yang  ditetapkan  pemerintah  pusat,  sedangkan  madrasah  menentukan  sendiri cara  mencapai  tujuan  itu.  Sebagian  daerah  boleh  jadi  akan  memberi
kewenangan  bagi  madrasah    untuk  memilih  sendiri  bahan  pelajaran  buku misalnya, sementara sebagian  yang lain mungkin akan  masih menetapkan
sendiri buku pelajaran yang akan dipakai dan yang akan  digunakan seragam di semua madrasah.
Dalam  rumusan  lain  konsep  MBM  dikemukakan  oleh  Furqon
38
adalah  sebagai  berikut:  Manajemen  Berbasis  Madrasah  atau  School Based  Management  merupakan  bentuk  alternatif  madrasah  dalam  program
desentralisasi  pendidikan  yang  ditandai  oleh  otonomi  luas  di  tingkat madrasah    dan  partisipasi  masyarakat  yang  tinggi.  Otonomi  luas  ini  diberikan
antar  madrasah    dapat  leluasa  dalam  mengelola  sumber  daya  resources  sesuai dengan prioritas kebutuhan masing-masing.
7. Fungsi-Fungsi Manajemen di Madrasah a.
Perencanaan Planning
Perencanaan  adalah  proses  penetapan  dan  pemanfaatan  sumber  daya secara  terpadu  yang  diharapkan  dapat  menunjang  kegiatan-kegiatan  dan
upaya-upaya    yang  akan  dilaksanakan  secara  efisien  dan  efektif   dalam mencapai  tujuan.  Sedangkan  Banghart  dan  Trull  mengemukakan  bahwa:
perencanaan  adalah  awal  semua  proses  yang  rasional  dan  mengandung sifat  optimisme  yang    didasarkan  atas  kepercayaan  bahwa  akan  dapat
mengatasi  berbagai  macam  permasalahan.  Dalam  konteks  pembelajaran perencanaan  dapat  diartikan  sebagai  proses  penyusunan  materi  pelajaran,
penggunaan  media  pengajaran,  penggunaan  pendekatan  atau  metode pengajaran,  dalam  suatu  alokasi  waktu  yang  akan  dilaksanakan  pada  masa
satu  semester  yang
,
akan  datang  untuk  mencapai  tujuan  yang  ditentukan.
39
Proses  perencanaan  dilaksanakan  secara  kolaboratif  atau  kerjasama, artinya  dengan  mengikutsertakan  personil    madrasah    dalam  semua  tahap
perencanaan.  Bentuk  kerjasama  dalam  perencanaan  adalah  dengan  melibatkan
38
Furqon, Pengembangan Madrasah  Efektif Makalah Bandung: UPHI,2002, h.2.
39
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Bandung: Alfabeta, 2003, h. 141.
personil    madrasah  Hoyle  berpendapat  bahwa  sangat  perlu  bagi  semua  pengajar dan  personil    lain  yang  berkepentingan  dengan  tujuan  madrasah    dilibatkan
dalam  perencanaan,  karena  masyarakat  madrasah    bertanggung  jawab  atas perencanaan yang ditetapkan.
40
Pengikutsertaan  ini  akan  menimbulkan  perasaan  ikut  memiliki sense  belonging  yang  dapat  memberikan  dorongan  kepada  guru  dan
personil  madrasah    yang  lain  untuk  berusaha  agar  rencana  tersebut berhasil.  Sudah  barang  tentu  lingkup  perencanaan  ini  meliputi
komponen  administrasi  pendidikan  dalam  kurikulum,  supervisi , kem uri dan,  keuangan,  sarana  dan  prasarana,  kepegawai an,  layanan
khusus hubungan masyarakat, fasilitas proses belajar mengajar, dan ketatausahaan
madrasah.  Untuk  membangun  kerjasama  yang  baik  dan  yang  tepat  diperlukan personil  yang berpengalaman dan berpengetahuan dalam b i d a n g  p e r e n c a n a a n
a g a r   d a p a t   m e n e n t u k a n   d e n ga n   t e p a t   a p a   ya n g  h a r u s   d i k e rj akan. Banghart   dan  T r u l l   m e n g e m u k a k a n   r e n c a n a   m a d r a s a h   m e r upakan
kegiatan menyeleksi kebutuhan dana, memilih dan melatih tenaga, serta  menilai unjuk kerja organisasi untuk memenuhi tujuan.
Proses merupakan langkah konkrit paling awal dalam memetakan berbagai potensi,  ke k u a t a n   d a n   p e l u a n g  ya n g  a d a   u n t u k   m e n c a p a i   t u j u a n .
Kegiatan perencanaan planning merupakan rangkaian dari proses pemilihan dan penetapan  tujuan,  strategi,  kebijakan,  program  kerja  serta  pembuatan
prosedur  kerja  yang  akan  dijalankan  dalam  rangka  mencapai  tujuan  yang diharapkan.
Sejumlah data, fakta dan informasi yang diperoleh tentang kenyataan yang ada saat ini sangat membantu dalam menetapkan kebijakan, program dan prosedur
kerja lernbaga yang dikaitkan dengan keinginan, harapan serta tujuan yang hendak dicapai pada masa yang akan datang.
Dengan  demikian  dapat  dipahami  bahwa  perencanaan  merupakan  faktor kunci  dalam  pelaksanaan  kegiatan  organisasi.  Perencanaan  yang  baik  menurut
40
Ibid
Bafadal  minimal harus:
41
a  Pembuatnya  adalah  orang,  yang  paham  organisasi,  b  paham  perencanaan, c membuat perincian  yang teliti, d dibuat  bersama, e memikirkan resiko
serta  solusinya,  f  logika,  dapat  dikerjakan  serta  manusiawi,  g memikirkan  proses  pelaksanaannya,  h  nyata  serta  berorientasi  pada
masa  yang  akan  datang    dan    harus  direkomendasikan  dari pihak  yang
berwenang. Selanjutnya menurut Sagala:
Perencanaan  harus  melibatkan  banyak  orang,  yang  harus menghasilkan  program-program  yang  berpusat  pada  murid,    menjadi  jalan
istimewa  yang  terus  berkembang,  luwes  dan  mampu  menyesuaikan  diri terhadap  kebutuhan,  dapat  dipertanggung  jawabkan  dan  menjadi  penjelas  dari
tahap-tahap,  yang  dikehendaki  dengan  melibatkan  sumber  daya  madrasah dalam  pembuatan  keputusan  untuk  mencapai  tujuan.  Proses  perencanaan  secara
kolaboratif  atau  kerjasama,  artinya  dengan  mengikut  sertakan  personil madrasah dalam semua tahap  perencanaan.
42
Malayu  mengatakan  bahwa  perencanaan  merupakan
.
suatu  proses penentuan  tujuan  dan  pedoman  pelaksanaan  dengan  memilih.  yang  terbaik  dan
afternatif-alternatif yang ada.
43
Berdasarkan  asumsi-asumsi  ini  pengelola  MAN  harus  men yusun perencanaan  t ent ang  aksi  yang  harus  di lakukan,  si apa  yang
melaksanakan,  kapan  dan  dimana  kegiatan  dilaksanakan  serta  bagaimana  teknik
dan  strategi  pelaksanaannya.  Oleh  sebab  itu  untuk  membangun  kerjasama  yang baik  dan  membuat  perencanaan  yang  tepat  maka  diperlukan  personil  yang
berpengalaman dan berpengetahuan dalam bidang perencanaan.
b. Pengorganisasian Organizing