PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON EXAMPLESTERHADAP AKTIVITAS DAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN

(Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh Yudi Trisila

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLESTERHADAP AKTIVITAS DAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh YUDI TRISILA

Hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi yang mengajar di kelas X SMA Negeri 1 Ambarawa, diketahui bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini dikarenakan guru masih sering menggunakan metode ceramah akibatnya kurang merangsang aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examples.

Penelitian ini merupakan kuasi eksperimental dengan desain pretes postes kelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X1 dan X2 yang dipilih dari populasi secaracluster random sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar siswa yaitu rata-rata nilai pretes, postes, danN-gain yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa dan tanggapan


(3)

Yudi Trisila

iii

siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examplesyang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen mengalami peningkatan. Pada aspek bertanya bernilai sebesar 84.48 %, aspek menjawab pertanyaan sebesar 94,83 %, dan aspek mengemukakan ide/pendapat sebesar 90,80 %. Hasil belajar juga mengalami peningkatan, dengan rata-rata nilai pretes sebesar 43,2, nilai postes sebesar 72,3 danN-gainsebesar 0,50. Selain itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examples. Data angket menunjukkan bahwa semua siswa (100%) merasa senang dan tertarik dengan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examples. Sebanyak (93,10%) siswa berpendapat bahwa model pembelajaran tipeexamples non examplesmenjadikan siswa lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok. Semua siswa (100%) berpendapat bahwa model pembelajaran tipeexamples non examplesmembuat siswa menjadi lebih mudah untuk memahami materi tersebut sehingga siswa lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal setelah belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examples. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examplesdapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Kata kunci : Model pembelajaran,examples non examples, aktivitas belajar dan hasil belajar siswa, pencemaran lingkungan.


(4)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON EXAMPLESTERHADAP AKTIVITAS DAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN

(Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh YUDI TRISILA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2013


(5)

Judul Skripsi :PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLESTERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Yudi Trisila Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024056 Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Tri Jalmo, M.Si. Pramudiyanti, S.Si., M.Si.

NIP19610910 198603 1 005 NIP19730310 199802 2001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tri Jalmo, M.Si ……….………

Sekretaris : Pramudiyanti, S.Si., M.Si. ……….

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Arwin Achmad, M.Si. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tamansari, Tanggamus pada 12 September 1990, yang merupakan anak ketiga dari lima bersaudara

pasangan Bapak Djumari Ms dan Ibu Nurhayati. Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 1 Ambarawa

(1996 2002), SMP Negeri 1 Ambarawa (2002-2005), SMA Negeri 1 Ambarawa (2005-2008). Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di MA Raden Intan Air Hitam dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kabupaten Lampung Barat (Tahun 2011), dan penelitian pendidikan di SMA Negeri 1 Ambarawa untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd. (Tahun 2012).


(8)

Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, ku persembahkan karya kecilku ini

untuk :

Ibuku tercinta yang telah membesarkanku, mendidik, dan mendo akanku. Jasa

ibu takkan mungkin dapat ananda balas walau sampai akhir hayat.

Mudah-mudahan kelak dapat membahagiakan dan dapat membuat mama bangga telah

melahirkanku. Dan untuk bapakku tercinta, terima kasih telah membimbing,

menyayangiku, serta memberikanku semangat dalam setiap langkahku.

Mba, adikku tercinta , terima kasih atas keceriaan yang kalian berikan untuk

mengukir senyum dalam hidupku, juga dukungan dan do anya....

Para pendidik dan dosen yang terhormat...

Para sahabat seperjuangan yang saling memberi motivasi


(9)

ix

✁✂ ✂

O

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri .(Surat Ar-Ra`d : 11)

Terkadang kita harus bekarja lebih keras bukan karena kita bodoh, tapi Allah tahu jika kita memperolehnya dengan mudah, kita hanya akan menjadi manusia yang lemah


(10)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yudi Trisila

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024056 Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Februari 2013 Yang menyatakan

Yudi Trisila NPM 0813024056


(11)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul“PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEEXAMPLES NON EXAMPLES

TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Kuasi

Eksperimental pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Ambarawa Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

sekaligus Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;


(12)

xii

6. Drs. Dedi Rajenral, selaku Kepala SMA Negeri 1 Ambarawa dan Slamet tennofan, S.Pd., selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

7. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas X1 dan X2 SMA Negeri 1 Ambarawa atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung; 8. Teristimewa untuk orangtuaku tercinta atas kasih sayang, nasihat, serta

lantunan doa’ yang tercurah serta dukungan material yang telah diberikan;

serta kakak dan adikku atas kasih sayang dan dukungan yang kalian berikan; 9. Team skripsi (Wahyu Sri Sukarsih, Tia Rani, Yulia) terimakasih atas

kebersamaannya selama ini dikala suka maupun duka.

10. Rekan-rekan Mandibula (Mahasiswa Pendidikan Biologi 2008), kakak dan adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang kalian berikan;

11. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Januari 2013 Penulis


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

F. Kerangka Pikir ... 9

G. Hipotesis... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif TipeExamples Non Examples ... 12

B. Hasil Belajar ... 16

C. Aktivitas Belajar... 19

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel ... 22

C. Desain Penelitian ... 22

D. Prosedur penelitian... 23

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Teknik Analisis Data ... 30

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39


(14)

xiv

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 53

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 55

LAMPIRAN 1. Silabus... 60

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 59

3. Lembar Kerja Kelompok ... 71

4. Soal Pretes dan Postes ... 115

5. Data Hasil Penelitian ... 126

6. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 134

7. Foto-Foto Penelitian ... 141


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Lembar observasi aktivitas belajar siswa ... 31

2. Kriteria persentase aktivitas siswa ... 31

3. Pernyataan angket tanggapan siswa ... 32

4. Skor tiap angket tanggapan siswa ... 32

5. Tabulasi angket tanggapan siswa ... 32

6. Kriteria persentase angket tanggapan siswa... 34

7. Lembar penilaian hasil belajar... 37

8. Kriteria hasil belajar... 38

9. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 39

10. Hasil uji persamaan dan hasil uji normalitas, homogenitas, persamaan dan perbedaan dua rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gainhasil belajar oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol... 40

