PENGARUH MODAL INTELEKTUAL DAN PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING DI BEI
ABSTRAK
PENGARUH MODAL INTELEKTUAL DAN PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING DI BEI
Oleh:
Kamaludin Maskuri
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal intelektual dan pengungkapan modal intelektual terhadap nilai perusahaan pada pada perusahaan yang melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Metode Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) digunakan untuk mengukur modal intelektual. Pengungkapan modal intelektual dalam penelitian ini diukur menggunakan indeks Bukh dkk., (2005) dan nilai perusahaan menggunakan nilai pasar perusahaan. Sampel penelitan ini adalah perusahaan yang melakukan initial public offering di Bursa Efek Indonesia periode 2008 sampai 2012. Secara keselurahan sampel dari penelitian ini terdiri dari 20 perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana di BEI.
Alat analisis yang digunakan untuk menganalisa permasalahan yaitu analisis regresi linear berganda. Besarnya pengaruh variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen sebesar 41,2% dan sisanya 58,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model penelitian.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Modal Intelektual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan dan Pengungkapan Modal Intelektual berpengaruh positif secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Kata kunci: Modal Intelektual, Pengungkapan Modal Intelektual dan Nilai Perusahaan
(2)
ABSTRACT
INFLUENCE OF INTELLECTUAL CAPITAL AND INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE ON VALUE OF THE FIRM PERFORMING IN
INITIAL PUBLIC OFFERING IN BEI By
Kamaludin Maskuri
The objective of this research is to investigate the influence of intellectual capital and intellectual capital disclosure on the value of the firm after an initial public offering. The Value Added Intellectual Capital (VAIC™) methode is used to measure of intellectual capital. Intellectual capital disclosure in this research is measure with Bukh et al., (2008) indeks, and value firm is determined by market value of the firm. The research data are taken from the prospectus issued by company that did an initial public offering (IPO) during 2008 to 2012. In totality sample of this study consisted of 20 companies that did an initial public offering (IPO) in BEI.
The analytical tool used to analyze the problems is the multiple linear regression analysis. The magnitude of the effect of independent variable which affects the dependent variable by 41.2% and the remaining 58.8% is influenced by other factors not included in the research model.
The results of this study indicate that Intellectual capital does not significantly affect the value of the Firm and Intellectual Capital Disclosure positive and significant effect on the Firm Value.
(3)
PENGARUH MODAL INTELEKTUAL DAN PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING
DI BEI
Oleh
KAMALUDIN MASKURI Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2014
(4)
(5)
(6)
(7)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Palas Aji, pada tanggal 24 Desember 1989, sebagai anak pertama dari pasangan Bapak Arnawi dan Ibu Ratna.
Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Palas Aji diselesaikan pada tahun 2001, Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Palas diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2007, dan pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKTA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung sebagai
Bendahara Umum periode 2010-2011. Pada tahun 2012 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Negara Ratu, Kecamatam Pakuan Ratu, Way Kanan.
(8)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini kepada orang-orang yang berarti
dalam hidupku....
Kedua orang tuaku
Adikku
Saudara, Sahabat, serta Teman-temanku,
Almamaterku,
(9)
MOTO
Tiada doa yg lebih indah selain doa agar skripsi ini cepat selesai.
Wisuda setelah 14 semester adalah kesuksesan yang tertunda.
Menunggu kesuksesan adalah tindakan sia-sia yang bodoh
(10)
SANWACANA
Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang dengan izinNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “PENGARUH MODAL INTELEKTUAL DAN PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING DI BEI” . Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Lampung.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis
menyampaikan hormat dan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr. Satria Bangsawan, S,E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
3. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Ki Agus Andi, S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen Pembimbing Akademik;
(11)
5. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan bantuan, saran, arahan, dan waktunya selama penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;
6. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt. selaku Dosen Pembimbing
Pendamping yang telah memberikan bantuan, saran, arahan, dan waktunya selama penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;
7. Bapak Yuliansyah, S.E., M.S.A., Ph.D., Akt. Selaku Dosen Penguji Utama yang telah memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya selama penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;
8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama penulis berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
9. Bapak Saring Suhendro, S.E., M.Si., Akt. dan Bapak Pigo Nauli, S.E., M.Sc. yang selalu memberikan arahan serta banyak ilmu yang bermanfaat baik didalam maupun di luar kampus;
10.Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang selalu membantu dalam proses menuju sarjana; 11.Ayah dan Ibu yang selalu memberikan doa, semangat, kasih sayang,
dukungan moril dan materiil serta senantiasa berkorban dan selalu
memberikan yang terbaik bagi penulis dengan penuh keikhlasan. Semoga Allah SWT selalu melindunginya.
12.Adikku yang selalu memberi motivasi serta dukungan. Semoga kita bisa menjadi anak yang selalu membanggakan kedua orangtua kita.
(12)
13.Keluarga besar Bapak Saring Suhendro, S.E., M.Si., Akt. terimakasih banyak atas segala yang telah diberikan selama ini;
14.Keluarga besar Bapak Pigo Nauli, S.E., M.Sc. terimakasih banyak atas segala yang telah diberikan selama ini;
15.Teman-Teman Akuntansi angkatan 2008 yang tidak bisa disebutkan satu persatu;
16.Teman-Teman Akuntansi angkatan 2006, 2007, 2009, dan 2010 yang tidak bisa disebutkan satu persatu;
17.Keluarga Besar HIMAKTA terutama presidium tahun 2010-2011 (Jerry, Paulina, Danis, Izul, Dwi Rahmalia, Ipeh, Febri, Zona, Umar, Santoso, Deni, dan Krisna) kalian adalah tim yang hebat.
18.Keluarga Besar BEM FEB Unila 2011-2012 terutama presidium (Fajrin, Jerry, Ida, Rina, Fatimah, Fenny, Elisya, Devia, Cynthia, Makro, Eky, Wanda, Santoso, Umar, Ari, Faiz, Imoy, Daeng, dan John) terimakasih atas kebersamaannya selama ini.
19.Keluarga Besar Minoritas (Ferdi, Alsby, Adit, Gerry Anugrah, Bery, Ridho, Oco, Krisna, Diko, Deni, Baskoro, Gerry Ardika, Zona, Reza, Engga, Aryo, Ijul, dll) kalian luar biasa;
20.Keluarga besar KKN Desa Negara Ratu, Pakuan Ratu, Way Kanan, terimakasih atas kebersamaan 40 hari yang tak terlupakan;
21.Terimakasih untuk orang-orang yang sudah terlibat atau melibatkan dirinya dalam hidup saya, dan orang-orang yang terlewat disebutkan yang memiliki arti yang sama dalam kehidupan saya. Terima Kasih.
(13)
Akhir kata penulis hanya dapat mendoakan semoga segala bantuan yang diberikan mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi para pembaca.
