are seven point strategies for landscape management on
Kompleks Masjid Al-Hurriyyah, including optimizing the management system of
Kompleks Masjid Al-Hurriyyah under the responsibility of DKM Al-Hurriyyah.

The result of this research also recommends to arrange a landscape management
plan under the responsibility of Direktorat Fasilitas dan Properti IPB.
Keywords: Al-Hurriyyah, Islamic Center, landscape management, mosque,
SWOT

PENGELOLAAN LANSKAP
KOMPLEKS MASJID AL-HURRIYYAH
SEBAGAI PUSAT KEGIATAN KEISLAMAN

MIFTAHUL JANNAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2013

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Judul Skripsi : Pengelolaan Lanskap Kompleks Masjid AI-Hurriyyah Sebagai
Pusat Kegiatan Keislaman
:
Miftahul
Jannah
Nama
: A44090024

NIM

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M. Agr.
Pembimbing

/
·sjah, MSLA
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

(1 4 AUG 2013

Judul Skripsi : Pengelolaan Lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah Sebagai
Pusat Kegiatan Keislaman
Nama
: Miftahul Jannah
NIM

: A44090024

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M. Agr.
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

ii

PRAKATA
Assalamualaykum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

“Pengelolaan Lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah sebagai Pusat Kegiatan
Keislaman”. Selawat dan salam semoga tercurah kepada Sang Suri Tauladan,
Muhammad Rasulullah Saw. beserta keluarga, sahabat, dan umatnya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara
Mugnisjah, M.Agr selaku pembimbing skripsi dan Bapak Dr. Ir. Setia Hadi, MS
selaku pembimbing akademis, serta Ibu Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA selaku
Kepala Departemen Arsitektur Lanskap yang telah banyak memberi saran. Di
samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Agus Amperanto, SH
dan jajaran staf bagian Taman, Lahan, dan Kebersihan Direktorat Fasilitas dan
Properti IPB serta Bapak Dr. Syamsudin dan jajaran pengurus DKM AlHurriyyah yang telah membantu selama proses pengumpulan data dan analisis.
Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak, Ibu, seluruh
keluarga, teman-teman ‘lingkaran cahaya’, pengurus FORKOM Alims dan
pejuang dakwah sekolah lainnya, teman-teman ‘lima bintang’ dan seluruh
mahasiswa Arsitektur Lanskap angkatan 46, mahasiswa Pascasarjana Arsitektur
Lanskap 2012, serta berbagai pihak lainnya atas segala doa dan bantuannya.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai penerapan ilmu yang telah
dipelajari untuk mengoptimalisasi Kompleks Masjid Al-Hurriyyah sebagai sebuah
pusat kegiatan keislaman.
Wassalamualaykum warahmatullahi wabarakatuh.


Bogor, Agustus 2013
Miftahul Jannah

iii

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

v

DAFTAR GAMBAR

vi

PENDAHULUAN
Latar Belakang

1

Perumusan Masalah


2

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

Kerangka Berpikir

2

Ruang Lingkup Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA

Pusat Kegiatan Keislaman (Islamic Center)

4

Lanskap Masjid dan Fungsinya

4

Pengelolaan Lanskap

5

METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Penelitian

7

Alat dan Bahan

7


Jenis Data

7

Tahapan Penelitian

8

HASIL
Kondisi Umum

13

Konsep Pengembangan Lanskap

20

Analisis Lanskap

24

Analisis Struktur dan Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan

35

Analisis SWOT

40

Strategi Pengelolaan

46

PEMBAHASAN
Kondisi Umum

46

Konsep Pengembangan Lanskap

48

Analisis Lanskap

49

Analisis Struktur dan Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan

55

Analisis SWOT

58

Strategi Pengelolaan

60

iv
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan

72

Saran

73

DAFTAR PUSTAKA

73

RIWAYAT HIDUP

75

v

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.

Spesifikasi jenis, sumber, dan cara pengumpulan data penelitian
Contoh penilaian bobot strategis faktor internal
Contoh Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Contoh Matriks Internal-Eksternal
Matriks SWOT
Data suhu dan intensitas penyinaran matahari
Daftar vegetasi
Daftar kegiatan di Kompleks Masjid Al-Hurriyyah
Pembagian area Kompleks Masjid Al-Hurriyyah
Analisis lokasi dan aksesibilitas tapak
Pembagian aktivitas pada kompleks mesjid berdasarkan area
Daya dukung optimum Kompleks Masjid Al-Hurriyyah untuk
kegiatan bersama
Daya dukung optimum area parkir Kompleks Masjid Al-Hurriyyah
Rincian aktivitas dan frekuensi kegiatan pemeliharaan
Pembagian tugas pemeliharaan lanskap
Perbandingan kapasitas kerja literatur dan lapang
Kesesuaian jadwal kegiatan pemeliharaan
Rincian biaya pemeliharaan tahunan keseluruhan taman kampus IPB
Darmaga tahun 2013
Anggaran dana gaji pekerja lapang
Alokasi dana pemeliharaan lanskap oleh BPRT Al-Hurriyyah
Tingkat kepentingan faktor internal Kompleks Masjid Al-Hurriyyah
Tingkat kepentingan faktor eksternal Kompleks Masjid Al-Hurriyyah
Penilaian bobot faktor strategis internal
Penilaian bobot strategis faktor eksternal
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Matriks External Factor Evaluation (EFE)
Matriks Internal-Eksternal
Matriks SWOT
Peringkat alternatif strategi
Rekomendasi jadwal pemeliharaan
Pembagian kerja tenaga kerja tetap dan tenaga kerja lepas
Perhitungan HOK tim pemelihara lanskap harian selama satu tahun
Perhitungan HOK tim pemangkas rumput selama satu tahun
Perhitungan HOK tim pemelihara vegetasi selama satu tahun
Kebutuhan alat tim pekerja rutin dan khusus
Kebutuhan bahan pemeliharaan selama satu tahun
Penghitungan anggaran biaya beban kerja tahunan tim pekerja rutin
Penghitungan anggaran biaya beban kerja tahunan tim pemangkas rumput
Penghitungan anggaran biaya beban kerja tahunan tim pemelihara vegetasi
Anggaran penggunaan alat tim pekerja rutin dan khusus
Anggaran penggunaan bahan

8
11
11
12
12
16
16
18
20
30
30
32
32
37
37
38
38
39
40
40
40
41
42
42
43
43
44
45
46
63
64
65
66
67
68
68
69
69
70
71
71

vi

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.