11. Hasil analisis rata-rataN-gainsetiap indikator hasil belajar pada kelas eksperimen dan kontrol... 41

12. Nilai pretes, postes danN-gainkelas eksperimen... 126

13. Nilai pretes, postes danN-gainkelas kontrol... 127

14. Analisis butir soal pretes dan postes kelas eksperimen... 128

15. Analisis butir soal pretes dan postes kelas kontrol ... 129

16. Analisis perindikator hasil belajar pada soal pretes dan postes kelas eksperimen ... 130


(16)

xvi

17. Analisis perindikator hasil belajar pada soal pretes dan postes kelas

kontrol ... 131

18. Analisis data aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 132

19. Analisis data angket tanggapan siswa ... 133

20. Hasil uji normalitas pretes kelas eksperimen dan kontrol ... 134

21. Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata pretes... 134

22. Hasil uji perbedaan dua rata-rata pretes ... 135

23. Hasil uji normalitas postes kelas eksperimen dan kontrol ... 136

24. Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata postes .... 136

25. Hasil uji perbedaan dua rata-rata postes... 137

26. Hasil uji normalitasN-gainkelas eksperimen dan kontrol ... 138

27. Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rataN-gain .. 139


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 10

2. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen... 23

3. Tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examples. ... 42

4. Aktivitas belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kontrol. ... 47

5. Contoh jawaban siswa untuk indikator kognitif C4 (LKS pada topik kerusakan lingkungan kelas eksperimen).... 50

6. Contoh jawaban siswa untuk indikator kognitif C4 (LKS pada topik kerusakan lingkungan kelas eksperimen).... 51

7. Siswa mengerjakan soal pretes... 141

8. Siswa memperhatikan/menganalisis permasalahan pada gambar... 141

9. Guru membantu membimbing siswa diskusi ... 142

10. Siswa menyajikan/mempresentasikan hasil diskusi... 142

11. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran ... 143

12. Siswa mengerjakan soal postes ... 143

13. Siswa mengerjakan soal pretes... 144

14. Mengorganisasikan siswa untuk belajar... 144

15. Membimbing siswa diskusi... 145

16. Menyajikan/mempresentasikan hasil diskusi... 145


(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2004:79). Pendidikan bertujuan untuk mendidik siswa menuju perubahan diri ke arah yang lebih baik, memberikan pengetahuan yang luas dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dan berkompetisi dalam dunia yang kompetitif. Selain itu, pendidikan dapat meningkatkan martabat manusia secara menyeluruh yang memungkinkan perkembangan potensi diri secara optimal. Dengan tujuan tersebut dapat dicapai dengan kegiatan pembelajaran yang baik di sekolah. Usaha peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus menerus dilaksanakan.

Usaha tersebut dilaksanakan antara lain melalui penyempurnaan kurikulum yang telah ada. Pada awal tahun pelajaran 2006/2007 telah diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan

pengembangan dan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).


(19)

2

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sendiri menuntut kreativitas guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Salah satunya adalah dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, untuk membantu siswa memahami konsep-konsep yang dipelajari secara utuh dan benar (Mulyasa, 2008 : 222).

Berdasarkan standar isi, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar (BNSP, 2006 : 1-2).

Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan


(20)

3

menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari (BNSP, 2006 : 1-2).

Dalam hubungannya dengan kompetensi dasar biologi kelas X (sepuluh) semester ganjil yaitu menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan, maka materi tersebut lebih menuntut melibatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Materi pokok Pencemaran Lingkungan memuat tentang

keterkaitan antara kegiatan manusia dengan perusakan lingkungan, keterkaitan antara kegiatan manusia dengan pencemaran lingkungan serta keterkaitan kegiatan manusia dengan pelestarian lingkungan. Materi ini membutuhkan pengalaman langsung sehingga siswa dapat mengamati prosesnya secara langsung sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.

Pembelajaran yang dilakukan di SMA N 1 Ambarawa dirasa belum bermakna karena berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di sekolah tersebut terdapat beberapa siswa yang mengantuk, menopang dagu, bersandar di meja, berbicara dengan temannya, dan mereka bersikap pasif, tidak berani

mengemukakan pendapat maupun mengajukan pertanyaan mengenai segala sesuatu yang belum dimengerti, siswa yang pemalu dan penakut cenderung untuk lebih banyak diam dan berperan sebagai pendengar. Melalui hasil observasi tersebut, dapat diartikan bahwa aktivitas belajar siswa rendah. Sementara menurut Sardiman (2003 : 95) aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat saja tetapi pendidikan sekarang lebih


(21)

4

menitikberatkan pada aktivitas dalam pembelajaran, misalnya menyatakan pendapat, bertanya, menggambar, memecahkan masalah, dapat mengambil keputusan dan lain-lain.

Rendahnya aktivitas siswa di SMA N 1 Ambarawa diduga menyebabkan hasil belajar juga rendah. Hasil belajar siswa pada materi pokok Pencemaran

Lingkungan tahun pelajaran 2010/2011 masih rendah, rata-rata 64,45. Nilai tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di sekolah yaitu 70. Hal tersebut diduga karena metode yang digunakan guru masih belum optimal dalam meningkatkan hasil belajar pada materi pokok pencemaran lingkungan dan aktivitas siswa masih kurang aktif. Selama ini guru seringkali menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran materi pokok pencemaran lingkungan sehingga aktivitas belajar siswa yang tampak hanya mengajukan pertanyaan kepada guru dan menjawab pertanyaan dari guru. Itupun hanya dilakukan oleh beberapa siswa saja yang aktif. Sedangkan aktivitas seperti mengajukan pendapat, diskusi tidak nampak dalam kegiatan pembelajaran tersebut.