Bandar Lampung, September 2014 Penulis
(14)
i DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... v
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1.3. Batasan Masalah ... 5
1.4. Tujuan Penelitian ... 5
1.5. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS.... 7
2.1. Landasan Teori ... 7
2.1.1. Modal Intelektual ... 7
2.1.2. Pengungkapan Modal Intelektual ... 8
2.1.3. Nilai Perusahaan ... 9
2.1.4. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) ... 10
2.2. Teori yang Relevan ... 13
2.2.1. Resource-based theory ... 13
2.2.2. Stakeholder theory... 14
2.2.3. Legitimacy theory ... 14
2.2.4 Signalling theory ... 15
2.3. Penelitian Terdahulu ... 16
2.4. Model Penelitian ... 19
2.5. Pengembangan Hipotesis ... 19
2.5.1. Modal Intelektual dan Nilai Perusahaan ... 19
(15)
ii
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 23
3.1. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23
3.2. Data Penelitian ... 23
3.2.1. Jenis dan Sumber Data ... 23
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data ... 24
3.3. Operasional Variabel Penelitian ... 24
3.4.1. Variabel Dependen ... 24
3.4.2. Variabel Independen ... 25
3.4. Metode Analisis Data ... 28
3.4.1. Statistik Deskriptif... 28
3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 29
3.5. Pengujian Hipotesis ... 31
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34
4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 34
4.2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 35
4.3. Hasil Pengujian Asumsi Klasik ... 37
4.3.1. Uji Normalitas ... 37
4.3.2. Uji Multikolonieritas ... 38
4.3.3. Uji Autokorelasi ... 39
4.3.4. Uji Heteroskedastisitas ... 41
4.4. Pengujian Hipotesis ... 42
4.4.1. Koofisien Determinasi... 42
4.4.2. Uji Signifikansi Parameter Individual ... 43
4.5. Pembahasan ... 45
4.5.1. Pengaruh Modal Intelektual terhadap Nilai Perusahaan ... 45
4.5.2. Pengaruh Pengungkapan Modal Intelektual terhadap Nilai Perusahaan ... 46
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ... 48
5.1. Kesimpulan ... 48
5.2. Keterbatasan Penelitian ... 48
5.3. Saran ... 49 DAFTAR PUSTAKA
(16)
iii DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 PROSES PENGAMBILAN SAMPEL Tabel 4.2 HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF Tabel 4.3 HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS Tabel 4.4 HASIL UJI AUTOKORELASI
Tabel 4.5 INTERPRESTASI HASIL AUTOKORELASI DURBIN-WATSON
Tabel 4.6 HASIL UJI GOODNESS OF FIT TEST Tabel 4.7 HASIL UJI STATISTIK T
(17)
v DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL
Lampiran 2 ITEM PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL
Lampiran 3 DATA HASIL PENELITIAN
Lampiran 4 HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF DAN UJI ASUMSI KLASIK
(18)
iv DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 MODEL PENELITIAN Gambar 4.1 HASIL UJI NORMALITAS
Gambar 4.2 HASIL UJI NORMALITAS (GRAFIK) Gambar 4.3 HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
(19)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dinamika bisnis pada abad 21 yang semakin meningkat dipengaruhi dan
ditentukan dari modal intelektual sebagai pengetahuan dasar dan merupakan aset yang sangat bernilai. Para pelaku bisnis mulai menyadari bahwa kemampuan bersaing tidak hanya terletak pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada teknologi, inovasi, sistem informasi, pengelolaan organisasi dan sumber daya organisasi yang dimilikinya. Hal ini menimbulkan tantangan bagi para akuntan untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengungkapkannnya dalam laporan keuangan (Sawarjuwono dan Kadir, 2003). Selain itu, penelitian mengenai modal intelektual dapat membantu Bapepam dan Ikatan Akuntan Indonesia menciptakan standar yang lebih baik dalam pengungkapan modal intelektual.
Dalam sistem manajemen yang berbasis pengetahuan, modal yang konvensional seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan dan aktiva fisik lainnya menjadi kurang penting dibandingkan dengan modal yang berbasis pada pengetahuan dan teknologi. Dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi maka akan dapat diperoleh suatu cara dalam menggunakan sumber daya lainnya secara efisien dan ekonomis yang nantinya akan memberikan keunggulan bersaing (Rupert dalam Sawarjuwono dan kadir, 2003). Salah satu area yang menarik perhatian baik akademisi maupun praktisi adalah pengungkapan modal intelektual
(20)
2
sebagai salah satu instrument untuk menentukan nilai perusahaan (Purnomosidhi, 2006).
Di Indonesia fenomena mengenai modal intelektual mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.19 (revisi 2000) tentang aktiva tidak berwujud (Yuniasih dkk., 2010). Dalam PSAK No. 19 disebutkan bahwa aktiva tidak berwujud adalah aktiva nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif (Ikatan Akuntan Indonesia, 2000).
Beberapa contoh dari aktiva tidak berwujud telah disebutkan dalam PSAK No. 19 (revisi 2000) antara lain ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk/brand names). Selain itu juga disebutkan piranti lunak komputer, hak paten, hak cipta, film gambar hidup, daftar pelanggan, hak penguasaan hutan, kuota impor, waralaba, hubungan dengan pemasok atau pelanggan, kesetiaan pelanggan, hak pemasaran, dan pangsa pasar.
Menurut Wahyu (2009) adanya modal intelektual akan memberikan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saing. Suatu perusahaan yang sukses dalam bisnisnya adalah perusahaan senantiasa meningkatkan nilai dari modal
intelektualnya melalui penciptaan laba (profit generation), strategic positioning (pangsa pasar, kepemimpinan, reputasi), inovasi teknologi, loyalitas konsumen, pengurangan biaya, dan peningkatan produktivitas.
(21)
3
Melalui pasar modal, suatu perusahaan dapat menjual sahamnya kepada publik guna memperoleh sumber dana untuk kegiatan ekspansi atau operasi perusahaan. Peranan pasar modal sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan selalu dianggap menarik oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan biaya untuk penerbitan efek jauh lebih murah dibandingkan mencari pinjaman pada bank atau pihak lain (Wardani dan Fitriati, 2010). Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah
perusahaan yang melakukan emisi perdana saham selama tiga tahun terakhir, yaitu 13 perusahaan pada tahun 2009, naik menjadi 23 perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2010 dan 25 perusahaan pada tahun 2011. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana kepada publik, dan semakin banyaknya perusahaan yang ingin mendapatkan modal melalui alternatif menawarkan sahamnya ke publik, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian tentang modal intelektual pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menarik karena pada penawaran umum saham perdana terdapat informasi yang tidak simetris antara pemilik lama perusahaan dengan investor. Untuk memperkecil informasi yang tidak simetris ini maka pemilik lama harus mengungkapkan informasi yang dimiliki, baik informasi keuangan maupun non keuangan. Perusahaan yang mempunyai laporan intellectual capital tidak efisien dan tidak konsisten, akan mengakibatkan terjadi peningkatan asimetri informasi antara pemilik lama dengan investor potensial, Walker (2006).
Menurut Holland, 2002 (dikutip Sir dkk., 2010), informasi keuangan tidak cukup menjadi dasar bagi investor dalam memberikan penghargaan terhadap perusahaan,
(22)
4
karena lebih didominasi oleh output yang menunjukkan kinerja tentang penciptaan nilai. Meskipun demikian, pengakuan aset tidak berwujud dalam sistem akuntansi tidak cukup. Hal ini dikarenakan beberapa unsur dari aset tidak berwujud tidak dapat dimasukkan dalam laporan keuangan karena masalah identifikasi,
pengakuan dan pengukurannya. Salah satu alternatif yang diusulkan adalah dengan memperluas pengungkapan aset tidak berwujud melalui pengungkapan modal intelektual (Sir dkk., 2010).
Penelitian ini merupakan study peristiwa (event study) yang merupakan sebuah metode statistik untuk mengukur dampak dari suatu peristiwa terhadap nilai perusahaan. Peristiwa dalam penelitian adalah penawaran umum saham perdana (initial public offering), dan fokus penelitian berupa informasi yang disampaikan berupa informasi keuangan dan non keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Widarjo (2011), tentang pengaruh modal intelektual dan pengungkapan modal intelektual terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini mencoba untuk memperbaharui data serta
menggunakan alat ukur baru sehingga diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan gambaran yang sesuai dengan keadaan saat ini.
Berdasarkan latar belakang dan pertimbangan-pertimbangan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapan Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering di BEI”.
(23)
5
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah modal intelektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana?
