Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Terhadap Produksi Padi Di Kabupaten Asahan (Studi Kasus : Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara)

(1)

PENGARUH KONVERSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ASAHAN

(Studi Kasus : Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara)

SKRIPSI

OLEH :

FAJAR AKBAR ADDHITAMA

030304025

AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PENGARUH KONVERSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ASAHAN

(Studi Kasus : Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara) SKRIPSI

OLEH :

FAJAR AKBAR ADDHITAMA 030304025

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Tavi Supriana MS

Ketua Anggota

Dr. Ir. Satia Negara Lubis MEc

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

ABSTRAK

FAJAR AKBAR ADDHITAMA ( 030304025 ), dengan judul skripsi “PENGARUH KONVERSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ASAHAN”. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, propinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbingan oleh Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS., selaku Ketua Dosen Pembimbing dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, MEc., selaku Anggota Komisi Pembimbing.

Kabupaten Asahan adalah salah satu Kabupaten yang dalam 5 (lima) tahun terakhir terus mengalami konversi lahan, khususnya lahan pertanian. Konversi ini mengakibatkan luas lahan pertanian di Kabupaten Asahan terus mengalami penurunan. Lahan yang paling banyak terkonversi adalah jenis lahan sawah, yang beralih fungsi menjadi lahan kering, dan menjadi lahan non pertanian, seperti digunakan untuk bangunan, dan hal-hal lain sebagainya.

Luas lahan pertanian, khususnya lahan sawah berhubungan dengan tingkat produksi padi. Konversi lahan sawah yang terus terjadi tentu saja ikut mempengaruhi produksi padi di Kabupaten Asahan. Jika luas lahan sawah terus berkurang karena adanya konversi, maka sudah tentu produksi padi juga akan ikut berkurang

Adapan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pemanfaatan lahan di Kabupaten Asahan, untuk menganalisis luas lahan pertanian dan produksi padi pada tahun 2020 di Kabupaten Asahan dan untuk menganalisis pengaruh konversi lahan sawah terhadap produksi padi di Kabupaten Asahan.

Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah metode deskriptif untuk menganalisis pemanfaatan lahan di Kabupaten Asahan, metode ramalan (forecasting) untuk meramalkan luas lahan pertanian dan produksi padi di Kabupaten Asahan pada tahun 2020, dan menggunakan analisis regresi linier sederhana untuk menganalisis pengaruh konversi lahan pertanian terhadap produksi padi di Kabupaten Asahan.

Sedangkan hipotesis dari penelitian ini adalah trend luas lahan pertanian dan trend produksi padi di Kabupaten Asahan cenderung menurun, dan konversi lahan khususnya lahan pertanian berpengaruh terhadap produksi padi di kabupaten Asahan.

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pemanfaatan lahan di kabupaten Asahan dapat dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu tanah sawah, tanah kering, bangunan/pemukiman dan lain-lain dimana pemanfaatan lahan yang terbesar jika dilihat dari rata-rata penggunaannya terdapat pada tanah kering dengan rataan 328.314,07 ha, rataan untuk penggunaan bangunan sebesar 51.795,96 ha, rataan untuk penggunaan tanah sawah sebesar 45.870,81 ha, dan rataan penggunaan untuk lain-lain sebesar 36.878,16 ha.


(4)

27,928.42 ha dibandingkan luas lahan tahun 2006.

Sedangkan produksi padi pada tahun 2020 diramalkan sebesar 149.989,10 ton, dimana produksi padi pada tahun 2020 akan mengalami penurunan sebesar 108.990 ton dibandingkan produksi padi pada tahun 2006.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK. ... i

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 5

Tujuan Penelitian ... 6

Kegunaan Penelitian ... 6

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka ... 7

Landasan Teori ... 8

Kerangka Pemikiran ... 10

Hipotesis Penelitian ... 12

METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 13

Metode Pengumpulan Data ... 13

Metode Analisis Data ... 13

Defenisi dan Batasan Operasional ... 16

Defenisi ... 16

Batasan Operasional ... 16

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Deskripsi Daerah Penelitian ... 11

Penggunaan Lahan... 17

Keadaan Penduduk... 18


(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan Lahan di Kabupaten Asahan……… 20

Luas Lahan Pertanian pada Tahun 2020 di Kabupaten Asahan… 21 Produksi Padi pada Tahun 2020 di Kabupaten Asahan…………. 24

Pengaruh Konversi Lahan Sawah terhadap Produksi Padi di Kabupaten Asahan... 26

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 28

Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 1. Distribusi Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan ... 17

Tabel 2. Distribusi Menurut Umur di Kabupaten Asahan ... 18

Tabel 3. Sarana dan Prasarana di Kabupaten Asahan ... 19

Tabel 4. Pemanfaatan Lahan di Kabupaten Asahan tahun 1996-2006 ... 20

Tabel 5 Luas Lahan Pertanian dan Non Pertanian di Kabupaten Asahan Tahun 1996-2006 ... 21

Tabel 6. Luas Lahan Pertanian di Kabupaten Asahan Tahun 1996-2006 ... 22

Tabel 7. Hasil Ramalan Luas Lahan Pertanian di Kabupaten Asahan Tahun 2020 ... 23

Tabel 8. Produksi Padi di Kabupaten Asahan Tahun 1996-2006... ... 24

Tabel 9. Hasil Ramalan Produks i Padi di Kabupaten Asahan Tahun 2020 ... 24

Tabel 10.Konversi Luas Lahan Sawah dan Produksi Padi di Kabupaten Asahan Tahun 1996-2020 ... ... 26

Tabel 11.Hasil Perhitungan Pengaruh Konversi Lahan Sawah Terhadap Produksi Padi di Kabupaten Asahan ... . 27


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran ... 11 Gambar 2. Ramalan Luas Lahan Pertanian di Kabupaten Asahan

Tahun1996-2020 ... 23 Gambar 3. Ramalan Produksi Padi di Kabupaten Asahan


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1. Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan

tahun 1996 ... 31

Lampiran 2. Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan

tahun 1997 ... 32

Lampiran 3. Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan

tahun 1998 ... 33

Lampiran 4. Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan

tahun 1999 ... 34

Lampiran 5. Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan

tahun 2000 ... 35

Lampiran 6. Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan

tahun 2001 ... 36 Lampiran 7. Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan

tahun 2002 ... 37 Lampiran 8. Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan

tahun 2003... ... 38 Lampiran 9. Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan

tahun 2004... ... 39 Lampiran 10.Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan

tahun 2005... ... 40 Lampiran 11.Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan

tahun 2006... ... 41 Lampiran 12.Data Luas Lahan Pertanian dan Non Pertanian


(10)

Lampiran 14.Hasil Ramalan Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Asahan ... 44 Lampiran 15.Perhitungan Ramalan Konversi Luas Lahan Pertanian

di Kabupaten Asahan Tahun 2020 ... 45 Lampiran 16.Data Produksi Padi di Kabupaten Asahan Tahun 1996-2006 ... 46 Lampiran 17.Hasil Ramalan Produksi Padi di Kabupaten Asahan ... 47 Lampiran 18.Perhitungan Ramalan Produksi Padi di Kabupaten Asahan


(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor pertanian adalah sektor yang paling dominan di Indonesia sebagai negara yang berbasis agraris. Sektor ini juga telah lama menjadi perhatian banyak pihak, karena pada kenyataannya petani, sebagai pelaku utama dalam pertanian, masih tetap menjadi bagian terbesar dari penduduk miskin di negeri ini. Revitalisasi pertanian diperlukan sebagai kesempatan untuk menyadarkan kembali arti penting pertanian, salah satunya dengan memberdayakan kemampuan pertanian tersebut.

Indonesia perlu berusaha semaksimal mungkin mencukupi kebutuhan pangannya secara mandiri. Hal ini mengingat besarnya jumlah penduduk, dihadapkan dengan tersedianya lahan pertanian yang cukup luas. Di sisi lain, tenaga kerja pertanian kita juga cukup banyak. Pada prinsipnya, kita harus mandiri di bidang pangan. Kemandirian di bidang pangan lebih dari sekedar swasembada, karena memuat pula nuansa politik dan harga diri sebagai sebuah bangsa.

