REVIEW JURNAL 020

REVIEW JURNAL

Jurnal ini membicarakan mengenai perhitungan dan analisis nilai kerugian ekonomi
pencemaran air terhadap perikanan budidaya sistem keramba jaring apung (KJA) di Waduk
Cirata, Provinsi Jawa Barat. Pencemaran air yang terjadi disebabkan oleh perikanan budidaya
sistem KJA itu sendiri dan masuknya aliran air sungai Citarum yang telah tercemar. Sumber data
yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara
dengan beberapa responden, sedangkan data sekunder diperoleh melalui data-data dari instansi,
internet, buku, dan lain sebagainya. Pada jurnal ini penggunaan data primer dan data sekunder
dalam analisis dan perhitungan tidak terlalu jelas, sehingga tidak dapat diketahui dengan jelas
mana data yang diolah berdasarkan data primer maupun sekunder. Penggunaan data (primer atau
sekunder) akan berpengaruh pada akurasi data hasil analisis.
Metode perhitungan kerugian ekonomi yang digunakan dalam melakukan analisis antara
lain analisis regresi berganda, valuasi kerusakan air, pendekatan produktivitas, analisis economic
loss, dan pemilihan alternatif kebijakan penanganan pencemaran. Pada dasarnya metode yang
digunakan tersebut telah sesuai dan dapat menggambarkan dengan baik bagaimana nilai kerugian
yang dialami oleh perikanan budidaya sistem KJA akibat pencemaran air. Akan tetapi, penjelasan
dari data-data hasil analisis yang dilakukan kurang representatif, dalam arti penjelasan yang
diberikan kurang dapat dipahami oleh orang awam. Selain itu, data-data nilai kerugian secara
ekonomi tersebut dapat lebih representatif jika ditambahkan dengan analisis kelayakan terhadap
usaha perikanan budidaya sistem KJA, sehingga permasalahan pencemaran air dapat diatasi

dengan lebih efektif.
Terdapat lima alternatif kebijakan penanganan pencemaran yang dipilih yaitu pembatasan
jumlah KJA dengan pajak progresif, pemungutan pajak pada setiap KJA untuk biaya perbaikan
lingkungan, pemasangan penyaring sampah, pembersih biologis dengan restocking ikan yang
memakan kotoran dan lumut, dan penarikan KJA tidak ramah lingkungan dan KJA yang sudah
tidak terpakai. Pengolahan data berdasarkan kriteria-kriteria tertentu menghasilkan prioritas
utama alternatif kebijakan penanganan pencemaran air yaitu pemasangan penyaring sampah.
Akan tetapi, kendala pada kebijakan ini adalah mahalnya biaya yang dibutuhkan karena sampah
yang begitu banyak. Seharusnya kebijakan yang terlebih dahulu diterapkan adalah penyuluhan
untuk mengurangi tingkah laku masyarakat yang tidak bersih, sehingga kesadaran untuk tidak
membuang sampah di sungai dan waduk menjadi berkurang serta dapat meghemat biaya dalam
pemasangan penyaring sampah.