Kerangka berpikir
Lokasi penelitian
Bangunan pertama (kiri) dan kedua (kanan) dari Masjid Al-Hurriyyah
Proses pembangunan Masjid Al-Hurriyah, tahun 1997 (kiri), dan
bangunan Masjid Al-Hurriyyah (kanan)
Kompleks Masjid Al-Hurriyyah IPB Darmaga
Preferensi pengunjung dalam mengakses Kompleks Masjid Al-Hurriyyah
Grafik usia (kiri) dan tingkat pendidikan pengunjung (kanan)
Grafik pekerjaan (kiri) dan tempat tinggal pengunjung (kanan)
Kegiatan yang memanfaatkan lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah
Pembagian area Kompleks Masjid Al-Hurriyyah
Peta kondisi eksisting Kompleks Masjid Al-Hurriyyah
Konsep segitiga pada bangunan mesjid
Beberapa jalur sirkulasi pada tapak
Lapangan parkir, bangunan instalasi air, dan shelter sepeda
Parkir A (kiri) dan preferensi responden terhadap keindahan (kanan)
Parkir B (kiri) dan preferensi responden terhadap keindahan (kanan)
Parkir C (kiri) dan preferensi responden terhadap keindahan (kanan)
Masjid Al-Hurriyyah (kiri) dan preferensi responden terhadap keindahan
(kanan)
Halaman sebelah tenggara mesjid (kiri) dan preferensi responden
terhadap keindahan (kanan)
Halaman sebelah utara mesjid (kiri) dan preferensi responden terhadap
keindahan (kanan)
Pepohonan di halaman sebelah barat laut (kiri) dan preferensi responden
terhadap keindahan (kanan)
Aula Al-Hurriyyah (kiri) dan preferensi responden terhadap keindahan
(kanan)
Asrama pengelola mesjid (kiri) dan preferensi responden terhadap
keindahan (kanan)
Rumah Ketua DKM Al-Hurriyyah (kiri) dan preferensi responden
terhadap keindahan (kanan)
Kebun Al-Hurriyyah (kiri) dan preferensi responden terhadap keindahan
(kanan)
Preferensi pengunjung terhadap kebersihan
Preferensi pengunjung terhadap keamanan
Preferensi pengunjung terhadap ketersediaan fasilitas
Preferensi pengunjung terhadap pelayanan dari pihak pengelola
Preferensi pengunjung terhadap kenyamanan
Struktur organisasi Direktorat Fasilitas dan Properti IPB
Struktur organisasi DKM Al-Hurriyyah
Genangan air pada area Parkir A saat turun hujan
Preferensi pengunjung terhadap keindahan tapak
Preferensi pengunjung terhadap pengelolaan tapak
Parkir A (kiri) dan Parkir B (kanan), terlihat perbedaan kebersihannya

3
7
13
14
15
15
17
18
19
20
21
22
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
33
33
34
34
35
35
36
47
51
55
56

vii
37.
38.
39.
40.

Penggunaan alat, yaitu penyapuan (kiri) dan pemangkasan (kanan)
Salah satu permainan outbond, yaitu spider web
Kegiatan Islamic Camp
Rekomendasi struktur organisasi pengelola

57
61
61
63

viii

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mesjid merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan masyarakat muslim. Meskipun fungsi utamanya adalah sebagai tempat
menegakkan salat, di masa Rasulullah Saw. mesjid pun memiliki berbagai fungsi
lainnya. Hal ini sesuai dengan penjelasan yang tercantum dalam tafsir beberapa
ayat Al-Qur’an dan hadits. Salah satu ayat Al-Qur’an yang membahas mengenai
mesjid adalah QS Al-Baqarah/2 Ayat 114 yang artinya, “Dan siapakah yang lebih
zalim daripada orang yang melarang di dalam mesjid-mesjid Allah untuk
menyebut nama-Nya, dan berusaha merobohkannya? Mereka itu tidak pantas
memasukinya kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka mendapat
kehinaan di dunia dan di akhirat mendapat azab yang berat.” (Depag 2002).
Berdasarkan ayat tersebut dan beberapa ayat lainnya, fungsi mesjid adalah sebagai
tempat yang di dalamnya banyak disebut nama Allah (berzikir), tempat beriktikaf,
tempat beribadah (salat), serta pusat pertemuan umat Islam untuk membicarakan
urusan hidup dan perjuangan. Jika diartikan lebih lanjut, maka mesjid seharusnya
tidak hanya berfungsi sebagai tempat salat saja, melainkan mengakomodasi
berbagai kegiatan keislaman lainnya.
Dewasa ini, telah terdapat berbagai variasi kegiatan keislaman yang
dilakukan, tidak hanya kegiatan yang bersifat indoor (diselenggarakan di dalam
ruangan) melainkan juga kegiatan yang bersifat outdoor (diselenggarakan di luar
ruangan). Sebagai tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan keislaman, tentunya
akan sangat baik jika keseluruhan bagian dari lanskap mesjid dapat dimanfaatkan,
tidak hanya bangunannya saja. Oleh karena itu, sekalipun tidak secara spesifik,
Rukmana (2009) menjelaskan bahwa keberadaan ruang luar, antara lain, taman
dan area parkir perlu dipertimbangkan dalam membangun suatu mesjid.
Salah satu contoh mesjid yang memiliki pemanfaatan ruang luar yang cukup
signifikan adalah Mesjid Shalahuddin Al-Ayyubi di Nurul Fikri Boarding School
Lembang, Bandung. Mesjid yang memiliki lapangan luas di sekitarnya ini sering
digunakan untuk berbagai aktivitas outdoor, bahkan menjadi lokasi pelaksanaan
apel dan beberapa simulasi pada kegiatan Silaturrahim Rohis Nasional, tanggal 29
– 30 Maret 2013 lalu (NFBS 2013). Contoh lainnya adalah Kompleks Masjid AlHurriyyah di Kampus IPB Darmaga, Bogor. Pada kompleks mesjid yang
didominasi area terbuka ini, beragam kegiatan outdoor yang melibatkan fisik
seperti training dan olahraga sering dilakukan, bahkan hingga beberapa kegiatan
pada waktu yang sama di beberapa area terbuka yang berbeda.
Hingga saat ini, lanskap mesjid secara umum telah mengalami
perkembangan pesat baik dalam bentuk bangunannya maupun fungsinya.
Fenomena ini perlu diimbangi dengan adanya pengelolaan lanskap kawasan
mesjid agar dapat berfungsi optimal. Sternloff dan Warren (1994) menerangkan
bahwa pengelolaan lanskap dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal
lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik
atau sedapat mungkin dipertahankan pada keadaan yang sesuai dengan desain
semula.

2
Perumusan Masalah
Kompleks Masjid Al-Hurriyyah terletak di Kampus IPB Darmaga dan
berfungsi sebagai mesjid kampus bagi sivitas akademika pada lokasi tersebut.
Selain fungsi utamanya untuk beribadah, mesjid kampus ini juga kerap
dimanfaatkan untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan dan
kegiatan sosial yang melibatkan sivitas akademika dan tenaga kependidikan IPB,
serta masyarakat sekitar. Akan tetapi, hingga saat ini masih terlihat bahwa
pengelolaan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah belum optimal sehingga tidak semua
area dapat termanfaatkan dengan baik. Untuk mengakomodasi penggunaan tapak
yang intensitasnya tinggi ini, diperlukan sebuah usulan pengelolaan lanskap agar
Kompleks Masjid Al-Hurriyyah dapat menjadi pusat kegiatan keislaman (Islamic
Center) yang berfungsi optimal tetapi tetap ramah lingkungan.

