DAMPAK REMITAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA MANTAN TKI DI DESA RANTAU FAJAR KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2011

(1)

ABSTRAK

DAMPAK REMITAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA MANTAN TKI DI DESA RANTAU FAJAR KECAMATAN RAMAN

UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2011

Oleh

Siti Asiyah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak remitan terhadap kondisi sosial ekonomi rumah tangga mantan Tenaga Kerja Indonesia di Desa Rantau Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011, yang mengkaji tentang keadaan sosial ekonomi sebelum dan setelah bekerja di luar negeri.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh mantan Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja ke luar negeri yang berjumlah 177 jiwa dengan sampel 62 jiwa yang terdiri dari 7 laki-laki dan 55 perempuan. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi, kuesioner, dan teknik dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah persentase sebagai dasar interpretasi dan deskripsi guna membuat hasil penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mantan TKI yang bekerja ke luar negeri adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan mempunyai tingkat pendapatan yang rendah, pola pemanfaatan remitan cenderung bersifat konsumtif, remitan digunakan untuk membuat rumah, membeli barang elektronik, dan kendaraan bermotor, sedangkan pemanfaatan dalam bentuk investasi yang dapat dijadikan modal usaha ketika kembali dari luar negeri hanya sedikit, sehingga banyak TKI yang kembali bekerja ke luar negeri, kemudian dari pola pemanfaatan remitan yang konsumtif maka ada perubahan kepemilikan harta mantan TKI mengalami kenaikan yang signifikan. Pemilikan harta bertambah setelah mantan TKI kembali dari luar negeri.


(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Tidak terkecuali di Provinsi Lampung khususnya Kabupaten Lampung Timur. Lapangan pekerjaan yang minim dan kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang kurang terampil menjadi salah satu alasan terjadinya mobilitas tenaga kerja ke luar negeri. Kesulitan ekonomi merupakan salah satu alasan para TKI bermigrasi untuk bekerja mencari penghasilan yang lebih tinggi dibanding daerah asalnya.

Hal ini seperti dijelaskan oleh Secha Alatas dan Edy Priyono dalam Aris Ananta, (1993:139) bahwa.

“Faktor ekonomi mendapatkan tempat utama sebagai motivasi seseorang untuk perpindah dari suatu daerah ke daerah lain. Migrasi tenaga kerja tidak lagi disebabkan oleh tekanan penduduk terhadap lahan, tetapi juga disebabkan oleh tuntutan tenaga kerja untuk memperoleh kesempatan kerja dan pekerjaan lebih baik”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor utama perpindahan penduduk adalah faktor ekonomi. Hal ini diperkuat dengan pendapat Lee (1966), Todaro (1979), dan Titus (1982) dalam Mantra 1991:2 bahwa:

“Motivasi utama seseorang untuk pindah adalah motif ekonomi. Motif mana berkembang karena adanya ketimpangan ekonomi antara berbagai daerah. Todaro menyebut motif utama tersebut sebagai pertimbangan ekonomi yang rasional, dimana mobilitas ke kota mempunyai dua harapan, yaitu harapan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi daripada yang diperoleh di desa. Dengan demikian, mobilitas desa-kota sekaligus mencerminkan adanya ketidakseimbangan antara desa dengan kota. Oleh karena itu, arah pergerakan penduduk juga cenderung ke kota yang memiliki kekuatan-kekuatan yang relatif besar sehingga diharapkan dapat memenuhi pamrih-pamrih ekonomi mereka”.


(3)

Migrasi terjadi karena adanya perbedaan wilayah (differensiasi area) dalam hal ini di dalam negeri dan di luar negeri sehingga mengakibatkan TKI bermigrasi. Daerah tujuan migrasi dan lapangan pekerjaan yang luas menjadi faktor penarik, sedangkan daerah asal yang kurang lapangan pekerjaan merupakan faktor pendorong mantan TKI meninggalkan daerah asal (Desa Rantau Fajar).

Kepergian TKI ke luar negeri bukan tanpa alasan karena pada dasarnya setiap daerah memiliki perbedaan dengan wilayah lainnya baik kehidupan penduduknya maupun kondisi alamnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari kebiasaan dan budaya penduduk, iklim, tanah, perairan, tumbuh-tumbuhan, dan alam lingkungan secara keseluruhan. Artinya, differensiasi area berhubungan dengan perbedaan corak antarwilayah di permukaan bumi, dengan corak tertentu yang dapat dibedakan dengan wilayah lain sebagai region. Dengan adanya differensiasi area akan mendorong interaksi antartempat dalam bentuk mobilisasi penduduk dan pertukaran barang atau jasa. Perbedaan wilayah dan lapangan pekerjaan di dalam negeri inilah yang mengakibatkan mobilisasi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.

Rendahnya penyerapan tenaga kerja di dalam negeri telah mendorong pekerja untuk mencari dan memanfaatkan kesempatan kerja di luar negeri, karena tingkat upah yang ditawarkan biasanya relatif lebih baik dibandingkan dengan upah pekerjaan sejenis di dalam negeri. Di tengah kesulitan ekonomi yang ada, menjadi TKI adalah sebuah pilihan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan migrasi sangat beragam dan rumit. Karena migrasi merupakan suatu proses yang secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi, sosial, pendidikan, dan demografi tertentu, maka segenap pengaruhnya secara relatif terhadap faktor-faktor ekonomi maupun non-ekonomi dari masing-masing individu tentu saja akan bervariasi. Variasi tersebut tidak hanya terdapat pada migrasi antarbangsa dan antarwilayah nasional melainkan juga pada migrasi antardaerah dalam negara yang sama (Michael P. Todaro 2000:298).


(4)

Selain motif ekonomi, kemudahan transportasi juga menjadi alasan orang melakukan mobilitas, seperti diungkapkan Aris Ananta (1993:7) berikut ini:

“Mobilitas penduduk berkaitan erat dengan transportasi. Adanya transportasi mendorong penduduk melakukan mobilitas, tapi kadang-kadang keinginan untuk memicu perbaikan transportasi”.

Menurut Dorodjatun Kuntjoro Jakti (1994:7) mobilitas penduduk terutama disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi, baik teknologi media cetak maupun teknologi pandang-dengar. Hampir setiap hari penduduk dijejali berbagai macam informasi. Kebutuhan-kebutuhan seperti makanan minuman, pakaian, mobil model baru, apartemen, gaya hidup, lowongan pekerjaan dan kebutuhan konsumtif lain tidak pernah berhenti ditayangkan oleh media tersebut. Informasi ini mendorong penduduk untuk pindah, baik mencari kehidupan yang lebih baik maupun untuk memperoleh fasilitas tertentu.

Sesuai dengan pendapat di atas, alasan ekonomi merupakan alasan yang mendasari para TKI bermigrasi ke luar negeri. Migrasi TKI ke luar negeri menjadi fenomena yang banyak ditemui di Desa Rantau Fajar, hampir setiap anggota rumah tangga ada yang bermigrasi ke luar negeri, bahkan dalam satu rumah ada dua sampai tiga anggota rumah tangga yang bermigrasi. Selain alasan ekonomi, lapangan pekerjaan yang kurang bervariasi menjadi alasan kepergian mantan TKI ke luar negeri. Sebagian besar penduduk di Desa Rantau Fajar bermatapencaharian sebagai petani dan hanya lulusan sekolah dasar. Tingkat pendidikan yang rendah ini berpengaruh terhadap keterampilan yang dimiliki mantan TKI, mereka hanya bekerja sebagai petani dengan penghasilan yang rendah. Hal ini yang memicu mereka bermigrasi ke luar negeri.

Menurut data dari Departemen Tenaga Kerja, jumlah tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri mulai meningkat sejak Pelita II (1974 – 1979) yang jumlahnya waktu itu mencapai 19.332 orang. Selama Pelita V (1989 – 1994) jumlah TKI meningkat drastis menjadi 641.000 orang atau


(5)

terjadi kenaikan 33 kali lipat dibandingkan dengan pelita II. Kenaikan yang cukup tajam ini mencerminkan iktikad pemerintah dalam meningkatkan ekspor tenaga kerja (Nur Hadi dalam Warta Demografi 1994:8).

Tingginya upah di luar negeri umumnya menjadi alasan para TKI rela meninggalkan keluarga dan kampung halamannya. Tujuan para TKI ini pada akhirnya memang untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Remittances (uang kiriman) sebagai jerih payah selama bekerja di luar negeri merupakan satu-satunya harapan dalam upaya memperbaiki kondisi sosial ekonomi keluarga di kampung halaman.

Besarnya remitan tiap TKI berbeda-beda tergantung dari jenis pekerjaan yang ditekuni, lamanya kontrak kerja, dan negara tempatnya bekerja. Seperti halnya di Desa Rantau Fajar, mereka yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga upahnya lebih rendah dibandingkan di perusahaan. Negara Taiwan, Jepang, Hongkong, Belanda menawarkan upah yang lebih tinggi dibandingkan dengan Negara Malaysia, Arab Saudi, Qatar, dan Kuwait.

Dampak remitan menurut laporan The State Word Population 1993 dan Hugo and Renard (1987), di Asia atau di negara-negara Afrika menunjukkan manfaat positif. Pemakaian remitan antara lain untuk biaya sekolah, memperbaiki fasilitas pendidikan, kesehatan, dan konsumsi. Yang paling penting remitan membantu mengentaskan keluarga dari kemiskinan. Tentu saja dampak negatif juga ada seperti sifat konsumtif yang berlebihan dan tekanan inflasi (inflationary pressures), namun secara umum remitan berdampak positif bagi negara maupun pelaku mobilitas (Nur Hadi dalam Warta Demografi 1994:11).