Sebagai negara yang sedang berkembang, kita tidak dapat menghindar dari dampak globalisasi. Globalisasi menyebabkan pertanian di Indonesia menghadapi masalah-masalah eksternal yang menyebabkan sektor pertanian semakin terkucil. Pembaharuan-pembaharuan sebagai dampak globalisasi juga menyebabkan lahirnya modernisasi pertanian. Pembangunan-pembangunan di perkotaan berimbas terhadap kehidupan di pedesaan. Daya tarik bidang-bidang lain yang lebih menjanjikan kesejahteraan, dibarengi dengan proses penyempitan lahan garapan keluarga petani, menyebabkan tidak berkembangnya teknologi budidaya


(12)

produktif. Karena itu, harus diambil langkah-langkah yang sistematis untuk meningkatkan produktifitas petani dan meningkat kualitas budidaya pertanian. Kunci strategisnya adalah memberikan kepada petani lahan pertanian yang cukup luas (Suwandi, 2002).

Di banyak negara maju di dunia, ada kecenderungan menurunnya jumlah petani dan bertambah luasnya daerah-daerah pertanian menghasilkan lahan garapan petaninya semakin luas. Hal yang sebaliknya terjadi di Indonesia. Jumlah petaninya, walaupun secara persentase menurun, tetapi secara absolut meningkat, luas lahan pertanian malah semakin berkurang. Banyak lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi nonpertanian, menjadi real estate, jembatan, jalan dan lainnya. Hal ini tentu saja semakin membuat sektor pertanian jauh tertinggal (Prabowo, 2007).

Di Indonesia, konversi lahan pertanian merupakan masalah krusial. Fenomena alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian merupakan ancaman ketahanan pangan. Konversi lahan pertanian terus terjadi sampai tingkat mencemaskan dan mengganggu. Secara umum, faktor eksternal dan internal mendorong konversi lahan pertanian. Faktor eksternal merupakan dampak transformasi struktur ekonomi dan demografis. Lahan tak berubah, tetapi permintaan meningkat akibat pertumbuhan penduduk. Akibatnya, penggunaan lahan bergeser pada aktivitas nonpertanian yang lebih menguntungkan. Faktor internal yang menyebabkan konversi lahan adalah kemiskinan. Buruknya kondisi sosial ekonomi memicu petani menjual lahan pertaniannya. Mereka merasa tidak mendapat keuntungan ekonomis dari lahan itu (Anonimus, 2006).


(13)

Pertumbuhan penduduk yang cepat diikuti dengan kebutuhan perumahan menjadikan lahan-lahan pertanian menciut di berbagai daerah. Lahan petani yang semakin sempit semakin terfragmentasi akibat kebutuhan perumahan dan lahan industri. Petani lebih memilih bekerja di sektor informal daripada bertahan di sektor pertanian Daya tarik sektor pertanian yang terus menurun juga menjadikan petani cenderung melepas kepemilikan lahannya. Pelepasan kepemilikan lahan cenderung diikuti dengan alih fungsi lahan. Salah satu yang penting dan diperlukan dalam penanganan masalah ini adalah data kecepatan konversi lahan per tahun. Dari data tersebut dapat diperkirakan dampak-dampak konversi itu (Gunanto, 2007).

Menyusutnya lahan pertanian akibat peralihan fungsi ke sektor pertanian lahan kering dan non-pertanian bukanlah semata kerisauan kalangan pemerhati dan peneliti pertanian. Konversi lahan pertanian sawah itu menjadi kecemasan seluruh rakyat Indonesia, karena gejala itu mengancam ketahanan pangan dan hilangnya fungsi konservasi sumber daya alam. Karena itu, adanya lampu hijau dari DPR untuk penyiapan UU lahan abadi bagi pertanian merupakan langkah maju (Anonimus, 2007b).

Konsekuensi dari semua ini adalah semakin lajunya proses alih fungsi lahan pertanian menjadi areal pemukiman, perkotaan atau daerah industri. Alih fungsi lahan pertanian lebih banyak terjadi pada areal persawahan yang telah dilengkapi dengan sarana irigasi teknis yang dibangun dengan biaya tinggi. Akibat dari alih fungsi lahan tersebut adalah semakin sulitnya mempertahankan tingkat


(14)

meningkat seiring dengan meningkatnya laju pertambahan penduduk (Wicaksono, 2007).

Bagi pemilik lahan, mengonversi lahan pertanian untuk kepentingan nonpertanian saat ini memang lebih menguntungkan. Secara ekonomis, lahan pertanian, terutama sawah, harga jualnya tinggi karena biasanya berada dilokasi yang berkembang. Namun, bagi petani penggarap dan buruh tani, konversi lahan menjadi bencana karena mereka tidak bisa beralih pekerjaan. Mereka semakin terjebak dengan semakin sempitnya kesempatan kerja sehingga akan menimbulkan masalah sosial yang pelik (Gunanto, 2007).

Masalah konversi lahan dapat diatasi bila pemerintah daerah sangat ketat dalam hal penataan ruang. Pemerintah harus tegas dalam melarang pembangunan perumahan dan industri yang hendak menggunakan lahan di kawasan pertanian. Menjadikan sektor pertanian sebagai lapangan usaha yang menarik dan bergengsi secara alami juga dapat mencegah terjadinya konversi lahan. Jika konversi terus terjadi tanpa terkendali, hal itu tidak saja menimbulkan persoalan ketahanan pangan, tetapi juga lingkungan dan ketenagakerjaan (Syahyuti, 2007).

Kini pemerintah memaklumatkan rencana melakukan reformasi tanah (land reform) yang dikoordinasi oleh Badan Pertanahan Nasional (BTN) untuk mengatasi masalah kepemilikan lahan petani yang amat sempit. Program ini direncanakan dengan membagi tanah milik negara yang selama ini tidak digunakan atau digunakan tetapi tidak secara optimal kepada penduduk sehingga nantinya dapat dihitung rasio antara luas lahan dengan tingkat penduduk (landman

ratio). Di Indonesia sendiri, rencana reformasi tanah ini harus segera dilaksanakan


(15)

Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dilihat identifikasi masalahnya sebagai berikut

1. Bagaimana pemanfaatan lahan di Kabupaten Asahan ?

2. Bagaimana luas lahan pertanian pada tahun 2020 di Kabupaten Asahan ? 3. Bagaimana produksi padi pada tahun 2020 di Kabupaten Asahan ? 4. Bagaimana pengaruh konversi lahan sawah terhadap produksi padi di

Kabupaten Asahan? Tujuan Penelitian

Adapan tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis pemanfaatan lahan di Kabupaten Asahan 2. Untuk menganalisis trend luas lahan pertanian pada tahun 2020 di

Kabupaten Asahan.

3. Untuk menganalisis trend produksi padi pada tahun 2020 di Kabupaten Asahan

4. Untuk menganalisis pengaruh konversi lahan sawah terhadap produksi padi di Kabupaten Asahan

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi pihak-pihak yang membutuhkan. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan.


(16)

Tinjauan Pustaka

Konversi lahan pertanian secara besar-besaran telah menjadi fenomena Indonesia yang terealisasikan, akan tetapi sejauh ini tidak ada satu pun kekuatan yang secara dahsyat mampu penangkalnya. Artinya, konversi akan terus berlangsung secara mulus hingga akhirnya menjadi bumerang bagi kita semua terkait dengan penataan tata ruang yang amburadul, apalagi pada saat bersamaan harga lahan mengalami kenaikani secara signifikan (Suwandi, 2002).

Konversi lahan pertanian terutama lahan sawah juga sangat merugikan ketahanan pangan. Sebagaimana diketahui bahwa sekitar 55 % konsumsi kalori dan 45 % konsumsi protein rumah tangga berasal dari beras. Sementara sekitar 90 % produksi beras nasional dihasilkan dari lahan sawah.

Selama 1999-2003, sebanyak 423.000 petani mengonversi lahan pertanian dalam berbagai bentuk, seperti mengonversi lahan sawah menjadi lahan pertanian bukan sawah dan bukan pertanian, atau mengubah peruntukan lahan pertanian bukan sawah menjadi lahan sawah dan lahan bukan pertanian. Dalam masa itu, 64.718 ha lahan sawah hilang dan berubah fungsi. Daya tarik sektor pertanian yang terus menurun dan kemiskinan yang menjerat petani mendorong mereka melepas kepemilikan lahannya. Sebanyak 429.000 rumah tangga pertanian menjual lahan pertaniannya selama 1999-2003. (Anonimus, 2006).

