Kompetensi Guru 001

(1)

KOMPETENSI GURU

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi dan Karakter Guru RA Dosen : Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I.

Oleh :

Sania Hidayati 116-13-013 Nur Faizah 116-13-014 Fatih Mas’udah 116-13-015

Kaesti 116-13-016

PENDIDIKAN GURU RAUDHATUL ATHFAL ( PGRA ) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik, dan ilham-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka untuk melaksanakan tugas dari dosen kami ibu Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I selaku pengampu materi Etika Profesi dan Karakter guru RA.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Salatiga, April 2016

Penyusun DAFTAR ISI


(3)

KATA PENGANTAR …...………..……. i

DAFTAR ISI ………... ii

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……… 1

C. Tujuan ………..….... 1

BAB II PEMBAHASAN………... 2

A. Kompetensi Guru……….………...…... 2

1. Pengertian Kompetensi……….… 2

2. Penanaman kemandirian anak………..………….…… 3

3. Macam-macam kompetensi guru………..……….. 4

BAB III PENUTUP ………..……….… 10

A. Kesimpulan ………...…..…… 10

B. Saran ………...…… 10


(4)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang

Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara. Hal ini dapat terlihat dari tujuan nasional bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang menempati posisi yang strateggis dalam pembukaan UUD 1945. Dalam situasi pendidikan, khususnya pendidikan formal di sekolah, guru merupakan komponen yang pentinng dalam meningkatkan mutu pendidikan. Ini disebabkan guru berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan.

Diperlukan sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya.

Di dalam pembahasan ini kita akan mengupas tentang “Kompetensi Guru” B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana isi tentang Komptensi Guru? C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui isi tentang kompetensi guru

BAB I PENDAHULUAN A. Kompetensi Guru

1. Pengertian Kompetensi

Ditinjau dari pandangan Filsafat Pendidikan Islam sebagaimana Al Ghozali seorang Ulama’ Filosof ternama dalam kutipannya Ngainun dkk (Ngainun dkk, 2007, 11) bahwa guru memiliki profesi yang teramat penting dan terhormat, Imam Al Ghozali mengungkapkan bahwa” Seorang yang berilmu kemudian bekerja dengan ilmunya, dialah yang bernama orang besar di kolong langit ini, dia itu ibarat matahari yang menyinari orang lain, dan menyinari dirinya sendiri.


(5)

Ibarat minyak kasturi yang wanginya dapat dinikmati orang lain, dan ia sendiri pun harum. Siapa yang bekerja di bidang pendidikan, sungguh ia telah memilih pekeejaan yang terhormat dan sangat penting, maka hendaknya ia memelihara adab dan sopan santun dalam tugasnya.”

Guru yang ideal adalah guru yang melaksanakan tugasnya secara professional yaitu guru yang memiliki kompetensi dalam melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi berasal dari kata competency, yang berarti kemampuan atau kecakapan. Menurut kamus bahasa Indonesia (Badudu, 1996), kompetensi dapat diartikan (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal.

Menurut Utsman, kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif. Menurut Ngainun dkk (2007, 14) kompetensi sendiri merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya. Menurut Siti Asdiqoh (2015, 19) kompetensi merupakan suatu tugas yang memadai atas kepemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang, selain itu sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Pengertian kompetensi digabungkan dengan sebuah profesi yaitu guru atau tenaga pengajar, maka kompetensi guru mengandung arti kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak atau kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya.

Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.

Mulyasa (2007, 10) menjelaskan sedikitnya terdapat dua kategori kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru:


(6)

a. Kompetensi professional yaitu kemahiran merancang, melaksanakan, dan menilai tugas sebagai guru yang meliputi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan,

b. Kompetensi personal yang meliputi etika, moral, pengabdian, kemampuan sosial dan spiritual.