Tujuan Penelitian
a.
b.
c.

Tujuan kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:
menganalisis penggunaan ruang untuk kegiatan-kegiatan keislaman yang
dilaksanakan pada Kompleks Masjid Al-Hurriyyah,
menganalisis lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah sebagai pusat kegiatan
keislaman dengan menggunakan metode SWOT, dan
menyusun rekomendasi pengelolaan lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah
untuk mengoptimalkan fungsinya sebagai pusat kegiatan keislaman.

Manfaat Penelitian
Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi
pengelolaan lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah dalam rangka menunjang
keberlangsungan mesjid tersebut sebagai pusat kegiatan keagamaan bagi sivitas
akademika dan tenaga kependidikan IPB serta masyarakat sekitar.

Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang mendasari kegiatan penelitian ini dengan
menitikberatkan pada perlunya pembuatan rencana pengelolaan Kompleks Masjid
Al-Hurriyyah sebagai pusat kegiatan keislaman disajikan pada Gambar 1.

3

Kompleks Masjid Al-Hurriyyah, IPB Darmaga
Mengakomodasi banyak fungsi sebagai pusat kegiatan keislaman kampus
(Islamic Center): ibadah, muamalah, tarbiyah, dan dakwah
Penggunaan lanskap tergolong intensif tetapi pengelolaan belum optimal

Inventarisasi: kondisi umum

a.
b.
c.
d.
e.

Analisis Lanskap:
Kondisi fisik dan biofisik tapak
Lokasi dan aksesibilitas tapak
Pembagian ruang dan aktivitas yang dapat dilakukan pada tapak
Daya dukung pengunjung
Persepsi pengunjung terhadap kegiatan pengelolaan
Analisis struktur dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan

Analisis SWOT

Sintesis
Rekomendasi pengelolaan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah
sebagai pusat kegiatan keislaman
Gambar 1 Kerangka berpikir

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibatasi hanya pada ruang lingkup berikut:
a. menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengelolaan
lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah, dan
b. menyusun strategi pengelolaan lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah
sbagai pusat kegiatan keislaman.

4

TINJAUAN PUSTAKA
Pusat Kegiatan Keislaman (Islamic Center)
Fauzi (2010) menginformasikan bahwa Islamic Center (pusat kegiatan
keislaman) memiliki pengertian sebagai sebuah fasilitas publik yang
diperuntukkan bagi masyarakat umum untuk mendapatkan informasi, pendidikan,
dan pengajaran tentang agama Islam yang disinergikan dengan kehidupan
bermasyarakat. Oleh karena itu, peraturan yang diterapkan akan disesuaikan
dengan konsep agama Islam itu sendiri. Tujuan umum didirikannya pusat kegiatan
keislaman (Islamic Center) adalah
a. meningkatkan ukhuwah antarumat Islam,
b. menjadi sarana komunikasi antarumat Islam baik skala regional, nasional,
maupun internasional,
c. menjadi sarana informasi bagi setiap kalangan,
d. menjadi nuansa dan cakrawala agama Islam sebagai way of life, landasan, dan
pedoman kehidupan, serta
e. mengenalkan dan membiasakan masyarakat untuk selalu menggunakan
agama Islam sebagai pedoman kehidupan.
Lubis (2011) menerangkan beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya
pusat kegiatan keislaman (Islamic Center):
a. pemahaman yang berbeda antarulama dalam penyampaian ajaran agama,
terkadang kurang sesuai dengan perkembangan zaman,
b. arus informasi yang telah banyak mengubah pandangan masyarakat muslim
menjadi jauh dari agama, sehingga pembinaan kehidupan masyarakat
beragama merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat ditawar lagi,
c. kinerja lembaga-lembaga dakwah Islam yang ada belum dapat melayani
masyarakat secara maksimal akan keingintahuan mereka mengenai Islam, dan
d. penyampaian dakwah yang tidak terlalu menarik minat masyarakat sehingga
perlu adanya gagasan baru mengenai alternatif penyampaian dakwah sesuai
dengan perkembangan zaman.
Oleh karena itu, sebuah pusat kegiatan keislaman (Islamic Center) diharapkan
dapat mengakomodasi berbagai fungsi kehidupan masyarakat muslim, yaitu
fungsi ibadah, muamalah, tarbiyah, dan dakwah.

Lanskap Masjid dan Fungsinya
Departemen Agama RI dalam Syahidin (2004) mendefinisikan mesjid
sebagai bangunan tempat ibadah (salat) yang bentuk bangunannya dirancang
khusus dengan berbagai atribut mesjid seperti ada menara yang cukup megah,
memiliki kubah, bangunannya cukup besar, kapasitasnya dapat menampung
ratusan bahkan ribuan jamaah dan biasanya dipakai melaksanakan ibadah shalat
jum’at atau perayaan hari-hari besar Islam. Ayub et al. (1996) menerangkan
bahwa fungsi utama mesjid adalah sebagai tempat sujud kepada Allah Swt.,
tempat salat, dan tempat beribadah kepada-Nya. Selain itu, Ayub (1996) dalam
Rukmana (2009) menjelaskan beberapa fungsi mesjid lainnya, yaitu:
a. tempat kaum muslimin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.,

5
tempat kaum muslimin beri’tikaf, membersihkan diri, menggembleng batin
untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman batin/keagamaan
sehingga selalu terpelihara keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan
kepribadian,
c. tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan persoalanpersoalan yang timbul dalam masyarakat,
d. tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan kesulitan-kesulitan,
meminta bantuan dan pertolongan,
e. tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan kegotongroyongan di dalam
mewujudkan kesejahteraan bersama,
f. wahana untuk meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan muslimin
dengan keberadaan majelis taklimnya,
g. tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader pimpinan umat,
h. tempat mengumpulkan dana, menyimpan, dan membagikannya, serta
i. tempat melaksanakan pengaturan dan supervisi sosial.
Senada dengan hal tersebut, Bachrun et al. (2005) dalam Ajahari (2009) pun
menyebutkan bahwa terdapat dua fungsi masjid, yaitu fungsi primer dan sekunder.
Secara keseluruhan, terdapat beberapa fungsi inti masjid, antara lain,
a. fungsi peribadatan ritual seperti shalat, dzikir, dan i’tikaf,
b. fungsi sosial dan kemasyarakatan,
c. fungsi pendidikan dan dakwah,
d. fungsi pemberdayaan ekonomi ummat,
e. fungsi politik,
f. fungsi pengembangan seni dan budaya.
Untuk mengoptimalkan keseluruhan fungsi tersebut, dibutuhkan tidak hanya
bangunan mesjid yang sesuai, tetapi juga lanskap yang dapat mengakomodasi
kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan di luar ruangan.
Rukmana (2009) menerangkan jika dilihat dari sumber dana dan proses
pembangunan, mesjid dapat dikategorikan menjadi beberapa golongan, yaitu,
mesjid keluarga (biasanya berlokasi di kawasan rumah pemiliknya), mesjid
pemerintah (sumber dananya berasal dari dana pemerintah dan memiliki cakupan
jamaah tertentu, misalkan mesjid nasional dan mesjid kota), mesjid kampus
(lokasinya berada di kawasan kampus dan mayoritas jamaahnya adalah
mahasiswa), mesjid perkantoran (lokasinya berada di kawasan perkantoran), serta
mesjid komplek perumahan (umumnya dana pembangunan berasal dari swadaya
masyarakat pada komplek tersebut).
b.