2. Apakah pengungkapan modal intelektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana?
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah yang ditentukan oleh penulis agar penelitian memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas adalah sebagai berikut:
Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Indonesia dari tanggal 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2012 yang memenuhi kriteria pada penelitian ini.
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang :
1. Pengaruh modal intelektual terhadap nilai perusahaan yang melakukan initial public offering di Bursa Efek Indonesia.
2. Pengaruh Pengungkapan modal intelektual terhadap nilai perusahaan yang melakukan initial public offering di Bursa Efek Indonesia.
(24)
6
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi para akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai pengaruh modal intelektual dan pengungkapan modal intelektual terhadap nilai perusahaan, terutama pada perusahaan yang melakukan initial public offering (IPO).
2. Dalam praktiknya;
a. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi investor yang akan membeli saham dari emiten yang akan melakukan IPO.
b. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
pertimbangan bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya terutama yang berasal dari modal intelektual, serta menjadi pertimbangan dalam mengungkapkan modal intelektual.
(25)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Modal Intelekual
Banyak definisi mengenai modal intelektual menurut peneliti dan kalangan bisnis. Sebagai sebuah konsep, modal intelektual merujuk pada modal-modal non fisik atau modal tidak berwujud (intangible assets) atau tidak kasat mata (invisible) yang terkait dengan pengetahuan dan pengalaman manusia serta teknologi yang digunakan.
Menurut Marr dan Schiuma, 2001 (dakam Solikhah dkk., 2010) Modal intelektual adalah sekelompok aset pengetahuan yang merupakan atribut organisasi dan berkontribusi signifikan untuk meningkatkan posisi persaingan dengan
menambahkan nilai bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Sementara Williams (dalam Purnomosidhi, 2006) mendefinisikan modal intelektual sebagai informasi dan pengetahuan yang diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai.
Secara ringkas Heng (dalam Sangkala, 2006) mengartikan modal intelektual sabagai aset berbasis pengetahuan dalam perusahaan yang menjadi basis
kompetensi inti perusahaan yang dapat mempengaruhi daya tahan dan keunggulan bersaing. Mark Valentine (dalam Sangkala, 2006) mendefinisikan modal
(26)
8
intelektual sebagai hasil dari proses transformasi pengetahuan atau pengetahuan itu sendiri yang di transformasikan dalam aset yang bernilai bagi perusahaan.
Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) (dalam Purnomosidhi, 2005) mendefinisikan modal intelektual sebagai nilai ekonomi dari dua kategori intangibles asset perusahaan yaitu organisational (“structural”) capital, yang meliputi proprietary software system, distribution networks dan supply chains. Kedua, human capital, meliputi human resources baik dalam perusahaan maupun luar perusahaan, seperti customers dan suplier.
2.1.2. Pengungkapan Modal Intelekual
Perubahan lingkungan bisnis saat ini memberikan banyak pengaruh dalam pelaporan keuangan perusahaan, terutama dalam hal penyajian dan penilaian aset tak berwujud menurut Sveiby (dalam Purnomosidhi, 2006). Bentuk laporan yang lebih sempurna saat ini telah menjadi suatu cara untuk memberikan arahan mengenai aturan dan kewajiban bagi karyawan serta bagaimana kontribusi karyawan terhadap penciptaan nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Sujan dan Abeysekera (2007), terhadap 20 perusahaan di Australia yang terdaftar pada bursa efek Australia. Hasil penelitian ini
menunjukkan bagian pengungkapan setiap elemen intellectual capital, dimana 48% indikator digunakan untuk mengungkapkan eksternal capital, 31 % internal capital, dan 21% human capital. Sedangkan penelitian Purnomosidhi (2006), mengenai pengungkapan intellectual capital pada 62 perusahaan publik yang terdaftar di BEI menemukan bahwa rata-rata jumlah item intellectual capital yang
(27)
9
diungkapkan dalam laporan tahunan sebanyak 14 item dari 25 item yang ada (56%).
Menurut Sujan dan Abeysekera (2007), pengungkapan intellectual capital adalah suatu laporan yang dikeluarkan perusahaan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak-pihak yang tidak terlibat dalam pembuatan laporan tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan pihak-pihak tersebut akan informasi.
Pengungkapan intellectual capital dalam laporan tahunan perusahaan tidak
dimasukkan sebagai salah satu elemen dalam neraca walaupun intellectual capital lebih diidentikkan dengan aset tak berwujud karena elemen-elemen pembentuk intellectual capital sulit dikuantifikasikan (Mouritsen dkk., 2001). Dalam PSAK Nomor 19 belum mengatur mengenai identifikasi maupun pengukuran intellectual capital. Maka dari itu, pengungkapan informasi mengenai intellectual capital oleh perusahaan masih bersifat sukarela.
2.1.3. Nilai Perusahaan
Tujuan utama perusahaan meurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm).
Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut akan dijual.
(28)
10
Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisakan sebagai nilai pasar, karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham.
2.1.4. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™)
Seiring dengan perkembangannya, telah dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai modal intelektual. Berdasarkan perkembangan penelitian di bidang sosial, dinyatakan bahwa belum ada teori dan skema klasifikasi dari intellectual capital yang diterima secara umum (Holland dikutip Yusuf dan Sawitri, 2009). Akan tetapi, berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, dapat diidentifikasi bahwa pengukuran metode-metode intellectual capital dapat digolongkan menjadi dua yakni pengukuran dengan penilaian moneter dan pengukuran dengan nilai non-moneter.
Beberapa metode pengukuran intellectual capital dengan penilaian non-moneter, yaitu (Tan dkk., 2007, Iswatia dan Anshori, 2007) :
1.Skandia IC (intellectual capital) Report method; 2.Brooking’s Technology Broker;
3.Balanced Scorecard, oleh Kaplan dan Norton; 4.IC (intellectual capital)-index.
Metode pengukuran intellectual capital dengan penilaian moneter, yaitu :
1.Model Economic Value Added; 2.Model Market-to-Book Value;
(29)
11
3.Metode Tobin’s q; 4.Model Pulic’s VAIC™;
5.Menghitung intangibles value.
Dalam penelitian ini, akan digunakan salah satu dari metode dari model pengukuran dengan penilaian moneter, yaitu metode Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) yang dikembangkan oleh Pulic (2004).
Model VAIC™ menyajikan value added intellectual capital coefficient yang merupakan gabungan dari ketiga keofisien sebagai berikut:
1.The Physical Capital Coefficient
Pyhsical capital coefficient adalah nilai tambah (value added) yang didasarkan pada physical capital. Untuk mendapatkan pengertian secara utuh mengenai efisiensi dari penciptaan nilai (value added) yang berasal dari sumber daya, physical atau financial capital perlu untuk dimasukkan ke dalam formulasi intellectual capital (Pulic, 2004). Hal ini dikarenakan modal intelektual tidak dapat menciptakan nilainya sendiri. Oleh karena itu, financial/physical capital diperlukan supaya modal intelektual dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan.
Physical capital adalah financial capital (modal keuangan), yakni seluruh modal berwujud seperti cash, marketable securities, account receivable, inventories, land, buildings, machinery, equipment, furniture, fixtures, dan vehicles yang dimiliki oleh perusahaan, Huwitz dkk., 2002 (dalam Yusuf dan Sawitri, 2009). Dalam penelitian ini, koefisien physical capital akan dinyatakan dalam variabel
(30)
12
pyhsical capital efficiency (PCE) yang merupakan indikator untuk value added yang dibentuk oleh satu unit physical capital.