2. Urgensi Kompetensi Guru

Kompetensi guru sangat penting dalam rangka penyusunan kurikulum. Ini dikarenakan kurikulum pendidikan haruslah disusun berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh guru. Tujuan, program pendidikan, system penyampaian, evaluasi, hendaknya direncanakan sedemikian rupa agar relevan dengan tuntutan kompetensi gru secara umum. Agar tujuan pendidikan tercapai, yang dimulai dengan lingkungan belajar yang kondusif dan efektif, maka guru harus melengkapi dan meningkatkan kompetensinya. Selaras dengan teori Taksonomi Bloom dalam pendidikan sebagaiman dikutip Ngainun dkk (2007, 22), di antara kriteria-kriteria kompetensi guru yang harus dimiliki meliputi:

a. Kompetensi kognitif, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan intelektual b. Kompetensi afektif, yaitu kompetensi atau kemampuan bidang sikap,

perasaan, menghargai pekerjaan dan sikap dalam menghargai hal-hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya

c. Kompetensi psikomotorik, yaitu kemampuan guru yang meliputi segala kecakapan dan berbagai keterampilan atau berperilaku yang berhubungan dengan tugasnya sebagai pengajar

3. Macam-macam kompetensi guru

Secara umum, guru harus memenuhi dua kategori yaitu memiliki capability dan loyality, yakni guru itu harus memiliki kemampuan dalam bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki kemampuan teoritik tentang mengajar yang baik dan mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi dan memiliki loyalitas keguruan, yakni terhadap tugas-tugas yang tidak semata di dalam kelas, tetapi sebelum dan sesudah kelas.


(7)

Dalam Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28, disebutkan guru yang berkualitas harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, professional, kepribadian, dan sosial. Namun dalam kurun waktu terakhir ada beberapa penambahan diantaranya kompetensi personal dan kompetensi spiritual. a. Kompetensi Personal

Dalam kompetensi personal telah mencakup kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial yang merupakan modal dasar bagi guru dalam menjalankan tugas dan keguruannya secara professional. Apabila ditarik ke ranah islam maka kompetensi personal-religius yaitu seseorangg guru yang memiliki kepribadian berdasarkan Islam (Ngainun, 2007, 15). Nilai-nilai islam tersebut dapat ditransinternalisasikan kepada peserta didik seperti kejujuran, adil, disiplin.

Menuurut A.S Lardizabal, kompetensi personal-sosial adalah sebagai berikut:

1) Guru menghayati serta mengamalkan nilai hidup (termasuk nilai moral dan keimanan)

2) Guru hendaknya mampu bertindak jujur dan bertanggungjawab 3) Guru mampu berperan sebagai pemimpin, baik di lingkup

sekolah maupn luar sekolah

4) Guru bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi dengan siapapun demi tujuan yang baik

5) Guru mampu berperan serta aktif dalam pelestarian dan pengembangan budaya masyarakatnya

6) Dalam persahabatan dengan siapapun, guru hendaknya tidak kehilangan prinsip serta nilai hidup yang diyakininya


(8)

9) Guru tampil secara pantas dan rapi

10) Guru mampu berbuat kreatif dengan penuh perhitungan

11) Guru hendaknya mampu bertindak tepat waktu dalam janji dan penyelesaian tugas-tugasnya

12) Guru hendaknya dapat menggunakan waktu luangnya secara bijaksana dan produktif

b. Kompetensi Profesional

Definisi dari Kompetensi professional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuannya secara filosofis (Asmani, 2009, 157). Senada dengan Endang Komara (2007) dalam Asmani (2009, 157), kompetensi profesional adalah kompetensi yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas guru. Dalam kaitannya dengan pendidikan Islam, kompetensi ini dikombinasikan dengan nilai-nilai religiusitas.

Dalam pengertiannya, kompetensi professional religious yakni kemampuan menjalankan tugasnya secara professional, yang didasarkan atas ajaran islam (Ngainun dkk, 2007, 15).

Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir c dikemukakan bahwa kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Terdapat sepuluh kemampuan dasar keguruan yang menjadi tolok ukur kinerjanya sebagai pendidik profesional sebagaimana yang disampaikan oleh Abdurrahman Al Nahlawi dalam Ngainun dkk (2007, 18), diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Tujuan hidup, tingkah laku dan pola pikir pendidik hendaknya bersifat Robbani yaitu bersandarkan kepada Allah, mentaati,


(9)

mengabdi kepada Allah dan mengikuti syari’atNya dengan mengenal sifat-sifatNya.

2) Menjalankan proses aktifitas pendidikan dengan penuh keikhlasan dengan maksud dan harapan mendapatkan keridhoan Allah dan menegakkan kebenaran.

3) Menjalankan aktivitas pendidikan dengan penuh kesabaran, karena tujuan pendidikan tidak akan tercapai dengan tergesa-gesa.

4) Guru dituntut menguasai bahan ajar, membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan secara terus menerus membiasakan diri untuk mempelajari dan mengkajinya.

5) Guru memiliki kemampuan mengolah program belajar mengajar. 6) Guru mampu mengelola kelas, usaha guru menciptakan situasi

sosial kelasnya yang kondusif untuk belajar sebaik mungkin. 7) Guru memiliki sikap tanggap dan responsive terhadap berbagai

kondisi perkembangan dunia, yang dapat mempengaruhi jiwa, keyakinan dan pola pikir peserta didik.

8) Memperlakukan peserta didik dengan adil dalam menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

9) Guru mengenal fungsi serta program pelayanan BK.

Guru yang menguasai dasar keilmuan dengan mantap akan dapat member jaminan bahwa siswanya belajar sesuatu yang bermakna dari guru yang bersangkutan.

c. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogic dalam standar pendidikan nasional sebagaimana dikutip Asmani (2009, 59) dalam penjelasan pasal 28 ayat 3 butir a adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi


(10)

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Permendiknas No. 17 tahun 2007, kompetensi pedagogis guru mata pelajaran terdiri dari 37 buah kompetensi yang dirangkum dalam 10 Kompetensi inti sebagai kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Pemahaman wawasan/landasan kependidikan serta teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran

2) Pemahaman terhadap peserta didik, menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultur, emosional dan intelektual

3) Pengembangan kurikulum/silabus yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu

4) Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santum dengan peserta didik

5) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran

6) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

7) Pemanfaatan teknologi informasi dan berkomunikasi dalam pelajaran

8) Menyelenggarakan proses Evaluasi Hasil Belajar (EHB)

9) Memfasilitasi pengembangan peserta didik untuk mengaktulisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran

d. Kompetensi Kepribadian

Kepribadian menurut Theodore M. Newcom sebagaimana dikutip Asmani (2009, 103) menjelaskan pengertian kepribadian sebagai organisasi sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki seorang sebagai latar belakang terhadap perilakunya. Kompetensu kepribadian adalah


(11)

kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan beribawa serta menjadi teladan peserta didik.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan beribawa, menjadi teladan bagi peserta didik.

e. Kompetensi Sosial

Guru sebagaimana dalam jargon orang jawa “digugu lan ditiru”, di sini guru sebagai sari tauladan, sikap serta segala tingkah lakunya menjadi cermin masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir d, dikemukakan Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik dan masyarakat sekitar.

Hak tersebut diuraikan dalam RPP tentang guru bahwa kompetensi sosial merupakan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki 4 indikator kompetensi sebagaimana Asmani (2009, 149-150) menjabarkan diantaranya:

1) Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat

2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional

3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik; dan


(12)

Menurut M. Ayi Fahmi Karim (2009) dalam Asmani (2009, 125), dalam proses pendidikan, guru tidak hanya menjalankan fungsi ahli ilmu pengetahuan (transfer to knowledge), akan tetapi juga berfungsi untuk menanamkan nilai (velue) serta membangun karakter (character building) peserta didik secara berkelanjutan. Dalam konsepsi pendidikan Islam, seorang guru harus mempunyai tingkat keimanan dan ketakwaan yang tinggi kepada Tuhan Yang Maha Esa, seorang guru akan memiliki konsep dan proses konkrit yang baik dalam melakukan pembelajaran.