Remitan diduga membawa dampak positif bagi pembangunan daerah dan kesejahteraan anggota rumah tangga mantan TKI di Desa Rantau Fajar. Dalam arti sempit mereka dapat membangun rumah dan membiayai pendidikan anak/saudara mereka. Dalam arti luas, mereka dapat memenuhi kewajiban sebagai penduduk membayar iuran desa atau pajak. Selain itu dengan adanya remitan, berarti uang yang beredar di Desa Rantau Fajar menjadi lebih banyak dan


(6)

keadaan ini membantu pembangunan yang sedang dilakukan di desa ini. Secara umum remitan para mantan TKI di Desa Rantau Fajar digunakan untuk membangun/memperbaiki rumah, biaya pendidikan dan kesehatan, membeli aset berupa tanah/pekarangan, barang elektronik, serta untuk modal usaha.

Berdasarkan Monografi Desa Rantau Fajar mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai petani, lahan yang dikerjakan berupa persawahan tadah hujan dan irigasi. Secara keseluruhan tanah persawahan seluas 720 ha, dan luas desa diketahui 870 ha dengan jumlah penduduk mencapai 3.331 jiwa. Mayoritas penduduk bertani, maka kegiatan pertanian menjadi aktivitas sehari-hari bagi sebagian besar penduduk tersebut. Sebagian penduduk wanita yang pernah bekerja ke luar negeri setelah pulang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan membantu suami mengerjakan pekerjaan pada lahan pertanian, ada juga yang bekerja membuka warung dan bekerja di industri rumah tangga, sedangkan kaum laki-laki yang pernah menjadi tenaga kerja di luar negeri bekerja di lahan pertanian dan berwiraswasta. Sebagian besar mantan TKI masih berkeinginan bekerja kembali ke luar negeri karena ketika mereka kembali ke kampung halaman bekerja di sektor pertanian dan menjalankan aktivitas yang monoton dengan penghasilan yang cukup.

Kondisi ekonomi keluarga dan lapangan pekerjaan yang terbatas menjadikan alasan para TKI bekerja di luar negeri. Kondisi tersebut banyak dijumpai di daerah pedesaan khususnya Desa Rantau Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur, dimana data mengenai jumlah mantan TKI menunjukkan data yang banyak, sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai dampak remitan terhadap kondisi sosial ekonomi rumah tangga mantan TKI di Desa Rantau Fajar.


(7)

Banyaknya jumlah Tenaga Kerja Indonesia yang pernah bekerja di luar negeri dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Mantan TKI ke Luar Negeri di Desa Rantau Fajar KecamatanRaman Utara Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011

No. Dusun Jumlah TKI yang Telah Kembali di Daerah Asal (orang) 1. 2. 3. 4. 5. 6. I II III IV V VI 54 42 15 30 19 17

Jumlah 177

Sumber: Data wawancara dengan Sekretaris Desa Rantau Fajar tanggal 3 Desember 2010 Dari 177 mantan TKI terdiri dari 139 perempuan dan 38 laki-laki. Sebagian besar bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan sisanya bekerja di perusahaan, perkebunan, konveksi, buruh pabrik, buruh bangunan, toko, dan restoran. Lamanya mantan TKI bekerja di luar negeri beragam, mulai dari dua tahun sampai enam tahun tergantung kesepakatan kontrak kerja. Ada beberapa mantan TKI yang telah habis masa kontrak kerja kemudian memperpanjang kontraknya.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mantan TKI yang sudah kembali di daerah asal menunjukkan jumlah yang banyak, dalam satu desa berjumlah 177 orang, maka penulis tertarik mengadakan penelitian tentang dampak remitan terhadap kondisi sosial ekonomi di Desa Rantau Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur.


(8)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka diidentifikasikan hal-hal yang berkaitan dengan dampak remitan terhadap kondisi sosial ekonomi rumah tangga mantan TKI adalah sebagai berikut:

1. Dampak remitan terhadap pemenuhan kebutuhan hidup anggota rumah tangga mantan TKI di Desa Rantau Fajar

2. Dampak remitan terhadap pendidikan anggota rumah tangga mantan TKI di Desa Rantau Fajar

3. Dampak remitan terhadap kepemilikan harta mantan TKI di Desa Rantau Fajar

C. Rumusan Masalah

1. Apakah remitan berdampak terhadap pemenuhan kebutuhan hidup anggota rumah tangga mantan TKI di Desa Rantau Fajar?

2. Apakah remitan berdampak terhadap pendidikan anggota rumah tangga mantan TKI di Desa Rantau Fajar?

3. Apakah remitan berdampak terhadap kepemilikan harta mantan TKI di Desa Rantau Fajar?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak remitan terhadap kondisi sosial ekonomi anggota rumah tangga mantan TKI di Desa Rantau Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur yang meliputi sejauh mana dampak pengiriman remitan tersebut terhadap pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, pendidikan anggota rumah tangga mantan TKI, serta kepemilikan harta mantan TKI di Desa Rantau Fajar sebelum mereka bermigrasi dan setelah mereka kembali.


(9)

1. Sebagai informasi bagi pelaku mobilitas kerja dalam rangka meningkatkan taraf kehidupan yang lebih baik di Desa Rantau Fajar

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi peneliti dan informasi bagi penelitian gerak penduduk yang akan melakukan penelitian lebih mendalam di lokasi yang sama atau sebagai bahan pertimbangan dan referensi untuk penelitian sejenis 3. Sebagai suplemen bahan ajar pada mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) kelas V

SD semester 1 pokok bahasan Kependudukan, Subpokok Bahasan Pengertian Urbanisasi, Transmigrasi, dan Migrasi.

4. Sebagai suplemen bahan ajar SMP kelas VIII semester ganjil mata pelajaran IPS pokok bahasan Dinamika Penduduk.

5. Sebagai suplemen bahan ajar mata pelajaran Geografi SMA kelas XI semester ganjil pada pokok bahasan Sumber Daya Manusia.

F. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup subjek penelitian adalah anggota rumah tangga mantan TKI yang bekerja ke luar negeri di Desa Rantau Fajar

2. Ruang lingkup objek penelitian adalah dampak remitan mantan TKI terhadap kondisi sosial anggota rumah tangga mantan TKI di Desa Rantau Fajar

3. Ruang lingkup tempat dan waktu penelitian adalah Desa Rantau Fajar tahun 2011 4. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah geografi penduduk.

Digunakan geografi penduduk sebagai ilmu yang melatarbelakangi penelitian ini karena penelitian ini mengkaji tentang sebaran penduduk dan dinamika pola demografi yang


(10)

diantaranya mencakup mobilitas penduduk yang keluar dari suatu daerah lain yang memiliki perbedaan wilayah (differensiasi area) dan rintangan yang ada di daerah asal yang menjadi satu penentu terjadinya mobilitas kerja penduduk dari desa ke kota bahkan antarnegara. Mobilitas penduduk dalam penelitian ini adalah mobilitas dalam rangka bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup serta membantu ekonomi keluarga di desa untuk memperoleh hasil yang dikirim ke desa sebagai sumbangan remitan mantan TKI.


(11)

(12)

I. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Geografi Penduduk

1.1 Pengertian

Menurut Bintarto (1998:6) geografi penduduk mempelajari sebaran penduduk dipermukaan bumi dan memberikan penjelasan mengenai sebab akibat dari pola sebaran penduduknya.

Menurut Nursid Sumaatmadja (1988:54) definisi geografi penduduk sebagai berikut:

“Geografi penduduk adalah cabang geografi manusia yang obyek studinya meliputi aspek keruangan dari penduduk. Obyek studi ini meliputi penyebaran, densitas, perbandingan jenis (sex ratio), perbandingan manusia dengan luas tanah (man land) dan lain-lain sebagai studinya struktur keruangan, aktivitas ekonomi”.

Dari pengertian tersebut geografi tidak hanya mempelajari bumi dari segi fisik tetapi juga sosial yang menyangkut masalah kependudukan. Masalah kependudukan tersebut berupa kelahiran, kematian, migrasi, persebaran penduduk, lapangan pekerjaan, kesehatan, dan pendidikan. Masalah kependudukan dalam penelitian ini berupa migrasi penduduk ke luar negeri untuk bekerja.

1.2 Migrasi

Menurut Everett S. Lee (1991:7) migrasi adalah perubahan tempat tinggal secara permanen atau semi permanen. Tidak ada pembatasan, baik pada jarak perpindahan maupun sifatnya, yaitu


(13)

apakah tindakan itu bersifat sukarela atau terpaksa, serta tidak diadakan perbedaan antara migrasi dalam negeri dan migrasi ke luar negeri.

Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan. Dalam kamus demografi, PBB memberikan batasan migrasi sebagai bentuk mobilitas geografi atau mobilitas keruangan dari suatu unit geografi lain, yang menyangkut suatu perubahan tempat kediaman secara permanen dari tempat asal atau tempat keberangkatan ke tempat tujuan atau tempat yang didatangi (Nur Hadi Wiyono dalam Warta Demografi 1994:5).

