Review Jurnal 023
Kedua jurnal yang direview mempunyai kesamaan dalam topik utama yang dibahas,
yaitu upaya dalam memberdayakan masyarakat. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya
keduanya memiliki cara yang berbeda, seperti pada jurnal yang berjudul Pembangunan
Wilayah Pemukiman dengan Pemberdayaan Masyarakat Kawasan Pemukiman Kalianak
Surabaya, dalam pelaksanaanya lebih mengoptimalkan peran aktif dari masyarakat setempat
untuk ikut serta dalam mewujudkan masyarakat yang berdaya, yaitu masyarakat yang dapat
melakukan analisis masalah mereka, bagaimana cara mengatasinya, mendapatkan rasa
percaya diri untuk mengatasi masalah, dan mengambil keputusan secara mandiri terkait
pemecahan masalah yang dihadapi. Sedangkan pada jurnal yang berjudul Agents of
Communtiy Empowement The Possibilities and Limitations of Non-Governmental
Organizations in Bangladesh, dalam pelaksanaannya bertumpu pada peran kedua LSM
terkemuka di Bangladesh, yaitu LSM Proshika dan LSM Practical Action Bangladesh (PAB)
untuk turut serta dalam mewujudkan masyarakat yang berdaya.
Dalam jurnal pertama, masalah yang tengah dihadapi adalah kurangnya pemberian
kesempatan bagi masyarakat setempat untuk berpartisipasi, sehingga partisipasi masyarakat
dalam pembangunan pemukiman pada wilayah yang terkait masih kurang. Hal tersebut
dikarenakan model perencanaan yang lebih condong ke model Top Down, yaitu dimana
masyarakat masih sulit untuk dilibatkan, sehingga terjadi ketidakcocokan pembangunan yang
dilakukan dengan kondisi masyarakat yang terkait. Sedangkan dalam jurnal yang kedua,
masalah yang dihadapi adalah adanya keterbatasan-keterbatasan kedua LSM dalam
menjalankan perannya untuk ikut serta dalam memberdayakan masyarakat. Adapun
keterbatasan yang dialami kedua LSM tersebut adalah sebagai berikut:
LSM
PAB / MSL
Keterbatasan
Demoralisasi, kurangnya komunikasi, dan masalah
transfer pengetahuan.
Proshika / Kurangnya dedikasi dari para anggota staf, hubungan
SEED
yang buruk dengan pemerintah, latar belakang
pendidikan anggota staff yang tidak memadai, gaji
staf yang rendah.
Keduanya
Kurangnya pendidikan sosial, krisis keuangan,
kurangnya rasa memiliki pengetahuan, tidak adanya
kerjasama antara
organisasi pemerintah dengan
LSM, kurangnya inisiatif pada rencana pemerintah,
pasar local tidak dapat diakses, kurangnya keuangan,
kurangnya kepercayaan sosial, konflik antar kelas,
kurangnya manajemen desentralisasi, ketergantungan
pendonoran /bantuan dana, kurangnya pembaruan
pengetahuan, tidak tersedianya sumber daya lokal,
kekurangan sumber daya pelatihan, persaingan pasar
yang ketat.
Selain itu, kedua jurnal tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, yaitu
untuk kelebihan pada jurnal pertama adalah terdapat usulan-usulan yang merupakan solusi
terkait masalah yang sedang dihadapi pada bagian akhir jurnal dari peneliti, sedangkan
kelebihan pada jurnal kedua adalah mampu memaparkan potensi dari kedua LSM dalam
memberdayakan masyarakat Bangladesh berikut keterbatasan-keterbatasan yang dialami oleh
kedua LSM. Adapun untuk kekurangannya adalah pada jurnal pertama, kekurangan dari studi
kasus ini adalah tidak dijelaskannya secara tersurat metode penelitian yang digunakan oleh
peneliti, sehingga menimbulkan kerancuan dalam menyatakan metodelogi yang digunakan
oleh peneliti. Selain itu peneliti juga tidak mencantumkan teknik pengumpulan data dan alatalat (instrumen) yang digunakan peneliti. Pada jurnal kedua, adapun kekurangannya adalah
penelitian yang dilakukan hanya terfokus pada dua komunitas tertentu, yaitu komunitas
pandai besi dan tukang emas, sehingga hasil dari penelitian tersebut tidak dapat
digeneralisasikan.
Menurut kami, setelah mereview kedua jurnal tersebut, meskipun keduanya
memiliki tujuan yang sama dalam
memberdayakan
masyarakat, namun dalam
pelaksanaannya keduanya memiliki cara yang berbeda. Akan tetapi, keduanya mengalami
permasalahan yang berbeda dalam menjalankan perannya untuk turut serta dalam
memberdayakan masyarakat, seperti pada jurnal pertama yang lebih condong kepada model
perencanaan Top Down dan pada jurnal kedua dimana kedua LSM yang terkait mengalami
keterbatasan dalam menjalankan perannya. Oleh karena itu, solusi yang dapat kami berikan
terkait masalah kedua jurnal tersebut adalah, pada jurnal pertama sebaiknya menggunakan
jalan alternatif, yaitu dengan mengkombinasikan antara model perencanaan Top Down
dengan Bottom Up, karena akan sulit apabila harus menentukan secara tegas untuk benarbenar menggunakan perencanaan model Top Down, sehingga dengan mengkombinasikan
kedua model perencanaan Top Down dan Bottom Up adalah solusi alternatif yang terbaik
disamping dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan masyarakat yang
berdaya. Sedangkan pada jurnal yang kedua, sebaiknya kedua LSM menjalin hubungan yang
baik dengan pemerintah agar lebih optimal dalam menjalankan perannya.