Kegiatan atau aktivitas dalam proses pembelajaran sangat penting dilakukan untuk menunjang perolehan pengetahuan dan informasi siswa. Kegiatan pembelajaran akan berhasil melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Siswa yang memiliki aktivitas psikis maupun fisik seluruh peranan dan kemauannya dikerahkan dan diarahkan supaya tetap aktif untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal sekaligus proses pembelajaran


(22)

5

secara aktif, sehingga siswa tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, menyelidiki, mengingat Rohani (2004 : 6).

Pada proses pembelajaran perlu adanya kegiatan pembelajaran yang menarik dan dapat meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan hasil belajar khususnya pada materi pokok Pencemaran Lingkungan. Salah satu alternatif pada proses pembelajaran yang diharapkan dapat efektif digunakan yaitu dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipeExamples Non

Examples.Pada pembelajaran dengan model ini, siswa belajar dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks; siswa akan terlibat dalam satu proses

discovery(penemuan) sehingga mendorong untuk membangun suatu konsep; siswa diberi konsepexamplesataunon examplessehingga akan timbul konflik kognitif (pola pikir) yang kemudian akan memacu siswa untuk mengeksplorasi karakteristik konsep untuk mempertimbangkan contoh dan bukan contoh (Depdikbud, 1999:219). Sehingga dengan kegiatan tersebut, siswa dapat lebih memahami materi Pencemaran Lingkungan.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipeExamples Non Examples

terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa (Ratna, 2010:1) menyatakan bahwa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipeExamples Non Examples, siswa cenderung lebih aktif selama proses pembelajaran. Selain itu, hasil belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe


(23)

6

Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipeExamples Non Examplesterhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok Pencemaran Lingkungan kelas X di SMA N1 Ambarawa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examplesterhadap peningkatan aktivitas belajar siswa?

2. Adakah pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipeexamples non examplesterhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok Pencemaran Lingkungan?

3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examples?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examplesterhadap peningkatan aktivitas


(24)

7

2. Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examplesterhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok Pencemaran Lingkungan.

3. Aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examples

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti

Diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi peneliti berupa pengalaman mengajar sebagai calon guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examples

2. Bagi siswa

Diharapkan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, memberikan suasana belajar siswa yang menyenangkan di SMA Negeri 1 Ambarawa dan tidak membosankan serta membiasakan siswa bekerjasama dalam kelompok sehingga meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok Pencemaran Lingkungan.

3. Bagi guru/calon guru

Dengan model pembelajaran kooperatif examples non examples

diharapakan dapat menjadikan salah satu alternative bagi guru dalam memilih model pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil belajar pokok Pencemaran Lingkungan.


(25)

8

4. Bagi sekolah

Diharapkan menjadi landasan pemikiran untuk meningkatkan sistem pembelajaran di sekolah dengan penerapan strategi yang dapat membuat sistem pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif yang dapat meningkatkan kelulusan yang bermutu dan berdayaguna.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini lebih terarah dan untuk menghindari kesalah pahaman dan kesimpangsiuran terhadap masalah yang akan dikemukakan, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini yaitu :

1. Model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examplesmerupakan salah satu model pembelajaran dengan langkah-langkah pembelajaran: guru mempersiapkan gambar-gambar tentang permasalahan yang sesuai dengan pembelajaran, guru menempelkan gambar di Lembar Kerja Kelompok (LKS), guru memberi petunjuk dan memberikan kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisis permasalahan yang ada pada gambar, siswa mendiskusikan permasalahan yang ada pada gambar dengan teman kelompoknya dan mencatat hasil diskusi, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, mulai dari komentar /hasil diskusi dari siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. 2. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah ranah kognitif yang

diperoleh dari hasil pretes dan postes dan aktivitas diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar siswa


(26)

9

3. Materi pokok yang diteliti yaitu KD. 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan /pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan

4. Sampel penelitian adalah siswa kelas X1sebagai kelas eksperimen dan

kelas X2sebagai kelas kontrol di SMA Negeri 1 Ambarawa

F. Kerangka Pikir

Hasil belajar di SMA Negeri 1 Ambarawa masih rendah. Hal ini diduga karena aktivitas belajar siswa yang rendah. Siswa cenderung pasif dalam diskusi kelompok, hanya terdapat beberapa siswa saja yang aktif mengikuti diskusi kelompok. Hal ini dapat diyakini bisa diatasi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examples.Model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examplesmerupakan model pembelajaran yang berpusat pada aktivitas belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada proses pembelajaran dapat menciptakan suatu proses pembelajaran siswa dapat belajar dengan mengingat informasi dari suatu sumber, dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran serta dapat mengaitkan pelajaran yang sudah dipelajari dengan pengetahuan yang sudah dimiliki.

Pada pembelajaran dengan modelexamples non examples, siswa akan

menganalisis gambar yang merupakanexamples(gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh tentang suatu materi yang sedang dibahas) dannon examples

(gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas. Di sini siswa dituntut untuk bisa menguasai materi agar dapat memberikan komentar atau tanggapan kepada hasil kerja kelompok lain


(27)

10

dengan benar. Sehingga aktivitas belajar siswa yang muncul selama proses pembelajaran bisa lebih banyak antara lain diskusi, menganalisis gambar, mendengarkan, bertukar informasi dalam kelompok, mengajukan pendapat, memaparkan hasil diskusi,

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examplesdapat menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif sehingga konsep-konsep yang ada pada materi dapat dikuasai dengan baik. Dengan penerapan model ini, suasana belajar di kelas dapat menyenangkan dan tidak membuat bosan para siswa sehingga dapat mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses pendidikan itu harus berorientasi kepada siswa (Student centered learning) sehingga dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa maka akan berdampak juga pada peningkatan hasil belajar siswa. Terdapat dua variabel dalam

penelitian ini yaitu variabel bebas dan terikat dimana variabel bebasnya adalah Penerapan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examples

sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar dan aktivitas belajar siswa

Keterangan:

X = Variabel bebas (penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

examples non examples, Y1 = Variabel terikat (hasil belajar).

