52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di RA Sunan Averrous Bogoran, yang beralamat di Dusun Pepe Ngentak Bogoran, Desa Trirenggo, Kecamatan
Bantul, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. RA Sunan Averrous Bogoran berdiri pada tahun 2010 di bawah naungan Kementerian Agama. Sekolah ini memiliki 5 kelas,
yaitu Kelompok A1, A2, B1, B2, dan Kelompok bermain. RA Sunan Averrous Bogoran dikelola oleh 9 orang pendidik dan 1 orang karyawan. Perserta didik di
sekolah ini berjumlah 100 anak. Jumlah peserta didik di Kelompok A1 berjumlah 16 anak, Kelompok A2 berjumlah 19 anak, Kelompok B1 berjumlah 24 anak,
Kelompok B2 berjumlah 24 anak, dan Kelompok bermain berjumlah 17 anak. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok A1 dengan jumlah peserta didik 16 anak,
yang terdiri dari 10 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. RA Sunan Averrous memiliki halaman sekolah yang digunakan sebagai
arena bermain anak dan terdapat beberapa alat permainan luar, seperti: perosotan, jembatan titian, ayunan, dan terowongan ban. Sekolah ini memiliki 5 ruang kelas
dengan luas 3x3 meter setiap kelasnya, yang di dalamnya terdapat sebuah almari guru, meja dan kursi guru, serta meja dan kursi untuk anak yang jumlahnya
disesuaikan dengan jumlah anak di dalam kelas. Meskipun terdapat sarana dan prasarana yang memadai untuk pembelajaran, guru lebih sering mengajak anak
untuk belajar dengan alas karpet dengan sistem melingkar. Setiap kelas dihiasi
53 dengan berbagai hasil karya anak dan koin-koin reward yang ditempelkan pada
papan prestasi siswa. Alat permainan edukatif dalam ruangan di sekolah ini sudah cukup lengkap, seperti: berbagai macam puzzle, balok, bola, miniatur hewan,
miniatur tempat-tempat ibadah, alat pertukangan, dan sebagainya, yang dapat diambil oleh anak untuk bermain saat jam istirahat. Selain 5 ruang kelas, terdapat
juga sarana dan prasaran yang mendukung kegiatan pemebelajaran di RA Sunan Averrous ini, yaitu ruang kepala sekolah dan guru, dapur, kamar mandi, gudang,
mushola, dan tempat parkir. 2.
Pelaksanaan Pratindakan
Kegiatan pratindakan dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2015. Hasil observasi pada kegiatan pratindakan ditampilkan pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel
4 tersebut menunjukkan bahwa kreativitas anak masih jauh dari indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti. Pada kegiatan pratindakan hanya ada 1
anak saja yang mendapatkan skor 4. Maka, dapat dikatakan bahwa pada kegiatan pratindakan sebagaian besar anak masih memerlukan bimbingan agar dapat
mencapai krativitas yang maksimal. Peneliti melakukan kegiatan pratindakan dengan bidang dasaran kertas HVS dan sebuah gambar angin topan. Guru
melakukan tanya jawab tentang angin topan dengan anak. Kemudian guru menjelaskan kegiatan finger painting menggunakan LKA pada majalah yang
dimiliki masing-masing anak. Pada majalah tersebut terdapat sebuah gambar angin, guru meminta anak untuk berkreasi untuk menambahkan gambar dengan bebas
pada gambar angin topan dengan finger painting. Kegiatan pra tindakan dibuat sesederhana mungkin untuk mengetahui apakah anak mampu mengerjakan tugas
54 kelompok sederhana tersebut atau masih perlu bimbingan. Hasil dari kegiatan
pratindakan ini dapat berpengaruh pada kegiatan selanjutnya pada Siklus I. Tabel 4. Hasil Pra Tindakan
No Indikator Kreativitas
Pra Tindakan Kriteria Penilaian
Skor Jumlah Anak
1. Mempunyai ide gambar
BSB 4
1 BSH
3 6
MB 2
7 BB
1 2
2. Mempunyai ide dalam pemilihan
warna BSB
4 -
BSH 3
4 MB
2 6
BB 1
6 3.
Melakukan pencampuran warna BSB
4 -
BSH 3
5 MB
2 5
BB 1
6 4.
Memodifikasi gambar BSB
4 -
BSH 3
4 MB
2 3
BB 1
9 5.
Membuat karya dari ide sendiri BSB
4 -
BSH 3
6 MB
2 6
BB 1
4 6.
Membuat hasil karya yang berbeda
BSB 4
- BSH
3 4
MB 2
8 BB
1 4
7. Mengembangkan ide
BSB 4
- BSH
3 2
MB 2
6 BB
1 8
Presentase Kreativitas Anak 48,66
Dari hasil observasi pada kegiatan pra tindakan, sudah terlihat anak yang mengemukakan ide gambarnya untuk menghasilkan karya, akan tetapi masih
banyak yang memerlukan latihan dan bimbingan. Ri dan Eh dapat mengemukakan ide gambarnya pada guru dengan percaya diri dan menggunakan semua warna yang
disediakan untuk finger painting sehingga menghasilkan karya yang berbeda dengan yang lain. Meskipun demikian, selama kegiatan berlangsung masih banyak
55 anak yang bertanya pada guru tentang gambar yang akan ditambahkan. Selain itu,
masih terdapat anak yang melukis bentuk yang sama dengan teman yang lain. Drf dan Zee sama sekali tidak mau mengerjakan finger painting. Drf
beralasan tidak mau mengerjakan karena tidak tahu akan melukis apa, sementara itu Zee tidak mau mengikuti kegiatan karena jijik dengan bubur
warna yang diberikan. Drf dan Zee hanya melihat teman mereka yang yang melakukan kegiatan finger painting.
3. Pelaksanaan Siklus I