Pengelolaan Lanskap
Kraus dan Cutris (1982) menyatakan bahwa pengelolaan atau manajemen
merupakan suatu proses dari konsep, teori, dan analisis tujuan, yang dengannya
seorang manajer merencanakan, mengatur, memimpin, dan menjalankan tujuan
tersebut melalui usaha manusia secara sistematis, koordinatif, dan saling kerja
sama. Terdapat empat fungsi utama proses manajemen seperti dijelaskan berikut.
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan mencakup konsep dasar dari suatu manajemen, yang
dengannya tugas-tugas manajemen disusun, tujuan dan sasaran ditetapkan,

6
kebijaksanaan dan tata cara pelaksanaan dibuat, dan perencanaan jangka
pendek dan panjang dirumuskan.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan tahapan setelah perencanaan, saat struktur
organisasi dan tanggung jawab masing-masing bagian dibentuk. Selain itu,
garis komunikasi, koordinasi, dan wewenang ditetapkan, serta sumber daya
dialokasikan.
c. Pengaturan (Directing)
Pengaturan merupakan proses koordinasi dari kegiatan-kegiatan yang
dilakukan, berkaitan erat dengan upaya memotivasi para pekerja untuk
mencapai tujuan organisasi.
d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan mencakup pemantauan terhadap standar kerja dan metode
pelaksanaan yang dilakukan, juga mengawasi apakah semua berjalan sesuai
dengan tujuan dan kebijakan yang telah ditetapkan. Fungsi ini juga mencakup
pelaporan, evaluasi yang berkelanjutan, serta pengambilan langkah-langkah
yang tepat dalam melakukan perbaikan atau antisipasi program.
Arifin dan Arifin (2005) menyatakan pengelolaan lanskap sebagai upaya
manusia untuk mendayagunakan, memelihara, dan melestarikan lanskap atau
lingkungan agar memperoleh manfaat yang maksimal dengan mengusahakan
kontinuitas kelestariannya. Pengelolaan ini merupakan upaya terpadu yang terdiri
atas penataan dan pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengendalian, dan
pengembangan lingkungan hidup.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pemeliharaan merupakan salah satu
bagian yang krusial dalam pengelolaan lanskap. Sternloff dan Warren (1984)
menerangkan bahwa tujuan kegiatan pemeliharaan adalah menjaga tapak beserta
fasilitasnya supaya tetap dalam keadaan awal atau desain semula. Untuk itu, perlu
diperhatikan beberapa hal berikut: (a) menetapkan prinsip-prinsip operasi, (b)
memelihara fasilitas dengan standar yang telah ditentukan, dan (c) melakukan
pegawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan. Organisasi pemeliharaan
dapat dibagi dalam tiga tipe berikut:
a. sistem pemeliharaan unit yang didasarkan pada unit-unit taman yang ada
sehingga setiap unit taman mempunyai tim pemeliharaan sendiri,
b. sistem pemeliharaan khusus yang didasarkan pada keahlian tertentu dari
pegawainya, seperti pegawai khusus potong rumput atau pekerja khusus
lainnya yang berpindah dari satu unit ke unit taman lainnya menurut jadwal,
dan
c. sistem pemeliharaan secara kontrak yang diserahkan pada kontraktor sehingga
seluruh pekerjaan pemeliharaan dikerjakan oleh kontraktor.

7

METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian dilakukan di Kompleks Masjid Al-Hurriyyah pada Jln.
Tanjung No. 2 Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. Kegiatan penelitian secara
keseluruhan dilakukan selama enam belas minggu, yaitu pada bulan Maret – Juli
2013. Lokasi kegiatan penelitian secara spesifik terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Lokasi penelitian (Kompleks Masjid Al-Hurriyyah IPB Darmaga)
(sumber: wikimapia.com)

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah kamera digital, alat ukur
berupa meteran, dan laptop dengan software AutoCAD, Google SketchUp, Adobe
Photoshop, Microsoft Word, dan Microsot Excel. Alat-alat tersebut digunakan
untuk menunjang seluruh proses penelitian, mulai dari pengambilan, pengolahan,
hingga penyajian akhir data.
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah data fisik, biofisik, sosial,
dan manajemen pada tapak. Selain itu, dokumentasi kondisi tapak saat ini
(existing condition) juga merupakan bahan yang diperlukan.

Jenis Data
Terdapat dua jenis data yang digunakan dalam penelitian, yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari
lapang. Data primer ini meliputi hasil pengamatan pada tapak (foto, rekaman, dan
lainnya) dan hasil wawancara responden yang bersangkutan, terdiri atas
responden kunci (pengelola Kompleks Masjid Al-Hurriyyah) dan responden
umum (pengunjung Kompleks Masjid Al-Hurriyyah) dengan jumlah tiga puluh

8
tiga orang. Data sekunder merupakan studi pustaka mengenai teori pengelolaan
dan konsep manajemen mesjid yang digunakan dalam penelitian, serta literatur
mengenai rekaman sejarah dan kondisi tapak. Tabel 1 menyajikan jenis, sumber,
dan cara pengumpulan data yang digunakan pada penelitian.
Tabel 1 Spesifikasi jenis, sumber, dan cara pengumpulan data penelitian
Spesifikasi Jenis
1. Fisik dan Biofisik
a. Letak, luas, dan
aksesibilitas
b. Iklim dan topografi
c. Tata guna lahan
d. Vegetasi saat ini
2. Sosial
a. Jumlah pengguna
dan intensitas
penggunaan tapak
b. Aktivitas pengguna
tapak
3. Manajemen
a. Kelembagaan
pengelola
b. Struktur organisasi
pengelola
c. Manajemen
pemeliharaan
d. Program kegiatan
Mesjid
DKM
BMKG

Sumber

Cara

DKM Al-Hurriyyah, serta
Bagian Fasilitas dan Properti
IPB
DKM Al-Hurriyyah, BMKG,
dan lapangan
Lapangan
DKM Al-Hurriyyah dan
lapangan

Studi literatur,
wawancara, dan survei

DKM Al-Hurriyyah dan
lapangan

Studi literatur, survei, dan
wawancara

Lapangan

Survei dan wawancara

Bagian Fasilitas dan Properti
IPB serta DKM Al-Hurriyyah
Bagian Fasilitas dan Properti
IPB serta DKM Al-Hurriyyah
Bagian Fasilitas dan Properti
IPB, DKM Al-Hurriyyah,
serta lapangan
DKM Al-Hurriyyah

