PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI POKOK MENGGOLONGKAN HEWAN BERDASARKAN JENIS MAKANANNYA (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas IV Semester Ganjil SD Negeri 3 Gunung Sugih Pa

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON
EXAMPLES TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA SUB MATERI POKOK MENGGOLONGKAN HEWAN
BERDASARKAN JENIS MAKANANNYA
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas IV Semester Ganjil SD Negeri 3
Gunung Sugih Pasar Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh
Devia Ratna Sari

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2014


ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON
EXAMPLES TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA SUB MATERI POKOK MENGGOLONGKAN HEWAN
BERDASARKAN JENIS MAKANANNYA
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas IV Semester Ganjil SD Negeri 3
Gunung Sugih Pasar Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh
Devia Ratna Sari

Hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi yang mengajar di kelas IV
SD Negeri 3 Gunung Sugih Pasar, diketahui bahwa hasil belajar siswa masih
rendah karena menggunakan metode ceramah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh model examples non examples terhadap aktivitas dan hasil
belajar siswa.
Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan desain pretes-postes
kelompok non-equivalen. Sampel penelitian siswa kelas IVa dan IVb, dipilih

dari populasi secara sampling jenuh. Data penelitian ini berupa data kuantitatif
dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar siswa yaitu rata-rata
nilai pretes, postes dan N-gain yang dianalisis secara statistik menggunakan uji t
dan uji U. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa dan tanggapan

siswa terhadap penerapan model pembelajaran examples non examples yang
dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tabel 8 aktivitas belajar siswa dalam
semua aspek mengalami peningkatan. Pada aspek mendengarkan bernilai sebesar
93.48 %, aspek bertanya sebesar 97,83 %, aspek menjawab pertanyan sebesar
86,96 % dan aspek membuat rangkuman sebesar 82.61 %. Hasil belajar juga
mengalami peningkatan pada tabel 9, dengan rata-rata nilai pretes sebesar 41,73,
nilai postes sebesar 76,95 dan N-gain sebesar 0,60. Selain itu, pada data angket
tanggapan yang menunjukkan bahwa semua siswa (100%) tanggapan positif yaitu
senang terhadap penggunaan model examples non examples. Dengan demikian,
pembelajaran menggunakan model pembelajaran examples non examples dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Kata kunci : aktivitas belajar, angket tanggapan, examples non examples, hasil
belajar


DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Latar Belakang Masalah .......................................................................
Rumusan Masalah ................................................................................
Tujuan Penelitian .................................................................................
Manfaat Penelitian ...............................................................................
Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................

Kerangka Pikir ......................................................................................
Hipotesis Penelitian...............................................................................

1
3
3
4
5
6
8

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Examples Non Examples ....................................
B. Aktivitas Belajar ...................................................................................
C. Hasil Belajar ..........................................................................................

9
15
18


III. METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Waktu dan Tempat Penelitian ..............................................................
Populasi dan Sampel ............................................................................
Desain Penelitian ..................................................................................
Prosedur penelitian ................................................................................
Jenis dan Teknik Pengambilan Data ....................................................
Teknik Analisis Data ............................................................................

21
21
21
22
27

29

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................
B. Pembahasan ..........................................................................................

37
41

V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..............................................................................................
B. Saran ....................................................................................................

47
47

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

49


LAMPIRAN
1. Silabus ..................................................................................................
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................
3. Lembar Kerja Siswa ............................................................................
4. Kunci LKS Eksperimen ......................................................................
5. Rubrik LKS Eksperimen .....................................................................
6. Soal Pretes dan Postes .........................................................................
7. Rubrik Soal Pretes dan Postes .............................................................
8. Kisi-Kisi Soal Pretes dan Postes .........................................................
9. Kunci Jawaban Soal Pretes dan Postes ...............................................
10. Data-Data Hail Penelitian ...................................................................
11. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ........................................
12. Foto-Foto Penelitian .......................................................................... .
13. Angket Tanggapan Siswa ....................................................................

52
56
77
84
90

93
94
96
99
100
108
117
122

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Examples Non Examples

Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga
lima orang dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama
untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam
kelompok (Komalasari, 2010:62). Pembelajaran kooperatif ini lebih
menekankan pada pembelajaran kelompok yang bertujuan untuk

meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Belajar
kooperatif adalah suatu model pembelajaran siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaborasi yang anggotanya terdiri dari
empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang heterogen (Slavin,
2001:17).
Menyikapi perubahan kondisi kehidupan sekarang ini, khususnya di bidang
pendidikan, para ahli pendidikan terdorong untuk mengembangkan berbagai
model pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas (Trianto,
2007:1).