2.The Human Capital Coefficient
Dalam sebuah perusahaan sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya penting. Manusia memiliki peran penting karena banyak dari invisible assets perusahaan terdapat pada manusia, Itami, 1987 (dikutip Chang dan Hsieh, 2011). Untuk menjaga bakat setiap individu, perusahaan perlu memotivasi setiap
individu untuk mengkontribusikan keahlian dan kepintaran mereka demi
pencapaian tujuan perusahaan. Edvinsson, 1997 (dalam Chang dan Hsieh, 2011) mengatakan bahwa human capital telah menjadi sumber daya penting untuk inovasi dan strategi pengembangan perusahaan yang tidak bisa dimiliki tetapi hanya bisa disewa oleh perusahaan. Modal manusia juga merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan dan kompetensi dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Dalam penelitian ini, total gaji dan upah merupakan indikator dari modal manusia perusahaan. Koefisien dari human capital di dalam penelitian ini akan dinyatakan dalam variabel human capital coefficient (HCE) yang menunjukkan seberapa banyak value added yang dibentuk dari tiap satuan mata uang (rupiah) yang dikeluarkan untuk membayar karyawan yang ada dan bekerja di perusahaan.
3.The Structural Capital Coefficient
Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis
(31)
13
secara keseluruhan, misalnya sistem operasional perusahaan, jaringan distribusi, proses manufakturing, budaya organisasi, filosofi manajemen, dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki oleh perusahaan. Structural capital
mencerminkan kemampuan perusahaan yang berasal dari sistem, proses, struktur, budaya, strategi, kebijakan dan kemampuan perusahaan melakukan inovasi.
Dalam metode Pulic (2004) menyatakan bahwa, structural capital merupakan value added dikurangi dengan human capital. Hal ini disebabkan, karena semakin besar kontribusi dari structural capital, maka semakin sedikit kontribusi human capital dalam proses penciptaan nilai. Ini berarti bahwa, semakin besar pengaruh structural capital didalam kegiatan operasional perusahaan, maka semakin sedikit keterlibatan karyawan di dalam suatu sistem operasional perusahaan. Di dalam penelitian ini, koefisien structural capital akan menjadi variabel structural capital coefficient (SCE) yang mengukur jumlah structural capital yang diperlukan untuk menghasilkan satu Rupiah dari value added dan mengindikasikan peran structural capital dalam penciptaan nilai (Pulic, 2004).
2.2. Teori yang Relevan 2.2.1. Resource-based theory
Resource-based theory merupakan suatu pemikiran yang berkembang dalam teori manajemen strategik dan keunggulan kompetitif perusahaan yang meyakini bahwa perusahaan akan mencapai keunggulan apabila memiliki sumber daya yang unggul (Solikhah dkk., 2010).
Wernerfelt (1984) menjelaskan bahwa menurut pandangan Resource-Based Theory perusahaan akan unggul dalam persaingan usaha dan mendapatkan kinerja
(32)
14
keuangan yang baik dengan cara memiliki, menguasai dan memanfaatkan aset-aset strategis yang penting (aset-aset berwujud dan tidak berwujud). Belkaoui, 2003 (dalam Yuniasih dkk., 2010) menyatakan strategi yang potensial untuk
meningkatkan kinerja perusahaan adalah dengan menyatukan aset berwujud dan aset tidak berwujud.
2.2.2. Stakeholder theory
Stakeholder theory menyatakan bahwa semua stakeholder mempunyai hak untuk memperoleh informasi mengenai aktifitas perusahaan yang mempengaruhi
mereka. Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap powerfull. Kelompok stakeholder inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan dalam mengungkapkan dan/atau tidak mengungkapkan suatu informasi di dalam laporan keuangan (Ulum dkk., 2008).
Dalam konteks ini pula para stakeholder memiliki kewenangan untuk mempengaruhi manajemen dalam proses pemanfaatan seluruh potensi yang dimiliki oleh organisasi, baik karyawan (human capital), aset fisik (physical capital) maupun structural capital. Karena hanya dengan pengelolaan yang baik dan maksimal atas seluruh potensi inilah organisasi akan dapat menciptakan value added untuk kemudian mendorong kinerja keuangan dan nilai perusahaan yang merupakan orientasi para stakeholder dalam mengintervensi manajemen.
2.2.3. Legitimacy theory
Legitimacy theory menurut pandangan teori legitimasi, organisai secara berkelanjutan mencari cara untuk menjamin keberlangsungan usaha mereka berada dalam batas dan norma yang berlaku di masyarakat. Teori ini berdasar
(33)
15
pada pernyataan bahwa terdapat sebuah kontrak sosial antara organisasi dengan lingkungan di mana organisasi tersebut menjalankan usahanya.
Legitimacy theory sangat erat hubungannya dengan pelaporan modal intelektual dan penggunaan metode content analysis untuk mengukur keluasan pelaporan modal intelektual. Perusahaan akan melaporkan modal intelektual jika manajemen merasa perlu melakukannya karena tidak dapat meligitimasi statusnya melalui aktiva berwujud (hard assets) yang dikenal sebagai suatu simbol keberhasilan perusahaan. Keluasan pelaporan modal intelektual paling baik diukur dengan menggunakan content analysis. Dengan demikian, antara legitimacy theory, modal intelektual, dan content analysis saling berkaitan (Purnomosidhi, 2006).
2.2.4. Signalling theory
Signalling theory mengindikasikan bahwa organisasi akan berusaha untuk menunjukkan sinyal berupa informasi positif kepada investor potensial melalui pengungkapan dalam laporan keuangan (Miller dan Whiting, 2005).
Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analis is untuk mengambil keputusan investasi.
(34)
16
Pada penawaran umum saham perdana terdapat asimetri informasi antara pemilik lama dengan investor potensial mengenai prospek perusahaan di masa depan. Leland dan Pyle, 1977 (dalam Hartono, 2006) menyatakan bahwa sinyal adalah tindakan yang dilakukan oleh pemilik lama dalam mengkomunikasikan informasi yang dimilikinya kepada investor. Pemilik lama memiliki motivasi untuk
mengungkapkan informasi privat secara sukarela karena mereka berharap
informasi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai sinyal positif mengenai kinerja perusahaan dan mampu mengurangi asimetri informasi.
2.3. Penelitian Terdahulu
Hasil Penelitian-penelitian Terdahulu Mengenai Modal Intelektual dan Nilai Perusahaan
Chen dkk., (2005), Firer dan Williams (2003), dan Tan dkk., (2007) telah membuktikan secara empiris bahwa modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dan nilai pasar.
Chen dkk., (2005) meneliti hubungan antara intellectual capital dengan nilai pasar dan kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan model Pulic (VAIC™). Chen dkk., (2005) menggunakan sampel perusahaan publik di Taiwan tahun 1992-2002 dengan menggunakan analisis regresi. Hasilnya menunjukkan bahwa IC berpengaruh positif terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan.
Firer dan Williams (2003) meneliti hubungan antara modal intelektual yang diukur dengan VAIC™ dengan kinerja perusahaan dan nilai pasar pada 75
perusahaan di Afrika Selatan yang terdaftar di Johannesburg stock exchange (JSE) tahun 2001 dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Penelitian
(35)
17
mereka tidak dapat menemukan hubungan yang kuat antara intellectual capital dengan profitabilitas perusahaan.
Tan dkk., (2007) menemukan hubungan positif antara modal intelektual
perusahaan dan kinerja perusahaan dan kinerja masa depan dalam penelitiannnya. Penelitian tersebut menggunakan sampel 150 perusahaan yang terdaftar di
Singapore stock exchange (SGX).
Selain itu, Najibullah (2005) melakukan penelitian tentang hubungan intellectual capital terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan di perusahaan perbankan Bangladesh, dimana hasil dari penelitian tersebut intellectual capital yang diukur menggunakan VAIC™ berpengaruh terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan.