Jika penerapan kompetensi spiritual senantiasa dipegang dan dijalankan oleh guru dengan baik, ketika anak didik melakukan kesalahan-kesalahan, anak didik tersebut akan mengakui kesalahan dan meminta maaf karena terdorong rasa berdosa jika dia tidak mengakui dan konsep ini menjadi benteng terakhir untuk memberikan pagar yang kuat dari pribadi masing-masing siswa didik.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Dalam Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28, disebutkan guru yang berkualitas harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi Gedagogic, professional, kepribadian, dan sosial.


(13)

Namun dalam kurun waktu terakhir ada beberapa penambahan diantaranya kompetensi personal dan kompetensi spiritual.

B. Saran

Guru dapat meningkatkan kompetensi-kompetensinya dari makalah ini DAFTAR PUSTAKA

Badudu, Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1996.

Depag, Petunjuk dan pelaksanaan penyusunan laporan Akuntabilitas Kinerja satuan organisasi/kerja lapangan di lingkungan Departemen Agama, Sekjen Biro organisasi dan tata laksana, Jakarta, 2007.

Ngainun Naim dan Achamd Patoni, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (MPDP-PAI), Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007. Siti Asdiqoh, M.Si, Etika Profesi Keguruan, LP2M, 2015


(1)

9) Guru tampil secara pantas dan rapi

10) Guru mampu berbuat kreatif dengan penuh perhitungan

11) Guru hendaknya mampu bertindak tepat waktu dalam janji dan penyelesaian tugas-tugasnya

12) Guru hendaknya dapat menggunakan waktu luangnya secara bijaksana dan produktif

b. Kompetensi Profesional

Definisi dari Kompetensi professional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuannya secara filosofis (Asmani, 2009, 157). Senada dengan Endang Komara (2007) dalam Asmani (2009, 157), kompetensi profesional adalah kompetensi yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas guru. Dalam kaitannya dengan pendidikan Islam, kompetensi ini dikombinasikan dengan nilai-nilai religiusitas.

Dalam pengertiannya, kompetensi professional religious yakni kemampuan menjalankan tugasnya secara professional, yang didasarkan atas ajaran islam (Ngainun dkk, 2007, 15).

Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir c dikemukakan bahwa kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Terdapat sepuluh kemampuan dasar keguruan yang menjadi tolok ukur kinerjanya sebagai pendidik profesional sebagaimana yang disampaikan oleh Abdurrahman Al Nahlawi dalam Ngainun dkk (2007, 18), diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Tujuan hidup, tingkah laku dan pola pikir pendidik hendaknya bersifat Robbani yaitu bersandarkan kepada Allah, mentaati,


(2)

mengabdi kepada Allah dan mengikuti syari’atNya dengan mengenal sifat-sifatNya.

2) Menjalankan proses aktifitas pendidikan dengan penuh keikhlasan dengan maksud dan harapan mendapatkan keridhoan Allah dan menegakkan kebenaran.

3) Menjalankan aktivitas pendidikan dengan penuh kesabaran, karena tujuan pendidikan tidak akan tercapai dengan tergesa-gesa.

4) Guru dituntut menguasai bahan ajar, membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan secara terus menerus membiasakan diri untuk mempelajari dan mengkajinya.

5) Guru memiliki kemampuan mengolah program belajar mengajar. 6) Guru mampu mengelola kelas, usaha guru menciptakan situasi

sosial kelasnya yang kondusif untuk belajar sebaik mungkin. 7) Guru memiliki sikap tanggap dan responsive terhadap berbagai

kondisi perkembangan dunia, yang dapat mempengaruhi jiwa, keyakinan dan pola pikir peserta didik.

8) Memperlakukan peserta didik dengan adil dalam menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

9) Guru mengenal fungsi serta program pelayanan BK.