10

Model pembelajaran kooperatif memiliki unsur-unsur yang dapat mencapai
hasil belajar siswa secara maksimal. Unsur-unsur model pembelajaran
kooperatif harus diterapkan yaitu:
1. Positive interdependence (saling ketergantungan positif). Unsur ini

menunjukan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua
pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang
ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok
secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.
2. Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan).
Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap
keberhasilan kelompok.
3. Face to face promotive interaction (interaksi promotif). Unsur ini penting
karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif.
4. Interpersonal sekill (komunikasi antar anggota). Untuk
mengkoordinasikan kegiatan peserta didik harus saling mengenal dan
mempercayai, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius,
saling menerima dan saling mendukung, mampu menyelesaikan konflik
secara konstruktif.
5. Group processing (pemrosesan kelompok). Melalui pemerosesan
kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok
dan kegiatan dari anggota kelompok (Agus, 2010:58).

11


Selain mempunyai nilai positif model belajar kooperatif juga mempunyai
beberapa kelemahan yang harus dihindari, diantaranya adanya anggota
kelompok yang tidak aktif, tetapi kelemahan tersebut dapat dihindari dengan
cara sebagai berikut:
1. Setiap anggota kelompok bertanggungjawab terhadap bagian-bagian
tertentu dari permasalahan kelompok.
2. Setiap anggota kelompok harus mempelajari materi secara keseluruhan,
karena hasil kelompok ditentukan oleh sekor perkembangan masingmasing individu dalam kelompok (Agus, 2010:54).
Langkah-langkah model pembelajaran examples non examples yaitu:
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar tentang permasalahan yang sesuai
dengan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di Lembar Kerja Siswa (LKS).
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisis permasalahan yang ada di gambar.
4. Melalui diskusi kelompok, siswa mendiskusikan permasalahan yang ada
pada gambar. Hasil diskusi dari analisis permasalahan dalam gambar
dicatat pada kertas.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusinya.
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi dari siswa guru mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7. Menarik kesimpulan (Komalasari, 2010:61-62).

Examples non examples adalah model belajar yang menggunakan contohcontoh. Contoh-contoh dapat dari kasus atau gambar yang relevan dengan

12

kompetensi dasar (Kiranawati, 2007:34). Selanjutnya Examples non examples
adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang penyampaian
materinya berupa contoh-contoh. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa istilah examples non examples yang di maksud dalam
penelitian ini adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang model
belajarnya menggunakan contoh-contoh dapat berupa gambar, bagan, skema
yang relevan dengan kompetensi dasar (Kusumah, 2008:45).

Model pembelajaran examples non examples adalah tipe pembelajaran yang
mengaktifkan siswa dengan cara guru menempelkan contoh gambar-gambar
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan gambar lain yang relevan
dengan tujuan pembelajaran, kemudian siswa disuruh untuk menganalisisnya
dan mendiskusikan hasil analisisnya sehingga siswa dapat membuat konsep
yang esensial. Model Pembelajaran examples non examples atau juga biasa
disebut example and non example merupakan model pembelajaran yang
menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media
gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar
tersebut menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat mengenai apa yang ada di
dalam gambar (Rochyandi 2004:11).

Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara, paling banyak konsep
yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari
melalui definisi konsep itu sendiri. Examples non examples adalah taktik
yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini
bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2

13

hal yang terdiri dari example dan non example dari suatu definisi konsep yang
ada dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan
konsep yang ada. Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi
contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non example
memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi
yang sedang dibahas. Examples non examples dianggap perlu dilakukan
karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara
primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya.
Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan non example
diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang
lebih dalam mengenai materi yang ada (Rochyandi, 2004:11).

Beberapa hal yang harus menjadi perhatian guru dalam menyajikan contoh
dari suatu konsep yaitu :
1. Urutkan contoh dari yang mudah ke yang sulit.
2. Pilih contoh-contoh yang berbeda satu sama lain.
3. Bandingkan dan bedakan contoh-contoh dan bukan contoh (Slavin, 2002).