Ulum dkk., (2008) melakukan studi tentang modal intelektual dengan
menggunakan sampel perusahaan perbankan di Indonesia. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa modal intelktual yang diukur dengan VAIC™ terbukti secara statistik berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dan kinerja perusahaan di masa depan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Iswatia dan Anshori (2007) dan Sianipar (2009) juga menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara modal intelektual dengan kinerja perusahaan.
Hasil Penelitian-penelitian Lain Terdahulu mengenai Pengungkapan Modal Intelektual dan Nilai Perusahaan
Dalam beberapa penelitian terdahulu terdapat bukti empiris yang menyatakan pengaruh pengungkapan sukarela dan pengungkapan modal intelektual terhadap nilai perusahaan atau kapitalisasi pasar, walaupun bukan dalam konteks IPO. Healy dkk., (1999) menyatakan bahwa tingkat pengungkapan informasi yang
(36)
18
tinggi akan mengarahkan investor untuk merevisi penilaian mereka terhadap harga saham perusahaan dan meningkatkan likuiditas sahamnya, serta menciptakan nilai institusional tambahan dan meningkatkan ketertarikan para analis akan surat berharga. Hasil penelitian Healy dkk., (1999) mengindikasikan bahwa
pengungkapan modal intelektual yang makin tinggi akan memberikan informasi yang kredibel atau dapat dipercaya, dan akan mengurangi kesalahan investor dalam mengevaluasi harga saham perusahaan, sekaligus meningkatkan kapitalisasi pasar.
Abdolmohammadi (2005) membuktikan bahwa jumlah pengungkapan komponen modal intelektual dalam laporan tahunan berpengaruh signifikan terhadap nilai kapitalisasi pasar perusahaan. Artinya, perusahaan yang mengungkapkan lebih banyak komponen modal intelektual dalam laporan tahunannya cenderung memiliki nilai kapitalisasi pasar yang lebih tinggi.
Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Soelistijono Boedi (2008), yang menemukan pengungkapan komponen modal intelektual dalam laporan tahunan tidak mempengaruhi kapitalisasi pasar perusahaan. Penelitian tersebut
menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di BEJ dari tahun 2002-2006, analisis yang digunakan analisis regresi berganda.
Selain itu, Widarjo (2011) menemukan hubungan yang positif antara
pengungkapan modal intelektual dan nilai perusahaan setelah penawaran umum saham perdana. Semakin tinggi pengungkapan modal intelektual maka semakin tinggi nilai perusahaan. Penelitian tersebut menggunakan sampel 31 perusahaan yang melakukan IPO di BEI dari tahun 1999-2007.
(37)
19
2.4. Model Penelitian
Dari penjelasan tinjauan teoritis dan hasil dari penelitian-penelitian terdahulu maka yang menjadi variable-variabel dalam penelitian ini adalah modal intelektual dan pengungkapan modal intelektual sebagai variable independen (bebas) dan nilai perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana (IPO) sebagai variable dependen (terikat).
Gambar 2.1. Model Peneltian
2.5. Pengembangan Hipotesis
2.5.1. Modal Intelektual dan Nilai Perusahaan
Hipotesis ini dibangun berdasarkan teori Resource-based theory. Resource-based theory berasumsi bahwa bahwa perusahaan akan mencapai keunggulan apabila memiliki sumber daya yang unggul. Wernerfelt (1984) menjelaskan bahwa menurut pandangan Resource-Based Theory perusahaan akan unggul dalam persaingan usaha dan mendapatkan kinerja keuangan yang baik dengan cara memiliki, menguasai dan memanfaatkan aset-aset strategis yang penting (aset berwujud dan tidak berwujud). Belkaoui, 2003 (dalam Yuniasih dkk., 2010)
Nilai Perusahaan Pengungkapan
Modal Intelektual Modal Intelektual
(38)
20
menyatakan strategi yang potensial untuk meningkatkan kinerja perusahaan adalah dengan menyatukan aset berwujud dan aset tidak berwujud.
Praktik akuntansi konservatif menekankan bahwa investasi perusahaan dalam intellectual capital yang disajikan dalam laporan keuangan, dihasilkan dari peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai buku. Jadi, jika misalnya pasarnya efisien, maka investor akan memberikan nilai yang tinggi terhadap perusahaan yang memiliki modal intelektual lebih besar, Riahi-Belkaoui, 2003; Firer dan Williams, 2003 (dalam Ulum dkk., 2008).
Beberapa penelitian terdahulu membuktikan bahwa modal intelektual berperan penting dalam peningkatan nilai perusahaan. Chen dkk., (2005), Firer dan Williams (2003), dan Tan dkk., (2007) telah membuktikan secara empiris bahwa modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dan nilai pasar. Berdasarkan teori dan temuan penelitian terdahulu, maka hipotesis pertama dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Modal intelektual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana.
2.5.2. Pengungkapan Modal Intelektual dan Nilai Perusahaan
Hipotesis ini dibangun berdasarkan dua teori yaitu teori Stakeholder dan teori legitimacy. Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap powerfull. Kelompok stakeholder (meliputi pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, kreditor, pemerintah, dan masyarakat) inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan dalam mengungkapkan dan/atau tidak mengungkapkan suatu informasi di dalam laporan keuangan.
(39)
21
Dalam teori legitimacy telah dijelaskan bahwa organisai secara berkelanjutan mencari cara untuk menjamin keberlangsungan usaha mereka berada dalam batas dan norma yang berlaku di masyarakat. Teori ini berdasar pada pernyataan bahwa terdapat sebuah kontrak sosial antara organisasi dengan lingkungan di mana organisasi tersebut menjalankan usahanya. Lindblom (1994 dalam Guthrie et al., 2006) menyarankan jika suatu organisasi menganggap bahwa legitimasinya sedang dipertanyakan, organisasi tersebut dapat mengadopsi sejumlah strategi yang agresif. Pertama, organisasi dapat mencari jalan untuk mendidik dan
menginformasikan kepada stakeholdernya perubahan-perubahan pada kinerja dan aktifitas organisasi. Kedua, organisasi dapat mencari cara untuk mengubah persepsi stakeholder, tanpa mengubah perilaku sesungguhnya dari organisasi tersebut. Ketiga, organisasi dapat mencari cara untuk memanipulasi persepsi stakeholder dengan cara mengarahkan kembali (memutar balik) perhatian atas isu tertentu kepada isu yang berkaitan lainnya dan mengarahkan ketertarikan pada simbol-simbol emosional Guthrie et al. (2006).
Dalam konteks IPO, hipotesis kedua penelitian ini juga didasarkan pada teori signaling theory. Pada penawaran umum saham perdana terdapat asimetri informasi antara pemilik lama dengan investor potensial mengenai prospek perusahaan di masa depan. Leland dan Pyle, 1977 (dalam Hartono, 2006) menyatakan bahwa sinyal adalah tindakan yang dilakukan oleh pemilik lama dalam mengkomunikasikan informasi yang dimilikinya kepada investor. Pemilik lama memiliki motivasi untuk mengungkapkan informasi privat secara sukarela karena mereka berharap informasi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai sinyal positif mengenai kinerja perusahaan dan mampu mengurangi asimetri informasi.
(40)
22
Beberapa penelitian terdahulu membuktikan bahwa pengungkapan modal intelektual berperan penting dalam peningkatan nilai perusahaan. Healy dkk., (1999), Abdolmohammadi (2005), dan Widarjo (2011) telah membuktikan secara empiris bahwa pengungkapan modal intelektual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan kapitalisasi pasar. Berdasarkan teori dan temuan penelitian
terdahulu, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H2 : Pengungkapan modal intelektual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana.