Selanjutnya menurut Bandiono yang dikutip Nasution (1996:8) mengemukakan sebagai berikut: “Migrasi tenaga kerja terjadi karena adanya perbedaan antar negara, terutama dalam memperoleh kesempatan ekonomi. Sebagai respon masyarakat terhadap perbedaan kemampuan ekonomi telah menimbulkan kesadaran adanya “tekanan” untuk melakukan migrasi ke daerah yang menjanjikan adanya kesempatan kerja yang lebih baik. Pada umumnya, migrasi tenaga kerja berasal dari daerah yang kelebihan tenaga kerja dan berpenghasilan rendah menuju daerah yang kekurangan tenaga kerja dan dapat menawarkan upah yang lebih tinggi”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat yang satu ke tempat yang lainnya, baik antanegara maupun dalam satu negara dalam waktu tertentu dan memiliki tujuan diantaranya untuk memperoleh pekerjaan, pendidikan serta penghidupan.

1.3 Faktor-faktor Migrasi

Faktor migrasi yang dimaksud disini adalah faktor yang mendorong seseorang melakukan migrasi, misalnya disebabkan karena lapangan pekerjaan yang terbatas di daerah asal, kondisi geografis seperti sempitnya lahan pertanian, dan lapangan pekerjaan yang terbatas atau lapangan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan masyarakat. Migrasi terjadi karena adanya faktor pendorong (push factor) dari daerah asal dan faktor penarik (pull factor) dari daerah tujuan yang dikenal dengan push pull theory yang dikemukakan oleh Everett S. Lee.


(14)

Everett S. Lee 1976 dalam Mantra, 2003:180 dalam tulisannya yang berjudul A Theory of Migration mengungkapkan bahwa:

“Volume migrasi di suatu wilayah berkembang sesuai dengan tingkat keanekaragaman daerah di wilayah tersebut. Di daerah asal dan daerah tujuan ada faktor-faktor positif (+), negatif (-), ada pula faktor-faktor netral (o). Faktor positif adalah faktor yang memberikan nilai menguntungkan kalau bertempat tinggal di daerah itu, misalnya di daerah tersebut terdapat sekolah, kesempatan kerja, atau iklim yang baik. Faktor negatif adalah faktor yang memberikan nilai negatif pada daerah yang bersangkutan sehingga seseorang ingin pindah dari tempat tersebut karena kebutuhan tertentu cenderung menimbulkan arus migrasi penduduk”.

Lebih lanjut Everett S. Lee dalam Mantra, 2003:181 mengemukakan bahwa: Ada empat faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan migrasi yaitu: 1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal

2. Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan 3. Penghalang antara, dan

4. Faktor-faktor pribadi

Keterangan:

+ = faktor dimana kebutuhan dapat terpenuhi - = faktor dimana kebutuhan tidak dapat terpenuhi

2. Rintangan antara

(intervening ostacles)

1. Daerah Asa

1. Daerah asal 4. Individu 3. Daerah tujuan o + - o

-

o - + +

+ o o

o + - o +

- o + - - + - o - + o -

o + o - + o


(15)

o = faktor netral

Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal misalnya sempitnya pemilikan lahan di daerah asal dan lapangan pekerjaan yang terbatas sedangkan di daerah tujuan adalah adanya potensi pekerjaan yang lebih sesuai dan upah yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah asal. Sosial budaya merupakan rintangan antara penduduk bermigrasi, sedangkan faktor individu meliputi tingkat pendidikan, cita-cita, harapan, dan secara umum adalah modernisasi.

Kekuatan-kekuatan ekonomi yang mendorong terjadinya gelombang migrasi tidak hanya berupa faktor pendorong (push factor) dari sektor pertanian dan dari daerah pedesaan, melainkan faktor-faktor penarik (pull factor) dari sektor industri dan daerah perkotaan misalnya berupa iming-iming upah yang relatif tinggi dan pola hidup serba bergaya. Banyaknya kasus yang merugikan para TKI tidak membuat orang yang ingin bermigrasi untuk mengurungkan niatnya. Hal ini dikarenakan adanya faktor pribadi yang bersifat subjektif yang menentukan keputusan seseorang untuk bermigrasi. Keputusan individu untuk melakukan migrasi ke kota merupakan suatu keputusan yang telah dirumuskan secara rasional. Teori Todaro (2000:300) mendasarkan pada pemikiran bahwa arus migrasi desa ke kota berlangsung sebagai tanggapan terhadap adanya perbedaan pendapatan antara desa dengan kota. Pendapatan disini bukanlah pendapatan aktual namun “penghasilan yang diharapkan” (expected income). Adapun premis dasar yang dianut dalam teori ini adalah bahwa para migran senantiasa mempertimbangkan pasar-pasar tenaga kerja yang tersedia bagi mereka di sektor pedesaan dan perkotaan. Serta kemudian memilih salah satu diantaranya yang sekiranya akan dapat memaksimumkan keuntungan yang diharapkan. Besar kecilnya keuntungan-keuntungan yang mereka harapkan (expected gain) itu diukur berdasarkan (identik dengan) besar kecilnya angka selisih antara pendapatan riil dari pekerjaan


(16)

dikota dan dari pekerjaan di desa. Angka selisih tersebut juga senantiasa diperhitungkan terhadap besar kecilnya peluang migran yang bersangkutan untuk mendapatkan pekerjaan di kota.

Teori Todaro beranggapan bahwa segenap angkatan kerja (baik yang aktual maupun potensial) senantiasa membandingkan penghasilan yang diharapkan selama kurun waktu tertentu di sekitar perkotaan (yaitu, selisih antara penghasilan dan biaya migrasi) dengan rata-rata tingkat penghasilan yang bisa diperoleh di pedesaan. Mereka baru akan memutuskan untuk melakukan migrasi jika penghasilan bersih kota melebihi penghasilan bersih yang tersedia di desa. Arus migrasi akan berhenti dengan sendirinya jika selisih pendapatan desa dan kota mengecil, sampai akhirnya sama. Lain halnya dengan pendapat Norris, menurut Norris dalam Mantra, 2003:183 ada enam faktor yang mempengaruhi seseorang bermigrasi yaitu:

Rintangan Antara

Kesempatan Antara

- o - + Daerah Asal + - o

- o + Daerah Tujuan – o +

Migrasi Paksaan

Migrasi Kembali


(17)

Keterangan:

1. Faktor Daerah Asal (Origin)

Faktor mendasar dalam pendekatan prilaku bermigrasi adalah bentuk keputusan oleh migran potensial secara individu atau anggota keluarga, dalam hal ini pertimbangan dimana akan bermigrasi atau pertimbangan secara geografis antara satu daerah dengan daerah lainnya sebagai hal yang mendasar. Dalam pengambilan keputusan tersebut migran potensial mempertimbangkan antara manfaat yang diperoleh di daerah asal dengan daerah tujuan, mana yang lebih tinggi manfaatnya. Bila nilai kefaedahan lebih tinggi di daerah asal, kemungkinan yang diputuskan adalah tidak bermigrasi.

2. Faktor Daerah Tujuan (Destination)

Cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang daerah tujuan adalah melalui mass media, migran terdahulu dan komunikasi dengan teman atau kerabat di daerah tujuan. Faktor pendorong di daerah asal dan faktor penarik di daerah tujuan bekerja secara bersama sebagai pendorong keinginan migran potensial bermigrasi.

3. Faktor Rintangan (Barrier)

Faktor penghalang atau faktor negatif biasanya dirasakan sebagai faktor penghalang migran untuk bermigrasi, seperti faktor penghalang geografis yang terpenting adalah jarak dan topografi daerah.

4. Kesempatan Antara (Intervening Opportunities)

Konsep ini digunakan dalam geografi ekonomi untuk menjelaskan tentang sifat komplemen (saling melengkapi) antara dua tempat. Jadi interaksi antar wilayah hanya terjadi dalam kesempatan antara.

5. Migrasi Terpaksa (Forced Migration)

Hanya sedikit orang yang ingin bermigrasi karena terpaksa, karena mereka tidak mempunyai putusan untuk pindah atau tidak pindah, biasanya kondisi yang memaksa adalah kondisi fisik dan ekonomi.

6. Migrasi Kembali (Return Migration)

Arus utama dalam migrasi selalu adanya arus balik, apabila seorang migran tidak diterima oleh lingkungannya yang baru mereka mungkin kembali ke daerah asal. Keputusan untuk kembali ke daerah asal lebih rendah dorongannya daripada paksaan untuk pergi dari daerah asal.


(18)

Dari pendapat tersebut di atas, faktor daerah asal dan daerah tujuan merupakan faktor utama mengapa TKI memutuskan bermigrasi, dimana daerah tujuan menawarkan kesempatan pekerjaan dengan upah tinggi yang mungkin tidak didapatkan di daerah asal. Hal ini sependapat dengan Todaro.Menurut Todaro dalam Mantra (2003:186) mobilitas ke perkotaan mempunyai dua harapan, yaitu memperoleh pekerjaan dan harapan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi daripada yang diperoleh di pedesaan.

Berdasarkan hukum-hukum migrasi penduduk yang diungkapkan oleh Ravenstein bahwa faktor paling dominan yang mempengaruhi seseorang untuk bermigrasi adalah sulitnya memperoleh pekerjaan di daerah asal dan kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik di daerah tujuan. Daerah tujuan harus mempunyai nilai kefaedahan wilayah (place utility) lebih tinggi dibandingkan dengan daerah asal (Mantra, 2003:187).

Berdasarkan pendapat di atas, terbatasnya lapangan pekerjaan, sempitnya lahan garapan, upah yang minim dan pekerjaan yang monoton yaitu dibidang pertanian saja mendorong para TKI mencari pekerjaan yang lebih layak dan upah yang lebih tinggi di luar negeri.