Menyiapkan pengalaman dengan contoh dan bukan contoh akan membantu
siswa untuk membangun makna yang banyak dan lebih mendalam dari
sebuah konsep penting. Kerangka konsep terkait strategi tindakan, yang
menggunakan model inkuiri untuk memperkenalkan konsep yang baru
dengan model examples non examples antara lain:
1. Menggeneralisasikan pasangan antara contoh dan bukan contoh yang
menjelaskan beberapa dari sebagian besar karakter dari konsep baru.

14

Menyajikan itu dalam satu waktu dan meminta siswa untuk memikirkan
perbedaan apa yang terdapat pada dua daftar tersebut. Selama siswa
memikirkan tentang tiap examples dan non examples tersebut, tanyakanlah
pada mereka apa yang membuat kedua daftar itu berbeda.
2. Menyiapkan examples dan non examples tambahan, mengenai konsep
yang lebih spesifik untuk mendorong siswa mengecek hipotesis yang telah
dibuatnya sehingga mampu memahami konsep yang baru.
3. Meminta siswa untuk bekerja berpasangan untuk menggeneralisasikan
konsep examples dan non examples mereka. Setelah itu meminta tiap
pasangan untuk menginformasikan di kelas untuk mendiskusikannya.
4. Sebagai bagian penutup, adalah meminta siswa untuk mendeskripsikan
konsep yang telah diperoleh dengan menggunakan karakter yang telah
didapat dari examples dan non examples (Suyatno, 2009).

Keuntungan, kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran examples
non examples adalah sebagai berikut:
1. Keuntungan model pembelajaran examples non examples
a) Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk
memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih
komplek.
b) Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang
mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui
pengalaman dari examples dan non examples.
c) Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi
karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non

15

examples yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang
merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada
bagian examples.

2. Kelebihan model pembelajaran examples non examples
a) Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
b) Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
c) Siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

3. Kekurangan model pembelajaran examples non examples antara lain:
a) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
b) Memakan waktu yang banyak (Depdiknas, 2007:219).

B. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam
proses pembelajaran. Semakin tinggi aktivitas yang dilakukan oleh siswa
dalam belajar, maka semakin baik proses pembelajaran yang terjadi
(Wardani, 2007:9). Belajar yang berhasil sebaiknya melalui berbagai macam
aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik
giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia
tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Aktivitas
psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau
banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Seluruh peranan dan kemauan
dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan
hasil pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran secara

16

aktif. Siswa mendengarkan, mengamati menyelidiki, mengingat,
menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan yang lainnya (Rohani,
2004:6-7).

Macam-macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan
aktivitas jiwa sebagai berikut:
1. Visual activities yaitu membaca, memperhatikan gambar, demontrasi,
percobaan pekerjaan orang lain dan sebagainya.
2. Oral activities yaitu menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi dan
sebagainya.
3. Listening aktivities yaitu mendengarkan uraian, percakapan, diskusi,
musik, pidato dan sebagainya.
4. Writing activities yaitu menulis cerita, karangan, laporan, tes angket,
menyalin dan sebagainya.
5. Drawing activities yaitu menggambar, membuat grafik, peta, diagram,
pola dan sebagainya.
6. Motor activities yaitu melakukan percobaan, membuat kontruksi, model,
mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang dan sebagainya.
7. Mental activities yaitu menganggap, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan sebagainya.
8. Emotional activities yaitu menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani,
tenang, gugup dan sebagainya.

17

Aktivitas-aktivitas tersebut tidaklah terpisah satu sama lain, dalam setiap
aktivitas motoris terkandung aktivitas mental disertai oleh perasaan tertentu
dan pada setiap pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan
(Rohani, 2004:9).

Beberapa indikator yang relevan dalam pembelajaran yang meliputi:
1. Interaksi anak dalam mengikuti pembelajaran.
2. Kecakapan komunikasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar.
3. Partisipasi siswa dalam proses belajar.
4. Motivasi dan kegairahan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
5. Interaksi antar siswa selama proses belajar mengajar.
6. Interaksi siswa dengan guru selama proses belajar mengajar.

Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa, pedoman yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Bila rata-rata nilai > 75,6 maka dikategorikan aktif.
2. Bila rata-rata nilai 59,4 < 75,6 maka dikategorikan cukup aktif.
3. Bila rata-rata < 59,4 maka dikategorikan kurang aktif (Andra, 2007:38).

Seseorang dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu
yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberikan tanggapan terhadap suatu
peristiwa yang terjadi dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam
proses belajarnya. Dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan
pembelajaran, maka siswa mampu mengalami, memahami, mengingat dan
mengaplikasikan materi yang telah diajarkan (Andra, 2007:39). Adanya
peningkatan aktivitas belajar maka akan meningkatkan hasil belajar siswa.