(41)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 sampai dengan 2012.
Pemilihan sampel penelitian dilakukan secara purposive sampling untuk mendapatkan sampel yang dapat mewakili kriteria yang ditentukan :
1. Seluruh saham yang ditawarkan kepada publik merupakan saham perdana. 2. Perusahaan termasuk dalam jenis industri perbankan, keuangan,
telekomunikasi, elektronik, komputer dan multimedia, automotif, dan farmasi, karena jenis industri ini memiliki aset modal intelektual yang intensif (Firrer dan William, 2003).
3.2. Data Penelitian
3.2.1. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dengan periode pengamatan mulai 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
(42)
24
2. Data tentang harga penutupan per lembar saham pada hari pertama pasar sekunder yang diperoleh dari situs yahoo finance.
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data
Metoda pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi dimana penulis mengumpulkan data yang didapatkan dari berbagai sumber antara lain data yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012, dari literatur, jurnal-jurnal dan sumber lain yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian.
3.3. Operasional Variabel Penelitian 3.3.1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen (variable terikat) adalah variabel utama yang menjadi sasaran penelitian. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan, yaitu nilai pasar perusahaan pada hari pertama di pasar sekunder (initial market value). Nilai dari variabel ini diperoleh dengan mengalikan jumlah seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dengan harga penutupan per lembar saham pada hari pertama pasar sekunder (Hartono, 2006).
Variabel nilai perusahaan yang diukur dengan harga penutupan per lembar saham pada hari pertama pasar sekunder dikalikan dengan jumlah seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh cenderung memiliki nilai standar deviasi yang tinggi. Hal ini mengakibatkan data tidak normal dan adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2006), sehingga perlu ditransformasikan dalam logaritma natural.
(43)
25
3.3.2. Variabel Independen (X)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variable dependen, variabel independen dalam penelitian ini adalah modal intelektual dan
pengungkapan modal intelektual.
1. Modal Intelektual
Modal intelektual adalah nilai ekonomi dari dua kategori intangibles asset
perusahaan yaitu organisational (“structural”) capital, yang meliputi proprietary software system, distribution networks dan supply chains. Kedua, human capital, meliputi human resources baik dalam perusahaan maupun luar perusahaan, seperti customers dan supplier.
Dalam penelitian ini value added intellectual capital coefficient (VAIC™) yang dikembangkan oleh Pulic (2004), digunakan untuk menghitung modal intelektual.
Rumus perhitungan VAIC™ adalah sebagai berikut :
1. Menghitung Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™)
VAIC™ mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance Indikator). VAIC™ merupakan penjumlahan dari komponen, yaitu : PCE, dan ICE (HCE + SCE).
VAIC™ = ICE + PCE
2. Menghitung Intellectual Capital Efficiency (ICE) ICE = HCE + SCE
Dimana :
(44)
26
HCE = Human Capital Efficiency SCE = Structural Capital Efficiency
3. Menghitung Human Capital Efficiency (HCE) HCE = VA/HC
Dimana:
HCE = Human Capital Efficiency : rasio dari VA terhadap HC VA = value added
HC = Human Capital : total beban gaji atau biaya karyawan perusahaan
Beban gaji dalam penelitian ini menggunakan jumlah beban gaji dan karyawan yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan.
4. Menghitung Structural Capital Efficiency (SCE) SCE = SC/VA
Dimana :
SCE = Structural Capital Efficiency : rasio dari SC terhadap VA SC = Structural Capital : VA – HC
VA = Value Added
5. Menghitung Physical Capital Efficiency (PCE) PCE = VA/Asset
Dimana:
PCE = Physical Capital Efficiency VA = Value Added
(45)
27
6. Menghitung value added (VA) VA = P + C + D + A Dimana :
VA = Value added
P = Company operating profit
C = Personnel costs consisting of salaries and social costs D = Depreciations in company assets
A = Amortizations in company assets
2. Pengungkapan Modal Intelektual
Selain modal intelektual yang diproksikan dengan VAIC™, variabel independen lainnya adalah pengungkapan modal intelektual. Pengungkapan modal intelektual diproksikan dengan indeks pengungkapan modal intelektual. Indeks
pengungkapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks pengungkapan modal intelektual yang digunakan oleh Bukh, et al (2005). Indeks ini terdiri dari 78 item yang diklasifikasikan ke dalam enam kategori berikut ini.
1. Employees (27 item) 2. Customers (14 item)
3. Information Technology (IT) (5 item) 4. Processes (8 item)
5. Research Development (R&D) (9 item) 6. Strategic Statement (15 item)
Penelitian ini menggunakan teknik analisis konten (content analysis) dengan bentuk yang paling sederhana untuk mengukur pengungkapan modal intelektual
(46)
28
yang dilakukan oleh perusahaan. Pemberian skor untuk item pengungkapan dilakukan dengan menggunakan skala dikotomi tidak tertimbang, dimana 1 untuk yang melakukan pengungkapan atau 0 untuk yang tidak mengungkapkan pada masing-masing item. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh total skor pengungkapan untuk setiap perusahaan.
Rasio tingkat pengungkapan modal intelektual dari masing-masing peruasahaan diperoleh dengan membagi total skor pengungkapan pada setiap perusahaan dengan total item dalam indek pengungkapan modal intelektual. Persentase pengungkapan modal intelektual dihitung dengan rumus berikut:
ICD = ∑
∑ x 100% Dimana :
ICD = Persentase pengungkapan modal intelektual perusahaan DItem = Total skor pengungkapan modal intektual
ADItem = Total item dalam indeks pengungkapan modal intelektual
3.4. Metode Analisis Data 3.4.1. Statistik Deskriptif
Data yang dikumpulkan dalam penelitian dan diolah, kemudian dianalisis dengan alat statistik yaitu statistik deskriptif. Pengujian statistik desktiptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(47)
29
modal intelektual, pengungkapan modal intelektual dan nilai perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana.
3.4.2. Uji Asumsi Klasik
Untuk menentukan ketepatan model, perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yaitu: uji normalitas, multikolinearitas, heterokedastisitas dan autokorelasi yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Sebelum melakukan uji statistik langkah awal yang harus dilakukan adalah screening terhadap data yang akan diolah. Analisis regresi mensyaratkan data-data berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah regresi yang memiliki distribusi data yang normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji normalitas digunakan beberapa cara yaitu melalui histogram, grafik dan melalui pengujian statistik melalui uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Dalam histogram residual berdistribusi normal dapat dilihat dari bentuk histogram yang simetris, tidak menceng ke kanan atau ke kiri. Dalam uji grafik yaitu normal probability plot, residual berdistribusi normal apabila plot menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sebaliknya jika plot residual menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak
mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan melalui uji statistik Kolmogorov-Smirnov residual berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
(48)
30
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel-variabel independen. Jika variabel-variabel saling berkorelasi, maka variabel-variabel tidak orthogonal. variabel orthogonal adalah variable bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas adalah nol.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan korelasi antar varibel-variabel independen yang akan digunakan dalam persamaan regresi dengan menghitung nilai tolerance dan VIF (Variance Information Factors). Apabila nilai VIF dibawah 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas dan apabila nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka dapat dikatakan bahwa model terbebas dari multikoliniaritas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Untuk melihat adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik Durbin-Watson (D-W).
e. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
(49)
31
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot. Apabila titik-titik membentuk pola tertentu pada scatterplot, maka dapat disimpulkan terdapat heteroskedastisitas dan model regresi harus diperbaiki. Sedangkan jika titik-titik menyebar secara acak serta menyebar baik di atas maupun di bawah angka 0 sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan regresi dapat dipergunakan untuk memprediksi.
