LANDASAN TEORI Penerapan basis data relasional objek pada sistem informasi LSM Garuluku-Forandaka 17.

8 Berisi analisa dari hasil dari pembuatan system. Pada bab ini dibahas tentang hasil pengujian- pengujian sistem secara α tes untuk mencari kekurangan sistem maupun uji coba terhadap pengguna atau β tes. 6. BAB IV Penutup Berisi kesimpulan dan saran yang diambil dari sistem yang telah dibangun.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1.Basis Data 2.1.1. Data McFadden et al 1999 dalam Modern Database Management menyebutkan bahwa data adalah fakta-fakta tentang segala sesuatu di dunia nyata yang dapat direkam dan disimpan pada media komputer. Dengan demikian, pengertian data dapat diperluas menjadi fakta, teks, grafik, suara, serta video yang bermanfaat di lingkup pengguna. 2.1.2. Basis Data Basis data adalah koleksi dari data-data yang terorganisasi sedemikian rupa sehingga data mudah disimpan dan dimanipulasi 9 diperbaharui, dicari, diolah dengan perhitungan-perhitungan tertentu, serta dihapus. Menurut James Martin 1975, basis data dapat dipahami sebagai suatu kumpulan data terhubung interrelated data yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data kalaupun ada maka kerangkapan data tersebut harus seminimal mungkin dan terkontrol, data disimpan dengan cara-cara tertentu sehingga mudah digunakanatau ditampilkan kembali; data dapat digunakan oleh satu atau lebih program-program aplikasi secara optimal; data disimpan tanpa mengalami ketergantungan dengan program yang akan menggunakannya; data disimpan sedemikian rupa sehingga proses penambahan, pengambilan, dan modifikasi data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol. C.J.Date 1995 mendefinisikan database sebagai beberapa kumpulan data yang akan tetap tersimpan, digunakan oleh sistem- sistem aplikasi yang diberikan oleh organisasi. Berdasarkan definisi tersebut, maka suatu basis data mempunyai beberapa kriteria penting yang harus dipenuhi, yaitu Martin, 1975: 1. Berorientasi pada data data oriented dan bukan berorientasi pada program program oriented yang akan menggunakannya. 10 Untuk memenuhi kriteria ini, maka basis data harus disimpan secara terpisah dengan program aplikasinya. Umumnya paket-paket aplikasi pengelolaan basis data Database Management SystemDBMS yang tersedia telah dirancang sedemikian rupa sehingga basis data disimpan sebagai sekumpulan file yang terpisah dengan perogram yang mengaksesnya. 2. Data dalam basis data dapat berkembang dengan mudah, baik volume maupun strukturnya Data-data di dalam basis data mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Struktur basis data juga dapat mengalami perubahan seiring dengan kebutuhan subsistem- subsistem pengolahan data yang baru. 3. Data yang ada dapat memenuhi kebutuhan sistem-sistem baru secara mudah. Ketika terjadi penambahanperubahan kebutuhan sistem yang baru maka data-data dalam basis data harus dapat memenuhinya. Data-data yang telah tersimpan sebagai basis data harus tetap dapat digunakan tanpa perlu mengubahnya. Hal ini dapat terjadi hanya jika basis data dirancang sedemikian rupa sehingga ketika muncul kebutuhan-kebutuhan baru, data yang telah tersimpan tetap dapat digunakan tanpa harus diubah. 11 4. Data dapat digunakan dengan cara yang berbeda-beda. Data dalam basis data dapat diakses menggunakan program aplikasi, menggunakan program aplikasi, menggunaka instruksi-instruksi yang bersifat interaktif, menggunakan bahasa query, dan lainnya. 5. Kerangkapan data data redundancy minimal. Kerangkapan data merupakan permasalahn kritis dalam basis data. Data-data dalam basis data semestinya tidak perlu disimpan secara berulang. Kerangkapan data mengakibatkan permasalahan yang menyulitkan ketika dilakukan pengolahan data dikemudian hari. 2.1.3. Model Data Model data merupakan hal yang mendasari struktur basis data. Model data adalah sekumpulan caraperkakastool untuk mendeskripsikan data-data, hubungannya satu sama lain, semantiknya, serta batasan konsistensi. Model data memiliki beberapa konsep sebagai berikut Adi Nugroho, 2011: 1. Model Hubungan Entitas Entity-Relationship Model data diagram hubungan entitas Entity Relationship Diagram ERD dibuat berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri atas koleksi objek-objek dasar yang dinamakan entitas entity serta hubungan 12 relationship antara entitas-entitas itu. Entitas adalah “sesuatu” atau “objek” pada dunia nyata yang dapat dibedakan satu dengan yang lainnya, yang bermanfaat bagi aplikasi yang sedang dikembangkan. Entitas dalam basis data dideskripsikan berdasarkan atributnya. Hubungan menjelaskan kaitan antara beberapa entitas. Dalam hal ini, himpunan semua entitas dengan tipe yang sama dan semua hubungan antar entitas dirujuk sebagai himpunan entitas dan himpunan relasi. 