18

Oleh sebab itu dalam pembelajaran perlu adanya aktivitas sebagai proses
perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik dan menunjang prestasi hasil
belajar (Hamalik, 2004:12).

Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan
kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas
merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar
mengajar. Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas,
itu tidak akan mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses
belajar-mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang mengikuti keaktifan
siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat,
mendengar, berfikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan yang
dapat menunjang prestasi belajar (Sardiman, 2003:95). Penerimaan pelajaran
jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak berlalu begitu saja, tetapi
difikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda atau
siswa akan bertanya, mengajukan pendapat dan menimbulkan diskusi dengan
guru. Berdasarkan pendapat di atas maka aktivitas belajar merupakan semua
aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam melakukan kegiatan proses belajar,
baik interaksi dengan guru maupun siswa sekelasnya sehingga memperoleh
ilmu dari aktivitas tersebut (Slameto, 2003:36).

C. Hasil Belajar

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian hasil belajar
adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan dan keterampilan

19

yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukan dengan
nilai tes atau angka yang di berikan oleh guru (Mulyasa, 2008:194). Hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses
belajar (Dimyati dan Mujiono, 2002:3).

Hasil pembelajaran adalah berupa kecakapan manusia yang meliputi:
1. Informasi verbal.
2. Kecakapan intelektual terdiri dari diskrimasi, konsep konkrit, konsep
abstrak dan aturan-aturan yang lebih tinggi.
3. Strategi kognitif.
4. Sikap.
5. Kecakapan motorik (Dimyati dan Mujiono, 2012:8).

Hasil belajar merupakan akhir dari kegiatan proses pembelajaran yang
dilakukan pada kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar siswa berkaitan
dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dengan demikian, hasil belajar
sebagai nilai akhir dari kegiatan belajar yang dapat dilihat melalui hasil tes
maupun penilaian guru terhadap anak didiknya. Hasil belajar yang bisa
diperoleh siswa setelah pembelajaran yaitu dapat berupa informasi verbal,
keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap dan siasat kognitif. Kelima
hasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa.

20

Kapabilitas siswa tersebut berupa:
1. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
2. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk
berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep
dan lambang. Keterampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak,
konsep konkret, definisi dan prinsip.
3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep
dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut (Dimyati dan Mujiono, 2012:10).

Pembelajaran dikatakan berhasil dilihat dari beberapa tipe hasil belajar, sikap
dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat di isi dengan bahan yang
ditetapkan dalam kurikulum sekolah. Tujuan pembelajaran dapat dicapai
melalui tiga bidang yaitu bidang kognitif, bidang afektif dan bidang
psikomotor (Sudjana, 2005:46). Untuk memecahkan masalah dalam belajar,
siswa harus mengetahui konsep dasar permasalahan yang dihadapinya.
Konsep merupakan suatu abstraksi yang menggambarkan ciri, karakter yang
sama dari sekelompok objek. Pada penguasaan konsep, dikenal suatu teori
dari Benjamin Bloom yang disebut “Taxonomy of Educational Objectives”
atau lebih populer dengan istilah Taksonomi Bloom (Rustaman, 2003:61).

47

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Penerapan model pembelajaran examples non examples dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Gunung Sugih Pasar pada sub materi pokok
menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.
2. Penerapan model pembelajaran examples non examples berpengaruh dalam
meningkatkan hasil belajar oleh siswa kelas IV SD Negeri 3 Gunung Sugih Pasar
pada sub materi pokok menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.

B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut.
1. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran examples non examples dapat
digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar oleh siswa pada sub materi pokok
menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.
2. Dalam menentukan waktu pengerjaan soal evaluasi pembelajaran hendaknya
mempertimbangkan kemampuan siswa dalam menjawab soal sehingga alokasi waktu
pada kegiatan pembelajaran tidak menyimpang dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang sudah dirancang.

48
3. Kelebihan penerapan model pembelajaran examples non examples yaitu siswa lebih
kritis dalam menganalisa gambar, siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa
contoh gambar dan siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
4. Kekurangan penerapan model pembelajaran examples non examples yaitu tidak
semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar dan membutuhkan waktu yang
lama.