3.5. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen.Variabel independen dalam penelitian ini adalah modal intelektual dan pengungkapan modal intelektual. Variabel dependen yang dipakai dalam hipotesis ini adalah nilai Perusahaan.
Model regresi linear berganda untuk penelitian ini sebagai berikut: LnV = + IC + ICD + e
Dimana:
LnV = Logaritma Natural Nilai Perusahaan. IC = Intellectual Capital.
ICD = Intellectual Capital Disclosure. = Konstanta.
= Koefisien Regresi.
e = Error terms.
Data diolah dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS 18.0. (Statistical Program For Social Science) dengan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05).
(50)
32
Analisis terhadap hasil regresi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat
menjelaskan variabel terikat. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat terbatas, sebaliknya semakin besar nilai R2 maka makin besar kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat.
2. Uji signifikansi parameter individual
Uji parameter individual menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/bebas secara individual dalam menjelaskan variabel terikat. Dengan memasukkan variabel IC (modal intelektual), ICD (pengungkapan modal
intelektual) dan LnV (logaritma natural nilai perusahaan) kemudian akan muncul hasil/output berupa angka pada kolom Sig. dalam tabel Coefficients, dari hasil pengujian didapat t hitung (t) dan tingkat signifikansi (Sig.) yang menunjukkan tingkat signifikan atau pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, angka ini akan menjelaskan hubungan antara variabel-variabel IC (modal intelektual), ICD (pengungkapan modal intelektual) dan LnV
(logaritma natural nilai perusahaan) secara terpisah.
Pengujian hipotesis koefisien regresi dengan menggunakan uji t menggunakan SPSS pada tingkat kepercayaan 95% dan error 5%, dengan hipotesis yang diajukan:
H1 : Modal intelektual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana.
(51)
33
H2: Pengungkapan modal intelektual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana.
Pengambilan keputusan (berdasarkan probabilitas): 1. H1 dan H2 diterima, jika P-value ≤ 0,05 2. H1 dan H2 ditolak, jika P-value > 0,05
(52)
48
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari modal intelektual dan pengungkapan modal intelektual terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 sampai 2012. Berdasarkan hasil dan analisis data maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Modal Intelektual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
2. Pengungkapan Modal Intelektual berpengaruh positif secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian dengan hasil yang lebih baik, yaitu:
1. Penelitian ini menggunakan metode tidak langsung dalam mengukur modal intelektual yaitu VAIC, dimana dalam beberapa penelitian yang
(53)
49
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya 20 sampel perusahaan yang melakukan IPO di BEI. Hal ini dikarenakan sulitnya memperoleh data prospektus perusahaan.
5.3. Saran
Dari hasil penelitian ini, penulis menyampaikan saran sebagai berikut: 1. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel
penelitian.
2. Peneliti selanjutnya juga dapat mengembangkan penelitian ini dengan
menggunakan metode langsung dalam mengukur modal intelektual, misalnya dengan balance score card atau real options model.
(54)
DAFTAR PUSTAKA
Boedi, Soelistijono. 2008. “Pengungkapan Intellectual Capital dan Kapitalisasi Pasar (studi empiris pada perusahaan publik di indonesia)”. Tesis S2 Program Studi Magister Sains Akuntansi Undip, Semarang.
Bukh, P. N., Nielsen C., Gormsen, P. dan Mouritsen, J. 2005. “Disclosure of information on intellectual capital in Danish IPO prospectuses”. Accounting, Auditing & Accountability Journal. Vol. 18, No. 6, hlm. 713-732.
Chang W. S., Hsieh, J. J. 2011. Exploring A Human Capital Driven Intellectual Capital Framework: Evidence from Information Technology Industry in Taiwan. European Journal of Social Sciences. Vol. 21, No. 3, hlm. 392-404. Chen, M. C., Cheng, S. J., & Hwang, Y. 2005. “An Empirical Investigation of
The Relationship Between Intellectual Capital and Firms’ Market Value and Financial Performance”. Journal of Intellectual Capital, Vol. 6, No. 3, hlm. 159-176.
Firer, S., & Williams, S. M. 2003. “Intellectual Capital and Traditional Measures of Corporate Performance”. Journal of Intellectual Capital, Vol. 4, No. 3, hlm. 348-360.
Ghozali, Imam. 2006. ”Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”. Badan penerbit UNDIP : Semarang.
Hartono. 2006. “Analisis Retensi Kepemilikan Pada Penerbitan Saham Perdana Sebagai Sinyal Nilai Perusahaan”. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol. 6, No. 2, hlm. 141-162.
Healy, P. M.,Hutton, A., dan K. G. Palepu. 1999. “Stock performance and intermediation changes surrounding sustained increases in disclosure”. Contemporary Accounting Research. Vol. 16, hlm. 485-520.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2000. “Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 19”. IAI. Jakarta.
Iswati, S. dan M. Anshori. 2007. “The Influence of Intellectual Capital to Financial Performance at Insurance Companies in Jakarta Stock Exchange (JSE)”. Proceedings of the 13th Asia Pacific Management Conference. Melbourne, Australia: 1393-1399.
(55)
Kuryanto, B., Syafruddin, M. 2008. “Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak. Miller, J. C., dan Whiting, R.H. 2005. “Voluntary Disclosure of Intellectual
Capital and the “Hidden Value”“. AFAANZ Conference, Melbourne, 3-5 Juli 2005.
Mohammad J Abdolmohammadi. 2005. “Intellectual Capital and Market
Capitalization”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 6, No. 3, hlm. 397-416. Mouritsen, J., Larsen, H., Bukh, P.N. and Johansen, M. 2001. “Reading an
Intellectual Capital Statement: Describing and prescribing knowledge management strategies”. Journal of Intellectual Capital Vol. 2, No.4, hlm. 359-383.
Najibullah, Syed. 2005. “An Empirical Investigation of The Relationship Between Intellectual Capital and Firm’s Market Value and Financial Performance : in Context of Commercial Banks of Bangladesh”.
Pulic, A. 2004. “Intellectual Capital: Does it Create or Destroy Value?”. Measuring Business Excellence. Vol. 8, No. 1, hlm. 62-68.
Purnomosidhi, Bambang. 2006. “Praktik Pengungkapan Modal Intelektual Pada Perusahaan Publik di BEJ”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 9 No. 1. Sangkala. 2006. Intellectual Capital Management. Jakarta: YAPENSI.
Sawarjuwono Tjiptohadi, dan Kadir, Agustin Prihatin. 2003. “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 5, No. 1, hlm. 35-57.
Sianipar, M. 2009. “The Impact of Intellectual Capital Towards Financial Profitability and Investors’ Capital Gain on Shares: An
EmpiricalInvestigation of Indonesian Banking and Insurance Sector for Year 2005-2007”. Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang
Sir, J., Subroto, B. & Chandharin, G. 2010. “Intellectual Capital dan Return Saham (Studi Peristiwa Pada Perusahaan Publik di Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
Sujan, A. dan Abeysekera, I. 2007. “Intellectual Capital reporting practices of the top Australian firms. Australian Accounting Review. Vol. 17, No. 2, hlm. 71-83.
Solikhah, B., Rohman A. dan Meiranto, W. 2010. ” Implikasi Intellectual Capital terhadap Financial Performance, Growth dan Market Value; Studi empiris dengan pendekatan simplistic specification”. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
(56)
Tan, Hong P., Plowman, D. dan Hancock, P. 2007. “Intellectual Capital and Financial Returns of Companies”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 8, No. 1, hlm. 76-95.
Tim Penyusun. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandarlampung.
Ulum, Ihyaul, Imam Ghozali & Anis Chariri. 2008. “Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Square”. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.