2. Remitan

2.1 Pengertian

Remitan menurut Curson (1981:1) merupakan pengiriman uang, barang, ide-ide pembangunan dari perkotaan ke pedesaan dan merupakan instrumen penting dalam kehidupan sosial ekonomi suatu masyarakat. Dari segi ekonomi keberadaan remitan sangatlah penting karena mampu meningkatkan ekonomi keluarga dan juga untuk kemajuan bagi masyarakat penerimanya.


(19)

1. Masalah data 2. Sifat alami remitan

3. Keanekaragaman institusi yang terlibat 4. Jenis migrasi/tipe migrasi

5. Remitan tergantung pada hubungan antara migran dengan keluarganya 6. Kondisi sosial ekonomi migran dan keluarga asal

7. Variasi geografi

8. Ikatan emosional migran dengan keluarga

Remitan dari migran dipandang sebagai suatu instrumen dalam memperbaiki keseimbangan pembayaran, dan merangsang tabungan dan investasi di daerah asal. Oleh karenanya dapat dikemukakan bahwa remitan menjadi komponen penting dalam mengkaitkan mobilitas pekerja dengan proses pembangunan di daerah asal. Tujuan pengiriman remitan akan menentukan dampak remitan terhadap pembangunan daerah asal dan kondisi sosial ekonomi rumah tangga.

2.2 Tujuan Remitan

Menurut Curson (1981:5) ada 6 tujuan remitan yaitu sebagai berikut: 1) Kebutuhan hidup sehari-hari keluarga

Remitan yang dikirim oleh migran berfungsi untuk menyokong kerabat/keluarga migran yang ada di daerah asal. Migran mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengirimkan uang/barang untuk menyokong biaya hidup sehari-hari dari kerabat dan keluarganya, terutama untuk anak-anak dan orang tua.

2) Peringatan hari-hari besar yang berhubungan dengan siklus hidup manusia

Di samping mempunyai tanggung jawab terhadap kebutuhan hidup sehari-hari keluarga dan kerabatnya, seorang migran juga berusaha untuk dapat pulang ke daerah asal pada saat diadakan peringatan hari-hari besar yang berhubungan dengan siklus hidup manusia, misalnya kelahiran, perkawinan, dan kematian.


(20)

Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa walaupun migran telah meninggalkan kampung halamannya, tetapi mereka tetap menjalin hubungan baik secara sosial maupun ekonomi dengan keluarganya di daerah. Hubungan baik secara ekonomi ini dibuktikan dengan penerimaan uang dari migran untuk keluarga yang ditinggalkannya. Remitan sebagai penerimaan pokok para migran yang dapat dimanfaatkan sesuai keinginan.

4) Pembayaran hutang

Pada beberapa migran potensial yang tidak mempunyai uang yang cukup untuk biaya perjalanan, maka mereka meminjam kepada orang lain atau menggadaikan barang-barang yang lain. Remita yang dikirim oleh migran dapat dipergunakan untuk membayar hutang dan menebus barang-barang atau tanah yang digadaikan.

5) Investasi

Bentuk investasi adalah perbaikan dan pembangunan perumahan, membeli tanah, mendirikan industri kecil, dan lain-lainnya. Kegiatan ini tidak hanya bersifat ekonomi, tetapi juga sebagai sarana sosial dan budaya dalam menjaga kelangsungan hidup di daerah asal, tetapi juga bersifat psikologis, karena erat hubungannya dengan prestise seseorang.

6) Jaminan hari tua

Migran mempunyai keinginan, jika mereka mempunyai cukup uang atau sudah pensiun, mereka akan kembali ke daerah asal. Hal ini erat kaitannya dengan fungsi investasi, mereka akan membangun rumah atau membeli tanah di daerah asal sebagai simbol kesejahteraan, prestisius, dan kesuksesan di daerah rantau.

Kepulangan migran yang berhubungan dengan hari-hari besar biasanya adalah migran yang bekerja antar provinsi, berbeda dengan TKI yang bekerja ke luar negeri, TKI yang bekerja ke luar negeri pada umumnya pulang setelah masa kontrak kerja telah selesai.

3. Kondisi Sosial Ekonomi

Kondisi sosial ekonomi yaitu penggambaran atau bisa juga pencirian jenis-jenis pengelompokkan berdasarkan aspek sosial ekonomi. Kondisi sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah keadaan suatu keluarga yang meliputi tingkat pendidikan anggota rumah tangga mantan TKI, jumlah anggota rumah tangga, tingkat pendapatan, dan kepemilikan barang berharga.


(21)

Hal ini sejalan dengan I Gusti Ngurah Agung dan Akhir Matua Harahap dalam Aris Ananta (1993:21) bahwa karakteristik sosial dapat mencakup status keluarga, tempat lahir, tingkat pendidikan, dan lain sebagainya.

Karakteristik ekonomi meliputi antara lain umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan (occupation), pendapatan, jumlah anggota rumah tangga, pemenuhan kebutuhan, dan kepemilikan barang berharga. Pendekatan sumber daya manusia dalam pembangunan sosial ekonomi memperhatikan:

a) Bagaimana meningkatkan mutu sumber daya manusia itu, tingkat pendidikan (pendidikan formal, non formal dan juga informal), tingkat kesehatan dan gizi, apresiasi terhadap berpikir rasional dan disiplin kerja

b) Bagaimana mengembangkan penggunaan sumber daya manusia itu dengan memperbesar kesempatan bekerja, memperbaiki tingkat upah, memperbaiki perlindungan kerja

c) Bagaimana mengembangkan orientasi kelembagaan yang mendukung usaha pembangunan baik yang dilakukan oleh swasta maupun oleh pemerintah (Pudjiwati dan Sajogyo, 1985:7) Adanya pengiriman remitan oleh mantan TKI diduga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi anggota rumah tangga di Desa Rantau Fajar. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, kondisi ekonomi anggota rumah tangga mantan TKI jauh lebih baik dibandingkan sebelum mereka bermigrasi. Hal ini dilihat dari bangunan rumah yang sudah permanen, padahal sebelumnya beberapa rumah mantan TKI masih berupa rumah geribik. Adanya pengiriman remitan selain berdampak pada anggota keluarga mantan TKI, juga berdampak terhadap perekonomian masyarakat.

Hal ini sejalan dengan pendapat Curson (1981:8) bahwa dampak remitan adalah sebagai berikut:

1) Ketergantungan Ekonomi

Dampak perpindahan dari remitan tidak hanya berdampak pada individu dan keluarga tetapi juga dapat merubah kehidupan ekonomi masyarakat. Dalam skala makro (pulau dan negara),


(22)

kumpulan remitan telah memproduksi keseimbangan pasar. Remitan membantu kebutuhan rumah tangga dan peningkatan level kepribadian keluarga.

2) Perubahan Sosial

Remitan mempunyai kekuatan positif dalam perubahan desa, meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat desa, menyediakan investasi dan meningkatkan mobilitas sosial. 3) Peningkatan Emigrasi

Sebagai indikasi awal, salah satu maksud remitan adalah untuk membayar kontribusi kepergian migran.

Dalam penelitian ini, penulis meneliti dampak remitan terhadapa kondisi sosial ekonomi dilihat dari pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, tingkat pendidikan anggota rumah tangga mantan TKI, dan kepemilikan harta mantan TKI.

4. Pemenuhan Kebutuhan Hidup

Pada dasarnya seseorang bekerja dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tak terkecuali para mantan TKI di Desa Rantau Fajar. Demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mantan TKI dan anggota rumah tangganya, mantan TKI rela meninggalkan kampung halaman. Hal ini sesuai dengan penelitian Anwar Subianto (2008:126) yang mengemukakan bahwa hasil remitan mantan TKI di Kabupaten Cilacap digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Menurut Abraham Maslow pada tahun 1970 dikutip dalam situs http://organisasi.org/teori_hierarki_kebutuhan_maslow_abraham_maslow_ilmu_ekonomi,

diakses Sabtu, 13 Agustus 2011 pukul 11.16 WIB manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi.


(23)

Kebutuhan Maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.

Berikut lima kebutuhan dasar menurut Maslow: 1. Kebutuhan Fisiologis

Pada dasarnya, manusia harus memenuhi kebutuhan fisiologisnya untuk dapat bertahan hidup. Contoh kebutuhan fisioliogis adalah sandang, pangan, papan dan kebutuuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.

2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan

Misalnya Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.

3. Kebutuhan Sosial

Misalnya adalah memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.

4. Kebutuhan Penghargaan

Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya. 5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya. Kebutuhan hidup yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kebutuhan hidup yang bersifat fisiologis, berkaitan dengan kebutuhan pangan dan nonpangan.


(24)

Pendapatan adalah berupa upah atau gaji sebagai balas jasa kerja, sewa sebagai balas jasa tanah, bunga sebagai balas jasa modal dan keuntungan sebagai balas jasa kewiraswastaan (Ace Partadiredja, 1985:56).

Pendapatan mantan TKI merupakan upah balas jasa sebagai pembantu rumah tangga, buruh, dan baby sitter. Hasil pendapatan mantan TKI menggambarkan bagaimana kondisi ekonominya. Hal ini sesuai dengan pendapat Masri Singarimbun (1987:24) bahwa:

Pendapatan adalah gambaran yang lebih tepat tentang posisi ekonomi rumah tangga dalam masyarakat yang merupakan jumlah seluruh pendapatan kekayaan rumah tangga. Pendapatan ini bisa berupa barang atau uang, baik dari pihak lain atau hasil sendiri.