Y2 = Variabel terikat (aktivitas belajar siswa)

Gambar 1.Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

X

Y1


(28)

11

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model

pembelajaran kooperatif tipeexamples non examplesterhadap hasil belajar pada materi pokok Pencemaran Lingkungan kelas X di SMA Negeri 1 Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012.

H1: Ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model pembelajaran

kooperatif tipeexamples non examplesterhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Pencemaran Lingkungan kelas X di SMA Negeri 1 Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012.


(29)

12

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif TipeExamples Non Examples

Menyikapi perubahan kondisi kehidupan sekarang ini, khususnya di bidang pendidikan, para ahli pendidikan terdorong untuk mengembangkan berbagai model pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan

pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arends dalam Trianto. 2007:1).

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Eggen and Kauchak dalam Trianto, 2011:58). Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda latar belakangnya. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai tujuan bersama, maka


(30)

13

siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.

Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai macam tipe, salah satunya adalah tipeexamples non examples. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui

pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Examples non examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat

dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dariexamplesdannon examplesdari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkannon examplesmemberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas (Hamzah, 2009:113)

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examples

yaitu :

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar tentang permasalahan yang sesuai dengan pembelajaran

2. Guru menempelkan gambar di Lembar Kerja Kelompok (LKK) 3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk


(31)

14

4. Melalui diskusi kelompok, siswa mendiskusikan permasalahan yang ada pada gambar. Hasil diskusi dari analisis permasalahan dalam gambar dicatat pada kertas.

5. Tiap kelompok diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusinya. 6. Mulai dari komentar/hasil diskusi dari siswa guru mulai menjelaskan

materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.

7. Menarik kesimpulan (Komalasari, 2010:61-62)

Setiap model pembelajaran memiliki beberapa kelebihan. Menurut Buehl (Depdikbud, 1999:219) kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe

examples non examplesantara lain:

1. Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.

2. Siswa terlibat dalam satu prosesdiscovery(penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dariexamples non examples.

3. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep yang mempertimbangkan bagiannon exampleyang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagianexample.

Kusumah (2008:3) juga mengungkapkan tentang kelebihan model

pembelajaran kooperatif tipe examples non examples.Model ini memiliki beberapa kelebihan yaitu siswa dianggap lebih kritis dalam menganalisa


(32)

15

gambar, siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar dan siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Namun

demikian, model ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan model ini adalah tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar serta memakan waktu yang lama.

Tennyson dan Pork (Slavin, 2002:59) menyatakan pada model pembelajaran kooperatif tipe examples non examplesterdapat beberapa hal yang harus diperhatikan jika guru akan menyajikan contoh-contoh dari suatu konsep yaitu:

a. Mengurutkan contoh dari yang mudah ke yang sulit. b. Memilih contoh-contoh yang berbeda satu sama lain.

c. Membandingkan dan membedakan contoh-contoh dan bukan contoh.

Menyiapkan pengalaman dengan contoh dan non-contoh akan membantu siswa untuk membangun makna yang kaya dan lebih mendalam dari sebuah konsep penting. Joyce dan Weil (dalam Nurhayati 2009:9) telah memberikan

kerangka konsep terkait strategi tindakan yang menggunakan modelexamples non examples.

Kerangka konsep tersebut antara lain:

a. Menggeneralisasikan pasangan antara contoh dan non contoh yang

menjelaskan beberapa dari sebagian besar karakter atau atribut dari konsep baru. Menyajikannya dalam satu waktu dan meminta siswa untuk

memikirkan perbedaan apa yang terdapat pada dua gambar tersebut. Selama siswa memikirkan tentang tiapexampledannon examples tersebut,


(33)

16

tanyakanlah pada mereka apa yang membuat kedua gambar tersebut berbeda.

b. Menyiapkanexamples non examplestambahan, mengenai konsep yang lebih spesifik untuk mendorong siswa mengecek hipotesis yang telah dibuatnya sehingga mampu memahami konsep yang baru.

c. Meminta siswa untuk bekerja berkelompok untuk menggeneralisasikan konsepexamples non examplesmereka. Setelah itu meminta tiap pasangan untuk menginformasikan di kelas untuk mendiskusikan secara klaikal sehingga tiap siswa dapat memberikan umpan balik.

d. Sebagai bagian penutup, adalah meminta siswa untuk mendeskripsikan konsep yang telah diperoleh dengan menggunakan karakter yang telah didapat dariexamples non examples.

B. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar (Dimyati dan Mujiono, 2002: 3).

Berakhirnya suatu proses pembelajaran, maka siswa memperoleh hasil belajar. Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Dengan kata lain, hasil belajar merupakan bukti adanya proses pembelajaran antara guru dan siswa. Hasil belajar yang bisa diperoleh siswa setelah


(34)

17

keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. Kelima hasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa. Kapabilitas siswa tersebut berupa:

1. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilihan informasi verbal memungkinkan individu berperanan dalam kehidupan.

2. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak, konsep konkret dan definisi, dan prinsip.

3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut Gagne (dalam Dimyati dan Mujiono, 2002: 10)

Anderson, dkk (2000: 67-68), Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau tingkatan. Tingkatan tersebut terdiri dari 6 jenis perilaku yaitu: 1) Remembermencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah

dipelajaridan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.

2) Understandmencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari.


(35)

18

3) Applymencakup kemampuan menerapkam metode dan kaidah untuk meghadapi masalah yang nyata dan baru.

4) Analyzemencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurai masalah menjadi bagian yang lebih kecil.

5) Evaluatemencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

6)Createmencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Untuk menilai dan mengukur keberhasilan siswa dipergunakan tes hasil belajar. Terdapat beberapa tes yang dilakukan guru, diantaranya: uji blok, ulangan harian, tes lisan saat pembelajaran berlangsung, tes mid semester dan tes akhir semester. Hasil dari tes tersebut berupa nilai-nilai yang pada

akhirnya digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi. Tes ini dibuat oleh guru berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Hasil belajar setiap siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Bahan mentah hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar jawaban soal ulangan atau ujian dan yang berwujud karya atau benda. Semua hasil belajar tersebut merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa.