Studi literatur dan
wawancara
Studi literatur dan
wawancara
Studi literatur, survei, dan
wawancara

Studi literatur dan survey
Survei dan wawancara
Survei dan wawancara

Studi literatur, survei, dan
wawancara

= Dewan Kemakmuran Mesjid (pihak pengelola)
= Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Tahapan Penelitian
Persiapan
Tahap persiapan mencakup beberapa hal, yaitu pengumpulan informasi
terkait tema penelitian dan penentuan tempat penelitian, penyusunan proposal
penelitian, dan pengurusan izin penelitian. Pada tahap ini juga dilakukan
pertemuan dengan pihak pengelola Kompleks Masjid Al-Hurriyyah untuk
meminta izin melakukan kegiatan penelitian.
Inventarisasi
Tahap inventarisasi mencakup pengumpulan data-data terkait tapak yang
akan dijadikan dasar analisis dan sintesis. Data yang dibutuhkan merupakan data
primer dan data sekunder seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
Metode yang digunakan adalah survei lapang, studi literatur, serta wawancara

9
pihak pengelola (4 orang dari Direktorat Fasilitas dan Properti, 5 orang dari DKM
Al-Hurriyyah) dan wawancara pengunjung dengan metode purposive sampling
(16 orang pengunjung laki-laki dan 17 orang pengunjung perempuan).
Analisis Lanskap
Pada tahap ini, dilakukan analisis beberapa aspek yang diperlukan untuk
menyusun rencana pengelolaan, sesuai dengan data yang telah diperoleh
sebelumnya. Dasar analisis bagi setiap aspek adalah kondisi tapak saat ini (fisik,
biofisik, dan sosial) dan kelima aspek manajemen tapak (biaya, jadwal, alat dan
bahan, organisasi, dan ketenagakerjaan). Hasil dari analisis kemudian dijadikan
pertimbangan untuk menyusun faktor-faktor strategis pada analisis SWOT.
Beberapa analisis terkait lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah yang dilakukan
adalah sebagai berikut.
a. Kondisi fisik dan biofisik tapak. Analisis ini dilakukan secara deskriptif
melalui hasil pengamatan lapang, studi literatur, serta preferensi pengunjung
melalui kuesioner. Pengunjung menilai keindahan area tapak pada skala 1
(tidak indah), 2 (kurang indah), 3 (cukup indah), 4 (indah), sampai dengan 5
(sangat indah). Hasil penilaian tersebut kemudian dirata-ratakan untuk
mengetahui preferensi umum pengunjung terhadap keindahan suatu bagian
tapak tertentu dengan ketentuan
1. kategori tidak indah berada pada rentang nilai 1 hingga 1,99,
2. kategori kurang indah berada pada rentang nilai 2 hingga 2,99,
3. kategori cukup indah berada pada rentang nilai 3 hingga 3,99,
4. kategori indah berada pada rentang nilai 4 hingga 4,99, dan
5. kategori sangat indah berada pada nilai 5.
b. Lokasi dan aksesibilitas tapak. Analisis ini dilakukan secara deskriptif melalui
hasil pengamatan lapang dan hasil wawancara pengunjung berdasarkan lima
hal yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi mesjid oleh Rukmana
(2009).
c. Pembagian ruang dan aktivitas yang dapat dilakukan pada tapak. Analisis ini
dilakukan secara deskriptif berdasarkan hasil pengamatan lapang, studi
literatur, dan wawancara pengunjung. Acuan dari pembagian ruang dan
aktivitas pada tapak adalah urgensi keberadaan mesjid oleh Yani (2000).
d. Daya dukung pengunjung dan parkir. Analisis ini dilakukan melalui metode
Boulon dalam WTO dan UNEP (1992) dalam Nurisjah (2003) berdasarkan
standar ruang kegiatan bersama (BNSP 2011) dan standar kebutuhan parkir
mobil dan motor (Dephub 2007).
DD = A / S

T = DD x K

Keterangan:
DD = Daya dukung
A = Area yang digunakan wisatawan
S = Standar rata-rata individu
K = Koefisien rotasi

K=N/R

T = Total hari kunjungan yang diperkenankan
N = Jam kunjungan per hari area yang diijinkan
R = Rata-rata waktu kunjungan

e. Preferensi pengunjung terhadap pengelolaan tapak. Analisis ini dilakukan
dengan mengkuantifikasi hasil wawancara dan kuesioner. Pegunjung menilai
lima aspek, yaitu kebersihan, keamanan, fasilitas, pelayanan, dan kenyamanan

10
pada skala 1 (tidak baik), 2 (kurang baik), 3 (cukup baik), 4 (baik), sampai
dengan 5 (sangat baik). Hasil penilaian tersebut kemudian dirata-ratakan untuk
mengetahui preferensi umum pengunjung terhadap aspek pengelolaan tertentu
dengan ketentuan
1. kategori tidak baik berada pada rentang nilai 1 hingga 1,99,
2. kategori kurang baik berada pada rentang nilai 2 hingga 2,99,
3. kategori cukup baik berada pada rentang nilai 3 hingga 3,99,
4. kategori baik berada pada rentang nilai 4 hingga 4,99, dan
5. kategori sangat baik berada pada nilai 5.
Analisis Pengelolaan Lanskap
Analisis pengelolaan lanskap dilakukan secara deskriptif sesuai hasil studi
literatur, pengamatan lapang, dan wawancara. Terdapat lima aspek yang
dianalisis, yaitu struktur organisasi pengelola, tenaga kerja, jadwal, alat dan
bahan, serta rencana anggaran biaya dengan acuan pemeliharaan taman oleh
Arifin dan Arifin (2005).
Analisis SWOT
Rangkuti (1998) menjelaskan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi dengan
menggunakan logika untuk memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang
(opportunities), dan secara bersamaan meminimalkan kelemahan (weaknesses)
dan ancaman (threats). Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam
menyusun analisis SWOT:
a. analisis penilaian faktor internal dan faktor eksternal, dengan faktor internal
yang terdiri atas kekuatan dan kelemahan, serta faktor eksternal yang terdiri
atas peluang dan ancaman,
b. penentuan bobot setiap variabel sesuai dengan kepentingan untuk mengetahui
faktor yang paling berpengaruh, dengan pemberian nilai kepentingan
dilakukan berdasarkan hasil diskusi dengan pihak pengelola menggunakan
Skala Likert (Kinnear dan Taylor) pada kisaran bobot 4 (sangat penting), 3
(penting), 2 (cukup penting), dan 1 (tidak penting). Rangkuti (1998)
menyebutkan bahwa nilai peringkat untuk faktor positif (kekuatan dan
peluang) berbanding terbalik dengan faktor negatif (kelemahan dan
ancaman),
c. menentukan setiap bobot strategis (Tabel 2) menggunakan metode paired
comparison (Kinnear dan Taylor 1991) dengan ketentuan
1. bobot 1 jika indikator faktor horizontal kurang penting dibandingkan
faktor vertikal,
2. bobot 2 jika indikator faktor horizontal sama penting dibandingkan faktor
vertikal,
3. bobot 3 jika indikator faktor horizontal lebih penting dibandingkan faktor
vertikal, dan
4. bobot 4 jika indikator faktor horizontal sangat lebih penting dibandingkan
faktor vertikal,