yaitu upaya dalam memberdayakan masyarakat. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya
keduanya memiliki cara yang berbeda, seperti pada jurnal yang berjudul Pembangunan
Wilayah Pemukiman dengan Pemberdayaan Masyarakat Kawasan Pemukiman Kalianak
Surabaya, dalam pelaksanaanya lebih mengoptimalkan peran aktif dari masyarakat setempat
untuk ikut serta dalam mewujudkan masyarakat yang berdaya, yaitu masyarakat yang dapat
melakukan analisis masalah mereka, bagaimana cara mengatasinya, mendapatkan rasa
percaya diri untuk mengatasi masalah, dan mengambil keputusan secara mandiri terkait
pemecahan masalah yang dihadapi. Sedangkan pada jurnal yang berjudul Agents of
Communtiy Empowement The Possibilities and Limitations of Non-Governmental
Organizations in Bangladesh, dalam pelaksanaannya bertumpu pada peran kedua LSM
terkemuka di Bangladesh, yaitu LSM Proshika dan LSM Practical Action Bangladesh (PAB)
untuk turut serta dalam mewujudkan masyarakat yang berdaya.
Dalam jurnal pertama, masalah yang tengah dihadapi adalah kurangnya pemberian
kesempatan bagi masyarakat setempat untuk berpartisipasi, sehingga partisipasi masyarakat
dalam pembangunan pemukiman pada wilayah yang terkait masih kurang. Hal tersebut
dikarenakan model perencanaan yang lebih condong ke model Top Down, yaitu dimana
masyarakat masih sulit untuk dilibatkan, sehingga terjadi ketidakcocokan pembangunan yang
dilakukan dengan kondisi masyarakat yang terkait. Sedangkan dalam jurnal yang kedua,
masalah yang dihadapi adalah adanya keterbatasan-keterbatasan kedua LSM dalam
menjalankan perannya untuk ikut serta dalam memberdayakan masyarakat. Adapun
keterbatasan yang dialami kedua LSM tersebut adalah sebagai berikut:
LSM
PAB / MSL
Keterbatasan
Demoralisasi, kurangnya komunikasi, dan masalah
transfer pengetahuan.
Proshika / Kurangnya dedikasi dari para anggota staf, hubungan
SEED
yang buruk dengan pemerintah, latar belakang
pendidikan anggota staff yang tidak memadai, gaji
staf yang rendah.
Keduanya
Kurangnya pendidikan sosial, krisis keuangan,
kurangnya rasa memiliki pengetahuan, tidak adanya
kerjasama antara
organisasi pemerintah dengan
LSM, kurangnya inisiatif pada rencana pemerintah,
pasar local tidak dapat diakses, kurangnya keuangan,
kurangnya kepercayaan sosial, konflik antar kelas,
kurangnya manajemen desentralisasi, ketergantungan
pendonoran /bantuan dana, kurangnya pembaruan
pengetahuan, tidak tersedianya sumber daya lokal,
kekurangan sumber daya pelatihan, persaingan pasar
yang ketat.
Selain itu, kedua jurnal tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, yaitu
untuk kelebihan pada jurnal pertama adalah terdapat usulan-usulan yang merupakan solusi
terkait masalah yang sedang dihadapi pada bagian akhir jurnal dari peneliti, sedangkan
kelebihan pada jurnal kedua adalah mampu memaparkan potensi dari kedua LSM dalam
memberdayakan masyarakat Bangladesh berikut keterbatasan-keterbatasan yang dialami oleh
kedua LSM. Adapun untuk kekurangannya adalah pada jurnal pertama, kekurangan dari studi
kasus ini adalah tidak dijelaskannya secara tersurat metode penelitian yang digunakan oleh
peneliti, sehingga menimbulkan kerancuan dalam menyatakan metodelogi yang digunakan
oleh peneliti. Selain itu peneliti juga tidak mencantumkan teknik pengumpulan data dan alatalat (instrumen) yang digunakan peneliti. Pada jurnal kedua, adapun kekurangannya adalah
penelitian yang dilakukan hanya terfokus pada dua komunitas tertentu, yaitu komunitas
pandai besi dan tukang emas, sehingga hasil dari penelitian tersebut tidak dapat
digeneralisasikan.
Menurut kami, setelah mereview kedua jurnal tersebut, meskipun keduanya
memiliki tujuan yang sama dalam
memberdayakan
masyarakat, namun dalam
pelaksanaannya keduanya memiliki cara yang berbeda. Akan tetapi, keduanya mengalami
permasalahan yang berbeda dalam menjalankan perannya untuk turut serta dalam
memberdayakan masyarakat, seperti pada jurnal pertama yang lebih condong kepada model
perencanaan Top Down dan pada jurnal kedua dimana kedua LSM yang terkait mengalami
keterbatasan dalam menjalankan perannya. Oleh karena itu, solusi yang dapat kami berikan
terkait masalah kedua jurnal tersebut adalah, pada jurnal pertama sebaiknya menggunakan
jalan alternatif, yaitu dengan mengkombinasikan antara model perencanaan Top Down
dengan Bottom Up, karena akan sulit apabila harus menentukan secara tegas untuk benarbenar menggunakan perencanaan model Top Down, sehingga dengan mengkombinasikan
kedua model perencanaan Top Down dan Bottom Up adalah solusi alternatif yang terbaik
disamping dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan masyarakat yang
berdaya. Sedangkan pada jurnal yang kedua, sebaiknya kedua LSM menjalin hubungan yang
baik dengan pemerintah agar lebih optimal dalam menjalankan perannya.