Berbagai peraturan telah dikeluarkan pemerintah untuk membatasi alih fungsi lahan sawah, namun upaya ini tidak banyak hasilnya disebabkan karena: (a) kemudahan untuk merubah kondisi fisik lahan sawah; (b) peraturan yang bertujuan untuk mengandalikan konversi lahan secara umum hanya bersifat himbauan dan tidak dilengkapi sanksi yang jelas; dan (c) ijin konversi merupakan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN


(17)

keputusan kolektif sehingga sulit ditelusuri pihak mana yang bertanggung jawab atas pemberian ijin konversi lahan Ketiga kelemahan tersebut pada gilirannya menyebabkan aparat cenderung mendukung proses konversi lahan dengan alasan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Persoalan konversi lahan harus betul-betul ditangani serius. Untuk membendung laju konversi lahan, diperlukan komitmen politik dan kemauan pemerintah, pusat maupun daerah. Kebijakan yag dirancang harus menunjukkan keberpihakan ke sektor pertanian (Gunanto, 2007).

Masalah konversi lahan bukan hanya kebutuhan lahan untuk sektor lain, tetapi juga menyangkut kemiskinan yang menjerat petani. Tanpa ada perbaikan kesejahteraan petani, jangan harap konversi lahan berhenti (Anonimus, 2006).

Landasan Teori

Semula fungsi utama lahan ialah untuk bercocok tanam padi, palawija, atau hortikultura. Kini dengan gencarnya industrialisasi, lahan-lahan produktif pertanian berubah menjadi pabrik-pabrik, jaIan tol, permukiman, perkantoran, dan lain sebagainya. Jika dalam setahun alih fungsi lahan terdata sekitar 4.000 hektar, dalam lima tahun ke depan lahan produktif yang beralih fungsi mencapai 20.000 hektar (Suwandi, 2002).

Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konversi sawah di tingkat petani di Jawa menunjukkan bahwa alasan utama untuk melakukan konversi adalah kebutuhan, lahannya berada dalam kawasan industri, dan harga yang menarik. Selain harga dan pajak lahan yang tinggi cenderung mendorong petani untuk melakukan konversi (Ashari, 2007).


(18)

Konversi lahan pertanian terutama ditentukan oleh faktor berikut: (i) Rendahnya nilai persewaan (land rent) lahan sawah yang berada disekitar pusat pembangunan dibandingkan dengan nilai persewaan untuk pemukiman dan industri, (ii) Lemahnya fungsi kontrol dan pemberlakuan peraturan oleh lembaga terkait, (iii) Makin menonjolnya tujuan jangka pendek yaitu memperbesar pendapatan asli daerah (PAD) tanpa mempertimbangkan kelestarian (sustainability) sumberdaya alam di era otonomi ini (Wicaksono, 2007).

Menurut Gunanto (2007) ada tiga alternatif kebijakan yang dibahas dalam pengendalian konversi lahan, yaitu kebijakan pengendalian melalui otoritas sentral, pemberian insentif terhadap perluasan sawah baru dan pemilik sawah beririgasi yang perlu dilindungi, dan pembangunan kemampuan kolektif masyarakat tani setempat dalam mengendalikan konversi lahan sawah. Model kebijakan yang terakhir, apabila difasilitasi dengan baik, diharapkan dapat memperkuat kapital sosial yang ada pada masyarakat karena munculnya rasa kebersamaan identitas dan kepemilikan.

Produksi padi secara nasional terus meningkat setiap tahun, tetapi dengan laju pertumbuhan yang cenderung semakin menurun. Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian karena pesatnya pembangunan dianggap sebagai salah satu penyebab utama melandainya pertumbuhan produksi padi


(19)

Kerangka Pemikiran

Semula fungsi utama lahan ialah untuk bercocok tanam padi, palawija, atau hortikultura. Kini dengan gencarnya industrialisasi, lahan-lahan produktif pertanian berubah menjadi pabrik-pabrik, jaIan tol, permukiman, perkantoran, dan lain sebagainya. Penggunaan lahan di suatu daerah dapat dibagi kedalam 4 golongan, yaitu penggunaan untuk lahan sawah, penggunaan untuk lahan kering, penggunaan lahan untuk bangunan, dan penggunaan lahan untuk hal-hal lainnya.

Konversi lahan pertanian adalah perubahan alih fungsi lahan dari sektor pertanian menjadi nonpertanian. Alasan utama untuk melakukan konversi adalah kebutuhan ekonomi, lahannya berada dalam kawasan industri, dan harga yang menarik. Selain harga dan pajak lahan yang tinggi cenderung mendorong petani untuk melakukan konversi.

Menyusutnya lahan pertanian akibat peralihan fungsi ke sektor pertanian lahan kering dan non-pertanian bukanlah semata kerisauan kalangan pemerhati dan peneliti pertanian. Konversi lahan pertanian sawah itu menjadi kecemasan seluruh rakyat Indonesia, karena gejala itu mengancam ketahanan pangan dalam hal produksi padi dimana dengan semakin terkonversinya lahan pertanian khususnya persawahan, maka secara otomatis produksi padi akan semakin menurun.

Produksi padi secara nasional terus meningkat setiap tahun, tetapi dengan laju pertumbuhan yang cenderung semakin menurun. Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian karena pesatnya pembangunan dianggap sebagai salah satu penyebab utama melandainya pertumbuhan produksi padi.


(20)

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar skema kerangka pemikiran berikut :

Keterangan: = Dampak = Hubungan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Lahan kering Lain-lain

Lahan Sawah

Bangunan

Konversi Lahan Pertanian


(21)

Hipotesis Penelitian

1. Trend luas lahan pertanian di Kabupaten Asahan cenderung menurun. 2. Trend produksi padi di Kabupaten Asahan cenderung menurun.

3. Konversi lahan khususnya lahan pertanian berpengaruh terhadap produksi padi di Kabupaten Asahan.


(22)

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitan

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive, yaitu secara sengaja, dengan memilih Kabupaten Asahan, Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten Asahan dipilih dengan alasan bahwa Kabupaten ini adalah salah satu Kabupaten yang 5 (lima) tahun terakhir mengalami konversi lahan khususnya lahan pertanian produktif.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder. yang diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti Dinas Pertanian Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Kota Medan dan Kantor Kabupaten Asahan.

Metode Analisis Data

Identifikasi masalah 1 dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif dengan melihat data pemanfaatan lahan di Kabupaten Asahan dalam periode sebelas tahun terakhir (1996-2006).

Identifikasi masalah 2 dan 3 dianalisis dengan metode ramalan (forecasting) dengan menggunakan analisa regresi linear sederhana


(23)

Y

2 = a2+ b2X2

Y

3 = a3+ b3X3

Keterangan : Y

2 = Luas lahan pertanian

Y

3 = Produksi padi

A

2=a3 = Konstanta

b2=b3 = Koefesien regresi

X

2=X3= = Tahun yang dinotasikan dengan kode

Dimana, nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus-rumus berikut :

b =

( )( )

( )

− − 2 2 x x n y x xy n dan

a = ybx

Keterangan : a = Konstanta

b = Koefisien Regresi dari x

x = Tahun yang dinotasikan dengan kode n = Jumlah data time series

Dimana : x = 0

Maka, rumus untuk mencari a dan b dapat dirubah menjadi :

b =

2

x xy


(24)

a = y

Menurut Pasaribu (1967), setelah persamaan garis trend yang linier tersusun, kemudian dapat diramalkan garis trend linier untuk masa mendatang dengan persamaan berikut :

y* = a + bx*

Dimana : y* = Nilai untuk tahun yang diramalkan a = konstanta

b = Koefien regresi dari x

x* = Tahun yang diramalkan, yang dinotasikan dengan kode

Identifikasi masalah 4 dianalisis dengan menggunakan analisa regresi linear sederhana dengan rumus :

Y = a + bx

Dimana : y = Produksi padi a = konstanta

b = Koefien regresi dari x x = Luas lahan sawah

Defenisi dan Batasan Operasional Defenisi


(25)

1. Konversi lahan pertanian adalah peralihan fungsi lahan produktif dari sektor pertanian menjadi non pertanian.

2. Pengaruh adalah keadaan/akibat dari suatu peristiwa, fenomena, kejadian,dan lain-lain.

3. Produksi padi adalah total produksi padi di kabupaten Asahan yang dihitung dalam ton.

4. Luas Lahan pertanian adalah luas lahan sawah yang dipakai untuk komoditi padi dimana termasuk lahan sawah teknis dan non teknis yang dihitung dalam satuan Ha

Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah Kabupaten Asahan, Propinsi Sumatera Utara. 2. Waktu penelitian adalah tahun 2008.