Pendapatan merupakan hal yang pokok bagi seseorang untuk melangsungkan kehidupan sehari-hari. Besar kecilnya pendapatan akan berpengaruh terhadap keberadaan keluarga dalam masyarakat serta status sosialnya. Semakin tinggi pendapatan seseorang, maka pemenuhan kebutuhan pokok akan terpenuhi, namun semakin rendah pendapatan seseorang maka akan semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tingkat pendapatan mantan TKI berbeda-beda, tergantung pada negara tujuan dan jenis pekerjaan. Tingkat pendapatan mantan TKI dapat digolongkan menjadi dua kriteria berdasarkan Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Lampung Timur, yaitu:

a) Pendapatan rendah apabila pendapatannya kurang dari atau sama dengan Rp. 767.500 perbulan

b) Pendapatan tinggi apabila pendapatannya lebih dari Rp. 767.500 perbulan


(25)

Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting, bahkan pendidikan dijadikan ukuran seseorang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan akhirnya pekerjaan tersebut berpengaruh terhadap jumlah pendapatan. Pendidikan dijadikan indikator kualitas hidup yang berdampak pada status sosial dan kesejahteraan seseorang.

Umumnya, masyarakat yang mempunyai status sosial ekonomi yang lebih tinggi cenderung mempunyai kesempatan yang lebih luas memperoleh pendidikan dibandingkan masyarakat dengan status sosial ekonomi yang lebih rendah sehingga secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap tingkat pendidikan mereka yang lebih tinggi.

Loekman Sutrisno (1997:25) mengatakan bahwa:

“Pendidikan merupakan lahan yang ampuh untuk mengangkat manusia dari berbagai ketinggalan, termasuk dalam lembah kemiskinan, melalui pendidikan selain memperoleh kepandaian berupa keterampilan berolah pikir, manusia juga memperoleh wawasan baru yang akan membantu upaya meningkatkan harkat hidup mereka. Pendidikan yang rendah menyebabkan keluarga miskin dan harus mau menerima pekerjaan yang rendah baik dari segi upah maupun jenis pekerjaannya”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan sangat penting bagi perkembangan hidup manusia. Dengan pendidikan yang tinggi, seseorang dapat mendapatkan pekerjaan yang layak. Demikian halnya para mantan TKI di Rantau Fajar, mereka yang berpendidikan rendah hanya bekerja sebagai buruh rumah tangga dengan gaji yang lebih kecil dibandingkan mereka yang berpendidikan tinggi. Para TKI yang berpendidikan lebih tinggi bekerja di tempat yang lebih layak dan gaji yang lebih layak pula, yaitu di pabrik dengan teknologi yang canggih. Selain itu berdasarkan penelitian pendahuluan, salah satu tujuan mantan TKI ke luar negeri adalah untuk membiayai pendidikan anggota rumah tangganya, dalam hal ini adalah anaknya.


(26)

Ada perbedaan kepemilikan barang berharga yang dimiliki mantan TKI sebelum dan setelah ke luar negeri. Pengiriman remitan oleh mantan TKI dimanfaatkan oleh keluarganya untuk membeli barang-barang berharga.

Berdasarkan Kitab Undang-undangHukum Perdata Buku Kedua dalam http://wikipedia.org/kriteria_barang_berharga, diakses Rabu, 30 November 2011 pukul 20.18 WIB barang berharga adalah tiap barang yang menjadi objek dari hak milik yang tinggi nilainya dan mahal harganya. Barang dibedakan atas barang bergerak dan tidak bergerak. Barang bergerak adalah barang yang dapat berpindah sendiri atau dipindahkan, sedangkan barang tidak bergerak adalah barang yang tidak dapat berpindah sendiri atau berpindah ke tempat lain tanpa dipindahkan dengan cara merusak sebagian atau keseluruhan dari barang tersebut terlebih dahulu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:583) yang dimaksud pemilikan adalah proses, pembuatan, dan cara memiliki.

Kepemilikan barang berharga mencerminkan kondisi kesejahteraan suatu keluarga. Semakin banyak barang berharga yang dimiliki bisa dikatakan semakin sejahtera keluarga tersebut. Jika sudah banyak barang berharga yang dimiliki artinya keluarga tersebut sudah mampu memenuhi kebutuhan pokoknya. Barang-barang berharga juga bisa dijadikan tabungan ketika ada kebutuhan yang mendesak. Pada saat itulah barang berharga yang dimiliki dijual.

Adapun kepemilikan barang berharga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Pemilikan Rumah

Pemilikan rumah dalam penelitian ini adalah proses memiliki rumah. Pemilikan itu bisa milik sendiri atau menyewa.


(27)

b) Pemilikan Lahan

Pemilikan lahan yaitu pemilikan atas sawah atau tanah pertanian yang dimiliki, tidak semua mantan TKI memiliki sawah sendiri, diantara mereka ada juga yang menyewa atau menggarap sawah milik orang lain.

c) Pemilikan Barang Elektronik

Pemilikan barang elektronik yaitu pemilikan atas barang-barang atau alat-alat rumah tangga seperti mobil, motor, televisi, tape recorder, kulkas, radio.

d) Pemilikan Hewan Peliharaan

Pemilikan hewan peliharaan yaitu ternak atau hewan yang dipelihara oleh rumah tangga. Hewan peliharaan yang dipelihara meliputi: ayam, bebek, kambing, sapi dan kerbau.

8. Penelitian Sejenis

Dalam penelitian Anwar Subianto (2008:126) menunjukkan bahwa hasil remitan dari mantan TKI di Kabupaten Cilacap digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, biaya pendidikan, investasi, dan tabungan.

Dalam penelitian Maria Sri Rahayu (1999:10) yang berjudul Remitan dan Dampaknya dalam Kehidupan Masyarakat Desa Cabawan Kecamatan Margadana Tegal-Jawa Tengah (Dimensi Ekonomi, Sosial, dan Budaya), menunjukkan bahwa dampak remitan terlihat antara lain dalam perubahan ekonomi keluarga dan desa, perubahan gaya hidup, pola pengasuhan anak, tingkat pendidikan anggota keluarga, serta kepemilikan barang berharga.

Dalam penelitian Reni Korlina (2006:49) yang berjudul Sumbangan Pendapatan Anggota Rumah Tangga yang Bekerja di Luar Negeri terhadap Pendapatan dan Pemenuhan Kebutuhan Pokok Rumah Tangga di Kampung Sumberrejo Kecamatan Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah


(28)

Tahun 2005 menunjukkan bahwa remitan dapat memenuhi kebutuhan hidup selain biaya-biaya lain seperti kesehatan, pendidikan, dan pembuatan rumah.

B. Kerangka Pikir

Migrasi terjadi karena adanya perbedaan wilayah antara daerah asal dengan daerah tujuan. Lapangan pekerjaan yang kurang dan upah yang belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup menjadi alasan mantan TKI bekerja ke luar negeri. Tujuan dari keberangkatan mantan TKI akan menambah pendapatan untuk pemenuhan kebutuhan hidup anggota rumah tangga. Pendapatan tersebut berbentuk remitan yang dikirimkan untuk anggota keluarganya di daerah asal. Dampak remitan terhadap kondisi sosial ekonomi anggota rumah tangga mantan TKI di Desa Rantau Fajar dapat dilihat dari pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, tingkat pendidikan anggota rumah tangga yang ditinggalkan, serta kepemilikan harta mantan TKI.

Indikator dari pemilikan barang berharga mantan TKI di Desa Rantau Fajar dapat dilihat dari banyaknya alokasi remitan yag digunakan untuk membeli barang berharga. Berikut adalah tabel indikator kepemilikan barang berharga mantan TKI.


(29)

(30)

I. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1987:3) penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

Metode ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan dampak remitan terhadap kondisi sosial ekonomi anggota rumah tangga mantan TKI di Desa Rantau Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) bahwa populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian. Lebih lanjut menurut Muhammad Ali (1987:54), populasi yaitu keseluruhan obyek penelitian baik berupa manusia, benda, peristiwa, maupun gejala-gejala yang terjadi, karena itu merupakan variabel yang diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah atau menunjang keberhasilan penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mantan TKI di Desa Rantau Fajar yang berjumlah 177 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti, menurut Suharsimi Arikunto (2006:131) bahwa: “untuk sekedar ancer-ancer, apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil


(31)

semua sehingga penelitiannya merupakan penellitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar atau lebih dari 100, dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25%, atau lebih”.

Jumlah mantan TKI di Desa Rantau Fajar adalah 177 orang. Mengingat populasi cukup banyak, maka subyek penelitian hanya diambil sebagian saja. Sampel diambil sebesar 35% dari jumlah populasi yang ada yaitu 62 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah secara proporsional random sampling, dimana setiap dusun dari anggota populasi dapat dipilih secara acak menjadi sampel penelitian dengan mengambil perwakilan dari setiap dusun yang dipilih. Pengambilan perwakilan dari setiap dusun adalah 35% dari jumlah mantan TKI setiap dusunnya. Untuk lebih jelas, pengambilan sampel dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Populasi dan Sampel Penelitian di Desa Rantau Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011

N

o. Dusun Populasi Sampel

Komposisi Jenis Kelamin Sampel

Lk Pr

1. I 54 19 1 18

2. II 42 15 2 13

3. III 15 5 2 3

4. IV 30 10 2 8

5. V 19 7 0 7

6. VI 17 6 0 6

Jumlah 177 62 7 55

Sumber: Hasil pengolahan data hasil penelitian pendahuluan, Tahun 2011

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto 2002:96). Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).