Bagi guru, hasil belajar siswa di kelasnya berguna untuk melakukan perbaikan tindak mengajar atau evaluasi. Bagi siswa, hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki cara-cara belajar lebih lanjut.


(36)

19

C. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar maka semakin baik proses pembelajaran yang terjadi. Dengan demikian belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis (Holt, dalam Wardani, 2007:9).

Aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka

pembelajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal

sekaligus mengikuti proses pengajaran secara aktif. Siswa mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan lainnya dan sebagainya (Rohani, 2004:6-7). Menurut Diedrich (dalam Rohani, 2004:9) terdapat macam-macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa sebagai berikut:

1. Visual activities, membaca,memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.

2. Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya.

3. Listening activities, mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi,musik, pidato dan sebagainya.


(37)

20

4. Writing activities, menulis : cerita, karangan, laporan, tes angket, menyalin dan sebagainya.

5. Drawing activities, menggambar, membuat grafik,peta, diagram, pola dan sebagainya.

6. Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang dan sebagainya. 7. Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan masalah,

menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya. 8. Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani tenang,

gugup dan sebagainya.

Aktivitas-aktivitas tersebut tidaklah terpisah satu sama lain. Dalam setiap aktivitas motoris terkandung aktivitas mental disertai oleh perasaan tertentu dan pada setiap pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan.

Menurut Memes (dalam Andra, 2007:38), terdapat beberapa indikator aktivitas yang relevan dalam pembelajaran, yang meliputi:

1. Interaksi siswa dalam mengikuti pembelajaran

2. Kecakapan komunikasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. 3. Partisipasi siswa dalam proses belajar

4. Motivasi dan kegairahan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar 5. Interaksi antar siswa selama proses belajar mengajar.


(38)

21

Memes (dalam Andra 2007:39) menyatakan bahwa :

Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa, pedoman yang digunakan sebagai berikut: Bila rata-rata nilai 75,6 maka dikategorikan aktif. Bila 59,4≤ rata-rata nilai < 75,6 maka dikategorikan cukup aktif. Bila rata-rata-rata-rata nilai < 59,4 maka dikategorikan kurang aktif.

Seseorang dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan terhadap suatu peristiwa yang terjadi dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya. Dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran, maka siswa mampu mengalami, memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi yang telah diajarkan. Adanya peningkatan aktivitas belajar maka akan meningkatkan hasil belajar (Hamalik, 2004:12).


(39)

22

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ambarawa pada 2-9 Mei 2012.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap di SMA Negeri 1 Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknikcluster random sampling.

Sampel tersebut adalah siswa-siswi kelas X1yang berjumlah 29 orang sebagai

kelas eksperimen dan siswa-siswi kelas X2 yang berjumlah 26 orang sebagai

kelas kontrol.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen. Kelas eksperimen diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examplessedangkan kelas kontrol menggunakan metode diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelas subyek dibandingkan.


(40)

23

Struktur desainnya adalah sebagai berikut :

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian.

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap prapenelitian sebagai berikut : a. Membuat surat izin untuk penelitian pendahuluan ke SMA Negeri 1

Ambarawa, tempat diadakannya penelitian.

b. Mengadakan observasi ke SMA Negeri 1 Ambarawa, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. c. Menetapkan sampel penelitian

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri atas Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Media Gambar, Lembar Kerja Siswa (LKS), soal pretes dan postes

e. Membuat lembar observasi aktivitas belajar siswa

Keterangan :

I= Kelompok eksperimen ; II = Kelompok kontrol, O1= Pretes

O2 = Postes ; X = Perlakuan modelexamples non examples

(dimodifikasi dari Riyanto, 2001: 43)

Gambar 2 . Desain pretes-postes tak ekuivalen

Kelompok Pretes Perlakuan Postes I O1 X O2


(41)

24

f. Membuat angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examples

g. Melakukan uji validitas pada tiap butir soal yang akan digunakan dalam pretes dan postes. Uji validitas digunakan untuk mengukur tingkat kevalidan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Instrumen yang valid adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2008:173)

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examplesuntuk kelas eksperimen dan menggunakan metode diskusi untuk kelas kontrol. Penelitian ini telah dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

Kelas Eksperimen (Pembelajaran modelexamples non examples)

a. Kegiatan awal

1) Siswa mengerjakan soal pretes pada pertemuan 1 2) Siswa diberiapersepsi:

(Pertemuan I) : Siswa ditunjukkan gambar seseorang yang sedang membuang sampah di sungai dan membersihkan sampah yang ada di sungai.

Kemudian diberi pertanyaan apakah dampak yang ditimbulkan dari aktivitas pada gambar tersebut?


(42)

25

(Pertemuan II) : Siswa ditunjukkan gambar orang yang sedang melakukan reboisasi dan orang yang sedang

menebang hutan secara liar. Kemudian memberikan pertanyaan apakah perbedaan kedua gambar tersebut. Apakah manfaat dari gambar pertama (orang sedang melakukan reboisasi)?

3) Siswa diberimotivasi:

(Pertemuan I) : Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan

membuang sampah pada sungai adalah mencemari lingkungan.

(Pertemuan II) : perbedaan kedua gambar tersebut adalah kegiatan pertama melakukan reboisasi sedangkan kegiatan kedua merusak hutan. Manfaat dari kegiatan pertama salah satunya dapat mencegah terjadinya banjir. Mengapa kita perlu mempelajari tentang hal tersebut?

b. Kegiatan inti

1) Siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing 5 orang (pembagian kelompok dilakukan pada hari sebelumnya). 2) Siswa mendapat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dibagikan

oleh guru.

Pertemuan I : Keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan, pencemaran lingkungan.


(43)

26

Pertemuan II : Keterkaitan antara kegiatan manusia dalam upaya pelestarian lingkungan.

3) Siswa melakukan diskusi kelompok untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang ada di dalam LKS.