3. Pemanfaatan lahan, luas lahan pertanian dan produksi padi menggunakan data sekunder selama 11 tahun mulai dari tahun 1996-2006.


(26)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian

Daerah penelitian yaitu Kabupaten Asahan, propinsi Sumatera Utara. Secara administrative Kabupaten Asahan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah utara berbatasan dengan : Kabupaten Serdang bedagai

Sebelah selatan berbatasan dengan : Kabupaten Labuhan Batu dan Toba Samosir

Sebelah barat berbatasan dengan : Kabupaten Simalungun Sebelah Timur berbatasan dengan : Selat Malaka

Secara geografis Kabupaten Asahan berada pada 2003’00”-3026’00” LU, 9901-100000 Bujur timur dengan ketingian o-1000m diatas permukaan laut.

Penggunaan lahan

Kabupaten Asahan menempati area seluas 462.441 Ha yang terdiri dari 20 kecamatan. Penggunaan lahan di Kabupaten tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 : Distribusi Penggunaan Lahan di Asahan

No Jenis Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Lahan Sawah 36.065 7,9

2 Lahan Kering 382.876 82,7

3 Pemukiman/Bangunan 26.053 5,6

4 Lain-lain 17.447 3,8

Jumlah 462.441 100


(27)

Tabel 1 menunjukkan bahwa penggunaan lahan di daerah penelitian terbesar digunakan untuk lahan kering seluas 382.876 Ha (82,7%), kemudian untuk lahan sawah 36.065 Ha (7,9%), untuk pemukiman 26.053 Ha (5,6%), dan untuk penggunaan lainnya 17.447 Ha (3,8%).

Keadaan penduduk

Penduduk Kabupaten Asahan pada tahun 2006 dperkirakan sebesar 1.038.554 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 225 jiwa/km2, terdiri dari 522.623 jiwa laki-laki dan perempuan 551.931 jiwa perempuan. Distribusi penduduk menurut umur di Kabupaten Asahan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 : Distribusi Menurut Umur di Kabupaten Asahan No Umur ( Thn ) Jiwa Persentase

1 0-9 242.879 23,3

2 10 - 39 571.683 55,1

3 40-60 160.745 15,5

4 >60 63.247 6,1

Jumlah 1.038.554 100

Sumber : BPS Sumatara Utara, 2007

Tabel 2 menunjukkan bahwa penduduk yang terbanyak pada kisaran umur 10-39 yaitu 571.683 jiwa (55,1%) dan yang terkecil pada kisaran umur >60 yaitu 63.247 jiwa (6,1%).


(28)

Keadaan sarana dan prasarana di suatu daerah akan sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan daerah tersebut. Sarana dan Prasarana yang terdapat di Kabupaten Asahan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3 : Sarana dan Prasarana di Kabupaten Asahan

Sarana dan Prasarana Jumlah (unit)

Pendidikan

Taman kanak-kanak 57

Sekolah Dasar 655

SLTP 118

SLTA 56

Sekolah agama (Madrasah) 266

Perguruan tinggi 4

Sarana ibadah

Masjid dan Mushala 2036

Gereja 534

Kuil 3

Vihara 18

Kesehatan

Rumah Sakit Umum 1

Rumah Sakit Swasta 5

Puskesmas, klinik, dan posyandu 1617

Apotek dan Toko obat 64


(29)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan lahan di Kabupaten Asahan

Pemanfaatan lahan di Kabupaten Asahan dapat dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu tanah sawah, tanah kering, bangunan/pemukiman dan lain-lain. Pemanfaatan lahan di kabupaten Asahan dapat dilihat secara rinci pada Tabel 4. Tabel 4. Pemanfaatan lahan di Kabupaten Asahan tahun 1996-2006

Tahun Luas Lahan (ha)

Tanah Sawah

Tanah Kering

Bangunan Lain-lain 1996 1997 463.099,00 463.099,00 47.672,00 47.672,00 332.814,48 332.814,48 48.912,82 48.912,82 33.709,70 33.709,70 1998 463.099,00 47.672,00 332.814,48 48.912,82 33.709,70 1999 463.099,00 47.572,19 332.788,31 48.937,47 33.801,03 2000 463.099,00 47.572,19 332.788,31 48.937,47 33.801,03 2001 463.099,00 45.449,89 330.984,81 51.494,55 35.169,75 2002 463.099,00 44.644,65 331.106,42 47.173,35 39.204,58 2003 463.099,00 46.830,20 337.225,50 48.899,51 30.143,79 2004 462.626,00 44.074,93 324.731,97 56.752,10 37.036,00 2005 462.626,00 46.152,09 306.674,34 53.526,37 56.273,20 2006 462.626,00 41.068,00 321.212,06 64.413,09 35.932,85 Rataan 462.957,10 45.870,81 328.314,07 51.795,96 36.878,16

Sumber : BPS Sumatera Utara, 1996-2006

Tabel 4 menunjukkan pemanfaatan lahan di Kabupaten Asahan dari tahun 1997-2006. Selama periode tersebut, dapat dilihat bahwa luas untuk tanah sawah dan tanah kering di Kabupaten Asahan cenderung menurun, sedangkan luas untuk bangunan dan lain-lainnya cenderung meningkat.

Pemanfaatan lahan yang terbesar jika dilihat dari rata-rata penggunaannya terdapat pada tanah kering dengan rataan 328.314,07 ha, rataan untuk penggunaan bangunan sebesar 51.795,96 ha, rataan untuk penggunaan tanah sawah sebesar 45.870,81 ha, dan rataan penggunaan untuk lain-lain sebesar 36.878,16 ha


(30)

Luas Lahan Pertanian pada Tahun 2020 di Kabupaten Asahan

Luas lahan di Kabupaten Asahan digolongkan menjadi dua bagian besar yaitu terdiri dari lahan non pertanian dan lahan pertanian. Lahan non pertanian pada penelitian ini terdiri dari lahan tempat bangunan dan lahan untuk keperluan lain-lain.

Sedangkan lahan pertanian pada penelitian ini terdiri dari tanah sawah dan tanah kering. Lahan pertanian merupakan suatu media tanah yang bertujuan untuk menghasilkan produk-produk dari tanaman pertanian itu sendiri.

Luas lahan pertanian dan non pertanian di kabupaten Asahan dapat dijelaskan secara rinci pada Tabel 5.

Tabel 5. Luas Lahan Pertanian dan Non Pertanian di Kabupaten Asahan Tahun 1996-2006

Tahun Lahan Pertanian (ha) Lahan Non Pertanian (ha) 1996 1997 380.486,48 380.486,48 82.486,48 82.622,52

1998 380.486,48 82.622,52

1999 380.360,50 82.738,50

2000 380.360,50 82.738,50

2001 376.434,70 86.664,30

2002 375.751,07 86.377,93

2003 384.055,70 79.043,30

2004 368.806,90 93.788,10

2005 352.826,43 109.799,57

2006 362.280,06 100.345,94

Rataan 374.184,88 88.674,12

Sumber : Data diolah dari Lampiran 12

Tabel 5 menunjukkan bahwa dari tahun 1997-2006, lahan pertanian di Kabupaten Asahan cenderung mengalami penurunan. Sedangkan untuk lahan non pertanian, cenderung mengalami kenaikan. Jika dilihat rataannya, luas lahan yang digunakan untuk lahan pertanian seluas 374.184, 88 ha, sedangkan untuk lahan non pertanian seluas 88.674, 12 ha.


(31)

Luas lahan pertanian pada tahun 2020 merupakan suatu hasil ramalan luas lahan dari luas lahan pada tahun sebelumnya. Luas lahan tahun 2020 diramalkan dari data luas lahan selama 11 (sebelas) tahun yaitu dari tahun 1996-2006. Data yang dibutuhkan untuk peramalan luas lahan pertanian tahun 2020 adalah data luas lahan pertanian selama selang 11 tahun. Data luas lahan pertanian dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Data Luas Lahan Pertanian di Kabupaten Asahan pada Tahun 1996-2006

Tahun Lahan Pertanian (ha) Notasi Tahun (x)

1996 380.486,48 -5

1997 380.486,48 -4

1998 380.486,48 -3

1999 380.360,50 -2

2000 380.360,50 -1

2001 376.434,70 0

2002 375.751,07 1

2003 384.055,70 2

2004 368.806,90 3

2005 352.826,43 4

2006 362.280,06 5

Sumber : Data diolah dari Lampiran 13

Luas lahan pertanian pada tahun 2020 diperoleh dari suatu hasil metode ramalan yang dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana melalui program SPSS. Adapun hasil ramalan luas lahan pertanian dapat dilihat pada Tabel 7.