Guru yang menguasai dasar keilmuan dengan mantap akan dapat member jaminan bahwa siswanya belajar sesuatu yang bermakna dari guru yang bersangkutan.

c. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogic dalam standar pendidikan nasional sebagaimana dikutip Asmani (2009, 59) dalam penjelasan pasal 28 ayat 3 butir a adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik


(3)

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Permendiknas No. 17 tahun 2007, kompetensi pedagogis guru mata pelajaran terdiri dari 37 buah kompetensi yang dirangkum dalam 10 Kompetensi inti sebagai kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Pemahaman wawasan/landasan kependidikan serta teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran

2) Pemahaman terhadap peserta didik, menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultur, emosional dan intelektual

3) Pengembangan kurikulum/silabus yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu

4) Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santum dengan peserta didik

5) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran

6) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

7) Pemanfaatan teknologi informasi dan berkomunikasi dalam pelajaran

8) Menyelenggarakan proses Evaluasi Hasil Belajar (EHB)

9) Memfasilitasi pengembangan peserta didik untuk mengaktulisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran

d. Kompetensi Kepribadian

Kepribadian menurut Theodore M. Newcom sebagaimana dikutip Asmani (2009, 103) menjelaskan pengertian kepribadian sebagai organisasi sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki seorang sebagai latar belakang terhadap perilakunya. Kompetensu kepribadian adalah


(4)

kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan beribawa serta menjadi teladan peserta didik.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan beribawa, menjadi teladan bagi peserta didik.

e. Kompetensi Sosial

Guru sebagaimana dalam jargon orang jawa “digugu lan ditiru”, di sini guru sebagai sari tauladan, sikap serta segala tingkah lakunya menjadi cermin masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir d, dikemukakan Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik dan masyarakat sekitar.

Hak tersebut diuraikan dalam RPP tentang guru bahwa kompetensi sosial merupakan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki 4 indikator kompetensi sebagaimana Asmani (2009, 149-150) menjabarkan diantaranya:

1) Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat

2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional

3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik; dan

4) Bergaul secara santun dengan masyarakat f. Kompetensi Spitual


(5)

Menurut M. Ayi Fahmi Karim (2009) dalam Asmani (2009, 125), dalam proses pendidikan, guru tidak hanya menjalankan fungsi ahli ilmu pengetahuan (transfer to knowledge), akan tetapi juga berfungsi untuk menanamkan nilai (velue) serta membangun karakter (character building) peserta didik secara berkelanjutan. Dalam konsepsi pendidikan Islam, seorang guru harus mempunyai tingkat keimanan dan ketakwaan yang tinggi kepada Tuhan Yang Maha Esa, seorang guru akan memiliki konsep dan proses konkrit yang baik dalam melakukan pembelajaran.

Jika penerapan kompetensi spiritual senantiasa dipegang dan dijalankan oleh guru dengan baik, ketika anak didik melakukan kesalahan-kesalahan, anak didik tersebut akan mengakui kesalahan dan meminta maaf karena terdorong rasa berdosa jika dia tidak mengakui dan konsep ini menjadi benteng terakhir untuk memberikan pagar yang kuat dari pribadi masing-masing siswa didik.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Dalam Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28, disebutkan guru yang berkualitas harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi Gedagogic, professional, kepribadian, dan sosial.


(6)

Namun dalam kurun waktu terakhir ada beberapa penambahan diantaranya kompetensi personal dan kompetensi spiritual.

B. Saran

Guru dapat meningkatkan kompetensi-kompetensinya dari makalah ini DAFTAR PUSTAKA

Badudu, Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1996.

Depag, Petunjuk dan pelaksanaan penyusunan laporan Akuntabilitas Kinerja satuan organisasi/kerja lapangan di lingkungan Departemen Agama, Sekjen Biro organisasi dan tata laksana, Jakarta, 2007.

Ngainun Naim dan Achamd Patoni, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (MPDP-PAI), Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007. Siti Asdiqoh, M.Si, Etika Profesi Keguruan, LP2M, 2015