2. Model Relasional Model relasional adalah model yang menggunakan sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antara data-data tersebut. Setiap tabel memiliki sejumlah kolom yang masing-masing memiliki nama unik. Model relasional adalah contoh model berbasis rekaman. Model tersebut dinamakan demikian sebab basis data memiliki struktur rekaman berformat tertentu yang masing-masing isinya memiliki tipe-tip e yang berbeda. Model relational adalah abstraksi pada peringkat yang lebih rendah dari ERD Entity Relationship Diagram. Perancangan basis data umumnya terlebih dahulu menggunakan ERD Entity Relationship Diagram, kemudian menerjemahkannya ke model relasional untuk 13 kemudian diimplementasikan di sistem basis data yang digunakan. 3. Model Data Lain Model data berorientasi objek adalah model data lain yang saat ini mulai populer. Model berorientasi objek memperluas ERD dengan penekanan pada pengapsulan encapsulation, pewarisan inherintance, motode fungsi, polimorfisme, serta identitas objek. Model data objek-relasional mengombinasikan keunggulan-keunggulan model data berorientasi objek dan ketersediaan model data relasional. 2.2.Basis Data Relational Objek 2.2.1. Stonebraker’s view Menurut Stonebraker Dalam bukunya Object-Relational DBMSs, 1996 terdapat empat kuadran dalam basis data: Gambar 2. 1 Empat kuadran dalam basis data. 14 a. Kuadran kiri bawah : simple data dan no query Aplikasi yang memproses data sederhana dan tidak membutuhkan query data. Contoh : aplikasi word processing seperti Word, WordPerfect, Framemaker. b. Kuadran kiri atas : simple data dan query Aplikasi yang memproses data sederhana namun membutuhkan query yang kompleks. Banyak aplikasi-aplikasi bisnis tradisional yang masuk dalam kelompok ini, dan RDBMS dapat menjadi pilihan yang paling tepat. c. Kuadran kanan atas : complex data dan query Aplikasi yang memproses data yang kompleks serta membutuhkan kueri yang kompleks pula. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah aplikasi-aplikasi basisdata lanjut sepertit GIS, CASE, NMS, dan lain-lain. ORDBMS menjadi pilihan yang paling tepat. d. Kuadran kanan bawah : complex data dan no query Aplikasi yang memproses data yang kompleks namun tidak membutuhkan kueri data. Aplikasi yang termasuk kelompok ini aadalah Computer Aided Design, dan OODBMS dapat menjadi pilihan DBMS yg paling sesuai. 2.2.2. ORDBMS Object-Relational Database Management System 15 Konsep ORDBMS adalah: ORDBMS = RDBMS + OODBMS Secara logis suatu ORDBMS adalah metode memproses MS Management System struktur data DB Database dengan menggunakan konsep objek O Object dan relasional R Relational Sergey Savouchkine, 2003. Object-Relational Database Management System ORDBMS merupakan penggabungan antara teknologi relasional dengan arsitektur berbasis objek. ORDBMS disebut juga hibrid object database yang tidak secara lengkap mendukung objek. Sistem objek-relational mencoba memperluas penggunaan model data relasional dengan menyediakan tipe data yang lebih kompleks dan paradigma berorientasi objek. Bahasa pemprograman query relasional, pada sebagaian SQL harus diperluas agar bisa bekerja dengan sistem yang memiliki tipe data yang lebih kaya. Perluasan-peluasan yang dilakukan mencoba untuk mempertahankan dasar-dasar basis data relasional. Sistem objek relational yaitu, sistem basis data berorientasi objek yang berbasis pada model objek-relasional menyediakan jalur migrasi yang sangat baik bagi para pengguna basis data relasional yang ingin menggunakanmemanfaatkan fitur-fitur berorientasi objek yang lebih kaya. 16 2.2.3. Fitur-fitur yang ada di ORDBMS a. Object Types and User-Defined Types Dalam Oracle ™, sebuah pernyataan create type digunakan untuk membuat tipe data baru tipe objek yang kemudian dapat digunakan sebagai generic type untuk membuat tabel menggunakan pernyataan create table atau untuk membuat tipe data lain. Contoh Oracle™ object type : Gambar 2. 