(32)

Tabel 7. Hasil Ramalan Luas Lahan Pertanian di Kab. Asahan Tahun 2020

Keterangan Nilai

Konstanta (a)

Koefesien regresi (b) Notasi tahun (x)

Luas lahan pertanian tahun 2020 (Y)

374.757,8 -2.126,64 19

334.351,6

Sumber : Diolah dari Lampiran 13-15

Sehingga dapat diramalkan luas lahan pertanian pada tahun 2020 seluas 334351.64 ha. Apabila dibandingkan luas lahan pertanian tahun 2020 bernilai 334351.64 ha dengan luas lahan pertanian pada tahun 2006 bernilai 362.280,06 ha, maka diperoleh selisih luas lahannya sebesar -27,928.42 ha. Artinya, lahan pertanian pada tahun 2020 mengalami konversi luas lahan sebesar 27,928.42 ha.

Dari data luas lahan pertanian dan luas konversi lahan pertanian di kabupaten Asahan (Tabel 4) dan hasil ramalan luas lahan pertanian pada tahun


(33)

Gambar 2. Ramalan Luas Lahan Pertanian di Kabupaten Asahan 1996-2020

Produksi Padi Pada Tahun 2020 di Kabupaten Asahan

Konversi lahan pertanian khususnya lahan sawah mempengaruhi produksi padi di kabupaten Asahan. Semakin besar konversi yang terjadi di lahan sawah, maka produksi padi akan menurun. Besarnya konversi lahan sawah dan produksi padi dapat dilihat pada Tabel 8 :

Tabel 8. Produksi padi di kabupaten Asahan tahun 1996-2006. Tahun Notasi Tahun (x) Produksi (ton) (y)

1996 -5 325465

1997 -4 325471

1998 -3 330891

1999 -2 341149

2000 -1 316151

2001 0 320291

2002 1 279388

2003 2 237939

2004 3 288184

2005 4 283331

2006 5 258979

Sumber : Diolah dari Lampiran 16

Produksi padi pada tahun 2020 diperoleh dari suatu hasil metode ramalan yang dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan SPSS. Adapun hasil ramalan produksi padi dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil Ramalan Produksi Padi di Kab. Asahan Tahun 2020

Variabel Nilai

Konstanta (a)

Koefesien regresi (b) Notasi tahun (x)

Produksi padi tahun 2020 (Y)

300.658,10 -7929,95 19

149.989,10


(34)

Sehingga diramalkan produksi padi pada tahun 2020 sebesar 149.989,10ton. Apabila dibandingkan produksi padi tahun 2020 bernilai 149.989,10 ton dengan produksi padi pada tahun 2006 bernilai 258.979 ton, maka diperoleh selisih produksinya sebesar - 108,989.95 ton. Artinya, produksi padi pada tahun 2020 mengalami penurunan produksi padi sebesar 108,989.95ton.

Dari data produksi padi di kabupaten Asahan dan hasil ramalan produksi padi pada tahun 2020 dapat dibuat grafik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3

Gambar 3.Ramalan Produksi Padi di Kabupaten Asahan tahun 1996-2020

Produksi Padi (Ton)

0.00 50000.00 100000.00 150000.00 200000.00 250000.00 300000.00 350000.00 400000.00

1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025

Tahun Series1


(35)

Pengaruh Konversi Lahan Sawah terhadap Produksi Padi di Kabupaten Asahan

Pengaruh dengan adanya konversi luas lahan sawah dengan produksi padi di kabupaten Asahan memiliki pengaruh yang bersifat berbanding terbalik. Artinya, semakin besar konversi lahan sawah maka semakin kecil produks padi yang dihasilkan.

Luas lahan sawah dan produksi padi di Kabupaten Asahan tahun 1996-2020 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Luas Lahan Sawah dan Produksi Padi di Kabupaten Asahan Tahun 1996-2020

Tahun Lahan Sawah(ha) Produksi (ton) (y)

1996 47672 325465

1997 47672 325471

1998 47672 330891

1999 47572 341149

2000 47572 316151

2001 45450 320291

2002 44645 279388

2003 46830 237939

2004 44075 288184

2005 46152 283331

2006 41068 258979

2020 37225 149989

Sumber : Diolah dari Lampiran 13 dan 16

Adapun hasil perhitungan pengaruh konversi lahan sawah terhadap produksi padi di kabupaten Asahan dapat dilihat secara rinci pada Tabel 11.


(36)

Tabel 11. Hasil Perhitungan Pengaruh Konversi Lahan Sawah Terhadap Produksi Padi di Kab. Asahan

Variabel Nilai

Konstanta -352.551

Koefesien regresi 14,14

Fhitung 26,42

Ftabel 1,796

R2 ,725

Sumber: Diolah dari lampiran19

Tabel 11 menjelaskan bagaimana pengaruh konversi lahan sawah terhadap produksi pada persamaan berikut:

Y= -352551+14,14X

Dimana : Y = Produksi Padi X = Luas Lahan Sawah

Besarnya nilai konstanta adalah -352.551 dan nilai koefisien X adalah 14,14. Artinya bahwa setiap terjadi penambahan luas lahan sawah 1 satuan hektar maka produksi padi akan bertambah sebesar 14,14 ton.

Nilai Fhitung adalah 26,42 lebih besar nilai Ftabel adalah 1,796. Maka Ho

ditolak, H1 diterima. Artinya konversi lahan sawah memiliki pengaruh yang nyata

terhadap produksi padi.

Nilai R2 yang diperoleh 0,725. Artinya bahwa variabel luas lahan sawah (X) dapat menjelaskan variabel produksi padi (Y) sebesar 72,5%.


(37)

KESIMPULAN

Kesimpulan

1. Pemanfaatan lahan di kabupaten Asahan dapat dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu tanah sawah, tanah kering, bangunan/pemukiman dan lain-lain dimana pemanfaatan lahan yang terbesar jika dilihat dari rata-rata penggunaannya terdapat pada tanah kering dengan rataan 328.314,07 ha, rataan untuk penggunaan bangunan sebesar 51.795,96 ha, rataan untuk penggunaan tanah sawah sebesar 45.870,81 ha, dan rataan penggunaan untuk lain-lain sebesar 36.878,16 ha.

2. Luas lahan pertanian pada tahun 2020 diramalkan seluas 334351.64 ha, dimana lahan pertanian pada tahun 2020 mengalami penurunan luas lahan sebesar 27928.42 ha dibandingkan luas lahan pada tahun 2006.

3. Produksi padi tahun 2020 diramalkan sebesar 149.989 ton, dimana produksi padi pada tahun 2020 akan mengalami penurunan sebesar 108.990 ton dibandingkan produksi padi pada tahun 2006.

4. Konversi luas lahan sawah berpengaruh nyata terhadap produksi padi di Kabupaten Asahan.


(38)

Saran

Kepada Petani

1. Diharapkan kepada petani untuk tidak mengkonversi lahannya khususnya lahan pertanian menjadi lahan non pertanian.

2. Diharapkan kepada petani jika ingin mengkonversi lahannya khususnya lahan pertanian, hendaklah dialihkan menjadi lahan yang masih berhubungan dengan sector pertanian.

Kepada Pemerintah

Diharapkan pemerintah membuat aturan yang lebih memihak kepada sector pertanian pada khususnya dalam menentukan tata guna lahan suatu daerah.

Kepada Peneliti Selanjutnya

Adapun yang disarankan kepada peneliti selanjutnya adalah agar diadakan penelitian terhadap factor-faktor apa saja yang mempengaruhi petani untuk mengkonversi lahannya khususnya lahan pertanian menjadi lahan non pertanian.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2005. Pertanian Semakin Hilang Daya Tariknya.

---, 2006. Kemiskinan dan Konversi Lahan ---, 2007a. Rumusan Forum Konsultasi Perluasan Kesempatan Kerja di

Sektor Pertanian

---, 2007b. Lahan Abadi

Ashari, 2007. Tinjauan tentang Alih Fungsi Lahan Sawah ke Non Sawah dan

Dampaknya di Pulau Jawa

Gunanto, E.S., 2007. Konversi Lahan Pertanian Mengkhawatirkan.

Pasaribu, A., 1967. Pengantar Statistik, Pertjetakan Imballo, Medan

Prabowo, H.E., 2007. Lahan Pertanian Harus Dilindungi.

