Latar Belakang Tujuan SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hukum Islam mencerminkan seperangkat norma Ilahi yang mengatur tata hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia lainnya dalam kehidupan sosial hubungan manusia dengan benda dan alam lingkungan hidupnya. Norma Illahi yang mengatur tata hubungan tersebut adalah kaidah-kaidah dalam arti khusus atau kaidah ibadah murni, mengatur cara dan upacara hubungan langsung antara manusia dengan sesamanya dan makhluk lain di lingkungannya. Ciri khas hukum Islam, yakni berwatak universal, berlaku abadi untuk umat Islam dimanapun mereka berada, tidak terbatas pada umat Islam dimanapun mereka berada, tidak terbatas pada umat Islam di suatu tempat atau negara pada suatu masa, menghormati martabat manusia sebagai kesatuan jiwa dan raga, rohani dan jasmani, serta memuliakan manusia dan kemanusiaan secara keseluruhan, pelaksanaan dalam praktik digerakkan oleh iman dan akhlak umat Islam. Banyak teori tentang sumber hukum Islam, tetapi penulis akan menuliskan tentang sumber hukum Islam yang terdiri dari Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad. Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai sumber-sumber hukum Islam dan metode pembentukan hukum Islam.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah menambah pengetahuan kita khususnya para mahasiswa akan sumber hukum Islam dan metode penetapannya dari zaman Rasul sampai kepada zaman sekarang ini.

BAB II PEMBAHSAN

2.1 SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM

Agama Islam memiliki pedoman yang sangat penting dalam menghadapi hidup. Setiap muslim diwajibkan agar berpedoman dengan sumber- sumber tersebut. Sumber-sumber tersebut terdapat beberapa bagian 1 . Sumber yang paling penting, sempurna, tidak diragukan, berlaku sepanjang zaman dan diwajibkan pula setiap muslim atas pemahamannya yaitu Al-Quran. Sumber lainnya cukup penting dalam pengaplikasian dari Al-Quran ke kehidupan sehari- hari yaitu Hadits dan ijtihad yang diambil berdasarkan kedua sumber tersebut. a Al-Qur’an al-karim Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan bahasa Arab dengan perantaraan malaikat Jibril, sebagai hujjah argumentasi bagi-Nya dalam mendakwahkan kerasulan-Nya dan sebagai pedoman hidup bagi manusia yang dapat dipergunakan untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat serta sebagai media untuk bertaqarrub mendekatkan diri kepada Tuhan dengan membacanya. Wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw ini terwujud dalam bahasa arab dan secara autentik terhimpun dalam mushaf. 2 Dalil : alqur’an menjadi sumber Hukum Islam an-nisa : 59                                3 1 Jamil, Fathurrahman. Filsafat Hukum Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1997 2 Azyumardi Azra, Buku Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, cet. III.Direktorat Perguruan Agama Islam, Jakarta, 2002, hlm. 61. 3 Al-qur’an surat An-nisa’:59 “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul Nya, dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah Al Quran dan Rasul sunnahnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya.” Nama-Nama Al-Qur’an, adapun nama –nama al Qur’an yaitu : 1. Al kitab kitabullah,yang merupakan sinonim dari kata Al Qur’an artinya,kitab suci sebagai petunjuk bagi oranh yang bertakwa. 2. Az-zikr,artinya peringatan, 3. Al- furqan, artinya pembeda, 4. As-suhuf berarti lembaran-lembaran, Keistimewaan yang di miliki Al-Qur’an sebagai wahyu Allah ini ada banyak sekali, di antaranya yaitu: a. Lafadh dan maknanya berasal dari Tuhan. Lafadh yang berbahasa Arab itu dimasukkan ke dalam dada Nabi Muhammad, kemudian beliau membaca dan terus menyampaikannya kepada umat. Sebagai bukti bahwa Al-Qur’an itu datang dari sisi Allah ialah ketidaksanggupan kelemahan orang-orang membuat tandingannya walaupun mereka sastrawan sekalipun. b. Al-Qur’an sampai kepada kita secara mutawatir Cara penyampaian yang menimbulkan keyakinan tentang kebenarannya, karena disampaikan oleh sekian banyak orang yang mustahil mereka bersepakat bohong. c. Tidak ada yang bisa memalsukan Al-Qur’an karena ia terjaga keasliannya. Firman Allah dalam surat Al-Hijr ayat 9         “ Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. Fungsi Al-Qur’an : 1.Petunjuk bagi Manusia. Allah swt menurunkan Al-Qur’ansebagai petujuk umar manusia,seperti yang dijelaskan dalam surat QS AL-Baqarah :2           Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. 2. Sumber pokok ajaran islam. Fungsi AL-Qur’an sebagai sumber ajaran islam sudah diyakini dan diakui kebenarannya oleh segenap hukum islam.Adapun ajarannya meliputi persoalan kemanusiaan secara umum seperti hukum, ibadah, ekonomi, politik, social, budaya, pendidikan, ilmu pengetahuan dan seni. 3. Peringatan dan pelajaran bagi manusia. Bagi kita,umat uyang akan datang kemudian rentu harus pandai mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah-kisah yang diterangkan dalam Al-Qur’an. 4. sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw. Turunnya Al-Qur’an merupakan salah satu mukjizat yang dimilki oleh nabi Muhammad saw. Hukum-hukum yang terkandung di dalam Al-Qur’an ada 3 yaitu : 1. Hukum I’tiqadiyah Hukum I’tiqadiyah yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan kewajiban para mukallaf untuk mempercayai Allah, malaikat-malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Rasul-rasul Allah dan hari pembalasan. 2. Hukum akhlaq Hukum Akhlaq yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan kewajiban orang mukallaf untuk menghiasi dirinya dengan sifat-sifat keutamaan dan menjauhkan dirinya dari sifat-sifat yang tercela. 3. Hukum amaliah Hukum amaliah yaitu yang bersangkutan dengan perkataan, perbuatanperbuatan, perjanjian-perjanjian, dan mu’amalah kerja sama sesama manusia. b Al-Hadits Hadits bahasa Arab: ثيدحلا, adalah perkataan dan perbuatan dari Nabi Muhammad. Dalam terminologi Islam istilah hadits berarti melaporkan mencatat sebuah pernyataan dan tingkah laku dari Nabi Muhammad. Namun pada saat ini kata hadits mengalami perluasan makna, sehingga disinonimkan dengan sunnah, maka bisa berarti segala perkataan sabda, perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum. Hadits menurut ahli hadits adalah sesuatu yang didapatkan dari Nabi SAW yang terdiri dari ucapan, perbuatan, persetujuan. Hadits sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum di bawah Al-Quran. Kedudukan hadits sebagai sumber hukum islam kedua, telah diterima oleh semua ulama dan umat islam. Hal ini di kuatkan dengan ayat al-qur’an surat an-nisa’:80               80. Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling dari ketaatan itu, Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. Dengan demikian jelaslah bahwa hadits merupakan sumber hukum islam disamping al-qur’an. Orang-orang yang menolak hadits sebagai hukum islam, berrarti hakikatnya orang itu menolak al-qur’an. Mereka yang menolak hadits sebagai sumber hukum islam, lebih disebabkan keterbatasan pengetahuan mereka terhadap al-qur’an dan kepada hadits. Hadits dapat dibedakan kepada 3 macam:

a. Sunnah qauliyah perkataan, yaitu sabda yang beliau sampaikan dalam