Wahyu, Sri L. 2009. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela
Modal Intelektual (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Listing di BEI)”. Tesis S2 Program Studi Magister Sains Akuntansi Undip, Semarang.
Wardani, Sinta & Fitriarti, Rachma. 2010. “Analisis Komparasi Profitabilitas
Sebelum dan Sesudah Penawaran Umum Saham Perdana”. Jurnal Ilmu
Administrasi dan Organisasi. Vol. 17, No. 3, hlm. 90-100.
Yuniasih, Ni W., Wirama, Dewa, G. dan Badera, I Dewa, N. 2010. “Eksplorasi Kinerja Pasar Perusahaan : Kajian Berdasarkan Modal Intelektual (Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Yusuf dan Sawitri, P. 2009. “Modal Intelektual dan Market Performance
Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Proceeding PESAT. Vol. 13.
______________www.idx.co.id
______________www.yahoofinance.com
______________www.google.com ______________www.wikipedia.com
(1)
33
H2: Pengungkapan modal intelektual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana.
Pengambilan keputusan (berdasarkan probabilitas): 1. H1 dan H2 diterima, jika P-value ≤ 0,05 2. H1 dan H2 ditolak, jika P-value > 0,05
(2)
48
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari modal intelektual dan pengungkapan modal intelektual terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 sampai 2012. Berdasarkan hasil dan analisis data maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Modal Intelektual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
2. Pengungkapan Modal Intelektual berpengaruh positif secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian dengan hasil yang lebih baik, yaitu:
1. Penelitian ini menggunakan metode tidak langsung dalam mengukur modal intelektual yaitu VAIC, dimana dalam beberapa penelitian yang
(3)
49
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya 20 sampel perusahaan yang melakukan IPO di BEI. Hal ini dikarenakan sulitnya memperoleh data prospektus perusahaan.
5.3. Saran
Dari hasil penelitian ini, penulis menyampaikan saran sebagai berikut: 1. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel
penelitian.
2. Peneliti selanjutnya juga dapat mengembangkan penelitian ini dengan
menggunakan metode langsung dalam mengukur modal intelektual, misalnya dengan balance score card atau real options model.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Boedi, Soelistijono. 2008. “Pengungkapan Intellectual Capital dan Kapitalisasi Pasar (studi empiris pada perusahaan publik di indonesia)”. Tesis S2 Program Studi Magister Sains Akuntansi Undip, Semarang.
Bukh, P. N., Nielsen C., Gormsen, P. dan Mouritsen, J. 2005. “Disclosure of information on intellectual capital in Danish IPO prospectuses”. Accounting, Auditing & Accountability Journal. Vol. 18, No. 6, hlm. 713-732.
Chang W. S., Hsieh, J. J. 2011. Exploring A Human Capital Driven Intellectual Capital Framework: Evidence from Information Technology Industry in Taiwan. European Journal of Social Sciences. Vol. 21, No. 3, hlm. 392-404. Chen, M. C., Cheng, S. J., & Hwang, Y. 2005. “An Empirical Investigation of
The Relationship Between Intellectual Capital and Firms’ Market Value and Financial Performance”. Journal of Intellectual Capital, Vol. 6, No. 3, hlm. 159-176.
Firer, S., & Williams, S. M. 2003. “Intellectual Capital and Traditional Measures of Corporate Performance”. Journal of Intellectual Capital, Vol. 4, No. 3, hlm. 348-360.
Ghozali, Imam. 2006. ”Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”. Badan penerbit UNDIP : Semarang.
Hartono. 2006. “Analisis Retensi Kepemilikan Pada Penerbitan Saham Perdana Sebagai Sinyal Nilai Perusahaan”. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol. 6, No. 2, hlm. 141-162.
Healy, P. M.,Hutton, A., dan K. G. Palepu. 1999. “Stock performance and intermediation changes surrounding sustained increases in disclosure”. Contemporary Accounting Research. Vol. 16, hlm. 485-520.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2000. “Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 19”. IAI. Jakarta.
Iswati, S. dan M. Anshori. 2007. “The Influence of Intellectual Capital to Financial Performance at Insurance Companies in Jakarta Stock Exchange (JSE)”. Proceedings of the 13th Asia Pacific Management Conference. Melbourne, Australia: 1393-1399.
(5)
Kuryanto, B., Syafruddin, M. 2008. “Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak. Miller, J. C., dan Whiting, R.H. 2005. “Voluntary Disclosure of Intellectual
Capital and the “Hidden Value”“. AFAANZ Conference, Melbourne, 3-5 Juli 2005.
Mohammad J Abdolmohammadi. 2005. “Intellectual Capital and Market
Capitalization”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 6, No. 3, hlm. 397-416. Mouritsen, J., Larsen, H., Bukh, P.N. and Johansen, M. 2001. “Reading an
Intellectual Capital Statement: Describing and prescribing knowledge management strategies”. Journal of Intellectual Capital Vol. 2, No.4, hlm. 359-383.
Najibullah, Syed. 2005. “An Empirical Investigation of The Relationship Between Intellectual Capital and Firm’s Market Value and Financial Performance : in Context of Commercial Banks of Bangladesh”.
Pulic, A. 2004. “Intellectual Capital: Does it Create or Destroy Value?”. Measuring Business Excellence. Vol. 8, No. 1, hlm. 62-68.
Purnomosidhi, Bambang. 2006. “Praktik Pengungkapan Modal Intelektual Pada Perusahaan Publik di BEJ”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 9 No. 1. Sangkala. 2006. Intellectual Capital Management. Jakarta: YAPENSI.
Sawarjuwono Tjiptohadi, dan Kadir, Agustin Prihatin. 2003. “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 5, No. 1, hlm. 35-57.
Sianipar, M. 2009. “The Impact of Intellectual Capital Towards Financial Profitability and Investors’ Capital Gain on Shares: An
EmpiricalInvestigation of Indonesian Banking and Insurance Sector for Year 2005-2007”. Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang
Sir, J., Subroto, B. & Chandharin, G. 2010. “Intellectual Capital dan Return Saham (Studi Peristiwa Pada Perusahaan Publik di Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
Sujan, A. dan Abeysekera, I. 2007. “Intellectual Capital reporting practices of the top Australian firms. Australian Accounting Review. Vol. 17, No. 2, hlm. 71-83.
Solikhah, B., Rohman A. dan Meiranto, W. 2010. ” Implikasi Intellectual Capital terhadap Financial Performance, Growth dan Market Value; Studi empiris dengan pendekatan simplistic specification”. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
(6)
Tan, Hong P., Plowman, D. dan Hancock, P. 2007. “Intellectual Capital and Financial Returns of Companies”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 8, No. 1, hlm. 76-95.
Tim Penyusun. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandarlampung.
Ulum, Ihyaul, Imam Ghozali & Anis Chariri. 2008. “Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Square”. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.
Wahyu, Sri L. 2009. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela
Modal Intelektual (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Listing di BEI)”. Tesis S2 Program Studi Magister Sains Akuntansi Undip, Semarang.
Wardani, Sinta & Fitriarti, Rachma. 2010. “Analisis Komparasi Profitabilitas
Sebelum dan Sesudah Penawaran Umum Saham Perdana”. Jurnal Ilmu
Administrasi dan Organisasi. Vol. 17, No. 3, hlm. 90-100.
Yuniasih, Ni W., Wirama, Dewa, G. dan Badera, I Dewa, N. 2010. “Eksplorasi Kinerja Pasar Perusahaan : Kajian Berdasarkan Modal Intelektual (Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Yusuf dan Sawitri, P. 2009. “Modal Intelektual dan Market Performance
Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Proceeding PESAT. Vol. 13.
______________www.idx.co.id
______________www.yahoofinance.com
______________www.google.com ______________www.wikipedia.com