Rully, 2007. Krisis Pangan Segera Terjadi Akibat Alih Fungsi Lahan.

Satraatmadja, E, 2007. Lahan Pertanian Abadi Soegiharto, S dan L. Purbandini, 2007. Kesempatan Kerja di Permukiman

Transmigrasi

Suwandi, A, 2002. Penggusuran Lahan Pertanian Produktif.

Syahyuti, 2007. Kebijakan Lahan Abadi untuk Pertanian Sulit Diwujudkan.

Wicaksono, R.B., 2007. Konversi Lahan Sawah ke Non Pertanian dalam

Perkembangan Kota Nganjuk dan Pengaruhnya terhadap Perubahan Mata Pencaharian dan Pendapatan Petani


(40)

Lampiran 1. Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan Tahun 1996 NO KECAMATAN LUAS AREA ( Ha

) TANAH SAWAH TANAH KERING BANGUNAN LAIN-LAIN

1 B.P. MANDOGE 65100 0 46220 3025 15855

2 BANDAR PULAU 73500 500 67454 2283 3263

3 PULAU RAKYAT 25099 1155 22486 881 577

4 AEK KUASAN 18101 330 16500 966 305

5 SEI KEPAYANG 46400 3810 39319 271 3000

6 TG. BALAI 6020 255 4360 458 947

7 SIMP. EMPAT 22655 1597 17985 1020 2053

8 AIR BATU 19071 1198 15582 971 1320

9 BUNTU PANE 43550 2030 13506 27425 589

10 MERANTI 28496 4085 22733 1348 330

11 AIR JOMAN 15500 3410 10707 1002 381

12 TG. TIRAM 17399 6150 8003 1580 1666

13 SEI. BALAI 10988 2816 7500 389 283

14 TALAWI 9156 3050 4703 930 473

15 LIMA PULUH 23955 4024 18614 1122 195

16 AIR PUTIH 7240 4818 1039 711 672

17 SEI SUKA 17134 4851 10429 1293 561

18 MEDANG DERAS 6547 3243 1970 761 573

19 KISARAN BARAT 3296 0 2285 722 289

20 KISARAN TIMUR 3892 350 1420 1755 377

TOTAL 463099 47672 332814 48913 33710


(41)

Lampiran 2. Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan Tahun 1997 NO KECAMATAN LUAS AREA ( Ha

) TANAH SAWAH TANAH KERING BANGUNAN LAIN-LAIN

1 B.P. MANDOGE 65100 0 46220 3025 15855

2 BANDAR PULAU 73500 500 67453.6 2283 3263.4

3 PULAU RAKYAT 25099 1155 22485.7 881 577.3

4 AEK KUASAN 18101 330 16500 966 305

5 SEI KEPAYANG 46400 3810 39319 271 3000

6 TG. BALAI 6020 255 4360 458 947

7 SIMP. EMPAT 22655 1597 17985 1020 2053

8 AIR BATU 19071 1198 15582.18 970.82 1320

9 BUNTU PANE 43550 2030 13506 27425 589

10 MERANTI 28496 4085 22733 1348 330

11 AIR JOMAN 15500 3410 10707 1002 381

12 TG. TIRAM 17399 6150 8003 1580 1666

13 SEI. BALAI 10988 2816 7500 389 283

14 TALAWI 9156 3050 4703 930 473

15 LIMA PULUH 23955 4024 18614 1122 195

16 AIR PUTIH 7240 4818 1039 711 672

17 SEI SUKA 17134 4851 10429 1293 561

18 MEDANG DERAS 6547 3243 1970 761 573

19 KISARAN BARAT 3296 0 2285 722 289

20 KISARAN TIMUR 3892 350 1420 1755 377

TOTAL 463099 47672 332814.48 48912.82 33709.7


(42)

Lampiran 3. Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan Tahun 1998 NO KECAMATAN LUAS AREA ( Ha

) TANAH SAWAH TANAH KERING BANGUNAN LAIN-LAIN

1 B.P. MANDOGE 65100 0 46220 3025 15855

2 BANDAR PULAU 73500 500 67453.6 2283 3263.4

3 PULAU RAKYAT 25099 1155 22485.7 881 577.3

4 AEK KUASAN 18101 330 16500 966 305

5 SEI KEPAYANG 46400 3810 39319 271 3000

6 TG. BALAI 6020 255 4360 458 947

7 SIMP. EMPAT 22655 1597 17985 1020 2053

8 AIR BATU 19071 1198 15582.18 970.82 1320

9 BUNTU PANE 43550 2030 13506 27425 589

10 MERANTI 28496 4085 22733 1348 330

11 AIR JOMAN 15500 3410 10707 1002 381

12 TG. TIRAM 17399 6150 8003 1580 1666

13 SEI. BALAI 10988 2816 7500 389 283

14 TALAWI 9156 3050 4703 930 473

15 LIMA PULUH 23955 4024 18614 1122 195

16 AIR PUTIH 7240 4818 1039 711 672

17 SEI SUKA 17134 4851 10429 1293 561

18 MEDANG DERAS 6547 3243 1970 761 573

19 KISARAN BARAT 3296 0 2285 722 289

20 KISARAN TIMUR 3892 350 1420 1755 377

TOTAL 463099 47672 332814.48 48912.82 33709.7


(43)

Lampiran 4. Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan Tahun 1999 NO KECAMATAN LUAS AREA ( Ha

) TANAH SAWAH TANAH KERING BANGUNAN LAIN-LAIN

1 B.P. MANDOGE 65100 0 46215 3025 15860

2 BANDAR PULAU 73500 487 67453.6 2296 3263.4

3 PULAU RAKYAT 25099 1145 22485.7 891.5 576.8

4 AEK KUASAN 18101 330 16493.5 966 311.5

5 SEI KEPAYANG 46400 3799 39319 270.28 3011.72

6 TG. BALAI 6020 250 4354 463 953

7 SIMP. EMPAT 22655 1592 17985 1020 2058

8 AIR BATU 19071 1195.56 15582.18 970.71 1322.55

9 BUNTU PANE 43550 2021 13506 27425 598

10 MERANTI 28496 4074 22733 1348 341

11 AIR JOMAN 15500 3396 10707 1002 395

12 TG. TIRAM 17399 6137.9 8003.5 1578.9 1678.7

13 SEI. BALAI 10988 2812.2 7500.2 393.2 282.4

14 TALAWI 9156 3048.53 4703.3 928.49 475.68

15 LIMA PULUH 23955 4024 18612 1122 197

16 AIR PUTIH 7240 4816 1039.73 710.27 674

17 SEI SUKA 17134 4851 10427.7 1292.82 562.48

18 MEDANG DERAS 6547 3243 1967.4 762.8 573.8

19 KISARAN BARAT 3296 0 2285 722 289

20 KISARAN TIMUR 3892 350 1415.5 1749.5 377

TOTAL 463099 47572.19 332788.31 48937.47 33801.03


(44)

Lampiran 5. Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan Tahun 2000 NO KECAMATAN LUAS AREA ( Ha

) TANAH SAWAH TANAH KERING BANGUNAN LAIN-LAIN

1 B.P. MANDOGE 65100 0 46215 3025 15860

2 BANDAR PULAU 73500 487 67453.6 2296 3263.4

3 PULAU RAKYAT 25099 1145 22485.7 891.5 576.8

4 AEK KUASAN 18101 330 16493.5 966 311.5

5 SEI KEPAYANG 46400 3799 39319 270.28 3011.72

6 TG. BALAI 6020 250 4354 463 953

7 SIMP. EMPAT 22655 1592 17985 1020 2058

8 AIR BATU 19071 1195.56 15582.18 970.71 1322.55

9 BUNTU PANE 43550 2021 13506 27425 598

10 MERANTI 28496 4074 22733 1348 341

11 AIR JOMAN 15500 3396 10707 1002 395

12 TG. TIRAM 17399 6137.9 8003.5 1578.9 1678.7

13 SEI. BALAI 10988 2812.2 7500.2 393.2 282.4

14 TALAWI 9156 3048.53 4703.3 928.49 475.68

15 LIMA PULUH 23955 4024 18612 1122 197

16 AIR PUTIH 7240 4816 1039.73 710.27 674

17 SEI SUKA 17134 4851 10427.7 1292.82 562.48

18 MEDANG DERAS 6547 3243 1967.4 762.8 573.8

19 KISARAN BARAT 3296 0 2285 722 289

20 KISARAN TIMUR 3892 350 1415.5 1749.5 377

TOTAL 463099 47572.19 332788.31 48937.47 33801.03


(45)