(32)

a. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab suatu perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2009:61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah remitan.

b. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adnya variabel bebas (Sugiyono, 2009:61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kondisi sosial ekonomi.

2. Definisi Operasional Variabel

a. Remitan

Remitan dalam penelitian ini adalah jumlah uang yang dikirimkan atau yang dibawa oleh mantan TKI ke daerah asal. Jumlah remitan yang dikirimkan oleh mantan TKI beragam, sesuai dengan jenis pekerjaan, nilai kurs rupiah dan negara tujuan. Remitan yang dikirimkan, oleh anggota keluarga digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, biaya pendidikan, pembuatan rumah, perabot rumah, hewan peliharaan, pekarangan, serta sawah/ladang.

b. Kondisi Sosial Ekonomi

Kondisi sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah keadaan perekonomian dan sosial anggota rumah tangga mantan TKI di Desa Rantau Fajar. Kondisi sosial ekonomi dalam penelitian ini yaitu pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, tingkat pendidikan, dan kepemilikan harta. 1) Pemenuhan Kebutuhan Hidup Sehari-Hari


(33)

Pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari merupakan usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari agar tetap selamat menjalani hidup. Indikator pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari yang dimaksud dalam penelitian ini adalah frekuensi makan sehari-hari anggota rumah tangga mantan TKI, frekuensi konsumsi lauk makan, dan frekuensi pembelian pakaian anggota rumah tangga mantan TKI. Indikator dari pemenuhan kebutuhan hidup dapat dilihat dari alokasi remitan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupa anggota rumah tangga mantan TKI di Desa Rantau Fajar.

2) Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan proses pembelajaran bagi seseorang untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai ilmu pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari pendidikan yang berakibat seseorang tersebut mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya. Kriteria pendidikan anggota mantan TKI dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:

a. Pendidikan Dasar (Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama) b. Pendidikan Menengah (Sekolah Menengah Atas)

c. Pendidikan Tinggi (Perguruan Tinggi)

Semakin tinggi pendidikan anggota rumah tangga mantan TKI, biaya yang diperuntukkan untuk pendidikan semakin tinggi pula. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi dapat diketahui jumlah persentase biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan. Indikator tingkat pendidikan dapat dilihat dari alokasi remitan yang digunakan untuk membiayai pendidikan anggota rumah tangga mantan TKI di Desa Rantau Fajar.


(34)

Kepemilikan harta mantan TKI adalah banyaknya harta yang dimiliki mantan TKI sebelum da setelah bekerja di luar negeri. Ada alokasi remitan yang digunakan untuk membeli barang barang berharga oleh mantan TKI di Desa Rantau Fajar. Indikator dari pemilikan barang berharga mantan TKI di Desa Rantau Fajar dapat dilihat dari banyaknya alokasi re

digunakan untuk membeli barang berharga.

Dalam menghitung data indikator harta digunakan perhitungan interval. Untuk mencari interval yang akan digunakan dalam perhitungan ini menggunakan rumus

Sugiyarto Mangkuatmodjo (1997:16), yaitu:

Berikut adalah tabel indikator kepemilikan barang berharga mantan TKI di Desa Rantau Fajar. Tabel 3. Indikator Kepemilikan Barang Berharga

N o

. Harta yang dimiliki 1

. Rumah a. b. MenumpangMenyewa c. Milik sendiri 2

. Lahan a. Pekarangan b. Sawah

3

. Alat Transportasi (buah) a. Sepeda

Kepemilikan harta mantan TKI adalah banyaknya harta yang dimiliki mantan TKI sebelum da setelah bekerja di luar negeri. Ada alokasi remitan yang digunakan untuk membeli barang barang berharga oleh mantan TKI di Desa Rantau Fajar. Indikator dari pemilikan barang berharga mantan TKI di Desa Rantau Fajar dapat dilihat dari banyaknya alokasi re

digunakan untuk membeli barang berharga.

Dalam menghitung data indikator harta digunakan perhitungan interval. Untuk mencari interval yang akan digunakan dalam perhitungan ini menggunakan rumus Kriterium Strugess

(1997:16), yaitu:

Berikut adalah tabel indikator kepemilikan barang berharga mantan TKI di Desa Rantau Fajar. Indikator Kepemilikan Barang Berharga

Harta yang dimiliki 1 Skor 2

Menumpang 1

Menyewa 2

Milik sendiri

Jumlah 1 2

Pekarangan 1) 0 – 200 m2 1 2) 201 – 400 m2 2 3) > 400 m2

Sawah 1) 0 – 0,25 ha 1 2) 0,26 – 1 ha 2 3) > 1 ha

Jumlah 2 4

Sepeda 1) tidak memiliki 0 2) memiliki 1 3) memiliki >1

Kepemilikan harta mantan TKI adalah banyaknya harta yang dimiliki mantan TKI sebelum dan setelah bekerja di luar negeri. Ada alokasi remitan yang digunakan untuk membeli barang-barang berharga oleh mantan TKI di Desa Rantau Fajar. Indikator dari pemilikan barang-barang berharga mantan TKI di Desa Rantau Fajar dapat dilihat dari banyaknya alokasi remitan yang

Dalam menghitung data indikator harta digunakan perhitungan interval. Untuk mencari interval Kriterium Strugess, dari

Berikut adalah tabel indikator kepemilikan barang berharga mantan TKI di Desa Rantau Fajar.

3 3 3 3 3 6 2


(35)

b. Motor 1) tidak memiliki 0 2) memiliki 1 3) memiliki >1 2 c. Mobil 1) tidak memiliki 0

2) memiliki 1 3) memiliki >1 2

Jumlah 0 3 6

4

. Hewan Ternak a. Ayam/Itik 1) tidak memiliki 2) memiliki 1 01 3) antara 2 – 3 2 4) memiliki > 3 3 b. Kambing 1) tidak memiliki 0

2) memiliki 1 1 3) antara 2 – 3 2 4) memiliki > 3 3 c. Sapi 1) tidak memiliki 0

2) memiliki 1 1 3) antara 2 – 3 2 4) memiliki > 3 3

Jumlah 3 6 9

5

. Barang Elektronik (buah) a. Televisi 1) tidak memiliki 0 2) memiliki 1 1 3) memiliki > 1 2 b. Radio 1) tidak memiliki 0

2) memiliki 1 1 3) memiliki > 1 2 c. Magic Com 1) tidak memiliki 0

2) memiliki 1 1 3) memiliki > 1 2 d. Setrika 1) tidak memiliki 0

2) memiliki 1 1 3) memiliki > 1 2 e. Tape Recorder 1) tidak memiliki 0

2) memiliki 1 1 3) memiliki > 1 2

Jumlah 0 5 1

0 6

. Alat Komunikasi a. Ponsel 1) tidak memiliki 2) memiliki 1 0 1 3) memiliki > 1 2

Jumlah 0 1 2

Jumlah 6 2

1 36 Sumber: JurnalPenelitianTrisnaningsih, dkk (1994) yang telahdimodifikasi.

a. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Teknik observasi adalah cara atau teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian


(36)

(Pabundu Tika, 2005:44). Observasi yang digunakan oleh peneliti adalah melihat secara langsung mengenai objek yang diteliti yaitu Desa Rantau Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2003: 76).

Teknik ini digunakan untuk mengetahui dan memperoleh data langsung sebagai data primer dengan menggunakan daftar pertanyaan. Seperti informasi identitas responden, bagaimana pemenuhan kebutuhan hidup responden, tingkat pendidikan responden dan keluarganya, serta kepemilikan harta responden sebelum dan setelah mantan TKI ke luar negeri.

3. Dokumentasi

Suharsimi Arikunto (2006:231), teknik dokumentasi yaitu cara untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, legger, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.

Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder dari suatu lembaga atau instansi yang ada hubungannya dengan obyek yang diteliti. Untuk mendapatkan data-data sekunder yang berupa jumlah penduduk, penyebaran penduduk, dan tempat tinggal penduduk, penulis bersumber dari Monografi Desa Rantau Fajar Tahun 2010.


(37)

Teknik analisis data merupakan proses pengolahan dan interpretasi data yang didapatkan dari penelitian. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisa tabel persentase berdasarkan frekuensi sederhana.

Untuk menentukan persentase jumlah jawaban dari subyek penelitian (responden) digunakan

rumus sebagai berikut:

Keterangan:

% = Persentase

n = jumlah responden yang menjawab kuisioner N = jumlah populasi

100 = konstanta

(Muhammad Ali, 1987:183)

Teknik analisis data merupakan proses pengolahan dan interpretasi data yang didapatkan dari penelitian. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisa tabel persentase berdasarkan frekuensi sederhana.

tuk menentukan persentase jumlah jawaban dari subyek penelitian (responden) digunakan

rumus sebagai berikut:

= jumlah responden yang menjawab kuisioner

Teknik analisis data merupakan proses pengolahan dan interpretasi data yang didapatkan dari penelitian. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisa tabel persentase

tuk menentukan persentase jumlah jawaban dari subyek penelitian (responden) digunakan


(38)

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

BerdasarkanhasilpembahasantentangDampakRemitanterhadapKondisiSosialEkonomiRumahTan ggaMantan TKI di DesaRantauFajarKecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung TimurTahun 2011 dapatdisimpulkanbahwa:

1. Remitan berdampak pada pemenuhan kebutuhan hidup anggota rumah tangga mantan TKI. Pemenuhan kebutuhan meningkat setelah ada pengiriman remitan oleh mantan TKI.