11
Tabel 2 Contoh penilaian bobot strategis faktor internal
Faktor
Internal
S1
S2
S3
W1
W2
W3

(a)
S1

(b)
S2

(c)
S3

(d)
W1

(e)
W2

(f)
W3

(g)
Total

(h)
Bobot

Total keseluruhan
Sumber: Kinnear dan Taylor (1991) dengan penyesuaian

Keterangan:
(a) hingga (f)
(g) Total
(h) Bobot

= nilai dari paired comparison
= ∑ semua nilai pada satu baris (a) hingga (f)
= nilai pada setiap kolom total (g)
nilai keseluruhan kolom total (g)

d. pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks External
Factor Evaluation (EFE) (Tabel 3) untuk menentukan kekuatan kondisi
internal dan eksternal dari tapak,
Tabel 3 Contoh Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
(a)
Simbol
S1
S2
W1
W2

(b)
Faktor Internal

(c)
Tingkat Kepentingan

(d)
Rating

(e)
Bobot

Total

(f)
Skor

(g)

Sumber: David (2008) dengan penyesuaian

Keterangan:
(a) Simbol
(b) Faktor internal
(c) Tingkat kepentingan
(d) Rating
(e) Bobot
(f) Skor
(g) Total

= simbol dari setiap faktor internal
= kalimat yang menjelaskan setiap faktor internal
= kalimat penilaian kepentingan setiap faktor (kurang
penting hingga sangat penting)
= angka penilaian kepentingan setiap faktor
= bobot setiap faktor sesuai paired comparison (Tabel 2)
= nilai setiap rating (d) x nilai setiap bobot (e)
= jumlah keseluruhan skor, merupakan nilai kekuatan
kondisi internal tapak

e. pembuatan Matriks Internal-Eksternal (Tabel 4) untuk mengetahui tipe
strategi yang harus digunakan untuk mengatasi permasalahan, terdapat tiga
tipe strategi yaitu grow and build (Sel I, II, dan IV), hold and maintain (Sel
III, V, dan VII), serta harvest or divest (Sel VI, VIII, dan IX),

12
f. penentuan alternatif strategi dengan Matriks SWOT (Tabel 5),
g. pembuatan tabel peringkat analisis strategi, serta
h. penyusunan sintesis sebagai hasil dari analisis strategi.
Tabel 4 Contoh Matriks Internal-Eksternal

Sumber: David (2008) dengan penyesuaian

Dengan menggabungkan kedua faktor internal (strengths dan weaknesses)
dan kedua faktor eksternal (opportunities dan threats), akan diperoleh sebuah
Matriks SWOT yang kemudian mengarahkan kepada empat jenis strategi untuk
mengatasi permasalahan (Tabel 5).
Tabel 5 Matriks SWOT

Faktor Eksternal
Strengths (S)
1.
2.
Weaknesses (W)
1.
2.

Faktor Eksternal
Opportunities (O)
Threats (T)
1.
1.
2.
2.
Strategi SO
Strategi ST
1.
1.
2.
2.
Strategi WO
Strategi WT
1.
1.
2.
2.

Sumber: David (2008) dengan penyesuaian

Berdasarkan Matriks SWOT tersebut, terdapat empat jenis strategi yang dapat
dihasilkan untuk menyelesaikan permasalahan, dengan mempertimbangkan
masing-masing faktor. Rangkuti (1998) menyebutkan keempat strategi tersebut:
a. SO (strengths-opportunities), yaitu strategi dengan memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya,
b. ST (strengths-threats), yaitu strategi dengan memanfaatkan kekuatan yang
dimiliki untuk mengatasi ancaman,
c. WO (weaknesses-opportunities), yaitu strategi dengan meminimalisasi
kelemahan untuk memanfaatkan peluang, dan
d. WT (weaknesses-threats), strategi dengan meminimalisasi kelemahan dan
menghindari ancaman.

13
Penyusunan Rekomendasi Pengelolaan
Setelah kegiatan analisis dengan metode SWOT dilakukan, sebagai sintesis
disusun rekomendasi pengelolaan lanskap Kompleks Masjid Al-Hurriyyah
sebagai pusat kegiatan keislaman dengan mengacu pada manajemen mesjid
(Rukmana 2009) dan pemeliharaan taman (Arifin dan Arifin, 2005). Untuk
mengetahui kebutuhan tenaga kerja, dilakukan perhitungan jam kerja perminggu
dan kebutuhan tenaga kerja (KTK) dengan rumus sebagai berikut.
Jam kerja perminggu = HOK (hari orang kerja) 1 tahun x 8 orang/jam/hari
Jumlah minggu dalam 1 tahun (52 minggu)
KTK

=

x
Jam kerja/minggu
Jam kerja produkif/minggu

efektivitas kerja optimum
efektivitas kerja lapang

Sementara itu, untuk mengetahui kebutuhan gaji pegawai perbulan sesuai dengan
beban kerjanya digunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut.
Gaji tenaga kerja/bulan

=

anggaran biaya tahunan
.
jumlah tenaga kerja x jumlah bulan

Penyusunan Skripsi
Tahapan terakhir adalah penyusunan skripsi, dilakukan setelah keseluruhan
proses sebelumnya selesai. Skripsi ini merupakan media untuk
mendokumentasikan seluruh proses penelitian, mulai dari tahapan persiapan
hingga tersusunnya sintesis, yaitu strategi pengelolaan lanskap Kompleks Masjid
Al-Hurriyyah sebagai pusat kegiatan keislaman.

HASIL
Kondisi Umum
Latar Belakang dan Sejarah Kompleks Masjid Al-Hurriyyah
Masjid Al-Hurriyyah IPB Darmaga pertama kali berdiri pada tahun 1965, di
tengah hutan karet. Pada tahun 1992, di sebelah kiri mesjid pertama, didirikan
mesjid baru yang lebih besar dan mampu menampung seribu jamaah (Gambar 3).