4) Siswa dipersilahkan untuk mempresentasikan hasil diskusi dari permasalahan yang ada di dalam LKS.

5) Guru membahas masalah-masalah yang ada di dalam LKS yang belum dapat ditemukan oleh siswa.

c. Penutup

1) Siswa bersama guru mengulas materi yang telah dipelajari. 2) Siswa dibimbing guru untuk menarik kesimpulan.

2) Siswa mengerjakan postes

3) Guru memberi informasi tentang materi yang akan dibahas pertemuaan selanjutnya

Kelas Kontrol (Pembelajaran dengan metode diskusi) a. Kegiatan awal

1) Siswa mengerjakan soal pretes pada pertemuan 1 2) Siswa diberiapersepsi

(Pertemuan I) : Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menyajikan gambar seseorang yang sedang membuang sampah. Kemudian

memberikan pertanyaan apakah dampak yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut?


(44)

27

(Pertemuan II) : Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menyajikan orang yang sedang melakukan penghijauan pada hutan gundul. Kemudian memberikan pertanyaan apakah manfaat dari kegiatan pada gambar?

3) Guru memberikan motivasi:

(Pertemuan I) : Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut adalah dapat menimbulkan bau tak sedap, banjir dan terganggunya keseimbangan ekosistem di sungai. (Pertemuan II) : Manfaat dari kegiatan tersebut salah

satunya adalah mencegah terjadinya banjir

b. Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan materi pokok pencemaran lingkungan. Pertemuan pertama membahas mengenai keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/pencemaran lingkungan. Pertemuan kedua membahas keterkaitan antara kegiatan manusia dalam upaya pelestarian lingkungan. 2) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya

mengenai materi yang belum dipahami.

3) Guru mengadakan penguatan dengan menjelaskan materi yang belum dipahami oleh siswa.


(45)

28

c. Penutup

1. Guru bersama siswa mengulas materi yang telah dipelajari. 2. Guru bersama siswa menarik kesimpulan setiap pertemuan. 3. Guru mengadakan postes untuk pertemuan terakhir.

4. Guru memberikan informasi tentang materi yang akan dibahas pertemuan selanjutnya.

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data

a) Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas siswa yang relevan pada model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examplesdan angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe

examples non examples.

b) Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa data hasil belajar yang di peroleh dari nilai pretes dan postes pada materi pokok pencemaran lingkungan. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes. Nilai selisih tersebut disebut sebagai skorN-gain, lalu dianalisis secara statistik.


(46)

29

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah: a. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: merumuskan ide/gagasan berdasarkan masalah yang ada pada gambar, kemampuan bertanya, bertukar informasi dan

mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

b. Pretes dan Postes

Data hasil belajar berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama. Soal tes berbentuk uraian

Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :

Keterangan : S = nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008 : 112).


(47)

30

c. Angket Tanggapan Siswa

Angket ini berisi pendapat siswa tentang model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examplesyang telah dilaksanakan. Angket ini berupa 6 pernyataan, terdiri dari 3 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Setiap siswa memilih jawaban yang menurut mereka sesuai dengan pendapat mereka pada lembar angket yang telah diberikan. Angket tanggapan siswa ini memiliki 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju.

F. Teknik Analisis Data

a) Data Kualitatif

1. Pengolahan Data Aktivitas siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa.

Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

1) Menghitung persentase aktivitas menggunakan rumus:

100

x n

x

X

i %

Ket: X = Rata-rata skor aktivitas siswa

Xi = Jumlah skor aktivitas yang diperoleh n = Jumlah skor aktivitas maksimum (8)


(48)

31

Tabel 1. Lembar observasi aktivitas siswa

No Nama Aspek yang diamati

A B C

0 1 2 0 1 2 0 1 2 1

2 3 dst.

Kriteria

Berilah tandachecklist(√) pada setiap item yang sesuai (dimodifikasi

dari Arikunto, 2009:183)

Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa: A. Kemampuan Bertanya (oral activities)

0. Tidak mengajukan pertanyaan

1. Mengajukan pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi 2. Mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi B. Menjawab pertanyaan (oral activities)

0. Tidak berkomunikasi secara lisan/tulisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja)

1. Berkomunikasi secara lisan/tulisan dengan anggota kelompok tetapi tidak relevan dengan materi

2. Berkomunikasi secara lisan/tulisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok yang relavan dengan materi C. Mengemukakan pendapat (oral activities)

0. Tidak mengemukakan pendapat/ide (diam saja).

1. Mengemukakan pendapat/ide namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pencemaran lingkungan

2. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan pada materi pencemaran lingkungan

2) Menafsirkan atau menentukan kriteria persentase aktivitas siswa sesuai kriteria pada tabel 2

Tabel 2. Kriteria persentase aktivitas siswa

Persentase (%) Kriteria 87,50–100

75,00–87,49 50,00–74,99 0–49,99

Sangat baik Baik Cukup Kurang


(49)

32

2. Pengolahan data angket tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examples Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 6 pernyataan yang terdiri dari 3 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif.

Tabel 3. Pernyataan angket tanggapan siswa

No. Pernyataan- Pernyataan S TS 1 Saya senang dan tertarik dengan model

pembelajaran yang saya ikuti

2 Model pembelajaran yang saya ikuti membuat saya menjadi lebih bingung dan tidak memahami materi tersebut

3 Saya lebih mudah mengerjakan soal-soal setelah belajar dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

4 Masalah dalam LKK tidak menantang saya untuk memecahkan masalah tersebut 5 Pertanyaan dalam LKK memotivasi saya

mempelajari materi tersebut

6 Model pembelajaran yang saya ikuti tidak menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok

Tabel 4. Skor tiap pernyataan tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examples

No. Item

Soal Sifat Pernyataan

Skor 1 0 1. Positif S TS 2. Negatif TS S 3. Positif S TS 4. Negatif TS S 5. Positif S TS 6. Negatif TS S Keterangan:


(50)

33

3. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut: % 100  

maks in S S X

Keterangan: Xin = Persentase jawaban siswa;

S = Jumlah skor jawaban; Smaks = Skor maksimum yang diharapkan (6) (Sudjana, 2002:69).

4. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket Tabel 5. Tabulasi angket tanggapan siswa terhadap model

pembelajaran kooperatif tipeexamples non examples

No. Pertanyaan

Angket

Pilihan Jawaban

Nomor Responden (Siswa)

Persentase 1 2 3 4 5 dst.

1 S TS 2 S TS 3 S TS 4 S TS 5 S TS dst. S TS


(51)

34

5. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipeexamples non examples.

Tabel 6. Kriteria persentase angket tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examples

Persentase (%) Kriteria 100

76–99 51–75

50 26–49

1–25 0

Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya

Sebagian kecil Tidak ada

Sumber: Hendro dalam (Hastriani, 2006:43)

b) Data Kuantitatif

Data penelitian kantitatif berupa nilai pretes, postes, dan skorN-gain. Untuk mendapatkan skor N-gainmenggunakan rumus Hake (1999:1) yaitu:

Keterangan:Spost= skor postes;Spre= skor pretes;Smax= skor maksimum

Dengan kriteria:  tinggi jika G > 0,7  sedang jika 0,7 > G > 0,3  rendah jika G < 0,3


(52)

35

Nilai pretes, postes, dan skorN-gainpada kelompok kontrol dan

eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 16, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

1. Uji normalitas data

Uji normalitas data dihitung menggunakan ujiLillieforsdengan menggunakansoftwereSPSS versi 16.

a. Rumusan hipotesis

H0= data berdistribusi normal

H1= data tidak berdistribusi normal

b. Kriteria pengujian

Terima H0jika Lhitung< Ltabelatau p-value > 0,05, tolak H0untuk

harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5). 2. Uji homogenitas data

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan dengan menggunakan program SPSS versi 16.

a. Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 :Kedua sampel mempunyai varians berbeda

b. Kriteria Uji

- Jika Fhitung< Ftabelatau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima

- Jika Fhitung> Ftabelatau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak


(53)

36

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 16. 1) Uji Kesamaan Dua Rata-rata

a. Hipotesis

H0= Rata-rata N-gainkedua sampel sama

H1= Rata-rata N-gainkedua sampel tidak sama

b. Kriteria Uji

- Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka Ho diterima

- Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabelmaka Ho ditolak

(Pratisto, 2004:13).

2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata a. Hipotesis

H0= Rata-rata N-gainpada kelompok eksperimen sama dengan

kelompok kontrol.

H1= Rata-rata N-gainpada kelompok eksperimen lebih tinggi

dari kelompok kontrol. b. Kriteria Uji :

- Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka Ho diterima

- Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabel, maka Ho ditolak


(54)

37

Hasil belajar (penguasaan materi) merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan materi bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang dipelajari tetapi menguasai lebih lebih dari itu, yakni melibatkan bebagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2003:131). Hasil belajar siswa dapat digambarkan melalui indikator C1, C2, C3, C4, C5dan C6, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Tabel 7. Lembar penilaian hasil belajar

1. Memberi skor sesuai rubrik pada lembar penilaian hasil belajar (penguasaan materi), kemudian dimasukkan pada tabel berikut.

No Nama Skor pada aspek hasil belajar

C1 C2 C3 C4 C5 C6

No soal No soal No soal No soal No soal No soal No soal No soal No soal No soal 1 2 3 4 5 dts. R N S Kriteria

Keterangan : C1 =Remember, C2 =Understand,C3 =Aplly, C4 =Analyze, C5 =Evaluate, C6 =Create

(modifikasi dari Anderson, 2000:67-68)

2. Menjumlahkan skor (R) setiap siswa.

3. Menentukan nilai (S) pada setiap indikator hasil belajar (penguasaan materi) dengan menggunakan rumus:


(55)

38

S = x 100

Keterangan:

S = Nilai penguasaan materi yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor penguasaan materi yang diperoleh; N = Jumlah skor

penguasaan materi maksimum (dimodifikasi dari Purwanto, 2008:112).

4. Setelah data diolah dan diperoleh nilainya, maka hasil belajar

(penguasaan materi) siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut.

Tabel 8 . Kriteria hasil belajar

Taraf Nilai Rata-Rata Kualifikasi Nilai

≥ 66 Baik

≥ 55 dan ≤6,5 Cukup baik

< 55 Kurang baik

Sumber: Arikunto (2001:245) R


(56)

53

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples

berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa. 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples

berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa.

3. Semua siswa memberikan tanggapan positif terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examples.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Untuk mengamati aktivitas belajar siswa sebaiknya guru meminta bantuan

observer untuk memudahkan dalam mengamati aktivitas-aktivitas belajar siswa.


(57)

54

2. Dalam menentukan waktu pengerjaan soal evaluasi pembelajaran hendaknya mempertimbangkan kemampuan siswa dalam menjawab soal sehingga alokasi waktu pada kegiatan pembelajaran tidak menyimpang dari Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dirancang.

3. Dalam kegiatan diskusi, sebaiknya guru memperhatikan dengan seksama siswa yang serius berdiskusi dengan siswa yang mengobrol sendiri agar pembelajarannya menjadi lebih kondusif.


(58)

55

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, at all. 2000.A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman.Newyork.

Arsyad, A. 2008.Media Pembelajaran.Raja Grafindo Persada. Jakarta. Andra, D. 2007.Penerapan Mastery Learning Melalui discovery Untuk

Meningkatkan Aktivitas Dan Pencapaian Kompetensi Belajar Siswa Materi Gerak (PTK Pada Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi. Unila. Bandar Lampung

Arikunto, S. 2001.Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta . 2003.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta . 2009.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta BSNP. 2006.Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus

SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Depdikbud. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Dimyati dan Mujiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta.

Hake, R.R. 1999.Analizing Change/Gain Scores.Indiana University. USA. http://physics. Indiana.edu/~sdi/AnalizingChange_Gain.pdf (21 Desember 2011; 09:05 WIB).