2. Remitan berdampak pada pendidikan anggota rumah tangga mantan TKI. Perubahan pendidikan terletak pada tingkat pendidikan anak mantan TKI.

3. Remitan berdampak pada kepemilikan barang berharga mantan TKI. Barang berharga tersebut berupa rumah, tanah, barang elektronik, dan hewan ternak. Sebanyak 36,3 % penggunaan remitan untuk kebutuhan hidup sehari-hari, 30,7 % untuk biaya pendidikan, dan 33 % untuk pembelian barang berharga.

B. Saran

Berdasarkansimpulan hasilpenelitian, maka penulis memberi saran sebagai berikut:

1. Bagi mantan TKI dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari janga terlalu konsumtif, sehingga remitan yang ada benar-benar dimanfaatka untuk hal-hal yang sifatnya produktif, dengan demikian dapat menambah penghasilan di daerah asal.


(39)

2. Manfaatkan remitan dengan sebaik mungkin untuk meningkatkan pendidikan anggota keluarga sehingga sumberdaya manusia di desa asal bisa meningkat, dengan demikian akan memudahkan anggota keluarga yang lain lebih mudah dalam mencari pekerjaan dengan upah yang tinggi, baik di negara asal maupun di negara lain.

3. Dalam memanfaatkan remitan untuk pembelian harta sebaiknya membeli barang/harta yang dapat dimanfaatkan sebagai modal usaha sehingga ketergantungan untuk bekerja ke luar negeri tidak terjadi. Hal ini diharapkan agar tenaga kerja Indonesia dapat membangun desa dan daerah asalnya agar lebih maju dan sejahtera.


(40)

(41)

DAMPAK REMITAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA MANTAN TKI DI DESA RANTAU FAJAR KECAMATAN RAMAN

UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2011 (Skripsi)

Oleh Siti Asiyah 0713034047

Pembimbing I : Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si Pembimbing II : Drs. Edy Haryono, M.Si Pembahas : Drs. Hi. Sudarmi, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(42)

(43)

DAMPAK REMITAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI

RUMAH TANGGA MANTAN TKI DI DESA RANTAU FAJAR

KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

TAHUN 2011

Oleh

SITI ASIYAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan

pada

Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(44)

(45)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. PetaAdministratif DesaRantauFajarKecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011 ... 38

2. PiramidaPendudukDesaRantauFajarTahun 2010 Menurut Umur dan Jenis Kelamin ... .. 48

3. PetaPersebaran TKI Asal Desa Rantau Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011 ... .. 62


(46)

(47)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... i DAFTAR GAMBAR ... ii I. PENDAHULUAN

A. LatarBelakang ... 1 B. IdentifikasiMasalah ... 7 C. RumusanMasalah ... 7 D. TujuanPenelitian ... 8 E. KegunaanPenelitian ... 8 F. RuangLingkupPenelitian ... 9 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. TinjauanPustaka

1. GeografiPenduduk ... 10 1.1 Pengertian ... 10 1.2 Migrasi ... 11 1.3 Faktor – Faktor Migrasi ... 12 2. Remitan ... 17 Pengertian ... 17 Tujuan Remitan ... 18 3. Kondisi Sosial Ekonomi ... 19 4. Pemenuhan Kebutuhan Hidup ... 21 5. Pendapatan Tenaga Kerja Indonesia yang Bekerja di


(48)

6. Pendidikan ... 24 7. Keadaan Kepemilikan Barang Berharga Mantan TKI ... 25 8. Penelitian Sejenis ... 27 B. KerangkaPikir ... 27 III. METODOLOGI PENELITIAN

A. MetodePenelitian ... 29 B. Populasi dan Sampel ... 29 C. VariabelPenelitiandanDefinisi OperasionalVariabel ... 31 D. TeknikPengumpulan Data ... 35 E. Teknik Analisis Data ... 36 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. KeadaanGeografisDesaRantauFajar ... 37 1. Letak astronomis ... 37 2. Letak Administratif ... 37 3. Luas Wilayah ... 39 4. Keadaan Geomorfologis ... 40 B. KeadaanSosialEkonomi ... 40 C. KeadaanPendudukDesaRantauFajar ... 41 1. Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk ... 41 2. Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk ... 44 3. Komposisi Penduduk ... 45 D. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 54 1. Identitas Responden ... 54 1.1 Umur ... 54 1.2 Pendidikan ... 56 1.3 Pekerjaan ... 57 1.4 Negara Tujuan TKI ... 59 1.5 Pendapatan ... 63


(49)

2. Deskripsi Pembahasan ... 66

2.1Remitan ... 66

2.2Jumlah dan Teknis Pengiriman Remitan ... 66

2.3Pemanfaatan Remitan ... 67

2.4Dampak Remitan terhadap Pemenuhan Kebutuhan Hidup ... 68

2.5Dampak Remitan terhadap Pendidikan Anggota Rumah Tangga Mantan TKI ... 72

2.6 Dampak Remitan terhadap Kepemilikan Barang Ber- harga Mantan TKI ... 74

2.7 Alokasi Penggunaan Remitan Mantan TKI di Desa Rantau Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur ... 93

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 95

B. Saran ... 95 DAFTAR PUSTAKA


(50)

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Ace Partadireja. 1985. Pengantar Ilmu Ekonomi. BPFE UGM. Yogyakarta.

Anonimus. 2010. Monografi Desa Rantau Fajar Kecamatan Raman Utara.

Lampung Timur.

Arief Sadiman. 1986. Metode dan Analisis Penelitian Mencari Hubungan. Erlangga. Jakarta.

Aris Ananta. 1993. Ciri-Ciri Demografis Kualitas Penduduk dan Pembangunan

Ekonomi. Lembaga Demografi LPFEUI. Jakarta.

Bintarto. 1977. Buku Penuntun Geografi Sosial. U.P. Spring. Yogyakarta. ---1998. Geografi Penduduk dan Demografi. Badan Penerbitan Fakultas

Geografi UGM. Yogyakarta.

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2003. Metodologi Penelitian. Bumi Aksara.

Jakarta.

Curson, Peter. 1981. Population Geography: A Journal of Association of Population Geographer of India, Volume 3

Dorodjatun Kuntjoro Jakti. 1994. Mobilitas Penduduk dan Revolusi Transportasi.

Warta Demografi FEUI. Jakarta.

Everret, S. Lee. 1991. Teori Migrasi. PPK UGM. Yogyakarta.

---1997. Migrasi dan Remitan: Keuntungan dari Perpindahan. PPK UGM.

Yogyakarta.

Fuad Ihsan. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan. Rineka Cipta. Jakarta

http://cummank.blogspot.com/2010/04/mobilitas-penduduk-dan-remittances.html diakses tanggal 12/2/2011 pukul 08.30

http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/-4-naskahmaria.pdf diakses tanggal 12/2/2011 pukul 13.00

http://eprints.undip.ac.id/15369/1/Anwar_Subianto.pdf diakses tanggal 12/2/2011 pukul 13.25

http://organisasi.org/teori_hierarki_kebutuhan_maslow_abraham_maslow_ilmu_e konomi diakses tanggal 05/05/2011pukul 14.14

http://smkn1yogyakarta.org/news/2-pentingnya-pendidikan.html, diakses hari Sabtu pukul 21.00 tangga15 Oktober 2011


(52)

http://wikipedia.org/kriteria_barang_berharga, diakses Rabu, 30 November 2011 pukul 20.18 WIB

Loekman Sutrisno. 1997. Kemiskinan, Perempuan, dan Pemberdayaan. Kanisius.

Yogyakarta.

Mantra, Ida Bagoes. 1991. Mobilitas Penduduk Sirkuler dari Desa ke Kota di Indonesia. Seri Kertas Kerja No.30. PPK UGM. Yogyakarta.

---2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1987. Metode dan Proses

Penelitian.Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

Muhammad Ali. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung.

Nasution, Arif. 1996. Globalisasi dan Migrasi Antar Negara. Alumni. Bandung

Nur Hadi Wiyono. 1994. Mobilitas Penduduk dan Revolusi Transportasi, Warta

Demografi No. 3. Lembaga Demografi UI. Jakarta.

Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi (Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan). Alumni. Bandung.

Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Pudjiwati dan Sajogyo. 1985. Peranan Wanita dalam Perkembangan Masyarakat

Desa. CV. Rajawali. Jakarta.

Prijono Tjiptoherijanto. 1999. Migrasi Internasional: Proses, Sistem, dan Masalah Kebijakan. Globalisasi & Migrasi Antar Negara. Alumni Bandung.

Reni Korlina. 2006. Sumbangan Pendapatan Anggota Rumah Tangga yang Bekerja di Luar Negeri Terhadap Pendapatan dan Pemenuhan Kebutuhan Pokok Rumah Tangga di Kampung Sumberrejo Kecamatan Kota Gajah

Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2005. Skripsi. Bandar Lampung.

Universitas Lampung.

Sisdjiatmo Kusumosuwidho. 2000. Dasar-Dasar Demografi. Lembaga

Demografi FEUI. Jakarta.

Subarjo. 2003. Meteorologi dan Klimatologi. Buku Ajar. FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sudarmi. 2005. Geografi Regional Indonesia. Buku Ajar. FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.


(53)

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

---2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Alfabeta. Bandung.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta.

Supeno. 1984. IPS Geografi Kependudukan. Tiga Serangka. Jakarta

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1997. Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Todaro. Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi. Bumi aksara. Jakarta.

Trisnaningsih, dkk. 1994. Taraf Hidup Rumah Tangga Migran di Desa Banjaragung Ilir Kecamatan Pagelaran Kabupaten Lampung Selatan.