Gambar 3 Bangunan pertama (kiri) dan kedua (kanan) dari Masjid Al-Hurriyyah
Sumber: dokumentasi LDK DKM Al-Hurriyyah

14
Hingga tahun 1997, pengelolaan masjid Al-Hurriyyah masih berada satu yayasan
dengan Masjid Al-Ghifari yang terletak di Kampus IPB Gunung Gede.
Seiring dengan perkembangan Kampus IPB, semakin banyak fakultas pada
strata pendidikan S-1 yang dipindahlokasikan ke Kampus Darmaga. Hal ini
mengakibatkan semakin banyak jumlah mahasiswa yang beraktivitas di kampus
tersebut dan meningkatkan kebutuhan ruang untuk beribadah serta berkegiatan
keislaman. Untuk memenuhi kebutuhan tempat ibadah dan pusat kegiatan
keislaman yang terus meningkat, direncanakanlah pembangunan mesjid baru yang
lebih besar dan mampu menampung sekitar lima ribu jamaah (Gambar 4).
Pembangunan Masjid Al-Hurriyyah baru ini selesai pada tahun 1998 dan
pengelolaan mesjid mulai mandiri, dengan pihak DKM Al-Hurriyyah sebagai
penanggungjawabnya. Pada saat yang sama, bangunan mesjid sebelumnya
dialihfungsikan sebagai aula.

Gambar 4 Proses pembangunan Masjid Al-Hurriyah, tahun 1997 (kiri), dan
bangunan Masjid Al-Hurriyyah (kanan)
Sumber: dokumentasi LDK DKM A-Hurriyyah
Dalam rangka menunjang kebutuhan sarana prasarana dan pengelolaan
Kompleks Masjid Al-Hurriyyah, di sekitar mesjid pun mulai dibangun fasilitas,
antara lain, asrama marbot, lapangan 14ystem dan taman, serta penggunaan
bangunan mesjid pertama sebagai rumah Ketua DKM Al-Hurriyyah. Beberapa
tahun berselang, terus dilakukan evaluasi dan pengembangan terhadap 14ystem
pengelolaan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah, hingga akhirnya sampai pada satu
keputusan mengenai pemisahan pihak pengelola bangunan dan lanskap mesjid.
Saat ini, pengelolaan bangunan mesjid dan pelaksanaan seluruh program
keislaman di Kompleks Masjid Al-Hurriyyah menjadi tanggung jawab DKM AlHurriyyah. Sementara itu, pengelolaan lanskap dan sarana prasarana di luar
bangunan menjadi tanggung jawab utama Direktorat Fasilitas dan Properti IPB,
lebih spesifiknya bagian Kebersihan, Taman, dan Lingkungan (TLK), tetapi tetap
bekerja sama dengan Badan Pengurus Rumah Tangga (BPRT) DKM AlHurriyyah.
Lokasi dan Aksesibilitas
Kompleks Masjid Al-Hurriyyah IPB terletak di dalam area Kampus IPB
Darmaga, lebih spesifiknya pada Jln. Tanjung No. 2 Kampus IPB Darmaga,
Bogor 16680 (Gambar 5). Secara geografis, Kompleks Masjid Al-Hurriyyah
berada pada ketinggian sekitar 200 mdpl (BMKG 2013). Luas keseluruhan
Kompleks Masjid Al-Hurriyyah adalah 20.425 m2 (sekitar 2,04 ha), dan secara
fisik berbatasan dengan,

15
a.
b.
c.
d.

hutan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah di sebelah utara,
Perumahan Dosen IPB (dibatasi Jln. Bungur) di sebelah barat,
Jalan Tanjung di sebelah timur, dan
Fakultas Perikanan IPB di sebelah selatan.

Gambar 5 Kompleks Masjid Al-Hurriyyah IPB Darmaga
Sumber: wikimapia.org
Akses menuju tapak secara umum tidak cukup sulit bagi sivitas akademika
dan tenaga kependidikan IPB karena Kompleks Masjid Al-Hurriyyah terletak di
tepi salah satu jalan utama kampus, yaitu Jln. Tanjung dengan kondisi jalan yang
baik. Posisi ini menjadikan Masjid Al-Hurriyyah berada di perbatasan antara area
akademik dengan perumahan dosen. Perjalanan ke Kompleks Masjid AlHurriyyah dapat ditempuh menggunakan kendaraan pribadi (mobil, motor, juga
sepeda), kendaraan umum (bus IPB, ojek, serta sepeda kampus), atau pun berjalan
kaki (Gambar 6).

Gambar 6 Preferensi pengunjung dalam mengakses Kompleks Masjid AlHurriyyah
Topografi dan Jenis Tanah
Keadaan topografi tapak tergolong datar secara umum, tetapi sedikit
bergelombang dengan lereng pada daerah sebelah utara yang berbatasan dengan
sungai. Tanah pada kawasan Kompleks Masjid Al-Hurriyyah tergolong dalam

16
jenis latosol coklat kemerahan, memiliki tekstur liat, kemampuan drainase sedang,
serta lapisan tanahnya cukup dalam (Lidiawati 1998). Kompleks Masjid AlHurriyyah secara umum berlokasi sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan
area sekitarnya. Lembah dengan kondisi cukup curam yang mengelilingi
kompleks mesjid di sebelah barat dan timur menjadi batas fisik yang cukup jelas
dengan area di sekelilingnya.
Iklim
Seperti kawasan Bogor pada umumnya, kawasan Kampus IPB Darmaga
memiliki curah hujan yang cukup tinggi dan termasuk dalam golongan iklim A
(klasifikasi Schmidt-Ferguson). Data suhu dan intensitas penyinaran matahari
selengkapnya disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Data suhu dan intensitas penyinaran matahari
Bulan
Desember 2012
Januari 2013
Februari 2013
Maret 2013

Suhu (0C)
Maks
31,5
29,4
31,1
32,4

Min
23,0
22,8
23,2
23,0

Intensitas penyinaran
matahari (Cal/cm2)
285
228
294
330

Sumber: BMKG Stasiun Darmaga Bogor

Berdasarkan BMKG Stasiun Klimatologi dan Darmaga Bogor (2013), kawasan
Kompleks Masjid Al-Hurriyyah berada pada elevasi sekitar 200 mdpl, dan selama
bulan Desember 2012 s.d. Maret 2013 memiliki suhu tertinggi 32,4 0C (di bulan
Maret) dan suhu terendah 22,80C (di bulan Januari). Intensitas penyinaran
matahari tertinggi berada pada bulan Maret, yaitu sebesar 330 cal/cm2 dan
terendah berada pada bulan Januari, yaitu sebesar 228 cal/cm2.
Vegetasi
Jenis vegetasi yang umum terdapat pada tapak adalah pepohonan, sebagian
besar telah mencapai usia dewasa dan berukuran maksimum. Menurut Lidiawati
(1998), pohon-pohon yang tergolong dewasa tersebut telah berada di lokasi tapak
sejak sebelum Masjid Al-Hurriyyah baru selesai dibangun pada tahun 1998.
Selain itu, terdapat juga beberapa vegetasi penutup tanah dan estetik di lokasi
taman dan lapangan parkir. Tabel 7 menyajikan jenis dan jumlah vegetasi yang
terdapat di Kompleks Masjid Al-Hurriyyah.
Tabel 7 Daftar vegetasi
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nama Latin
Ficus benjamina
Sapthodea campanulata
Lagerstomia speciosa
Pterocarpus indicus
Mimusops elengi
Manilkara kauki
Roystonea regia