Lampiran 6. Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan Tahun 2001 NO KECAMATAN LUAS AREA ( Ha

) TANAH SAWAH TANAH KERING BANGUNAN LAIN-LAIN

1 B.P. MANDOGE 65100 0 46113 3025 15962

2 BANDAR PULAU 73500 2006.5 68034.6 2296 1162.9

3 PULAU RAKYAT 25099 960 22670.7 891.5 576.8

4 AEK KUASAN 18101 330 16493.5 966 311.5

5 SEI KEPAYANG 46400 3799 39374 270.28 2956.72

6 TG. BALAI 6020 250 4419 449 902

7 SIMP. EMPAT 22655 1567 17975 1045 2068

8 AIR BATU 19071 1095.56 15432.18 1070.71 1472.55

9 BUNTU PANE 43550 1420 13154 28375 601

10 MERANTI 28496 4074 22733 1348 341

11 AIR JOMAN 15500 3396 10707 1002 395

12 TG. TIRAM 17399 4145 7997 3436 1821

13 SEI. BALAI 10988 2940 7490 390 168

14 TALAWI 9156 2179.83 2939 292.17 3745

15 LIMA PULUH 23955 4024 18612 1122 197

16 AIR PUTIH 7240 4816 1039.73 710.27 674

17 SEI SUKA 17134 4854 10423.7 1292.82 563.48

18 MEDANG DERAS 6547 3243 1967.4 762.8 573.8

19 KISARAN BARAT 3296 0 2285 722 289

20 KISARAN TIMUR 3892 350 1125 2028 389

TOTAL 463099 45449.89 330984.81 51494.55 35169.75


(46)

Lampiran 7. Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan Tahun 2002 NO KECAMATAN LUAS AREA ( Ha

) TANAH SAWAH TANAH KERING BANGUNAN LAIN-LAIN

1 B.P. MANDOGE 65100 0 46094 3044 15962

2 BANDAR PULAU 73500 1145 22543.7 827.5 582.8

3 PULAU RAKYAT 25099 370 67453.6 2302 3374.4

4 AEK KUASAN 18101 330 16493.5 966 311.5

5 SEI KEPAYANG 46400 3799 40134.72 270.28 2196

6 TG. BALAI 6020 260 4409 449 902

7 SIMP. EMPAT 22655 1573 17985 1039 2058

8 AIR BATU 19071 983.56 15554.07 1080.77 1452.6

9 BUNTU PANE 43550 1420 16475 25054 601

10 MERANTI 28496 4074 22733 1348 341

11 AIR JOMAN 15500 3396 8301 1024 2779

12 TG. TIRAM 17399 4145 7484 3623 2147

13 SEI. BALAI 10988 2940 7726 290 32

14 TALAWI 9156 2919.09 2279 257.91 3700

15 LIMA PULUH 23955 4024 18612 1122 197

16 AIR PUTIH 7240 4816 1123.73 656.27 674

17 SEI SUKA 17134 4857 10420.7 292.82 563.48

18 MEDANG DERAS 6547 3243 1967.4 762.8 573.8

19 KISARAN BARAT 3296 0 2281 728 287

20 KISARAN TIMUR 3892 350 1036 2036 470

TOTAL 463099 44644.65 331106.42 47173.35 39204.58


(47)

Lampiran 8. Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan Tahun 2003 NO KECAMATAN LUAS AREA ( Ha

) TANAH SAWAH TANAH KERING BANGUNAN LAIN-LAIN

1 B.P. MANDOGE 65100 0 48030 2840 14230

2 BANDAR PULAU 73500 370 67453.6 2302 3374.4

3 PULAU RAKYAT 25099 1145 22543.7 827.5 582.8

4 AEK KUASAN 18101 330 16607.5 968 195.5

5 SEI KEPAYANG 46400 3799 40134.72 270.28 2196

6 TG. BALAI 6020 250 4419 449 902

7 SIMP. EMPAT 22655 1623 18103.19 989 1939.81

8 AIR BATU 19071 983.56 17006.67 1080.77 0

9 BUNTU PANE 43550 1420 15367 26123 640

10 MERANTI 28496 3897 23039 1240 320

11 AIR JOMAN 15500 3396 10707 1002 395

12 TG. TIRAM 17399 3531 7484 3721 2663

13 SEI. BALAI 10988 2940 7820 71 157

14 TALAWI 9156 5967.64 2690.45 257.91 240

15 LIMA PULUH 23955 4024 18612 1122 197

16 AIR PUTIH 7240 4816 946.57 803.43 674

17 SEI SUKA 17134 4844 10428.7 1297.82 563.48

18 MEDANG DERAS 6547 3243 1967.4 762.8 573.8

19 KISARAN BARAT 3296 0 2268 736 292

20 KISARAN TIMUR 3892 251 1597 2036 8

TOTAL 463099 46830.2 337225.5 48899.51 30143.79


(48)

Lampiran 9. Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan Tahun 2004 NO KECAMATAN LUAS AREA ( Ha

) TANAH SAWAH TANAH KERING BANGUNAN LAIN-LAIN

1 B.P. MANDOGE 65100 0 47984 2886 14230

2 BANDAR PULAU 73500 370 68966 2265 1899

3 PULAU RAKYAT 25099 1045 16343 907 6804

4 AEK KUASAN 18101 330 16608 968 195

5 SEI KEPAYANG 46400 2985 40188 270.28 2956.72

6 TG. BALAI 5561 250 4055 449 807

7 SIMP. EMPAT 22655 2254 16085 2392 1924

8 AIR BATU 19071 984 15554.23 1080.77 1452

9 BUNTU PANE 43550 1420 14240 27236 654

10 MERANTI 28496 3809 23154 1223 310

11 AIR JOMAN 15500 3396 10707 1002 395

12 TG. TIRAM 17399 4145 7484 3612 2158

13 SEI. BALAI 10988 2940 7527 190 286

14 TALAWI 9156 3003.93 258.91 5678.16 215

15 LIMA PULUH 23955 4030 18619 1115 191

16 AIR PUTIH 7224 4816 1123.73 626.27 674

17 SEI SUKA 17136 4854 10423.7 1292.82 563.48

18 MEDANG DERAS 6547 3243 1967.4 762.8 573.8

19 KISARAN BARAT 3296 0 2258 760 278

20 KISARAN TIMUR 3892 200 1186 2036 470

TOTAL 462626 44074.93 324731.97 56752.1 37036


(49)

Lampiran 10. Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan Tahun 2005 NO KECAMATAN LUAS AREA ( Ha

) TANAH SAWAH TANAH KERING BANGUNAN LAIN-LAIN

1 B.P. MANDOGE 65100 0 30341 3275 31484

2 BANDAR PULAU 73500 165 66664 2265 4406

3 PULAU RAKYAT 25099 1045 16351 907 6796

4 AEK KUASAN 18101 330 16483 968 320

5 SEI KEPAYANG 46400 2956 39374 270.28 3799.72

6 TG. BALAI 5561 150 4538 491 382

7 SIMP. EMPAT 22655 1732 17528 2392 1003

8 AIR BATU 19071 525 16037 1055 1454

9 BUNTU PANE 43550 1420 14060 27381 689

10 MERANTI 28496 4387 22609 1113 387

11 AIR JOMAN 15500 2216 11441 1149 694

12 TG. TIRAM 17399 4145 7384 3872 1998

13 SEI. BALAI 10988 2946 7512 250 280

14 TALAWI 9156 7161.09 258.91 1560 176

15 LIMA PULUH 23955 4024 18612 1122 197

16 AIR PUTIH 7224 4853 1089.73 604.27 677

17 SEI SUKA 17136 4854 10428.7 1292.82 560.48

18 MEDANG DERAS 6547 3243 2222 762 320

19 KISARAN BARAT 3296 0 2195 761 340

20 KISARAN TIMUR 3892 0 1546 2036 310

TOTAL 462626 46152.09 306674.34 53526.37 56273.2


(50)

Lampiran 11. Jenis Penggunaan Lahan di Kabupaten Asahan Tahun 2006 NO KECAMATAN LUAS AREA ( Ha

)