49

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, M.R. 2012. Timss Dan Pisa. Pada http://doelfproduct.blogspot.com/
2013/01/hasil-timss-terbaru.html (26 april 2013:20.00 WIB).
Agus, S. 2012. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka
Pelajar. Jogjakarta.
Anderson, K. J. 2000. A Taxonomy For Learning, Teaching, and Assesing, (A
Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition).
Longman. New York.
Andra, D. 2007. Penerapan Mastery Learning Melalui discovery Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Pencapaian Kompetensi Belajar Siswa Materi
Gerak (PTK Pada Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2006/2007. Skripsi. Unila. Bandar Lampung.
Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Arikunto, S. 2003. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.
Depdiknas. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Dirjen Manajemen
Dikdasmen. Jakarta.
Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rhineka Cipta. Jakarta.
Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Scores. Indiana University. USA. Pada
http://physics. Indiana.edu/~sdi/AnalizingChange_Gain.pdf (11 Februari
2013, 15:35 WIB).
Hamalik, O. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendidikan Guru Berdasarkan
Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara. Jakarta.
Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi).
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Hidayati, A.N. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning
Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar
Lampung.

50

Kiranawati. 2007. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation). Pada
http://ayuerik28.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-xnone.html (17 februari 2013:10.00 WIB).
Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Konstektual: Konsep dan Aplikasi. Refika
Aditama. Bandung.
Kusumah, W. 2008. Model-Model Pembelajaran. Pada http://gurupkn.
Worspress.com/category/pembelajaran/model-model/page/3/ (15 februari
2013: 09.10 WIB).
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Percobaan dengan SPSS 18. Gramedia. Jakarta.
Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui
Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada
Kelas VII MTs Guppi Natar. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Ratna, U.A. 2010. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe examples non
examples dengan menggunakan alat peraga untuk meningkatkan hasil
belajar siswa di kelas VIII D SMP N 6 SELUMA. Skripsi. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rieneka Cipta. Jakarta.
Rochyandi, Y. 2004. Example Non Exalmple. Pada http://pakifank.blogspot.com
/2012/04/example-non-example.html (18 februari 2013:18.10 WIB).
Rustaman, N. 2003. Peranan Pertanyaan Produktif Dalam Pengembangan KPS
Dan LKS. Depdiknas. Bandung.
Sardiman, A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhinya. Rineka Cipta.
Jakarta.
Slavin, R.E. 2001. Cooperatif Learning : Teori, Riset dan Praktek. Nusa Media.
Bandung.
Slavin, R. E. 2002. Educational Psychology Theory Into Practices. 4th ed. Ally
and Bacon Publishers. Boston.
Sudjana. 2002. Metode Penelitian. Tarsito. Bandung.

51

Sudjana. 2005. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Sinar Baru Algesindo.
Bandung.
Sukmadinata, N.S. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Masmedia Buana Pustaka.
Sidoarjo.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovativ Berorientasi. Prestasi
Pustaka. Jakarta.
Trisila, Y. 2011. Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Examples Non Examples terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada
materi pokok Pencemaran Lingkungan kelas X di SMA N1 Ambarawa.
Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Wardani, A. 2007. Meningkatkan Aktivitas, Kreativitas, dan Hasil belajar Melalui
pembelajaran berbasis Produk (PTK di SMP YBL Natar). Skripsi. Unila.
Bandar Lampung.
Wardhani, S.R. 2011. Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP:
Belajar dari PISA dan TIMSS. Pada http://p4tkmatematika.org (27 april
2013:19.00 WIB).

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Seputih Raman Tahun Ajaran 2011/

0 6 70

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE NHT DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA MANUSIA (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 BaradatuTa

0 3 53

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN

1 7 60

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Semester Genap Tahun Pel

1 16 51

ANALISIS KOMPARATIF MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING DAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR

1 27 107

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI POKOK MENGGOLONGKAN HEWAN BERDASARKAN JENIS MAKANANNYA (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas IV Semester Ganjil SD Negeri 3 Gunung Sugih Pa

0 21 27

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN OLEH SISWA PADA MATERI PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung S

2 16 51

PENGARUH PENGGUNAAN METODE OBSERVASI TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI BUNGA (Studi Eksperimen pada Kelas IV Semester Ganjil SD N 1 Sawah Lama Bandar Lampung T.P 2014/2015)

1 5 43

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGGOLONGKAN HEWAN BERDASARKAN JENIS MAKANANNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD SISWA KELAS IV SDN MOJOKERTO

0 0 8

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENI BUDAYA SISWA SEKOLAH DASAR

0 0 8