Nama Lokal
Beringin
Kecrutan
Bungur
Angsana
Tanjung
Sawo
Palem raja

Jumlah
2,00
3,00
7,00
2,00
11,00
2,00
36,00

Satuan
pohon
pohon
pohon
pohon
pohon
pohon
pohon

17
Tabel 7 Daftar vegetasi (lanjutan)
No
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.

Nama Latin
Polyalthia fragrans
Maniltoa grandiflora
Veitchia merilii
Psidium guajava
Samanea saman
Areca catehu
Acalypha macrophylla
Rhapis excelsa
Cordyline sp
Ixora sp
Sansivieria sp
Rhoeo discolor
Iresine herbstii
Althernantera sp
Axonopus compressus

Nama Lokal
Glodogan bulat
Sapu tangan
Palem putri
Jambu biji
Ki hujan
Pinang
Teh-tehan
Palem wregu
Hanjuang
Soka
Lidah mertua
Adam hawa
Simbang darah
Krokot
Rumput paetan

Jumlah
12,00
22,00
4,00
9,00
1,00
61,00
76,11
2,00
15,00
73,00
73,00
17,50
62,25
16,82
9 127,85

Satuan
pohon
pohon
pohon
pohon
pohon
pohon
m2
rumpun
m2
m2
m2
m2
m2
m2
m2

Sumber: hasil pengamatan lapang (Mei 2013)

Demografi Pengunjung
Dari segi usia, pengunjung Kompleks Masjid Al-Hurriyyah didominasi oleh
kelompok usia 14-25 tahun (85%). Selain itu, terdapat pula kelompok usia 25-55
tahun (15%). Dari segi tingkat pendidikan pengunjung, hasil kuesioner
menunjukkan bahwa 100% pengunjung Kompleks Masjid Al-Hurriyyah
mengenyam pendidikan, dengan kelompok pendidikan terbanyak yang mengakses
mesjid adalah strata S1 (79%) (Gambar 7).

Gambar 7 Grafik usia (kiri) dan tingkat pendidikan pengunjung (kanan)
Berdasarkan Gambar 8, diketahui bahwa mayoritas pengunjung Kompleks
Masjid Al-Hurriyyah adalah mahasiswa (81%). Selain itu, terdapat juga sivitas
akademika lainnya, yaitu PNS yang merupakan dosen (10%) dan pelajar (6%).
Selain sivitas akademika, ternyata Kompleks Masjid Al-Hurriyyah juga
dikunjungi oleh golongan responden lainnya.
Frekuensi pengunjung terbanyak adalah mereka yang tinggal dalam radius <
2 km dari Kompleks Masjid Al-Hurriyyah (37%). Frekuensi pengunjung
terbanyak selanjutnya adalah mereka yang tinggal dalam radius > 6 km dari
kompleks mesjid, yaitu pengunjung yang tinggal di luar area kampus.

18

Gambar 8 Grafik pekerjaan (kiri) dan tempat tinggal pengunjung (kanan)
Hingga saat ini, pihak pengelola Kompleks Masjid Al-Hurriyyah tidak
pernah menghitung total pengunjung pada satu hari operasional tapak. Namun,
jumlah pengunjung dapat diperkirakan berdasarkan aktivitas yang dilakukan pada
tapak (Tabel 5).
Fungsi Kompleks Masjid Al-Hurriyyah
Secara umum, fungsi Kompleks Masjid Al-Hurriyyah tertuang dalam visi
dan dari Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Hurriyyah selaku pihak
pengelola, yaitu Islamic Center dalam peran tarbawi (pendidikan dan pembinaan),
tsaqofy (wawasan dan pengetahuan), serta amal khidami (pelayanan sosial). Untuk
menunjang visi tersebut, dibentuklah beberapa misi, yaitu
a. meningkatkan pemahaman pendidikan bagi para da'iyah, sivitas akademika,
dan umat secara keseluruhan,
b. mengembangkan pusat informasi dunia Islam dan pengetahuan keislaman,
serta
c. menyelenggarakan aktivitas pelayanan umat dalam bingkai dakwah Islam.
Tabel 8 Daftar kegiatan di Kompleks Masjid Al-Hurriyyah
No

Kegiatan

1.

Pelaksanaan salat
fardu
Pelaksanaan salat
Jum’at
Kajian rutin untuk
mahasiswa, dosen,
dan pegawai
Asistensi
Pendidikan Agama
Islam
Bimbingan anak
dan remaja
Bimbingan ibadah
haji
Ma’had Tarbawi
Al-Hurriyyah

2.
3.

4.

5.
6.
7.

Lokasi
Kegiatan
Dalam
ruangan
Dalam
ruangan
Dalam
ruangan
Dalam dan
luar ruangan
Dalam dan
luar ruangan
Dalam
ruangan
Dalam
ruangan

Frekuensi
5 kali/hari

Peserta
(orang)
100 – 500

1 kali/pekan

5 000 – 6 000

4 kali/pekan

20 – 100

1 kali /
pekan /
kelompok
1 kali/pekan

10 – 15
50 – 100

1 kali/pekan

20 – 50

2 kali/pekan

300 – 500

Penyelenggara
BPRT AlHurriyyah
BPRT AlHurriyyah
BPRT AlHurriyyah dan
Pascasarjana IPB
ISC Al-Hurriyyah
dan MKDU IPB
BIRENA AlHurriyyah
KBIH IPB
ISC Al-Hurriyyah

19
Tabel 8 Daftar kegiatan di Kompleks Masjid Al-Hurriyyah (lanjutan)
No

Kegiatan

8.

Tahsin dan tahfidz
Al-Qur’an

9.

SALAM ISC

10.

Islamic Youth
Camp
PQR (Paket Qiyam
Ramadhan)
Dauroh Al-Qur’an

11.
12.
13.
14.

Kegiatan setiap
momen keislaman
Perlombaan Islami
untuk anak

Lokasi
Kegiatan
Dalam
ruangan
Dalam dan
luar ruangan
Dalam dan
luar ruangan
Dalam
ruangan
Dalam
ruangan
Dalam dan
luar ruangan
Dalam dan
luar ruangan

Frekuensi

Peserta
(orang)
10 – 15

Penyelenggara

1 kali /
pekan /
kelompok
1 kali/tahun

2 000 – 3 000

1 kali/tahun

50 – 100

1 kali/tahun

50 – 100

Insidental

20 – 50

Insidental

100 – 500

Insidental

100 – 500

Walimatul ‘Ursy

LPQ Al-Hurriyyah

Dalam dan Insidental
500 – 1000
luar ruangan
16. Manasik haji TK
Luar
Insidental
30 – 50
ruangan
17. Dauroh dan
Dalam dan Insidental
30 – 50
pelatihan
luar ruangan
18. Riyadhoh
Luar
Insidental
10 – 20
(berolahraga)
ruangan
Sumber: hasil wawancara, studi literatur, dan pengamatan lapang
15.

Team building

Bimbingan anak dan remaja

SALAM ISC

Rohis building

LDK AlHur