Hamalik, O. 2004.Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara. Jakarta.


(59)

56

Hastriani, A. 2006.Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP.(Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Hidayati, A.N, dkk. 2011.Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru.(Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar Lampung.

Komalasari, K. 2010.Pembelajaran Konstektual: Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung.

Kusumah, W. 2008. Model- Model Pembelajaran. pada http://gurupkn.

Worspress.com/category/pembelajaran/model-model/page/3/ ( 25 november 2011: 17.10 WIB)

Mulyasa. 2008.Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan, Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Bumi Aksara. Jakarta.

Nurhayati, E. 2009.Psikologi Pendidikan Inovatif. Pustaka Belajar. Yogyakarta.

Purwanto, N. 2008.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui

Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Ratna, U.A. 2010.Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe examples non

examples dengan menggunakan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VIII D SMP N 6 SELUMApada http://library.unib.ac.id/koleksi Utri Ayumi Ratna-Abs-FKIP-Des 2010.pdf 29 desember 2011 10.10 am Riyanto, Y. 2001.Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.


(60)

57

Sardiman. 2003.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Slavin R.E. 2002. Cooperatif Learning : Teori, Riset dan Praktek. Nusa Media. Bandung.

Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Alfabeta. Bandung

Trianto. 2007.Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta.

. 2011.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Prenada Media. Jakarta.

Wardani, A. 2007. Meningkatkan Aktivitas, Kreativitas dan Hasil belajar Melalui pembelajaran berbasis Produk (PTK di SMP YBL Natar). Skripsi. Unila. Bandar Lampung


(1)

S = Nilai penguasaan materi yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor penguasaan materi yang diperoleh; N = Jumlah skor

penguasaan materi maksimum (dimodifikasi dari Purwanto, 2008:112).

4. Setelah data diolah dan diperoleh nilainya, maka hasil belajar

(penguasaan materi) siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut.

Tabel 8 . Kriteria hasil belajar

Taraf Nilai Rata-Rata Kualifikasi Nilai

≥ 66 Baik

≥ 55 dan ≤6,5 Cukup baik

< 55 Kurang baik


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples

berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa. 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples

berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa.

3. Semua siswa memberikan tanggapan positif terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipeexamples non examples.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Untuk mengamati aktivitas belajar siswa sebaiknya guru meminta bantuan

observer untuk memudahkan dalam mengamati aktivitas-aktivitas belajar siswa.


(3)

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dirancang.

3. Dalam kegiatan diskusi, sebaiknya guru memperhatikan dengan seksama siswa yang serius berdiskusi dengan siswa yang mengobrol sendiri agar pembelajarannya menjadi lebih kondusif.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, at all. 2000.A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman.Newyork.

Arsyad, A. 2008.Media Pembelajaran.Raja Grafindo Persada. Jakarta. Andra, D. 2007.Penerapan Mastery Learning Melalui discovery Untuk

Meningkatkan Aktivitas Dan Pencapaian Kompetensi Belajar Siswa Materi Gerak (PTK Pada Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi. Unila. Bandar Lampung

Arikunto, S. 2001.Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta . 2003.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta . 2009.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta BSNP. 2006.Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus

SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Depdikbud. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Dimyati dan Mujiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta.

Hake, R.R. 1999.Analizing Change/Gain Scores.Indiana University. USA. http://physics. Indiana.edu/~sdi/AnalizingChange_Gain.pdf (21 Desember 2011; 09:05 WIB).

Hamalik, O. 2004.Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara. Jakarta.


(5)

Hidayati, A.N, dkk. 2011.Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru.(Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar Lampung.

Komalasari, K. 2010.Pembelajaran Konstektual: Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung.

Kusumah, W. 2008. Model- Model Pembelajaran. pada http://gurupkn.

Worspress.com/category/pembelajaran/model-model/page/3/ ( 25 november 2011: 17.10 WIB)

Mulyasa. 2008.Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan, Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Bumi Aksara. Jakarta.

Nurhayati, E. 2009.Psikologi Pendidikan Inovatif. Pustaka Belajar. Yogyakarta.

Purwanto, N. 2008.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui

Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Ratna, U.A. 2010.Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe examples non

examples dengan menggunakan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VIII D SMP N 6 SELUMApada http://library.unib.ac.id/koleksi Utri Ayumi Ratna-Abs-FKIP-Des 2010.pdf 29 desember 2011 10.10 am Riyanto, Y. 2001.Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.


(6)

Sardiman. 2003.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Slavin R.E. 2002. Cooperatif Learning : Teori, Riset dan Praktek. Nusa Media. Bandung.

Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D. Alfabeta. Bandung

Trianto. 2007.Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta.

. 2011.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Prenada Media. Jakarta.

Wardani, A. 2007. Meningkatkan Aktivitas, Kreativitas dan Hasil belajar Melalui pembelajaran berbasis Produk (PTK di SMP YBL Natar). Skripsi. Unila. Bandar Lampung


Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING DAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR

1 27 107

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES DENGAN PROGRAM ISIS DRAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 3 23

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI Pengaruh Metode Pembelajaran Examples Non Examples Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Dimensi Tiga Ditinjau Dari Kemampuan Penalaran Siswa Kel

0 3 14

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN Pengaruh Metode Pembelajaran Examples Non Examples Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Dimensi Tiga Ditinjau Dari Kemampuan Penalaran Siswa Ke

0 5 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN EXAMPLES NON Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pada Materi Pencemaran Lingkungan Melalui Strategi Pembelajaran Examples Non Examples Pada Sis

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN MELALUI STRATEGI Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Pada Materi Pencemaran Lingkungan Melalui Strategi Pembelajaran Examples Non Examples Pada Siswa Kelas VIIE Semester II S

0 1 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PNEUMATIK DAN HIDROLIK.

0 3 31

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI MASALAH SOSIAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES.

0 0 4

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON-EXAMPLES TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

0 0 10

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP MOTIVASI BELAJAR, AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN JARINGAN HEWAN KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 PATTALASSANG

0 2 198