Jurnal Penelitian: Pengembangan Wilayah Kering, Nomor 14 September. Bandar Lampung: Penerbit Lembaga Penelitian Unila.

---. 2006. Demografi Teknik. Buku Ajar. FKIP universitas Lampung. Bandar Lampung

www.infotki.50megs.com/persyaratan.htm, diakses hari Senin 28 November 2011)


(54)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. JumlahMantan TKI ke Luar Negeri di DesaRantauFajar Kecamatan Raman Utara

Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011... 6

2. Populasi dan Sampel Penelitian di Desa Rantau Fajar Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur ... 30

3. Indikator Kepemilikan Barang Berharga ... 34

4. Komposisi Penggunaan Lahan di Desa Rantau Fajar Kecamatan Raman Utara Kapubaten Lampung Timur Tahun 2010... 39

5. PersebaranPendudukTiapDusun ... 44

6. KomposisiPendudukMenurutUmurdanJenisKelamin ... 47

7. KomposisiPendudukMenurut Tingkat Pendidikan ... 52

8. KomposisiPendudukMenurut Mata Pencaharian ... 54

9. JumlahRespondenBerdasarkanKomposisi Umur ... 55

10. JumlahRespondenBerdasarkanTingkat Pendidikan ... 57

11. JumlahRespondenBerdasarkanPekerjaan ... 58

12. Persebaran Negara Tujuan Mantan TKI ... 60

13. Komposisi Responden Menurut Pendapatan ... 64

14. Jumlah Rata-Rata Remitan yang Dikirim Mantan TKI ... 67

15. Alokasi Penggunaan Remitan untuk Kebutuhan Hidup Sehari-Hari ... 69

16. Pemenuhan Kebutuhan Konsumsi Mantan TKI ... 70

17. Frekuensi Pembelian Pakaian Mantan TKI ... 71

18. Alokasi Penggunaan Remitan untuk Biaya Pendidikan ... 72

19. Tingkat Pendidikan Anggota Rumah Tangga Mantan TKI ... 73

20. Komposisi Responden Menurut Kepemilikan Rumah ... 75

21. Komposisi Responden Menurut Kepemilikan Sawah ... 77

22. Komposisi Responden Menurut Kepemilikan Pekarangan ... 78


(55)

24. Komposisi Responden Menurut Kepemilikan Sepeda ... 81

25. Komposisi Responden Menurut Kepemilikan Ayam/Itik ... 82

26. Komposisi Responden Menurut Kepemilikan Kambing ... 83

27. Komposisi Responden Menurut Kepemilikan Sapi ... 84

28. Komposisi Responden Menurut Kepemilikan Televisi ... 86

29. Komposisi Responden Menurut Kepemilikan Radio ... 87

30. Komposisi Responden Menurut Kepemilikan Magic Com ... 88

31. Komposisi Responden Menurut Kepemilikan Setrika ... 89

32. Komposisi Responden Menurut Kepemilikan Tape Recorder/Vcd Player 89

33. Komposisi Responden Menurut Kepemilikan Handphone ... 90

34. Alokasi Penggunaan Remitan untuk Pembelian Barang Berharga ... 91


(56)

(57)

Judul Skripsi : DAMPAK REMITAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA MANTAN TKI DI DESA RANTAU FAJAR KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2011 Nama Mahasiswa : Siti Asiyah

No. Pokok Mahasiswa : 0713034047

Program Studi : Pendidikan Geografi Jurusan : Pendidikan IPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Menyetujui 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Edy Haryono, M.Si. NIP 19560108 198503 1 002 NIP 19571218 198603 1 002

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi

Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H. Drs. Rosana, M.Si.


(58)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. ...

Penguji Utama : Drs. Hi. Sudarmi, M.Si. ...

Sekretaris : Drs. Edy Haryono, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(59)

(60)

MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (Asy-Syarh:6)

“Ombak yang tenang tidak akan mengasah kemampuan pelayar, jika hidup sedang terasa susah, saat itulah kemampuan kita sedang diasah”

(Mario Teguh) Berusaha, berdo’a, tawakal


(61)

(62)

PERSEMBAHAN

Dengan syukur kehadirat Allah SWT, kepersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang ku sayangi:

Bapak dan Ibu tercinta, yang sangat kusayangi, yang selalu mendo’akan dan memberikan cinta dan kasih sayangnya untuk kesuksesan dan keberhasilanku.

Kakak – kakak dan adik tercinta, terima kasih untuk semuanya yang tidak pernah henti memberikan dukungan dan petuah-petuah yang luar biasa serta seluruh keluarga besarku,

yang telah memberi doa dan dukungan untuk keberhasilanku.

Keluarga besar BEM FKIP 2008/2009 dan 2009/2010, BEM U KBM Unila 2010/2011, dan Ikam Lamtim 2009/2011 yang telah mengajariku tentang arti sebuah kerjasama dan

kesederhanaan.

Almamater Tercinta yang kubanggakan Universitas Lampung


(63)

(64)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Negeri Katon, Kecamatan Margatiga, Kabupaten Lampung Timur, pada tanggal 5 September 1988, sebagai anak keenam dari tujuh bersaudara atas pasangan Bapak Sukarno dan Ibu Ro’isah.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 2 Hargomulyo Kecamatan Sekampung, Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2000. Pada tahun 2003, penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SLTP N 1 Sekampung Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2006.

Pada tahun 2007, penulis tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) terpadu di Gunung Bromo, Bali, dan Yogyakarta, kemudian melaksanakan Program Pengalaman Lapangan di SMP N 10 Bandar Lampung.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif sebagai anggota Gema FPPI pada tahun 2007/2008, tahun 2008/2009 - 2009/2010 penulis aktif di BEM FKIP Unila sebagai staf ahli Dinas Pendidikan, dan pada tahun 2010/2011 penulis aktif sebagai staf ahli Kementrian Keuangan BEM U KBM Unila. Selain aktif di organsasi kampus, penulis juga aktif di organisasi luar kampus. Penulis aktif di organisasi Ikatan Mahasiswa Lampung Timur (Ikam Lamtim) sebagai Sekretaris Departemen Pendidikan dan Kepemudaan pada tahun 2010/2011.


(65)

(66)

SANWACANA

Bismillahirohmanirrohim,

Alhamdulliahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dan membimbing, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si selaku pembimbing I, Bapak Drs. Edy Haryono, M.Si selaku pembimbing II, dan Bapak Drs. Hi. Sudarmi, M. Si selaku penguji.

Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Dr.Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H selaku Pembantu Dekan III dan Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(67)

5. Bapak Drs. Rosana, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan selaku dosen pembimbing akademik.

6. Ibu Dra. Trisnaningsih, M.Si yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk ikut andil dalam pengumpulan data deskriptif dan data penelitian ini merupakan bagian dari instrumen disertasi beliau.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuannya selama penulis menuntut ilmu di bangku kuliah.

8. Kepala Desa Rantau Fajar dan seluruh warga Desa Rantau Fajar khususnya keluarga mantan Tenaga Kerja Indonesia yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-temanku Pendidikan Geografi 2007 yang telah memberikan motivasi dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Teman-temanku di Asrama Annisa yang selalu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Bandar Lampung, 13 Februari 2012


(68)

(1)

(2)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Negeri Katon, Kecamatan Margatiga, Kabupaten Lampung Timur, pada tanggal 5 September 1988, sebagai anak keenam dari tujuh bersaudara atas pasangan Bapak Sukarno dan Ibu Ro’isah.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 2 Hargomulyo Kecamatan Sekampung, Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2000. Pada tahun 2003, penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SLTP N 1 Sekampung Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2006.

Pada tahun 2007, penulis tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) terpadu di Gunung Bromo, Bali, dan Yogyakarta, kemudian melaksanakan Program Pengalaman Lapangan di SMP N 10 Bandar Lampung.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif sebagai anggota Gema FPPI pada tahun 2007/2008, tahun 2008/2009 - 2009/2010 penulis aktif di BEM FKIP Unila sebagai staf ahli Dinas Pendidikan, dan pada tahun 2010/2011 penulis aktif sebagai staf ahli Kementrian Keuangan BEM U KBM Unila. Selain aktif di organsasi kampus, penulis juga aktif di organisasi luar kampus. Penulis aktif di organisasi Ikatan Mahasiswa Lampung Timur (Ikam Lamtim) sebagai Sekretaris Departemen Pendidikan dan Kepemudaan pada tahun 2010/2011.


(3)

(4)

SANWACANA

Bismillahirohmanirrohim,

Alhamdulliahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dan membimbing, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si selaku pembimbing I, Bapak Drs. Edy Haryono, M.Si selaku pembimbing II, dan Bapak Drs. Hi. Sudarmi, M. Si selaku penguji.

Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Dr.Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H selaku Pembantu Dekan III dan Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(5)

5. Bapak Drs. Rosana, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan selaku dosen pembimbing akademik.

6. Ibu Dra. Trisnaningsih, M.Si yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk ikut andil dalam pengumpulan data deskriptif dan data penelitian ini merupakan bagian dari instrumen disertasi beliau.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuannya selama penulis menuntut ilmu di bangku kuliah.

8. Kepala Desa Rantau Fajar dan seluruh warga Desa Rantau Fajar khususnya keluarga mantan Tenaga Kerja Indonesia yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-temanku Pendidikan Geografi 2007 yang telah memberikan motivasi dan masukan

dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Teman-temanku di Asrama Annisa yang selalu memberikan dukungan dalam penyelesaian

skripsi ini.

Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Bandar Lampung, 13 Februari 2012


(6)