LAHAN PERTANIAN LAHAN NON PERTANIAN TANAH SAWAH TANAH KERING BANGUNAN LAIN-LAIN

1 B.P. MANDOGE 65100 0 50751 3560 10789

2 BANDAR PULAU 73500 165 66779 2548 4008

3 PULAU RAKYAT 25099 300 17341 907 6551

4 AEK KUASAN 18101 0 16938 968 195

5 SEI KEPAYANG 46400 3799 39374 3227 0

6 TG. BALAI 5561 148 4241 524 648

7 SIMP. EMPAT 22655 1432 17317 2392 1514

8 AIR BATU 19071 517 16037 1065 1452

9 BUNTU PANE 43550 592 12953 29032 973

10 MERANTI 28496 4222 23161 1113 0

11 AIR JOMAN 15500 1852 11672 1250 726

12 TG. TIRAM 17399 4645 4613 4123 4018

13 SEI. BALAI 10988 2940 2300.65 3417 2330.35

14 TALAWI 9156 3510 1622 3756 268

15 LIMA PULUH 23955 4024 18517 1172 242

16 AIR PUTIH 7224 4843 1096.73 615.27 669

17 SEI SUKA 17136 4856 10423.68 1292.82 563.5

18 MEDANG DERAS 6547 3223 2288 658 378

19 KISARAN BARAT 3296 0 2249 765 282

20 KISARAN TIMUR 3892 0 1538 2028 326

TOTAL 462626 41068 321212.06 64413.09 35932.85


(51)

Lampiran 12 . Data Luas Lahan Pertanian dan Non Pertanian Kabupaten Asahan 1996-2006

Tahun Lahan Pertanian Lahan Non Pertanian

1996 380486.48 82622.52

1997 380486.48 82622.52

1998 380486.48 82622.52

1999 380360.50 82738.50

2000 380360.50 82738.50

2001 376434.70 86664.30

2002 375751.07 86377.93

2003 384055.70 79043.30

2004 368806.90 93788.10

2005 352826.43 109799.57

2006 362280.06 100345.94


(52)

Lampiran 13. Data luas lahan pertanian di Kabupaten Asahan

Tahun Notasi Tahun (x) Lahan Pertanian (y)

1996 -5 380,486.48

1997 -4 380,486.48

1998 -3 380486.48

1999 -2 380360.5

2000 -1 380,360.50

2001 0 376,434.70

2002 1 375,751.07

2003 2 384,055.70

2004 3 368806.9

2005 4 352,826.43


(53)

Coeffi cientsa Unstandardized

Coeffic ients

St andardiz ed

Coeffic ients Correlations

Lampiran 14. Hasil Ramalan Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Asahan Descriptive Statistics

Mean

Std.

Deviation N

Lahan Pertanian 374757.7545 9610.28375 11

konversi .0000 3.31662 11

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate R Square Change F

Change df1 df2

Sig. F Change 1

.734(a) .539 .487 6880.6588

5 .539 10.508 1 9 .010

a Predictors: (Constant), konversi

ANOVA(b)

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 497484342.275 1 497484342.275 10.508 .010(a)

Residual 426091195.617 9 47343466.180

Total 923575537.892 10

a Predictors: (Constant), konversi b Dependent Variable: produksi


(54)

Lampiran 15. Perhitungan Luas lahan pertanian pada tahun 2020 Di Kabupaten Asahan

Y = a + bX

Y = 374.757,80 -2.126,64X Dimana :

Y = Luas Lahan Pertanian (ha) X = notasi tahun ke-

a = Konstanta

b = Koefesien regresi

Sehingga luas lahan pertanian pada tahun 2020 sebagai berikut :

Y = a + bX

Y = 374.757,80 -2.126,64X Y = 374.757,80 -2.126,64 (19) Y = 374.757,80 – 40.406,16


(55)

Lampiran 16. Data Produksi Padi di Kabupaten Asahan Tahun 1996-2006 Tahun Notasi Tahun (x) Produksi (ton) (y)

1996 -5 325465

1997 -4 325471

1998 -3 330891

1999 -2 341149

2000 -1 316151

2001 0 320291

2002 1 279388

2003 2 237939

2004 3 288184

2005 4 283331


(56)

De scri ptive Statistics

300658.1 33149. 91076 11

.0000 3.31662 11

produk si konvers i

Mean St d. Deviat ion N

Model Summ ary

.793a .629 .588 21270. 53777 .629 15.289 1 9 .004

Model 1

R R Square

Adjust ed R Square

St d. E rror of the Es timate

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

Change St atist ics

Predic tors: (Constant), konvers i a.

Coeffi cientsa

300658.1 6413.308 46.880 .000

-7929.945 2028.066 -.793 -3. 910 .004

(Const ant) konversi Model

1

B St d. E rror

Unstandardized Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig.

ANOVAb

6917243840.328 1 6917243840 15.289 .004a

4071921992.582 9 452435777.0

10989165832.910 10 Regres sion Residual Total Model 1

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), konversi a.

Dependent Variable: produks i b.


(57)

Lampiran 18. Perhitungan Produksi Padi Tahun 2020 di Kabupaten Asahan

Y = a + bX

Y = 300.658,10 -7929.95X Dimana :

Y = Produksi Padi (ton) X = Tahun Ke (tahun) a = Konstanta

b = koefesien regresi

Sehingga untuk mencari produksi padi pada tahun 2020 sebagai berikut :

Y = a + bX

Y = 300.658,10 -7929.95X Y = 300.658,09 -7929.95 (19) Y = 300.658,10 – 150.669,05 Y = 149.989,10, ton


(58)

(1)

Coeffi cientsa

374757.8 2074.597 180.641 .000

-2126.637 656.045 -.734 -3. 242 .010 -.734 -.734 -.734

(Const ant) konversi Model

1

B St d. E rror Unstandardized

Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig. Zero-order Partial Part Correlations

a.

Lampiran 14. Hasil Ramalan Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Asahan Descriptive Statistics

Mean

Std.

Deviation N

Lahan Pertanian 374757.7545 9610.28375 11

konversi .0000 3.31662 11

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate R Square Change F

Change df1 df2

Sig. F Change 1

.734(a) .539 .487 6880.6588

5 .539 10.508 1 9 .010

a Predictors: (Constant), konversi

ANOVA(b)

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 497484342.275 1 497484342.275 10.508 .010(a)

Residual 426091195.617 9 47343466.180

Total 923575537.892 10

a Predictors: (Constant), konversi b Dependent Variable: produksi


(2)

Lampiran 15. Perhitungan Luas lahan pertanian pada tahun 2020 Di Kabupaten Asahan

Y = a + bX

Y = 374.757,80 -2.126,64X Dimana :

Y = Luas Lahan Pertanian (ha) X = notasi tahun ke-

a = Konstanta

b = Koefesien regresi

Sehingga luas lahan pertanian pada tahun 2020 sebagai berikut :

Y = a + bX

Y = 374.757,80 -2.126,64X Y = 374.757,80 -2.126,64 (19) Y = 374.757,80 – 40.406,16


(3)

Lampiran 16. Data Produksi Padi di Kabupaten Asahan Tahun 1996-2006

Tahun Notasi Tahun (x) Produksi (ton) (y)

1996 -5 325465

1997 -4 325471

1998 -3 330891

1999 -2 341149

2000 -1 316151

2001 0 320291

2002 1 279388

2003 2 237939

2004 3 288184

2005 4 283331


(4)

De scri ptive Statistics

300658.1 33149. 91076 11

.0000 3.31662 11

produk si konvers i

Mean St d. Deviat ion N

Model Summ ary

.793a .629 .588 21270. 53777 .629 15.289 1 9 .004

Model 1

R R Square

Adjust ed R Square

St d. E rror of the Es timate

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change Change St atist ics

Predic tors: (Constant), konvers i a.

Coeffi cientsa ANOVAb

6917243840.328 1 6917243840 15.289 .004a 4071921992.582 9 452435777.0

10989165832.910 10 Regres sion Residual Total Model 1

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), konversi a.

Dependent Variable: produks i b.


(5)

Lampiran 18. Perhitungan Produksi Padi Tahun 2020 di Kabupaten Asahan

Y = a + bX

Y = 300.658,10 -7929.95X Dimana :

Y = Produksi Padi (ton) X = Tahun Ke (tahun) a = Konstanta

b = koefesien regresi

Sehingga untuk mencari produksi padi pada tahun 2020 sebagai berikut :

Y = a + bX

Y = 300.658,10 -7929.95X Y = 300.658,09 -7929.95 (19) Y = 300.658,10 – 150.669,05 Y = 149.989,10, ton


(6)