2 Contoh object type as object digunakan setelah membuat tipe objek. Perhatikan bahwa or replace adalah opsional. Dengan memiliki frase tambahan, sebuah objek dengan nama yang sama secara otomatis akan diganti dengan versi terbaru dari jenis objek. b. Collection Types Oracle ™ memungkinkan penciptaan sebuah tipe array varray atau bervariasi array. Sintaks tersebut dasarnya menggunakan pernyataan yang sama create type dengan 17 tambahan pernyataan as array n of ” diikuti oleh obyek atau tipe data. Contoh tipe varrying array : Gambar 2. 3 Contoh tipe varray Dari sintaks tersebut memungkinkan untuk memiliki lebih dari satu dosen untuk mata kuliah tertentu, oleh karena itu array baru dari Person dapat didefinisikan: 1. Untuk membuat tabel objek, kita menggunakan “create type” dengan pernyataan tambahan as table of ”. 2. Tabel objek ini kemudian dapat digunakan sebagai kolom dalam sebuah tabel. Ketika tipe tabel muncul sebagai jenis kolom dalam tabel atau sebagai atribut yang mendasari jenis objek. 3. Tipe data yang disebut Person_Table_T dapat dibuat berdasarkan tipe data Person_T untuk menyimpan contoh dari person. Penggunaan varray untuk mnyimpan collection type di Oracle tidak begitu user friendly, sehingga untuk tabel yang membutuhkan banyak 18 update , lebih menggunakan Nested table tabel bersarang. Contoh Oracle™ nested table: Gambar 2. 4 Contoh nested table c. Object Identifiers Dalam sistem berorientasi obyek, OID adalah sistem yang dihasilkan dan digunakan sebagai referensi untuk menemukan objek tertentu. Dalam Oracle ™, gagasan OID sebagai pointer logis tidak didukung, namun konsep OID untuk secara unik mengidentifikasi record sebagai primary key dapat digunakan. Hal ini sangat berguna dalam hirarki inheritance, di mana semua subclass harus membawa OID superclass dalam rangka membangun hubungan antara superclass dan subclass. Contoh implementasi object-identifiers: 19 Gambar 2. 5 Contoh implementasi OID Syntax tersebut mengilustrasikan implementasi menggunakan OID untuk menjaga inheritance pewarisan antara superclass dan subclass. Perhatikan bahwa kita dapat membuat tabel dari obyek dan menentukan primary key dan foreign key dalam tabel ini. Setiap kali kita menentukan foreign key, kita harus menggunakan reference pernyataan diikuti oleh tabel dan kolom yang sedang dimaksud. Relationship Using Object references : 20 Gambar 2. 6 Contoh relasi menggunakan Object References Syntax tersebut menunjukkan bahwa tabel yang dibuat berasal dari tipe objek. Dengan demikian, kita tidak harus menentukan tipe atribut lagi. Catatan, kita dapat menambahkan constraint not null pernyataan untuk menghindari nilai null dari atribut. Hal ini diperlukan untuk atribut tertentu. d. Relationships using Ref Untuk referensi dari satu objek ke yang lain dengan menggunakan kata kunci ref. Teknik objek-referensi ini dapat digunakan untuk menggantikan operasi standar join untuk melintasi dari satu objek ke yang lain. Kita kemudian dapat menjalankan query: SELECT C.course_name FROM Course C WHERE C.lecturer.person_name = Rahayu; Pernyataan SCOPE IS digunakan untuk menentukan tabel yang tepat yang direferensikan oleh objek. Setiap kali parameterscope digunakan, mesin database akan melakukan 21 operasi join, yang dapat dioptimalkan dengan menggunakan indeks. jika parameter scope dihilangkan dan lebih dari satu tabel telah dibuat menggunakan jenis objek yang diberikan, mesin database akan menavigasi melalui seperangkat nilai-nilai referensi obyek untuk mengidentifikasi lokasi dari catatan yang diminta kita tidak akan menggunakan parameter SCOPE IS dalam pernyataan table creation . Dalam kebanyakan situasi, kita tidak akan membangun lebih dari satu tabel untuk masing-masing jenis objek yang kita nyatakan, sehingga menghindari situasi di mana Mesin Database harus menavigasi melalui sejumlah referensi objek. Ketika hanya satu tabel yang dibuat untuk jenis objek, operator ref langsung akan menunjuk untuk referensi terkait. Metode pelaksanaan lain hubungan asosiasi di Oracle ™ menggunakan referensi objek menggunakan REF. Daripada menghubungkan dua tabel melalui nilai-nilai yang terkait kunci primer dan kunci asing, metode ini memungkinkan seseorang untuk secara langsung menghubungkan dua tabel melalui atribut referensi. Dengan demikian, atribut terkait yang menghubungkan dua tabel tidak memegang nilai kunci primer dari tabel lain yang terhubung, tapi referensi dari mana tabel terhubung sebenarnya disimpan. 