Batasan Konsep PENDAHULUAN PERAN KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HUKUM DAN PEMULIHAN TERHADAP KORBAN PERDAGANGAN ANAK DI INDONESIA.

10 TERHADAP SINDIKAT PELAKU TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ANAK”, tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana sanksi hukum pidana yang berlaku terhadap pihak-pihak pelaku perdagangan anak.

F. Batasan Konsep

Dalam kaitan dengan objek yang akan diteliti dengan judul “Komisi Perlindungan Anak Indonesia Indonesia Dalam Memberikan Perlindungan Hukum Dan Pemulihan Terhadap Korban Perdagangan Anak Di Indonesia”maka dapat diuraikan batasan konsep sebagi berikut: 1. Pengertian Komisi Perlindungan Anak Indonesia Komisi Perlindungan Anak Indonesia adalah Lembaga Independen yang kedudukannya setingkat dengan Komisi Negara yang dibentuk pada tanggal 21 Juni 2004 berdasarkan amanat Keputusan presiden Nomor 77 Tahun 2003 tentang Komisi Perlindungan Anak Indonesia dan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 pasal 74 tentang perlindungan anak, dalam rangka untuk meningkatkan efektivitas penyelenggaraan perlindungan anak di Indonesia, karena lembaga ini bersifat independen, maka tidak boleh dipengaruhi oleh siapa pun serta kepentingan apapun, kecuali satu yaitu “ Demi Kepentingan Terbaik bagi Anak”. 8 2. Pengertian perlindungan hukum Pengertian perlindungan hukum anak dapat diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu kata perlindungan yang memiliki arti : 8 www.kpai.go.id. 18042010 1. Tempat berlindung 2. Hal perbuatan, dan sebagainya memperlindungi. Perlindungan yang kata dasarnya adalah lindung dalam KBBI diartikan sebagai berikut: 1. Menempatkan dirinya di bawah dibalik, dibelakang sesuatu supaya tidak terlihat atau tidak kena angin, panas, dan sebagainya; 2. Bersembunyi berada di tempat yang aman supaya terlindungi; 3. Minta pertolongan kepada yang kuasa supaya selamat atau terhindar dari bencana. 1 Perlindungan dapat pula diartikan sebagai suatu hal atau perbuatan atau tindakan yang dapat memberikan perlindungan atau jaminan kepada mereka yang membutuhkan atau pihak yang lemah dan rentan terhadap kesewenang-wewenangan mereka yang tidak bertanggung jawab. Menurut Philipus M. Hadjon bahwa perlindungan hukum dapat dibagi menjadi 2, yaitu : 2 a. Perlindungan Hukum Preventif Bahwa perlindungan hukum preventif bertujuan memberikan kesempatan kepada rakyat untuk mengajukan keberatan inspraak atau pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah 1 Tim Penyusun, KBBI Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995, hlm. 595 2 Philipus M. Hadjo, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, Surabaya, Bina Ilmu, 1987, hlm. 2. mendapat bentuk yang definitive. Jadi perlindungan hukum preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa. b. Perlindungan Hukum Represif Perlindungan hukum represif bertujuan untuk menyelesaikan sengketa. Perlindungan hukum preventif sangat besar artinya bagi pemerintahan yang didasarkan kepada kebebasan bertindak karena dengan adanya perlindungan yang preventif pemerintah terdorong untuk bersikap hati–hati dalam mengambil keputusan yang didasarkan pada diskresi. Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan pengertian perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum., yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan, kedamaian, ketentraman bagi segala kepentingan manusia yang ada di dalam masyarakat. 2. Pengertian tentang pemulihan Pemulihan adalah upaya mengembalikan kondisi fisik dan mental, keberfungsian sosial dan kemampuan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi korban, sehingga dapat tercegah dari terulangnya eksploitasi terhadap mereka . 3 3. Pengertian Anak Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pada Pasal 1 ayat 1 anak didefinisikan sebagai seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. 4. Pengertian perdagangan anak Menurut Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, perdagangan orang adalah tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam Negara maupun antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi. Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2002 tertanggal 30 Desember 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak, menyatakan bahwa: 3 http:webcache.googleusercontent.comsearch?q=cache:2A5wbfMvItcJ:depusa.student.umm.ac.id+up aya+pemulihan+korban+perdagangan+anakcd=17hl=idct=clnkgl=id. 25042010. “Perdagangan perempuan dan anak adalah segala tindakan pelaku trafficker yang mengandung salah satu atau lebih tindakan perekrutan, pengangkutan antar daerah dan antar negara, pemindahtanganan, pemberangkatan, penerimaan dan penampungan sementara atau di tempat tujuan dengan cara ancaman, penggunaan kekerasan verbal dan fisik, penculikan, penipuan, tipu muslihat, memanfaatkan posisi kerentanan misalnya ketika seseorang tidak memiliki pilihan lain, terisolasi, ketergantungan obat, jebakan hutang, dan lain-lain, memberikan atau menerima pembayaran atau keuntungan, di mana perempuan dan anak digunakan untuk tujuan pelacuran dan eksploitasi seksual termasuk phaedopili, buruh migran legal maupun ilegal, adopsi anak, pekerjaan jermal, pengantin pesanan, pembantu rumah tangga, mengemis, industri pornografi, pengedaran obat terlarang, dan penjualan organ tubuh, serta bentuk-bentuk eksploitasi lainnya”. 4

G. Metode Penelitian