22 Gambar 2. 7 Implementasi many to many menggunakan object refrences. Gambar 2. 8 Implementasi one to many menggunakan object refrences Gambar 2. 9 Implementasi one to one menggunakan object refrences e. Cluster 23 Teknik clustering dapat sangat berguna untuk agregasi hubungan. Sebuah cluster dibuat dan akan didefinisikan dalam hal semua komponen yang mengambil bagian dalam hubungan agregasi. f. Inheritance Relationships using Under Oracle ™ 9 ke atas memiliki fitur baru yang mengakomodasi implementasi inheritance-relationship. Kita tidak harus menggunakan hubungan primery-foreign-key untuk mensimulasikan hubungan antara superclass dan subclass. Untuk melaksanakan subtipe, kita perlu mendefinisikan objek sebagai not final di akhir deklarasi jenisnya. Secara default, tanpa kata kunci, jenis objek akan diperlakukan sebagai final dan tidak ada subtype dapat diturunkan dari tipe. Oracle ™ menyediakan kata kunci under untuk digunakan dengan pernyataan create type untuk menciptakan subtype dari supertype Jenis-jenis inheritance pewarisan:  Union Inheritance Menyatakan bahwa kesatuan dari kelompok subclass merupakan seluruh anggota dari superclassnya. Dalam union inheritance, setiap objek dari superclass adalah setidaknya obyek dari satu subclass , dan dapat juga anggota dari suatu subclass adalah anggota dari subclass lain. Dalam union inheritance kita butuh 24 membuat satu tabel untuk masing-masing superclass dan subclass . Sebagai contoh seorang person dapat merupakan staff dan juga merupakan mahasiswa. Dengan menggunakan kata kunci “under” biasanya tidak perlu lagi membuat tabel terpisah untuk subclass karena tabel untuk superclass dapat menyimpan data subclass. Tetapi karena dalam union inheritance, perlu untuk memungkinkan orang tertentu adalah mahasiswa dan staff, jika kita memasukkan keduanya ke dalam satu tabel superclass maka akan melanggar aturan primary key yaitu dua data dengan ID yang sama. Oleh karena itu, kita perlu membuat tabel terpisah untuk masing-masing subclass. Gambar 2. 10 Implementasi union inheritance menggunakan under  Mutual-Exclusion Inheritance Menyatakan bahwa sekelompok subclass dalam hubungan pewarisan adalah berpasangan terputus-putus. Contohnya 25 seorang pegawai, tidak ada manager yang juga seorang pekerja. Cara menangani tipe pewarisan ini adalah dengan menambahkan atribut pada tabel superclass yang berisi jenis subclass atau memiliki nilai null, yaitu atribut tipePegawai yang berisi nilai manager atau pekerja atau null. Tidak ada data superclass yang dapat memiliki dua objek subtye disini. Kita hanya perlu membuat satu tabel untuk superclass, kita tidak membutuhkan tabel untuk subclass karena objeknya hanya ada pada satu subclass. Gambar 2. 11 Implementasi mutual-exclusion inheritance menggunakan under  Patition Inheritance Menyatakan bahwa sekelompok subclass adalah partisi dari superclass . Partition inheritance dapat dikatakan kombinasi dari union dan mutual-exclution inheritance. Contohnya menggunakan karyawan lagi, tetapi ditambah kelas baru casual, diasumsikan bahwa tiap anggota dari kelas karyawan harus 26 milik satu dari setiap subclassnya, yaitu sub kelas manager atau pekerja, atau null, dan tidak boleh milik lebih dari satu sub kelas. Gambar 2. 12 Implementasi partition inheritance menggunakan under  Multiple Inheritance Bentuk dari multiple inheritance adalah sebagai berikut: Gambar 2. 13 Multiple inheritance Sebuah kelas tutor mewarisi dari kelas tumpang tindih karena pada dasarnya tutor bisa seorang mahasiswa dan bisa juga anggota staff. Cara untuk menangani warisan ini adalah dengan 27 menggunakan satu tabel untuk setiap superclass dan satu tabel untuk subclass. Pada saat penulisan ini, oracle tidak mendukung multiple inheritance menggunakan kata kunci “Under”. Kata kunci ini hanya berlaku untuk jenis warisan tunggal. Namun konsep multiple inheritance ini sering disimulasikan menggunakan teknik lain yang sudah ada. Sebagai contoh, kita dapat menggunakan “Under” untuk mengimplementasi salah satu orang tua warisan, dan menggunakan jenis asosiasi untuk menghubungkan parent lainnya. Kelemahan dari menggunakan teknik ini adalah bahwa hanya jenis parent yang diimplementasikan menggunakan “under” saja yang dapat diwariskan, oleh karena itu kita harus berhati-hati saat memilih parent mana untuk inheritance dan yang mana untuk asosiasi. g. Encapsulation Sebuah object type terdiri dari dua bagian, yang pertama adalah atribut, dan yang kedua adalah methods. Methods adalah Function atau Procedure yang dideklarasikan di dalam object type untuk mengimplementasikan behavior dari suatu objek. Pada prinsipnya method digunakan untuk mengakses data instance object dari objek yang bersangkutan. Method bersifat optional dalam object type, artinya suatu object type boleh tidak memiliki method . 28 Oracle ™ menyediakan dua jenis enkapsulasi untuk model objek-relasional. Yang pertama adalah melalui Stored Procedure or Function . Yang kedua adalah melalui Member Procedure or Function . 1. Stored Procedure or Function Deklarasi Stored Procedure or Function, dasarnya sangat mirip dengan standar deklarasi prosedur dalam banyak bahasa prosedural. Enkapsulasi disediakan dengan memberikan hibah untuk peran atau pengguna tertentu untuk mengakses Stored Procedure or Function tertentu. Kita perlu menggunakan pernyataan create procedure. Seperti dalam pernyataan create lainnya, pernyataan or replace adalah opsional. Gambar 2. 14 Sintaks umum Stored procedure 29 Prosedur yang tersimpan dapat memiliki variabel lokal di dalamnya. Ini adalah variabel yang hanya digunakan dalam tubuh prosedur. Dalam tubuh prosedur, kita dapat menggunakan pernyataan SQL seperti pilih, insert, update, dan menghapus. Dengan demikian, metode yang digunakan untuk memanipulasi tabel database dapat dikemas dalam stored procedure. 2. Member Procedure or Function Tidak seperti stored procedure, dengan menggunakan metode member kita dapat mengidentifikasi visibilitas lingkup metode. Ada tiga jenis: public, private, dan protected. Secara default , atribut akan dinyatakan publik. Keuntungan terbesar dari metode over stored routines adalah visibilitas diperoleh dengan menjadi bagian dari kelas. Metode akan memiliki akses ke atribut, prosedur, dan fungsi yang mungkin tidak terlihat pada antarmuka kelas private atau protected. Di sisi lain, rutinitas yang disimpan tidak memiliki akses ke jenis atribut, prosedur, dan fungsi. Dengan fitur substitusi, sebuah contoh dari subtipe dapat digunakan dalam setiap konteks di mana contoh dari supertype dapat digunakan Fortier, 1999. Konteksnya meliputi penggunaan dari subtipe yang berbeda sebagai parameter fungsi yang sama. Contoh implementasi member procedure: 30 Gambar 2. 15 Sintaks umum member procedure Gambar 2. 16 Contoh member procedure 2.3.Sistem Informasi 31 2.3.1. Konsep Dasar Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dan prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu sasaran yang tertentu. FitzGerald dan Stallings, 1981. Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Erwan Arbie, 2000, 5. Sistem adalah suatu kumpulan dari prosedur-prosedur kerja yang akan mengolah elemen-elemen yang terdapat di dalamnya untuk mencapai tujuan tertentu. Charter dan Agtrisari, 2003. Sistem memiliki karateristik atau sifat-sifat sebagai berikut Charter dan Agtrisari, 2003: a. Komponen sistem Komponen-komponen yang dimiliki suatu sistem saling berinteraksi dan bekerjasama untuk membentuk satu kesatuan. Setiap komponen memiliki sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Komponen dari sistem ini dapat juga berupa sub sistem atau bagian dari sistem. b. Batasan sistem Di antara suatu sistem dengan sistem yang lain terdapat suatu daerah yang disebut sebagai batasan sistem. Batasan 32 sistem ini memungkinkan bagi suatu sistem untuk dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan sistem ini menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut. c. Lingkungan luar sistem Lingkungan luar sistem merupakan segala sesuatu yang berada di luar batasan sistem, yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar ini dapat bersifat menguntungkan sistem, namun juga dapat merugikan. d. Penghubung sistem Penghubung sistem merupakan media penghubung antar subsistem. Media ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem yang lainnya, dan juga untuk mengintegrasikan subsistem-subsistem tersebut sehingga membentuk satu kesatuan. e. Masukkan sistem Masukkan sistem adalah energi yang diberikan ke pada sistem. Masukkan dapat berupa masukkan perawatan dan masukkan sinyal. Masukkan perawatan dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Sedangkan masukkan sinyal dimasukkan ke dalam sistem untuk diproses agar dapat diperoleh keluaran. f. Keluaran sistem 33 Keluaran sistem merupakan hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang beruna. Keluaran ini dapat menjadi masukkan untuk subsistem yang lainnya g. Pengolahan sistem Pengolahan pada suatu sistem menjadi bagian yang akan mengubah masukkan menjadi keluaran h. Sasaran sistem Sasaran sistem merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu sistem. Jika suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi pada sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran ini akan sangat menentukan masukkan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang harus dihasilkan. Suatu sistem dikatakan berhasil jika sasaran atau tujuan telah tercapai. 2.3.2. Konsep Dasar Informasi Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya Jogiyanto, 2001. John Burch menggambarkan siklus informasi sebagai berikut Jogiyanto, 2001: 34 Gambar 2. 17 Siklus informasi Dilihat dari gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa data merupakan bentuk yang mentah dan tidak dapat bercerita banyak. Data diolah melalui suatu model untuk menghasilkan informasi, yang kemudian diterima oleh penerima. Informasi tersebut oleh penerima digunakan sebagai masukkan untuk mengambil keputusan dan melakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan keputusan tersebut. Dari tindakan-tindakan ini akan dihasilkan pula data-data yang kemudian ditangkap menjadi masukkan untuk diolah kembali. 2.3.3. Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat dipahami sebagai sekumpulan subsistem yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama, dan membentuk satu kesatuan, saling berinteraksi dan bekerja sama antara bagian satu dengan yang lainnya dengan cara-cara tertentu 35 untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan input berupa data-data, kemudian mengolahnya processing, dan menghasilkan keluaran output berupa informasi sebagai dasar bagi pengambilan keputusan yang berguna dan mempunyai nilai nyata yang dapat dirasakan akibatnya baik pada saat itu juga maupun di masa mendtang, mendukung kegiatan operasional, manajerial, dan strategis organisasi, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai tujuan Sutanta, 2003. Sedangkan Burch dan Grudnistski, menyatakan bahwa sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut sebagai blok bangun. Blok-blok tersebut adalah Jogiyanto, 2001: 1. Blok masukan input block Blok masukkan mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Blok ini termasuk di dalamnya metode-metode dan media-media untuk menangkap data yang akan dimasukkan atau diproses didalam sistem informasi. 2. Blok model model block Blok ini terdiri atas kombinasi prosedur, logika, dan model matematis, yang akan memanipulasi data masukan data yang tersimpan di basis data dengan cara tertentu, untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan 3. Blok keluaran output block 36 Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem. 4. Blok teknologi technology block Blok teknologi merupakan kotak alat tool box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima masukan, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Blok ini terdiri atas tiga bagian penting, yaitu teknisi brainware, perangkat lunak software, dan perangkat keras hardware. 5. Blok basis data database block Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu sama lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan dibutuhkan perangkat lunak untuk memanipulasinya. 6. Blok kendali control block Blok kendali dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau jika terlanjur terjadi, dapat segera diatasi. 37

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM